Anda di halaman 1dari 15

Pengaruh ROA, ROE, dan NPM Terhadap Pertumbuhan Laba

Pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang


Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Anggi Maharani Safitri1* dan Mukaram2

1
Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Bandung, Indonesia
2
Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Bandung, Indonesia

Abstract:
The purpose of this research to analyze the effect of return on asset, return on equity, net
profit margin on profit growth partially of consumer goods industry companies that were
listed in Indonesia stock exchange period 2010-2015. Data used in this research was
secondary data as 31 samples with saturated sampling. Multiple linear regression, classical
assumption test and determination coefficient used to analyze the relation between
independent and dependent variable. The findings of this research identified that return on
asset on profit growth was significance and negative of -2.115 and p-value of 0.034. Then,
return on equity on profit growth was no significance of 0.684 and p-value of 0.186. While
net profit margin on profit growth was significance and positive of 2.349 and p-value of
0,036.

Keywords: profit growth, net profit margin, return on asset, return on equity

Abstrak:
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh return on asset, return on equity, net
profit margin terhadap pertumbuhan laba sebagian perusahaan industri barang konsumsi yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2015. Data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data sekunder sebanyak 31 sampel dengan sampling jenuh. Metode yang
digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel independen dan variabel dependen
adalah regresi linier berganda, uji asumsi klasik dan koefisien determinasi. Temuan penelitian
ini mengidentifikasi bahwa secara parsial, return on asset pada pertumbuhan laba signifikan
dan negatif pada -2.115 dan p-value sebesar 0,034. Kemudian, return on equity pada
pertumbuhan laba tidak signifikan pada 0,684 dan p-value 0,186. Sedangkan net profit
margin pada pertumbuhan laba signifikan dan positif pada 2,349 dan p-value 0,036.

Kata Kunci: pertumbuhan laba, margin laba bersih, laba atas aset, laba atas ekuitas

PENDAHULUAN
*Email korespondensi:
Anggi Maharani Safitri Latar Belakang Masalah
anggiams2@gmail.com Perusahaan industri barang
konsumsi adalah salah satu sektor yang ikut

Jurnal Riset Bisnis dan Investasi


Vol. 4, No. 1, April 2018 25
ISSN 2460-8211
berperan dalam pasar modal. Industri tinggi. Karena dalam dunia investasi, laba
barang konsumsi merupakan perusahaan yang tinggi dapat dilihat dari kinerja
yang bergerak di bidang manufaktur, mulai perusahaannya, dimana semakin tinggi laba
dari mengolah bahan baku menjadi barang yang diharapkan maka semakin baik
jadi hingga dikonsumsi oleh masyarakat. kinerjanya. Petumbuhan laba tidak dapat
Bagi investor atau pelaku indusri, barang dipastikan, maka perlu adanya suatu
konsumsi merupakan salah satu industri prediksi petumbuhan laba. Petumbuhan
yang prospektif untuk berinvestasi. Hal laba tentunya akan berpengaruh terhadap
tersebut karena produk industri barang keputusan investasi para investor dan calon
konsumsi merupakan kebutuhan sehari- hari investor yang akan menanamkan modalnya
yang dikonsumsi oleh masyarakat. Dengan ke dalam perusahaan, maupun para kreditur
demikian, industri barang konsumsi menjadi yang akan memberikan pinjaman ke dalam
peran terbesar dalam pertumbuhan Produk perusahaan.
Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Salah satu alternatif untuk
Pertumbuhan PDB subsektor mengetahui informasi keuangan yang
industri barang konsumsi mengalami dihasilkan bermanfaat untuk memprediksi
fluktuasi. Dalam subsektor industri petumbuhan laba, termasuk kondisi
makanan dan minuman, PDB pada tahun keuangan di masa depan adalah analisis
2011 sebesar 10,98% menurun sampai rasio keuangan (Widhi, 2011: 3). Jenis rasio
tahun 2013 menjadi sebesar 4,07%, keuangan sangat banyak, para pemakai
kembali naik pada tahun 2014 menjadi laporan keuangan dapat menentukan jenis
9,49%, dan menurun kembali menjadi rasio yang akan dipakai sesuai dengan
7,54% pada tahun 2015. Hal yang sama kebutuhan mereka. Rasio keuangan yang
pada subsektor industri pengolahan digunakan dalam penelitian ini antara lain
tembakau, sub sektor industri kimia, Net Profit Margin (NPM), Return On Equity
farmasi dan obat tradisional dan sub sektor (ROE) dan Return On Assets (ROA).
industri furnitur mengalami fluktuasi juga Berdasarkan data laporan keuangan
pada tahun 2011 sampai dengan 2015. yang diperoleh dari BEI, rata-rata alat ukur
Perusahaan industri barang konsumsi dari rasio profitabilitas (ROA, ROE, dan
secara keseluruhan mencatat pertumbuhan NPM) dan pertumbuhan laba industri barang
yang cukup baik dari tahun ke tahun, konsumsi periode tahun 2010-2015 terjadi
karena semakin meningkatnya permintaan fluktuasi, data tersebut dapat dilihat pada
terhadap produk-produk industri barang Gambar 1. Hal tersebut tidak sejalan dengan
konsumsi. Pertumbuhan industri barang pendapat Ang (2010) bahwa ROA yang
konsumsi yang terus-menerus positif tinggi akan menunjukkan bahwa perusahaan
tentunya akan menaikkan pula nilai mampu menghasilkan keuntungan
investasi pada bidang ini nantinya. berbanding asset yang relatif tinggi. Investor
Perusahaan yang dianggap akan menyukai perusahaan dengan nilai
prospektif dapat diartikan sebagai ROA yang tinggi, karena perusahaan dengan
perusahaan yang memberikan profit atau nilai ROA yang tinggi mampu menghasilkan
laba di masa yang akan datang. Pada tingkat keuntungan lebih besar
dasarnya, suatu perusahaan yang baik dibandingkan perusahaan dengan ROA
kinerjanya akan mempunyai laba yang rendah.

Jurnal Riset Bisnis dan Investasi


Vol. 4, No. 1, April 2018 26
ISSN 2460-8211
Sumber: Bursa Efek Indonesia, 2017
Gambar 1 Rata-Rata Rasio Profitabilitas dan Pertumbuhan Laba Perusahaan
Sektor Industri Barang Konsumsi Periode Tahun 2010-2015

Selain itu, Ang (2010) menjelaskan Indonesia (BEI) periode tahun 2010-
bahwa kemampuan perusahaan dalam 2015?
menentukan jenis investasi yang tepat juga 3. Bagaimana pengaruh net profit
dapat berpengaruh pada besarnya laba yang margin terhadap pertumbuhan laba
diperoleh, karena semakin tinggi ROE perusahaan industri barang konsumsi
menunjukan semakin efisien perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
menggunakan modal sendiri untuk Indonesia (BEI) periode tahun 2010-
menghasilkan laba bagi pemegang saham, 2015?
artinya posisi pemilik perusahaan semakin
kuat. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran di
Rumusan Masalah atas, maka dapat dirumuskan hipotesis
Berdasarkan permasalahan dari latar sebagai berikut:
belakang di atas, rumusan masalah dalam H1: Return On Assets (ROA)
penelitan ini adalah: berpengaruh positif dan signifikan
1. Bagaimana pengaruh return on asset terhadap pertumbuhan laba.
terhadap pertumbuhan laba H2: Return On Equity (ROE)
perusahaan industri barang konsumsi berpengaruh positif dan signifikan
yang terdaftar di Bursa Efek terhadap pertumbuhan laba.
Indonesia (BEI) periode tahun 2010- H3: Net Profit Margin (NPM)
2015? berpengaruh positif dan signifikan
2. Bagaimana pengaruh return on terhadap pertumbuhan laba.
equity terhadap pertumbuhan laba
perusahaan industri barang konsumsi
yang terdaftar di Bursa Efek

Jurnal Riset Bisnis dan Investasi


Vol. 4, No. 1, April 2018 27
ISSN 2460-8211
KAJIAN LITERATUR sendiri. Menurut Kasmir (2012: 204), ROE
Return On Asset (ROA) merupakan rasio untuk mengukur laba
Return On Asset merupakan rasio bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
keuangan perusahaan yang berhubungan Sedangkan menurut Van Horne dan
dengan profitabilitas mengukur kemampuan Wachowicz (2005: 225) ROE
perusahaan menghasilkan keuntungan atau membandingkan laba bersih setelah pajak
laba (profitabilitas) pada tingkat pendapatan, dengan ekuitas yang telah diinvestasikan
asset dan modal saham tertentu (Hanafi dan pemegang saham di perusahaan.
Halim, 2003: 27). Selanjutnya, Brigham dan Houston
Kasmir (2012: 237) ROA digunakan (2006: 109) ROE merupakan rasio laba
untuk mengukur kemampuan manajemen bersih terhadap ekuitas saham biasa,
dalam memperoleh profitabilitas dan mengukur tingkat pengembalian atas
manajerial efisiensi secara keseluruhan. invetasi dari pemegang saham biasa.
Secara matematis dapat dirumuskan sebagai Semakin tinggi rasio ini, semakin besar
berikut: tingkat pengembalian dana yang diberikan
kepada pemegang saham. Menurut Mulyadi
(2006: 127) ROE adalah perbandingan
antara laba bersih dengan jumlah modal
Semakin besar ROA perusahaan, yang dilaporkan pada periode yang sama.
semakin besar pula posisi perusahaan ROE dihitung dengan formula:
tersebut dan semakin baik pula posisi
perusahaan tersebut dari segi penggunaan
aset. Oleh karena itu bagi manajemen atau
pihak-pihak yang lain, rentabilitas yang Berdasarkan pendapat di atas
tinggi lebih penting daripada keuntungan dijelaskan bahwa ROE merupakan rasio
yang besar. Rentabilitas suatu perusahaan yang sangat penting bagi pemegang saham,
diukur dengan kesuksesan perusahaan dan karena rasio ini mengukur tingkat
kemampuan menggunakan aktiva secara pengembalian atas investasi pemegang
produktif, dengan demikian rentabilitas saham pada perusahaan. Semakin rendah
suatu perusahaan dapat diketahui dengan rasio ini, semakin kecil tingkat keuntungan
memperbandingkan antara laba yang yang diperoleh pemegang saham
diperoleh dalam suatu periode dengan perusahaan. ROE digunakan untuk
jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan mengukur tingkat keuntungan dari investasi
tersebut. yang telah ditanamkan oleh pemilik modal
sendiri atau pemegang saham. Pengembalian
Return On Equity (ROE) dari modal ini (ROE) yang tinggi melebihi
Return On Equity merupakan rasio biaya modal yang digunakan, itu berarti
keuangan perusahaan yang berhubungan perusahaan telah efisiensi dalam
dengan profitabilitas. Rasio ini merupakan menggunakan modal sendiri, sehingga laba
komponen dari rasio neraca dan rasio laba yang dihasilkan mengalami peningkatan dari
rugi. ROE digunakan untuk mengukur tahun-tahun sebelumnya.
kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba berdasarkan modal

Jurnal Riset Bisnis dan Investasi


Vol. 4, No. 1, April 2018 28
ISSN 2460-8211
Net Profit Margin (NPM) pos dalam laporan merinci bagaimana laba
Menurut Kasmir (2012: 201) NPM di dapat. Laba merupakan dasar ukuran
merupakan ukuran keuntungan dengan kinerja bagi kemampuan manajemen dalam
membandingkan antara laba setelah bunga mengoperasikan harta perusahaan. Laba
dan pajak dibandingkan dengan penjualan. harus direncanakan dengan baik agar
Rasio ini menunjukkan pendapatan bersih manajemen dapat mencapainya secara
perusahaan atas penjualan. efektif.
NPM merupakan rasio yang Ukuran yang sering kali dipakai
menghitung sejauh mana kemampuan untuk menentukan sukses tidaknya
perusahaan menghasilkan laba bersih pada manajemen perusahaan adalah laba yang
tingkatan penjualan tertentu. NPM (Sudana, diperoleh perusahaan. Berhasil atau tidaknya
2011) mengukur kemampuan perusahaan suatu perusahaan pada umumnya ditandai
untuk menghasilkan laba bersih dari dengan kemampuan manajemen dalam
penjualan yang dilakukan perusahaan. NPM melihat kemungkinan dan kesempatan di
dapat dihitung dengan membandingkan masa yang akan datang, baik jangka panjang
antara laba bersih setelah pajak terhadap maupun jangka pendek. Dengan demikian
penjualan bersih. NPM dapat dirumuskan sasaran utama pelaporan keuangan adalah
sebagai berikut (Van Horne dan informasi tentang prestasi-prestasi
Wachowicz, 2009): perusahaan yang disajikan melalui
pengukuran laba dan komponen-
komponennya. Menurut Warsidi dan
Laba bersih setelah pajak dihitung Pramuka (2000: 45) “Pertumbuhan laba
dari laba sebelum pajak penghasilan dihitung dengan cara mengurangkan laba
dikurangi dengan pajak penghasilan. periode sekarang dengan laba periode
Penjualan bersih merupakan hasil penjualan sebelumnya kemudian dibagi dengan laba
yang diterima oleh perusahaan dari hasil pada periode sebelumnya. Pertumbuhan laba
penjualan barang-barang dagangan atau dipengaruhi oleh perubahan komponen-
hasil produksi sendiri. komponen dalam laporan keuangan.
Menurut Munawir (2007: 39) Secara
Pertumbuhan Laba formal, penghitungan perubahan laba relatif
Pengertian laba secara operasional adalah:
merupakan perbedaan antara pendapatan
yang direalisasi yang timbul dari transaksi
selama satu periode dengan biaya yang
berkaitan dengan pendapatan tersebut. Wild
dan Halsey (2005: 408) ”Laba (Income –
juga disebut Earnings atau Profit)
merupakan ringkasan hasil aktivitas operasi
usaha yang dinyatakan dalam istilah Penelitian Terdahulu
keuangan”. Laba mencerminkan Penelitian terdahulu mengenai
pengembalian kepada pemegang ekuitas pengaruh rasio profitabilitas terhadap
untuk periode bersangkutan, sementara pos- pertumbuhan laba pernah dilakukan oleh

Jurnal Riset Bisnis dan Investasi


Vol. 4, No. 1, April 2018 29
ISSN 2460-8211
Mahaputra (2012) meneliti tentang pengaruh Penelitian tahun selanjutnya
rasio-rasio keuangan terhadap pertumbuhan dilakukan Gustina dan Wijayanto (2015)
laba pada perusahaan manufaktur yang yaitu untuk memperoleh bukti empiris
terdaftar di BEI. Hasil dari penelitian mengenai manfaat rasio keuangan (return on
menunjukkan bahwa net profit margin asset, current ratio, total asset turnover, debt
berpengaruh signifikan terhadap ratio, dan current ratio) dalam memprediksi
pertumbuhan laba. pertumbuhan laba pada perusahaan otomotif
Penelitian tahun selanjutnya periode 2008-2012. Hasil penelitian
dilakukan oleh Syamni dan Martunis (2013), menunjukkan secara parsial variabel ROA
meneliti tentang pengaruh OPM berpengaruh secara negatif dan signifikan
(Operational Profit Margin), ROE dan ROA terhadap pertumbuhan laba.
terhadap petumbuhan laba pada perusahaan Selanjutnya Susanti dan Widyawati
telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia. (2016) meneliti tentang pengaruh kinerja
Hasil penelitian menunjukkan ROE keuangan terhadap petumbuhan laba
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap perusahaan farmasi di Bursa Efek Indonesia.
petumbuhan laba. Sementara ROA Hasil dari penelitiannya menunjukkan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap secara parsial ROA berpengaruh negatif dan
petumbuhan laba. tidak signifikan terhadap petumbuhan laba.
Hamidu (2013), meneliti tentang Hal ini berarti bahwa ROA tidak dapat
pengaruh kinerja keuangan terhadap digunakan untuk mengukur petumbuhan
pertumbuhan laba pada perbankan di BEI. laba. Berpengaruh negatifnya ROA terhadap
Hasil penelitian menunjukkan NPM secara petumbuhan laba mengindikasikan bahwa
parsial berpengaruh positif dan tidak perusahaan dengan kondisi ROA yang baik
signifikan terhadap pertumbuhan laba. maupun buruk tidak mempunyai potensi
Heikal, Khadaffi, dan Ummah (2014) daya tarik perusahaan oleh investor.
meneliti tentang pengaruh ROA, ROE,
NPM, Debt Ratio (DR), dan Current Ratio METODE PENELITIAN
(CR) terhadap pertumbuhan laba pada Populasi yang akan digunakan dalam
perusahaan otomotif. Hasil penelitian ini penelitian ini adalah laporan keuangan
menunjukkan bahwa ROA berpengaruh perusahaan manufaktur sektor industri
positif signifikan terhadap pertumbuhan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa
laba. ROE pun berpengaruh positif dan Efek Indonesia selama tahun 2011, 2012,
signifikan terhadap pertumbuhan laba. NPM 2013, 2014, dan 2015 dengan kriteria
juga berpengaruh positif dan signifikan sebagai berikut:
terhadap pertumbuhan laba. Khaldun dan 1. Perusahaan sektor industri barang
Muda (2014) meneliti tentang pengaruh konsumsi yang telah terdaftar di
rasio profitabilitas dan likuiditas terhadap Bursa Efek Indonesia pada tahun
pertumbuhan laba pada perusahaam 2010, 2011, 2012, 2013, 2014, dan
manufaktur. Hasil penelitian ini 2015.
menunjukkan bahwa ROA, dan ROE secara 2. Perusahaan sektor industri barang
parsial berpengaruh positif tetapi tidak konsumsi telah mempublikasikan
signifikan terhadap pertumbuhan laba. laporan keuangan per 31 Desember

Jurnal Riset Bisnis dan Investasi


Vol. 4, No. 1, April 2018 30
ISSN 2460-8211
untuk tahun 2010, 2011, 2012, 2013, outlier (data yang terlalu ekstrim), sehingga
2014, dan 2015. diperoleh data akhir sebanyak 110 dan
3. Perusahaan sektor industri barang pengujian dilakukan kembali. Adapun hasil
konsumsi yang memiliki laporan pengujian 110 data tersebut disajikan pada
keuangan dari tahun 2010-2015 tidak Tabel 3.
rugi secara berturut-turut, karena
Tabel 3 Hasil Uji Normalitas (Data
penelitian ini bertujuan untuk
Setelah Tanpa Outlier)
melihat pertumbuhan laba. Unstandard
Berdasarkan kriteria populasi yang ized
telah ditetapkan, jumlah populasi dari Residual
perusahaan sektor industri barang konsumsi N 110
yaitu terdapat 31 perusahaan yang Mean 0E-7
Normal
memenuhi kriteria dari 41 perusahaan yang Parametersa,b Std. 26,7930062
Deviation 8
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Absolute ,085
Metode penarikan sampel pada penelitian ini Most Extreme
Differences Positive ,069
menggunakan teknik Sampling Jenuh. Jadi, Negative -,085
seluruh anggota populasi akan diteliti yaitu Kolmogorov-Smirnov Z ,890
31 perusahaan sektor industri barang Asymp. Sig. (2-tailed) ,406
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek a. Test distribution is Normal
Indonesia (BEI). b. Calculated from data
Penelitian ini menggunakan data
dalam bentuk pooled cross sectional. Merujuk pada tabel 3 hasil pengujian
Penelitian dilakukan pada tahun 2010 normalitas setelah tidak mengikutsertakan
sampai dengan 2015 dengan sampel outlier menunjukkan bahwa semua variabel
sebanyak 31 perusahaan manufaktur, maka mencapai normal yang ditunjukkan dengan
secara pooled cross sectional diperoleh nilai sig Z > 0,05.
sejumlah 31 perusahaan x 6 tahun = 186
data observasi. Analisis Statistik Deskriptif
Data yang digunakan berasal dari Menurut Sugiyono (2014: 59),
laporan keuangan perusahaan dan statistik deskriptif umumnya digunakan
Indonesian Capital Market Directory untuk memberi informasi mengenai
(ICMD). Laporan keuangan dapat diperoleh karakteristik dari variabel penelitian yang
dari Bursa Efek Indonesia. meliputi nilai minimum, nilai maksimum,
mean, dan standar deviasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Normalitas Return On Asset (ROA)
Hasil pengujian normalitas pada Adapun nilai minimum dari ROA
pengujian terhadap 186 data awal adalah sebesar 0,41. Nilai minimum ROA
menunjukkan bahwa semua variabel belum dicapai oleh PT Kedaung Indah Can Tbk.
menunjukkan sebagai model yang normal Hal ini berarti bahwa pada periode
yang ditunjukkan dengan nilai sig Z < 0,05. penelitian terdapat perusahaan yang ROA
Untuk itu, perbaikan data perlu dilakukan terendah sebesar 0,41% atau dapat dikatakan
dengan cara menghilangkan data-data bahwa kemampuan sumber daya ekonomis

Jurnal Riset Bisnis dan Investasi


Vol. 4, No. 1, April 2018 31
ISSN 2460-8211
yang diinvestasikan dalam keseluruhan Hal ini berarti bahwa pada periode
aktiva untuk menghasilkan keuntungan penelitian terdapat perusahaan yang NPM
bersih oleh PT Kedaung Indah Can Tbk terendah sebesar -1,87% atau dapat
rendah. Sedangkan nilai maksimum dari dikatakan bahwa kemampuan perusahaan
ROA adalah sebesar 22,21, nilai maksimum menggunakan laba bersih terhadap
ROA dicapai oleh PT Pyridam Farma Tbk. penjualan oleh PT Kedaung Indah Can Tbk
Hal ini berarti bahwa dalam periode rendah. Sedangkan nilai maksimum dari
penelitian, terdapat perusahaan yang NPM adalah sebesar 16,30, nilai maksimum
mencapai Return On Asset tertinggi yaitu NPM dicapai oleh PT Martina Berto Tbk.
sebesar 22,21% atau dapat dikatakan bahwa Tbk. Hal ini berarti bahwa dalam periode
kemampuan sumber daya ekonomis yang penelitian, terdapat perusahaan yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva mencapai NPM tertinggi yaitu sebesar
untuk menghasilkan keuntungan bersih oleh 16,30% atau dapat dikatakan bahwa
PT Pyridam Farma Tbk pada periode kemampuan perusahaan menggunakan
penelitian sedang tinggi. laba bersih terhadap penjualan oleh PT
Pyridam Farma Tbk pada periode penelitian
Return On Equity (ROE) sedang tinggi.
Adapun nilai minimum dari ROE
adalah sebesar -8,19. Nilai minimum ROE Pertumbuhan Laba
dicapai oleh PT Schering Plough Indonesia Adapun nilai minimum dari
Tbk. Hal ini berarti bahwa pada periode Pertumbuhan Laba adalah sebesar -59,38.
penelitian terdapat perusahaan yang ROE Nilai minimum Pertumbuhan Laba dicapai
terendah sebesar -8,19% atau dapat oleh PT Nippon Indosari Corporindo Tbk.
dikatakan bahwa kemampuan perusahaan Hal ini berarti bahwa pada periode
mempergunakan sumber daya yang dimilliki penelitian terdapat perusahaan yang
untuk memberikan laba atas ekuitas oleh PT Pertumbuhan Laba terendah sebesar -
Schering Plough Indonesia Tbk rendah. 59,38% atau dapat dikatakan bahwa
Sedangkan nilai maksimum dari ROE perkembangan laba yang terjadi pada PT
adalah sebesar 31,44, nilai maksimum ROE Nippon Indosari Corporindo Tbk dalam
dicapai oleh PT Tri Banyan Tirta Tbk. Hal periode penelitian mengalami mengalami
ini berarti bahwa dalam periode penelitian, penurunan laba. Sedangkan nilai maksimum
terdapat perusahaan yang mencapai ROE dari Net Profit Margin adalah sebesar 69,33,
tertinggi yaitu sebesar 31,44% atau dapat nilai maksimum Pertumbuhan Laba dicapai
dikatakan bahwa kemampuan perusahaan oleh PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. Hal
mempergunakan sumber daya yang dimilliki ini berarti bahwa dalam periode penelitian,
untuk memberikan laba atas ekuitas oleh PT terdapat perusahaan yang mencapai
Pyridam Farma Tbk pada periode penelitian Pertumbuhan Laba tertinggi yaitu sebesar
sedang tinggi. 69,33% atau dapat dikatakan bahwa
perkembangan laba yang terjadi pada PT
Net Profit Margin (NPM) Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk dalam
Adapun nilai minimum dari NPM periode penelitian mengalami kenaikan laba.
adalah sebesar -1,87. Nilai minimum NPM
dicapai oleh PT Kedaung Indah Can Tbk.

Jurnal Riset Bisnis dan Investasi


Vol. 4, No. 1, April 2018 32
ISSN 2460-8211
Tabel 5 Hasil Analisis Regresi Liner Nilai koefisien regresi NPM (b3)
Berganda bernilai positif yaitu sebesar 2,349 berarti
jika terjadi penambahan 1% pada X3 maka
Std.
Unstd. akan meningkatkan Y sebesar (b3) yaitu
Coeff
Coefficients 2,349. Dengan kata lain, jika NPM
Model icients t Sig.
Std. meningkat maka variabel Pertumbuhan Laba
B Error Beta
akan meningkat pula, begitupun sebaliknya.
(Cons 0,548 5,543 0,099 0,921
tant) -2,115 0,984 -0,369 -2,149 0,034
ROA Koefisien Determinasi
0,684 0,514 0,194 1,331 0,186
ROE Berdasarkan Tabel 6, nilai koefisien
NPM 2,349 1,105 0,334 2,126 0,036
determinasi (Adjusted R Square) adalah
sebesar 0,047, hal ini berarti variasi
Analisis Regresi Liner Berganda
perubahan Pertumbuhan laba (Y)
Berdasarkan Tabel 5, karena
dipengaruhi oleh Return On Asset (X1),
penelitian ini untuk meramalkan kondisi
Return On Equity (X2), dan Net Profit
ROA, ROE dan NPM berpengaru terhadap
Margin (X3), sebesar 4,7% sedangkan
pertumbuhan laba di masa depan, maka
sisanya 95,3% dipengaruhi oleh faktor lain.
dapat dijelaskan analisis persamaan regresi
Besarnya R square, maka hubungan kedua
linier berganda dengan melihat kolom
variabel semakin lemah. Sebaliknya jika R
unstandardized coefficient sebagai berikut:
square semakin mendekati 1, maka
hubungan kedua variabel semakin kuat. Hal
ini berarti bahwa hubungan ROA, ROE dan
NPM terhadap pertumbuhan laba semakin
Berdasarkan hasil persamaan lemah.
tersebut, nilai konstanta (a) sebesar 0,548
mempunyai arti bahwa jika tanpa variabel Tabel 6 Hasil Koefisien Determinasi
independen yaitu ROA, ROE, NPM, maka Model
variabel dependen Pertumbuhan Laba akan R Adjusted Std. Error of
R
mencapai nilai sebesar 0,548. Nilai koefisien Square R Square the Estimate
regresi Return On Asset (b1) bernilai negatif 0,270 0,073 0,047 27,16951
yaitu sebesar -2,115 berarti jika terjadi
Predictors: (Constant), NPM, ROE, ROA
pengurangan 1% pada X1 maka akan Dependent Variable: PERT_LABA
meningkatkan Y sebesar (b1) yaitu - 2,115.
Dengan kata lain, jika ROA menurun maka Tabel 7 Hasil Uji t
variabel Pertumbuhan Laba akan meningkat, Model t Sig.
begitupun sebaliknya. Nilai koefisien regresi
(Constant) 0,099 0,921
ROE (b2) bernilai positif yaitu sebesar 0,684
berarti jika terjadi penambahan 1% pada X2 1 ROA -2,149 0,034
maka akan meningkatkan Y sebesar (b2) ROE 1,331 0,186
yaitu 0,684. Dengan kata lain, jika ROE NPM 2,126 0,036
meningkat maka variabel Pertumbuhan Laba Dependent Variable: PERT_LABA
akan meningkat pula, begitupun sebaliknya.

Jurnal Riset Bisnis dan Investasi


Vol. 4, No. 1, April 2018 33
ISSN 2460-8211
Uji t 0,136. Hal ini berarti variasi perubahan
Berdasarkan Tabel 7, hasil dari uji t pertumbuhan laba dipengaruhi oleh return
yaitu pengujian hipotesis ROA (X1) on asset sebesar 13,6% sedangkan sisanya
terhadap pertumbuhan laba (Y). Dari hasil 86,4% dipengaruhi oleh faktor lain.
perhitungan t-hitung (2,149) > t-tabel Berdasarkan uji t, angka signifikansi
(1,981) atau sig t (0,034) < 0,05; dengan sebesar 0,034, nilai tersebut lebih kecil
demikian H1 diterima dan Ho ditolak, hal dibandingkan dengan nilai probabilitasnya
ini berarti tidak berpengaruh positif yang yang nilainya sebesar 0,05 atau 5% (0,05 >
signifikan antara Return On Asset terhadap 0,000). Maka dari itu mengacu pada
Pertumbuhan Laba. pendapat Priyatno (2013:114) tingkat
Pengujian hipotesis ROE (X2) signifikansi < 0,05, maka interpretasinya
terhadap pertumbuhan laba (Y). Dari hasil adalah Ho diterima dan Ha ditolak.
perhitungan t-hitung (1,331) < t-tabel Hal tersebut menunjukan ROA
(1,981) atau sig t (0,186) > 0,05; dengan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
demikian H2 diterima dan Ha ditolak, hal ini pertumbuhan laba. Hal ini mengindikasikan
berarti terdapat tidak berpengaruh positif bahwa perusahaan tidak efisien mengelola
dan tidak signifikan antara Return On aktiva yang dimilikinya untuk proses
Equity terhadap Pertumbuhan Laba. produksi. Meskipun jumlah aktiva yang
Pengujian hipotesis NPM (X3) besar, tetapi tidak dapat digunakan secara
terhadap pertumbuhan laba (Y). Dari hasil maksimal sehingga penjualan yang
perhitungan t-hitung (2,126) > t-tabel dihasilkan perusahaan tidak mampu
(1,981) atau sig t (0,036) < 0,05; dengan meningkatkan pertumbuhan laba.
demikian H3 diterima dan Ho ditolak, hal Hasil penelitian ini bertentangan
ini berarti terdapat pengaruh positif dan dengan pendapat beberapa para ahli yang
signifikan antara Net Profit Margin menyatakan bahwa ROA berkaitan dengan
terhadap Pertumbuhan Laba. pertumbuhan laba. Ang (2010: 231) yang
menyebutkan bahwa “perusahaan dengan
Pembahasan nilai ROA yang tinggi mampu menghasilkan
Hasil penelitian ini untuk tingkat keuntungan lebih besar
meramalkan bagaimana setiap variabel dibandingkan perusahaan dengan ROA
independen berpengaruh terhadap variabel rendah”. Harahap (2013: 304) pun
dependen. Untuk menjawab hipotessis menjelaskan bahwa adanya pengaruh positif
pertama yaitu ROA berpengaruh positif dan antara ROA dengan pertumbuhan laba
signifikan terhadap pertumbuhan laba. menunjukkan bahwa setiap peningkatan
Berdasarkan analisis regresi yang dilakukan nilai ROA pada umumnya akan
pada penelitian ini, dapat diketahui bahwa menyebabkan meningkatnya laba bagi
ROA memiliki pengaruh negatif terhadap perusahaan, artinya meningkatnya
pertumbuhan laba. Nilai koefisien regresi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
menunjukkan angka - 2,115 yang laba akan menjamin bahwa pertumbuhan
menjelaskan bahwa setiap penambahan satu laba perusahaan akan meningkat, karena
persen ROA, maka pertumbuhan laba akan ROA merupakan rasio yang menunjukkan
menurun sebesar 2,115. Nilai koefisien seberapa efektifnya perusahaan beroperasi
determinasi pada return on asset sebesar

Jurnal Riset Bisnis dan Investasi


Vol. 4, No. 1, April 2018 34
ISSN 2460-8211
sehingga menghasilkan keuntungan/laba menunjukkan angka 0,684 yang
bagi perusahaan. menjelaskan bahwa setiap penambahan satu
Penelitian ini sejalan dengan hasil persen ROE, maka tidak berpengaruh
dari penelitian yang dilakukan oleh Gustina apapun terhadap pertumbuhan laba. Nilai
dan Wijayanto (2015) dan Fatimah (2012). koefisien determinasi pada return on equity
Secara parsial, variabel ROA berpengaruh sebesar 0,037. Hal ini berarti variasi
negatif dan signifikan terhadap perubahan perubahan pertumbuhan laba dipengaruhi
laba. Hal ini mengindikasikan bahwa oleh return on equity sebesar 3,7%
perusahaan tidak efisien mengelola aktiva sedangkan sisanya 96,3% dipengaruhi oleh
yang dimilikinya untuk proses produksi, faktor lain.
sehingga walaupun jumlah aktiva yang besar Berdasarkan uji t, diperoleh nilai t
tetapi tidak dapat digunakan secara hitung sebesar 1,331 dan diperoleh nilai t
maksimal sehingga penjualan yang tabel sebesar 1,981. Berdasarkan data
dihasilkan perusahaan tidak mampu tersebut, diperoleh nilai t hitung yang lebih
meningkatkan laba. Namun, hasil penelitian kecil dari t tabel (1,331 < 1,980). Angka
ini pun tidak sejalan dengan penelitian yang signifikansi sebesar 0,186, nilai tersebut
dilakukan oleh Syamni dan Martunis (2013), lebih kecil dibandingkan dengan nilai
Heikal, dkk (2014), dengan hasil secara probabilitasnya yang nilainya sebesar 0,05
parsial Return On Asset berpengaruh positif atau 5% (0,05 > 0,000). Maka dari itu
dan signifikan terhadap pertumbuhan laba. mengacu pada pendapat Priyatno (2013:
Dalam hal ini, perusahaan sektor 114) yang menyatakan bahwa jika kriteria t
industri barang konsumsi harus dapat hitung < t tabel dan tingkat signifikansi >
mengelola aktiva yang dimiliki untuk proses 0,05, maka interpretasinya adalah Ho
produksi. Jumlah aktiva yang besar, harus diterima dan Ha ditolak. Hal tersebut
dapat digunakan secara maksimal sehingga menunjukan ROE berpengaruh positif dan
penjualan yang dihasilkan perusahaan tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba.
mampu meningkatkan pertumbuhan laba Hal ini disebabkan oleh sifat dan
dan dapat menutupi hutang yagn dimiliki. pola investasi yang dilakukan oleh pihak
Begitu juga untuk investor yang akan perusahaan tidak tepat sehingga seluruh
menanamkan modalnya ke perusahaan aktiva tidak digunakan secara efisien maka
sektor industri barang konsumsi harus dapat laba yang diperoleh tidak maksimal. Hal ini
menganalisa ROA yang dimiliki perusahaan, berarti bahwa perusahaan sektor industri
terutama memilih perusahaan yang memiliki barang konsumsi yang memiliki rasio ROE
ROA di atas 15%, dengan pertumbuhan laba yang tinggi cenderung tidak mempunyai
yang meningkat akan meningkatkan pula pertumbuhan laba yang tinggi pula. Selain
atas return kepada investor. itu, modal yang dimiliki pun digunakan
Untuk menjawab hipotessis kedua untuk menutupi hutang yang dimiliki.
yaitu ROE berpengaruh positif dan Penelitian ini bertentangan dengan
signifikan terhadap pertumbuhan laba. teori Suwarno (2004) yang menyebutkan
Berdasarkan analisis regresi yang dilakukan Semakin tinggi nilai ROE maka semakin
pada penelitian ini, dapat diketahui bahwa tinggi pula tingkat laba yang dihasilkan
ROE tidak memiliki pengaruh terhadap karena penambahan modal kerja dapat
pertumbuhan laba. Nilai koefisien regresi digunakan untuk membiayai operasi

Jurnal Riset Bisnis dan Investasi


Vol. 4, No. 1, April 2018 35
ISSN 2460-8211
perusahaan yang akhirnya dapat Berdasarkan uji t, diperoleh nilai t
menghasilkan laba. Disisi lain Ang hitung sebesar 2,126 dan diperoleh nilai t
(2010:231) juga menyatakan bahwa semakin tabel sebesar 1,981. Berdasarkan data
tinggi rasio ROE maka akan semakin tersebut, diperoleh nilai t hitung yang lebih
meningkat pertumbuhan laba. Penelitian ini kecil dari t tabel (2,126 < 1,981). Angka
sejalan dengan hasil dari penelitian yang signifikansi sebesar 0,036, nilai tersebut
dilakukan oleh Khaldun dan Muda (2014) lebih kecil dibandingkan dengan nilai
Secara parsial, variabel ROE tidak probabilitasnya yang nilainya sebesar 0,05
berpengaruh signifikan terhadap atau 5% (0,05 > 0,000). Maka dari itu
pertumbuhan laba. mengacu pada pendapat Priyatno (2013:114)
Dalam hal ini, perusahaan sektor yang menyatakan bahwa jika kriteria t
industri barang konsumsi harus mengelola hitung < t tabel dan tingkat signifikansi <
pola investasi yang tepat sehingga seluruh 0,05, maka interpretasinya adalah Ho ditolak
aktiva dapat digunakan secara efisien maka dan Ha diterima.
laba yang diperoleh menjadi maksimal. Hal tersebut menunjukan NPM
Selain itu, pendapatan yang dihasilkan oleh berpengaruh positif dan signifikan terhadap
modal yang berasal dari hutang juga dapat pertumbuhan laba. Hal tersebut jika dilihat
digunakan untuk menutup besarnya biaya dari penjualan yang dihasilkan pada tahun
modal. Maka investor akan memperoleh 2010-2015 semakin meningkat, seperti pada
gambaran positif terhadap kinerja Gambar 4.7. Maka dari itu, pertumbuhan
perusahaan sektor industri barang konsumsi laba pada perusahaan sektor industri barang
tersebut, sehingga investor dapat konsusmi meningkat pula. Sesuai dengan
mengharapkan adanya return yang tinggi hasil penelitian ini, meningkatnya NPM
dari modal yang dimilikinya melalui makan akan meningkatkan pertumbuhan
pengelolaan laba bersih terhadap modal laba.
yang dimiliki perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan
Untuk menjawab hipotesis ketiga pendapat Harahap (2013: 304) yang
yaitu NPM berpengaruh positif dan menyatakan “Semakin tinggi NPM
signifikan terhadap pertumbuhan laba. menunjukkan bahwa semakin meningkat
Berdasarkan analisis regresi yang dilakukan laba bersih yang dicapai perusahaan
pada penelitian ini, dapat diketahui bahwa terhadap penjualan bersihnya”. Hasil
NPM memiliki pengaruh posirif terhadap penelitian ini juga sesuai dengan hasil
pertumbuhan laba. Nilai koefisien regresi penelitian yang dilakukan oleh Putri (2010)
menunjukkan angka 2,349 yang yang menyatakan Rasio NPM bertambah
menjelaskan bahwa setiap penambahan satu disebabkan oleh bertambahnya penjualan
persen NPM, maka pertumbuhan laba akan lebih besar dari bertambahnya biaya
meningkat sebesar 2,349. nilai koefisien sehingga akan menambah laba dimasa yang
determinasi pada net profit margin sebesar akan datang. Kemudian Irawan (2011)
0,111. Hal ini berarti variasi perubahan berpendapat bahwa perusahaan yang
pertumbuhan laba dipengaruhi oleh net memiliki rasio NPM yang tinggi cenderung
profit margin sebesar 11,1% sedangkan mempunyai pertumbuhan laba yang tinggi
sisanya 88,9% dipengaruhi oleh faktor lain. pula dan sebaliknya.

Jurnal Riset Bisnis dan Investasi


Vol. 4, No. 1, April 2018 36
ISSN 2460-8211
Hal dari penelitian ini berarti bahwa dan tidak signifikan antara ROE
perusahaan sektor industri barang konsumsi terhadap Pertumbuhan Laba.
yang memiliki rasio NPM yang tinggi Artinya, jika ROE semakin
cenderung mempunyai pertumbuhan laba meningkat maka tidak akan
yang tinggi pula, dan sebaliknya. NPM yang meningkatkan Pertumbuhan Laba.
tinggi menunjukkan bahwa perusahaan 3. Pengujian Hipotesis NPM terhadap
tersebut mampu meningkatkan usahanya Pertumbuhan laba menghasilkan
melalui pencapaian laba operasional dalam hasil perhitungan t-hitung (2,126) >
periode tersebut. Dengan pencapaian laba t-tabel (1,981) atau P-Value 0,036
ini maka investor akan memperoleh dengan nilai koefisien regresi NPM
gambaran positif terhadap kinerja (b3) sebesar 2,349. Dengan demikian
perusahaan sektor industri barang konsumsi H3 diterima dan Ho ditolak, hal ini
tersebut sehingga investor dapat berarti terdapat pengaruh posirtif dan
mengharapkan adanya return yang tinggi signifikan antara NPM terhadap
dari modal yang dimilikinya. Dengan Pertumbuhan Laba. Artinya, jika
demikian dapat dikatakan bahwa NPM semakin meningkat maka akan
pertumbuhan laba juga akan meningkat. meningkatkan Pertumbuhan Laba.

KESIMPULAN DAN SARAN Saran


Kesimpulan Saran yang disampaikan peneliti
Berdasarkan hasil analisis data dan berdasarkan hasil kesimpulan di atas adalah:
pembahasan yang telah dilakukan, dapat 1. Bagi Emiten
disimpulkan hal-hal sebagai berikut. Emiten disarankan untuk
1. Pengujian hipotesis ROA terhadap mengevaluasi aspek yang ada dalam
pertumbuhan laba, menghasilkan rasio profitabilitas. Dalam penelitian
perhitungan t-hitung (-2,149) > t- ini, membuktikan jika ROA
tabel (1,981) atau P-Value 0,034 berpengaruh negatif terhadap
dengan nilai koefisien regresi ROA pertumbuhan laba dalam perusahaan
sebesar - 2,115. dengan demikian H1 industri barang konsumsi pada
diterima dan Ho ditolak, hal ini periode 2010-2015. Dalam hal ini,
berarti ROA mempunyai pengaruh emiten yang memiliki hutang yang
negatif dan signifikan terhadap besar harus dapat meningkatkan
Pertumbuhan Laba. Artinya, jika penjualan dengan mengelola aset
ROA semakin menurun maka akan agar hasil penjualan yang meningkat
meningkatkan Pertumbuhan Laba. dapat menutupi hutang dan dapat
2. Pengujian Hipotesis ROE terhadap pula meningkatkan laba. Selain itu,
Pertumbuhan laba menghasilkan hasil dalam penelitian ini ROE pun
perhitungan t-hitung (1,331) < t-tabel berpengaruh positif dan tidak
(1,981) atau P-Value 0,186 dengan signifikan terhadap pertumbuhan
nilai koefisien regresi ROE (b2) laba. Dalam hal ini, emiten yagn
sebesar 0,684. Dengan demikian Ho memiliki equity rendah harus
diterima dan H2 ditolak, hal ini mengelola pola investasi yang tepat
berarti terdapat berpengaruh positif sehingga seluruh aktiva dapat

Jurnal Riset Bisnis dan Investasi


Vol. 4, No. 1, April 2018 37
ISSN 2460-8211
digunakan secara efisien maka laba Pangkajene dan Kepulauan. Jurnal
yang diperoleh menjadi maksimal. Komunikasi KAREBA, Vol. 4 No. 4.
Selain itu, pendapatan yang Christian, A. D. S. (2013). Bauran
dihasilkan oleh modal yang berasal Pemasaran (Marketing Mix)
dari hutang juga dapat digunakan Pengaruhnya Terhadap Loyalitas
untuk menutup besarnya biaya Konsumen Pada Fresh Mart Bahu
modal. Sedangkan, hasil dalam Mall Manado. Jurnal EMBA, Vol.1,
penelitian NPM berpengaruh positif No. 3, Hal. 71-80.
dan signifikan terhadap pertumbuhan Hedynata, L. M., Wirawan, & Radianto,
laba. Dalam hal ini, emiten harus E.D. (2016). Strategi Promosi Dalam
meningkatkan terus usahanya Meningkatkan Penjualan Chocolate
melalui pencapaian laba operasional Potato Snack. Jurnal Manajemen
dalam periode tersebut. dan Start-Up Bisnis, Vol. 1, No.1.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya Indrajaya, T. (2015). Potensi Industri MICE
Pada saat akan melakukan penelitian (Meeting, Incentive, Conference And
selanjutnya, sebaiknya rasio Exibition) di Kota Tangerang
keuangan yang digunakan tidak Selatan, Provinsi Banten. Jurnal
hanya menggunakan satu jenis rasio Ilmiah WIDYA, Vol. 3, No. 2.
keuangan saja, lebih baik semua Iyad, A. K. (2016). The Effect of Promotion
jenis rasio keuangan digunakan Mix Elements on Consumers Buying
tetapi disesuikan dengan masalah Decision of Mobile Services: The
yang akan diteliti. Penelitian case of Umniah Telecommunication
selanjutnya pun harus dapat Company at Zarqa City Jordan.
memperhatikan faktor-faktor lainnya European Journal of Business and
yang dapat mempengaruhi Management, Vol. 8, No. 5.
pertumbuhan laba selain rasio Lontoh, M. N. (2016). Analisis Pengaruh
keuangan. Selain itu, menggunakan Bauran Promosi Terhadap
waktu periode yang lebih lama Keputusan Pembelian Mobil Toyota
sehingga mendapatkan kelengkapan Pada PT. Hasjrat Abadi Manado
data yang akurat dan objek pada Cabang Medan. Jurnal Berkala
penelitian selanjutnya sebaiknya Ilmiah Efisiensi, Vol. 16, No. 01.
menggunakan objek yang lebih luas, Noor, A. (2007). Globalisasi Industri MICE.
tidak hanya perusahaan industri Bandung: Alfabeta.
barang konsumsi saja tetapi Praja, B. S. S. (2015). Pengaruh Bauran
perusahaan lainnya yang terdaftar di Pemasaran (Marketing Mix)
BEI. Terhadap Loyalitas Konsumen
Produk Fanta PT. Coca-Cola Amatil
DAFTAR PUSTAKA Indonesia di Kota Semarang.
Areks, E., Nadjib, M., & Cangara, S. (2015). Radianto, E. D., Wirawan, & Halim, N.
Pengaruh Penggunaan Bauran (2016). Perancangan Strategi
Promosi Terhadap Tingkat Promosi Bagi Perusahaan Dessert
Kunjungan Wisatawan Pada Objek Factory. Jurnal Manajemen dan
Wisata Alam di Kabupaten Start-Up Bisnis, Vol. 1, No.2.

Jurnal Riset Bisnis dan Investasi


Vol. 4, No. 1, April 2018 38
ISSN 2460-8211
Situmorang, A. (2007). Ekonomi untuk SMA Wajdi, M. F., & Mutmainah, S. (2016).
dan MA Kelas X KTSP Standar Isi. Promosi Event Tahunan dan Minat
Jakarta: Penerbit Esis. Partisipasi Masyarakat Kota
Sunarya, A. P. O., Sudaryono, & Saefullah, Surakarta. Jurnal FEB UMSIDA.
A. (2011). Kewirausahaan Edisi I.
Yogyakarta: Andi.

Jurnal Riset Bisnis dan Investasi


Vol. 4, No. 1, April 2018 39
ISSN 2460-8211

Anda mungkin juga menyukai