Anda di halaman 1dari 2

PA N GKA J

EN E KEP ULA U A
N
PENGUKURAN TINGGI BADAN
IBU HAMIL
No.Dokumen :
No.Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman :
PUSKESMAS Hj.A.Marsawati Arsyad.B
BUNGORO NIP.19340310 198703 2 014

1 Pengertian a. Pada wanita hamil yang pertama kali memeriksakan perlu dilakukan
tinggi badannya. Seorang wanita hamil yang terlalu pendek , tinggi
badannya kurang dari 145 cm tergolong resiko tinggi, karena
kemungkinan besar persalinan berlangsung kurang lancar
b. Perbandingan tinggi dan berat badan memeberi gambaran mengenai
keadaan gizi pasien.

2 Tujuan Sebagai acuan untuk melakukan pengukuran Tinggi badan


3 Kebijakan 1. Undang-undang No.36 tahun 2009 tentang kesehatan.
2. Permenkes RI No.1464 tahun 2010 tentang izin dan penyelenggaraan
praktik bidan.
3. Standar pelayanan kebidanan.
4. Kepmenkes RI No.369 tahun 2007 tentang standar profesi bidan
5. Kepmenkes RI No. 938 tahun 2007 tentang standar asuhan kebidanan.

4 Referensi a. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak


(PWS-KIA), Depertemen Kesehatan RI.Direktorat Jenderal Bina
Kesehatan Masyarakat, Direktorat Bina Kesehatan Ibu, Jakarta.2009
b. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal .
Jakarta . Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2002.

5 Prosedur a. Alat Pengukur tinggi badan


(jika diperlukan) b. Pulpen
c. buku KIA Ibu Hamil

6 Langkah-langkah a. Menyambut Ibu Ibu hamil berdiri tegak dan menghadap kedepan
b. Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan.
c. Mempersilakan ibu berdiri tegak pada lantai datar, merapat pada alat
pengukur tinggi badan, pandangan lurus kedepan.
d. Merapatkan alat pengukur pada kepala, kemudian membaca skala, bila
ibu lebih tinggi dari petugas perlu digunakan penggaris diletakkan
diatas kepala pasien dan luruskan lalu liat skalanya.
e. mencatat tinggi badan ibu pada status.

7 Unit Terkait Unit KIA


8 Dokumen Terkait a. Buku KIA ibu hamil
b. Catatan kesehatan ibu hamil
c. Kohor ibu hamil

Anda mungkin juga menyukai