Anda di halaman 1dari 11

BENTUK TERAPI KOMPLEMENTER MUSIK

Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas terapi komplementer semester 7


tahun pelajaran 2018/2019 yang diberikan oleh Sukesih, S.kep, Ns, M.Kep

Disusun Oleh :

Kelompok 3

1. Anisa rizqi puspitas S (720153004)


2. Ayu Chayaningrum (720153008)
3. Hayu Triyani (720153021)
4. M. Irsyadun Nafi (720153031)
5. Muslihatus saadah ( 720153033)
6. Yolanda Cahya anggita (720153050)

Kelas : S1 Keperawatan 4A

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS INDONESIA

Jalan Ganesha 1 Purwosari Kudus Telp./Faks.(0291)442993/437218


Kudus 59316
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga pembuatan makalah ini dapat terselesaikan sebagaimana yang
diharapkan.

Dalam makalah ini membahas tentang terapi komplementer yang meliputi terapi benson
sebagai pembahasaannya

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada seluruh anggota yang terkait dalam
penyusunan makalah ini, sehingga dapat digunakan sebagaimana mestinya. Walaupun kami
tahu bahwa dalam malakah ini masih banyak kekurangan dalam hal materi, teknik penulisan,
sampai kepada format makalahnya.

Semoga makalah ini dapat menjadi salah satu bahan representasif terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan pembacanya. Oleh karena itu, saran dan kritikan yang
bersifat membangun sangat kami harapkan demi pembuatan makalah selanjutnya.

Kudus, November 2018


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................ 2

1.4 Metode Penulisan ........................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 3

2.1 Pengertian Terapi Banson .............................................................. 3

2.2 Manfaat ........................................................................................... 3

2.3 Cara kerja ....................................................................................... 3

2.4 Penyakit yang bisa dismbuhkan ..................................................... 4

2.5 Jurnal Penelitian ............................................................................. 5

BAB III PENUTUP.................................................................................................. 6

3.1 Kesimpulan ..................................................................................... 6


3.2 Saran .............................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 7
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Otak manusia, termasuk otak bayi, terdiri dari belahan otak kanan dan belahan
otak kiri. Otak ini mulai terbentuk pada awal kehamilan dan berkembang dengan
pesat sampai bayi lahir. Belahan otak kiri merupakan tempat untuk melakukan
fungsi akademik yang terdiri dari berbicara-kemampuan tata bahasa, baca-tulis-
hitung, daya ingat (nama, waktu, peristiwa) logika, angka, analisis, dll. Belahan otak
kanan berkaitan dengan perkembangan artistik dan kreatif, perasaan, gaya bahasa,
irama musik, imajinasi, lamunan, warna, pengenalan diri dan orang lain, sosialisasi,
dan pengembangan kepribadian.

Terapi musik adalah keahlian menggunakan musik atau elemen musik oleh
seorang terapis untuk meningkatkan, mempertahankan dan mengembalikan
kesehatan mental, fisik, emosional dan spritual. Dalam kedokteran, terapi musik
disebut sebagai terapi pelengkap.

1.2 Rumusan Masalah


a. Jelaskan tentang terapi musik !
1.3 Tujuan Pembelajaran
- Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami konsep dasar terapi musik
- Tujuan Khusus
a. Mampu mengetahui definisi terapi musik
b. Mampu mengetahui manfaat terapi musik
c. Mampu mengetahui cara kerja terapi musik
d. Mampu mengetahui penyakit yang bisa disembuhkan dengan terapi musik
e. Mampu mengetahui jurnal penelitian tentang terapi musik
1.4 Metode Penulisan
Metode penulisan yang kami buat dengan menggunakan searcing internet,
diskusi kelompok dan mengambil referensi dari buku.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Terapi musik adalah keahlian menggunakan musik atau elemen musik oleh seorang terapis
untuk meningkatkan, mempertahankan dan mengembalikan kesehatan mental, fisik, emosional
dan spritual. Dalam kedokteran, terapi musik disebut sebagai terapi pelengkap (Complementary
Medicine), Potter juga mendefinisikan terapi musik sebagai teknik yang digunakan untuk
penyembuhan suatu penyakit dengan menggunakan bunyi atau irama tertentu. Jenis musik yang
digunakan dalam terapi musik dapat disesuai dengan keinginan, seperti musik klasik,
intrumentalia, slow music, orkestra, dan musik modern lainnya. Tetapi beberapa ahli
menyarankan untuk tidak menggunakan jenis musik tertentu seperti pop, disco, rock and roll, dan
musik berirama keras (anapestic beat) lainnya, karena jenis musik dengan anapestic beat (2 beat
pendek, 1 beat panjang dan kemudian pause) merupakan irama yang berlawanan dengan irama
jantung. Musik lembut dan teratur seperti intrumentalia dan musik klasik merupakan musik yang
sering digunakan untuk terapi musik (Potter, 2005).
Beberapa pengertian terapi musik antara lain:
 Terapi musik adalah keahlian menggunakan musik dan elemen musik oleh seorang terapis
yang terakreditasi untuk meningkatkan, mempertahankan dan mengembalikan kesehatan
mental, fisik, emosional dan spiritual.

 Terapi musik adalah suatu bentuk terapi dengan mempergunakan musik secara sistimatis,
terkontrol dan terarah didalam:

o Menyembuhkan
o Merehabilitasi
o Mendidik
o Melatih anak-anak dan orang dewasa yang menderita gangguan fisik, mental, atau
emosional.

 Terapi musik adalah suatu kegiatan dalam belajar yang mempergunakan musik untuk
mencapai tujuan-tujuan seperti:

o Merubah tingkah laku


o Menjaga/memelihara agar tingkah laku atau kemampuan yang telah dicapai tidak
mengalami kemunduran
o Mengembangkan kesehatan fisik dan mental.

 Terapi musik adalah suatu disiplin ilmu yang rasional yang memberi nilai tambah pada
musik sebagai dimensi baru secara bersama dapat mempersatukan seni ilmu pengetahuan
dan emosi (perasaan cinta, kasih sayang, dan lain sebagainya).
2.2 Manfaat Terapi Musik

Menurut Spawnthe Anthony (2003), musik mempunyai manfaat sebagai berikut:

 Efek Mozart, adalah salah satu istilah untuk efek yang bisa dihasilkan sebuah musik
yang dapat meningkatkan intelegensia seseorang.

 Refresing, pada saat pikiran seseorang lagi kacau atau jenuh, dengan mendengarkan
musik walaupun sejenak, terbukti dapat menenangkan dan menyegarkan pikiran
kembali.

 Motivasi, adalah hal yang hanya bisa dilahirkan dengan “feeling” tertentu. Apabila ada
motivasi, semangatpun akan muncul dan segala kegiatan bisa dilakukan.

 Perkembangan Kepribadian. Kepribadian seseorang diketahui mempengaruhi dan


dipengaruhi oleh jenis musik yang didengarnya selama masa perkembangan.

 Terapi, berbagai penelitian dan literatur menerangkan tentang manfaat musik untuk
kesehatan, baik untuk kesehatan fisik maupun mental. Beberapa gangguan atau penyakit
yang dapat ditangani dengan musik antara lain : kanker, stroke, dimensia dan bentuk
gangguan intelengisia lain, penyakit jantung, nyeri, gangguan kemampuan belajar, dan
bayi prematur.

 Komunikasi, musik mampu menyampaikan berbagai pesan ke seluruh bangsa tanpa


harus memahami bahasanya. Pada kesehatan mental, terapi musik diketahui dapat
memberi kekuatan komunikasi dan ketrampilan fisik pada penggunanya.

2.3 Cara Kerja Terapi Musik

Terapi musik tidak selalu membutuhkan kehadiran ahli terapi, walau mungkin
membutuhkan bantuannya saat mengawali terapi musik. Untuk mendorong peneliti
menciptakan sesi terapi musik sendiri, berikut ini beberapa dasar terapi musik yang dapat
anda gunakan untuk melakukannya:

1. Untuk memulai melakukan terapi musik, khususnya untuk relaksasi, peneliti dapat
memilih sebuah tempat yang tenang, yang bebas dari gangguan. Peneliti dapat juga
menyempurnakannya dengan aroma lilin wangi aromaterapi guna membantu
menenangkan tubuh.
2. Untuk mempermudah, peneliti dapat mendengarkan berbagai jenis musik pada awalnya.
Ini berguna untuk mengetahui respon dari tubuh responden. Lalu anjurkan responden
untuk duduk di lantai, dengan posisi tegak dan kaki bersilangan, ambil nafas dalam –
dalam, tarik dan keluarkan perlahan – lahan melalui hidung.
3. Saat musik dimainkan, dengarkan dengan seksama instrumennya, seolah – olah
pemainnya sedang ada di ruangan memainkan musik khusus untuk responden. Peneliti
bisa memilih tempat duduk lurus di depan speaker, atau bisa juga menggunakan
headphone. Tapi yang terpenting biarkan suara musik mengalir keseluruh tubuh
responden, bukan hanya bergaung di kepala.
4. Bayangkan gelombang suara itu datang dari speaker dan mengalir ke seluruh tubuh
responden. Bukan hanya dirasakan secara fisik tapi juga fokuskan dalam jiwa. Fokuskan
di tempat mana yang ingin eneliti sembuhkan, dan suara itu mengalir ke sana. Dengarkan,
sembari responden membayangkan alunan musik itu mengalir melewati seluruh tubuh dan
melengkapi kembali sel – sel, melapisi tipis tubuh dan organ dalam responden.
5. Saat peneliti melakukan terapi musik, responden akan membangun metode ini melakukan
yang terbaik bagi diri sendiri. Sekali telah mengetahui bagaimana tubuh merespon pada
instrumen, warna nada, dan gaya musik yang didengarkan, responden dapat mendesain
sesi dalam serangkaian yang telah dilakukan sebagai hal yang paling berguna bagi diri
sendiri.
6. Idealnya, peneliti dapat melakukan terapi musik selama kurang lebih 30 menit hingga satu
jam tiap hari, namun jika tak memiliki cukup waktu 10 menitpun jadi, karena selama
waktu 10 menit telah membantu pikiran responden beristirahat (Pandoe,2006).

2.4 Penyakit Yang Dapat Disembuhkan


1. Jantung
Bernyanyi secara teratur ternyata bisa mengurangi resiko terkena penyakit jantung. Bernyanyi
juga memiliki manfaat fisik, karena itu termasuk dalam aktifitas aerobik yang meningkatkan
kadar oksigen dalam peredaran darah dan melatih otot utama dari tubuh bagian atas.
baik.Bernyanyi juga memiliki manfaat fisik, karena itu termasuk dalam aktifitas aerobik yang
meningkatkan kadar oksigen dalam peredaran darah dan melatih otot utama dari tubuh bagian
atas.
2. Intelegensia
Kaitan musik dengan kemampuan otak seseorang sudah lama kita ketahui. Itu sebabnya
banyak pakar yang menyarankan agar janin dalam kandungan secara rutin diperdengarkan
musik. Ahli dari Kanada mengatakan bahwa semakin muda seorang anak mendapatkan
pelajaran musik, ia akan memiliki kemampuan belajar dan mengingat lebih baik dibandingkan
anak lain yang tidak mendapatkan pelajaran musik.
3. Dementia
Hasil studi terbaru belum lama ini menunjukkan efek pertunjukan musik hidup (live music)
pada para pasien dementia. Dalam penelitiannya, para pakar kesehatan meminta sebuah
band memainkan lagu-lagu klasik yang populer di depan para pasien. Seperti sudah diduga,
para pasien yang semula tidak bisa melakukan apa-apa akibat penyakitnya, kini sudah bisa
berkomunikasi, bahkan ada yang ikut bernyanyi dan berdansa saat mendengar musik.
4. Kemampuan Belajar
Terapi musik kini banyak dipakai untuk anak-anak autis dan mereka yang memiliki kesulitan
belajar. Spesialisasi musik terapi, Paul Nordoff dan Clive Robbins dari Nordoff- Robbins Music
Theraphy, London. Bahkan mengklaim bahwa anak yang frustasi, Seperti halnya anak autis,
energinya akan meningkat ketika bermain musik.
5. Kanker
Pasien kanker yang harus menjalani kemoterapi biasanya sering mengeluhkan sakit dan rasa
tidak nyaman, tapi setelah mereka diminta mendengarkan musik sambil menjalani kemo,
mereka mengaku lebih nyaman dan sakitnya berkurang.
6. Stres
Penyakit ini banyak dialami oleh warga perkotaan yang sibuk dan harus menghadapi berbagai
persoalan. Selain menggangu kesehatan mental, stres juga berpengaruh pada kesehatan fisik
seseorang. Menyadari hal tersebut, kini banyak perusahaan yang menggunakan musik untuk
mencegah terjadinya stres pada karyawannya agar tetap produktif bekerja. Penelitian
menunjukkan, pekerja yang mengikuti sesi mendengarkan musik saat istirahat siang,
perasaan lelah dan depresinya berkurang sampai 50 persen.
7. Nyeri
Untuk mengurangi rasa sakit dan nyeri, jangan selalu mengandalkan obat, dengarkanlah
musik, demikian saran para pakar. Saran itu didasarkan pada penelitian yang dilakukan
terhadap 500 pasien yang baru menjalani pembedahan perut, setelah rutin mendengarkan
musik, mereka mengaku sakitnya berkurang, efeknya sama dengan mereka yang
mengkonsumsi obat penghilang sakit (paint killer).
Jenis musik yang ingin didengarkan pasien boleh memilih yang sesuai dengan kesukaan
masing-masing, seperti piano, jazz, slow musik atau orkestra.
8. Bayi Prematur
Menurut riset yang dilakukan seorang dokter di Israel, bayi yang terlahir prematur memiliki
detak jantung lebih teratur dan tidur lebih nyenyak ketika mereka mendengarkan penyanyi
dan musik harpa. Musik bahkan juga bisa dimanfaatkan oleh para ibu yang baru melahirkan.
Selain mengurangi sakit, musik juga berfungsi untuk memulihkan stamina.
2.5 Jurnal Penelitian
PENGARUH MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH
PADA PASIEN PRA-HEMODIALISIS DI RUANG DAHLIA BLU RSUP. PROF. DR.
R. D. KANDOU MANADO (Christiane Sarayar, Mulyadi, Henry Palandeng)
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan diukur pada tiga
kesempatan yang berbeda. Hipertensi merupakan salah satu pemicu gagal ginjal dan
sebaliknya hipertensi dapat disebabkan oleh gagal ginjal. Hemodialisis merupakan terapi
untuk gagal ginjal.
Musik adalah sebuah rangsangan pendengaran yang terorganisir, terdiri atas melodi, ritme,
harmoni, timbre, bentuk dan gaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
musik klasik terhadap penurunan tekanan darah pada pasien prahemodialisis di ruang Dahlia
BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Penelitian ini menggunakan desain penelitian
quasi eksperiment dengan rancangan Non-equivalent Control Group. Sampel yang
digunakan, 15 subjek untuk kelompok eksperimen dan 15 subjek untuk kelompok kontrol
yang diambil dengan menggunakan teknik Purposive Sampling. Teknik analisa data
menggunakan uji wilcoxon dengan nilai kemaknaan á=0,5. Hasil penelitian nilai p value =
0,00 (< á = 0,5) untuk kelompok eksperimen dengan intervensi musik klasik sedangkan
untuk kelompok kontrol didapatkan nilai p value = 1,00 (> á = 0,5).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Penggunaan musik sebagai alat pelengkap dalam promosi kesehatan dalam pengobatan
penyakit somatik dan mental, terapi musik telah banyak bukti ilmiah efektivitas dalam
penanganan nyeri, kecemasan dan stres emosional, dan lain- lain. Dalam kebidanan, satu
studi menunjukkan bahwa janin merespon stimulus musik dan suara manusia, dengan
meningkatkan denyut jantung dan gerakan, sampai batas secara signifikan lebih besar.
Dan terapi musik ini secara signifikan dapat meningkatkan tingkat menyusui.

3.2 Saran

Bagi tenaga kesehatan khusunya bidan diharapkan dapat mempromosikan komplementer


dan alternatif pengobatan dalam meningkatkan tingkat menyusui pada ibu menyusui
dalam penerapan terapi musik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Dewi Rosiana, terapi musik bagi kesehatan, 2009, http//: rosiana-nuka.blogspot.com

2. Erfandy, konsep terapi musik, 2009, http//: puskesmas-okeblogspot.com

3. Christiane Sarayar, Mulyadi, Henry Palandeng. PENGARUH MUSIK KLASIK


TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN PRA-
HEMODIALISIS DI RUANG DAHLIA BLU RSUP. PROF. DR. R. D. KANDOU
MANADO

Anda mungkin juga menyukai