Anda di halaman 1dari 3

mungkin sering mendengar ucapan, "Yang namanya urusan perut itu tidak bisa ditolerir".

Ya, anggapan
tersebut memang ada benarnya, karena kebutuhan manusia akan makan dan minum sudah menjadi
kebutuhan pokok yang sama sekali tidak bisa ditunda-tunda.

Dalam kondisi menghemat pun mungkin Anda bisa sengaja mengerem membeli keperluan sekunder,
seperti pakaian beserta aksesorisnya. Tapi coba saja dalam kondisi lapar, Anda pasti tidak akan sungkan-
sungkan untuk mengeluarkan kocek berapa pun untuk membeli makanan.

Dengan demikian, tak heran bila beberapa tahun belakang ini banyak pebisnis makanan betebaran di
mana-mana, mulai dari pedagang makanan tradisional dengan istilah pedagang kaki lima, hingga
pedagang makanan modern yang diklaim sebagai pengusaha kafe dan resto. Mungkin Anda pun kini bisa
mulai mencoba hal serupa.

Kendati demikian, bukan berarti untuk mendapatkan keuntungan yang besar, Anda cenderung memilih
membuka kafe dan resto sebagai permulaan usaha makanan Anda.

Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan usaha kecil menengah (UKM) di beberapa daerah di
Indonesia, rata-rata pendapatan para pengusaha makanan dan minuman kaki lima dan rumahan berada di
atas rata-rata upah minimum regional (UMR).

"Dengan berpegang pada fakta ini, usaha makanan dan minuman sederhana sangat mungkin
mengantarkan Anda menjadi jutawan," ungkapReny Y dalam buku "54 Peluang Usaha Makanan dan
Minuman dengan Modal Rp2 Jutaan", terbitan Daras Book, dikutip okezone.

Dia memaparkan, usaha makanan dan minuman bermodal rendah dapat dibagi ke dalam beberapa
kelompok sesuai jenis dan tempat usahanya.

Pertama, kelompok usaha yang menjual makanan pokok sehari-hari seperti Rumah Makan Padang,
Warung Tegal, warung nasi sederhana, nasi goreng atau nasi pecel ayam.

Kedua, kelompok usaha makanan pengganti makanan pokok, seperti mi ayam, bakso, soto, sate, atau
batagor.

Ketiga, kelompok usaha jajanan, seperti roti bakar, martabak, pisang bakar, gorengan, atau cireng.
Keempat, kelompok usaha berbagai macam minuman, seperti es buah, es campur, jus, es kelapa muda
hingga air sari tebu.

"Sebaiknya Anda memilih yang memang sesuai dengan keahlian dan minat Anda, sehingga dapat
menjalankan usaha dengan nyaman dan tanpa beban. Satu hal yang harus Anda hindari adalah membuka
usaha hanya karena mengikuti tren, tanpa tahu cara menjalankannya," imbaunya.

Untuk itu, dalam bukunya itu Reny menjabarkan sejumlah faktor yang harus diperhatikan sebelum memulai
usaha, antara lain:
1. Modal Awal Usaha.
Banyak cara untuk menutupi kekurangan modal, misalnya melalui mencari rekanan yang bisa diajak
kerja sama, meminjam ke koperasi atau bank melalui penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) untuk pelaku
UKM.

Bila memilih usaha patungan, sebaiknya Anda membuat surat perjanjian yang mengatur pembagian
wewenang dan hasil usaha guna menghindari masalah di kemudian hari.

Bila meminjam dari lembaga keuangan, maka biasakan untuk membuat laporan keuangan setelah usaha
berjalan. Laporan keuangan tersebut mencantumkan pemasukan, pengeluaran, dan aset usaha yang
dimiliki. Hal ini dilakukan agar lembaga keuangan tersebut mengetahui secara pasti perkembangan usaha
Anda.

2. Lokasi Usaha.
Pilihlah lokasi usaha yang banyak dikunjungi atau dilalui banyak orang. Saat menentukan lokasi usaha
juga harus memperhitungkan modal yang akan dikeluarkan. Jangan sampai modal Anda terkuras hanya
untuk menyewa atau membeli tempat usaha.

Sejumlah lokasi usaha makanan yang strategis antara lain di sekitar sekolah atau kampus, kawasan
perkantoran, lingkungan pasar dan mal, perumahan, dan tempat wisata.

3. Menu Andalan.
Sebelum memulai usaha, sebaiknya Anda melakukan survei terlebih dahulu tentang menu yang beredar
di pasar. Lalu, pilihlah menu yang belum banyak dijual di sana guna mengurangi tingkat persaingan.
Namun pilihan menu tersebut harus disesuaikan dengan target pasar atau konsumen.

4. Pemasok Bahan Baku.


Memiliki pemasok tetap yang dapat memasok semua bahan baku produksi setiap harinya sangat
dianjurkan guna kelancaran proses produksi.

Selain bisa mendapatkan harga relatif murah, Anda bisa diprioritaskan bila suatu saat bahan baku yang
Anda butuhkan langka di pasaran. Usahakan memiliki lebih dari satu pemasok sebagai alternatif bila
pemasok yang satu tidak bisa menyediakan permintaan.

Pembelian bahan baku dari pemasok ini biasanya menggunakan sistem pembayaran kredit atau tunai
dengan potongan harga. Besarnya potongan harga relatif, tergantung kesepakatan kedua belah pihak, tapi
pada umumnya berada pada kisaran 15-20 persen.

5. Sumber Daya Manusia.


Idealnya, karyawan terbagi ke dalam kelompok tukang masak, pelayan, dan kasir. Tapi, bila usaha
tergolong kecil, seorang asisten yang dapat mempermudah pekerjaan Anda itu saja sudah lebih dari
cukup.

Jangan lupa untuk memerhatikan kesejahteraan karyawan dengan memberi gaji sepadan dan tepat
waktu. Hal ini untuk menjaga kestabilan keterampilan dan kesiapan karyawan.

6. Pilihan Pasar.
Menyesuaikan jenis usaha dengan target pasar merupakan salah satu kunci sukses menjalankan usaha
makanan dan minuman. Walaupun Anda menawarkan harga murah meriah, tapi tidak sesuai dengan
selera konsumen ini bisa menjadi kendala.

7. Promosi yang Tepat.


Promosi dari mulut ke mulut hingga saat ini tetap menjadi andalan promosi usaha Anda ke banyak orang.
Ini berhasil jika Anda bisa memuaskan konsumen dan nantinya mereka pun bisa menjadi pelanggan setia.
Dari pelanggan setia ini lah cerita tentang keunggulan usaha Anda akan menyebar ke publik. Bila ada
dana lebih, tak ada salahnya mempromosikan usaha lewat media, seperti spanduk, papan nama, pamflet
atau leaflet.

8. Perizinan Usaha.
Demi keamanan dan kenyamanan usaha, pastikan Anda mengurus surat izin usaha dari instansi
pemerintahan atau pihak berwenang setempat.

Jika usaha semakin berkembang dan besar, ada baiknya segera mengurus Nomor Pokok Wajib pajak
(NPWP) bagi usaha Anda, mengurus perizinan ke Kementerian Kesehatan, bahkan kalau bisa mengurus
sertifikasi halal untuk semua produk usaha Anda ke Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Anda mungkin juga menyukai