Atresia Billier
Oleh :
Destya Putri G991902011
Fadhillah Ardiana G991906012
Pembimbing :
Definisi
Atresia billier adalah suatu penyakit kolangiopati
obstruktif kongenital akibat adanya hambatan pada
saluran-saluran yang membawa cairan empedu (bile)
dari liver menuju ke kantung empedu (gallbladder).
2
Epidemiologi
• Atresia biliaris lebih banyak terjadi pada perempuan. 2 : 1.
• Atresia biliaris ditemukan pada 1 dari 10.000 kelahiran di
Taiwan dan Jepang dan 1 dari 20.000 kelahiran di dataran
Eropa dan Amerika Utara.
• Insidensi lebih banyak terjadi pada anak-anak asia dan kulit
hitam. Sebanyak 62% kasus ditemukan pada ras Kaukasia,
20% Berkulit hitam, 11% Hispanik, 4,2% Asia, 1,5% Indian
amerika.
3
Etiologi
Belum diketahui dengan pasti
4
Klasifikasi
Atresia bilier terbagi menjadi 2 tipe yaitu
1. Fetal – embryonic (syndromic) :
terjadi dalam 2 minggu kehidupan, 10 – 20 % berhubungan dengan kelainan kongenital.
Ikterus terjadi dalam waktu cepat setelah kelahiran dan tidak ada interval bebas ikterus
5
Klasifikasi Atresia Billier menurut Kasai
6
Manifestasi Klinis
Pemeriksaan Fisis
Anamnesis
• Hepatomegali. Splenomegali juga dapat ditemukan,
Ikterus tinja pucat dan urin berwarna dan apabila sudah ada splenomegali, (curiga telah
terjadi sirosis dengan hipertensi portal.)
kuning gelap.
• Ikterus yang memanjang pada neonatus, lebih dari 2
Gangguan pertumbuhan dan minggu
perkembangan, koagulopati dan anemia • Pada pasien dengan sindrom asplenia, dapat
juga sering ditemukan. ditemukan garis tengah hepar pada palpasi di area
Perdarahan karena malabsorpsi dan epigastrium.
defisiensi vitamin K. • Ada kemungkinan terjadi kelainan kongenital lain
seperti penyakit jantung bawaan, terutama apabila
ditemukan bising jantung pada pemeriksaan
auskultasi.
7
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium Ultrasonografi
• Hati dapat membesar atau normal dengan struktur parenhim
Tes fungsi hati biokimia menunjukkan
yang inhomogen dan ekogenitas yang tinggi tertama daerah
kolestasis. Terjadi peningkatan serum periportal akibat fibrosis
bilirubin direk, serum • Nodul-nodul cirrhosis hepatis
aminotransferase, peningkatan AST • Tidak terlihat vena porta perifer karena fibrosis
dan ALT, peningkatan serum alkali • Tidak terlihat pelebaran duktus biliaris intra hepatal
phosphatase dan γ • Triangular cord didaerah porta hepatis: daerah triangular
atau tubular ekogenik lebih spesifik untuk atresia bilier extra
Glutamyltranspeptidase
hepatal
• Ultrasonografi hati dilakukan setelah 12 jam puasa (dengan
infus dextrose IV). BA diduga ketika kandung empedu
menyusut meskipun puasa
• Tanda hipertensi portal dengan terlihatnya peningkatan
ekogenitas daerah periportal.
• Kemungkinan dengan kelainan kongenital lain seperti situs
inversus, polisplenia
8
Gambaran USG Triangular Cord Sign
9
Kolangiografi Biopsi hati.
Ketika kandung empedu tampak • Pada pemeriksaan biopsi pasien atresi billier
normal pada pemindaian akan didapatkan gambaran:
ultrasonografi, kolangiografi • Adanya plug (sumbatan) empedu pada
diperlukan untuk menilai morfologi saluran empedu yang kecil
dan patensi traktus bilier. • Proliferasi duktus
Kolangiogram dapat diperoleh secara • Edema portal, dan fibrosis.
perkutan, endoskopi (ERCP) atau • Seperti halnya penyebab lain dari kolestasis
intraoperatif. neonatal, dapat terlihat adanya giant cell
transformation
10
Management Atresia bilier
Hepatoportoenterostomy (HPE) oleh Morio Kasai
Teknik yang dapat digunakan, yaitu bedah terbuka
konvensional dan laparoskopi
Dianjurkan agar operasi dilakukan pada usia kurang
dari 10 minggu
11
Keberhasilan portoenterostomi Kasai ini dipengaruhi oleh :
• Usia pasien, (kemungkinan berhasil besar apabila dilakukan pada usia
kurang dari 2 bulan)
• Kerusakan hati yang sudah terjadi
• Ukuran dari duktus dalam jaringan hati yang dapat menjamin drenase
empedu perhatikan derajat fibrosis dan derajat sirosis yang terjadi
karena sangat menentukan dalam memperkirakan kesuksesan dari
operasi yang dilakukan.
13
Target yang harus diperhatikan pada pada pasien pasca portoenterostomi Kasai :
• Penilaian hasil jangka pendek: Lakukan pencegahan terjadinya kolangitis
berulang yang dapat mengakibatkan fibrosis yang progresif.
• Penilaian hasil jangka panjang : Berhasilnya drenase empedu yang dapat kita
lihat dari serum bilirubin yang normal dalam 3 bulan.
14
Bila portoenterostomi Kasai tidak dapat dilakukan maka perlu dilakukan
Transplantasi Hepar
15
TERIMA KASIH