Pemeriksaan rutin
Pemeriksaanbilirubin, darah tepi lengkap, uji
fungsi hati, dan gamma-GT
Kombinasi pe gamma-GT, bilirubin serum total
atau bilirubin direk, dan alkalifosfatase
spesifisitas 92,9% dalam menentukan atresia
bilier.
Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan aspirasi duodenum (DAT) tidak
adanya asam empedu di dalam cairan duodenum
dapat menentukan adanya atresia bilier.
Pencitraan
USG
akurasi diagnostic USG 77%
dapat ditingkatkan bila pemeriksaan dilakukan
dalam 3 fase, yaitu pada keadaan puasa, saat
minum dan sesudah minum
Pemeriksaan sintigrafi
Pemeriksaan sistem hepatobilier digunakan isotop
Technetium 99m mempunyai akurasi diagnostik
sebesar 98,4%.
Pada atresia bilier proses pengambilan isotop oleh
hepatosit normal tetapi ekskresinya keusus
lambat atau tidak terjadi sama sekali.
Liver Scan
HIDA (Hepatobiliary IminodeaceticAcid)
melakukan pemotretan pada jalur dari empedu
dalam tubuh blokade pada aliran empedu.
Pemeriksaan Kolangiografi
Pemeriksaan ERCP (Endoscopic Retrograde
Cholangio Pancreaticography)
Biopsi hati
Terapi medikamentosa
Memperbaiki aliran bahan-bahan yang dihasilkan
oleh hati terutama asam empedu (asamlitokolat),
dengan memberikan :
Fenobarbital 5 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis, per
oral.
Terapi bedah
Kasai Prosedur
Komplikasi
Kolangitis
Hipertensi porta
Hepatopulmonary syndrome dan
hipertensi pulmonal
Keganasan
Hasil setelah gagal operasi Kasai
Prognosis