IDENTIFIKASI

Streptococcus sp.
Streptococcus sp.
STREPTOCOCCUS 02
• highly virulent and less virulent (commensal) gram-
positive bacteria
• Hosts : humans and mammals.
• Often found to colonize the mucosal surfaces of the
mouth, nares and pharynx.
• As a pathogen, may also inhabit the skin, heart or
muscle tissue.

Less virulent: opportunistic pathogen

 Morphological
• Gram postive diplococci :i.e • Gram positive streptococci:
Streptococcus pneumoniae, i.e Streptococcus pyogens,
Enterococcus spp. Streptococcus mutans
CHARACTERS 02
• Gram positive cocci
• Chains or pairs
• Usually capsulated (Facultative anaerobes
• No flagella → Non motile
• Have pili (fimbriae)
• Fastidious
• Catalase negative
• Non spore forming
• Culture:
o Optimum temperature: 37C (35-43)

o Optimum pH: 7,4

o Mati pada suhu 60C, selama 30-60 minutes
• Anaerob fakultatif: dapat hidup dengan baik bila ada oksigen maupun tidak ada oksigen.
• Ada oksigen -> energi dioksidasi dari bahan organik dengan bantuan oksigen
• Tidak ada oksigen -> energi diperoleh dr proses fermentasi senyawa organik (tanpa
bantuan oksigen)
• Fastidious organism: has a complex nutritional requirement. In other words,
a fastidious organism will only grow when specific nutrients are included in its diet.
• Streptococcus -> produced the large amount of hydrogen peroxide; to growth requires a
source of catalase (e.g. blood) to neutralize.
• (streptococcus bakteri selektif, dia hanya tumbuh ketika di media cultur itu
punya nutrisi yg dia inginkan. Streptococus mengasilkan h2o2, untuk tumbuh
di media kultur, perlu menetralkan h2o2 yg dia hasilkan, dengan memberikan
sumber katalase dari luar , sumber katalase dr luar yaitu darah sehingga dia
tumbuh di agar darah dan agar coklat)
• Perbedaan pili dengan flagella:
• Flagella -> alat gerak, terdiri dari protein flagelin (bulu cambuk, jumlahnya sedikit)
• Pili -> fungsi adhesi bakteri dg sel tubuh hospes (1) dan konjugasi antar bakteri (2); terdiri
dr protein lektin (disekitar bakteri, jumlah lebih banyak)
 03
HEMOLYSIS ON BLOOD AGAR
● -hemolysis: partial lysis of RBC
- Warna disekitar koloni menajdi hijau atau coklat -> viridans group.
- non-groupable streptococci (S. pneumoniae & S. viridans)

● -hemolysis: complete lysis of RBC

- Diinduksi oleh haemolysins, membentuk clear zone di sekitar ->
hemolyticus group
- Group A & B (S. pyogenes & S. agalactiae)

● -hemolysis: no lysis -> anhemolysis group

- Group D (Enterococcus spp)
• Green discoloration: Alfa hemolitikus
menghasilkan warna hijau
: ini berhubungan dgn streptococcus yang
menghasilkan h202  akan mengoksidasi hb yg
ada di sel darah merah jadi methemoglobin
HEMOLYSIS
GROUPING 03
HEMOLYSIS ON BA 03

-hemolysis

-hemolysis

-hemolysis
STREPTOCOCCUS PYOGENES
04
• Group A Streptococcus
• paling virulen dan paling sering sebabkan
infeksi
• Masuk melalui kulit atau SPA
• Transmisinya melalui droplet atau kontak
langsung dengan luka
 04
PATHOGENESIS: VIRULENCE FACTORS
1.Adhesion
2.M protein
3.Capsule
4.Streptolysins.
5.Pyrogenic exotoxins
1.Adhesi : adhesi pada sel epitel host dengan cara melakukan interaksi dengan fibronectin
host

salah satu fungsi pili adl untuk adesi. Ketika pili sudah tau itu sel host nya, kmudian suatu
protein (F-protein) akan diekspresikan di permukaan sel streptokokus dia akan mengenali
fibronectin pd sel host, kemudian dia akan menempel ke sel host nya

2. M protein : menyerupai juluran rambut pada dinding sel bakteri

menyebabkan anti fagositosis oleh PMN, mll ikatannya ke serum protein host, termasuk
fibrinogen, plasminogen, albumin, igG, IgA, dll

3. Kapsul : kapsul terbentuk dr asam hialuronat, sehingga berfungsi untuk antifagosit 

virulen
4. Streptolisin o dan s streptolysins O (oxygen-labile) and S (serum-soluble)
lyse erythrocytes, PMN leucocytes and platelets by forming pores in their cell membrane.

5. Pirogenic : bisa sebabkan demam

able to induce fever. SPE A (most toxic), SPE B (cysteine proteinase capable of cleaving host proteins) and
SPE C; SPE A and C also called erythrogenic toxins as they are responsible for the rash.
PATHOGENESIS: CLINICAL FEATURES
04
1. Non Invasive Streptococcal Disease
Most common, usually occurs at upper respiratory tract (phryngitis) and skin
(impetigo).
2. Invasive Soft Tissue Infections
Severe, sometimes life-threatening, occur when bacteria get into normally sterile parts
of the body. The most severe forms are necrotizing fasciitis, streptococcal toxic shock
syndrome, and bacteraemia.
 04
STREPTOCOCCUS PNEUMONIAE
• Commonly called Pneumococcus
• Diplococcus forming
• Oropharyngeal flora (5-70% of the
population)
• Genetically closely related to the
commensal S. mitis and S. oralis
 PATHOGENESIS 04
Virulence Factors 1. Capsule: capsular polysaccharide, crucial
virulence factor, antiphagocytic effect
1. Capsule 2. Pneumolysin: intracellular membrane-
2. Pneumolysin damaging toxin, inhibits phagocytosis,
lymphocyte proliferation and iG synthesis (toksin
3. Autolysin yg hanya dilepaskan ketika dia autolisis
3. Autolysin: breaks the peptide cross-linking of
the cell wall peptidoglycan, leading to lysis of the
bacteria, enable the release of pneumolysin
Clinical Features Pertama dia lisis dengan sendirinya (autolisis) 
toksinnya keluar
4. Pneumonia
5. Otitis Media and Sinusitis
6. Meningitis
 LABORATORY DIAGNOSTIC
• Culture: Blood agar or brown agar 04
• Gram stain: observe morphological appearance (including
colour)
-Direct smear: count number of leucocytes and ephitel
-Colony smear
• Catalase: negative
• Antigen detection test: detection directly in throat swabs
without cultivation.(ada suatu alat yg paten bisa
mendeteksi antigen strepto tanpa cultur)
• Antibodi detection test: detection of antibodies against
streptolysin O (ASO test), significant increase of titer in 3-
4 weeks after initial exposure
Clinically used: culture, gram stain, and
catalase
Others are for research and urgent
conditions
TREATMENT 04
• Basically all streptococcus infections can be treated with
gram positive spectrum antibiotics, depends on local
bacterial sensitivity
• Drug of choice can be beta-lactam, macrolide,
cephalosporin (1st generation) tergantung dari
sensitivitasnya
 Test Hemolise
• Dasar : Streptococcus sp. mempunyai sifat hemolitik yang
bermacam-macam. Sifat hemolitik ini digunakan untuk
menentukan tipe Strep.
• Tujuan : menentukan tipe Streptococcus sp. dengan
melihat sifat hemolisenya pada media agar darah plate.
• Alat/bahan :
 Sediaan kuman Streptococcus 1 tabung
 Media agar darah 1 plate
 Oshe jarum 1 buah
 Lampu spiritus 1 buah
 Cara kerja :
2. Ambil 1
koloni

1. panasi

3. Tanam pada
5. Amati &catat 4. Inkubasi
Agar darah
hasil 370C 24 jam plate
 Hasil
• Hemolise tipe  (hemoliticus) = zona jernih di sekitar koloni
• Hemolise tipe  (viridan) = zona kehijauan di sekitar koloni
• Hemolise tipe  (anhemoliticus) = tanpa zona hemolise di sekitar
koloni
• Beta hemolytic : Streptococcus pyogenes
• Alpha-hemolytic : “Viridans group” streptococci ( Streptococcus
mutans, mitis, and salivarius), Streptococcus pneumoniae
(Encapsulated strain)
• Gamma hemolytic: Gamma Streptococcus“ (Enterococcus faecalis)
 Tes Katalase
• Dasar :
Streptococcus sp. tidak mempunyai enzim katalase seperti
yang dimiliki oleh Staphylococcus. Sifat ini digunakan untuk
membedakan antara Staphylococcus dengan
Sreptococcus.
• Tujuan :
Membedakan Streptococcus dari Staphylococcus dengan
melihat sifat menghasilkan enzim katalase.
• Alat/Bahan :
 Sediaan kuman Strept 1 tab agar darah miring
 Larutan NaCl 0,9% 1 tabung
 Oshe kolong 1 buah
 Lampu spiritus 1 buah
 Obyek glass 1 buah
 H2O2 3% 1 tabung
 Cara Kerja
2. Ambil 2-3 oshe
larutan NaCl 0,9%

5. Tambahkan
H202 3%
1. panasi 1-2 tetes
4. Campurkan pada
object glass

6. Amati dan
3. Ambil 2-3 koloni catat hasil
 Hasil :

• gelembung gas<20 detik =

katalase (+)
• Tidak terbentuk gelembung-
gelembung gas = katalase (-)

(+) : Staphylococcus sp; Uji katalase (+)

(-) : Streptococcus sp
 UJI
SENSITIVITAS
 TES SENSITIVITAS
• Tujuan : melihat kepekaan suatu kuman
terhadap berbagai antimikroba pada medium
mueller hinton agar plate

• Dasar: Obat antimikroba dapat berdifusi pada

medium agar dan bereaksi dengan kuman.
Kuman yang peka terhadap antimikroba
tersebut akan terhambat pertumbuhannya
 Cara kerja :
2. Sediaan
standar 0,5
Mc Farlan
1. panasi

4. Disc antibiotik 7-10 buah

3. Tanam pada
6. Amati &catat 5. Inkubasi
Mueller Hinton
hasil 370C 24 jam agar plate
HASIL UJI
 Daftar Pustaka
Jawetz, Melnick & Adelberg’s Medical Microbiology: 24th Edition. 2007. McGraw-Hill

Kayser FH, Bienz KA, Eckert J, Zinkernagel RM. 2005. Medical Microbiology. Thieme

MRSA. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/007261.htm

Methicillin-resistant staphylococcus aureus (MRSA) infections. http://www.cdc.gov/mrsa/

lab/index.html

Resistant 'Superbugs' Create Need for Novel Antibiotics.

http://www.medscape.com/viewarticle/554935_3

Staphylococcus Scalded Skin Syndrome.

http://emedicine.medscape.com/article/788199-overview

Toxic Shock Syndrome. http://emedicine.medscape.com/article/169177-overview

Krause R, Haberl R, Wolfler A, Daxbock F, Auner HW, Krejs GJ, Wenisch C, et al. (2003).
Molecular typing of coagulase-negative staphylococcal blood and skin culture isolates to
differentiate between bacteremia and contamination. Eur J Clin Microbiol Infect Dis, 22:
760–763.