1kom03850 PDF
1kom03850 PDF
PENDAHULUAN
pasti melakukan aktivitas komunikasi karena tidak ada manusia yang tidak
dirinya.
keseimbangan jiwanya.
1
Menurut Dr. Everett Kleinjan dari East West Center Hawaii dalam
dipisahkan.
verbal.
2
dalam menciptakan makna suatu perilaku komunikasi (Sendjaja,
2005:225).
pada siapa saja, seperti komunikasi yang terjadi antara dokter dengan
dunia kedokteran.
Indonesia, 2006:1).
menjadi keluhan dari pasien tersebut, oleh sebab itu komunikasi antara
dokter hanya menanyakan seperlunya saja, tidak ada waktu yang cukup
dalam apa yang menjadi keluhan atau penyakit yang dialami oleh pasien.
3
Untuk dapat berbincang lebih dalam kepada pasien memang bukan
hal yang mudah sebab tidak mudah bagi dokter untuk menggali keterangan
dari pasien karena memang tidak bisa diperoleh begitu saja.Perlu dibangun
perencanaan dan tindakan lebih lanjut. Dari sisi pasien, umumnya pasien
menceritakan sakit atau keluhan yang dialaminya secara jujur dan jelas.
4
komunikasi tidak efektif akan mengundang masalah (Konsil Kedokteran
Indonesia, 2006:1).
begitu pula dengan pasien yang juga bukan sekedar objek.Dokter perlu
menjelaskan kondisi dan tindakan medis yang dilakukan pada tubuh pasien.
Karena itu komunikasi yang baik adalah unsur penting dalam proses
Pasien seolah menjadi takut untuk bertanya dan tak bisa dipungkiri masih
banyak dokter yang tidak bersedia memperlakukan pasien sebagai konsumen jasa
pelayanan kesehatan. Masih banyak oknum dokter yang bersikap arogan dan
bukanlah mesin dan tidak pernah ada kasus pasien yang benar-benar identik.
Meskipun dalam beberapa tahun terakhir ini sudah ada upaya dari kalangan dokter
juga wajib mengetahui apa saja yang menjadi hak kita sebagai pasien dan
membekali diri dengan informasi sehingga tidak harus selalu bersikap pasrah
5
Bila merasa ragu dengan keputusan dokter, pasien berhak mencari
pendapat kedua dari dokter lain."Pasien yang aktif bertanya dan menyampaikan
pasien dan penyakitnya. Selama ini terdapat perbedaan yang besar antara apa yang
diyakini pasien tentang penyakitnya dengan apa yang dokter ketahui," kata
Richard Street Jr, seorang ahli komunikasi dari Texas A&M University, Amerika
semakin penting. Belum optimalnya aspek komunikasi dokter dan pasien menjadi
pengaduan. Hal itu mengemuka dalam Seminar Forum Komunikasi Rumah Sakit
dalam Rangka Pembinaan Praktik Kedokteran yang Baik, di Jakarta, Rabu (29/5).
Alwy mengatakan, “MKDKI menerima 208 pengaduan selama tahun 2006 hingga
lainnya. Terkait komunikasi, pasien mengeluh soal dokter yang lebih banyak diam
30 Mei 2013).
6
Komunikasi yang tidak efektif antara dokter dengan pasien ternyata dapat
memicu rasa stres pada pasien, hal ini dapat terjadi karena kadang pasien merasa
yang diucapkan atau dilontarkan oleh dokter, membuat pasien merasa tidak
nyaman atau terkadang ada dokter yang bersifat arogan sehingga membuat pasien
tidak leluasa dalam bertanya atau mengungkapkan sesuatu terhadap dokter, karena
dokter yang arogan biasanya tidak mau menerima saran atau pendapat dari pasien.
lebih tahu mengenai masalah medis dibandingkan pasien yang notabene tidak
mudah bagi dokter menjadi “terapis” untuk pasiennya. Begitu juga pasien dan
dokter sendiri harus menyadari bahwa pengeluaran emosi yang tidak tepat malah
Hal ini belum lagi jika ternyata dokter tidak mempunyai latar belakang
untuk mengeluarkan emosi pasien tanpa dasar ilmu yang kuat. Sering kita melihat
banyak praktisi yang bukan seorang ahli di bidang kesehatan jiwa ataupun di
bidang ilmu perilaku merasa mampu untuk memberikan terapi untuk pasien-
Dasar ilmu yang tidak ada atau minim tidak akan cukup untuk menjalani
7
ke terapisnya bukanlah hanya mengungkit semua masalah, namun kemudian
tidak tertangani dengan baik akan sangat berbahaya buat pasiennya sendiri
parah harus selalu bisa memberikan rasa aman kepada pasien agar pasien tidak
merasa stres, karena rasa stres yang dialami oleh pasien berpengaruh kuat
terhadap penyakit yang diderita seorang pasien. Komunikasi verbal dan nonverbal
yang diperlihatkan kepada pasien sangatlah penting, karena dari ekspresi atau
perkataan yang dikatakan oleh dokter inilah yang dibaca oleh pasien.
di dalamnya, antara lain mengenai: kapan, karena apa kematian itu terjadi.
dalam hal ini dokter harus benar-benar bisa memahami apa yang dirasakan
8
dalam mendiagnosa penyakit pasien. Apalagi bila pasien tersebut memiliki
riwayat penyakit yang tergolong parah. Risiko nyawa menjadi tanggung jawab
dokter apabila sampai membuat pasien tersebut kehilangan nyawa atau bertambah
Indonesia, dan pimpinan rumah sakit dimana kasus tersebut terjadi. Tuntutan
keluarga korban tidak hanya ditujukan bagi pihak rumah sakit namun lebih
kepada penanganan yang dilakukan oleh pihak dokter terhadap pasien. Dari mulai
Secara harfiah malpraktik terdiri dari dua kata yaitu “mal” yang berarti
pengertian harfiah tersebut, kata “malpraktik” bisa dikenakan kepada siapa yang
melakukan tindakan atau pelaksanaan atas dasar keahliannya, dengan kata lain
9
yang menggunakan istilah “professional misconduct” (Kompasiana, 2 Maret
2013)
profesi, seperti dokter, insinyur, ahli hukum, akuntan, dokter gigi, dokter hewan.
Malpraktik bisa diakibatkan karena sikap tindak yang bersifat tidak peduli,
masyarakat belum memahami, atau bahkan tenaga medis sendiripun belum paham
mengenai istilah yang terjadi dalam pelayanannya. Ada yang dikenal dengan
risiko tindakan medis (medical risk) yang memiliki makna sangat luas. Risiko
medik terbangun dari kata “Risiko” dan “Medik”. Risiko sendiri berasal dari kata
“risk” yang dalam bahasa Inggris berarti “The possibility of something bad
happening at some time in the future; a situation that could be dangerous or have
a bad result” (Wehmeir 18: 2005) atau kemungkinan terjadinya sesuatu yang
tidak baik di kemudian hari; situasi yang dapat membahayakan atau mempunyai
10
Risiko tindakan medis dapat terjadi dalam setiap rangkaian proses
obat dan dosisnya, pasca operasi dan lain sebagainya. Risiko medis juga dapat
dokter, apotik, di rumah pasien, di tempat umum (pada kegiatan imunisasi, bakti
social, misalnya) dan lain-lain. (Amir Hamzah Pane, dalam Kompasiana 2 Maret
2013).
antara risiko relatif (relative risk) dan risiko mutlak (absolute risk). Risiko relatif
tindakan medis artinya risiko itu bersifat individual dan tidak diperkirakan
sebelumnya, sedangkan risiko mutlak bersifat umum, artinya semua orang yang
mendapatkan tindakan medis itu akan mendapatkan risiko yang sama dan sudah
11
medical violation (timbul akibat penyimpangan standar prosedur tindakan medis)
medis). Dalam perspektif medis, para dokter tidak dapat disalahkan jika terjadi
medical error , preventable medical error, medical accident, atau medical mishap.
Hal-hal ini terjadi diluar kemampuan dan pengetahuan dokter. Dokter sudah
melakukan segala sesuatunya dengan benar dan adequate sesuai standar pelayanan
(SOP) yang disesuaikan juga dengan kondisi dan situasi fasilitas pelayanan.
sumpah dokter dilafazkan “Saya akan berikhtiar dengan sungguh sungguh supaya
gender, politik, kedudukan sosial dan jenis penyakit dalam menunaikan kewajiban
Tahun 2013 ini dikejutkan dengan aksi dokter dihampir seluruh daerah di
Nama dr Ayu menggema belakangan. Dokter bernama lengkap Dewa Ayu Sasiary
Prawan (38) ini diperkarakan setelah melakukan operasi caesar terhadap pasien.
Dua dokter kandungan satu tim dengan dokter Ayu juga dijerat kasus yang sama
12
Bagaimana cerita kasus yang berujung bui ini? Pada 10 April 2010, dr
Ayu, dr Hendry Siagian, dan dr Hendry Simanjuntak yang saat itu bertugas di RS
Kandou Manado ini menangani pasien bernama Julia Fransiska Makatey (26).
Oleh tim medis, proses persalinan anak kedua Julia dianggap tidak lancar dan
Jabang bayi bisa dikeluarkan dan selamat, tapi kondisi Julia memburuk. 20
Julia. Kasus tersebut diproses polisi. 8 Bulan kemudian, atau Desember 2010, dr
Ayu datang ke keluarga Julia sebagai bentuk empati (Detik News 25 November
2013).
agar tidak melanjutkan kasusnya, tapi keluarga menolak. Dugaan malpraktik itu
2013).
13
MA dan dikabulkan. Pada 18 September 2012, dr Ayu dan koleganya ditetapkan
sebagai Daftar Pencarian Orang (DPO). Atas putusan MA, dr Ayu ditangkap di
Eksekusi putusan MA ini memicu aksi dokter di sejumlah daerah. Kasus tersebut
dikhawatirkan membuat dokter ragu atau tidak bisa mengambil keputusan darurat
saat menangani pasien. Hari ini, Senin (25/11), satu kolega dr Ayu, dr Hendry
Majelis hakim kasasi memvonis Dewa Ayu Sasiary serta dua rekannya,
Hendy Siagian dan Hendry Simanjuntak, bersalah saat menangani Julia Fransiska
putusan yang dirumuskan dalam sidang 18 September 2012 adalah pertama: Julia
dinyatakan dalam keadaan darurat pada pukul 18.30 Wita, padahal seharusnya
dinyatakan darurat sejak ia masuk rumah sakit pada pagi hari, kedua: sebagian
ketiga: Ayu tidak mengetahui pemasangan infus dan jenis obat infus yang
14
keempat : Meski Ayu menugasi Hendy memberi tahu rencana tindakan kepada
lembar persetujuan tindakan yang telah ditandatangani Julia kepada Ayu, tapi
ternyata tanda tangan di dalamnya palsu. Kelima:. Tidak ada koordinasi yang baik
dalam tim Ayu saat melakukan tindakan medis. Keenam: tidak ada persiapan jika
menjatuhkan hukuman 10 bulan penjara kepada dr. Ayu dalam kasus malpraktik,
jadi alasan aksi mogok kerja para dokter. Perkumpulan Obstetri Ginekologi
kejanggalannya? "Di dalam pasal 244 KUHAP dinyatakan apabila sebuah putusan
bebas murni tidak boleh dikasasi," ujar dr. Nurdadi, ketua POGI (Metrotvnews 30
November 2013).
Ayu bebas murni dari kasus malpraktek saat melakukan operasi yang
"“Terhadap putusan perkara pidana yang diberikan pada tingkat terakhir oleh
pengadilan lain selain daripada Mahkamah Agung, terdakwa atau Penuntut Umum
15
kecuali terhadap putusan bebas”. Bila merujuk aturan tersebut, maka seharusnya
tidak ada upaya banding terhadap vonis PN Manado (Metro tv news 30 November
2013).
putusan kasasi dan para sejawat dr. Ayu menyebut terjadi kriminalisasi terhadap
dokter. Namun perlu diingat ada aturan lain yang dirujuk oleh jaksa, yaitu butir
situasi dan kondisi, demi hukum, keadilan dan kebenaran, terhadap putusan bebas
konstitusi dan maka tidak lagi mempunyai kekuatan hukum mengikat. Sehingga
bunyi Pasal 244 UU 8/1981 kini “Terhadap putusan perkara pidana yang
diberikan pada tingkat terakhir oleh pengadilan lain selain daripada Mahkamah
2013).
Berikut ini beberapa poin penting yang menjadi perdebatan soal ada atau
tidak malpraktek dalam kasus dokter Ayu, pertama: Pemeriksaan jantung baru
16
Menurut dr. Januar, pengurus Ikatan Dokter Indonesia, operasi yang
pemeriksaan jantung. "Operasinya bersifat darurat, cepat, dan segera. Karena jika
tidak dilakukan, bayi dan pasien pasti meninggal," ucap dokter kandungan ini
Ini karena saat pemberian obat atau infus karena komplikasi persalinan.
Menurut O.C. Kaligis, pengacara Ayu, putusan Mahkamah Agung tak berdasar.
Dalam persidangan di pengadilan negeri, kata Kaligis, sudah dihadirkan saksi ahli
kedokteran yang menyatakan Ayu dan dua rekannya tak melakukan kesalahan
Para saksi itu antara lain Reggy Lefran, dokter kepala bagian jantung
obygin Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, Jakarta; dan dokter
forensik Johanis. Dalam sidang itu, misalnya, dokter forensik Johanis menyatakan
Kasus itu, kata dia, jarang terjadi dan tidak dapat diantisipasi. Para ahli itu
juga menyebutkan Ayu, Hendry, dan Hendy telah menjalani sidang Majelis
17
menyatakan ketiganya telah melakukan operasi sesuai dengan prosedur (Tempo
27 November 2013).
residence atau mahasiswa dokter spesialis dan tak punya surat izin praktek
(SIP) Ketua Persatuan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) dr. Nurdadi,
SPOG dalam wawancara dengan sebuah stasiun televisi mengatakan tidak benar
kedokteran adalah pendidikan berjenjang. Bukan orang yang tak bisa operasi
dibiarkan melakukan operasi," katanya. Soal surat izin praktek juga dibantah.
izin. Kalau tidak, mana mungkin rumah sakit pendidikan seperti di RS Cipto
2013).
Menurut Januar, pengurus Ikatan Dokter Indonesia, saat menerima pasien Siska,
Ayu telah memeriksa dan memperkirakan pasien tersebut bisa melahirkan secara
normal. Namun, hingga pukul 18.00, ternyata hal itu tak terjadi. "Sehingga
Sesuai prosedur kedokteran saat air ketuban pecah, biasanya dokter akan
18
butuh waktu yang berbeda-beda untuk tiap pasien. Bisa cepat bisa berjam-jam.
November 2013).
Dalam kasus dokter Ayu, terjadi mis communication antara dokter dengan
korban selama delapan jam, padahal dokter Ayu tidak menelantarkan korban
selama delapan jam tetapi dokter Ayu memperkirakan bahwa pasien dapat
melahirkan secara normal, tetapi trenyata tidak karena sampai delapan jam pasien
tidak melahirkan oleh sebab itu dilakukanlah operasi secara darurat karena apabila
tidak segera dilakukan operasi, pasien dan bayi pasien dapat tidak tertolong.
keluarga pasien terlebih dahulu, agar dokter dan keluarga pasien dapat terhindar
dari mis communication, karena keakraban yang tidak terjalin sejak awal besar
sekali risikonya terjadi mis communication. Apabila terjalin komunikasi yang baik
antara dokter dengan pasien atau keluarga pasien kesalahpahaman ini tidak akan
terjadi.
keluarga pasien, akan membuat keluarga pasien paham tindakan apa saja yang
akan dilakukan oleh dokter, sehingga nanti apabila terjadi kesalahan atau hal yang
tidak terduga, keluarga pasien sudah paham risiko yang terjadi apabila dilakukan
sebuah tindakan.
19
Sejak awal dokter seharusnya senantiasa menjelaskan risiko apa saja yang
bisa terjadi apabila dilakukan sebuah tindakan, dan sebaiknya dokter menjelaskan
tindakan-tindakan apa saja yang dilakukan oleh dokter dan risiko medis apa saja
yang dapat terjadi. Komunikasi diantara keduanya dinilai sangat penting, kedua
belah pihak harus sama-sama saling memahami agar dapat meminimalisir risiko
Selain wajib menjalin komuniaksi yang baik dengan pasien atau keluarga
pasien, dokter benar-benar harus dapat memberikan rasa aman kepada pasien
terutama apabila saat dokter akan menyampaikan penyakit pasien yang tergolong
parah, disinilah komunikasi risiko dokter dengan pasien berperan. Dokter harus
apabila dokter tidak berhati-hati akan mengakibatkan pasien merasa stres atau
yang parah.
pasien mengenai penyakit parah saja, tetapi juga pada saat dokter akan memeriksa
pasien, dokter harus dapat melihat situasi dan kondisi pasien, yang dimaksudkan
dalam hal ini adalah apabila saat melakukan pemeriksaan dokter melakukan atau
memberikan candaan kepada pasien disaat waktu dan psikis pasien yang tidak
tepat, yang akan berakibat pada pasien akan merasa takut, bukan membuat pasien
merasa lebih tenang tetapi malah akan membuat dampat yang buruk bagi psikis
pasien.
20
Dokter boleh saja memberikan semacam candaan kepada pasien, hal ini
memang dapat membuat pasien merasa lebih tenang, tetapi dokter haruslah
melihat situasi dan kondisi pasien. Apabila dokter memberikan candaan diwaktu
dan kondisi yang tidak tepat, malah akan membuat pasien merasa terbebani.
Dokter juga haru selalu sigap menanyakan kepada pasien apakah pasien
tersebut memiliki riwayat akan alergi sebuah obat atau tidak, ini penting
ditanyakan saat akan memberikan obat kepada pasien, karena apabila pasien
ternyata mengalami alergi akibat tidak dilakukan tes terlebih dahulu, kasus ini
adalah merupakan hal yang penting, hal tersebut merupakan tanggung jawab
pihak medis, dalam hal ini yaitu dokter. Pertanyaan yang sepele memang tetapi
bisa menjadi hal yang sangat berbahaya yang dapat mengancam jiwa pasien
terjadi sekitar 2% dari sejumlah pasien yang mengonsumsi obat. Reaksi alergi obat
ini biasanya ringan. Namun, menurut spesialis kulit dan kelamin dr. Dewi Inong
Irana, Sp.KK. di Jakarta, alergi yang diterima tubuh bukan hanya karena obat
menimbulkan reaksi alergi. Indikasinya pun hampir mirip dengan obat kimia
21
Alergi adalah reaksi yang berlebihan terhadap apa pun yang dimasukkan
ke dalam tubuh termasuk obat. Ketika diminum, di dalam tubuh terdapat proses
sesak napas, penurunan tekanan darah, reaksi kulit disertai kelainan pada selaput
tersebut, setaip orang bisa berbeda, tidak bisa diprediksi, oleh karena itu hal ini
Untuk menghindari terjadinya alergi obat, perlu kerja sama antara pasien
selama ini, apakah obat tertentu membuat tubuh alergi atau dicurigai
menimbulkan alergi. Dokter Dewi menyarankan bagi yang telah terserang gejala
semacam kartu kepada pasien yang berisi catatan alergi pasien, sehingga dia tidak
akan memberikan obat yang sama pada pasien tersebut (Suara Merdeka 08
Februari 2010).
Penulis ingin melihat komunikasi risiko yang terjadi antara dokter dengan
pasien seperti bahasa yang dikeluarkan oleh dokter saat mendiagnosa penyakit
pasien, mimik muka dokter saat mendengarkan keluhan pasien, bahasa tubuh yang
dikeluarkan dokter saat menangani pasien, cara dokter menenangkan pasien, hal-
22
Seberapa jauh dokter dapat memahami keluhan yang dilontarkan pasien
kepada dokter. Peneliti juga ingin melihat situasi komunikasi yang terjadi antara
dokter dengan pasien ditempat yang berbeda seperti antara klinik dengan rumah
sakit.
B. Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang yang telah dipaparkan oleh penulis, maka diambil
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Manfaat Akademik
pasien.
Manfaat Praktis
23
E. Kerangka Teori
1. Komunikasi
atau lebih.
24
(biasanya lambang-lambang dalam bentuk kata-kata) untuk mengubah tingkah
2. Komunikasi Risiko
Istilah risiko sudah biasa dipakai dalam kehidupan kita sehari-hari, yang
pengertian secara ilmiah dari risiko sampai saat ini masih tetap beragam. Terdapat
menyatakan bahwa risiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi
Herman Darmawi terdapat dua pengertian dari risiko yaitu yag pertama
probabilitas sesuatu hasil atau outcome yang berbeda dengan yang diharapkan.
25
Risiko timbul karena adanya ketidakpastian, yang berarti ketidakpastian
Dimana kondisi yang tidak pasti itu karena berbagai sebab, antara lain:
tenggang waktu antara perencanaan suatu kegiatan sampai kegiatan itu berakhir
kondisi dan perilaku dari pelaku ekonomi, misalnya: perubahan sikap konsumen,
ketidakpastian yang disebabkan oleh alam, misalnya badai, banjir, gempa bumi,
26
Menurut (Covello 1992:65) komunikasi risiko adalah kegiatan
keputusan dan yang terakhir adalah kegiatan atau kebijakan yang ditujukan untuk
adalah:
analisis risiko
manajemen
1. Sifat Risiko:
27
a. Karakterisitik dan pentingnya ancaman bahaya yang menjadi
kekhawatiran
c. Mendesaknya situasi
f. Distribusi pajanan
2. Sifat Manfaat:
risiko
28
3. Pilihan Manajemen Risiko
memanajemen risiko
risiko perseorangan
spesifik
risiko diimplementasikan
29
saat orang menjadi peduli tentang adanya perbedaan persepsi serta
pengetahuan.
30
Kepercayaan ini berhubungan erat dengan persepsi menyangkut keahlian
dipulihkan.
f. Karakteristik-karakteristik sosial
31
Hambatan bahasa, perbedaan budaya, buta huruf, hambatan geografis,
2009: 112)
32
mengubah, memperkuat, atau memperkenalkan.
komunikasi:
33
pengetahuan dan perilaku. Pertimbangkan untuk menggunakan emosional
c. Memiliki pesan yang jelas artiya bahwa masyarakat dapat dengan mudah
kita inginkan.
langsung diabaikan oleh orang tersebut. Anda bisa meminta mereka untuk
perilaku mereka.
f. Memberikan bukti yang baik untuk ancaman dan manfaat, artinya bahwa
34
menanggapi kutipan pakar, dokumentasi, dan statistik.
contoh ekstrim.
35
l. Memilih utusan yang melihat sebagai sumber informasi
dari satu orang kepada orang lain dengan maksud tertentu (Liliweri,
36
komunikasi pribadi di antara perawat dan pasien, perawat membantu dan
(Arwani, 2003:50).
2003:50).
37
3. Komunikasi Nonverbal
Definisi kerja dari komunikasi nonverbal adalah pesan lisan dan bukan
lisan yang dinyatakan melalui alat lain di luar alat kebahasaan (oral and nonoral
besar terhadap perasaan pasien, karena pasien menaruh harapan yang besar
kepada dokter.
pasien, maka dari itu dokter harus selalu berhati-hati dan cerdik dalam
diantara keduanya. Dokter juga harus pandai dalam menafsir setiap pesan yang
dikeluarkan oleh pasien, agar tidak terjadi salah tangkap, tidak hanya pasien yang
melakukan sebaliknya.
38
Dokter yang hanya mengandalkan keahliannya saja dalam bidang medis
akan sangat membahayakan kesehatan pasien dan karier dokter apabila terjadi
terhadap pasien akan membuat kejiwaaan pasien menjadi lebih tenang, oleh sebab
itu penting sekali dokter melakukan komunikasi nonverbal terhadap pasien yang
ditanganinya agar pemeriksaan berjalan dengan lancar dan pasien bisa cepat
sembuh.
Handbook for Health Profesionals oleh Peter Guy Northouse (1985: 55),
para profesional dan para profesional, pada sisi lain sangat bersandar pada
yang besar dan ketidakpastian pada pasien dan para anggota keluarga,
39
profesional kesehatan tidak benar-benar jujur terhadap mereka dan yang ketiga
adalah pasien dan anggota keluarga terkadang akan bersandar pada observasi
4. Komunikasi Verbal
disampaikan oleh dokter. Pasien yang menaruh harapan kepada dokter, tentu
menggunakan satu kata atau lebih. Bahasa dapat juga dianggap sebagai
digunakannya istilah medis yang hanya diketahui oleh profesi medis saja
dan tidak dimengerti sama sekali oleh pasien. Penggunaan istilah medis
hanya boleh digunakan pada pasien yang faham tentang hal itu dan tidak
40
Pelayanan Kebidanan Dasar Berbasis Hak Asasi Manusia dan Keadilan Gender”
Keluarga 2004)
Pasien yang tidak mengetahui istilah medis hanya akan mengikuti apa
yang menjadi nasihat dokter saja, tidak berfikir bahwa bisa saja dokter melakukan
Pada umumnya pasien hanya dapat mengingat 3 hal utama pada setiap kali
pertemuan, adalah hal yang sangat menguntungkan bila dapat disediakan sebuah
terhindar dari yg namanya kesalahan medis, dokter yang tidak dapat melakukan
komunikasi yang baik dengan pasien pasti cenderung akan terjadi salah diagnosa
karena dokter tersebut tidak menanyakan apa yang menjadi keluhan dari sang
pasien, padahal hal tersebut sangat penting ditanyakan agar pada saat dokter
41
Dokter yang tidak bertanya kepada pasien bisa saja memberikan obat yang
tidak sesuai dengan tubuh pasien, misal tubuh pasien tersebut tidak dapat
menerima obat yang diberikan kepada dokter karena ternyata alergi terhadap obat
tersebut.
Dokter yang tidak mengetahui karena tidak bertanya tentu saja dapat
memberikan obat tersebut, pasien yang tidak mengetahui dunia medis, bisa saja
hanya patuh terhadap nasihat dokter karena merasa dokter pasti tidak akan
memberikan obat yang salah karena pasien percaya bahwa dokter pasti sudah
berpengalaman dalam hal dunia medis. Seorang dokter spesialispun ternyata dapat
melakukan kesalahan dengan memberikan obat yang salah, karena tidak bertanya
kepada pasien.
Pasien yang sudah sangat percaya kepada dokter tersebut karena adanya
gelar spesialis tentu saja akan mempercayai nasihat yang diberikan oleh dokter.
komunitas.
F. Kerangka Konsep
Peristiwa komunikasi tidak mengenal tempat, dimana saja kita bisa melakukan
aktivitas komunikasi dan aktivitas komunikasi dapat terjadi pada siapa saja,
seperti komunikasi yang terjadi antara dokter dengan pasien. Seorang dokter
42
Di dalam profesi dunia kedokteran, komunikasi antara dokter dengan pasien
Seorang dokter harus benar-benar memahami betul apa yang menjadi keluhan
dari pasien tersebut, oleh sebab itu komunikasi antara dokter dengan pasien sangat
diperlukan dalam hal ini. Biasanya komunikasi yang terjadi antara dokter dengan
pasien terbilang singkat, dokter hanya menanyakan seperlunya saja, tidak ada
memahami lebih dalam apa yang menjadi keluhan atau penyakit yang dialami
oleh pasien.
Untuk dapat berbincang lebih dalam kepada pasien memang bukan hal yang
mudah sebab tidak mudah bagi dokter untuk menggali keterangan dari pasien
karena memang tidak bisa diperoleh begitu saja. Perlu dibangun hubungan saling
dengan leluasa akan memberikan keterangan yang benar dan lengkap sehingga
dapat membantu dokter dalam mendiagnosis penyakit pasien secara baik dan
memberi obat yang tepat bagi pasien. Di Indonesia, sebagian dokter merasa tidak
43
berbincang-bincang dengan pasiennya, sehingga hanya bertanya seperlunya.
Akibatnya, dokter bisa saja tidak mendapatkan keterangan yang cukup untuk
Dari sisi pasien, umumnya pasien merasa dalam posisi lebih rendah di hadapan
dan pasien, dokter perlu mengambil peran aktif. Ketika pasien dalam posisi
sebagai penerima pesan, dokter perlu secara proaktif memastikan apakah pasien
terutama apabila saat dokter akan menyampaikan penyakit pasien yang tergolong
parah, disinilah komunikasi risiko dokter dengan pasien berperan. Dokter harus
apabila dokter tidak berhati-hati akan mengakibatkan pasien merasa stres atau
yang parah.
44
Komunikasi risiko bukan saja pada saat penyampaian dokter kepada
pasien mengenai penyakit parah saja, tetapi juga pada saat dokter akan memeriksa
pasien, dokter harus dapat melihat situasi dan kondisi pasien, yang dimaksudkan
dalam hal ini adalah apabila saat melakukan pemeriksaan dokter melakukan atau
memberikan candaan kepada pasien disaat waktu dan psikis pasien yang tidak
tepat, yang akan berakibat pada pasien akan merasa takut, bukan membuat pasien
merasa lebih tenang tetapi malah akan membuat dampat yang buruk bagi psikis
pasien.
Dokter boleh saja memberikan semacam candaan kepada pasien, hal ini
memang dapat membuat pasien merasa lebih tenang, tetapi dokter haruslah
melihat situasi dan kondisi pasien. Apabila dokter memberikan candaan diwaktu
dan kondisi yang tidak tepat, malah akan membuat pasien merasa terbebani.
dan komunikasi in adalah adanya saling membutuhan antara perawat dan pasien,
pasien, perawat membantu dan pasien menerima bantuan (Indrawati, 2003 : 48).
45
Dokter juga haru selalus sigap menanyakan kepada pasien apakah pasien
tersebut memiliki riwayat akan alergi sebuah obat atau tidak, ini penting
ditanyakan saat akan memberikan obat kepada pasien, karena apabila pasien
ternyata mengalami alergi akibat tidak dilakukan tes terlebih dahulu, kasus ini
adalah merupakan hal yang penting, hal tersebut merupakan tanggung jawab
pihak medis, dalam hal ini yaitu dokter. Pertanyaan yang sepele memang tetapi
bisa menjadi hal yang sangat berbahaya yang dapat mengancam jiwa pasien
terjadi sekitar 2% dari sejumlah pasien yang mengonsumsi obat. Reaksi alergi obat
ini biasanya ringan. Namun, menurut spesialis kulit dan kelamin dr. Dewi Inong
Irana, Sp.KK. di Jakarta, alergi yang diterima tubuh bukan hanya karena obat
menimbulkan reaksi alergi. Indikasinya pun hampir mirip dengan obat kimia
(Suara Merdeka, 08 Februari 2010). Alergi adalah reaksi yang berlebihan terhadap
apa pun yang dimasukkan ke dalam tubuh termasuk obat. Ketika diminum, di
bisa berupa gatal, sesak napas, penurunan tekanan darah, reaksi kulit disertai
46
Stevens-Johnson dan Toksik Epidermal Nekrolizing (TEN). Reaksi yang
ditimbulkan tergantung dari tubuh orang tersebut, setiap orang bisa berbeda, tidak
bisa diprediksi, oleh karena itu hal ini tidak boleh disepelekan (Suara Merdeka, 08
Februari 2010).
Untuk menghindari terjadinya alergi obat, perlu kerja sama antara pasien
selama ini, apakah obat tertentu membuat tubuh alergi atau dicurigai
menimbulkan alergi. Dokter Dewi menyarankan bagi yang telah terserang gejala
semacam kartu kepada pasien yang berisi catatan alergi pasien, sehingga dia tidak
akan memberikan obat yang sama pada pasien tersebut (Suara Merdeka 08
Februari 2010).
terhadap pasien akan membuat kejiwaaan pasien menjadi lebih tenang, oleh sebab
itu penting sekali dokter melakukan komunikasi nonverbal terhadap pasien yang
ditanganinya agar pemeriksaan berjalan dengan lancar dan pasien bisa cepat
Handbook for Health Profesionals oleh Peter Guy Northouse (1985: 55),
47
terhadap komunikasi nonverbal dari para profesional dan para profesional, pada
yang dikeluarkan oleh dokter, seperti perkataan atau nasehat yang disampaikan
oleh dokter. Pasien yang menaruh harapan kepada dokter, tentu saja akan selalu
Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan
satu kata atau lebih. Bahasa dapat juga dianggap sebagai sistem kode verbal
kesehatan pasien agar tidak terjadi hal-hal yang dapat membahayakan pasien,
harus terhindar dari yang namanya resiko medis. Komunikasi verbal adalah
dalam hal ini dokter harus menyiapkan startegi dalama hal penyampaian agar
tidak membuat pasien merasa takut atau stres, pasien tidak boleh terbebani
jiwanya.
Selain itu adanya komunikasi yang baik diantara keduanya agar terhindar dari
48
Komunikasi yang mengandung risiko ini harus dapat dipraktekan sebaik-baiknya
oleh dokter agar terhindar dari hal yang dapat membahayakan pasien.
F. Metodologi Penelitian
1. Jenis penelitian
berlaku
c. Membuat evaluasi
49
2. Sifat Penelitian
situasi atau peristiwa, jadi tidak mencari atau menjelaskan, tidak menguji
mengetahui lebih lanjut mengenai metode ini ada beberapa alasan yang
Hal ini dimuat dalam point tujuan dari metode ini. Adapun tujuan
50
3. Metode penelitian
bagaimana komunikasi risiko yang terjadi antara dokter dengan pasien. Menurut
4. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah tiga orang dokter spesialis yang berbeda-beda.
Dokter yang pertama adalah dr. C seorang dokter pria yang merupakan dokter
yang kedua adalah dr. P seorang dokter yang merupakan dokter Spesialis
Penyakit Dalam dan dokter yang terakhir adalah drg. K seorang dokter gigi
spesialis anak. Peneliti memilih tiga dokter ini dalam meneliti komunikasi risiko
karena melihat ketiga dokter ini memiliki profesi yang erat kaitannya dengan
risiko nyawa seseorang, karena ketiga dokter ini merupakan dokter yang
menangani penyakit pasien yang tergolong dalam penyakit ringan hingga parah.
5. Obyek Penelitian
Objek penelitian dalam proses penulisan skripsi ini adalah komunikasi risiko tiga
dokter dengan pasien, ketiga dokter yang dipilih oleh peneliti adalah dokter yang
menangani pasien yang memiliki penyakit tidak parah hingga parah yaitu dokter
51
dan dokter gigi. Ketiga dokter yang peneliti pilih merupakan dokter Rumah Sakit
kota Yogyakarta.
Wawancara
dari semua responden degan susunan kata dan urutan yang disesuaikan
kata yang dikeluarkan dokter pada saat akan memeriksa kepada pasien,
atau apa yang dilakukan dokter saat akan menanyakan keluhan yang
Hal-hal inilah yang akan peneliti coba tanyakan pada saat melakukan
52
Observasi
merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari
saat dokter berbicara dengan pasien atau pada saat dokter sedang
yang terjadi antara dokter dengan pasien. Rekaman inilah yang akan
dokter dengan pasien, penulis juga akan mengamati kegiatan verbal dan
7. Lokasi penelitian
53
proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan
satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan
hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data (Lexy J. Moleong, 2007:
103). Analisis kualitatif yang dilakukan dalam penelitian ini berusaha untuk
Analisis data berisi risiko komunikasi yang terjadi antara tiga orang dokter
54