Anda di halaman 1dari 8

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Tarsal tunnel syndrome, juga dikenal sebagai neuralgia tibialis posterior, adalah

kompresi neuropati dan kondisi nyeri pada kaki di mana saraf tibialis yang berada di

terowongan tarsal tertekan. Terowongan ini ditemukan di sepanjang kaki bagian belakang

maleolus medial (benjolan di bagian dalam pergelangan kaki). Arteri tibialis posterior,

saraf tibialis, dan tendon dari tibialis posterior, fleksor digitorum longus, dan otot-otot

fleksor halusis longus bersama-sama berjalan melalui terowongan tarsal. Di dalam

terowongan, saraf terbagi menjadi tiga segmen yang berbeda. Satu saraf (kalkanealis)

melanjutkan ke tumit, dua lainnya (medial dan saraf plantar lateral) melanjutkan ke

bagian bawah kaki. Terowongan tarsal digambarkan oleh tulang di bagian dalam dan

retinakulum fleksor di luar.1


B. Anatomi

Nervus Tibialis

Nervus tibialis berasal dari bagian anterior dari plexus sacralis. Yang keluar

melalui region posterior dari paha dan kaki, dan cabang-cabangnya masuk kedalam

bagian medial dan lateral dari nevus plantaris. Inervasi dari nervus tibialis ke kulit adalah

menuju bagian betis dan permukaan plantar dari kaki. Inervasi nervus tibialis ke otot

terdapat paling banyak ke daerah posterior dari paha dan otot-otot kaki dan beberapa

pada otot-otot intrinsik dari kaki.2

Tarsal Tunnel

Struktur dari tarsal tunnel pada kaki terdapat di antara tulang-tulang kaki dan

jaringan fibrosa. Flexor retinaculum (ligament laciniate) merupakan atap dari tarsal

tunnel dan terdiri dari fascia yang dalam dan deep transversa dari angkle. Bagian batas

proximal dan inferior dari tunnel berbatasan dengan bagian inferior dan superior flexor

retinaculum. Batas bawah dari terowongan berhubungan dengan bagian superior dari

tulang calcaneus, bagian medial dari talus dan distal-medial dari tibia. Sisanya dari

fibroosseus kanal membentuk dari tibiocalcaneal tunnel. Tendon dari flexor hallucis

longus muscle, flexor digitorum longus muscle, tibialis posterior muscle, posterior tibial

nerve, dan posterior tibial artery melewati dari terowongan tarsal.2,3

Bagian posterior dari saraf tibia berada diantara otot tibialis posterior dan otot flexor

digitorum longus pada region proximal dari kaki dan melewati antara otot flexor

digitorum longus dan flexor hallucis longus pada bagian distal dari region dari kaki. Saraf

tibia melewati bagian belakang dari medial malleolus dan melewati tarsal tunnel dan
kemudian membagi menjadi bercabang-cabang ke dalam cutaneus articular dan cabang-

cabang vascular. Persarafan utama dari saraf tibialis posterior mempersarafi calcaneal,

medial plantar, dan cabang-cabang saraf dari lateral plantar. Saraf medial plantar superior

mempersarafi otot abductor hallucis longus dan bagian lateralnya terbagi menjadi 3

bagian yaitu saraf medial dari kaki, dan saraf medial plantar cutaneous dari hallux. Saraf

lateral plantar berjalan langsung melalui bagian tengah dari otot abductor hallucis, di

mana kemudian membagi ke dalam percabangan-percabangan.2,3

Inervasi dari percabangan dari saraf tibialis posterior:

- Percabangan calcaneal - Aspek medial dan posterior dari tumit

- Percabangan media plantar – percabangan cutaneous dari aspek plantar medial dari kaki,

percabangan motorik dari otot abductor hallucis dan flexor digitorum brevis, dan

percabangan talonavicular dan calcaneonavicular joints.

- Percabangan lateral plantar – percabangan motorik dari otot abductor digiti quinti dan

quadrates plantae, saraf cutaneos ke jari ke V, percabangan-percabangan tersebut

berhubungan ke saraf bagian jari IV, percabangan motorik ke lumbricalis: kedua, ketiga,

dan keempat dari percabangan interosei ke bagian atas dari transversa dari adductor

hallucis dan otot pertama dari interosseous space.2,3

Nervus tibialis merupakan bagian dari pleksus sakralis, dimana nervus tibialis

mempersarafi otot-otot fleksor plantaris dan seagian besar otot-otot intrinsic kaki.

Apabila terdapat gangguan maupun lesi dari nervus tibialis dapat menimbulkan

kelemahan pada otot-otot fleksor plantaris, sehingga tidak dapat berjalan dengan
bertumpu pada jari-jari kaki (berjinjit). Kelumpuhan pada nervus tibialis menimbulkan

gangguan sensasi pada kaki.

C. Gambaran Klinis

Beberapa gambaran klinis Tarsal Tunnel Syndrome:1

1. Nyeri dan kesemutan di dalam dan sekitar pergelangan kaki dan kadang-kadang jari-

jari kaki

2. Pembengkakan pada kaki

3. Nyeri terbakar, kesemutan, atau sensasi mati rasa di kaki bagian bawah. Nyeri

memburuk dan menyebar setelah berdiri untuk waktu yang lama; nyeri lebih buruk

dengan aktivitas dan membaik dengan istirahat.

4. Sensasi sengatan listrik

5. Nyeri menjalar dari kaki turun ke lengkungan, tumit, dan jari kaki

6. Sensasi panas dan dingin di kaki

7. Perasaan seperti kaki tidak memiliki cukup bantalan

8. Nyeri saat mengendarai mobil

9. Nyeri sepanjang jalur saraf tibialis posterior

10. Sensasi terbakar pada bagian bawah kaki yang menjalar ke atas mencapai lutut

11. “Pins and needle” yakni jenis perasaan dan sensasi meningkat pada kaki

12. Tinel’s Sign positif, yaitu kesemutan sengatan listrik yang terjadi saat satu saraf yang

terkena tertekan. Sensasi biasanya berjalan bermula dari kaki, tetapi juga dapat

menjalar hingga ke tungkai bagian dalam juga.


D. Etiologi

Sulit untuk menentukan penyebab pasti Tarsal Tunnel Syndrome, namun yang

terpenting adalah mencoba menentukan sumber masalah. Pengobatan dan potensi hasil

pengobatan sangat tergantung pada penyebabnya. Apa pun yang menyebabkan

penekanan di terowongan tarsal dapat menyebabkan Tarsal Tunnel Syndrome.1

Potensi penyebab Tarsal Tunnel Syndrome termasuk tumor jinak atau kista, varises,

tenosinovitis, ganglion saraf, atau pembengkakan dari trauma seperti patah pergelangan

kaki atau terkilir. Varises (yang mungkin atau mungkin tidak terlihat) juga dapat

menyebabkan kompresi saraf. Tarsal Tunnel Syndrome lebih sering terjadi pada atlet dan

orang-orang aktif lainnya oleh karena mereka lebih banyak menekan daerah terowongan

tarsal. Kaki datar dapat menyebabkan peningkatan tekanan di daerah terowongan dan ini

dapat menyebabkan kompresi saraf. Mereka dengan masalah punggung bawah mungkin

memiliki gejala. Masalah punggung dengan kecurigaan pada L4, L5 dan S1

menyebabkan dua masalah, yakni saraf terjepit di punggung bawah, dan yang kedua di

daerah terowongan. Dalam beberapa kasus etiologi Tarsal Tunnel Syndrome adalah

idiopatik.1,5

E. Diagnosis

Diagnosis Tarsal Tunnel Syndrome didasarkan pada temuan pemeriksaan klinis yang

komprehensif dan riwayat medis yang lengkap. Pasien dengan riwayat nyeri dan Tinel’s

sign positif ini adalah langkah pertama dalam mengevaluasi kemungkinan Tarsal Tunnel

Syndrome. Pencitraan seperti X-ray dapat menyingkirkan fraktur. CT-Scan atau MRI
dapat dilakukan untuk menilai ruang menempati lesi atau penyebab lain dari kompresi

saraf. USG dapat menilai untuk sinovitis atau ganglia. Pengujian listrik (EMG atau studi

konduksi saraf) saja tidak cukup, tetapi dapat digunakan untuk mengkonfirmasi

kecurigaan diagnosis klinis. Diagnosis diperlukan untuk menentukan keparahan kondisi,

sehingga rencana pengobatan yang tepat, termasuk pilihan bedah, dapat

dipertimbangkan.1, 4

F. Pengobatan

Bila memungkinkan pilihan pengobatan non-bedah dilakukan sebelum operasi

dianjurkan. Pilihan pengobatan yang mungkin dapat mencakup obat anti-inflamasi atau

suntikan steroid ke dalam saraf di terowongan tarsal untuk mengurangi tekanan dan

bengkak. Orthosis (misalnya, pemasangan kawat, splints, perangkat orthotik) dapat

direkomendasikan untuk mengurangi tekanan pada gerakan kaki dan batas yang dapat

menyebabkan kompresi pada saraf.4,6

Operasi untuk Tarsal Tunnel Syndrome dilakukan berupa pembebasan saraf atau

eksisi penyebabnya dengan memotong retinakulum serta jaringan fibrosa yang menjepit.

bila ditemukan gangglion perlu dilakukan eksisi.4,6


DAFTAR PUSTAKA

1. Yates, Ben. Merriman's Assessment of the Lower Limb (3rd ed.). New York: Churchill

Livingstone. 2009. p.144-57

2. Graaff, V.D. Tibial nerves. In: Human anatomy. 6th ed. New York: McGraw-Hill. 2001.

3. Feldman et al. Tarsal tunnel syndrome. In: Atlass of neuromuscular diseases; A practical

guidline. New York: SpringerWien. 2005.

4. Neurology and Neurosurgery : Tarsal Tunnel Syndrome. The Johns Hopkins Hospital and

Johns Hopkins Health System. 2011. [cited 2016 January 23] Available from :

http://www.hopkinsmedicine.org/neurology_neurosurgery/centers_clinics/peripheral_ner

ve_surgery/conditions/tarsal-tunnel-syndrome.html

5. Samrendu K, Singh FRC, Michael G, Wilson MD, Christopher P. Tarsal Tunnel

Syndrome and Its Surgical Treatment. USA : Brigham and Woman’s Hospital. 2011. p.

96-9

6. Rasjad, Chairuddin. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Edisi ke-2. Makassar : Bintang

Lamumpatue. 2003. Hal. 288-9

7. Bahar A, Wuysang D. Manual CSL IV Neuropsikiatri : Pemeriksaan Neurologik.

Departemen Neurologi Universitas Hassanudin. Makasar: Unhas. 2015. Hal. 13-4


Referat

TARSAL TUNNEL SYNDROME

Oleh :

Ivana Jansen (

Gabriella P.N. Polak (050111180)

Jian Albert Lee (

Handry

Anda mungkin juga menyukai