Anda di halaman 1dari 13

PERAN PEMUDA DLM PENANGGULANGAN

RADIKALISME DAN TERORISME DI INDONESIA

Dr. SAUD USMAN NASUTION, S.H., M.H.-


SEMARANG, 29 PEBRUARI 2016
SEJARAH PENANGGULANGAN TERORISME INDONESA

NKRI Afganistan - Malaysia - Philipina Selatan - 1994


Pancasila dan UUD 1945
1985 1989
1999-2009 2010-2012
2003

ORDE LAMA ORDE BARU REFORMASI

o NII (1949- o Bom Masjid


DKPT
o Cicendo
1962) (1981) Istiqlal
o DI/TII o Teror (1999) Pencegahan ISIS
(1953- warman o Bom Gereja Penegakan Hukum
1962) KASUS TEROR
(1981) Medan Ker. Internasional o Tembak
UU No 13/ 2003
o Kahar o Teror (2000) anggota
• Bom Hotel JW Marriot • Bom Pipa, Poso
Muzakar o Bom Polri Pondok
Woyla • Bom Kedubes Australia • Pelemparan Bom ke
(950-1962) Kedubes Aren, dll
(1981) • Bom Bali II Gub Sulsel
o Daud o Bom Filipina • Penyerangan Anggt (2013)
• Bom Hotel Ritz Carlton
Beureuh Borobud (2000) PolriPoso o Tembak
& JW Marriot
(1953- o Bom BEJ • Bom kantor Diposo
ur • Bom Buku
1962) (2000) PolisiTasikmalaya Muslim
(1985) • Bom Masjid Adzikra,
1945 – 1965 1966 – 1998 o Bom Mlm • Bom Ds. Senduro, (informan)
Cirebon
OPERASI Natal (2000) Lumajang &Kristen
OPERASI • Teror racun Sianida,Jakarta
MILITER o Bom Atrium • Bom Polres Poso (2014)
INTELIJEN • Bom Gereja Kepunton • Penembakan Ang. Polri,o
UU Senen • Penyerangan Pos Pembunuha
Cireundeu n warga
SUBVERSIF (2001) Polisi,Solo • Penembakan
o Bom Plaza • Bom Pipa,Semarang Kristen di
Anggt.Polri, Ciputat
Hayam Wrk • Bom Tambora • Penembakan Poso (2015)
(2003) • Bom Yayasan Yatim Piatu Anggt.Polri, Pondok o Pemboman/
1999 - 2002 Beji Aren. penyeranga
PENEGAKAN • Pembunuhan anggt. • Renc. Peledakan Bom n sarinah
HUKUM KUHP Polres, Poso Malam Tahun Baru, (2016)
+ KUHAP Ciputat, Tangsel
• Bom Kel. Kauwa Poso
• Bom Pos Polisi Poso
Akar Masalah Radikalisme & Terorisme

1. Dendam
2. Kebencian
3. Ketidak adilan
4. Kesenjangan Sosial
5. Kemiskinan
6. Kebijakan yg diskriminatif
7. Residu kebebasan era reformasi maupun kebijakan
otonomi daerah
8. Ideologi/paham
3
Motivasi kpd Calon
Pelaku

• Mati lebih baik jika hidup tidak dibawah syariat Islam


• Kekayaan dunia membuat diri menjadi takut mati
• Janji surga bagi orang yg mau ‘berkorban’
• Meledakkan diri bukan membunuh diri, tetapi
bertujuan menyelamatkan keluarga dari api neraka,
lewat syafaat sbg syahid
Faham Pelaku Teror atas nama agama

 boleh bunuh warga sipil yg diyakini


sbg musuh
 yakin berada dalam situasi perang
 Sekarang saatnya melakukan aksi
Teror (penembakan / bom)
 Boleh mencuri / merampok dgn
alasan fa’i
 yakin bisa lgsg masuk surga klu mati
(ditembak / meledakkan diri)
STRATEGI PENANGGULANGAN TERORISME

SOFT APPROACH HARD APPROACH


 PROGRAM DERADIKALISASI
DALAM LAPAS KEPADA TERORIS, DENGAN GIAT  GIAT INTELIJEN/GAL OLEH FUNGSI
IDENTIFIKASI, REHABILITASI, REEDUKASI DAN INTELIJEN.
RESOSIALISASI  GIAT PREVENTIF (PENJAGAAN,
PENGAWALAN, PATROLI,
DILUAR LAPAS KEPADA YANG POTENSIAL RAZIA/PEMERIKSAAN RANDOM)
MENJADI TERORIS DAN MANTAN TERORIS
DENGAN GIAT :
IDENTIFIKASI, REHABILITASI, REEDUKASI DAN  GIAT SIDIK OLEH POLRI ( DENSUS 88 AT )
RESOSIALISASI DIBANTU GULTOR TNI

 PROGRAM KONTRA PROPAGANDA  GIAT PENUNTUTAN DAN EKSEKUSI OLEH


(PENCEGAHAN) JAKSA ANTI TEROR KEJAKSAAN AGUNG RI
MASYARAKAT (DARI HILIR SAMPAI HULU)
PROGRAM MEDIA LITERASI
 PP 19/2014 (BLOK/HPS KONTEN NEGATIF)  GIAT PERADILAN OLEH HAKIM ANTI TEROR
 BUKA WEB MAHKAMAH AGUNG RI
 DAMAILAH INDONESIAKU.COM
 JALAN DAMAI.org  GIAT PELAKSANAAN HUKUMAN OLEH LAPAS
 WEBSITE BNPT.go.id KEMENKUMHAM RI
STRATEGI NASIONAL PENCEGAHAN TERORISME

Masyarakat KONTRA PROPAGANDA


(Pencegahan)
Pelibatan :
Simpatisan  Unsur Pemerintah  Tokoh Adat
 Tokoh Agama  Tokoh Pemuda
MEDIA LITERASI Pendukung  Tokoh Pendidkan  LSM, Media
 Tokoh Masyarakat  Dll
• PP 19 /2014
Militan
• Damai DERADIKALISASI (Pembinaan)
Indonesia.com
• Jalan Damai.org Inti
• BNPT.go.id
DI DALAM LAPAS DI MASYARAKAT

Sasaran : 215 Napi Sasaran : Potensi


Teroris tersebar di 47 radikal :
LAPAS pada 13 Mantan Napi Teroris,
Provinsi keluarga & jaringan

7
TARGET KEGIATAN PEMBINAAN &
PENCEGAHAN

 Napi Teroris dlm 47 Lapas di 13 Prov: 204 orang


 Yang sudah bebas/mantan Teroris : 598 orang
 Dipulangkan tdk cukup bukti : 94 orang
 Eksekusi mati : 3 orang
 Total penangkapan :1143 orang
 Bom Bunuh diri : 16 orang
 WNI bergabung di Suriah : 339 orang
 Tertembak mati di TKP : 127 orang
 Dipulangkan dari Turki : 258 orang
 Tertembak di Syuriah : 63 orang
 Pelaku Bom Bunuh Diri di Syuriah : 4 orang
 Pendukung & Simpatisan
KATEGORISASI TINGKAT RADIKAL NAPI TERORISME

LEVEL 1
(68 ORG)
• Tidak bersedia untuk ditemui
• Tidak mau diajak berkomunikasi dengan Aparat terutama BNPT dan Densus 88.
• Kokoh pada pendirian ideologinya.

LEVEL 2
(38 ORG)
• Bersedia ditemui dan berkomunikasi dengan Aparat.
• Masih kokoh pada pendirian ideologinya.

TOTAL
LEVEL 3 204
(58 ORG)
• Bersedia ditemui dan berkomunikasi dengan Aparat.
• Bersedia membuka diri, baik dari segi ideologi maupun partisipasi dalam program.
• Masih memiliki rasa takut dianggap berkhianat dari kelompoknya.

LEVEL 4
(40 ORG)
• Bersedia mengikuti program pembinaan secara total.
• Bersedia untuk melakukan kegiatan pembinaan terhadap kelompoknya.
• Sudah mengadopsi pandangan yang damai, toleran dan moderat.
 Pengaruh dari pengetahuan guru keagamaan yang dangkal.
 Unit-unit kajian keagamaan yang berkembang di sekolah dan kampus
seperti kegiatan ekstrakurikuler (dawrah, mabit, halawah, dll)
 Buku-buku rujukan keagamaan radikal
 Lingkungan pertemanan di dalam dan luar lembaga pendidikan
 Belajar keagamaan otodidak melalui media offline terutama online
 Tingginya angka pengangguran kalangan terdidik di kalangan
pemuda. Hasil penelitian bahwa dari 600 pemuda yang dipenjara di
Guantanamo, rata-rata umur 18-25 tahun adalah pengangguran yang
termotivasi mendapatkan pekerjaan.

10
1. Mereka yang sedang mencari identitas
Studi the United States Institute of Peace pada tahun 2010 bahwa 2.032 para pejuang asing
(foreign fighter) jaringan al-Qaeda kalangan mahasiswa, pelajar dan remaja yang sedang
mempertanyakan identitas dirinya.
2. Mereka yang membutuhkan perasaan kebersamaan
Kelompok teroris pandai memanfaatkan para remaja yang sedang galau terhadap kondisi
emosionalnya. Intinya mereka ingin mencari kebersamaan keluarga yang kadang tidak mereka
dapatkan di keluarga intinya.
3. Mereka yang ingin memperbaiki apa yang dianggap sebagai
ketidakadilan
Mereka, para remaja, yang selalu menggebu-gebu dengan semangat idealisme untuk perubahan.
4. Mereka yang sedang mencari sensasi dan kegagahan
Anak-anak muda, biasanya dari kalangan menengah ke atas yang kecanduan video game
kekerasan dan cerita heroik peperangan.
5. Mereka yang menaruh simpati pada kelompok radikal-teroris melalui
internet
Banyak dari remaja yang menghabiskan waktu di media online bertemu dengan konten-konten
yang memprovokasi dan menyebar kebencian.
11
PERAN MAHASISWA DALAM MEMBENDUNG PAHAM KEKERASAN
DAN TERORISME

 TANAMKAN RASA NASIONALISME DAN


KECINTAAN TERHADAP NKRI.

 PERKAYA WAWASAN KEAGAMAAN.

 WASPADA TERHADAP PROVOKASI, HASUTAN DAN


POLA REKRUITMEN TERORIS BAIK DI
LINGKUNGAN MASYARAKAT MAUPUN DUNIA
MAYA.

 JADIKAN KELUARGA SEBAGAI TEMPAT


KONSULTASI DAN DISKUSI SETIAP GEJALA YANG
MENCURIGAKAN.

 LAPORKAN SETIAP GEJALA MENCURIGAKAN


DARI INDIVIDU MAUPUN KELOMPOK YANG
MENGARAH PADA TINDAKAN RADIKAL

 MEMBANGUN JEJARING DENGAN KOMUNITAS


DAMAI BAIK OFFLINE MAUPUN ONLINE UNTUK
MENAMBAH WAWASAN DAN PENGETAHUAN.

12

Anda mungkin juga menyukai