Disusun oleh :
Nama : ABDILLAH FAIZ
NIM : 1340120004
1
Qomaruddin, Zainal Arifin. Pertautan Filsafat, Ilmu dan Dakwah. Sorong. 2011
2
S. I. Poeradisastro mengartikan pengetahuan sebagai kumpulan fakta yang
saling berhubungan satu sama lain mengenai suatu hal tertentu. Terlepas apakah
pengetahuan itu merupakan pengetahuan yang khusus maupun pengetahuan yang
umum, suatu pengetahuan itu memiliki dua tingkatan yaitu pengetahuan biasa dan
pengetahuan ilmiah.
2
Poejawijadna. Sumbangan Islam Kepada Ilmu dan Kebudayaan Modern. Jakarta. Giri Mukti
Pustaka. 1981. Hlm. 26
3
BAB II
PEMBAHASAN
DAKWAH SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN
Pendapat Prof. Toha Jahja Omar MA, dakwah yaitu mengajak manusia
dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan,
untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan di akherat.
4
sosial tersebut dapat dikaji secara empiris terutama pada aspek penyampaian
dakwah serta internalisasi nilai agama bagi penerima dakwah.
Dakwah yang demikian itu baik, yang mana dilakukan secara perorangan
atau kelompok, ataupun lembaga yang melakukan dengan menggunakan
berbagai media, pendek kata yaitu dakwah dengan segala problematikanya,
itu juga merupakan kenyataan sosial yang dapat diamati sehingga akan
memunculkan sebuah pengetahuan
Ilmu dakwah menurut Toha Yahya Umar adalah ilmu pengetahuan yang
berisi cara-cara dan tuntunan bagaimana seharusnya menarik perhatian
manusia untuk menganut, menyetujui, melaksanakan suatu ideologi, pendapat
ataupun pekerjaan tertentu.
3
Demikian diungkapkan Kedutaan Besar Suriah untuk Indonesia, DR. Bassam Alkhatib dalam
seminar internasional "Dakwah & Politik Global" dalam rangka Dies Natalis Fakultas Dakwah &
Ilmu Komunikasi ke 44 UIN Sunan Ampel Surabaya, (20/3/2014).
5
Ilmu pengetahuan sosial yang dibicarakan sesuatu menurut apa
adanya dan tidak membicarakan bagaimana suatu itu seharusnya, seperti
ilmu-ilmu normatif seperti sosiologi, antropologi, psikologi.
3. Ilmu dakwah dan ilmu-ilmu normatif
Ilmu-ilmu normatif yang dimaksud yaitu ilmu-ilmu yang
membicarakan bagaimana sesuatu itu, contohnya ilmu penelitian atau
ilmu riset, ilmu logika, ilmu bimbingan dan penyuluhan.
6
Jadi, seorang dai haruslah memiliki ilmu dan pengetahuan yang luas baik
mengenai materi dakwahnya yakni Al-Qur’an dan Sunnah ataupun
problematika permasalahan agama zaman dulu maupun masa kini, agar
pandai dan cakap dalam memberikan materi dakwahnya serta cekatan
menanggapi pertanyaan ataupun tanggapan dari mad’unya dalam proses
berdakwah.
Subjek dakwah adalah seorang yang yang menjadi sumber ide, sehingga
pesan dakwah akan sangat dipengaruhi oleh keahlian, kecerdasan,
keterampilan, sikap dan tingkah laku seorang da’i, begitu pula dengan subyek
pengetahuan.
7
sampai terjadi munculnya pendapat yang menentang dan keras, sebagai
pertanda bahwa dakwah yang dia lakukan tidak mendapatkan respon.
Agama ini datang dengan mudah dan menyingkirkan kesulitan-kesulitan
yang dihadapi saat ini.
4
Ijtihad ialah mencurahkan segala kemampuan dalam mencapai atau menetapkan suatu
hukum syara’ dengan cara istinbath (menyelidiki dan mengambil kesimpulan hukum yang
terkandung) pada Alquran dan sunnah.
8
manusia bahwa hasil ijtihadnya adalah syariat yang wajib untuk diikuti,
atuapun agama yang wajib dilakasanakan.
Ciri khusus untuk mengetahui ilmu yang satu dengan yang lain adalah
terletak pada objeknya terutama objek formalnya. Adapun objek penelaahan
ilmu dakwah adalah memiliki objek-objek material dan objek formal.
5
Wahidin Saputra. Pengantar Ilmu Dakwah. Jakarta. Raja Grafindo. 2012. Hlm. 264-278
9
menerima, meyakini dan mengamalkan ajaran islam bahkan
memperjuangkannya”.
Mad’u adalah objek dakwah bagi seorang dai yang bersifat individual,
kolektif atau masyarakat umum. masyarakat sebagai objek dakwah atau
sasaran dakwah merupakan salah satu unsur yang penting dalam sistim
dakwah yang tidak kalah peranannya dibandingkan dengan unsur-unsur
dakwah yang lain oleh sebab itu masalah masyarakat ini seharusnya dipelajari
dengan sebaik-baiknya sebelum melangkah ke aktivitas dakwah yang
sebenarnya. Maka dari itu sebagai bekal dakwah dari seorang dai atau
muballigh hendaknya memperlengkapi dirinya dengan beberapa pengetahuan
dan pengalaman yang erat hubungannya dengan masalah masyarakat.
3. Sasaran yang berupa kelompok dilihat dari segi social cultural berupa
golongan priyayi, abangan dan santri. Klasifikasi terletak dalam
masyarakat Jawa
10
4. Sasaran yang berhubungan dengan masyarakat dilihat dari segi tingkat
usia, berupa golongan anak-anak, remaja, dan orang tua.
Dengan asumsi tersebut maka ilmu dakwah erat kaitannya dengan ilmu-
ilmu pengetahuan normatif lainnya seperti ilmu-ilmu agama, filsafat,
kebudayaan serta ilmu sosiologi yang dikategorikan sebagai disiplin ilmu
6
Ibid. Hlm. 279-281
11
merupakan sumber-sumber nilai kejidupan. Dengan demikian ilmu dakwah
merupakan suatu ilmu yang normatif dogmatis yaitu pemahaman yang
diambil Alquran dan sunnah seperti yang lazim diketahui dalam pembahasan-
pembahasan ilmu pegetahuan yang lain.
Pada sisi lain, bahwa belum adanya pengalaman yang mapan dalam
tradisi keilmuan ini justru menjadikan ilmu dakwah sebagai disiplin ilmu
yang paling challenging (mendatangkan tantangan). Sementara ini belum
banyak di ungkap sejarah perkembangan ilmu dakwah sebagai sumbangan
ilmu pengetahuan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Sorong, 2011
http://cahayapenerangdunia.blogspot.com/2011/03/sumbangan-ilmu-dakwah-
terhadap-ilmu.html
13