Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

EFEK INTERFERENSI

DOSEN PEMBIMBING :

Mardhiyah Nas, S.T, M.T

DISUSUN OLEH :

 Adinda Thalia S. (32218055)


 Hengki (32218061)
 Nadhifa Imran (32218067)
 Sheiren Dikah A. S. (32218073)
 Yaya Nurhidayah B. (32218077)

1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur senantiasa kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, yang telah
memberikan kekuatan dan kejernihan pikiran untuk dapat menyelesaikan makalah ini dengan
sebaik-baiknya. Makalah yang berjudul “Efek Interferensi” disusun dalam rangka memenuhi
salah satu tugas mata pelajaran Fisika Dasar yang merupakan Tugas Kelompok sekaligus
menjadi bahan presentasi yang diberikan oleh Ibu Mardhiyah Nas, S.T, M.T

Meski telah disusun secara maksimal, namun kami sebagai manusia biasa menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karenanya kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca sekalian.

Demikian apa yang bisa kami sampaikan, semoga pembaca dapat mengambil manfaat
dari karya ini.

Makassar, 03 November 2018

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................................ 1

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 2

DAFTAR ISI .......................................................................................................................................... 3

BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 4

 LATAR BELAKANG .............................................................................................................. 4


 RUMUSAN MASALAH ......................................................................................................... 4

BAB 2 PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 5

 PENGERTIAN INTERFERENSI CAHAYA ......................................................................... 5


 SYARAT TERJADINYA INTERFERENSI CAHAYA .......................................................... 9
 PENERAPAN INTERFERENSI CAHAYA
DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI ................................................................................ 11
 PROSES TERJADINYA PELANGI ........................................................................................ 11

BAB 3 PENUTUP .................................................................................................................... 13

 KESIMPULAN ........................................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 14

3
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Interferensi gelombang cahaya mula-mula diperlihatkan oleh Thomas Young dalam tahun 1801.
Dalam percobaannya Young menjelaskan bahwa interferensi merupakan
gejala penyebaran arah yang dialami oleh seberkas gelombang cahaya ketika melalui suatu celah sempit
dibandingkan dengan ukuran panjang gelombangnya. Jika pada interferensi
tersebut berkas gelombangnya melewati dua celah sempit maka ketika dua gelombang atau lebih tersebut
bertemu atau berpadu dalam ruang maka medan-medan tersebut akan saling menambahkan dengan
mengikuti prinsip superposisi. Dengan menggunakan sumber gelombang yang sama (sumber cahayanya
sama) dan dengan panjang gelombangnya diketahui juga, maka dapat ditentukan jarak yang
sangat pendek serta sifat medium optiknya akan mudah teramati. Interferensi adalah suatu kejadian
dimana dua gelombang atau lebih berjalan melalui bagian yang sama dari suatu ruangan pada waktu yang
bersamaan. Hal ini mengakibatkan terjadinya superposisi dari gelombang-gelombang tersebut sehingga
menghasilkan pola intensitas baru.

RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari inerferensi cahaya?


2. Apa syarat terjadinya interferensi cahaya?
3. Apa penerapan interferensi cahaya dalam kehidupan sehari-hari ?
4. Bagaimana proses terjadinya pelangi ?

4
BAB II

PEMBAHASAN

 PENGERTIAN INTERFERENSI CAHAYA


Interaksi antar gelombang di dalam suatu daerah. Interferensi dapat bersifat membangun
dan merusak. Bersifat membangun jika beda fase kedua gelombang sama dengan nol, sehingga
gelombang baru yang terbentuk adalah penjumlahan dari kedua gelombang tersebut. Bersifat
merusak jika beda fasenya adalah 180 derajat, sehingga kedua gelombang saling menghilangkan.
Interferensi merupakan perpaduan/interaksi dua atau lebih gelombang cahaya dapat menghasilkan
suatu pola yang teratur terang-gelap. Interferensi adalah hasil kerja sama dua gelombang/lebih yang
bertemu pada satu titik di dalam ruang dan menimbulkan fenomena fisik yang dapat diamati.
Agar interferensi yang stabil dan berkelanjutan dari gelombang cahaya dapat diamati, dua kondisi
berikut harus dipenuhi :
 Sumber harus bisa mempertahankan suatu beda fasa yang tetap (sumber koheren)
 Sumber harus monokromatis dan menghasilkan cahaya dengan panjang gelombang sama.
Jika sumbernya monokromatik, maka pola interferensi adalah hitam-putih. Pola interferensi
stabil, jika memiliki frekuensi yang sama.

Perbedaan frekuensi yang signifikan mengakibatkan beda fasa yang bergantung waktu, sehingga I12
= 0. Jika sumber memancarkan cahaya putih, maka komponen merah berinterferensi dengan merah,
biru dengan biru dan seterusnya

Daerah pusat dari pola terang atau gelap menunjukkan interferensi yang konstruktif atau destruktif
sempurna. Interferensi terjadi pada cahaya yang terpolarisasi linier atau polarisasi lain, termasuk
cahaya natural/alami (Hukum Fresnel-Arago)

Ketika dua gelombang yang koheren menyinari/melalui dua celah sempit, maka akan
teramati pola interferensi terang dan gelap pada layar. Jarak tempuh cahaya yang melalui dua celah
sempit mempunyai perbedaan (beda lintasan), hal ini yang menghasilkan pola interferensi. Pola
interferensi terbagi :

 Interferensi Maksimum (Konstruktif)


Apabila dua gelombang bertemu, dan saling menguatkan, maka akan terjadi interferensi
maksimum dan terbentuk pola garis terang. Sehingga dapat di nyatakan dengan persamaan

5
Karena l >> d, maka sudut θ sangat kecil, sehingga berlaku pendekatan sinθ = tanθ = p / l

Jadi, persamaan (1) dapat dituliskan menjadi :

Keterangan :

p = jarak garis terang dari pusat terang

d = jarak kedua sumber

l = jarak layar ke sumber cahaya

λ = panjang gelombang

n = orde atau nomor terang (n = 0, 1, 2, ... .)

 Interferensi Minimum (Destruktif)

6
Jika dua gelombang tidak bertemu, dan akan saling meniadakan maka terjadi interferensi
minimum, sehingga terbentuk pola garis gelap. Interferensi ini terjadi pada dua gelombang yang
tidak sefase. Sehingga dapat dinyatakan dengan persamaan :

Bilangan n menyatakan orde atau nomor gelap, yang besarnya n = 1, 2, 3, ... . Untuk n = 1
disebut minimum orde ke-1.℃

sinθ = tanθ = p / l

maka menjadi :

 Interferensi Pada Lapisan Tipis

Dalam keseharian sering mengamati garis-garis berwarna yang tampak pada lapisan tipis
bensin atau oli yang tumpah di permukaan air saat matahari menyoroti permukaan oli
tersebut. Di samping itu, Kita tentu pernah main air sabun yang ditiup sehingga terjadi
gelembung. Kemudian saat terkena sinar matahari akan terlihat warna-warni.

Cahaya warna-warni inilah bukti adanya peristiwa interferensi cahaya pada lapisan tipis
air sabun. Interferensi ini terjadi pada sinar yang dipantulkan langsung dan sinar yang
dipantulkan setelah dibiaskan.

Interferensi dapat terjadi pada lapisan tipis seperti lapisan sabun dan lapisan minyak. Jika
seberkas cahaya mengenai lapisan tipis sabun atau minyak, sebagian berkas cahaya
dipantulkan dan sebagian lagi dibiaskan kemudian dipantulkan lagi. Gabungan berkas
pantulan langsung dan berkas pantulan setelah dibiaskan ini membentul pola interferensi.

7
Seberkas cahaya jatuh ke permukaan tipis dengan sudut datang i. Sebagian berkas
langsung dipantulkan oleh permukaan lapisan tipis (sinar a), sedangkan sebagian lagi dibiaskan
dulu ke dalam lapisan tipis dengan sudut bias r dan selanjutnya dipantulkan kembali ke udara
(sinar b).
Sinar pantul yang terjadi akibat seberkas cahaya mengenai medium yang indeks biasnya
lebih tinggi akan mengalami pembalikan fase (fasenya berubah 180o), sedangkan sinar pantul dari
medium yang indeks biasnya lebih kecil tidak mengalami perubahan fase. Jadi, sinar a mengalami
perubahan fase 180o, sedangkan sinar b tidak mengalami perubahan fase. Selisih lintasan antara a
dan b adalah 2d cos r.

Oleh karena sinar b mengalami pembalikan fase, interferensi konstruktif akan terjadi jika
selisih lintasan kedua sinar sama dengan kelipatan bulat dari setengah panjang gelombang (λ).
Panjang gelombang yang dimaksud di sini adalah panjang gelombang cahay pada lapisan tipis,
bukan panjang gelombang cahaya pada lapisan tipis dapat ditentukan dengan rumus:

λ = λ0/n.
interferensi maksimum sinar pantul pada lapisan tipis

2nd cos r = (2m + 1 ) ½ λ

 Jadi, interferensi konstruktif (pola terang) akan terjadi jika

2d cos r = (m – ½ ) λ ; m = 1, 2, 3, …
dengan m = orde interferensi.

 interferensi destruktif (pola gelap) terjadi jika

2d cos r = m λ ; m = 0, 1, 2, 3, …

Keterangan :
dengan n = indeks bias lapisan tipis

d = tebal lapisan

r = sudut bias

m = orde interferensi (0, 1, 2, 3, ..)

λ = panjang gelombang sinar

8
Contoh soal :

Cahaya monokromatik melewati dua celah sempit yang sejajar. Jarak antara kedua celah adalah
0,6 mm. Jarak antara layar dengan kedua celah adalah 60 cm. Pola interferensi yang terjadi pada
layar adalah berupa garis terang dan gelap yang dipisahkan oleh jarak yang sama. Jika jarak dua
garis terang berdekatan adalah 0,2 mm, tentukan panjang gelombang cahaya yang digunakan.
Pembahasan
Diketahui :
d = 0,6 mm = 0,0006 m = 6 x 10-4 m
y = 0,2 mm = 0,0002 m = 2 x 10-4 m
l = 60 cm = 600 mm = 0,6 m
Ditanya : panjang gelombang cahaya yang digunakan ?

Jawab :

Sudut sangat kecil sehingga sin θ = tanθ

𝑦 0,2𝑚𝑚
sin θ = tanθ = 𝑡 = 600 𝑚𝑚 = 0,00033 = 3,3 x 10−4

Rumus Interferensi Konstruktif (terang pertama, n=1)

n λ = d sin θ
(1) λ = (6 x 10−4m)(3,3 x 10−4)
λ = 19,8 x 10−8 m = 1,98 x 10−7m
λ = 198 nm

 SYARAT TERJADINYA INTERFERENSI CAHAYA


Cahaya merupakan gelombang, yaitu lebih spesifiknya gelombang elektromagnetik. Interferensi
cahaya dapat terjadi apabila terdapat dua/lebih berkas sinar yang bergabung pada satu titik. Jika
cahayanya tidak berupa berkas sinar, maka penampakan interferensinya akan sulit untuk diamati.
Interferensi akan terjadi apabila 4 syarat dibawah ini terpenuhi, yaitu:

9
1. Kedua gelombang cahaya haruslah koheren. Dalam arti bahwa kedua gelombang cahaya
haruslah memiliki beda fasa yang selalu tetap.
2. Kedua sinar/cahaya yang dipancarkan haruslah yang memiliki frekuensi yang sama
3. Kedua gelombang cahaya haruslah memiliki amplitudo yang hampir sama

Hasil interferensi dari dua sinar/cahaya koheren menghasilkan pola terang dan gelap.

 Interferensi Maksimum/Terang/Konstruktif, terjadi bila :

Atau

Keterangan :

P=jarak dari terang/gelap ke-m dengan terang pusat (meter)

d=jarak kedua sumber cahaya/celah(meter)

l=jarak antara sumber cahaya dengan layar (meter)

m=bilangan (1,2,3…dst)

l=panjang gelombang (meter, atau Amstrong A0=1.10-10meter)

 Interferensi Minimum/Gelap/Destruktif, terjadi jika:

atau

10
 PENERAPAN INTERFERENSI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Dalam kehidupan sehari-hari, kita melihat gelembung air sabun akan terlihat berwarna-warni.
Begitu juga genangan minyak tanah diatas permukaan air, akan terlihat sama berwarna warni.
Warna-warni pelangi menunjukkan pada kita bahwa sinar matahari adalah gabungan gabungan dari
berbagai macam warna dari spektrum kasat mata. Akan tetapi warna pada gelombang sabun, lapisan
minyak, warna bulu burung merah dan burung kalibri bukan disebabkan oleh pembiasan. Tetapi
karena terjadi interferensi konstruktif dan distruktif dari sinar yang dipantulkan oleh suatu lapisan
tipis. Adanya gejala interferensi ini bukti yang paling menyakinkan bahwa cahaya itu adalah
gelombang.

Warna-warni terbentuk karena adanya interferensi gelombang cahaya yang memasuki lapisan
tipis sabun. Karena cahaya putih seperti sinar matahari memiliki banyak panjang gelombang maka
sinar yang masuk kedalam lapisan sabun dan yang dipantulkan oleh lapisan sabun itu juga akan
mengalami pembiasan dan pemantulan yang tidak sama karena masing-masing panjang gelombang
memiliki indeks bias sendiri-sendiri. Lintasan yang dilalui masing-masing gelombang tidak sama.
Sinar putih ini mengalami dispersi atau penguraian warna dan terbentuklah cahaya berwarna-warni.
Berwarna-warni karena cahaya yang jatuh ke gelembung sabuk dipantulkan dan dibiaskan secara
tidak merata karena indeks bias yang berbeda di tiap titik gelembung gara-gara tidak samanya
ketebalan gelembung sabun.

 BAGAIMANA PROSES TERJADINYA PELANGI

Bagaimana proses terjadinya pelangi adalah bermula dari ketika cahaya matahari melewati
sebuah tetes hujan yang kemudian dibelokkan atau dibiaskan menuju tengah tetes hujan tersebut,
yang memisahkan cahaya putih itu menjadi sebuah warna spektrum. Kemudian, warna-warna yang
terpisah ini memantul di belakang tetes hujan dan memisah lebih banyak lagi saat meninggalkannya.
Akibatnya, cahaya tampak melengkung menjadi kurva warna yang disebut sebagai pelangi. Cahaya
dengan panjang gelombang terpendek seperti ungu, terdapat di bagian kurva dan yang memiliki
panjang gelombang terpanjang seperti merah terdapat pada bagian luar.

Interferensi merupakan sifat cahaya yang dapat diamati ketika perbedaan gelombang cahaya
dicampur bersamaan. Contoh interferensi adalah pelangi yang kamu lihat dalam gelembung sabun,
spektrum warna oval, dan kilauan warna dari beberapa bulu burung. Di sebagian area pola
interferensi, gelombang cahaya berada dalam fase, dengan bukit dan lembah saling menguatkan,
membentuk daerah yang berkilau. Di daeah lain, di luar fase, dengan bukit dan lembah yang

11
berlawanan, membentuk daerah yang suram. Terdapat berbagai variasi cara untuk memperagakan
interferensi, pada bagian daerah yang terang maupun daerah suram, dan perbedaan warna
menggambarkan perbedaan panjang gelombang cahaya. interferensi menghasilkan gelombang yang
berhimpit. Ketika dua bukit (titik tertinggi) gelombang bertemu, mereka bergabung menjadi
gelombang yang lebih besar. Ketika bukit sebuah gelombang dan lembah (titik terendah) gelombang
bertemu, gelombang saling mengapuskan satu sama lain. Posisi bukit dan lembah disebut fase.

12
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Interferensi adalah interaksi antar gelombang di dalam suatu daerah. Interferensi dapat bersifat
membangun dan merusak. Bersifat membangun jika beda fase kedua gelombang sama dengan nol,
sehingga gelombang baru yang terbentuk adalah penjumlahan dari kedua gelombang tersebut. Bersifat
merusak jika beda fasenya adalah 180 derajat, sehingga kedua gelombang saling
menghilangkan.Interferensi merupakan perpaduan/interaksi dua atau lebih gelombang cahaya dapat
menghasilkan suatu pola yang teratur terang-gelap. Intererensi adalah hasil kerja sama dua gelombang
atau lebih yang bertemu pada satu titik di dalam ruang dan menimbulkan fenomena fisik yang dapat
diamati. Ketika dua gelombang yang koheren menyinari/melalui dua celah sempit, maka akan teramati
pola interferensi terang dan gelap pada layar. Jarak tempuh cahaya yang melalui dua celah sempit
mempunyai perbedaan (beda lintasan), hal ini yang menghasilkan pola interferensi

13
DAFTAR PUSTAKA

Amin Pasharibu. 2013. Makalah Tentang Intervensi Cahaya Dan Difraksi Cahaya. (online),
(http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2284844-pengertian-difraksi-fisika/#ixzz2Hw3NeR8F).
Diakses pada tanggal 27 Maret 2016.

Sri wahyu widyaningsih.2012. Interferensi gelombang. (online),


(http://sriwahyuwidyaningsih.blogspot.co.id/2012/02/interferensi-gelombang.html). Diakses pada tanggal
26 April 2016.

14

Anda mungkin juga menyukai