Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya

akhirnya kelompok dapat menyelesaikan makalah Asuransi dan Jaminan Kesehatan yang berjudul

“Langkah – langkah Surveilan Kesehatan”. Tujuan utama pembuatan makalah ini adalah untuk

menyelesaikan tugas mata kuliah Surveilan Kesehatan Masyarakat. Sesuai dengan judul makalah

ini, didalamnya terdapat penjelasan langkah – langkah surveilan kesehatan masyarakat.

Kelompok sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan

serta pengetahuan kita. Kelompok juga menyadari bahwa di dalam makalah ini terdapat

kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kelompok berharap adanya kritik, saran

dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat. Mengingat tidak ada sesuatu yang

sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya begitupun bagi

kelompok yang membuatnya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata –

kata yang kurang berkenan.

Padang, 15 Agustus 2017

Kelompok

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................... 2

1.4 Manfaat Penulisan ....................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 3

2.1 Pengumpulan data.............................................................................. 5

2.2 Pengolahan Data ................................................................................... 5

2.3. Analisis data ........................................................................................ 5

2.4 Interpretasi data ................................................................................ 7

25 Deseminasi data..................................................................................... 8

BAB III PENUTUP .................................................................................................. 10

3.1 Kesimpulan........................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Surveilans adalah pengumpulan, analisis, dan interpretasi data terkait kesehatan

yang dilakukan secara terus menerus dan sistematis yang kemudian didiseminasikan

(disebarluaskan) kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab untuk digunakan dalam

pencegahan penyakit (mengurangi morbiditas dan mortalitas) dan memperbaiki masalah

kesehatan lainnya. Surveilans memantau terus-menerus kejadian dan kecenderungan

penyakit, mendeteksi dan memprediksi outbreak pada populasi, mengamati faktor-faktor

yang mempengaruhi kejadian penyakit, seperti perubahan-perubahan biologis pada agen,

vektor, dan reservoir.

Selanjutnya surveilans menghubungkan informasi tersebut kepada pembuat

keputusan agar dapat dilakukan langkah-langkah pencegahan dan pengendalian penyakit.

Surveilans harus cukup akurat dengan analisis data yang lengkap. Surveilans kesehatan

masyarakat merupakan instrumen penting untuk mencegah outbreak penyakit dan

mengembangkan respons segera ketika penyakit mulai menyebar. Informasi dari

surveilans juga penting bagi kementerian kesehatan, kementerian keuangan, dan

donor/stakeholder, untuk memonitor sejauh mana populasi telah terlayani dengan baik.

Surveilans berbeda dengan pemantauan (monitoring) biasa. Surveilans dilakukan secara

terus menerus tanpa terputus (kontinu), sedang pemantauan dilakukan intermiten atau

episodik. Dengan mengamati secara terus-menerus dan sistematis maka perubahan-

perubahan kecenderungan penyakit dan faktor yang mempengaruhinya dapat diamati atau

diantisipasi, sehingga dapat dilakukan langkah-langkah investigasi dan pengendalian

penyakit dengan tepat.

1
1.3 Perumusan Masalah

1.3.1 Bagimana langkah-langkah dari surveilands kesehatan tentang Pengumpulan data.

1.3.2 Bagimana langkah-langkah dari surveilands kesehatan tentang Pengolahan data

1.3.3 Bagimana langkah-langkah dari surveilands kesehatan tentang Analisis deskriptif

data surveilands kesehatan

1.3.4 Bagimana langkah-langkah dari surveilands kesehatan tentang Interprestasi

secara deskriptif dan inferensial

1.3.5 Bagimana langkah-langkah dari surveilands kesehatan tentang Diseminasi data

surveilands kesehatan.

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Untuk mengetahui langkah-langkah dari surveilands kesehatan tentang

Pengumpulan data.

1.3.2 Untuk mengetahui langkah-langkah dari surveilands kesehatan tentang

Pengolahan data

1.3.3 Untuk mengetahui langkah-langkah dari surveilands kesehatan tentang Analisis

deskriptif data surveilands kesehatan

1.3.4 Untuk mengetahui langkah-langkah dari surveilands kesehatan tentang

Interprestasi secara deskriptif dan inferensial

1.3.5 Untuk mengetahui langkah-langkah dari surveilands kesehatan tentang

Diseminasi data surveilands kesehatan.

1.4 Manfaat Makalah

Penulisan makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi tambahan bagi

yang membutuhkan dan bagi mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat khususnya.

Kelompok mengaharapkan tulisan ini bisa menjadi suatu pemaparan yang dapat

menjelaskan lebih detail lagi tentang apa saja langkah – langkah surveilans kesehatan

masyarakat.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan awal dari rangkaian kegiatan untuk memproses data

selanjutnya. Data yang dikumpulkan memuat informasi epidemiologi yang dilaksanakan

secara teratur dan terus-menerus dan dikumpulkan tepat waktu. Pengumpulan data dapat

bersifat pasif yang bersumber dari Rumah sakit, Puskesmas dan lain-lain, maupun aktif

yang diperoleh dari kegiatan survei Untuk mengumpulkan data diperlukan sistem

pencatatan dan pelaporan yang baik. Secara umum pencatatan di puskesmas adalah hasil

kegiatan kunjungan pasien dan kegiatan luar gedung (Budioro, 2007).

Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan pencatatan insidensi terhadap

orang-orang yang dianggap penderita campak atau population at risk melalui kunjungan

rumah (active surveillance) atau pencatatan insidensi berdasarkan laporan sarana

pelayanan kesehatan yaitu dari laporan rutin poli umum setiap hari, laporan bulanan

puskesmas desa dan puskesmas pembantu, laporan petugas surveilans di lapangan,

laporan harian dari laboratorium dan laporan dari masyarakat serta petugas kesehatan lain

(pasive surveillance). Atau dengan kata lain, data dikumpulkan dari unit kesehatan

sendiri dan dari unit kesehatan yang paling rendah, misalnya laporan dari pustu,

posyandu, barkesra, poskesdes. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan teknik

wawancara dan atau pemeriksaan (Arias, 2010).

Proses pengumpulan data diperlukan sistem pencatatan dan pelaporan yang baik.

Secara umum pencatatan di Puskesmas adalah hasil kegiatan kunjungan pasien dan

kegiatan luar gedung. Sedangkan pelaporan dibuat dengan merekapitulasi data hasil

pencatatan dengan menggunakan formulir tertentu, misalnya form W1 Kejadian Luar

Biasa (KLB) , form W2 (laporan mingguan) dan lain-lain (Noor, 2000).

Jadi, Pengumpulan data merupakan komponen yang sangat penting karena

kualitas informasi yang diperoleh sangat ditentukan oleh kualitas data yang

dikumpulkan. Data yang dikumpulkan harus jelas, tepat dan ada hubungannya

dengan penyakit yang bersangkutan. Oleh karena itu untuk dapat menjalankan

surveilans yang baik pengumpulan data harus dilaksanakan secara teratur dan terus-

menerus.

3
Tujuan pengumpulan data:

a. Menentukan kelompok atau golongan populasi yang mempunyai resiko

terbesar terkena penyakit seperti jenis kelamin, umur, suku, pekerjaan dan

lain-lain.

b. Menentukan jenis agent atau penyebab penyakit dan karakteristiknya.

c. Menentukan reservoir infeksinya

d. Memastikan keadaan yang menyebabkan kelangsungan transmisi penyakit.

e. Mencatat kejadian penyakit, terutama pada kejadian luar biasa.

Sumber data yang dikumpulkan barlainan untuk tiap jenis penyakit.Sumber data sistem

surveilans terdiri dari 10 elemen yaitu:

1. Pencatatan kematian

2. Laporan penyakit, merupakan elemen yang terpenting dalam surveilans. Data yang

diperlukan : nama penderita, umur, jenis kelamin, alamat, diagnosis dan tanggal

mulai sakit.

3. Laporan kejadian luar biasa atau wabah

4. Hasil pemeriksaan laboratorium.

5. Penyelidikan peristiwa penyakit menular.

6. Penyidikan kejadian luar biasa atau wabah.

7. Survey : memerlukan tenaga, biaya dan fasilitas.

8. Penyelidikan tentang distribusi vektor dan reservoir penyakit pada hewan.

9. Data penggunaan obat-obatan, serum dan vaksin.

10. Data kependudukan dan lingkungan.

Sumber data surveilans epidemiologi meliputi :

1. Data kesakitan yang dapat diperoleh dari unit pelayanan kesehatan dan

masyarakat.

2. Data kematian yang dapat diperoleh dari unit pelayanan kesehatan serta laporan

dari kantor pemerintah dan masyarakat.

3. Data demografi yang dapat diperoleh dari unit statistik kependudukan dan

masyarakat.

4. Data geografi yang dapat diperoleh dari Unit Meteorologi dan Geofisika.

4
5. Data laboratorium yang dapat diperoleh dari unit pelayanan kesehatan dan

masyarakat.

6. Data Kondisi lingkungan.

7. Laporan wabah.

8. Laporan Penyelidikan wabah/KLB.

9. Laporan hasil penyelidikan kasus perorangan.

10. Studi epidemiologi dan hasil penelitian lainnya.

11. Data hewan dan vektor sumber penularan penyakit yang dapat diperoleh dari

unit pelayanan kesehatan dan masyarakat.

12. Laporan kondisi pangan.

13. Data dan informasi penting lainnya. (Budioro, 2007).

2.2 Pengolohan Data

Data yang terkumpul segera diolah, dianalisa dan sekaligus diinterpretasikan

berdasarkan waktu, tempat dan orang, kemudian disajikan dalam bentuk teks, tabel, spot

map dan lain-lain agar bisa menjawab masalah-masalah yang ada, sehingga segera

dilakukan tindakan yang cepat dan tepat.

Data yang sudah terkumpul dari kegiatan diolah dan disajikan dalam bentuk tabel,

grafik (histogram, poligon frekuensi), chart (bar chart, peta/map area). Penggunaan

komputer sangat diperlukan untuk mempermudah dalam pengolahan data diantaranya

dengan menggunakan program (software) seperti epid info, SPSS, lotus, excel dan lain-

lain (Budioro, 2007).

2.3 Analisis Data

Merupakan bentuk analisis data penelitian untuk menguji generalisasi hasil

penelitian berdasarkan satu sample.

a. Analisis Data Menurut Waktu

Analisis ini membandingkan jumlah kasus yang diterima selama interval waktu

tertentu dan membandingkan jumlah kasus selama periode waktu sekarang dengan

jumlah yang dilaporkan selama interval waktu yang sama dalam periode waktu tertentu.

5
Data yang diterima dalam sistem surveilans sering disebut sebagai sinyal. Tujuan

dari analisis deskriptif karakteristik waktu adalah untuk menggambarkan trend, variasi

musiman, dan kecelakaan atau wabah potensial dalam residu.

Tanggal onset adalah yang terbaik satu menggambarkan peristiwa kesehatan.

Namun, karena keterlambatan dalam pelaporan, jumlah kasus dengan onset pada minggu-

minggu paling baru selalu akan berada di bawah perkiraan, memberikan grafis rasa-salah

dari tren menurun. Melihat tanggal pemberitahuan tidak menyampaikan masalah ini.

Namun, wabah terdeteksi mungkin terjadi beberapa minggu lalu, dan dengan demikian

data tidak mewakili gambaran yang benar dari penyakit di masyarakat. Namun, sebagian

besar waktu lebih baik untuk menggunakan tanggal pemberitahuan karena akan

memungkinkan perbandingan dengan tahun sebelumnya tanpa mengoreksi penundaan.

Epidemiologi sering hanya mampu mendeteksi wabah pemberitahuan bukan wabah

penyakit. Ini menekankan kebutuhan untuk melaporkan tepat waktu ketika mencari sinyal

peringatan dini, tanpa menunggu konfirmasi jika akan memakan waktu, atau untuk

penyelidikan penuh.

b. Analisis Data Menurut Tempat

Yaitu dengan mengetahui tempat pemajan terjadi, bukan tempat laporan berasal,

mengetahui kemungkinan sumber-sumber pencegahan akan menjadi sasaran yang efektif,

menggunakan computer dan perangkat lunak untuk pemetaan spasial, memungkinkan

analisis yang lebih canggih.

Analisis deskriptif karakteristik tempat mengacu pada kasus pemetaan. Jika jumlah

kasus aktual digunakan, peta dot density paling cocok. Namun, tingkat sering digunakan

untuk menjelaskan populasi yang mungkin berbeda di seluruh wilayah geografis. Peta ini

disebut daerah-peta atau peta choropeth. Setiap kali struktur penduduk mungkin berbeda

di seluruh wilayah geografis, harga standar perlu digunakan untuk membandingkan pola

penyakit.

Sistem Sentinel biasanya tidak dapat diwakili pada batas-batas administratif. Sebuah

teknik pemetaan tertentu digunakan, yang disebut peta isolrate. Peta ini mirip dengan

yang digunakan untuk menunjukkan tingkat hujan di suatu negara, yang diukur melalui

stasiun cuaca yang mirip dengan lokasi sentinel dalam epidemiologi.

Sistem informasi geografis telah semakin banyak digunakan di tahun terakhir.

Mereka menyediakan kemampuan untuk secara tepat menemukan kasus di peta. Namun,

6
penggunaannya terbatas dalam pengawasan karena kebanyakan sistem di seluruh dunia

tidak merekam informasi ini secara rutin. Koordinat kasus dapat diekstraksi dari alamat.

Proses ini disebut geo-coding.

c. Analisis Data Menurut Orang

Analisis ini menggunakan data umur, jenis kelamin, rasa tau entitas, status

perkawinan, pekerjaan, tingkat pendapatan, dan pendidikan. Semua data dari orang

tersebut harus terlengkapi untuk dapat mengetahui sebab kasus terjadi.

Analisis merupakan langkah penting dalam surveilans epidemiologi karena akan

dipergunakan untuk perencanaan, monitoring dan evaluasi serta tindakan pencegahan dan

penanggulangan penyakit. Kegiatan ini menghasilkan ukuran-ukuran epidemiologi

seperti rate, proporsi, rasio dan lain-lain untuk mengetahui situasi,

estimasi dan prediksi penyakit (Noor, 2000).

Data yang sudah diolah selanjutnya dianalisis dengan membandingkan data bulanan

atau tahun-tahun sebelumnya, sehingga diketahui ada peningkatan atau penurunan dan

mencari hubungan penyebab penyakit campak dengan faktor resiko yang berhubungan

dengan kejadian campak atau malaria (Arias, 2010).

2.4 Interprestasi Secara Deskriptif Dan Inferensial

Interpretasi atau interpretasi (hasil pengolahan) data merupakan pencarian

pengertian yang lebih luas tentang penemuan-penemuan secara umum. Penafsiran adalah

penjelasan yang terinci tentang arti yang sebenarnya dari materi yang dipaparkan.

Penafsiran data tidak dapat dipisahkan dari analisis data, sehingga penafsiran juga

merupakan aspek tertentu dari analisis, dan bukan merupakan bagian yang terpisah dari

analisis.

Interpretasi deskriptif digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya

(kesimpulannya) diberlakukan untuk populasi. Kesimpulan tersebut mempunyai peluang

kesalahan dan kebenaran ( derajat kepercayaan) yang dinyatakan dalam bentuk

persentase. Misalnya, peluang kesalahan adalah 5% maka taraf kepercayaannya adalah

95%.

Interpretasi infrensial adalah peluang kesalahan dan kebenaran (kepercayaan)

disebut dengan taraf signifikansi. Signifikansi adalah kemampuan untuk

7
digeneralisasikan dengan kesalahan tertentu. Ada hubungan secara signifikan berarti

hubungan itu dapat digeneralisir.

2.5 Diseminasi Data

Diseminasi sama juga diartikan dengan penyebar luasan informasi atau umpan

balik. Hasil analisa dan interpretasi data selain terutama dipakai sendiri oleh unit

kesehatan setempat untuk keperluan penentuan tindak lanjut, juga untuk

disebarkluaskan dengan jalan dilaporkan kepada atasan sehagai infomasi lebih

lanjut, dikirimkan sebagai umpan balik (feed back) kepada unit kesehatan pemberi

laporan.

Umpan balik atau pengiriman informasi kembali kepada sumber-sumber data

(pelapor) mengenai arti data yang telah diberikan dan kegunaannya setelah diolah,

merupakan suatu tindakan yang penting, selain tindakan follow up.

Kegiatan umpan balik dilakukan secara rutin biasanya setiap bulan saat menerima

laporan setelah diolah dan dianalisa melakukan umpan balik kepada unit kesehatan yang

melakukan laporan dengan tujuan agar yang mengirim laporan mengetahui bahwa

laporannya telah diterima dan sekaligus mengoreksi dan memberi petunjuk tentang

laporan yang diterima. Kemudian mengadakan umpan balik laporan berikutnya akan

tepat waktu dan benar pengisiannya. Cara pemberian umpan balik dapat melalui surat

umpan balik, penjelasan pada saat pertemuan serta pada saat melakukan

pembinaan/suvervisi (Arias, 2010).

Bentuk dari umpan balik bisa berupa ringkasan dari informasi yang dimuat dalam

buletin (news letter) atau surat yang berisi pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan

yang dilaporkan atau berupa kunjungan ke tempat asal laporan untuk mengetahui keadaan

yang sebenarnya. Laporan perlu diperhatikan waktunya agar terbitnya selalu tepat pada

waktunya, selain itu bila mencantumkan laporan yang diterima dari eselon bawahan,

sebaliknya yang dicantumkan adalah tanggal penerimaan laporan (Depkes RI, 2003).

Penyebarluasan informasi dapat dilakukan ketingkat atas maupun ke bawah. Dalam

rangka kerja sama lintas sektoral instansi-instansi lain yang terkait dan masyarakat juga

menjadi sasaran kegiatan ini. Untuk diperlukan informasi yang informatif agar mudah

dipahami terutama bagi instansi diluar bidang kesehatan (Budioro, 1997).

8
Penyebarluasan informasi yang baik harus dapat memberikan informasi yang

mudah dimengerti dan dimanfaatkan dalam menentukan arah kebijakan kegiatan, upaya

pengendalian serta evaluasi program yang dilakukan. Cara penyebarluasan informasi

yang dilakukan yaitu membuat suatu laporan hasil kajian yang disampaikan kepada

atasan, membuat laporan kajian untuk seminar dan pertemuan, membuat suatu tulisan di

majalah rutin, memanfaatkan media internet yang setiap saat dapat di akses dengan

mudah (Depkes RI, 2003)

9
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat cara-cara menganalisis

dari langkah-langkah surveilands kesehatan yaitu :

1. Pengumpulan data merupakan komponen yang sangat penting karena kualitas

informasi yang diperoleh sangat ditentukan oleh kualitas data yang dikumpulkan.

Data yang dikumpulkan harus jelas, tepat dan ada hubungannya dengan penyakit

yang bersangkutan. Oleh karena itu untuk dapat menjalankan surveilans yang baik

pengumpulan data harus dilaksanakan secara teratur dan terus-menerus.

2. Pengolohan data merupakan data yang terkumpul segera diolah, dianalisa dan sekaligus

diinterpretasikan berdasarkan waktu, tempat dan orang, kemudian disajikan dalam bentuk

teks, tabel,spot map dan lain-lain agar bisa menjawab masalah-masalah yang ada,

sehingga segera dilakukan tindakan yang cepat dan tepat.

3. Analisis deskriptif data Merupakan bentuk analisis data penelitian untuk menguji

generalisasi hasil penelitian berdasarkan satu sample. Yaitu analisa data menurut waktu,

analisa data menurut tempat dan analisa data menurut orang

4. Interpretasi atau interpretasi (hasil pengolahan) data merupakan pencarian pengertian

yang lebih luas tentang penemuan-penemuan secara umum. Interprestasi deskriptif

digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya (kesimpulannya) diberlakukan

untuk populasi. Interprestasi infrensial adalah peluang kesalahan dan kebenaran

(kepercayaan) disebut dengan taraf signifikansi.

5. Diseminasi sama juga diartikan dengan penyebar luasan informasi atau umpan

balik. Umpan balik atau pengiriman informasi kembali kepada sumber-sumber data

(pelapor) mengenai arti data yang telah diberikan dan kegunaannya setelah diolah,

merupakan suatu tindakan yang penting, selain tindakan follow up.

10
DAFTAR PUSTAKA

- Abuzhafran. 2011. Diskripsi Sistem Surveilands.http://blogspot.com : 14 Agustus 2017

- Nurfaizinyunus. 2011. Surveilands Epidemiologi.http://blogspot.com : 14 Agustus 2017

- Fahrarien. 2012. Analisa dan Interpretasi data.http://blogspot.com : 14 Agustus 2017

- Srtkksmdw. 2013. Surveilands Epidemiologi. http://blogspot.com: 14 Agustus 2017

11
MAKALAH SURVEILANS KESEHATAN MASYARAKAT

LANGKAH-LANGKAH SURVEILANS KESEHATAN


MASYARAKAT

DOSEN PEMBIMBING :
VIVI TRIANA, SKM, MPH

Disusun Oleh :
KELOMPOK 8

APRINA IKA NURRAHMI 1611216062


F YOSI IKHSANA 1611216052
HARYATI PUTRI HASIBUAN 1611216057
HERLINDA OKTAVIA 1611216025
PENIA RESTY 1611216074
MIFTAKHUL HUDA 1611216064
ULFIATMI PUTRI ARMA 1611216073

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS ANDALAS
2017

Anda mungkin juga menyukai