Oleh :
AKBAR HIDAYAT
UNIVERSITAS ANDALAS
2016
UNIVERSITAS ANDALAS
Oleh :
AKBAR HIDAYAT
UNIVERSITAS ANDALAS
2016
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Oleh :
AKBAR HIDAYAT
No. BP : 1210333032
Skripsi ini telah disetujui dan telah diperiksa oleh pembimbing skripsi
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
Pembimbing I Pembimbing II
Penguji I
Penguji II
Penguji III
DATA MAHASISWA:
Nama Lengkap : Akbar Hidayat
Nomor Buku Pokok : 1210333032
Tanggal Lahir : 31 Oktober 1995
Tahun Masuk : 2012
Peminatan : Kesehatan Lingkungan &
Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3)
Nama Pembimbing Akademik : DR. Aria Gusti, SKM, M.Kes
Nama Pembimbing I : Nizwardi Azkha,SKM, MPPM, M.Si, M.Pd
Nama Pembimbing II : Drs. Zudarmi, M.Si
Nama Penguji I : DR. Aria Gusti, SKM, M.Kes
Nama Penguji II : Septia Pristi Rahmah, SKM, MKM
Nama Penguji III : Ratno Widoyo, SKM, MKM
JUDUL PENELITIAN:
“IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RISIKO
DENGAN PENDEKATAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) DI PT.
BATANGHARI BARISAN TAHUN 2016”
Akbar Hidayat
No.BP:1210333032
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Riwayat Pendidikan :
1. TK Bayangkari Pematangsiantar , lulus tahun 2000
2. Madrasah Ibtidaiyah Negeri Bah Kapul Pematangsiantar , lulus tahun 2006
3. SMP YPK Pematangsiantar , lulus tahun 2009
4. SMA N 1 Pematangsiantar , lulus tahun 2012
5. Universitas Andalas , lulus tahun 2016
Alhamdulillah wa syukurillah ku ucapkan kehadirat Allah S.W.T dalam setiap langkahku dan
salawat beriring salam ku haturkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad S.A.W. yang
syafaatnya kuharapkan di yaumil akhir kelak.
Bapak Nizwardi Azkha dan Bapak Zudarmi terimakasih atas bimbingan yang Bapak berikan
selama Akbar mengerjakan Skripsi ini,semoga semua usaha & kesabaran Bapak dibalas
Allah SWT di Akhirat kelak
Bapak Aria Gusti, Ibu Septia Pristi Rahmah dan Bapak Ratno Widoyo yang telah menjadi
penguji yang baik hati, terimakasih untuk semua masukannya untuk kebaikan Skripsi Akbar
Terkhusus ku ucapkan Jazakallah kahiran untuk semua pejuang dakwah di FKM Unand
karena senantiasa berusaha mengingatkan warga FKM Unand dalam kebaikan.
Terkhusus untuk sahabatku
Dan terimakasih untuk semua teman –teman yang tidak dapat ku sebutkan satu persatu.
Untuk teman-teman Komisariat Kedokteran Unand : Harry, kk Eby, kk Dinda, kk Kiki, Ezi,
Radhia, Intan dan Jihan. Terimakasih telah menjadi bagian dari kehidupan ber-HMI. Yakin
Usaha Sampai. Semoga kita semua sukses dimasa depan aminn…
Untuk keluarga BP 32 : Iyah, Cici’13, Cici’14, Riki (tenten), Nima, Fitia, Vinda dan Ami.
Semoga sukses untuk kedepannya. Terimakasih atas hubungan kekeluargaan ini.
Untuk adik2ku member basket yang selalu bersemangat untuk latihan : Ical, Alim, Randa,
Mirsa, Teguh, Ikhsan, Reza, Nanda, Arif taufik, Arif Yandri, Yogi, Adil, Satria, dan yang
lainnya. Tetap semangat untuk kuliahnya dan untuk basketnya semoga keduanya bisa
berprestasi!
Terimakasih teman-teman semua telah membuat hidupku menjadi begitu Indah, momen-
momen Indah ini akan terukir Indah di ingatan dan hatiku.
Hanya sebuah karya kecil dan untaian kata-kata inilah yang dapat kupersembahkan untuk
kalian semua. Beribu terimakasih ku ucapkan dan dengan kerendahan hati ku ucapkan maaf atas
segala kekhilafan salah dan kekuranganku.
By : uwa
Padang, 20 April 2016
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
ABSTRAK
Tujuan Penelitian
Kecelakaan kerja merupakan kejadian yang masih sering terjadi. Namun PT.
Batanghari Barisan belum juga melakukan identifikasi,penilaian dan pengendalian
risiko sebagai salah satu upaya mengurangi kecelakaan kerja. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko di PT.
Batanghari Barisan Tahun 2016.
Metode
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Dilakukan pada bulan Maret sampai
April Tahun 2016 di tujuh Bagian Departemen Produksi PT. Batanghari Barisan
yaitu Bagian Timbang, Bagian Gilingan, Bagian Ampaian, Bagian Cutter, Bagian
Press, Bagian Packing, dan Bagian Bengkel. Data primer diperoleh dari observasi di
lapangan dan data sekunder diperoleh dari arsip perusahaan. Pendekatan yang
digunakan adalah Job Safety Analysis dengan tiga tahapan yaitu identifikasi bahaya,
penilaian dan pengendalian risiko.
Hasil
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa di tujuh Bagian Departemen
Produksi PT. Batanghari Barisan terdapat risiko tinggi sebanyak 11 risiko, risiko
sedang sebanyak 41 risiko dan risiko rendah sebanyak 20 risiko. Risiko-risiko ini
belum sepenuhnya dapat dikendalikan oleh perusahaan sehingga masih menimbulkan
kecelakaan kerja yang berulang setiap tahunnya.
Kesimpulan
Terdapat sumber bahaya lingkungan kerja, energi, mekanik, pekerjaan manual,
biologi dan zat kimia. Risiko tinggi terdapat pada Bagian Timbang, Gilingan,
Ampaian, Cutter, Press, dan Packing. Pengendalian yang dilakukan belum terlaksana
dengan baik. Disarankan kepada perusahaan agar segera melakukan tindakan
pengendalian yang direkomendasikan agar kecelakaan dapat dihindarkan.
i
FACULTY OF PUBLIC HEALTH
ANDALAS UNIVERSITY
ABSTRACT
Objective
Work accident is an event that is still common. But PT. Batang Barisan yet to make
the identification, assessment and risk control as an effort to reduce accidents. This
study aims to determine the hazard identification, assessment and control of risk at
PT. Batang Barisan 2016.
Method
This research is qualitative. Conducted in March and April 2016 in the seven-part
Production Department PT. Batang Barisan namely Section Weigh, Section Mill,
Part Ampaian, Part Cutter, Press Section, Section Packing, and Section Workshop.
Primary data were obtained from field observation and secondary data obtained from
the company archives. The approach used is a Job Safety Analysis with three stages
namely hazard identification, assessment and risk control.
Result
Based on the results, it can be concluded that in the seven-part Production
Department PT. Batang Barisan high risks as much as 11 risk, medium risk as much
as 41 risk and low risk as much as 20 risk. These risks are not fully controlled by the
company so that they cause accidents that recur every year.
Conclusion
There is a source of danger working environment, energy, mechanical, manual work,
biological and chemical substances. High risk contained in Section Weigh, mill,
Ampaian, Cutter, Press, and Packing. Control is done not done well. It is suggested
to the company to immediately carry out control measures recommended in order
that accidents can be avoided.
References : 25 (1985-2015)
Key Words : Job Safety Analysis, Hazard Identification, Risk Assessment, Risk
Management.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala petunjuk, kemampuan, dan
kekuatan yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan
penelitian skripsi yang berjudul “IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN
PENGENDALIAN RISIKO DENGAN PENDEKATAN JOB SAFETY
ANALYSIS (JSA) DI PT. BATANGHARI BARISAN TAHUN 2016”.
Penulis menyadari bahwa usulan penelitian skripsi ini masih ada kelemahan
dan kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan masukan dan saran dari
semua pihak untuk kesempurnaan usulan penelitian skripsi ini. Dalam penyusunan
usulan penelitian skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan,
dorongan, petunjuk, serta sumbangan gagasan dan pikiran dari berbagai pihak. Untuk
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Tafdil Husni, SE, MBA selaku Rektor Universitas Andalas.
2. Ibu Prof. dr. Nur Indrawati Lipoeto, M.Sc, PhD, Sp.GK, selaku Dekan
5. Bapak Drs. Zudarmi, M.Si selaku pembimbing dua yang telah mengarahkan
iii
6. Bapak DR. Aria Gusti, SKM, M.Kes selaku penguji I, Kakak Septia Pristi
Rahmah, SKM, MKM selaku penguji II, dan Bapak Ratno Widoyo, SKM,
7. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberikan semangat dan
8. Seluruh rekan di FKM dan semua pihak yang telah membantu dalam
Peneliti menyadari bahwa usulan penelitian skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan yang mengarah pada perbaikan. Penulis berharap
semoga usulan penelitian skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan di masa yang akan datang.
Akbar Hidayat
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................... i
DAFTAR TABEL...................................................................................................... ix
v
2.2.1 Menyatakan Komitmen ............................................................................. 15
vi
BAB 3 : METODE PENELITIAN.......................................................................... 44
vii
5.2.6 Bagian Packing ......................................................................................... 81
6.2 Saran................................................................................................................. 92
viii
DAFTAR TABEL
ix
Tabel 4.22 Tingkat Risiko Tahapan Pekerjaan di Bagian Packing............................ 68
Table 4.23 Tingkat Risiko Tahapan Pekerjaan di Bagian Bengkel ........................... 69
Tabel 4.24 Rekomendasi Pengendalian Risiko di Bagian Timbang .......................... 71
Tabel 4.25 Rekomendasi Pengendalian Risiko di Bagian Gilingan .......................... 72
Tabel 4.26 Rekomendasi Pengendalian Risiko di Bagian Ampaian .......................... 73
Tabel 4.27 Rekomendasi Pengendalian Risiko di Bagian Cutter .............................. 74
Tabel 4.28 Rekomendasi Pengendalian Risiko di Bagian Press................................ 75
Tabel 4.29 Rekomendasi Pengendalian Risiko di Bagian Packing ........................... 75
Tabel 4.30 Rekomendasi Pengendalian Risiko di Bagian Bengkel ........................... 76
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR SINGKATAN
xii
BAB 1 : PENDAHULUAN
yang tiada batas melanda seluruh dunia hingga pada saat ini sudah dapat dirasakan
dampaknya. Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang dimulai awal tahun 2016
merupakan kondisi yang menunjukkan Indonesia tidak dapat menghindarkan diri dari
hal-hal yang terkait dengan penyediaan lingkungan kerja yang sehat, nyaman, dan
aman. Tidak hanya bagi para pekerjanya tapi juga semua pihak terkait aktivitas
pengaman untuk tenaga kerja dalam setiap pekerjaan yang akan dilakukan di
yang timbul karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam
perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja, dan pulang ke rumah melalui
1
2
unsur penting dalam mencapai kondisi lingkungan kerja yang baik di dalam
keseluruhan arus konteks globalisasi ekonomi dewasa ini. Agar tercapai kondisi
lingkungan kerja yang baik dan sehat tersebut tentu saja hanya dengan strategi
identifikasi, evaluasi, dan pengendalian hazard dan risiko ditempat kerja secara rutin
bagian dari lingkaran bisnis perusahaan dan seluruh jajaran struktur organisasi yaitu
sedikit, baik berupa kerugian bersifat ekonomi, dalam bentuk kerusakan, hilangnya
waktu kerja, biaya perawatan dan pengobatan, menurunnya jumlah mutu dan
produksi, maupun kerugian yang berupa penderitaan karena cedera, Cacat atau
bahkan kematian. Sesuai dengan persyaratan peraturan pemerintah no. 50 tahun 2012
risiko. Produk barang dan jasa harus dipertimbangkan pada saat merumuskan
mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, makmur, yang merata baik materil
peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan
pembangunan.(8)
meningkatkan derajat kesehatan fisik, mental dan kesejahteraan sosial semua pekerja
yang tinggi dan menginginkan tenaga kerja yang berprestasi, untuk mewujudkan
risiko.(9)
kerugian. Setalah kita mengenal risiko maka kita akan mengetahui apa yang harus
kita lakukan untuk menghindari risiko tersebut. Salah satu teknik analisa bahaya
yang sangat popular dan banyak digunakan dilingkungan kerja adalah dengan
kerja atau penyakit. Setiap 15 detik 153 pekerja mengalami kecelakaan yang
berhubungan dengan pekerjaan. Setiap hari 6.300 orang meninggal akibat kecelakaan
kerja atau penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan. Lebih dari 2,3 juta
kematian per tahun . 317 juta kecelakaan terjadi pada pekerjaan per tahun, banyak
Domestic Product (GDP) yang artinya US$ 1.251.353 juta hilang oleh karena
meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2010 terdapat 98.711, tahun 2011 terdapat
4
99.491 kasus, tahun 2012 103.074 kasus dan 103.283 kasus kecelakaan kerja pada
tahun 2013. Menurut Jamsostek untuk wilayah Sumatera Barat, kasus kecelakaan
kerja adalah sebanyak 3.235 kasus kecelakaan kerja pada tahun 2009-2012, dan
tahun 2013 bulan Januari hingga Mei sebanyak 451 kasus. Sedangkan jumlah
kecelakaan kerja di Kota Padang berjumlah 771 kasus pada tahun 2014 yang
terhitung hingga bulan September. Menurut data yang didapatkan dari BPJS
kasus, Maret 84 kasus, April 94 kasus, Mei 85 kasus, Juni 98 kasus, Juli 79 kasus,
PT. Batang Hari Barisan (BHB) bergerak pada bidang pengolahan bahan
baku getah karet. PT. Batang Hari Barisan (BHB) memproduksi satu jenis produk,
yaitu produk SIR.20 dengan total produksi mencapai 21.000 ton per tahun. Produk
SIR.20 tersebut dipasarkan ke Negara produsen ban, seperti Jepang, Eropa dan
Amerika. Tenaga kerja PT. BHB berjumlah 224 orang yang terbagi dalam 15 bagian,
baik shift harian maupun bulanan. Sejak januari 2007 hingga desember 2015 Angka
kecelakaan kerja adalah 89 kasus kecelakaan kerja yang telah terjadi dan
menyebabkan cacat dan cedera. Bagian yang terjadi kecelakaan kerja adalah bagian
cutter 14 kasus, bagian gilingan 16 kasus, bagian press 19 kasus, bagian bengkel 12
kasus, dan timbangan 4 kasus dan selebihnya terjadi di luar pabrik (pada saat
Manajemen K3) dan belum memiliki ahli K3 umum. Namun, sudah memiliki ISO
9001 (Standarisasi Manajemen Mutu) serta telah menetapkan kebijakan dasar tentang
keselamatan saat bekerja seperti memakai APD (Alat Pelindung Diri) yang sesuai
5
dengan bidang pekerjaan tenaga kerja. Tapi walaupun sudah menerapkan kebijakan
kesehatan dan keselamatan kerja secara sederhana namun tetap saja masih ada
Keselamatan dan Kesehatan Kerja menyebutkan pada pasal 7 ayat 2 salah satu syarat
awal kondisi K3, salah satunya yaitu identifikasi potensi bahaya, penilaian dan
pengendalian risiko. Dalam hal ini PT. Batanghari Barisan belum melakukan tiga hal
tersebut.(16)
Fakta ini menunjukkan bahwa potensi bahaya serta risiko kecelakaan kerja di
PT. Batanghari Barisan belum teridentifikasi secara jelas, oleh sebab itu perlu
dilakukan analisis risiko pekerjaan. Potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja di PT.
Batanghari Barisan masih cukup tinggi dan masih perlu dikaji lagi sehingga bisa
menemukan upaya dan solusi yang tepat sasaran agar angka kecelakaan kerja
kesehatan dan keselamatan kerja yaitu zero accident. Dengan demikian, kerugian
perusahaan akibat kecelakaan kerja bisa ditekan, efektivitas kerja bertambah dan
tertarik untuk mencari tahu bagaimana gambaran risiko pekerjaan di PT. Batanghari
Batanghari Barisan.
dengan hierarki of control sesuai dengan system dan sumber daya di perusahaan.
a. Bagi Peneliti
pemikiran dalam upaya mengurangi kecelakaan kerja dan menjaga kesehatan pekerja
dengan pendekatan Job Safety Analysis (JSA) di PT. Batanghari Barisan tahun 2016.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai April 2016 di 7 bagian
Gilingan, Bagian Ampaian, Bagian Cutter, Bagian Press, Bagian Packing dan
tingkatan risiko serta upaya pengendalian risiko di PT. Batanghari Barisan tahun
2016. Jenis penelitian yang dilakukan adalah Kualitatif dalam bentuk Deskriptif.
Analisis yang digunakan adalah Job Safety Analysis (JSA) lengkap dengan tabel
matriks penilaian risiko untuk mengetahui bahaya potensial, tingkatan risiko serta
Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan. Tak
terduga, oleh karena dibelakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih-
lebih dalam bentuk perencanaan. Maka dari itu peristiwa sabotase atau tindakan
peristiwa kecelakaan disertai kerugian material ataupun penderitaan dari yang paling
kerja adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki, yang
mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas dan dapat menimbulkan
kerugian baik korban manusia maupun harta benda. Sedangkan menurut UU No.
3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja kecelakaan kerja adalah
kecelakaan yang terjadi dalam pekerjaan sejak berangkat dari rumah menuju
tempat kerja dan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui.(18, 19)
kecelakaan kerja yang diusulkan oleh H.W. Heinrich yang dikenal sebagai teori
Domino Heinrich. Dalam teori tersebut dijelaskan bahwa kecelakaan terdiri atas lima
faktor yang saling berhubungan, yaitu : (1) kondisi kerja, (2) kelalaian manusia,
8
9
(3) tindakan tidak aman, (4) kecelakaan, dan (5) cedera. Kelima faktor ini tersusun
seperti kartu domino yang diberdirikan. Jika satu kartu jatuh, maka kartu ini akan
menimpa kartu lain hingga kelimanya akan roboh secara bersama. Ilustrasi ini mirip
dengan efek domino, jika satu bangunan roboh, kejadian ini akan memicu peristiwa
menghilangkan tindakan tidak aman yang merupakan poin ketiga dari lima faktor
dianalogikan dengan kartu domino, maka jika kartu nomor 3 tidak ada lagi,
seandainya kartu nomor 1 dan 2 jatuh maka tidak akan menyebabkan jatuhnya semua
kartu. Dengan adanya jarak antara kartu kedua dengan kartu keempat, maka ketika
kartu kedua terjatuh tidak akan sampai menimpa kartu nomor 4. Akhirnya
kejadian yang tidak dikehendaki, dapat mengakibatkan kerugian jiwa serta kerusakan
harta benda dan biasanya terjadi sebagai akibat dari adanya kontak dengan sumber
energi yang melebihi ambang batas atau struktur. Teori ini memodifikasi teori
d. Kontak peristiwa
kelalaian, melamun, tidak mau bekerja sama dan kurang sabar. Kekurangan
mengenai pekerjaan. Kurang sehat fisik dan mental seperti adanya cacat,
terjadi disebabkan oleh faktor manusia. Hal ini dikarenakan pekerja itu
2. Faktor mekanik dan lingkungan, letak mesin, tidak dilengkapi dengan alat
pelindung, alat pelindung tidak pakai, alat-alat kerja yang telah rusak. Faktor
pengangkat, terjatuh di lantai dan tertimpa benda jatuh, pemakaian alat atau
barang, luka bakar oleh benda pijar dan transportasi. Kira-kira sepertiga dari
(house keeping), kesalahan disini terletak pada rencana tempat kerja, cara
menyimpan bahan baku dan alat kerja tidak pada tempatnya, lantai yang kotor
dan licin. Ventilasi yang tidak sempurna sehingga ruangan kerja terdapat
debu, keadaan lembab yang tinggi sehingga orang merasa tidak enak kerja.
a) Terjatuh
2. Berdasarkan penyebab
sebagainya.
tanah).(17)
a) Patah tulang
b) Dislokasi (keseleo)
c) Regang otot
e) Amputasi
f) Luka di permukaan
h) Luka bakar
i) Keracunan-keracunan mendadak
j) Pengaruh radiasi.(17)
a) Kepala
b) Leher
c) Badan
d) Anggota atas
13
e) Anggota bawah
f) Banyak tempat
ikut bersedih dan berduka cita. Kecelakaan seringkali disertai terjadinya luka,
kelainan tubuh, cacat bahkan juga kematian. Gangguan terhadap pekerja demikian
adalah suatu kerugian besar bagi pekerja dan juga keluarganya serta perusahaan
tempat ia bekerja.(22)
Tiap kecelakaan merupakan suatu kerugian yang antara lain tergambar dari
terjadinya kecelakaan seringkali sangat besar, padahal biaya tersebut bukan semata-
mata beban suatu perusahaan melainkan juga beban masyarakat dan negara secara
keseluruhan. Biaya ini dapat dibagi menjadi biaya langsung meliputi biaya atas P3K,
kompensasi cacat, biaya atas kerusakan bahan, perlengkapan, peralatan, mesin dan
biaya tersembunyi meliputi segala sesuatu yang tidak terlihat pada waktu dan
beberapa waktu pasca kecelakaan terjadi, seperti berhentinya operasi perusahaan oleh
karena pekerja lainnya menolong korban, biaya yang harus diperhitungkan untuk
mengganti orang yang ditimpa kecelakaan dan sedang sakit serta berada dalam
perawatan dengan orang baru yang belum biasa bekerja pada pekerjaan di tempat
terjadinya kecelakaan.(22)
14
kepada lingkungan, mesin, peralatan kerja, perlengkapan kerja dan terutama faktor
manusia.(22)
1. Lingkungan
ruang kerja
Mesin dan peralatan kerja harus didasarkan pada perencanaan yang baik
dari baiknya pagar atau tutup pengaman pada bagian-bagian mesin atau
15
perkakas yang bergerak, antara lain bagian yang berputar. Bila pagar atau tutup
pengaman telah terpasang, harus diketahui dengan pasti efektif tidaknya pagar
atau tutup pengaman tersebut yang dilihat dari bentuk dan ukurannya yang sesuai
terhadap mesin atau alat serta perkakas yang terhadapnya keselamatan pekerja
dilindungi.(22)
3. Perlengkapan kerja
bagi pekerja. Alat pelindung diri berupa pakaian kerja, kacamata, sarung tangan,
dalam penggunaannya.(22)
4. Faktor manusia
manajemen puncak harus dinyatakan bukan hanya dalam bentuk kata- kata tetapi
juga harus dengan tindakan nyata agar dapat diketahui, dipelajari, dihayati dan
yang cukup mampu untuk mengorganisasikan dan mengarahkan orang. Selain itu,
kelompok kerja tersebut terdiri atas seorang wakil dari setiap unit kerja. Hal ini
penting sebab merekalah yang paling bertanggung jawab terhadap unit kerja yang
bersangkutan.(7)
dana. Orang yang dimaksud adalah beberapa orang yang diangkat secara resmi di
luar tugas-tugas pokoknya dan terlibat penuh dalam proses penerapan. Perlengkapan
dokumen atau komputer tambahan untuk mengolah dan menyimpan data. Waktu
di luar perusahaan.(7)
17
2.2.5 Penyuluhan
Kegiatan penyuluhan dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya
kesehatan yang baik merupakan potensi untuk meraih produktivitas kerja yang baik
pula. Pekerjaan yang menuntut produktivitas kerja tinggi hanya dapat dilakukan oleh
tenaga kerja dengan kondisi kesehatan prima. Sebaliknya keadaan sakit atau
gangguan kesehatan menyebabkan tenaga kerja tidak atau kurang produktif dalam
melakukan pekerjaannya. Tenaga kerja yang sakit dan tidak bekerja menyebabkan
yang bersangkutan tidak produktif selama ia sakit dan tidak bekerja. Tenaga kerja
sakit atau terganggu kesehatannya yang masih melakukan pekerjaan biasanya tidak
memperlihatkan hasil kerja sebagaimana halnya jika ia sehat atau tidak terganggu
kesehatannya. Tenaga kerja yang sakit atau mengalami gangguan kesehatan menurun
pekerja yang secara klinis mengalami gangguan adalah hal biasa, tapi tidak jarang
bahwa gangguan kesehatan yang tidak berarti pun dapat saja mengakibatkan sangat
rendahnya produktivitas kerja. Maka gangguan kesehatan tenaga kerja tidak dapat
Protection).(23)
18
mutu/kualitas bahan olah dengan standar yang ditetapkan SNI – 06 2047 - 2002.
bahan yang tidak memenuhi standar ditolak. Kegiatan ini merupakan tahapan proses
Quality Control, dimana bila tidak dilakukan secara benar akan berpotensi
kandungan organik dalam bahan olah. Disamping itu benda-benda asing berupa tali
rafia, rotan, karung plastik yang digunakan saat karet tersebut dibongkar,
air dari air bahan olah karet dialirkan ke drainase dalam pabrik untuk diteruskan ke
dalam IPAL.(24)
bahan olah ditempat yang disediakan (sebagai tempat penyimpanan), baik ditempat
yang tertutup (pakai dinding dan atap), atau ada kalanya terpaksa ditempat terbuka,
sebelum bahan olah tersebut diproses lebih lanjut. Kegiatan penyimpanan ini
maupun limbah cair yang keluar dari tumpukan bahan olah tersebut.(24)
karet basah sehingga menjadi karet lembaran (blanket) basah, yang siap untuk
pembersihan.(24)
pada lembaran karet yang telah digiling, yaitu dengan cara menggantungkan
lembaran karet tersebut di dalam kamar gantung. Lembaran karet yang telah digiling
keringkan, untuk diproses lebih lanjut (proses peremahan). Dalam proses ini
lembaran blanket digulung dan ditampung dalam gerobak untuk diturunkan melalui
2.4.6 Peremahan
penting terhadp butiran karet agar merata pada seluruh permukaan, sehingga proses
yang telah diisi didalam trolley. Proses ini dilakukan dengan memasukkan trolley
yang berisi karet remah basah ke dalam ruangan (Oven) berudara panas selama
Proses bongkar trolley adalah kegiatan mengeluarkan karet remah yang telah
kegiatan akhir proses produksi sebelum karet remah dikemas/packing dan diekspor.
Setiap bandela karet yang dibongkar dari trolley, dilakukan pemeriksaan akhir
tengah dari karet remah telah cukup masak dilakukan dengan cara membelah bandela
keperluan analisa mutu Laboratorium, maka setiap Ton karet (1 Pallet) diambil
contoh karet sebanyak 4 sampel pada interval bandela ke- 9 dengan cara memotong
22
dua sisi diagonal seberat @ 1,75 kg. Kemudian bandela karet tersebut dibungkus
dengan kantong plastik SIR yang sudah ditetapkan sesuai standar yang berlaku.(24)
sebelum karet SIR disimpan dan atau di Ekspor. Proses pengepakan ini dilakukan
dengan menyusun bandela karet yang telah dibungkus ke dalam pallet kayu dan/atau
meal box yang telah disediakan sebelumnya, untuk seterusnya kemasan pallet kayu
/metal box tersebut ditutup dan diberi merek (marking) sesuai dengan kontrak
penjualan.(24)
perlengkapan dan upaya pengendalian yang tepat untuk mengurangi resiko. Beberapa
yang:
personel pekerja.
kecelakaan tinggi.
d) Pekerjaan yang rumit atau komplek dimana sedikit kelalaian dapat berakibat
a. Hasil wawancara
b. Prosedur tertulis
c. Petunjuk pelaksanaan
di bagian press.
tersayat.
system pengamanan, apa saja pengamanan yang tersedia atau yang perlu
agar diketahui oleh semua pihak yang terlibat dalam kegiatan. (10)
antara lain:
setempat.
Dalam prosesnya, harus diperiksa setiap langkah dari pekerjaan atau proses
dari awal sehubungan dengan metode, mesin atau bahan yang terlibat untuk melihat
apakah salah satu atau semua dari ketiganya dapat menimbulkan terjadinya
identifikasi bahaya tempat kerja atau tempat yang berpeluang mengalami kerusakan.
2.1)
2. Jenis kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang mungkin dapat terjadi.
Tabel 2.1 Daftar Bahaya Potensial
27
28
mengelola dengan baik risiko yang dihadapi oleh pekerjanya dan memastikan bahwa
kesehatan dan keselamatan kerja mereka tidak terkena risiko pada saat bekerja.
ketimbang perorangan.
mempengaruhi orang yang bukan pekerja seperti agen dan para pekerja
kontrak, kontraktor, tamu, dan mereka yang dating karena tugas seperti
sebagainya.
i. Proses-proses kerja
industri.
29
kerugian/kelukaan.
kerusakan/kerugian.
berupa konsekuensi.(29)
2. Mengidentifikasi bahaya.
8. Memonitor kerja.
9. Melakukan kajian ulang secara berkaladan membuat revisi jika perlu. (29)
memunculkan bahaya.
ditempat kerja)
nyaris celaka
pertimbangan-pertimbangannya :
b. Waktu ekspos
rendah)
b. Bersifat subjektif
32
kuantitatif.
yang berbahaya
pencegahan tersebut.(29)
33
Jika masih ada bahaya residual, kita perlu menentukan prioritas untuk
Identifikasi bahaya I
M
Hilangkan atau kurangilah bahaya
P
Tentukanlah cakupan bahaya
A
Probabilitas terjadinya kecelakaan
N
Parahnaya cedera yang mungkin
terjadi
Evaluasilah
risiko
Putuskanlah
tindakan
pencegahan
Buatlah
pelatihan buat
operator
Implementasikanlah
upaya-upayanya
Jika tidak
Pantau
efektif
risiko
Gambar 2.3 Diagram Proses Penilaian Risiko
Sumber : Ridley, 2006(29)
Tabel 2.2 Penilaian Risiko
35
Tabel ini dugunakan untuk menilai risiko. Apakah risiko ekstrem, tinggi, sedang, atau rendah, sesuai dengan hasil persilangan antara
probabilitas dan saveritas. Kemudian setelah kita mengetahui tingkat risikonya setelah itu kita melihat upaya kontrol apa yan g disarankan.
Berikut ini adalah table yang menunjukkan tingkatan risiko dari persilangan probabilitas dengan saveritas dan upaya kontrol yang disarankan
untuk menanggulanginya :
Tabel 2.3 Tingkat Risiko dan Tindakan Pengendalian
36
37
minimal/sesuai standar.
pencegahan dan pengendalian risiko yang mungkin timbul yang terdiri dari
rekayasa teknik, isolasi atau pembatasan, administrasi dan terakhir jatuh pada pilihan
diterapkan. Pilihan pengendalian risiko ini dimulai dari penggunaan alat pelindung
Menghilangkan bahaya
Penggantian
Rekayasa engineering
Administratif
pencegahan dan pengendalian risiko yang mungkin timbul yang terdiri dari beberapa
antara lain:
a) Eliminasi (Elimination)
harus dicoba untuk diterapkan sebagai pilihan prioritas utama. Eliminasi dapat
dicapai dengan memindahkan obyek kerja atau sistem kerja yang berhubungan
dengan tempat kerja yang tidak dapat diterima oleh ketentuan, peraturan atau standar
baku K3 atau kadarnya melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) yang diperkenankan.
Cara pengendalian yang baik dilakukan adalah dengan eliminasi karena potensi
b) Substitusi (Substitution)
peralatan yang lebih berbahaya dengan bahan-bahan dan peralatan yang kurang
pembuatan struktur pondasi mesin dengan cor beton, pemberian alat bantu
mekanik, pemberian absorber suara pada dinding ruang mesin yang menghasilkan
d) Isolasi (Isolation)
kerja, seperti menjalankan mesin-mesin produksi dari tempat tertutup (control room)
penerimaan tenaga kerja baru sesuai jenis pekerjaan yang akan ditangani, pengaturan
waktu kerja dan waktu istirahat, rotasi kerja untuk mengurangi kebosanan dan
Nama
No. Tahun Judul Desain Hasil Komentar
Peneliti
Analisis Risiko Keselamatan Masih terdapat risiko-risiko dengan Masih terdapat risiko
Pekerja Kontraktor yang Bekerja level of risk mencapai tingkat extreme, extreme, ini harus
Muhammad
Menggunakan Scaffolding pada sehingga perusahaan harus segera sesegera mungkin
1 Gilang Dwi 2009 Deskriptif
Renovasi Gedung Pusat melakukan pengendalian engineering melakukan engineering
Prasetyo
Administrasi Universitas dan administrative control control dan administrative
Indonesia control.
Penilaian Risiko Pekerjaan Masih terdapat beberapa tahapan sangat diperlukan tindak
menggunakan Metode Job Safety pekerjaan yang memiliki risiko tinggi lanjut untuk mengatasi
Analysis (JSA) di PT. P & P di bagian timbang, gilingan dan press, pekerjaan yang memiliki
Kuantitatif
2 Aulia Rahman 2015 Lembah Karet Padang tahun 2015 sedangkan di bagian peremahan dan risiko tinggi, agar target
Deskriptif
cuci lory masih ada tahapan pekerjaan perusahaan “zero
yang memiliki risiko sedang dan accident” bisa tercapai.
rendah.
Wikaningrum Penilaian Risiko Pekerjaan dengan Masih terdapat risiko tinggi, sedang, Risiko tinggi itu harus
Deskriptif
3 Hikmah 2014 Job Safety Analysis (JSA) dan rendah di perusahaan. segera di intervensi, baik
Analitik
Kusumasari Terhadap Angka Kecelakaan Kerja Terdapat hubungan antara kecelakaan dengan engineering
40
pada Karyawan PT. Indo Acidata kerja dengan kesadaran pekerja control, administrative
Tbk Kemiri, Kebakkramat, tentang pentingnya safety saat bekerja control ataupun serendah-
Karanganyar dan variable-variabel lainnya. rendahnya dengan
pemakaian APD.
Identifikasi Penilaian Aktivitas Didapat potensi bahaya yang memiliki Ternyata masih banyak
Pengelasan pada Bengkel Umum tingkat risiko peringkat tertinggi risiko dengan Level of risk
dengan Pendekatan Job Safety adalah terkena sinar ultraviolet dan yang tinggi di bengkel
Brian Hadi
Analysis infra merah, asap pengelasan terhirup umum tersebut. Harus ada
Winiarto &
4 2013 Deskriptif pekerja, percikan api mengenai benda upaya pengendalian
Ade Sri
yang mudah terbakar atau tabun, segera sebelum risiko
Mariawati
terdapat kandungan gas hydrogen di tersebut meimbulkan lebih
area pengelasan tempat tertutup dan banyak gangguan/
ketinggian kecelakaan.
Penerapan Risk Management Penerapan risk management dengan Manajemen risiko belum
dengan Metode Job Safety metode Job Safety Analysis (JSA) dilaksanakan dengan baik,
Analysis (JSA) sebagai Upaya belum dilaksanakan dengan baik di maka masih banyak risiko
Dzulfikar
5 2011 Pencegahan Kecelakaan Kerja di Deskriptif area coal crushing plant (CCP) yang belum terdeteksi dan
Aziz Fauzan
area coal crushing plant (CCP) belum terkendali sehingga
PT. Marunda Grahamineral Laung dapat membahayakan.
Tuhup Site Kalimantan Tengah
41
Gambaran Penerapan Sistem Belum memiliki ahli K3, Sistem Bulan april tahun lalu
Manajemen Kesehatan dan perencanaan K3 belum baik, dan mungkin belum ada ahli
Keselamatan Kerja di PT. Belum terlaksana penerapan Sistem K3 namun sekarang sudah
Yosar Dilla
6 2015 Batanghari Barisan Padang Tahun Kualitatif Manajemen Keselamatan dan ada, dan memang
Marta
2015 Kesehatan Kerja (SMK3) yang baik sepertinya Pt. Batanghari
Barisan harus lebih
memperhatikan aspek K3
Identifikasi Bahaya dan Penilaian Teridentifikasi 19 bahaya yang Masih banyaknya risiko
Risiko Keselamatan dan bersumber dari lingkungan, kerja, tinggi adalah suatu
Artia Tamado Kesehatan Kerja Tahun 2009 Kualitatif energy, pekerjaan manual, plant dan masalah yang harus segera
7 2010
Sitorus Deskriptif zat kimia. Dan masih banyak tingkat di atasi. Jika tidak, cepat
risiko tinggi di unit utility PT. SK atau lambat akan terjadi
Keris Banten. kecelakaan kerja.
42
43
Tempat Kerja
Tahapan Pekerjaan
Identifikasi Bahaya
(Hazard Identification)
Penilaian Risiko
(Risk Assessment)
Pengendalian Risiko
(Risk Control)
dan sekunder. Data Primer diperoleh dengan pengamatan langsung di lapangan atau
lokasi untuk verifikasi informasi dan keakuratan data. Sedangkan data sekunder
diperoleh dari pencatatan serta dokumen yang tersedia di PT. Batanghari Barisan.
di lingkungan kerja adalah dengan metode Job Safety Analysis (JSA). Teknik ini
(job) seperti mengganti bola lampu, memasang AC, mengganti ban serep dan
sebagainya.
44
45
dapat menghilangkan dan mengontrol bahaya. Hal ini sejalan dengan pendekatan
sebab kecelakaan yang bermula dari adanya kondisi atau tindakan tidak aman saat
melakukan suatu aktivitas. Karena itu dengan melakukan identifikasi bahaya pada
setiap jenis pekerjaan dapat dilakukan pencegahan yang tepat dan efektif.
ketentuan yang berlaku, serta dicocokkan dengan situasi dan kondisi sumber daya
sebagai berikut:
Jenis
No Tahapan Pekerjaan Mesin/Alat Kerja
Pekerjaan
46
tabel berikut.
Jenis Mesin/Alat
No Tahapan Pekerjaan Bahaya Risiko
Pekerjaan Kerja
PROBABILITAS MEDIUM
HIGH (H/3) LOW (L/1)
(M/2) Jarang
Sering terjadi/Sangat Kadang terjadi/Kemungkina
sering terjadi terjadi/Kemungkina
SAVERITAS n kecil terjadi
n sedang terjadi
Very High (VH/5)
Kematian Banyak Orang
Kerusakan fasilitas besar-
besaran (> $ 5.000.000)
Kerusakan lingkungan
H15 H14 H11
skala luas daerah tingkat II
High (H/4)
Kematian satu orang
Kerusakan fasilitas berarti (
$ 500.000- $ 5.000.000)
Kerusakan lingkungan H13 H13 H10
berarti diluar lingkungan
perusahaan
47
Medium (M/3)
Cacat tetap atau hilang hari
kerja
Kerusakan fasilitas sedang
( $ 100.000- $ 500.000) H9 M8 M4
Kerusakan lingkungan di
seluruh area perusahaan
Low (L/2)
Cacat sementara atau
cidera rawat medis
Kerusakan fasilitas ringan (
$10.000- $ 100.000) M7 M6 L2
Kerusakan lingkungan
disatu apartemen
formulir berikut.
Severitas
Akibat atau dampak dari suatu kejadian yang dinyatakan secara kualitatif Observasi dan wawancara
(Keparahan)
Extent of risk
Tingkat Risiko Keselamatan Kerja Matriks Analisis risiko
(Tingkat Risiko)
49
BAB 4 : HASIL PENELITIAN
atas tanah seluas 1,6 Ha yang berlokasi di Jalan By Pass, Kelurahan Betung Tebal,
Rubber) yang merupakan produk setengah jadi yang digunakan sebagai bahan baku
dalam pembuatan ban sejak tahun 1983 dengan kapasitas rata-rata 20.000 ton/tahun
dan jumlah karyawan sebanyak 340 orang. PT. Batanghari Barisan memproduksi
SIR 20 dengan bahan olahan karet yang digunakan untuk memenuhi ketentuan SNI
Bokar (06-2047) yang berlaku, dan kesepakatan GAPKINDO II. SIR 20 mempunyai
dilengkapi dengan peralatan inspeksi dan pengujian sebagai sarana kontrol produksi
dan didukung oleh sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan dan
Hasil produksi tersebut nantinya akan digunakan sebagai bahan baku untuk
ban dan non ban, yang banyak dipesan oleh perusahaan dalam maupun luar negeri.
Adapun konsumen tetap dari hasil produksi PT. Batanghari Barisan antara lain:
50
51
1. Pemakai langsung
a. Good Year
b. Bridgestone
d. Continental
e. Cooper Tire
2. Broker
a. Alcan
c. Centro Trade
d. Cargill.(24)
52
hari kerja dengan Jumlah shift kerja sebanyak 2 Shift. Shift 1 (Jam 07.00 – 15.00
Wib) dan Shift - 2 (Jam 15.00 - 23.00 Wib). Tenaga kerja yang terlibat dalam
operasional ini berjumlah 244 orang dengan klasifikasi dan kualifikasi secara rinci
disajikan pada Tabel 4.2. Hubungan antara tenaga kerja dengan perusahaan diatur
dalam bentuk Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang mengatur Hak dan Kewajiban
masing-masing pihak.(24)
Tabel 4.2 Kualifikasi dan Klasifikasi Tenaga Kerja Pabrik PT. Batanghari Barisan
1. Manager ke
atas 1 - 1 1 - - - - 1
2. Staff 36 15 51 51 - - 11 40 11
3. Pekerja/
Karyawan 164 29 193 193 - 90 40 50 1
kecelakaan kerja di PT. Batanghari Barisan pada tahun 2007-2015 terjadi sebanyak
12 kasus di Bagian Timbang, 12 kasus di Bagian Bengkel dan 4 kasus terjadi diluar
pabrik (saat karyawan hendak pergi ke pabrik ataupun ketika pulang dari pabrik).
Dari seluruh kejadian kecelakaan kerja yang terjadi, 1 orang meninggal dunia dan
yaitu : bagian Timbang, Bagian Gilingan, Bagian Ampaian, Bagian Cutter, Bagian
Jenis
No. Tahapan Pekerjaan Mesin/Alat Kerja
Pekerjaan
Menjemur 1 Blanket karet di timbang 1.Gerobak gulungan
Blanket karet
2.Timbangan Digital
2 Menaikkan blanket ke lift 1.Gerobak
2.lift
3 Menaikkan blanket ke kamar 1.Lift
gantung angin 2.Gerobak
4 Menurunkan blanket dari lift 1.Gerobak
5 Penggantungan blanket di kamar 1.Gerobak
gantung angin 2.Mesin Roller
6 Pengambilan contoh uji blanket Gergaji
basah
7 Pengeringan -
8 Pengambilan contoh uji blanket Gergaji
kering
9 Penurunan Blanket kering di 1.Gerobak
masukkan ke dalam gerobak 2.Mesin roller
10 Menurunkan gerobak blanket dari 1.Lift
kamar jemur ke lantai dasar 2.Gerobak
Jenis
No. Tahapan Pekerjaan Mesin/Alat Kerja
pekerjaan
Mencacah 1 Memasukkan Blanket ke dalam mesin 1.Mesin peremah
Peremahan/cutter 2.Gerobak
2 Dari mesin cutter masuk ke bak cucian Bak cucian
remahan/hasil cutter
3 Memasukkan hasil remahan ke dalam Trolley
Trolley
4 Setelah trolley terisi penuh oleh karet 1.Trolley
yang telah di remah, Trolley di masukkan 2.Mesin dryer
ke dalam mesin Dryer
57
Jenis
No. Tahapan Pekerjaan Mesin/Alat Kerja
Pekerjaan
Pengempaan 1 Mengeluarkan karet jadi dari trolley Gancu
/Press 2 Memotong dan menimbang karet jadi 1.Gergaji
2.Timbangan
digital
3 Memasukkan karet jadi ke mesin press Mesin press
(per 1 bandela = 35 kg)
Jenis
No. Tahapan Pekerjaan Mesin/Alat Kerja
Pekerjaan
Mengemas 1 Pemungutan kontaminasi -
bandela 2 Pengecekan metal detector Mesin metal
detector
3 Penimbangan ulang Timbangan Digital
4 Pengantongan bandela 1.Solder
2.Kantong plastik
5 Memasukkan bandela ke dalam metal -
box
6 Menumpuk metal box Forklift
Jenis
No Tahapan Pekerjaan Mesin/Alat Kerja
Pekerjaan
Pengelasan 1 Mempersiapkan material yang akan di 1.Las Listrik
las 2.Besi
3.Kawat las baja
2 Membersihkan material pada obyek yang Lap atau besi untuk
akan dilas mengerok
3 Menyambung tang masa Tang
4 Memasang elektroda
5 Pengelasan Las listrik
6 Mendinginkan material (pemeriksaan) -
7 Membersihkan material Palu perak
8 Mematikan listrik pada mesin las -
9 Memindahkan material yang sudah di las Besi
10 Membersihkan areal kerja setelah Sapu
pengelasan
Menggerinda 1 Menyalakan gerinda Gerinda
2 Gerinda (menghaluskan material) Gerinda
Membubut 1 Siapkan material sesuai dengan diameter Mesin bubut
luar ulir
58
Langkah ini merupakan hal pertama yang dilakukan sebelum evaluasi yang
pendekatan dan diskusi dengan para pekerja yang berhubungan langsung dengan
mesin, peralatan, komponen fisik dan tata laksana pekerjaan di tempat kerja.
Risiko yang dapat muncul di Bagian Timbang adalah kerusakan pagar atau
menabrak orang yang sedang berjalan, tangan/kaki terluka karena terkena gancu, jari
atau tangan terpotong oleh alat pemotong bokar, mobil forklift berisiko menabrak
orang dan tumpukan bahan yang tinggi dapat jatuh lalu menimpa pekerja.
Risiko yang dapat muncul di Bagian Gilingan adalah mobil forklift yang
bergerak bisa saja menabrak orang dan orang yang tertabrak bisa menderita luka-luka
bahkan patah tulang. Mesin-mesin yang bergerak otomatis berisiko terkena pekerja
dan menyebabkan luka, tempat kerja yang tinggi berisiko pekerja terjatuh dan air
yang terkontamnasi dapat menyebabkan gatal-gatal pada kulit bagi pekerja yang
Risiko yang dapat muncul di Bagian Ampaian adalah terpeleset karena lantai
yang basah, gerobak yang bisa jatuh dari lift yang sedang bergerak turun ataupun
naik dapat menimpa pekerja yang sedang berada d bawah, luka robek karena mata
gergaji yang tajam dan tangan luka bila terkena putaran roller.
Risiko yang dapat muncul di Bagian Cutter adalah tangan masuk ke mesin
peremahan, suara mesin yang berisik dapat mengakibatkan tuli sementara pada
pekerja yang terus menerus terpapar bising, lantai yang licin berisiko pekerja
terpeleset dan pekerja bisa menderita luka bakar bila terkena mesin dryer yang panas.
62
Risiko yang dapat muncul di Bagian Press adalah tangan/kaki akan terluka
bila terkena gancu yang tajam,tangan/kaki terluka bila terkena mata gergaji yagn
Risiko yang dapat muncul di Bagian Packing adalah tergores oleh logam
yang sedang di pungut, luka bakar yang disebabkan oleh bagian solder yang panas,
terjatuh ke dalam metal box yang sedikit dalam, mobil forklift yang bergerak dapat
menabrak orang yang sedang berjalan disekitarnya dan beban yang melebihi
kapasitas akan menyebabkan mobil forklift jungkit.
63
Hasil identifikasi bahaya kerja beserta penilaian risiko yang didapatkan dari
penelitian di PT. Batanghari Barisan Tahun 2016 dapat digambarkan melalui tabel
tahapan pekerjaan yang memiliki risiko tinggi dan minim pengendalian yaitu
pekerjaan membawa bokar dari pemasok menuju teras pembelian, menurunkan bokar
terdapat dua tahapan pekerjaan yang memiliki risiko tinggi dan minim pengendalian
yaitu pekerjaan memasukkan bokar ke dalam bak breaker dan memasukkan blanket
Penilaian Risiko
Jenis Tahapan Mesin/Alat
No. Bahaya Risiko
Pekerjaan Pekerjaan Kerja Tingkat
P S Ket
Risiko
Menjemur 1 Blanket karet di 1.Gerobak Lantai Terpeleset
Blanket timbang gulungan karet basah,
3 1 M5 Acceptable
2.Timbangan terkadang
Digital licin
2 Menaikkan 1.Gerobak Lantai Terpeleset
blanket ke lift 2.lift basah,
3 1 M5 Acceptable
terkadang
licin
3 Menaikkan 1.Lift Gerobak Gerobak
blanket ke kamar 2.Gerobak bisa saja jatuh
gantung angin bergerak ke Menimpa 2 4 H12 Acceptable
arah keluar orang
lift
67
terdapat dua tahapan pekerjaan yang memiliki risiko tinggi dan minim pengendalian
tahapan pekerjaan yang memiliki riiko tinggi dan minim pengendalian yaitu
Penilaian Risiko
Jenis Tahapan Mesin/Alat
No. Bahaya Risiko
Pekerjaan Pekerjaan Kerja Tingkat
P S Ket
Risiko
Pengempaan 1 Mengeluarkan Gancu Gancu Tangan/kaki
Non
/Press karet jadi dari tajam terluka 3 3 H9
Acceptable
trolley
2 Memotong dan 1.Gergaji Mata Tangan/kaki
menimbang 2.Timbangan gergaji terluka 3 2 M8 Acceptable
karet jadi digital tajam
3 Memasukkan Mesin press Mesin Tangan
karet jadi ke bergerak terhimpit
Non
mesin press (per otomatis mesin press 3 3 H9
Acceptable
1 bandela = 35
kg)
tahapan pekerjaan yang memiliki risiko tinggi dan minim pengendalian yaitu
pekerjaan mengeluarkan karet jadi dari trolley dan memasukkan karet jadi ke mesin
press.
Penilaian Risiko
Jenis Tahapan Mesin/Alat
No. Bahaya Risiko
Pekerjaan Pekerjaan Kerja P S Tingkat Ket
Risiko
Mengemas 1 Pemungutan - Logam tergores 1 1 L1 Acceptable
Bandela kontaminasi
2 Pengecekan metal Mesin metal - -
detector detector 1 1 L1 Acceptable
3 Penimbangan Timbangan - -
1 1 L1 Acceptable
ulang digital
4 Pengantongan 1.Solder Solder Luka bakar
bandela 2.Kantong panas 3 1 M5 Acceptable
plastik
5 Memasukkan - Metal Terjatuh ke
bandela ke dalam box dalam metal 3 1 M5 Acceptable
metal box dalam box
6 Menumpuk metal Forklift 1.Forklift 1.Menabrak
box yang orang 3 2 M7 Acceptable
bergerak
2.Beban 2.Forklift
Non
yang terjungkit 1 4 H10
Acceptable
berlebih
69
terdapat satu tahapan pekerjaan yang memiliki risiko tinggi dan minim pengendalian
Penilaian Risiko
Jenis Tahapan Mesin/Alat
No. Bahaya Risiko
Pekerjaan Pekerjaan Kerja Tingkat
P S Ket
Risiko
Pengelasan 1 Mempersiapkan 1.Las 1.Material 1.Tertimpa,luka
3 2 M7 Acceptable
material yang Listrik Berat memar ringan
akan di las 2.Besi 2.Material 2.Tangan
3.Kawat las tajam tergores 3 1 M5 Acceptable
baja
2 Membersihkan Lap atau 1.Serpihan 1.Tangan
3 1 M5 Acceptable
material pada besi untuk tergores
obyek yang akan mengerok 2.material 2.Tangan
dilas 3 1 M5 Acceptable
tajam tergores
3.Debu 3.Batuk-batuk
3 2 M7 Acceptable
material pada pekerja
3 Menyambung Tang Tang Tangan terjepit,
tang masa luka pada 2 1 L3 Acceptable
tangan
4 Memasang Jepitan Jepitan Tangan terjepit,
elektroda elektroda elektroda luka pada 2 1 L3 Acceptable
tangan
5 Pengelasan Las listrik Percikan Luka bakar
3 1 M5 Acceptable
api kecil
6 Mendinginkan - Material Tangan
material Panas tersentuh
3 2 M7 Acceptable
(pemeriksaan) material, luka
bakar
7 Membersihkan Palu perak 1.Palu 1.Tangan
material bergerak terpukul palu 3 2 M7 Acceptable
perak
2.Material 2.Tangan
tajam pekerja tergores 3 2 M7 Acceptable
material tajam
8 Mematikan - Kabel Terjatuh karena
listrik pada kabel tidak
3 2 M7 Acceptable
mesin las beraturan, luka
memar ringan
9 Memindahkan Besi 1.Material 1.Terbentur
material yang berat material,
sudah di las tertimpa 3 2 M7 Acceptable
material pada
kaki
2.Material 2.Tergores
3 1 M5 Acceptable
tajam material
10 Membersihkan Sapu 1.Debu 1.Gangguan
3 2 M7 Acceptable
areal kerja pernafasan
setelah 2.Serpihan 2.Luka gores
pengelasan 3 1 M5 Acceptable
material
Menggerinda 1 Menyalakan Gerinda Putaran wheel gerinda
Non
gerinda gerinda mengenai 3 2 M7
Acceptable
pekerja
2 Gerinda Gerinda 1.Percikan 1.Terkena
(menghaluskan api percikan api 3 1 M5 Acceptable
material)
2.Material 2.Terbentur
berat material 3 1 M5 Acceptable
terdapat tahapan pekerjaan yang memiliki risiko tinggi. Namun, masih ada tahapan
risiko. Di urutan pertama risiko sedang (medium risk) sebanyak 41 risiko. Urutan
kedua risiko rendah (low risk) sebanyak 20 risiko. Dan urutan ketiga risiko tinggi
45
40
35
30
JUMLAH
25
20 41
15
10 20
5 11
0
Tinggi Sedang Rendah
TINGKAT RISIKO
pengendalian yang sudah ada. Apabila masih kurang maka perlu dibuat pengendalian
tambahan. Upaya pengendalian risiko ini disarankan agar dijalankan perusahaan agar
risiko yang sudah ada dan pengendalian yang disarankan per bagian dapat dilihat
Terdapat tiga tahapan pekerjaan yang memiliki risiko tinggi karena dapat
menimbulkan cidera tetap dan kerugian serta memiliki kemungkinan tinggi untuk
pekerjaan yang memiliki risiko tinggi. Pada tahapan pekerjaan membawa bokar dari
peringatan dengan latar belakang warna kuning “Hati-Hati, Disini Tempat Penurunan
Bahan Baku”, pada tahapan pekerjaan menurunkan bokar dari truk rekomendasi
72
pengendalian lanjutan nya yaitu memakai sarung tangan agar tangan aman. Pada
tahapan pekerjaan memotong bokar sebaiknya dibuat tulisan peringatan dengan latar
Terdapat dua tahapan pekerjaan yang memiliki risiko tinggi karena dapat
menimbulkan cidera tetap dan kerugian serta memiliki kemungkinan tinggi untuk
pekerjaan yang memiliki risiko tinggi. Pada tahapan perkerjaan membawa bokar
masuk ke dalam bak breaker sebaiknya dibuat tulisan peringatan dengan latar
Untuk itu saran pengendaliannya adalah membuat pengaman seperti pagar atau
Bahaya yang memiliki risiko tinggi ada dua yaitu tangan masuk ke mesin
peremahan dan efek tuli sementara terhadap pendengaran. Oleh karena itu
belakang warna kuning “Hati-Hati Benda tajam”, memakai sarung tangan, sepatu bot
Bahaya yang memiliki risiko tinggi di Bagian Press yaitu gancu tajam dan
mesin press bergerak otomatis. Oleh karena itu pengendalian yang direkomendasikan
adalah pekerja memakai sarung tangan dan sepatu bot serta manajemen membuat
tulisan peringatan berlatar belakang kuning di tempel di mesin press “Awas Tangan
Terjepit.”
jika beban mobil forklift melebihi kapasitas. Untuk itu membatasi metal box yang
N Pengendalian Rekomendasi
Jenis Tahapan Tingkat
o Bahaya Risiko Ket yang sudah pengendalian
Pekerjaan Pekerjaan Risiko
. diterapkan lanjutan
Pengelasan 1 Mempersiapkan 1.Material 1.Tertimpa,l -
material yang Berat uka memar M7 Acceptable
akan di las ringan
2.Material 2.Tangan -
tajam tergores M5 Acceptable
3.Putaran 3.Terkena -
Non
gerinda wheel M7
Acceptable
gerinda,
Membubut 1 Siapkan benda Material Luka lecet
1.Instruksi agar
kerja susai dan mesin Memakai
L3 Acceptable berhati-hati
dengan diameter kacamata
2.Sarung tangan
luar ulir
77
bertujuan untuk mengetahui gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara
obyektif yang bertujuan untuk membuat penilaian terhadap suatu kondisi. Karena
identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko ini dilakukan secara langsung
oleh peneliti, maka ada hal-hal yang tidak dapat diidentifikasi karena keterbatasan
pengalaman peneliti.
berurutan secara proses yaitu Bagian Timbang, Bagian Gilingan, Bagian Ampaian,
Bagian Cutter, Bagian Press dan Bagian Packing. Kemudian untuk perawatan mesin
yaitu Bagian Bengkel dan untuk pengujian hasil produksi yaitu Bagian Labor. Ketika
penelitian dilakukan, penulis tidak diizinkan untuk masuk ke Bagian Labor, Jadi
risiko di 7 Bagian saja yaitu Bagian Timbang, Gilingan, Ampaian, Cutter, Press,
sumber bahaya yang ada di 7 bagian departemen produksi yaitu lingkungan kerja,
energi, pekerjaan manual, mekanik, biologi dan zat kimia.(7) adapun bahaya
lingkungan kerja yang ditemukan adalah kesesuaian akses dan temperature yang
ekstrim. Bahaya energi yang ditemukan adalah listrik, ketinggian, gerakan menabrak,
78
79
Biologi yang ditemukan adalah bakteri. Terakhir, bahaya zat kimia yang ditemukan
adalah debu.
Barisan. Adapun sumber bahaya yang ada di bagian timbang adalah dari lingkungan
kerja yaitu tempat parkir truk yang tidak spesifik yang berisiko truk menyenggol
pagar/pembatas/pekerja karena di tempat ini banyak pekerja yang lalu lalang. Dari
pekerjaan manual yaitu Gancu tajam/runcing yang berisiko tangan/kaki terluka dan
Pisau tajam yang berisiko jari/tangan terpotong. Dari mekanik yaitu Forklift yang
bergerak yang berisiko menabrak orang yang sedang berjalan atau diam di jalan yang
di lewati mobil forklift. Dari energi (gravitasi) yaitu tumpukan bahan baku yang
bahaya yang ada di Bagian Gilingan adalah dari mekanik yaitu Forklift yang
bergerak yang berisiko menabrak orang, mesin berjalan otomatis yang berisiko
tangan terkena bagian mesin yang bergerak, mesin penggiling bergerak otomatis
yang berisiko tangan tergiling, dan gerakan berputar mesin penggulung yang berisiko
terkena tangan. Dari energi (gravitasi) yaitu Ketinggian yang berisiko pekerja
terjatuh. Dan dari biologi yaitu Air yang terkontaminasi oleh bokar berisiko iritasi
bahaya yang ada di Bagian Ampaian adalah dari energi (gravitasi) yaitu lantai basah
yang berisiko terpeleset, gerobak blanket yang berada di dalam lift yang tidak pakai
pagar bisa saja bergerak ke arah keluar lift yang berisiko gerobak jatuh menimpa
orang dan kerugian materil, dan pekerja berada di atas gerobak yang berisiko pekerja
terjatuh. Dari mekanik yaitu mesin roller untuk menggerai blanket di kamar jemur
yang berputar yang berisiko tangan terkena bagian yang berputar. Dari pekerjaan
manual yaitu gergaji yang digunakan untuk memotong blanket sebagai sampel tajam
bahaya di Bagian Cutter adalah dari mekanik yaitu pisau tajam dan berputar di mesin
pemotong atau pencacah dengan tangannya sangat berisiko tangan pekerja bisa
masuk ke mesin pencacah, jari putus atau luka robek. Dari energi (kebisingan) yaitu
suara mesin cutter keras yang berisiko gangguan pendengaran pada pekerja yang
berada di dekat mesin tersebut bila terpapar lebih dari 8 jam kerja. Dari energi
(gravitasi) yaitu area trolley yang selalu basah yang berisiko pekerja terpeleset saat
mengisi trolley. Dari lingkungan kerja yaitu tempat memasukkan trolley (dryer)
panas yang berisiko luka bakar pada tangan pekerja jika menyentuhnya.
bahaya di Bagian Press adalah dari mekanik yaitu gancu yang digunakan untuk
81
mengeluarkan karet jadi dari dalam trolley tajam yang berisiko tangan/kaki terluka
jika terkena gancu, gergaji yang digunakan untuk memotong atau mengurangi berat
karet jadi menjadi 34-35 kg tajam, mata gergaji yang tajam berisiko melukai
tangan/kaki dan mesin press yang bergerak otomatis yang berisiko tangan terhimpit.
Packing. Adapun sumber bahaya di Bagian Packing adalah dari pekerjaan manual
yaitu solder yang digunakan untuk menutup rapat plastik bungkus bandela panas
yang berisiko luka bakar jika terkena panasnya solder, metal box yang digunakan
untuk meletakkan bandela sedikit dalam yang berisiko pekerja terjatuh ke dalam
metal box jika kurang hati-hati. Dari mekanik yaitu mobil forklift yang bergerak
untuk mengangkat metal box yang sudah terisi penuh ke gudang berisiko menabrak
orang karena di sepanjang jalan ke gudang banyak orang lalu lalang dan bila mobil
part yang bisa di buat. Adapun sumber bahaya di Bagian Bengkel adalah dari energi
(gravitasi) yaitu sebagian material yang akan di las berat yang berisiko luka memar
ringan bila tertimpa material. Dari pekerjaan manual yaitu material yang akan di las
sering kali pinggirannya tajam yang berisiko luka gores jika terkena bagian tubuh
pekerja, Serpihan material yang terlontar ketika sedang membubut berisiko membuat
luka gores pada bagian tubuh pekerja yang terkena serpihan material, tang masa yang
akan disambungkan ke plat yang akan di las berisiko tangan terjepit tang masa,
Penjepit eloktroda yang berisiko tangan terjepit dan putaran gerinda yang berisiko
82
terluka jika terkena bagian tubuh pekerja. Dari zat kimia yaitu debu material yang
berterbangan, pekerja yang terpapar debu ini berisiko batuk-batuk, dari energi
(kinetik) yaitu kabel yang tidak beraturan akan berisiko membuat pekerja terjatuh
jika sampai pekerja terganjal kabel saat berjalan dan cairan pendingin (air, kadang
pakai air yang agak kotor) yang berisiko terkena mata. Dari energi (panas) yaitu
Percikan api yang dihasilkan saat pengelasan beresiko terkena mata pekerja atau pun
kerja di seluruh bagian proses adalah tempat yang sering dilalui oleh banyak pekerja
baik koordinator bidang, supervisor, pekerja ataupun tamu perusahaan dan bengkel
lingkungan kerja, semakin besar pula peluang terjadinya kecelakaan kerja. Mesin
dryer atau oven merupakan mesin yang digunakan untuk memanaskan atau memasak
karet dengan suhu yang tinggi, menimbulkan panas dan merupakan salah satu
sumber temperatur menjadi sedikit hangat di area tempat kerja. Hal ini tentunya
berpengaruh pada banyaknya kejadian kecelakan kerja karena para pekerja dapat
menjadi malas, tidak senang, dan acuh tak acuh terhadap pekerjaannya.(33)
Bahaya energi, yang termasuk sumber bahaya dari energi adalah elektrik,
gravitasi, kinetik, getaran, kebisingan dan radiasi. Sumber bahaya energi yang ada
pada proses produksi dan bagian bengkel adalah gravitasi, kebisingan dan kinetik.
Gravitasi, Bekerja diketinggian akan berisiko terjatuh apabila tidak hati-hati, harus
atau harus dilindungi dengan pegangan atau jaring pengaman (asosiasi ropes
Indonesia). Bekerja di ketinggian saat berada di atas mesin breaker pada bagian
83
gilingan memiliki risiko kecelakaan kerja atau berpotensi pekerja terjatuh dari atas
mesin breaker.
kebisingan yang dihasilkan dari suara mesin mesin di dalam area proses produksi.
kebisingan 84,41 dB, angka tersebut menunjukkan bahwa kebisingan di area proses
produksi belum melebihi nilai ambang batas kebisingan jika pekerja bekerja dalam
waktu 8 jam kerja/hari. Namun, yang menjadi masalah jika pekerja bekerja/terpapar
bising lebih dari 8 jam, maka kebisingan ini tentu berisiko bagi pekerja. Intensitas
satu penyebab stres dan gangguan kesehatan lainnya. Stres yang disebabkan karena
depresi. Stres karena kebisingan juga menyebabkan cepat marah, sakit kepala dan
gangguan tidur.(34)
dan masa kerja terhadap terjadinya stress kerja pada pekerja di bagian tenun “Agung
Saputra Tex” piyungan bantul Yogyakarta memperoleh hasil Ada hubungan yang
bermakna antara tingkat kebisingan terhadap terjadinya stres kerja (p-value = 0,039,
< α= 5%). Sumber bahaya energi listrik, Saat mencolokkan mesin gerinda bahaya
tersentrum itu muncul. Jika saja tangan pekerja basah saat menyentuh colokan bisa
jadi pekerja tersentrum atau saat pekerja lalai ternyata ada bagian kabel yang terbuka
bisa juga menimbulkan sengatan. Bahaya energi terakhir adalah kinetik. Peletakan
kabel las yang kurang rapi dapat berisiko pekerja tersandung lalu terjatuh. Peletakan
pekerjaan berulang-ulang dan ergonomis seperti kelelahan dan desain tempat kerja
yang mengakibatkan stress atau kesalahan. Pekerjaan menurunkan bokar dari truk ke
bagian timbang, mengambil karet jadi dari trolley pada bagian packing, memasukkan
Pekerjaan manual memiliki presentase yang cukup besar sebagai pekerjaan yang
pekerjaan manual, yang paling banyak adalah terkena gancu saat menurunkan bokar
Bahaya mekanik, yang termasuk sumber bahaya mekanik adalah mesin yang
bergerak otomatis seperti mesin gilingan, mesin pencacah dan mesin roller, maupun
mesin yang di gerakkan oleh manusia seperti mobil. Kecelakaan kerja yang
diakibatkan oleh sumber bahaya mekanik ini sangat mengerikan karena rata-rata
korban paling tidak luka robek dan paling mengerikan meninggal seketika. Seperti
salah satu contoh kejadian yang pernah terjadi di cina, petugas kebersihan sampah
yang hendak memasukkan sampah ke mesin peremah sampah namun malah ia yang
tergiling karena terpeleset ke dalam mesin itu seketika mesin peremah itu
Bahaya biologi, contoh bahaya biologi adalah air yang digunakan untuk
mencuci bokar sudah terkontaminasi oleh bokar. Air yang terkontaminasi bakteri
tersebut berpotensi terkena pekerja karena pekerja sering berada di lingkungan kerja
tersebut. Tercatat dalam Salah satu kejadian tanggal 18 juli 2014 pada pukul 15.30 di
85
PT. Batanghari barisan supir forklift terkena percikan air di mata saat sedang
memasukkan bokar ke breaker, sopir langsung pergi ke rumah sakit karena mata
terasa sangat pedih. Oleh sebab itu bahaya biologi ini tak bisa di anggap sepele.
Bahaya zat kimia, yang termasuk kedalam sumber bahaya zat kimia
berdasarkan buku rudi suardi yang berjudul manajemen risiko adalah terkontak
bahan kimia, udara yang keras seperti debu dari material, gas seperti CO, asap,
menghasilkan debu atau serpihan material, itu akan terhirup pekerja atau terkena
mata pekerja apa bila pekerja tidak memakai pelindung wajah atau pelindung
pernafasan. Tercatat dalam kejadian kecelakaan kerja PT. Batanghari Barisan pada
tangggal 5 Mei 2014 pukul 11.00 Wib pekerja yang sedang menggerinda, mata
pekerja terkena serpihan material, dan langsung di rujuk ke rumah sakit. Tentu
bahaya seperti ini harus dapat di kendalikan agar tidak terjadi kecelakaan yang
serupa.
bahaya itu muncul dan severitas atau tingkat kerusakan yang ditimbulkan dari
bahaya.
terdapat tiga tahapan pekerjaan yang memiliki risiko tinggi dan masih minim
pembelian, tidak adanya tanda yang menunjukkan tempat menurunkan bahan baku
menimbulkan risiko sekali waktu truk menabrak pekerja. Tahap menurunkan bokar
86
dari truk pengangkut menggunakan gancu, penggunaan gancu sebagai alat untuk
memindahkan bahan baku dikarenakan bahan baku bersifat lengket dan saling
mengangkat bokar ke atas mesin pemotong yang mempunyai pisau yang cukup besar
dan tidak ada pengaman maupun tanda bahaya yang di buat. Tidak adanya pengaman
karena memang alat tersebut lebih gampang di gunakan jika mata pisaunya tidak
ditutup, tidak ada acara lain. Inilah yang berisiko jari atau tangan terpotong. Dan
terdapat dua tahapan pekerjaan yang memiliki risiko tinggi dan minim pengendalian,
memasukkan blanket ke gilingan dengan menggunakan tangan atau tanpa alat bantu
sekali waktu bisa saja tangan ikut tergiling tentu hal ini sangat berisiko.
terdapat satu tahapan pekerjaan yang memiliki risiko tinggi dan minim pengendalian,
yaitu tahap menaikkan atau menurunkan gerobak blanket dari/ke kamar jemur.
Karena bisa saja sekali waktu gerobak bergerak ke arah keluar lift.
87
terdapat satu tahapan pekerjaan yang memiliki risiko tinggi dan minim pengendalian,
blaket kering dari gerobak ke mesin peremahan menggunakan tangan atau tanpa alat
bantu, bisa saja sekali waktu tangan masuk ke dalam mesin peremahan karena jarak
tangan dengan alat peremahan kurang dari 30 cm. pada tahap itu pula bahaya
kebisingan, karena suara yang di hasilkan dari mesin peremahan keras yang berisiko
terdapat dua tahapan pekerjaan yang memiliki risiko tinggi dan minim pengendalian,
yaitu pekerjaan mengeluarkan karet jadi dari trolley, penggunaan gancu sebagai alat
untuk memindahkan bahan baku dikarenakan bahan baku bersifat lengket dan saling
Dan pada tahap pekerjaan memasukkan karet jadi ke mesin press karena pada
dasarnya mesin press diginakan untuk menghimpin karet agar lebih padat, dan
tangan yang berfungsi memasukkan karet jadi ke dalam mesin press. Bisa saja sekali
waktu tangan terhimpit mesin yang sedang beroperasi apabila pekerja pekerja tidak
berhati-hati.
terdapat satu tahapan pekerjaan yang memiliki risiko tinggi dan minim pengendalian,
yaitu pada tahap menumpuk metal box dengan menggunakan mobil forklift. Metal
88
box yang telah terisi karet jadi bila ditumpuk berlebihan akan berisiko mobil forklift
terjungkit, contohnya : jika kemampuan mobil forklift hanya bisa mengangkat beban
maksimum 4 ton maka jangan sampai beban yang di angkat lebih dari empat ton.
pekerjaan yang tinggi. Namun, di bagian ini masih ada risiko sedang yang juga butuh
pengendalian. Ada risiko terkena percikan api saat mengelas, menggerinda dan
membubut. Risiko memar ringan jika tertimpa material, serta tangan terpukul palu
dampak cukup besar. Risiko tinggi terdapat pada seluruh bagian proses produksi
desain, pada saat membeli mesin PT. Batanghari Barisan telah mempertimbangkan
berbagai aspek. Salah satunya efek keselamatan dan kesehatan yang di timbulkan
oleh mesin, mesin yang dipilih sudah menjadi pilihan yang terbaik pada saat itu,
proses, operasi ataupun peralatan dari yang berbahaya menjadi lebih tidak berbahaya.
PT. Batanghari sendiri sudah melakukan pengendalian ini dengan mengadakan mesin
89
yang berjalan otomatis, dengan ini sudah memisahkan pekerja dari sumber
bahaya.(36)
Seperti mesin cutter sudah ada pagar di tempat berdiri pekerja yang memasukkan
blanket kering ke mesin. Namun dirasa masih perlu melakukan rekayasa engineering
seperti memasang pengaman yang bisa meminimalisir risiko pekerja terkena pisau
mesin cutter pada saat memasukkan blanket kering ke mesin. Pada mesin breaker
sudah di buat pagar besi di atas mesin untuk pekerja yang naik ke atas mesin untuk
mendorong bokar masuk ke breaker. Namun dirasa belum cukup karena pekerja
lebih sering berdiri di tengah mesin untuk mendorong bokar, jadi sebaiknya di buat
juga pegangan di tengah tempat pekerja biasa mendorong bokar masuk ke breaker.
Seperti Pada mesin bubut sudah ada pelindung agar material tidak mengenai pekerja.
membuat kata-kata “Hati-Hati ada Forklift Keluar Masuk” di depan pintu gudang.
Namun dirasa masih kurang, pengendalian administrasi dirasa cukup efektif dan
kata-kata penyemangat kerja dengan ukuran besar, menempel tata cara memasukkan
blanket ke mesin gilingan dengan benar, tata cara memasukkan blanket karet kering
ke mesin remah dengan benar, membuat tanda peringatan di mesin press ataupun
organisasi khusus yang menangani SMK3 sesuai dengan peraturan pemerintah no. 50
90
tahun 2012 tentang sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Sehingga
dan kesehatan kerja namun belum memiliki seorang ahli K3, padahal didalam
panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja adalah ahli keselamatan dan
melaksanakan tugas sepenuhnya. Hal ini dapat dilihat dari belum adanya identifikasi
dengan penelitian yang dilakukan Martha yang berjudul gambaran sistem manajemen
masih banyak pekerja yang tidak memakai APD yang telah disediakan tersebut.
menyediakan APD bagi pekerja yang tidak menjaga APD-nya dengan baik.
tabel 4.24 Bagian Timbang, tabel 4.25 Bagian Glingan, Tabel 4.26 Bagian Ampaian,
Tabel 4.27 Bagian Cutter, Tabel 4.28 Bagian Press, Tabel 4.29 Bagian Packing dan
tabel 4.30 Bagian Bengkel. Rekomendasi ini penulis berikan berdasarkan hirarki
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian tentang Identifikasi Bahaya, Penilaian dan
Pengendalian Risiko dengan Pendekatan Job Safety Analysis yang telah dilakukan di
1. Terdapat enam sumber bahaya di proses produksi dan bagian bengkel PT. Batanghari
Barisan yaitu lingkungan kerja, energi, mekanik, pekerjaan manual, biologi dan zat
kimia.
2. Terdapat tiga tahapan pekerjaan yang memiliki tingkatan risiko tinggi di Bagian
Timbang, yaitu pekerjaan membawa bokar dari pemasok menuju teras pembelian,
tahap menurunkan bokar dari truk pengangkut menggunakan gancu dan tahap
pemotongan bokar. Selain itu juga masih terdapat risiko sedang dan risiko rendah
3. Terdapat dua tahapan pekerjaan yang memiliki tingkatan risiko tinggi di Bagian
Gilingan, yaitu pekerjaan memasukkan bokar ke dalam bak breaker dan tahap
memasukkan blanket ke gilingan. Selain itu juga masih terdapat risiko sedang dan
4. Terdapat satu tahapan pekerjaan yang memiliki tingkatan risiko tinggi di Bagian
Ampaian, yaitu tahap pekerjaan menaikkan atau menurunkan gerobak blanket dari/ke
kamar jemur. Selain itu juga masih terdapat risiko sedang dan risiko rendah pada
6. Terdapat satu tahapan pekerjaan yang memiliki tingkatan risiko tinggi di Bagian
itu juga masih terdapat risiko sedang dan risiko rendah pada beberapa tahapan
91
92
pekerjaan lainnya.
7. Terdapat satu tahapan pekerjaan yang memiliki tingkatan risiko tinggi di Bagian
Press, yaitu pekerjaan mengeluarkan karet jadi dari trolley dan tahap pekerjaan
memasukkan karet jadi ke mesin press. Selain itu juga masih terdapat risiko sedang
8. Terdapat satu tahapan pekerjaan yang memiliki tingkatan risiko tinggi di Bagian
Packing, yaitu tahap menumpuk metal box dengan menggunakan mobil forklift.
Selain itu juga masih terdapat risiko sedang dan risiko rendah pada beberapa tahapan
pekerjaan lainnya.
9. Terdapat risiko pekerjaan yang tinggi di bagian Bengkel. Namun, masih terdapat
risiko sedang dan risiko rendah pada beberapa tahapan pekerjaan lainnya.
10. Pengendalian yang dilakukan belum cukup efektif di beberapa tahap pekerjaan.
6.2 Saran
pekerjaan yang memiliki tingkat risiko sedang dan tinggi yang ada di beberapa
bagian di PT. Batanghari Barisan karena masih minimnya upaya pengendalian risiko
3. Perusahaan sebaiknya membuat Standar Operasional Prosedur yang jelas untuk tiap
keselamatan kerja, seperti menggunakan alat pelindung diri dan melakukan tahapan
Konsultasi, Real Estate dan Teknologi Tinggi. Jakarta: Kadin Indonesia; 2002.
4. Indonesia PR. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 4 Tahun 1993 Tentang
UNDIP; 1996.
Ketenagakerjaan.
12. BPJS:terjadi 8.900 Kecelakaan Kerja Selama 2014 [database on the Internet].
13. Sectiap Hari 9 Meninggal karena Kecelakaan Kerja [database on the Internet].
Agung; 1985.
Jakarta1970.
19. RI P. Undang-undang No.3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
Jakarta1992.
22. Suma'mur. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Sagung Seto;
2009.
23. Harrianto R. Buku Ajar Kesehatan Kerja. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
(EGC); 2008.
29. Ridley J. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. 3, editor. Jakarta: Erlangga; 2006.
30. Tarwaka. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Surakarta: Harapan Press; 2008.
34. Tarwaka, Solichul, Bakri, Sudiajeng L. Ergonomi untuk Kesehatan Kerja dan
35. Budiyanto T, Pratiwi EY. Hubungan Kebisingan dan Massa Kerja terhadap
Terjadinya Strs Kerja pada Pekerja di Bagian Tenun "Agung Saputra Tex"
37. Marta YD. Gambaran Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di