Anda di halaman 1dari 119

UNIVERSITAS ANDALAS

IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RISIKO


DENGAN PENDEKATAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)
DI PT. BATANGHARI BARISAN
TAHUN 2016

Oleh :

AKBAR HIDAYAT

No. BP. 1210333032

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ANDALAS
2016
UNIVERSITAS ANDALAS

IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RISIKO


DENGAN PENDEKATAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)
DI PT. BATANGHARI BARISAN
TAHUN 2016

Oleh :

AKBAR HIDAYAT

No. BP. 1210333032

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS ANDALAS
2016
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RISIKO


DENGAN PENDEKATAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)
DI PT. BATANGHARI BARISAN
TAHUN 2016

Oleh :
AKBAR HIDAYAT
No. BP : 1210333032

Skripsi ini telah disetujui dan telah diperiksa oleh pembimbing skripsi
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang, April 2016


Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Nizwardi Azkha,SKM, MPPM, M.Si, M.Pd Drs. Zudarmi, M.Si


NIP. 195510201976071001 NIP. 196012311988021009
PERNYATAAN PERSETUJUAN TIM PENGUJI

Skripsi dengan Judul:


IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RISIKO
DENGAN PENDEKATAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA)
DI PT. BATANGHARI BARISAN
TAHUN 2016

Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh:


Akbar Hidayat
No. BP. 1210333032

Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji skripsi


Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas pada tanggal 20 April 2016 dan
dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.

Penguji I

DR. Aria Gusti, SKM, M.Kes


NIP. 197208221995031002

Penguji II

Septia Pristi Rahmah, SKM, MKM

Penguji III

Ratno Widoyo, SKM, MKM


NIP. 198702222015041001
PERNYATAAN PENGESAHAN

DATA MAHASISWA:
Nama Lengkap : Akbar Hidayat
Nomor Buku Pokok : 1210333032
Tanggal Lahir : 31 Oktober 1995
Tahun Masuk : 2012
Peminatan : Kesehatan Lingkungan &
Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3)
Nama Pembimbing Akademik : DR. Aria Gusti, SKM, M.Kes
Nama Pembimbing I : Nizwardi Azkha,SKM, MPPM, M.Si, M.Pd
Nama Pembimbing II : Drs. Zudarmi, M.Si
Nama Penguji I : DR. Aria Gusti, SKM, M.Kes
Nama Penguji II : Septia Pristi Rahmah, SKM, MKM
Nama Penguji III : Ratno Widoyo, SKM, MKM

JUDUL PENELITIAN:
“IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RISIKO
DENGAN PENDEKATAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) DI PT.
BATANGHARI BARISAN TAHUN 2016”

Menyatakan bahwa yang bersangkutan telah melaksanakan ujian usulan


skripsi, proses penelitian skripsi dan ujian hasil skripsi untuk memenuhi persyaratan
akademik dan administrasi untuk mendapatkan Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas.

Padang, 20 April 2016


Mengetahui, Mengesahkan,
Dekan FKM UNAND Ketua Prodi IKM

Prof.dr.Nur Indrawati Lipoeto,M.Sc,Ph.D, Sp.GK Defriman Djafri, SKM, MKM,Ph.D


NIP. 196305071990012001 NIP. 198008052005011004
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :

Nama Lengkap : Akbar Hidayat


Nomor Buku Pokok : 1210333032
Tanggal Lahir : 31 Oktober 1995
Tahun Masuk : 2012
Peminatan : Kesehatan Lingkungan &
Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3)
Nama Pembimbing Akademik : DR. Aria Gusti, SKM, M.Kes
Nama Pembimbing I : Nizwardi Azkha,SKM, MPPM, M.Si, M.Pd
Nama Pembimbing II : Drs. Zudarmi, M.Si
Nama Penguji I : DR. Aria Gusti, SKM, M.Kes
Nama Penguji II : Septia Pristi Rahmah, SKM, MKM
Nama Penguji III : Ratno Widoyo, SKM, MKM

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan


skripsi saya yang berjudul :
“IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RISIKO
DENGAN PENDEKATAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) DI PT.
BATANGHARI BARISAN TAHUN 2016”
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya
akan menerima sanksi yang telah ditetapkan.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Padang, 20 April 2016

Akbar Hidayat
No.BP:1210333032
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Akbar Hidayat


Tempat/tanggal lahir : Medan, 31 Oktober 1995
Alamat : Jl. SM.Raja No.68 Pematangsiantar
Agama : Islam
Status Keluarga : Belum Menikah
No. Telp/HP : 082304001632
E-mail : akbarhidayat88@gmail.com
Masadepancemerlang31@gmail.com

Riwayat Pendidikan :
1. TK Bayangkari Pematangsiantar , lulus tahun 2000
2. Madrasah Ibtidaiyah Negeri Bah Kapul Pematangsiantar , lulus tahun 2006
3. SMP YPK Pematangsiantar , lulus tahun 2009
4. SMA N 1 Pematangsiantar , lulus tahun 2012
5. Universitas Andalas , lulus tahun 2016

Riwayat Pendidikan Non Formal


1. Training ESQ Universitas Andalas : 2011
2. Pelatihan Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran : 2015
3. Training Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja : 2015
4. Training Tanggap Darurat Bencana : 2015
5. Training ISO 9001-2008 : 2015
6. Training OHSAS 18001-2004 : 2015
7. Training ISO 14001-2004 : 2015
“… Dan sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Maka
apabila engkau telah selesai (dari suatu urusan) tetaplah bekerja keras
(untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada Tuhan mu lah engkau
berharap.” (Q.S. Al – Insyirah : 5 – 8)

Alhamdulillah wa syukurillah ku ucapkan kehadirat Allah S.W.T dalam setiap langkahku dan
salawat beriring salam ku haturkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad S.A.W. yang
syafaatnya kuharapkan di yaumil akhir kelak.

Ungkapan Hati Sebagai Rasa Terima Kasihku


Karya ini saya persembahkan untuk Mama (Dra. Upik Ekhia) dan Papa (Ir. Ardilafidza)
yang senantiasa memberikan dukungan Moril & Materil, yang menjadi sumber semangat dan
inspirasi dalam menyelesaikan pendidikan & pembelajaran di Kampus FKM UNAND.
Syukron Jazakallah untuk do’a, perjuangan, pengorbanan & kasih sayang yang
Mama & Papa berikan.
Semoga Allah membalas semua yang telah Mama & Papa berikan dengan pahala yang berlipat
ganda dan kebahagiaan di dunia & akhirat kelak
Kepada Kakak tercinta dr. Indah Edilla dana bang terkeren Zikra Nanda, ST
Syukron Jazakallah atas do’a dan support yang diberikan selama ini
Semoga Kita semua bisa Sukses Dunia Akhirat
Membahagiakan Mama & Papa
Di Dunia & Akhirat Kelat
Aamminnn........

Bapak Nizwardi Azkha dan Bapak Zudarmi terimakasih atas bimbingan yang Bapak berikan
selama Akbar mengerjakan Skripsi ini,semoga semua usaha & kesabaran Bapak dibalas
Allah SWT di Akhirat kelak
Bapak Aria Gusti, Ibu Septia Pristi Rahmah dan Bapak Ratno Widoyo yang telah menjadi
penguji yang baik hati, terimakasih untuk semua masukannya untuk kebaikan Skripsi Akbar

Terimakasih untuk bg Dicky Henri, SE yang telah membantu selama perkuliahan.^^

Terimakasih kepada FKM’12 Generasi Penggerak, UKMF Al;kahfi PH BEM KM FKM


Unand, UKMF PENA BEM KM FKM Unand, BEM KM FKM Unand Kabinet Harmonis,
UKM Kopma Unand, Divisi Basket FKM Unand, FKM 11, 13, 14, 15, Member Youngred
House (10 remarkable man) dan HMI Komisariat Kedokteran Unand (Yakusa!). Karena
teman-teman semualah hati ini bisa menjadi seperti besi kuat dan tegar. Kalau tidak ada
teman-teman sudah pasti hati ini akan seperti kaca, mudah pecah.

Terkhusus ku ucapkan Jazakallah kahiran untuk semua pejuang dakwah di FKM Unand
karena senantiasa berusaha mengingatkan warga FKM Unand dalam kebaikan.
Terkhusus untuk sahabatku

Ridwan/erik/madaw/madrid, tetap semangat untuk meraih cita-citamu kawan, yang katanya


bulan mei ini mw menikah dan berpoligami haha. Terimakasih kawan telah ada di hampir
setiap malam selama berada di youngred house.
Ozi, selamat kawan alhamdulillah kita sudah lulus. Ingatkan dulu kita masuk bersama.
Ketemu pas acara ESQ menangis bersama haha dan ujian hasil juga cuma beda sehari,
terimakasih untuk kerjasama selama ini bro.
Bg Dio, Semangat bg yo awak doakan yang terbaik untuk abg terutama semoga cepat dapat
SKM!, semoga abg menjadi bisnisman sukses, amin. Kalaulah jadi jan sombong samo awak yo
bg wkwk.
Bro Dicky, Semangat mabro awak doakan bisa secepatnya meraih apa yang diimpikan
khususnya secepatnya SKM. Awak ingat dulu pernah bertetangga di kos xxx lantai 2
bergitar ria dan mainin bola basket. Kalo udah mainin bola basket pasti ibunya dateng
dengan wajah kusut :D dan satu lagi kalo air ga dimatiin, ibunya bakal matiin air sampe
ada yang bilang mw mandi baru dihidupin lagi :D maaf buk atas kekhilafan kami.
Harry, Semangat bro untuk meraih SKM! Soal lobby melobby jangan diragukan lagi bro awak
ini jagonya haha.. makasih bro atas dukungannya selama ini. You kompor gas!
Putra, awak yakin semua itu akan Indah pada waktu yang telah ditentukan Allah
mungkin itu widia tau siapapun awak doakan yang terbaik wkwk. Terimakasih atas
semangat yang diberikan put. Semoga secepatnya menyusul!
Bg Roni, ayo bg Semangat! Waktu terus berjalan awak siap mendukung untuk kelancaran
skripsi! Semangat bg!
Frieska, ingetkan ka dulu kita pernah jadi bagian dari BPU dan LDNI. Makasih ya ka
atas semangat yang diberikan, semoga ka secepatnya SKM dan sukses dalam karirnya!
The bestlah kalo ika ni. Calon ibu yang super duper sibuk.
Ami atul, makasih ami telah menjadi pertner yang baik saat pergi KKN di Kalimantan Barat.
Semangat ami... semoga cepat SKM dan sukses kedepannya amin!

Dan terimakasih untuk semua teman –teman yang tidak dapat ku sebutkan satu persatu.

Untuk teman-teman Komisariat Kedokteran Unand : Harry, kk Eby, kk Dinda, kk Kiki, Ezi,
Radhia, Intan dan Jihan. Terimakasih telah menjadi bagian dari kehidupan ber-HMI. Yakin
Usaha Sampai. Semoga kita semua sukses dimasa depan aminn…

Untuk keluarga BP 32 : Iyah, Cici’13, Cici’14, Riki (tenten), Nima, Fitia, Vinda dan Ami.
Semoga sukses untuk kedepannya. Terimakasih atas hubungan kekeluargaan ini.

Untuk adik2ku member basket yang selalu bersemangat untuk latihan : Ical, Alim, Randa,
Mirsa, Teguh, Ikhsan, Reza, Nanda, Arif taufik, Arif Yandri, Yogi, Adil, Satria, dan yang
lainnya. Tetap semangat untuk kuliahnya dan untuk basketnya semoga keduanya bisa
berprestasi!

Spresial buat seseorang !!


Buat seseorang yang masih menjadi rahasia illahi, yang pernah singgah ataupun yang belum
sempat berjumpa. Insyaallah jika jodoh, kita bertemu atas ridho dan izin Allah S.W.T.

Semangat kepada generasi penggerak yang


Sedang berusaha menyelesaikan
Perkuliahan dan Skripsi
Setiap bunga akan mekar ketika saatnya tiba: forsythia, kamelia, dan bunga-bunga lain.
Bebungaan itu tahu kapan mereka akan mekar; tidak seperti kebanyakan dari kita yang selalu
ingin mendahului yang lain. Apakah kamu merasa tertinggal dari teman-temanmu? Apakah
kamu merasa telah menyia-siakan waktu sementara teman-temanmu mulai melangkah menuju
kesuksesan ? Jika kamu berfikir demikian, ingatlah bahwa kamu memiliki masa mekarmu
sendiri, begitu juga dengan teman-temanmu. Musimmu belum datang. Namun ia pasti akan
datang ketika kuncupmu terbuka . mungkin kuncup itu mekar lebih lama dari yang lain, tetapi
ketika sampai pada waktunya, kamu akan mekar dengan begitu Indah dan manawan seperti
bebungaan lain yang telah mekar sebelum dirimu. Jadi, angkatlah kepalamu dan bersiaplah
menyambut musimmu. Ingat, kamu begitu menakjubkan! – ini adalah kata-kata Rando Kim
dalam buku Time Of Your Life yang menjadi penyemangat untukku, semoga bisa berefek
sama kepada teman-teman Pejuang! Kamu, iya kamu!

Terimakasih teman-teman semua telah membuat hidupku menjadi begitu Indah, momen-
momen Indah ini akan terukir Indah di ingatan dan hatiku.

“Ya Allah, berkahilah hidupku agar aku selalu berada dijalanmu


Tegur aku jika melenceng dari jalanmu
Berikan ku umur yang cukup untuk mampu membahagiakan orang-orang yang ku cintai
Berikan ku kekuatan untuk mewujudkan mimpi-mimpiku
Berikan ku jalan untuk dapat meraih impianku
Berikan ku ridhomu. Sungguh engkaulah yang maha besar, maha tahu, maha tinggi.. yang
mempunyai seluruh alam semesta beserta isinya.”

Hanya sebuah karya kecil dan untaian kata-kata inilah yang dapat kupersembahkan untuk
kalian semua. Beribu terimakasih ku ucapkan dan dengan kerendahan hati ku ucapkan maaf atas
segala kekhilafan salah dan kekuranganku.

By : uwa
Padang, 20 April 2016
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS

Skripsi, 20 April 2016

AKBAR HIDAYAT, No. BP. 1210333032

IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RISIKO


DENGAN PENDEKATAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) DI PT.
BATANGHARI BARISAN TAHUN 2016

xii + 94 halaman, 40 tabel, 6 gambar, 7 lampiran

ABSTRAK

Tujuan Penelitian
Kecelakaan kerja merupakan kejadian yang masih sering terjadi. Namun PT.
Batanghari Barisan belum juga melakukan identifikasi,penilaian dan pengendalian
risiko sebagai salah satu upaya mengurangi kecelakaan kerja. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko di PT.
Batanghari Barisan Tahun 2016.

Metode
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Dilakukan pada bulan Maret sampai
April Tahun 2016 di tujuh Bagian Departemen Produksi PT. Batanghari Barisan
yaitu Bagian Timbang, Bagian Gilingan, Bagian Ampaian, Bagian Cutter, Bagian
Press, Bagian Packing, dan Bagian Bengkel. Data primer diperoleh dari observasi di
lapangan dan data sekunder diperoleh dari arsip perusahaan. Pendekatan yang
digunakan adalah Job Safety Analysis dengan tiga tahapan yaitu identifikasi bahaya,
penilaian dan pengendalian risiko.

Hasil
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa di tujuh Bagian Departemen
Produksi PT. Batanghari Barisan terdapat risiko tinggi sebanyak 11 risiko, risiko
sedang sebanyak 41 risiko dan risiko rendah sebanyak 20 risiko. Risiko-risiko ini
belum sepenuhnya dapat dikendalikan oleh perusahaan sehingga masih menimbulkan
kecelakaan kerja yang berulang setiap tahunnya.

Kesimpulan
Terdapat sumber bahaya lingkungan kerja, energi, mekanik, pekerjaan manual,
biologi dan zat kimia. Risiko tinggi terdapat pada Bagian Timbang, Gilingan,
Ampaian, Cutter, Press, dan Packing. Pengendalian yang dilakukan belum terlaksana
dengan baik. Disarankan kepada perusahaan agar segera melakukan tindakan
pengendalian yang direkomendasikan agar kecelakaan dapat dihindarkan.

Daftar Pustaka : 25 (1985-2015)


Kata Kunci : Job Safety Analysis, Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko,
Pengendalian Risiko

i
FACULTY OF PUBLIC HEALTH
ANDALAS UNIVERSITY

Undergraduate Thesis, 20 April 2016

AKBAR HIDAYAT, No. BP. 1210333032

HAZARD IDENTIFICATION, RISK ASSESSMENT DAN CONTROL WITH


JOB SAFETY ANALYSIS AT PT. BATANGHARI BARISAN YEARS 2016

xii + 94 pages, 40 tables, 6 pictures, 7 appendices

ABSTRACT

Objective
Work accident is an event that is still common. But PT. Batang Barisan yet to make
the identification, assessment and risk control as an effort to reduce accidents. This
study aims to determine the hazard identification, assessment and control of risk at
PT. Batang Barisan 2016.

Method
This research is qualitative. Conducted in March and April 2016 in the seven-part
Production Department PT. Batang Barisan namely Section Weigh, Section Mill,
Part Ampaian, Part Cutter, Press Section, Section Packing, and Section Workshop.
Primary data were obtained from field observation and secondary data obtained from
the company archives. The approach used is a Job Safety Analysis with three stages
namely hazard identification, assessment and risk control.

Result
Based on the results, it can be concluded that in the seven-part Production
Department PT. Batang Barisan high risks as much as 11 risk, medium risk as much
as 41 risk and low risk as much as 20 risk. These risks are not fully controlled by the
company so that they cause accidents that recur every year.

Conclusion
There is a source of danger working environment, energy, mechanical, manual work,
biological and chemical substances. High risk contained in Section Weigh, mill,
Ampaian, Cutter, Press, and Packing. Control is done not done well. It is suggested
to the company to immediately carry out control measures recommended in order
that accidents can be avoided.

References : 25 (1985-2015)
Key Words : Job Safety Analysis, Hazard Identification, Risk Assessment, Risk
Management.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala petunjuk, kemampuan, dan
kekuatan yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan
penelitian skripsi yang berjudul “IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN DAN
PENGENDALIAN RISIKO DENGAN PENDEKATAN JOB SAFETY
ANALYSIS (JSA) DI PT. BATANGHARI BARISAN TAHUN 2016”.
Penulis menyadari bahwa usulan penelitian skripsi ini masih ada kelemahan
dan kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan masukan dan saran dari
semua pihak untuk kesempurnaan usulan penelitian skripsi ini. Dalam penyusunan
usulan penelitian skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan,
dorongan, petunjuk, serta sumbangan gagasan dan pikiran dari berbagai pihak. Untuk
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Tafdil Husni, SE, MBA selaku Rektor Universitas Andalas.

2. Ibu Prof. dr. Nur Indrawati Lipoeto, M.Sc, PhD, Sp.GK, selaku Dekan

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas.

3. Bapak Defriman Djafri, SKM, MKM,Ph.D, selaku Ketua Prodi Ilmu

kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas.

4. Bapak Nizwardi Azkha,SKM, MPPM, M.Si, M.Pd selaku pembimbing satu

yang telah mengarahkan dan memberikan masukan serta bimbingan dalam

penyusunan usulan penelitian skripsi ini.

5. Bapak Drs. Zudarmi, M.Si selaku pembimbing dua yang telah mengarahkan

dan memberikan masukan serta bimbingan dalam penyusunan usulan

penelitian skripsi ini.

iii
6. Bapak DR. Aria Gusti, SKM, M.Kes selaku penguji I, Kakak Septia Pristi

Rahmah, SKM, MKM selaku penguji II, dan Bapak Ratno Widoyo, SKM,

MKM selaku Penguji III.

7. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu memberikan semangat dan

dukungan dalam penyelesaian usulan penelitian skripsi ini.

8. Seluruh rekan di FKM dan semua pihak yang telah membantu dalam

penyelesai penulisan usulan penelitian skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa usulan penelitian skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan yang mengarah pada perbaikan. Penulis berharap
semoga usulan penelitian skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan di masa yang akan datang.

Padang, 20 April 2016

Akbar Hidayat

iv
DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................................... iii

DAFTAR ISI ............................................................................................................... v

DAFTAR TABEL...................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xi

DAFTAR SINGKATAN .......................................................................................... xii

BAB 1 : PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ........................................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................... 6

1.3.1 Tujuan Umum ............................................................................................. 6

1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................................ 6

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................. 6

1.4.1 Manfaat Teoritis .......................................................................................... 6

1.4.2 Manfaat Praktis ........................................................................................... 6

1.5 Ruang Lingkup Penelitian .................................................................................. 7

BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 8

2.1 Kecelakaan Kerja ............................................................................................... 8

2.1.1 Defenisi Kecelakaan Kerja .......................................................................... 8

2.1.2 Teori Kecelakaan Kerja............................................................................... 8

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Kecelakaan Kerja ........... 10

2.1.4 Klasifikasi Kecelakaan Kerja .................................................................... 11

2.1.5 Kerugian Oleh Karena Kecelakaan ........................................................... 13

2.1.6 Pencegahan Kecelakaan Kerja .................................................................. 14

2.2 Penerapan SMK3.............................................................................................. 15

v
2.2.1 Menyatakan Komitmen ............................................................................. 15

2.2.2 Menetapkan Cara Penerapan SMK3 ......................................................... 16

2.2.3 Membentuk Kelompok Kerja .................................................................... 16

2.2.4 Menetapkan Sumber Daya ........................................................................ 16

2.2.5 Penyuluhan ................................................................................................ 17

2.3 Kesehatan Kerja dan Produktivitas Kerja ........................................................ 17

2.4 Diagram Alir Produksi PT. Batanghari Barisan ............................................... 18

2.4.1 Seleksi Bahan Olah ................................................................................... 19

2.4.2 Penyimpanan Bahan Olah ......................................................................... 19

2.4.3 Pembersihan dan Penyeragaman Awal ..................................................... 19

2.4.4 Pengeringan Udara di KGA ...................................................................... 20

2.4.5 Penurunan Blanket .................................................................................... 20

2.4.6 Peremahan ................................................................................................. 20

2.4.7 Pengisian Trolley ...................................................................................... 21

2.4.8 Pengeringan / dryer ................................................................................... 21

2.4.9 Pembongkaran trolley ............................................................................... 21

2.4.10 Penimbangan, press, sampling , deteksi metal detector dan


pembungkusan ......................................................................................... 21

2.4.11 Pengepakan dan Marking ........................................................................ 22

2.4.12 Penyimpanan Produk Akhir .................................................................... 22

2.5 Bagian-bagian di Departemen Produksi........................................................... 22

2.6 Job Safety Analysis (JSA) ................................................................................ 23

2.6.1 Identifikasi Bahaya................................................................................... 26

2.6.2 Penilaian Risiko ........................................................................................ 28

2.6.3 Pengendalian Risiko .................................................................................. 37

2.7 Keaslian Penelitian ........................................................................................... 40

2.8 Kerangka Berfikir............................................................................................. 43

vi
BAB 3 : METODE PENELITIAN.......................................................................... 44

3.1 Jenis Penelitian ................................................................................................. 44

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................................... 44

3.3 Pengambilan Data ............................................................................................ 44

3.4 Job Safety Analysis .......................................................................................... 44

3.5 Definisi Istilah .................................................................................................. 49

BAB 4 : HASIL PENELITIAN ............................................................................... 50

4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian ............................................................... 50

4.1.1 Profil perusahaan....................................................................................... 50

4.1.2 Jenis peralatan dan sarana produksi .......................................................... 52

4.1.3 Jumlah, Kualifikasi dan Klasifikasi Tenaga Kerja .................................... 53

4.1.4 Waktu Operasi Pabrik dan Jumlah Shift Kerja ......................................... 53

4.1.5 Kecelakaan kerja ....................................................................................... 54

4.2 Job Safety Analysis........................................................................................... 55

4.2.1 Identifikasi Bahaya.................................................................................... 55

4.2.1.1 Perincian Jenis Pekerjaan dan Tahapan Pekerjaan di setiap bagian .. 55

4.2.1.2 Identifikasi Bahaya Pada Setiap Tahap Pekerjaan ............................. 58

4.2.2 Penilaian Risiko ........................................................................................ 64

4.2.3 Pengendalian Risiko .................................................................................. 71

BAB 5 : PEMBAHASAN ......................................................................................... 78

5.1 Keterbatasan Penelitian .................................................................................... 78

5.2 Identifikasi Bahaya........................................................................................... 78

5.2.1 Bagian Timbang ........................................................................................ 79

5.2.2 Bagian Gilingan ........................................................................................ 79

5.2.3 Bagian Ampaian ........................................................................................ 80

5.2.4 Bagian Cutter ............................................................................................ 80

5.2.5 Bagian Press.............................................................................................. 80

vii
5.2.6 Bagian Packing ......................................................................................... 81

5.2.7 Bagian Bengkel ......................................................................................... 81

5.2.8 Pembahasan Identifikasi Bahaya Secara Keseluruhan .............................. 82

5.3 Penilaian Risiko ............................................................................................... 85

5.3.1 Bagian Timbang ........................................................................................ 85

5.3.2 Bagian Gilingan ........................................................................................ 86

5.3.3 Bagian Ampaian ........................................................................................ 86

5.3.4 Bagian Cutter ............................................................................................ 87

5.3.5 Bagian Press.............................................................................................. 87

5.3.6 Bagian Packing ......................................................................................... 87

5.3.7 Bagian Bengkel ......................................................................................... 88

5.4 Pengendalian Risiko ......................................................................................... 88

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 91

6.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 91

6.2 Saran................................................................................................................. 92

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 94

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Daftar Bahaya Potensial ............................................................................. 27


Tabel 2.2 Penilaian Risiko ......................................................................................... 35
Tabel 2.3 Tingkat Risiko dan Tindakan Pengendalian .............................................. 36
Tabel 2.4 Keaslian Penelitian..................................................................................... 40
Tabel 3.1 Formulir Tahapan Pekerjaan ...................................................................... 45
Tabel 3.2 Formulir Identifikasi Bahaya ..................................................................... 46
Tabel 3.3 Matriks Penilaian Risiko ............................................................................ 46
Tabel 3.4 Formulir Penilaian Risiko .......................................................................... 47
Table 3.5 Formulir Pengendalian Risiko ................................................................... 48
Tabel 3.6 Definisi Istilah ............................................................................................ 49
Tabel 4.1Jenis Peralatan dan Sarana Produksi ........................................................... 52
Tabel 4.2 Kualifikasi dan Klasifikasi Tenaga Kerja Pabrik PT. Batanghari Barisan 53
Tabel 4.3 Jenis dan Tahapan Pekerjaan Bagian Timbang.......................................... 55
Tabel 4.4 Jenis dan Tahapan Pekerjaan Bagian Gilingan .......................................... 55
Tabel 4.5 Jenis dan Tahapan Pekerjaan di Bagian Ampaian ..................................... 56
Tabel 4.6 Jenis dan Tahapan Pekerjaan di Bagian Pencacahan/Cutter...................... 56
Tabel 4.7 Jenis dan Tahapan Pekerjaan di Bagian Press ........................................... 57
Tabel 4.8 Jenis dan Tahapan Pekerjaan di Bagian Packing ....................................... 57
Tabel 4.9 Jenis dan Tahapan Pekerjaan di Bagian Bengkel....................................... 57
Tabel 4.10 Identifikasi Bahaya di Bagian Timbang................................................... 58
Tabel 4.11 Identifikasi Bahaya di Bagian Gilingan ................................................... 59
Tabel 4.12 Identifikasi Bahaya di Bagian Ampaian .................................................. 60
Tabel 4.13 Identifikasi Bahaya di Bagian cutter........................................................ 61
Tabel 4.14 Identifikasi Bahaya di Bagian Press ........................................................ 62
Tabel 4.15 Identifikasi Bahaya di Bagian Packing .................................................... 62
Tabel 4.16 Identifikasi Bahaya di Bagian Bengkel .................................................... 63
Tabel 4.17 Tingkat Risiko Tahapan Pekerjaan di Bagian Timbang .......................... 65
Tabel 4.18 Tingkat Risiko Tahapan Pekerjaan di Bagian Gilingan ........................... 65
Tabel 4.19 Tingkat Risiko Tahapan Pekerjaan di Bagian Ampaian .......................... 66
Tabel 4.20 Tingkat Risiko Tahapan Pekerjaan di Bagian Cutter............................... 67
Table 4.21 Tingkat Risiko Tahapan Pekerjaan di Bagian Press ................................ 68

ix
Tabel 4.22 Tingkat Risiko Tahapan Pekerjaan di Bagian Packing............................ 68
Table 4.23 Tingkat Risiko Tahapan Pekerjaan di Bagian Bengkel ........................... 69
Tabel 4.24 Rekomendasi Pengendalian Risiko di Bagian Timbang .......................... 71
Tabel 4.25 Rekomendasi Pengendalian Risiko di Bagian Gilingan .......................... 72
Tabel 4.26 Rekomendasi Pengendalian Risiko di Bagian Ampaian .......................... 73
Tabel 4.27 Rekomendasi Pengendalian Risiko di Bagian Cutter .............................. 74
Tabel 4.28 Rekomendasi Pengendalian Risiko di Bagian Press................................ 75
Tabel 4.29 Rekomendasi Pengendalian Risiko di Bagian Packing ........................... 75
Tabel 4.30 Rekomendasi Pengendalian Risiko di Bagian Bengkel ........................... 76

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Diagram Alir Produksi PT. Batanghari Barisan ..................................... 18


Gambar 2.2 Struktur Departemen Produksi PT. Batanghari Barisan......................... 22
Gambar 2.3 Diagram Proses Penilaian Risiko ........................................................... 34
Gambar 2.4 Hirarki Pengendalian Risiko .................................................................. 38
Gambar 2.5 Kerangka Berfikir Penelitian Identifikasi Bahaya, Penilaian dan
Pengendalian Risiko di PT. Batanghari Barisan Tahun 2016 ............... 43
Gambar 4.1 Angka Kecelakaan Kerja PT. Batanghari Barisan tahun 2007-2015 ..... 54
Gambar 4.2 Tingkatan Risiko di PT. Batanghari Barisan .......................................... 70

xi
DAFTAR SINGKATAN

1. K3 : Kesehatan dan Keselamatan kerja


2. SMK3 : Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja
3. P2K3 : Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
4. JSA : Job Safety Analysis
5. ILO : International Labor Organization
6. WHO : World Health Organization
7. APD : Alat Pelindung Diri
8. PPE : Personnal Protective Equipment
9. BOKAR : Bahan Olah Karet
10. GAPKINDO : Gabungan Perusahaan Karet Indonesia
11. PO : Pre Order
12. IPAL : Instalasi Pembuangan Air Limbah
13. P : Probabilitas
14. S : Severitas

xii
BAB 1 : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini, pemerintah Indonesia banyak menghadapi tantangan yang tidak

dapat dihindari yang mana ditandai dengan perdangan bebas. Meningkatnya

teknologi informasi, komunikasi dan transportasi. Sehingga hubungan antar bangsa

yang tiada batas melanda seluruh dunia hingga pada saat ini sudah dapat dirasakan

dampaknya. Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang dimulai awal tahun 2016

merupakan kondisi yang menunjukkan Indonesia tidak dapat menghindarkan diri dari

persaingan kualitas tenaga kerja ataupun produk dengan negara-negara di dunia.(1)

Perdagangan bebas menuntut para praktisi bisnis untuk lebih memperhatikan

hal-hal yang terkait dengan penyediaan lingkungan kerja yang sehat, nyaman, dan

aman. Tidak hanya bagi para pekerjanya tapi juga semua pihak terkait aktivitas

bisnisnya. Tuntutan keselamatan kerja perusahaan harus menyediakan perlengkapan

pengaman untuk tenaga kerja dalam setiap pekerjaan yang akan dilakukan di

lapangan(2). Kegiatan Industri telah terbukti memberikan kontribusi penting dalam

perkembangan dan pertumbuhan ekonomi disemua negara di dunia termasuk

Indonesia, baik yang di selenggarakan oleh pemerintah maupun swasta.(3)

Menurut permenaker RI no.04 tahun 1993, kecelakaan kerja adalah

kecelakaan yang terjadi berhubungan dengan hubungan kerja, termasuk penyakit

yang timbul karena hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam

perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja, dan pulang ke rumah melalui

jalan yang bisa atau wajar dilalui.(4)

1
2

Perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja terhadap para pekerja adalah

unsur penting dalam mencapai kondisi lingkungan kerja yang baik di dalam

keseluruhan arus konteks globalisasi ekonomi dewasa ini. Agar tercapai kondisi

lingkungan kerja yang baik dan sehat tersebut tentu saja hanya dengan strategi

manajemen yang dapat memberikan dorongan kuat untuk dapat melakukan

identifikasi, evaluasi, dan pengendalian hazard dan risiko ditempat kerja secara rutin

dengan pendekatan holistic, saling terkait dan fleksibel didalam mengintegrasikan

bagian dari lingkaran bisnis perusahaan dan seluruh jajaran struktur organisasi yaitu

pengusaha, pekerja dan pemerintah. (5)

Setiap kejadian kecelakaan kerja ternyata menimbulkan kerugian yang tidak

sedikit, baik berupa kerugian bersifat ekonomi, dalam bentuk kerusakan, hilangnya

waktu kerja, biaya perawatan dan pengobatan, menurunnya jumlah mutu dan

produksi, maupun kerugian yang berupa penderitaan karena cedera, Cacat atau

bahkan kematian. Sesuai dengan persyaratan peraturan pemerintah no. 50 tahun 2012

pasal 7 ayat 2 disebutkan bahwa pengusaha harus menyusun kebijakan dengan

melakukan tinjauan awal identifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian

risiko. Produk barang dan jasa harus dipertimbangkan pada saat merumuskan

rencana untuk memenuhi kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja.(6, 7)

Menurut Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan

dinyatakan bahwa pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan

manusia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk

mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, makmur, yang merata baik materil

maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945. Pelaksanaan pembangunan nasional, tenaga kerja mempunyai


3

peranan dan kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku dan tujuan

pembangunan.(8)

Menurut World Health Organization (WHO) dan International Labor

Organization (ILO), Kesehatan kerja adalah upaya mempertahankan dan

meningkatkan derajat kesehatan fisik, mental dan kesejahteraan sosial semua pekerja

setinggi-tingginya. Sudah pasti setiap perusahaan ingin menghasilkan produktivitas

yang tinggi dan menginginkan tenaga kerja yang berprestasi, untuk mewujudkan

hasil yang maksimal tentunya perusahaan memerlukan berbagai upaya untuk

mengelola risiko dengan baik, dengan menggunakan pendekatan manajemen

risiko.(9)

Mengenali risiko adalah salah satu upaya untuk meminimalisir kemungkinan

kerugian. Setalah kita mengenal risiko maka kita akan mengetahui apa yang harus

kita lakukan untuk menghindari risiko tersebut. Salah satu teknik analisa bahaya

yang sangat popular dan banyak digunakan dilingkungan kerja adalah dengan

metode Job Safety Analysis (JSA).(10)

Menurut ILO, Setiap 15 detik seorang pekerja meninggal dari kecelakaan

kerja atau penyakit. Setiap 15 detik 153 pekerja mengalami kecelakaan yang

berhubungan dengan pekerjaan. Setiap hari 6.300 orang meninggal akibat kecelakaan

kerja atau penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan. Lebih dari 2,3 juta

kematian per tahun . 317 juta kecelakaan terjadi pada pekerjaan per tahun, banyak

dari kecelakaan yang mengakibatkan absen panjang dari pekerjaannya. 4 % Gross

Domestic Product (GDP) yang artinya US$ 1.251.353 juta hilang oleh karena

membiayai cedera, kematian dan penyakit.(11)

Menurut data Jamsostek, angka kecelakaan kerja di Indonesia cendrung

meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2010 terdapat 98.711, tahun 2011 terdapat
4

99.491 kasus, tahun 2012 103.074 kasus dan 103.283 kasus kecelakaan kerja pada

tahun 2013. Menurut Jamsostek untuk wilayah Sumatera Barat, kasus kecelakaan

kerja adalah sebanyak 3.235 kasus kecelakaan kerja pada tahun 2009-2012, dan

tahun 2013 bulan Januari hingga Mei sebanyak 451 kasus. Sedangkan jumlah

kecelakaan kerja di Kota Padang berjumlah 771 kasus pada tahun 2014 yang

terhitung hingga bulan September. Menurut data yang didapatkan dari BPJS

Ketenagakerjaan Kota Padang pada bulan Januari terdapat 74 kasus, Februari 77

kasus, Maret 84 kasus, April 94 kasus, Mei 85 kasus, Juni 98 kasus, Juli 79 kasus,

Agustus 85 kasus dan September 95 kasus.(12, 13)

PT. Batang Hari Barisan (BHB) bergerak pada bidang pengolahan bahan

baku getah karet. PT. Batang Hari Barisan (BHB) memproduksi satu jenis produk,

yaitu produk SIR.20 dengan total produksi mencapai 21.000 ton per tahun. Produk

SIR.20 tersebut dipasarkan ke Negara produsen ban, seperti Jepang, Eropa dan

Amerika. Tenaga kerja PT. BHB berjumlah 224 orang yang terbagi dalam 15 bagian,

baik shift harian maupun bulanan. Sejak januari 2007 hingga desember 2015 Angka

kecelakaan kerja adalah 89 kasus kecelakaan kerja yang telah terjadi dan

menyebabkan cacat dan cedera. Bagian yang terjadi kecelakaan kerja adalah bagian

cutter 14 kasus, bagian gilingan 16 kasus, bagian press 19 kasus, bagian bengkel 12

kasus, dan timbangan 4 kasus dan selebihnya terjadi di luar pabrik (pada saat

karyawan sedang menuju pabrik atau pulang dari pabrik ke rumah)(14).

PT. Batanghari Barisan belum memiliki Sertifikasi ISO 14001 (Stadarisasi

Manajemen Kesehatan Lingkungan), OHSAS 18001 (Standarisasi Sistem

Manajemen K3) dan belum memiliki ahli K3 umum. Namun, sudah memiliki ISO

9001 (Standarisasi Manajemen Mutu) serta telah menetapkan kebijakan dasar tentang

keselamatan saat bekerja seperti memakai APD (Alat Pelindung Diri) yang sesuai
5

dengan bidang pekerjaan tenaga kerja. Tapi walaupun sudah menerapkan kebijakan

kesehatan dan keselamatan kerja secara sederhana namun tetap saja masih ada

insiden kecelakaan kerja.(15)

Peraturan pemerintah No. 50 tahun 2012 tentang Sistem Manajemen

Keselamatan dan Kesehatan Kerja menyebutkan pada pasal 7 ayat 2 salah satu syarat

dalam menyusun kebijakan K3 pengusaha paling sedikit harus melakukan tinjauan

awal kondisi K3, salah satunya yaitu identifikasi potensi bahaya, penilaian dan

pengendalian risiko. Dalam hal ini PT. Batanghari Barisan belum melakukan tiga hal

tersebut.(16)

Fakta ini menunjukkan bahwa potensi bahaya serta risiko kecelakaan kerja di

PT. Batanghari Barisan belum teridentifikasi secara jelas, oleh sebab itu perlu

dilakukan analisis risiko pekerjaan. Potensi bahaya dan risiko kecelakaan kerja di PT.

Batanghari Barisan masih cukup tinggi dan masih perlu dikaji lagi sehingga bisa

menemukan upaya dan solusi yang tepat sasaran agar angka kecelakaan kerja

tersebut bisa diturunkan, bila perlu mencapai tujuan diterapkannya kebijakan

kesehatan dan keselamatan kerja yaitu zero accident. Dengan demikian, kerugian

perusahaan akibat kecelakaan kerja bisa ditekan, efektivitas kerja bertambah dan

produktivitas perusahaan akan meningkat. Berdasarkan data diatas maka peneliti

tertarik untuk mencari tahu bagaimana gambaran risiko pekerjaan di PT. Batanghari

Barisan dengan pendekatan Job Safety Analysis (JSA)(12).

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah Bagaimanakah gambaran identifikasi bahaya, penilaian dan

pengendalian risiko pekerjaan di PT. Batanghari Barisan pada tahun 2016?


6

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui gambaran identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko

pekerjaan di PT. Batanghari Barisan pada tahun 2016.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi potensial bahaya pada masing-masing tahapan pekerjaan di PT.

Batanghari Barisan.

2. Menggambarkan penilaian tingkatan risiko kerja pada masing-masing tahapan

pekerjaan di PT. Batanghari Barisan.

3. Menemukan upaya pengendalian risiko kecelakaan kerja yang lebih efektif

dengan hierarki of control sesuai dengan system dan sumber daya di perusahaan.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan di

bidang kesehatan khususnya bidang kesehatan dan keselamatan kerja, khususnya

mengenai pekerjaan di bidang pengolahan karet yang memiliki risiko.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Diharapkan dapat memberikan pengalaman dalam meneliti dan dapat

mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Memberikan masukan untuk penelitian lebih lanjut dalam mengembangkan

keilmuan dalam bidang kesehatan dan keselamatan kerja terutama tentang

identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko.


7

c. Bagi PT. Batanghari Barisan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dan sumbangan

pemikiran dalam upaya mengurangi kecelakaan kerja dan menjaga kesehatan pekerja

sebelum, selama dan sesudah bekerja sehingga meningkatkan produktivitas

perusahaan serta meningkatkan kesejahteraan pekerja.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini berjudul identifikasi bahaya, Penilaian dan pengendalian risiko

dengan pendekatan Job Safety Analysis (JSA) di PT. Batanghari Barisan tahun 2016.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai April 2016 di 7 bagian

Departemen Produksi PT. Batanghari Barisan yaitu Bagian Timbang, Bagian

Gilingan, Bagian Ampaian, Bagian Cutter, Bagian Press, Bagian Packing dan

Bagian Bengkel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahaya potensial,

tingkatan risiko serta upaya pengendalian risiko di PT. Batanghari Barisan tahun

2016. Jenis penelitian yang dilakukan adalah Kualitatif dalam bentuk Deskriptif.

Analisis yang digunakan adalah Job Safety Analysis (JSA) lengkap dengan tabel

matriks penilaian risiko untuk mengetahui bahaya potensial, tingkatan risiko serta

upaya pengendalian yang disarankan.


BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kecelakaan Kerja

2.1.1 Defenisi Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan. Tak

terduga, oleh karena dibelakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih-

lebih dalam bentuk perencanaan. Maka dari itu peristiwa sabotase atau tindakan

criminal diluar ruanglingkup kecelakaan sebenarnya. Tidak diharapkan, oleh karena

peristiwa kecelakaan disertai kerugian material ataupun penderitaan dari yang paling

ringan sampai kepada yang paling berat.(17)

Berdasarkan UU No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja, kecelakaan

kerja adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula dan tidak dikehendaki, yang

mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas dan dapat menimbulkan

kerugian baik korban manusia maupun harta benda. Sedangkan menurut UU No.

3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja kecelakaan kerja adalah

kecelakaan yang terjadi dalam pekerjaan sejak berangkat dari rumah menuju

tempat kerja dan pulang ke rumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui.(18, 19)

2.1.2 Teori Kecelakaan Kerja


Teori kecelakaan kerja adalah suatu kejadian tiba-tiba yang tidak diinginkan

yang mengakibatkan kematian, luka-luka, kerusakan harta milik atau kerugian

waktu. Salah satu teori yang berkembang untuk menjelaskan terjadinya

kecelakaan kerja yang diusulkan oleh H.W. Heinrich yang dikenal sebagai teori

Domino Heinrich. Dalam teori tersebut dijelaskan bahwa kecelakaan terdiri atas lima

faktor yang saling berhubungan, yaitu : (1) kondisi kerja, (2) kelalaian manusia,

8
9

(3) tindakan tidak aman, (4) kecelakaan, dan (5) cedera. Kelima faktor ini tersusun

seperti kartu domino yang diberdirikan. Jika satu kartu jatuh, maka kartu ini akan

menimpa kartu lain hingga kelimanya akan roboh secara bersama. Ilustrasi ini mirip

dengan efek domino, jika satu bangunan roboh, kejadian ini akan memicu peristiwa

beruntun yang menyebabkan robohnya bangunan lain.(20)

Menurut Heinrich, kunci untuk mencegah kecelakaan adalah dengan

menghilangkan tindakan tidak aman yang merupakan poin ketiga dari lima faktor

penyebab kecelakaan yang menyumbang 98% terhadap penyebab kecelakaan. Jika

dianalogikan dengan kartu domino, maka jika kartu nomor 3 tidak ada lagi,

seandainya kartu nomor 1 dan 2 jatuh maka tidak akan menyebabkan jatuhnya semua

kartu. Dengan adanya jarak antara kartu kedua dengan kartu keempat, maka ketika

kartu kedua terjatuh tidak akan sampai menimpa kartu nomor 4. Akhirnya

kecelakaan pada poin 4 dan cedera pada poin 5 dapat dicegah.(20)

Teori Frank E. Bird Petersen mendefinisikan kecelakaan sebagai suatu

kejadian yang tidak dikehendaki, dapat mengakibatkan kerugian jiwa serta kerusakan

harta benda dan biasanya terjadi sebagai akibat dari adanya kontak dengan sumber

energi yang melebihi ambang batas atau struktur. Teori ini memodifikasi teori

Domino Heinrich dengan mengemukakan teori manajemen yang berisikan lima

faktor dalam urutan suatu kecelakaan, antara lain :

a. Manajemen kurang control

b. Sumber penyebab utama

c. Gejala penyebab langsung

d. Kontak peristiwa

e. Kerugian gangguan (tubuh maupun harta benda).(21)


10

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Kecelakaan Kerja


Kecelakaan kerja yang terjadi menurut Suma’mur (2009) disebabkan oleh

dua faktor, yaitu :

1. Faktor manusia itu sendiri yang merupakan penyebab kecelakaan meliputi

aturan kerja, kemampuan pekerja (usia, masa kerja/pengalaman, kurangnya

kecakapan dan lambatnya mengambil keputusan), disiplin kerja, perbuatan-

perbuatan yang mendatangkan kecelakaan, ketidakcocokan fisik dan mental.

Kesalahan-kesalahan yang disebabkan oleh pekerja dan karena sikap yang

tidak wajar seperti terlalu berani, sembrono, tidak mengindahkan instruksi,

kelalaian, melamun, tidak mau bekerja sama dan kurang sabar. Kekurangan

kecakapan untuk mengerjakan sesuatu karena tidak mendapat pelajaran

mengenai pekerjaan. Kurang sehat fisik dan mental seperti adanya cacat,

kelelahan dan penyakit. Diperkirakan 85% dari kecelakaan kerja yang

terjadi disebabkan oleh faktor manusia. Hal ini dikarenakan pekerja itu

sendiri (manusia) yang tidak memenuhi keselamatan seperti lengah, ceroboh,

mengantuk, lelah dan sebagainya.(22)

2. Faktor mekanik dan lingkungan, letak mesin, tidak dilengkapi dengan alat

pelindung, alat pelindung tidak pakai, alat-alat kerja yang telah rusak. Faktor

mekanis dan lingkungan dapat pula dikelompokkan menurut keperluan

dengan suatu maksud tertentu. Misalnya di perusahaan penyebab kecelakaan

dapat disusun menurut kelompok pengolahan bahan, mesin penggerak dab

pengangkat, terjatuh di lantai dan tertimpa benda jatuh, pemakaian alat atau

perkakas yang dipegang dengan manual (tangan), menginjak atau terbentur

barang, luka bakar oleh benda pijar dan transportasi. Kira-kira sepertiga dari

kecelakaan yang menyebabkan kematian dikarenakan terjatuh, baik dari

tempat yang tinggi maupun di tempat datar. Lingkungan kerja berpengaruh


11

besar terhadap moral pekerja. Faktor-faktor keadaan lingkungan kerja yang

penting dalam kecelakaan kerja terdiri dari pemeliharaan rumah tangga

(house keeping), kesalahan disini terletak pada rencana tempat kerja, cara

menyimpan bahan baku dan alat kerja tidak pada tempatnya, lantai yang kotor

dan licin. Ventilasi yang tidak sempurna sehingga ruangan kerja terdapat

debu, keadaan lembab yang tinggi sehingga orang merasa tidak enak kerja.

Pencahayaan yang tidak sempurna misalnya ruangan gelap, terdapat

kesilauan dan tidak ada pencahayaan setempat.(22)

2.1.4 Klasifikasi Kecelakaan Kerja


Menurut Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) tahun 1962 dalam

Suma’mur (1987), klasifikasi kecelakaan kerja sebagai berikut :

1. Berdasarkan jenis pekerjaan

a) Terjatuh

b) Tertimpa benda jatuh

c) Tertumbuk atau terkena benda-benda

d) Terjepit oleh benda

e) Gerakan-gerakan melebihi kemampuan

f) Pengaruh suhu tinggi

g) Terkena arus listrik

h) Kontak bahan berbahaya atau radiasi.(17)

2. Berdasarkan penyebab

a) Mesin, misalnya mesin pembangkit tenaga listrik, mesin

penggergajian kayu, dan sebagainya.


12

b) Alat angkut dan angkat, misalnya mesin angkat dan peralatannya,

alat angkut darat, udara dan air

c) Peralatan lain misalnya dapur pembakar dan pemanas, instalasi

pendingin, alat-alat listrik, bejana bertekanan, tangga, scaffolding dan

sebagainya.

d) Bahan-bahan, zat-zat dan radiasi, misalnya bahan peledak, debu, gas,

zat-zat kimia, dan sebagainya.

e) Lingkungan kerja (diluar bangunan, didalam bangunan dan dibawah

tanah).(17)

3. Berdasarkan sifat luka atau kelainan

a) Patah tulang

b) Dislokasi (keseleo)

c) Regang otot

d) Memar dan luka dalam yang lain

e) Amputasi

f) Luka di permukaan

g) Gegar dan remuk

h) Luka bakar

i) Keracunan-keracunan mendadak

j) Pengaruh radiasi.(17)

4. Berdasarkan letak kelainan atau luka di tubuh

a) Kepala

b) Leher

c) Badan

d) Anggota atas
13

e) Anggota bawah

f) Banyak tempat

g) Letak lain yang tidak dapat dimasukan klasifikasi tersebut.(17)

2.1.5 Kerugian Oleh Karena Kecelakaan


Korban kecelakaan kerja mengeluh dan menderita, sedangkan sesama pekerja

ikut bersedih dan berduka cita. Kecelakaan seringkali disertai terjadinya luka,

kelainan tubuh, cacat bahkan juga kematian. Gangguan terhadap pekerja demikian

adalah suatu kerugian besar bagi pekerja dan juga keluarganya serta perusahaan

tempat ia bekerja.(22)

Tiap kecelakaan merupakan suatu kerugian yang antara lain tergambar dari

pengeluaran dan besarnya biaya kecelakaan. Biaya yang dikeluarkan akibat

terjadinya kecelakaan seringkali sangat besar, padahal biaya tersebut bukan semata-

mata beban suatu perusahaan melainkan juga beban masyarakat dan negara secara

keseluruhan. Biaya ini dapat dibagi menjadi biaya langsung meliputi biaya atas P3K,

pengobatan, perawatan, biaya angkutan, upah selama tidak mampu bekerja,

kompensasi cacat, biaya atas kerusakan bahan, perlengkapan, peralatan, mesin dan

biaya tersembunyi meliputi segala sesuatu yang tidak terlihat pada waktu dan

beberapa waktu pasca kecelakaan terjadi, seperti berhentinya operasi perusahaan oleh

karena pekerja lainnya menolong korban, biaya yang harus diperhitungkan untuk

mengganti orang yang ditimpa kecelakaan dan sedang sakit serta berada dalam

perawatan dengan orang baru yang belum biasa bekerja pada pekerjaan di tempat

terjadinya kecelakaan.(22)
14

2.1.6 Pencegahan Kecelakaan Kerja


Pencegahan kecelakaan berdasarkan pengetahuan tentang penyebab

kecelakaan. Sebab-sebab kecelakaan pada suatu perusahaan diketahui dengan

mengadakan analisis setiap kecelakaan yang terjadi. Metode analisis penyebab

kecelakaan harus benar-benar diketahui dan diterapkan sebagaimana mestinya.

Selain analisis mengenai penyebab terjadinya suatu peristiwa kecelakaan, untuk

pencegahan kecelakaan kerja sangat penting artinya dilakukan identifikasi bahaya

yang terdapat dan mungkin menimbulkan insiden kecelakaan di perusahaan serta

mengases besarnya risiko bahaya.(22)

Pencegahan kecelakaan kerja menurut Suma’mur (2009) ditujukan

kepada lingkungan, mesin, peralatan kerja, perlengkapan kerja dan terutama faktor

manusia.(22)

1. Lingkungan

Syarat lingkungan kerja dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :

a) Memenuhi syarat aman, meliputi higiene umum, sanitasi, ventilasi udara,

pencahayaan dan penerangan di tempat kerja dan pengaturan suhu udara

ruang kerja

b) Memenuhi syarat keselamatan, meliputi kondisi gedung dan tempat

kerja yang dapat menjamin keselamatan

c) Memenuhi penyelenggaraan ketatarumahtanggaan, meliputi pengaturan

penyimpanan barang, penempatan dan pemasangan mesin, penggunaan

tempat dan ruangan.(22)

2. Mesin dan peralatan kerja

Mesin dan peralatan kerja harus didasarkan pada perencanaan yang baik

dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku. Perencanaan yang baik terlihat

dari baiknya pagar atau tutup pengaman pada bagian-bagian mesin atau
15

perkakas yang bergerak, antara lain bagian yang berputar. Bila pagar atau tutup

pengaman telah terpasang, harus diketahui dengan pasti efektif tidaknya pagar

atau tutup pengaman tersebut yang dilihat dari bentuk dan ukurannya yang sesuai

terhadap mesin atau alat serta perkakas yang terhadapnya keselamatan pekerja

dilindungi.(22)

3. Perlengkapan kerja

Alat pelindung diri merupakan perlengkapan kerja yang harus terpenuhi

bagi pekerja. Alat pelindung diri berupa pakaian kerja, kacamata, sarung tangan,

yang kesemuanya harus cocok ukurannya sehingga menimbulkan kenyamanan

dalam penggunaannya.(22)

4. Faktor manusia

Pencegahan kecelakaan terhadap faktor manusia meliputi peraturan kerja,

mempertimbangkan batas kemampuan dan ketrampilan pekerja, meniadakan hal-

hal yang mengurangi konsentrasi kerja, menegakkan disiplin kerja, menghindari

perbuatan yang mendatangkan kecelakaan serta menghilangkan adanya

ketidakcocokan fisik dan mental.(22)

2.2 Penerapan SMK3


2.2.1 Menyatakan Komitmen
Pernyataan komitmen dan penetapan kebijakan untuk menerapkan sebuah

SMK3 dalam organisasi harus dilakukan oleh manajemen puncak. Komitmen

manajemen puncak harus dinyatakan bukan hanya dalam bentuk kata- kata tetapi

juga harus dengan tindakan nyata agar dapat diketahui, dipelajari, dihayati dan

dilaksanakan oleh seluruh staf dan karyawan perusahaan.(7)


16

2.2.2 Menetapkan Cara Penerapan SMK3


Perusahaan dapat menggunakan jasa konsultan untuk menerapkan SMK3.

Tetapi perusahaan/organisasi dapat juga untuk tidak menggunakan jasa konsultan

dalam menerapkan SMK3, jika organisasi yang bersangkutan memiliki personel

yang cukup mampu untuk mengorganisasikan dan mengarahkan orang. Selain itu,

organisasi tentunya sudah memahami dan berpengalaman dalam menerapkan

standar SMK3 ini dan mempunyai waktu yang cukup.(7)

2.2.3 Membentuk Kelompok Kerja


Jika perusahaan akan membentuk kelompok kerja sebaiknya anggota

kelompok kerja tersebut terdiri atas seorang wakil dari setiap unit kerja. Hal ini

penting sebab merekalah yang paling bertanggung jawab terhadap unit kerja yang

bersangkutan.(7)

2.2.4 Menetapkan Sumber Daya


Sumber daya ini mencakup orang atau personel, perlengkapan, waktu dan

dana. Orang yang dimaksud adalah beberapa orang yang diangkat secara resmi di

luar tugas-tugas pokoknya dan terlibat penuh dalam proses penerapan. Perlengkapan

adalah perlunya mempersiapkan kemungkinan ruangan tambahan untuk menyimpan

dokumen atau komputer tambahan untuk mengolah dan menyimpan data. Waktu

yang diperlukan tidaklah sedikit terutama orang yang terlibat dalam

penerapan.Sementara dana yang diperlukan adalah untuk membayar konsultan (bila

menggunakan konsultan), lembaga sertifikasi, dan biaya untuk pelatihan karyawan

di luar perusahaan.(7)
17

2.2.5 Penyuluhan
Kegiatan penyuluhan dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya

dengan pernyataan komitmen manajemen melalui ceramah, surat edaran atau

pembagian buku-buku yang terkait dengan SMK3.(7)

2.3 Kesehatan Kerja dan Produktivitas Kerja

Kesehatan adalah faktor yang sangat penting bagi produktivitas dan

peningkatan produktivitas tenaga kerja selaku sumber daya manusia. Kondisi

kesehatan yang baik merupakan potensi untuk meraih produktivitas kerja yang baik

pula. Pekerjaan yang menuntut produktivitas kerja tinggi hanya dapat dilakukan oleh

tenaga kerja dengan kondisi kesehatan prima. Sebaliknya keadaan sakit atau

gangguan kesehatan menyebabkan tenaga kerja tidak atau kurang produktif dalam

melakukan pekerjaannya. Tenaga kerja yang sakit dan tidak bekerja menyebabkan

yang bersangkutan tidak produktif selama ia sakit dan tidak bekerja. Tenaga kerja

sakit atau terganggu kesehatannya yang masih melakukan pekerjaan biasanya tidak

memperlihatkan hasil kerja sebagaimana halnya jika ia sehat atau tidak terganggu

kesehatannya. Tenaga kerja yang sakit atau mengalami gangguan kesehatan menurun

dalam kemampuan bekerja fisik, berfikir atau melaksanakan pekerjaan sosial-

kemasyarakatan sehingga hasil kerjanya berkurang. Sangat rendahnya produktivitas

pekerja yang secara klinis mengalami gangguan adalah hal biasa, tapi tidak jarang

bahwa gangguan kesehatan yang tidak berarti pun dapat saja mengakibatkan sangat

rendahnya produktivitas kerja. Maka gangguan kesehatan tenaga kerja tidak dapat

diremehkan. Agar tenaga kerja sehat dan produktif dalam melaksanakan

pekerjaannya, maka perlu perlidungan kesehatan tenaga kerja (Workers’ Health

Protection).(23)
18

2.4 Diagram Alir Produksi PT. Batanghari Barisan

Gambar 2.1 Diagram Alir Produksi PT. Batanghari Barisan


Sumber : Dokumen ukl-upl PT. Batanghari Barisan(24)
19

2.4.1 Seleksi Bahan Olah

Kegiatan seleksi bahan olah adalah kegiatan memeriksa kesesuaian

mutu/kualitas bahan olah dengan standar yang ditetapkan SNI – 06 2047 - 2002.

Bahan Olah yang memenuhi standar langsung diterima dan disimpan,sedangkan

bahan yang tidak memenuhi standar ditolak. Kegiatan ini merupakan tahapan proses

Quality Control, dimana bila tidak dilakukan secara benar akan berpotensi

menimbulkan dampak terhadap lingkungan, terutama dalam upaya minimisasi

kandungan organik dalam bahan olah. Disamping itu benda-benda asing berupa tali

rafia, rotan, karung plastik yang digunakan saat karet tersebut dibongkar,

dikumpulkan dan dimasukkan kedalam wadah yang disiapkan. Sedangkan perasan

air dari air bahan olah karet dialirkan ke drainase dalam pabrik untuk diteruskan ke

dalam IPAL.(24)

2.4.2 Penyimpanan Bahan Olah

Kegiatan menyimpan bahan olah adalah kegiatan menumpuk sementara

bahan olah ditempat yang disediakan (sebagai tempat penyimpanan), baik ditempat

yang tertutup (pakai dinding dan atap), atau ada kalanya terpaksa ditempat terbuka,

sebelum bahan olah tersebut diproses lebih lanjut. Kegiatan penyimpanan ini

berpotensi memberikan dampak terhadap lingkungan yaitu berupa limbah bau

maupun limbah cair yang keluar dari tumpukan bahan olah tersebut.(24)

2.4.3 Pembersihan dan Penyeragaman Awal

Kegiatan proses pembersihan awal adalah kegiatan mengolah/membersihkan

karet basah sehingga menjadi karet lembaran (blanket) basah, yang siap untuk

digantung/dijemur. Kegiatan pembersihan dan penyeragaman awal ini dilakukan


20

dengan menggunakan mesin/alat produksi yaitu pre breaker, breaker, hammermill,

conveyor, cedokan dll. serta menggunakan bak-bak pencampuran dan

pembersihan.(24)

2.4.4 Pengeringan Udara di KGA

Kegiatan Penggantungan Udara adalah proses penirisan air yang terdapat

pada lembaran karet yang telah digiling, yaitu dengan cara menggantungkan

lembaran karet tersebut di dalam kamar gantung. Lembaran karet yang telah digiling

dilipat atau digulung, dibawa ke kamar jemur/gantung untuk proses peranginan

sekitar 10-18 hari, tergantung kepada kondisi cuaca.(24)

2.4.5 Penurunan Blanket

Kegiatan Penurunan merupakan proses menurunkan blanket yang telah

keringkan, untuk diproses lebih lanjut (proses peremahan). Dalam proses ini

lembaran blanket digulung dan ditampung dalam gerobak untuk diturunkan melalui

lift ke tempat peremahan.(24)

2.4.6 Peremahan

Proses Peremahan merupakan proses pemotongan lembaran karet menjadi

potongan-potongan kecil (granula) untuk seterusnya dibersihkan serta diseragamkan

dalam bak pencampuran sebelum dimasukkan ke dalam trolley.(24)


21

2.4.7 Pengisian Trolley

Proses pengisian karet ke dalam trolley merupakan kegiatan yang sangat

penting terhadp butiran karet agar merata pada seluruh permukaan, sehingga proses

pengeringan tidak menimbulkan white spot, virgin rubber.(24)

2.4.8 Pengeringan / dryer

Proses pengeringan / dryer adalah kegiatan mengeringkan butiran karet remah

yang telah diisi didalam trolley. Proses ini dilakukan dengan memasukkan trolley

yang berisi karet remah basah ke dalam ruangan (Oven) berudara panas selama

beberapa menit kemudian didinginkan.(24)

2.4.9 Pembongkaran trolley

Proses bongkar trolley adalah kegiatan mengeluarkan karet remah yang telah

masak/kering dari dalam trolley, untuk ditransfer ketempat penimbangan. (24)

2.4.10 Penimbangan, press, sampling , deteksi metal detector dan pembungkusan

Proses penimbangan, press, sampling maupun pembungkusan merupakan

kegiatan akhir proses produksi sebelum karet remah dikemas/packing dan diekspor.

Setiap bandela karet yang dibongkar dari trolley, dilakukan pemeriksaan akhir

bilamana masih terdapat kotoran/kontaminan. Untuk memastikan bahwa bagian

tengah dari karet remah telah cukup masak dilakukan dengan cara membelah bandela

tersebut di bagian tengahnya. Kemudian dilakukan penimbangan dengan berat

masing-masing 35 kg. Setelah ditimbang, karet kemudian dipress/dikempa. Untuk

keperluan analisa mutu Laboratorium, maka setiap Ton karet (1 Pallet) diambil

contoh karet sebanyak 4 sampel pada interval bandela ke- 9 dengan cara memotong
22

dua sisi diagonal seberat @ 1,75 kg. Kemudian bandela karet tersebut dibungkus

dengan kantong plastik SIR yang sudah ditetapkan sesuai standar yang berlaku.(24)

2.4.11 Pengepakan dan Marking

Proses pengepakan dan marking adalah kegiatan akhir yang dilakukan

sebelum karet SIR disimpan dan atau di Ekspor. Proses pengepakan ini dilakukan

dengan menyusun bandela karet yang telah dibungkus ke dalam pallet kayu dan/atau

meal box yang telah disediakan sebelumnya, untuk seterusnya kemasan pallet kayu

/metal box tersebut ditutup dan diberi merek (marking) sesuai dengan kontrak

penjualan.(24)

2.4.12 Penyimpanan Produk Akhir

Proses Penyimpanan Produk Akhir disini adalah kegiatan penumpukan/

stuffing barang siap ekspor, yang disusun menggunakan forkflift.(24)

2.5 Bagian-bagian di Departemen Produksi

Gambar 2.2 Struktur Departemen Produksi PT. Batanghari Barisan


Sumber : Struktur Organisasi PT. Batanghari Barisan(25)
23

2.6 Job Safety Analysis (JSA)


Job Safety Analysis (JSA) adalah sebuah analisis dari prosedur atau

pelaksanaan pekerjaan untuk mengidentifikasi hazard dan potensi kecelakaan yang

mungkin dapat terjadi selama pekerjaan berlangsung, serta untuk menentukan

perlengkapan dan upaya pengendalian yang tepat untuk mengurangi resiko. Beberapa

JSA juga menyertakan deskripsi kemungkinan konsekuensi dan/atau Risk Ranking

dari hazard yang sudah teridentifikasi dan/atau kemungkinan kecelakaan kerja.(26)

Tujuan dari JSA adalah untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi hazard

yang:

1. Mungkin terlewatkan selama perancangan Standard Operational Procedure

(SOP), permesinan, perlengkapan dan lain-lain.

2. Disebabkan oleh perubahan dalam prosedur pekerjaan maupun perubahan

personel pekerja.

3. Mungkin berkembang setelah pekerjaan awalan/sebelumnya berlangsung.(26)

JSA merupakan metode yang secara sistematis menguraikan sebuah

pekerjaan untuk mengidentifikasi bahaya dan potensi insiden yang berhubungan

dengan setiap tahapan kerja, mengevaluasi risiko dan menentukan tindakan

pencegahannya, yang nantinya dapat digunakan untuk mengembangkan solusi yang

dapat menghilangkan dan mengontrol bahaya. Pekerjaan yang memerlukan kajian

JSA antara lain jenis-jenis pekerjaan sebagai berikut:

a) Pekerjaan yang sering mengalami kecelakaan atau memiliki angka

kecelakaan tinggi.

b) Pekerjaan Berisiko tinggi dan dapat berakibat fatal misalnya membersihkan

kaca dengan gondola.

c) Pekerjaan yang jarang dilakukan sehingga belum diketahui secara persis

bahaya yang ada


24

d) Pekerjaan yang rumit atau komplek dimana sedikit kelalaian dapat berakibat

kecelakaan atau cedera.

e) Pekerjaan baru dan belum familiar

f) Tempat kerja berpindah/baru.(10)

Sebelum analisis dimulai, perlu dilakukan pengumpulan informasi yang mugkin

penting dan berguna untuk berbagai pertimbangan, antara lain:

a. Hasil wawancara

b. Prosedur tertulis

c. Petunjuk pelaksanaan

d. Observasi tahapan pelaksanaan pekerjaan

e. Review data laporan kecelakaan atau insiden.(26)

Secara umum, langkah melakukan JSA adalah sebagai berikut:

a. Pilih Pekerjaan yang akan dianalisa : tentukan pekerjaan misalnya pekerjaan

di bagian press.

b. Rincikan pekerjaan menjadi langkah-langkah aktivitas misalnya :

- Mengeluarkan blanket karet jadi dari lory.

- Memotong dan menimbang blanket karet jadi

- Memasukkan blanket karet jadi ke dalam mesin press

- Packing/ mengemas blanket hasil press

- Memasukkan bahan jadi ke dalam pallet dan menumpuk pallet.

c. Identifikasi potensi bahaya pada setiap langkah, misal

- Mengeluarkan blanket : bahaya pisau tajam

- Memotong dan menimbang blanket jadi : bahaya pisau tajam


- Dst.
25

d. Identifikasi risiko, misal :

- Mengeluarkan blanket : bahaya pisau tajam, risikonya adalah tangan/kaki

tersayat.

- Memotong dan menimbang blanket karet jadi : bahaya pisau tajam,

risikonya adalah tangan/kaki tersayat.

e. Tentukan langkah pengamanan untuk mengendalikan bahaya : identifikasi

system pengamanan, apa saja pengamanan yang tersedia atau yang perlu

dilakukan untuk setiap langkah pekerjaan misalnya :

- Mengganti pisau dengan pencongkel yang tidak berbahaya.

- Menyediakan APD seperti pengaman lengan.

f. Komunikasikan kepada semua pihak yang berkepentingan.

Hasil JSA merupakan masukan untuk meningkatkan standar dan

prosedur pekerjaan. Lakukan langkah perbaikan pada peralatan, cara kerja

atau prosedur untuk menjalankan pekerjaan. Sosialisasikan prosedur tersebut

agar diketahui oleh semua pihak yang terlibat dalam kegiatan. (10)

Menurut Occupational Safety and Health Administration (OSHA), langkah JSA

antara lain:

a. Tentukan tim JSA

b. Review riwayat kecelakaan kerja

c. Lakukan pengkajian hazard di tempat kerja dengan melibatkan pekerja

setempat.

d. Buat list pekerjaan dengan hazard tersebut serta peringkatnya berdasarkan

keparahan, kemudian tentukan mana yang menjadi prioritas.

e. Uraikan langkah-langkah pekerjaan.(27)


26

Dalam prosesnya, harus diperiksa setiap langkah dari pekerjaan atau proses

dari awal sehubungan dengan metode, mesin atau bahan yang terlibat untuk melihat

apakah salah satu atau semua dari ketiganya dapat menimbulkan terjadinya

kecelakaan. Jika ditemukan langkah yang berpotensi berbahaya, harus ditulis

(bersama deskripsi langkah) yang cenderung menyebabkan kecelakaan.(28)

2.6.1 Identifikasi Bahaya


Langkah pertama dalam proses manajemen risiko adalah melakukan

identifikasi bahaya tempat kerja atau tempat yang berpeluang mengalami kerusakan.

Cara sederhana untuk memulai menentukan bahaya dapat dilakukan dengan

membagi area kerja berdasarkan kelompok, seperti:

1. Kegiatan-kegiatan (seperti pekerjaan pengelasan, pengolahan data)

2. Lokasi (kantor, gudang, lapangan)

3. Aturan-aturan (pekerja kantor, atau bagian elektrik)

4. Fungsi atau proses produksi administrasi, pembakaran, pembersihan,

penerimaan, finishing). (7)

Identifikasi sumber bahaya dilakukan dengan mempertimbangkan:

1. Kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan potensi bahaya (Tabel

2.1)

2. Jenis kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang mungkin dapat terjadi.
Tabel 2.1 Daftar Bahaya Potensial

Lingkungan Kerja Energi Pekerjaan Manual Biologi Plant Zat Kimia


Akses Electrical Tegangan tubuh 1. Terkontak dengan zat kimia
1. Mengacu pada akses 1. Tersentrum 1. Kejang otot ketika 1. Bakteri dalam waktu sebentar
yang sesuai mengangkat, 2. Jamur Mekanik 2. Terkontak zat kimia dalam
Gravitasi mengangkut atau 3. Virus 1. Kendaraan waktu yang lama
Penyegaran Ruangan 1. Jatuh/tersandung/ter menurunkan benda. 4. Parasit bermotor 3. Tersengat hewan berbisa
1. Udara yang Kotor gelincir 2. Kejang otot ketika 2. Peralatan 4. Kebakaran dan ledakan
2. Tertimpa benda menangani benda mesin
Temperatur yang ekstrim selain mengangkat, 3. Peralatan Udara keras
1. Kontak dengan benda Energi kinetik mengangkut atau manual 1. Debu dari kayu
yang panas atau 1. Menabrak/tertabrak menurunkan benda 2. Gas seperti : CO, CO2
dingin benda 3. Kejang otot ketika 3. Asap dan uap
2. Terkena lingkungan tidak kada benda 4. Kabut seperti asam
yang panas atau Getaran yang ditangani
dingin 1. Getaran 4. Pergerakan yang Kontak kulit
seluruh/sebagian berulang 1. Terserap seperti pestisida
Pencahayaan 2. Karatan seperti: asam, alkali
1. Mengacu pada Kebisingan Ergonomis 3. Alergi.
pencahayaan yang 1. Bising tiba- 1. Kelelahan
sesuai tiba/dalam waktu 2. Desain tempat kerja
yang lama yang mengakibatkan
Tekanan Mental stress, kesalahan
1. Gertakan/gangguan Radiasi
2. Kekerasan 1. Radiasi UV, infrared
3. Kerja shift 2. Gelombang mikro
3. laser

27
28

2.6.2 Penilaian Risiko


Penilaian risiko adalah cara-cara yang digunakan majikan untuk dapat

mengelola dengan baik risiko yang dihadapi oleh pekerjanya dan memastikan bahwa

kesehatan dan keselamatan kerja mereka tidak terkena risiko pada saat bekerja.

Regulasi manajemen menempatkan tanggung jawab khusus dipundak majikan untuk:

a) Mengidentifikasi bahaya yang berisiko terhadap kesehatan dan

keselamatan kerja pekerjanya.

b) Melakukan penilaian risiko yang sesuai dan mencukupi itu berdasarkan

situasi dan kondisi operasinya

c) Menentukan lingkup penilaian :

a. Semua perlengkapan, baik yang sedang dipakai maupun yang baru.

b. Material dan substansi.

d) Lebih memprioritaskan perlindungan terhadap seluruh angkatan kerja

ketimbang perorangan.

e) Mempertimbangkan segala risiko dari kegiatan operasional yang dapat

mempengaruhi orang yang bukan pekerja seperti agen dan para pekerja

kontrak, kontraktor, tamu, dan mereka yang dating karena tugas seperti

tukang pos, karyawan perusahaan utilitas, supir pengantar, dan

sebagainya.

f) Mengangkat seorang penilai:

a. Untuk melakukan penilaian-penilaian.

b. Untuk mempunyai pengetahuan tentang :

i. Proses-proses kerja

ii. Perundang-undangan kesehatan dan keselamatan kerja

iii. Standar kesehatan dan keselamatan kerja terbaru untuk

industri.
29

g) Memberikan waktu kepada penilai untuk melakukan penilaian selama jam

kerja. (penilai bisa merupakan penyelia atau penanggung jawab yang

sudah mendapatkan pelatihan kesehatan dan keselamatan kerja.)

h) Jika mempekerjakan lima pekerja atau lebih, catatlah hasil penilaian

risiko tersebut. (29)

Istilah-istilah yang digunakan dalam penilaian risiko :

1. Bahaya (Hazard)  Sesuatu yang berpotensi menyebabkan

kerugian/kelukaan.

2. Probabilitas  Kemungkinan bahwa bahaya dapat menyebabkan

kerusakan/kerugian.

3. Risiko  Perpaduan anatara probabilitas dan tingkat keparahan

kerusakan atau kerugian.

4. Berbahaya (danger)  Keadaan yang berisiko.

5. Tingkat Risiko (extent of risk) Ukuran jumlah orang yang mungkin

terkena pengaruh dan tingkat keparahan kerusakan atau kerugian, yaitu

berupa konsekuensi.(29)

Sasaran penilaian risiko adalah mengidentifikasi bahaya sehingga tindakan

dapat diambil untuk menghilangkan, mengurangi, atau mengendalikannya sebelum

terjadi kecelakaan yang dapat menyebabkan cedera atau kerusakan.

Untuk mencapai sasaran tersebut dan untuk mengefektifkan serta dapat

menjalankan penilaian risiko, kita perlu melakuka pendekatan yang sistematis.

Langkah-langkah berikut merupakan pendekatan yang logis dan sistematis.:

1. Mendefenisikan tugas atau proses yang akan dimulai.


30

2. Mengidentifikasi bahaya.

3. Menghilangkan atau mengurangi bahaya hingga minimum.

4. Mengevaluasi risiko dari bahaya residual.

5. Mengembangkan strategi-strategi pencegahan.

6. Menjalankan pelatihan metode-metode kerja yang baru.

7. Mengimplementasikan upaya-upaya pencegahan.

8. Memonitor kerja.

9. Melakukan kajian ulang secara berkaladan membuat revisi jika perlu. (29)

Berikut penjelasan dari setiap langkah :

1. Mempersiapkan program penilaian risiko

a. Membuat daftar seluruh tugas, proses, dan area kerja yang

memunculkan bahaya.

b. Menyusun daftar tersebut secara berurutan mulai dari tingkat bahaya

terbesar dan membuat rencana program penilaian risiko

c. Menerapkan program tersebut dengan mengikuti prosedur-prosedur

dibawah ini untuk mengurangi dan mengevaluasi setiap bahaya.(29)

2. Mengidentifikasi bahaya, caranya :

a. Inspeksi keselamatan kerja (melakukan survei keselamatan umum

ditempat kerja)

b. Mengadakan patrol keselamatan kerja (mengidentfikasi bahaya di

sepanjang rute patrol yang ditetapkan terlebih dahulu)

c. Mengambil sampel keselamatan kerja ( melakukan pemeriksaan

hanya untuk satu jenis bahaya, kemudian mengulanginya untuk

bahaya yang lainnya)


31

d. Mengaudit keselamatan kerja (membuat hitungan jumlah bahaya

berbeda yang ditemukan sebagai pembanding dengan audit yang

serupa pada waktu sebelumnya yang akan datang)

e. Melakukan survei kondisi lingkungan

f. Membuat laporan kecelakaan

g. Melaporkan kondisi yang hamper menimbulkan kecelakaan atau

nyaris celaka

h. Meminta masukan dari para pekerja

i. Laporan dari media pers dan asosiasi perdagangan.(29)

3. Menghilangkan atau mengurangi bahaya. Tindakan yang mungkin dilakukan :

a. Menghilangkan operasi atau material berbahaya (masalahnya

kemudian selesai karena bahayanya sudah tidak ada)

b. Untuk bahaya-bahaya yang tidak dapat dihilangkan:

i. Mengembangkan metode kerja yang lebih aman

ii. material-material alternative yang lebih rendah bahayanya. (29)

4. Mengevaluasi risiko-risiko residual, yaitu melakukan penilaian risiko :

pertimbangan-pertimbangannya :

a. Tingkat atau ukuran bahaya yang dihadapi

b. Waktu ekspos

c. Jumlah orang yang terekspos

d. Probabilitas peristiwa terjadi

Mengevaluasi secara kualitatif :

a. Berdasarkan penaksiran pribadi. (contohnya tinggi, sedang, atau

rendah)

b. Bersifat subjektif
32

c. Dapat diberi nilai numerik (lihatlah dibawah ini) atau secara

kuantitatif.

d. Berdasarkan data laju kegagalan (failure acts) yang diterbitkan

e. Sering dicatat sebagai probabilitas.(29)

5. Mengembangkan strategi-strategi pencegahan. Cara-caranya :

a. Menghilangkan perlengkapan, material, substansi, atau metode kerja

yang berbahaya

b. Mensubstitusi perlengkapan, material, substansi, atau metode kerja

dengan lebih aman

c. Mencegah ekspos atau kontak dengan menggunakan struktur

kumbung, wadah, atau sarana pelindung yang sesuai (pengamanan)

d. Mengendalikan ekspos atau kontak dengan cara membatasi akses atau

waktu kontaknya dengan substansi.

e. Penyediaan PPE sebagai usaha terakhir.(29)

6. Mengadakan pelatihan tentang operasi :

a. Metode-metode kerja yang baru

b. Penggunaan upaya-upaya pencegahan yang benar.(29)

7. Penerapan tindakan pencegahan.(29)

8. Memonitor kinerja. Memastikan pelaksanaan hal-hal berikut :

a. Upaya-upaya pencegahan/memtode kerja yang sedang digunakan

b. Upaya-upaya pencegahan berjalan dengan efekktif

c. Metode kerja yang baru tidak menciptakan bahaya baru

d. Menandai dan mmengoreksi kemungkinan kelemahan upaya-upaya

pencegahan tersebut.(29)
33

9. emeriksa kembali dan merevisi.

a. Memastikan bahwa metode-metode yang dijalankan masih efektif

b. Memperbaharui tindakan-tindakan pencegahan

c. Ketika metode atau material kerjanya berubah

d. Jika penilaian yang tidak efekktif lagi.(29)

Jika masih ada bahaya residual, kita perlu menentukan prioritas untuk

mengatasinya. Hal ini dapat diselesaikan baik secara subyektif berdasarkan

pengetahuan penilai tentang proses-proses tersebut atau melalui penentuan niali

numerik untuk setiap bahaya residual. Oleh karenanya, kita mengembangkan

pemeringkatan risiko dengna mencermati sejumlah factor :


34

Persiapkan program penilaian

Pilih area yang akan dinilai S

Identifikasi bahaya I

M
Hilangkan atau kurangilah bahaya
P
Tentukanlah cakupan bahaya
A
Probabilitas terjadinya kecelakaan
N
Parahnaya cedera yang mungkin
terjadi

Evaluasilah
risiko

Putuskanlah
tindakan
pencegahan

Buatlah
pelatihan buat
operator

Implementasikanlah
upaya-upayanya

Jika tidak
Pantau
efektif

Jika upaya masih efektif-


tidak ada tindakan Pengkajian
Ulang
Diperlukan revisi
Evaluasilah

risiko
Gambar 2.3 Diagram Proses Penilaian Risiko
Sumber : Ridley, 2006(29)
Tabel 2.2 Penilaian Risiko

PROBABILITAS MEDIUM (M) LOW (L)


HIGH (H) Kadang Jarang
Sering terjadi/Sangat
SAVERITAS sering terjadi
terjadi/Kemungkinan terjadi/Kemungkinan
sedang terjadi kecil terjadi
Very High (VH)
 Kematian Banyak Orang
 Kerusakan fasilitas besar-besaran (> $ 5.000.000) H15 H14 H11
 Kerusakan lingkungan skala luas daerah tingkat II
High (H)
 Kematian satu orang
 Kerusakan fasilitas berarti ( $ 500.000- $ 5.000.000) H13 H13 H10
 Kerusakan lingkungan berarti diluar lingkungan perusahaan
Medium (M)
 Cacat tetap atau hilang hari kerja
 Kerusakan fasilitas sedang ( $ 100.000- $ 500.000) H9 M8 M4
 Kerusakan lingkungan di seluruh area perusahaan
Low (L)
 Cacat sementara atau cidera rawat medis
 Kerusakan fasilitas ringan ( $10.000- $ 100.000) M7 M6 L2
 Kerusakan lingkungan disatu apartemen
Very Low (VL)
 Cidera ringan (perawatan p3k)
 Kerusakan fasilitas ringan (< $10.000) M5 L3 L1
 Kerusakan lingkungan di satu section tertentu
Sumber : Glenn, 2011(28)

35
Tabel ini dugunakan untuk menilai risiko. Apakah risiko ekstrem, tinggi, sedang, atau rendah, sesuai dengan hasil persilangan antara
probabilitas dan saveritas. Kemudian setelah kita mengetahui tingkat risikonya setelah itu kita melihat upaya kontrol apa yan g disarankan.
Berikut ini adalah table yang menunjukkan tingkatan risiko dari persilangan probabilitas dengan saveritas dan upaya kontrol yang disarankan
untuk menanggulanginya :
Tabel 2.3 Tingkat Risiko dan Tindakan Pengendalian

Tingkat Risiko Tindakan Pengendalian


H15 Tindakan cepat, pekerjaan tidak harus dilanjutkan, potensi kerugian serius, pekerjaan harus dikaji
H14 ulang atau tindakan pengendalian lebih lanjut diberlakukan unutk mengurangi risiko, control ini
H13 harus tunduk pada penilaian penuh dan diterima sebelum pekerjaan dapat dimulai kembali.
H12 Pekerjaan hanya dapat dilanjutkan dengan otorisas langsung dari manager, setelah berkonsultasi
H11 dengan personil spesialis dan tim penilai. sedapat mungkin pekerjaan harus dikaji ulang untuk
H10 memperhitungkan bahaya yang terlibat atau risiko harus dikurangi lebih lanjut sebelum pekerjaan
H9 dimulai kembali.
M8 Pekerjaan dapat dilanjutkan, namun hanya di bawah pengawasan dan pemantauan ketat. Tim harus
M7 kembali menilai daerah pekerjaan untuk melihat apakah risiko dapat dikurangi lebih lanjut sebelum
M6 pekerjaam dibiarkan berlanjut.
M5
M4 Langkah-langkah yang dapat diterima, namun meninjau untuk melihat apakah risiko dapat
L3 dikurangi lebih jauh.
L2
L1 Tingkat risiko yang dapat diterima tidak perlu mempertimbangkan lebih lanjut.
Sumber : Glenn, 2011(28)

36
37

2.6.3 Pengendalian Risiko


Bahaya yang sudah diidentifikasi dan dinilai, maka selanjutnya harus

dilakukan perencanaan pengendalian risiko untuk mengurangi risiko sampai batas

minimal/sesuai standar.

Pengendalian risiko dapat mengikuti Pendekatan Hirarki Pengendalian

(Hirarchy of Control). Hirarki pengedalian risiko adalah suatu urutan-urutan dalam

pencegahan dan pengendalian risiko yang mungkin timbul yang terdiri dari

beberapa tingkatan secara berurutan. Di dalam hirarki pengendalian risiko

terdapat 2 (dua) pendekatan, yaitu :

a. Pendekatan ”Long Term Gain” yaitu pengendalian berorientasi jangka

panjang dan bersifat permanen dimulai dari pengendalian substitusi, eliminasi,

rekayasa teknik, isolasi atau pembatasan, administrasi dan terakhir jatuh pada pilihan

penggunaan alat pelindung diri.

b. Pendekatan ”Short Term Gain”, yaitu pengendalian berorientasi jangka

pendek dan bersifat temporari atau sementara. Pendekatan pengendalian ini

diimplementasikan selama pengendalian yag bersifat lebih permanen belum dapat

diterapkan. Pilihan pengendalian risiko ini dimulai dari penggunaan alat pelindung

diri menuju ke atas sampai dengan substitusi. (30)


38

Menghilangkan bahaya

Penggantian

Rekayasa engineering

Administratif

Alat Pelindung Diri (APD)

Gambar 2.4 Hirarki Pengendalian Risiko


Sumber : Tarwaka, 2008(30)
Hirarki Pengendalian Risiko merupakan suatu urutan-urutan dalam

pencegahan dan pengendalian risiko yang mungkin timbul yang terdiri dari beberapa

tingkatan secara berurutan. Salah satunya dengan membuat rencana pengendalian

antara lain:

a) Eliminasi (Elimination)

Eliminasi merupakan suatu pengendalian risiko yang bersifat permanen dan

harus dicoba untuk diterapkan sebagai pilihan prioritas utama. Eliminasi dapat

dicapai dengan memindahkan obyek kerja atau sistem kerja yang berhubungan

dengan tempat kerja yang tidak dapat diterima oleh ketentuan, peraturan atau standar

baku K3 atau kadarnya melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) yang diperkenankan.

Cara pengendalian yang baik dilakukan adalah dengan eliminasi karena potensi

bahaya dapat ditiadakan.

b) Substitusi (Substitution)

Cara pengendalian substitusi adalah dengan menggantikan bahan- bahan dan

peralatan yang lebih berbahaya dengan bahan-bahan dan peralatan yang kurang

berbahaya atau yang lebih aman.


39

c) Rekayasa Teknik (Engineering Control)

Pengendalian rekayasa teknik termasuk merubah struktur obyek kerja

untuk mencegah seseorang terpapar potensi bahaya. Cara pengendalian yang

dilakukan adalah dengan pemberian pengaman mesin, penutup ban berjalan,

pembuatan struktur pondasi mesin dengan cor beton, pemberian alat bantu

mekanik, pemberian absorber suara pada dinding ruang mesin yang menghasilkan

kebisingan tinggi, dan lain-lain.

d) Isolasi (Isolation)

Cara pengendalian yang dilakukan dengan memisahkan seseorang dari obyek

kerja, seperti menjalankan mesin-mesin produksi dari tempat tertutup (control room)

menggunakan remote control.

e) Pengendalian Administrasi (Admistration Control)

Pengendalian yang dilakukan adalah dengan menyediakan suatu sistem

kerja yang dapat mengurangi kemungkinan seseorang terpapar potensi bahaya

yang tergantung dari perilaku pekerjanya dan memerlukan pengawasan yang

teratur untuk dipatuhinya pengendalian administrasi ini. Metode ini meliputi

penerimaan tenaga kerja baru sesuai jenis pekerjaan yang akan ditangani, pengaturan

waktu kerja dan waktu istirahat, rotasi kerja untuk mengurangi kebosanan dan

kejenuhan, penerapan prosedur kerja, pengaturan kembali jadwal kerja, training

keahlian dan training K3.

f) Alat Pelindung Diri (APD)

Alat pelindung diri yang digunakan untuk membatasi antara terpaparnya

tubuh dengan potensi bahaya yang diterima oleh tubuh. (30)


2.7 Keaslian Penelitian

Tabel 2.4 Keaslian Penelitian

Nama
No. Tahun Judul Desain Hasil Komentar
Peneliti
Analisis Risiko Keselamatan Masih terdapat risiko-risiko dengan Masih terdapat risiko
Pekerja Kontraktor yang Bekerja level of risk mencapai tingkat extreme, extreme, ini harus
Muhammad
Menggunakan Scaffolding pada sehingga perusahaan harus segera sesegera mungkin
1 Gilang Dwi 2009 Deskriptif
Renovasi Gedung Pusat melakukan pengendalian engineering melakukan engineering
Prasetyo
Administrasi Universitas dan administrative control control dan administrative
Indonesia control.

Penilaian Risiko Pekerjaan Masih terdapat beberapa tahapan sangat diperlukan tindak
menggunakan Metode Job Safety pekerjaan yang memiliki risiko tinggi lanjut untuk mengatasi
Analysis (JSA) di PT. P & P di bagian timbang, gilingan dan press, pekerjaan yang memiliki
Kuantitatif
2 Aulia Rahman 2015 Lembah Karet Padang tahun 2015 sedangkan di bagian peremahan dan risiko tinggi, agar target
Deskriptif
cuci lory masih ada tahapan pekerjaan perusahaan “zero
yang memiliki risiko sedang dan accident” bisa tercapai.
rendah.

Wikaningrum Penilaian Risiko Pekerjaan dengan Masih terdapat risiko tinggi, sedang, Risiko tinggi itu harus
Deskriptif
3 Hikmah 2014 Job Safety Analysis (JSA) dan rendah di perusahaan. segera di intervensi, baik
Analitik
Kusumasari Terhadap Angka Kecelakaan Kerja Terdapat hubungan antara kecelakaan dengan engineering

40
pada Karyawan PT. Indo Acidata kerja dengan kesadaran pekerja control, administrative
Tbk Kemiri, Kebakkramat, tentang pentingnya safety saat bekerja control ataupun serendah-
Karanganyar dan variable-variabel lainnya. rendahnya dengan
pemakaian APD.

Identifikasi Penilaian Aktivitas Didapat potensi bahaya yang memiliki Ternyata masih banyak
Pengelasan pada Bengkel Umum tingkat risiko peringkat tertinggi risiko dengan Level of risk
dengan Pendekatan Job Safety adalah terkena sinar ultraviolet dan yang tinggi di bengkel
Brian Hadi
Analysis infra merah, asap pengelasan terhirup umum tersebut. Harus ada
Winiarto &
4 2013 Deskriptif pekerja, percikan api mengenai benda upaya pengendalian
Ade Sri
yang mudah terbakar atau tabun, segera sebelum risiko
Mariawati
terdapat kandungan gas hydrogen di tersebut meimbulkan lebih
area pengelasan tempat tertutup dan banyak gangguan/
ketinggian kecelakaan.

Penerapan Risk Management Penerapan risk management dengan Manajemen risiko belum
dengan Metode Job Safety metode Job Safety Analysis (JSA) dilaksanakan dengan baik,
Analysis (JSA) sebagai Upaya belum dilaksanakan dengan baik di maka masih banyak risiko
Dzulfikar
5 2011 Pencegahan Kecelakaan Kerja di Deskriptif area coal crushing plant (CCP) yang belum terdeteksi dan
Aziz Fauzan
area coal crushing plant (CCP) belum terkendali sehingga
PT. Marunda Grahamineral Laung dapat membahayakan.
Tuhup Site Kalimantan Tengah

41
Gambaran Penerapan Sistem Belum memiliki ahli K3, Sistem Bulan april tahun lalu
Manajemen Kesehatan dan perencanaan K3 belum baik, dan mungkin belum ada ahli
Keselamatan Kerja di PT. Belum terlaksana penerapan Sistem K3 namun sekarang sudah
Yosar Dilla
6 2015 Batanghari Barisan Padang Tahun Kualitatif Manajemen Keselamatan dan ada, dan memang
Marta
2015 Kesehatan Kerja (SMK3) yang baik sepertinya Pt. Batanghari
Barisan harus lebih
memperhatikan aspek K3

Identifikasi Bahaya dan Penilaian Teridentifikasi 19 bahaya yang Masih banyaknya risiko
Risiko Keselamatan dan bersumber dari lingkungan, kerja, tinggi adalah suatu
Artia Tamado Kesehatan Kerja Tahun 2009 Kualitatif energy, pekerjaan manual, plant dan masalah yang harus segera
7 2010
Sitorus Deskriptif zat kimia. Dan masih banyak tingkat di atasi. Jika tidak, cepat
risiko tinggi di unit utility PT. SK atau lambat akan terjadi
Keris Banten. kecelakaan kerja.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah:


1. Penelitian ini dilakukan di PT. Batanghari Barisan Padang.
2. Merupakan penelitian Kuantitatif dalam bentuk Deskriptif.
3. Menggunakan Job Safety Analysis (JSA) dan Matriks Penilaian Risiko dalam analisis hasil penelitian.
4. Hasil penelitian berupa tabel-tabel JSA yang menggambarkan risiko-risiko pekerjaan yang ada di perusahaan.
5. Tidak memiliki variable Dependen dan Independen serta tidak mencari hubungan antar variable.

42
43

2.8 Kerangka Berfikir

Tempat Kerja

Tahapan Pekerjaan

Identifikasi Bahaya
(Hazard Identification)

Penilaian Risiko
(Risk Assessment)

Pengendalian Risiko
(Risk Control)

Gambar 2.5 Kerangka Berfikir Penelitian Identifikasi Bahaya, Penilaian dan


Pengendalian Risiko di PT. Batanghari Barisan Tahun 2016
BAB 3 : METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan pendekatan Job Safety
Analysis (JSA).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan pada bulan Maret – April 2016. Tempat penelitian
adalah di PT. Batanghari Barisan yang berlokasi di Kelurahan batuang taba
Kecamatan Lubuk Begalung Kota Padang.

3.3 Pengambilan Data


Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini didapatkan dari sumber primer

dan sekunder. Data Primer diperoleh dengan pengamatan langsung di lapangan atau

observasi, dengan melibatkan koordinator lapangan, mandor maupun pekerja di

lokasi untuk verifikasi informasi dan keakuratan data. Sedangkan data sekunder

diperoleh dari pencatatan serta dokumen yang tersedia di PT. Batanghari Barisan.

3.4 Job Safety Analysis


Salah satu teknik analisa bahaya yang sangat popular dan banyak digunakan

di lingkungan kerja adalah dengan metode Job Safety Analysis (JSA). Teknik ini

bermanfaat untuk mengidentifikasi dan menganalisa bahaya dalam suatu pekerjaan

(job) seperti mengganti bola lampu, memasang AC, mengganti ban serep dan

sebagainya.

JSA merupakan metode yang secara sistematis menguraikan sebuah

pekerjaan untuk mengidentifikasi bahaya dan potensi insiden yang berhubungan

dengan setiap tahapan kerja, mengevaluasi risiko dan menentukan tindakan

pencegahannya, yang nantinya dapat digunakan untuk mengembangkan solusi yang

44
45

dapat menghilangkan dan mengontrol bahaya. Hal ini sejalan dengan pendekatan

sebab kecelakaan yang bermula dari adanya kondisi atau tindakan tidak aman saat

melakukan suatu aktivitas. Karena itu dengan melakukan identifikasi bahaya pada

setiap jenis pekerjaan dapat dilakukan pencegahan yang tepat dan efektif.

Hasil JSA akan dianalisa dan dievaluasi kembali, dibandingkan dengan

ketentuan yang berlaku, serta dicocokkan dengan situasi dan kondisi sumber daya

perusahaa sehingga rekomendasi atau saran yang diberikan kepada perusahaan

merupakan upaya pengendalian yang lebih efektif da efisiendalam rangka

perbaikan/pengembangan sistem manajemen risiko di perusahaan, agar mutu/kualitas

sistem manajemen risiko (risk management) di perusahaan terus berkembang dan

menjadi lebih baik.

Urutan implementasi Job Safety Analysis (JSA) dalam penelitian adalah

sebagai berikut:

a. Menentukan bagian yang akan di analisa.

b. Merincikan Jenis Pekerjaan, Tahapan pekerjaan dan mesin/alat kerja yang

digunakan disetiap bagian dengan tabel berikut.

Tabel 3.1 Formulir Tahapan Pekerjaan

Jenis
No Tahapan Pekerjaan Mesin/Alat Kerja
Pekerjaan
46

c. Identifikasi potensi bahaya pada setiap tahap pekerjaan dengan menggunakan

tabel berikut.

Tabel 3.2 Formulir Identifikasi Bahaya

Jenis Mesin/Alat
No Tahapan Pekerjaan Bahaya Risiko
Pekerjaan Kerja

d. Menentukan tingkat risiko dari tahapan pekerjaan berdasarkan matriks (tabel

3.4) dengan menggunakan formulir (tabel 3.5) berikut.

Tabel 3.3 Matriks Penilaian Risiko

PROBABILITAS MEDIUM
HIGH (H/3) LOW (L/1)
(M/2) Jarang
Sering terjadi/Sangat Kadang terjadi/Kemungkina
sering terjadi terjadi/Kemungkina
SAVERITAS n kecil terjadi
n sedang terjadi
Very High (VH/5)
 Kematian Banyak Orang
 Kerusakan fasilitas besar-
besaran (> $ 5.000.000)
 Kerusakan lingkungan
H15 H14 H11
skala luas daerah tingkat II

High (H/4)
 Kematian satu orang
 Kerusakan fasilitas berarti (
$ 500.000- $ 5.000.000)
 Kerusakan lingkungan H13 H13 H10
berarti diluar lingkungan
perusahaan
47

Medium (M/3)
 Cacat tetap atau hilang hari
kerja
 Kerusakan fasilitas sedang
( $ 100.000- $ 500.000) H9 M8 M4
 Kerusakan lingkungan di
seluruh area perusahaan

Low (L/2)
 Cacat sementara atau
cidera rawat medis
 Kerusakan fasilitas ringan (
$10.000- $ 100.000) M7 M6 L2
 Kerusakan lingkungan
disatu apartemen

Very Low (VL/1)


 Cidera ringan (perawatan
p3k)
 Kerusakan fasilitas ringan
(< $10.000)
M5 L3 L1
 Kerusakan lingkungan di
satu section tertentu

Tabel 3.4 Formulir Penilaian Risiko


Penilaian Risiko
Jenis Tahapan Mesin/Alat
No Bahaya Risiko Tingkat
Pekerjaan Pekerjaan Kerja Probabilitas Severitas Ket
Risiko
48

e. Menentukan rekomendasi pengamanan untuk mengendalikan bahaya :

identifikasi system pengamanan, apa saja pengamanan yang tersedia atau

yang perlu dilakukan untuk setiap langkah pekerjaan dengan menggunakan

formulir berikut.

Table 3.5 Formulir Pengendalian Risiko


Pengendalian Rekomendasi
Jenis Tahapan Tingkat
No. Bahaya Risiko Ket yang sudah pengendalian
Pekerjaan Pekerjaan Risiko
diterapkan lanjutan
3.5 Definisi Istilah
Tabel 3.6 Definisi Istilah

Variabel Definisi Istilah Cara Pengukuran

Segala sesuatu yang berpotensil menyebabkan luka, cedera atau penyakit


Identifikasi bahaya dengan formulir
Hazard (Potensi Bahaya) pada manusia. Kerusakan atau gangguan lingkungan, property harta
identifikasi bahaya
benda, gedung dan peralatan-peralatan lainnya.

Probabilitas Tingkat kemungkinan suatu bahaya dapat menimbulkan risiko serta


Observasi dan wawancara
(Peluang) digunakan sebagai gambaran kualitatif dari peluang

Severitas
Akibat atau dampak dari suatu kejadian yang dinyatakan secara kualitatif Observasi dan wawancara
(Keparahan)

Extent of risk
Tingkat Risiko Keselamatan Kerja Matriks Analisis risiko
(Tingkat Risiko)

49
BAB 4 : HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian


4.1.1 Profil perusahaan
PT. Batanghari Barisan merupakan perusahaan swasta nasional terletak di

atas tanah seluas 1,6 Ha yang berlokasi di Jalan By Pass, Kelurahan Betung Tebal,

Kecamatan Lubuk Begalung, Padang. Memulai produksi karet remah (Crumb

Rubber) yang merupakan produk setengah jadi yang digunakan sebagai bahan baku

dalam pembuatan ban sejak tahun 1983 dengan kapasitas rata-rata 20.000 ton/tahun

dan jumlah karyawan sebanyak 340 orang. PT. Batanghari Barisan memproduksi

SIR 20 dengan bahan olahan karet yang digunakan untuk memenuhi ketentuan SNI

Bokar (06-2047) yang berlaku, dan kesepakatan GAPKINDO II. SIR 20 mempunyai

beberapa kriteria tertentu yaitu:

1. Tidak mengandung kontaminan vulkanisar karet

2. Tidak mengandung kontaminan berat

3. Mengandung kontaminan ringan maksimum 5%

4. Penggumpalan secara alami atau menggunakan bahan penggumpal

Perusahaan memiliki peralatan produksi yang memadai dan cukup baik

dilengkapi dengan peralatan inspeksi dan pengujian sebagai sarana kontrol produksi

dan didukung oleh sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan dan

keterampilan sesuai di bidang tugasnya.

Hasil produksi tersebut nantinya akan digunakan sebagai bahan baku untuk

ban dan non ban, yang banyak dipesan oleh perusahaan dalam maupun luar negeri.

Adapun konsumen tetap dari hasil produksi PT. Batanghari Barisan antara lain:

50
51

1. Pemakai langsung

a. Good Year

b. Bridgestone

c. Societe Des Matieres Premieres Tropical (S.M.P.T)

d. Continental

e. Cooper Tire

2. Broker

a. Alcan

b. Lewis & Piet

c. Centro Trade

d. Cargill.(24)
52

4.1.2 Jenis peralatan dan sarana produksi


Jenis Peralatan dan Sarana Produksi yang digunakan pada pabrik PT.
Batanghari Barisan adalah sebagaimana tertera pada berikut:

Tabel 4.1Jenis Peralatan dan Sarana Produksi

Jumlah Negara Energi


No Nama Peralatan Kondisi
(unit) Pembuat Penggerak
(%)

1 Prebreaker 1 80 LOKAL Listrik


2 Breaker 2 80 LOKAL Listrik
3 Hammermill 4 85 LOKAL Listrik
4 Creper/Gilingan 16 85 LOKAL Listrik
5 Cutter 3 90 LOKAL Listrik
6 Dryer 2 95 LOKAL Listrik
7 Hydraulic Press 4 85 RRC Listrik
8 Conveyer Belt 12 85 LOKAL Listrik
9 Conveyer Keranjang 10 80 LOKAL Listrik
10 Pompa Air Sungai 4 80 USA Listrik
11 Pompa Limbah 7 85 USA Listrik
12 Air Lift Pump 4 85 LOKAL Udara
13 Metal detector 2 95 USA Listrik
14 Forming Box 110 90 LOKAL -
15 Batu Kempa 155 90 LOKAL -
16 Forkflift 7 90 JAPAN Diesel
17 Genset 2 85 RRC/JAPAN (solar
Diesel
(solar)
18 Blower 6 90 Ex. Taiwan Listrik
19 Timbangan Digital 10 85 USA Listrik
20 Timbangan Manual 8 80 -
21 Gerobak Blanket 36 85 LOKAL -
22 Pengulung Blanket 2 90 LOKAL Listrik
Sumber : PT. Batang Hari Barisan(24)
53

4.1.3 Jumlah, Kualifikasi dan Klasifikasi Tenaga Kerja


Pabrik PT. BATANGHARI BARISAN beroperasi dalam 1 (satu) minggu 6

hari kerja dengan Jumlah shift kerja sebanyak 2 Shift. Shift 1 (Jam 07.00 – 15.00

Wib) dan Shift - 2 (Jam 15.00 - 23.00 Wib). Tenaga kerja yang terlibat dalam

operasional ini berjumlah 244 orang dengan klasifikasi dan kualifikasi secara rinci

disajikan pada Tabel 4.2. Hubungan antara tenaga kerja dengan perusahaan diatur

dalam bentuk Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang mengatur Hak dan Kewajiban

masing-masing pihak.(24)

Tabel 4.2 Kualifikasi dan Klasifikasi Tenaga Kerja Pabrik PT. Batanghari Barisan

KLASIFIKASI JENIS KELAMIN KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN

LK W JML WNI WNA SD SLTP SLTA PT

1. Manager ke
atas 1 - 1 1 - - - - 1
2. Staff 36 15 51 51 - - 11 40 11
3. Pekerja/
Karyawan 164 29 193 193 - 90 40 50 1

TOTAL 210 34 244 244 - 90 51 90 13

Sumber : PT. Batanghari Barisan(31)

4.1.4 Waktu Operasi Pabrik dan Jumlah Shift Kerja


Jumlah hari kerja dalam seminggu : 6 hari kerja

Jumlah jam kerja per hari : 16 jam kerja

Jumlah shift : 2 shift yaitu

A. Shift I : 07.00 – 15.00

B. Shift II : 15.00 – 23.00


54

4.1.5 Kecelakaan kerja


Gambaran insiden kecelakaan kerja berdasarkan bagian di PT. Batanghari
Barisan dapat dilihat pada gambar 4.1.

Sumber : Data Kecelakaan Kerja PT. Batanghari Barisan(32)


Gambar 4.1 Angka Kecelakaan Kerja PT. Batanghari Barisan tahun 2007-2015

Berdasarkan grafik pada gambar 4.1, dapat diketahui bahwa insiden

kecelakaan kerja di PT. Batanghari Barisan pada tahun 2007-2015 terjadi sebanyak

14 kasus di Bagian Cutter, 16 kasus di Bagian Gilingan, 19 kasus di Bagian Press,

12 kasus di Bagian Timbang, 12 kasus di Bagian Bengkel dan 4 kasus terjadi diluar

pabrik (saat karyawan hendak pergi ke pabrik ataupun ketika pulang dari pabrik).

Dari seluruh kejadian kecelakaan kerja yang terjadi, 1 orang meninggal dunia dan

yang lainnya sembuh tanpa cacat.


55

4.2 Job Safety Analysis


4.2.1 Identifikasi Bahaya
Bagian yang akan di analisa adalah tujuh Bagian di Departemen Produksi

yaitu : bagian Timbang, Bagian Gilingan, Bagian Ampaian, Bagian Cutter, Bagian

Press, Bagian Packing, dan Bagian Bengkel.

4.2.1.1 Perincian Jenis Pekerjaan dan Tahapan Pekerjaan di setiap bagian


Sebelum mengidentifikasi Bahaya yang ada pada masing-masing tahapan
tentunya kita harus mengetahui tahapan-tahapan pekerjaannya. Berikut adalah
tahapan-tahapan pekerjaan di setiap bagian.
Tabel 4.3 Jenis dan Tahapan Pekerjaan Bagian Timbang

Jenis Pekerjaan No. Tahapan Pekerjaan Mesin/Alat Kerja


Menimbang 1 Membawa Bokar dari Truk
pemasok menuju teras
pembelian.
2 Menurunkan Bokar dari truk Gancu
pengangkut menggunakan
Gancu
3 Bokar dipotong Alat pemotong
(mesin besar)
4 Penimbangan Bokar Gancu
Timbangan Digital
5 Bokar disimpan ke gudang Forklift
penyimpanan bahan Baku.

Tabel 4.4 Jenis dan Tahapan Pekerjaan Bagian Gilingan

Jenis Pekerjaan No. Tahapan Pekerjaan Mesin/Alat Kerja


Menggiling 1 Bokar dimasukkan kedalam 1.Forklift
Bak breaker 2.Mesin breaker

2 Pekerja Mendorong Bokar Kayu yang


masuk ke Breaker ujungnya sudah di
modifikasi pakai
besi
3 Masuk ke mesin Pencacahan Hammermill I dan
I dan II II
4 Hummer Mill ke Bak Makro Bak makro
Bending I (Bak Bulat) blending I
5 Dari bak bulat ke makro Bak makro
blending II bak petak blending II
56

6 Pemilahan Kontaminasi Belt Conveyor


7 Masuk Ke mesin gilingan 1- Mesin Gilingan
4 (otomatis)
8 Masuk ke gilingan 5-6 Mesin Gilingan
(manual)
9 Menggulung Blanket Karet 1.Mesin
Penggulung,
2.Gerobak
gulungan karet

Tabel 4.5 Jenis dan Tahapan Pekerjaan di Bagian Ampaian

Jenis
No. Tahapan Pekerjaan Mesin/Alat Kerja
Pekerjaan
Menjemur 1 Blanket karet di timbang 1.Gerobak gulungan
Blanket karet
2.Timbangan Digital
2 Menaikkan blanket ke lift 1.Gerobak
2.lift
3 Menaikkan blanket ke kamar 1.Lift
gantung angin 2.Gerobak
4 Menurunkan blanket dari lift 1.Gerobak
5 Penggantungan blanket di kamar 1.Gerobak
gantung angin 2.Mesin Roller
6 Pengambilan contoh uji blanket Gergaji
basah
7 Pengeringan -
8 Pengambilan contoh uji blanket Gergaji
kering
9 Penurunan Blanket kering di 1.Gerobak
masukkan ke dalam gerobak 2.Mesin roller
10 Menurunkan gerobak blanket dari 1.Lift
kamar jemur ke lantai dasar 2.Gerobak

Tabel 4.6 Jenis dan Tahapan Pekerjaan di Bagian Pencacahan/Cutter

Jenis
No. Tahapan Pekerjaan Mesin/Alat Kerja
pekerjaan
Mencacah 1 Memasukkan Blanket ke dalam mesin 1.Mesin peremah
Peremahan/cutter 2.Gerobak
2 Dari mesin cutter masuk ke bak cucian Bak cucian
remahan/hasil cutter
3 Memasukkan hasil remahan ke dalam Trolley
Trolley
4 Setelah trolley terisi penuh oleh karet 1.Trolley
yang telah di remah, Trolley di masukkan 2.Mesin dryer
ke dalam mesin Dryer
57

Tabel 4.7 Jenis dan Tahapan Pekerjaan di Bagian Press

Jenis
No. Tahapan Pekerjaan Mesin/Alat Kerja
Pekerjaan
Pengempaan 1 Mengeluarkan karet jadi dari trolley Gancu
/Press 2 Memotong dan menimbang karet jadi 1.Gergaji
2.Timbangan
digital
3 Memasukkan karet jadi ke mesin press Mesin press
(per 1 bandela = 35 kg)

Tabel 4.8 Jenis dan Tahapan Pekerjaan di Bagian Packing

Jenis
No. Tahapan Pekerjaan Mesin/Alat Kerja
Pekerjaan
Mengemas 1 Pemungutan kontaminasi -
bandela 2 Pengecekan metal detector Mesin metal
detector
3 Penimbangan ulang Timbangan Digital
4 Pengantongan bandela 1.Solder
2.Kantong plastik
5 Memasukkan bandela ke dalam metal -
box
6 Menumpuk metal box Forklift

Tabel 4.9 Jenis dan Tahapan Pekerjaan di Bagian Bengkel

Jenis
No Tahapan Pekerjaan Mesin/Alat Kerja
Pekerjaan
Pengelasan 1 Mempersiapkan material yang akan di 1.Las Listrik
las 2.Besi
3.Kawat las baja
2 Membersihkan material pada obyek yang Lap atau besi untuk
akan dilas mengerok
3 Menyambung tang masa Tang
4 Memasang elektroda
5 Pengelasan Las listrik
6 Mendinginkan material (pemeriksaan) -
7 Membersihkan material Palu perak
8 Mematikan listrik pada mesin las -
9 Memindahkan material yang sudah di las Besi
10 Membersihkan areal kerja setelah Sapu
pengelasan
Menggerinda 1 Menyalakan gerinda Gerinda
2 Gerinda (menghaluskan material) Gerinda
Membubut 1 Siapkan material sesuai dengan diameter Mesin bubut
luar ulir
58

2 Memasang Material Mesin bubut


3 Setel pahat ulir dan eretan Mesin bubut
4 Menjalankan mesin Mesin bubut
5 Mengecek kecepatan potong Mesin bubut
6 Tentukan kedalaman pemotong ulir Mesin bubut
7 Pemberian caairan pendingin pada benda Mesin bubut
kerja Cairan pendingin
8 Membuka atau melepaskan benda kerja Mesin bubut

4.2.1.2 Identifikasi Bahaya Pada Setiap Tahap Pekerjaan

Langkah ini merupakan hal pertama yang dilakukan sebelum evaluasi yang

lebih mendetil dilaksanakan, yaitu melakukan pengukuran kasar bahaya di

lingkungan kerja. Tahap identifikasi bahaya kerja dimulai dengan mengadakan

pendekatan dan diskusi dengan para pekerja yang berhubungan langsung dengan

mesin, peralatan, komponen fisik dan tata laksana pekerjaan di tempat kerja.

Identifikasi Bahaya Kerja dapat ditunjukkan oleh tabel berikut ini.

Tabel 4.10 Identifikasi Bahaya di Bagian Timbang


Jenis Tahapan Mesin/Alat
No. Bahaya Risiko
Pekerjaan Pekerjaan Kerja
Menimbang 1 Membawa Bokar Truk Tempat Truk menyeggol
dari pemasok parkir truk pagar/ pembatas/
menuju teras tidak pekerja
pembelian. spesifik
2 Menurunkan Gancu Gancu Tangan/ kaki
Bokar dari truk tajam/ terluka
pengangkut runcing
menggunakan
Gancu
3 Bokar dipotong Alat Pisau tajam Jari/ tangan
pemotong terpotong
(mesin
besar)
4 Penimbangan 1.Gancu Gancu tajam Tangan/kaki
Bokar 2.Timbangan terluka
digital
5 Bokar disimpan ke Forklift 1.Forklift 1.Menabrak
gudang yang orang
penyimpanan bergerak
bahan Baku. 2.Tumpukan
bahan baku 2.Tertimpa
tinggi tumpukan
59

Risiko yang dapat muncul di Bagian Timbang adalah kerusakan pagar atau

menabrak orang yang sedang berjalan, tangan/kaki terluka karena terkena gancu, jari

atau tangan terpotong oleh alat pemotong bokar, mobil forklift berisiko menabrak

orang dan tumpukan bahan yang tinggi dapat jatuh lalu menimpa pekerja.

Tabel 4.11 Identifikasi Bahaya di Bagian Gilingan


Jenis Tahapan Mesin/Alat
No. Bahaya Risiko
Pekerjaan Pekerjaan Kerja
Menggiling 1 Bokar dimasukkan 1.Forklift 1.Forklift 1.Menabrak
kedalam Bak 2.Mesin yang bergerak orang
breaker breaker 2.Mesin
berjalan
otomatis 2.Tangan
terkena bagian
mesin yang
bergerak
2 Pekerja Kayu yang Tempat Terjatuh
Mendorong Bokar ujungnya pekerja
masuk ke Breaker sudah di mendorong
modifikasi dari atas
pakai besi breaker
(tinggi)
3 Masuk ke mesin Hammermill Mesin Tangan terkena
Pencacahan I dan I dan II berjalan bagian mesin
II otomatis yang bergerak
4 Hummer Mill ke Bak makro 1.Air yang 1.Iritasi kulit
Bak Makro blending I terkontaminasi
Bending I (Bak Bokar
Bulat) 2.Mesin yang 2.Tangan
berjalan terkena bagian
otomatis mesin yang
bergerak
5 Dari bak bulat ke Bak makro 1.Air yang 1.Iritasi kulit
makro blending II blending II terkontaminasi
bak petak Bokar
2.Mesin yang 2.Tangan
berjalan terkena bagian
otomatis mesin yang
bergerak
6 Pemilahan Belt 1.Mesin yang 1.Tangan
Kontaminasi Conveyor bergerak tergesek belt
otomatis conveyor
2.Bokar yang
basah 2.Iritasi kulit
tangan
7 Masuk Ke mesin Mesin Mesin yang Terkena bagian
gilingan 1-4 Gilingan berjalan mesin yang
(otomatis) otomatis bergerak
60

8 Masuk ke gilingan Mesin Mesin Tangan tergiling


5-6 (manual) Gilingan bergerak
9 Menggulung 1.Mesin Gerakan Terkena tangan
Blanket Karet Penggulung berputar
2.Gerobak mesin
gulungan penggulung
karet

Risiko yang dapat muncul di Bagian Gilingan adalah mobil forklift yang

bergerak bisa saja menabrak orang dan orang yang tertabrak bisa menderita luka-luka

bahkan patah tulang. Mesin-mesin yang bergerak otomatis berisiko terkena pekerja

dan menyebabkan luka, tempat kerja yang tinggi berisiko pekerja terjatuh dan air

yang terkontamnasi dapat menyebabkan gatal-gatal pada kulit bagi pekerja yang

alergi atau mempunyai penyakit kulit.

Tabel 4.12 Identifikasi Bahaya di Bagian Ampaian


Jenis Tahapan Mesin/Alat
No. Bahaya Risiko
Pekerjaan Pekerjaan Kerja
Menjemur 1 Blanket karet di 1.Gerobak Lantai terpeleset
Blanket timbang gulungan basah,
karet terkadang
2.Timbangan licin
Digital
2 Menaikkan 1.Gerobak Lantai terpeleset
blanket ke lift 2.lift basah,
terkadang
licin
3 Menaikkan 1.Lift Gerobak Gerobak jatuh
blanket ke kamar 2.Gerobak bisa saja Menimpa orang
gantung angin bergerak ke
arah keluar
lift
4 Menurunkan Gerobak Lantai Terpeleset
blanket dari lift basah,
terkadang
licin
5 Penggantungan 1.Gerobak Mesin roller Terkena mesin
blanket di kamar 2.Mesin yang roller yang
gantung angin Roller berputar berputar

6 Pengambilan Gergaji Mata gergaji Tangan terkena


contoh uji blanket tajam mata gergaji
basah
7 Pengeringan Tetesan air Terkena tetesan
air
61

8 Pengambilan Gergaji Mata gergaji Tangan terkena


contoh uji blanket tajam mata gergaji
kering
9 Penurunan Blanket 1.Gerobak Mesin yang Tangan terkena
kering di 2.Mesin berputar mesin yang
masukkan ke roller Pekerja berputar
dalam gerobak berada di Pekerja terjatuh
atas gerobak
10 Menurunkan 1.Lift Gerobak Gerobak jatuh
gerobak blanket 2.Gerobak bisa saja Menimpa orang
dari kamar jemur bergerak ke
ke lantai dasar arah keluar
lift

Risiko yang dapat muncul di Bagian Ampaian adalah terpeleset karena lantai

yang basah, gerobak yang bisa jatuh dari lift yang sedang bergerak turun ataupun

naik dapat menimpa pekerja yang sedang berada d bawah, luka robek karena mata

gergaji yang tajam dan tangan luka bila terkena putaran roller.

Tabel 4.13 Identifikasi Bahaya di Bagian cutter


Jenis Thapan Mesin/Alat
No. Bahaya Risiko
Pekerjaan Pekerjaan Kerja
Pencacahan 1 Memasukkan 1.Mesin 1. Pisau Tangan masuk
/Cutter Blanket ke dalam peremah tajam dan ke mesin
mesin 2.Gerobak berputar peremahan
Peremahan/cutter 2. Suara Efek terhadap
mesin pendengaran
2 Dari mesin cutter Bak cucian Air cucian Terkena air
masuk ke bak cucian
cucian
remahan/hasil
cutter
3 Memasukkan hasil Trolley Licin terpeleset
remahan ke dalam
Trolley
4 Trolley 1.Trolley Tempat Luka bakar
dimasukkan ke 2.Mesin masukkan
dalam mesin dryer trolley panas
Dryer

Risiko yang dapat muncul di Bagian Cutter adalah tangan masuk ke mesin

peremahan, suara mesin yang berisik dapat mengakibatkan tuli sementara pada

pekerja yang terus menerus terpapar bising, lantai yang licin berisiko pekerja

terpeleset dan pekerja bisa menderita luka bakar bila terkena mesin dryer yang panas.
62

Tabel 4.14 Identifikasi Bahaya di Bagian Press


Jenis Tahapan Mesin/Alat
No. Bahaya Risiko
Pekerjaan Pekerjaan Kerja
Pengempaan 1 Mengeluarkan Gancu Gancu tajam Tangan/kaki
/Press karet jadi dari terluka
trolley
2 Memotong dan 1.Gergaji Mata gergaji Tangan/kaki
menimbang karet 2.Timbangan tajam terluka
jadi digital
3 Memasukkan karet Mesin press Mesin Tangan terhimpit
jadi ke mesin press bergerak mesin press
(per 1 bandela = otomatis
35 kg)

Risiko yang dapat muncul di Bagian Press adalah tangan/kaki akan terluka

bila terkena gancu yang tajam,tangan/kaki terluka bila terkena mata gergaji yagn

tajam dan tangan bisa terhimpit oleh mesin press.

Tabel 4.15 Identifikasi Bahaya di Bagian Packing


Jenis Tahapan Mesin/alat
No. Bahaya Risiko
Pekerjaan Pekerjaan Kerja
Mengemas 1 Pemungutan - Logam tergores
Bandela kontaminasi
2 Pengecekan metal Mesin metal - -
detector detector
3 Penimbangan Timbangan - -
ulang digital
4 Pengantongan 1.Solder Solder panas Luka bakar
bandela 2.Kantong
plastik
5 Memasukkan - Metal box Terjatuh ke
bandela ke dalam dalam dalam metal box
metal box
6 Menumpuk metal Forklift Forklift Menabrak orang
box yang
bergerak Forklift
Beban yang terjungkit
berlebih

Risiko yang dapat muncul di Bagian Packing adalah tergores oleh logam
yang sedang di pungut, luka bakar yang disebabkan oleh bagian solder yang panas,
terjatuh ke dalam metal box yang sedikit dalam, mobil forklift yang bergerak dapat
menabrak orang yang sedang berjalan disekitarnya dan beban yang melebihi
kapasitas akan menyebabkan mobil forklift jungkit.
63

Tabel 4.16 Identifikasi Bahaya di Bagian Bengkel


Jenis Tahapan Mesin/Alat
No Bahaya Risiko
Pekerjaan Pekerjaan Kerja
Pengelasan Mempersiapkan 1.Las Listrik 1.Material Berat 1.Tertimpa,luka
1 material yang 2.Besi memar ringan
akan di las 3.Kawat las 2.Material 2.Tangan
baja tajam tergores
2 Membersihkan Lap atau 1.Serpihan 1.Tangan
material pada besi untuk 2.material tajam tergores
obyek yang mengerok 3.Debu material 2.Tangan
akan dilas tergores
3.Batuk-batuk
pada pekerja
3 Menyambung Tang Tang Tangan terjepit,
tang masa luka pada tangan
4 Memasang Penjepit Penjepit Tangan terjepit,
elektroda elektroda elektroda luka pada tangan
5 Pengelasan Las listrik
6 Mendinginkan - Material Panas Tangan tersentuh
material material, luka
(pemeriksaan) bakar
7 Membersihkan Palu perak 1.Palu bergerak 1.Tangan
material terpukul palu
2.Material perak
tajam 2.Tangan pekerja
tergores material
tajam
8 Mematikan - Kabel Terjatuh karena
listrik pada kabel tidak
mesin las beraturan, luka
memar ringan
9 Memindahkan Besi 1.Material berat 1.Terbentur
material yang material,
sudah di las tertimpa material
2.Material pada kaki
tajam 2.Tergores
material
10 Membersihkan Sapu 1.Debu 1.Gangguan
areal kerja pernafasan
setelah 2.Serpihan 2.Luka gores
pengelasan material
Menggerinda 1 Menyalakan Gerinda Putaran gerinda Putaran gerinda
gerinda mengenai
pekerja
2 Gerinda Gerinda 1.Percikan api 1.Terkena
(menghaluskan percikan api
material) 2.Material berat 2.Terbentur
material
3.Putaran 3.Terkena
gerinda putaran
gerinda,Luka
gores
64

Membubut 1 Siapkan benda Mesin Material dan Luka lecet


kerja susai bubut mesin
dengan
diameter luar
ulir
2 Pasang benda Mesin Material Luka tergores
kerja dengan bubut
baik
3 Setel pahat ulir Mesin Penjepit Tangan terjepit
dan eretan bubut material di
mesin
4 Menjalankan Mesin Listrik Tersentrum
mesin bubut listrik
5 Mengecek Mesin Pahat Luka teriris atau
kecepatan bubut terpotong
potong
6 Tentukan Mesin Serpihan Percikan
kedalaman bubut material serpihan material
pemotong ulir
7 Pemberian Mesin Cairan Cipratan air
caairan bubut pendingin pendingin ke
pendingin pada Cairan mata
benda kerja pendingin
8 Membuka atau Mesin Material tajam Luka gores
melepaskan bubut
benda kerja
Risiko yang dapat muncul di Bagian bengkel adalah luka gores yang
disebabkan oleh material yang tajam, sakit mata karena terkena serpihan material ke
mata, luka bakar karena api yang timbul dari pengelasan, batuk-batuk pada pekerja
karena debu material, terbentur material karena material yang berat, luka gores
karena putaran gerinda dan tersentrum listrik karena letak kabel yang berantakan.

4.2.2 Penilaian Risiko


Penentuan tingkat risiko dilakukan untuk menentukan seberapa besar
tingkatan bahaya di masing-masing bagian untuk setiap tahapan pekerjaan. Penilaian
risiko dilakukan dengan memperhitungkan probabilitas atau kemungkinan
sering/tidak nya risiko tersebut dapat terjadi serta severitas atau tingkat keparahan
dari akibat yang ditimbulkan oleh risiko tersebut. Tingkat tinggi rendahnya risiko
digambarkan dalam kolom Tingkat Risiko dengan tiga kode warna. Warna merah
untuk menunjukkan risiko tinggi yang harus ditangani (Non Acceptable), warna
kuning untuk menujukkan risiko sedang yang dapat ditangani atau diabaikan, serta
warna hijau untuk menunjukkan risiko rendah yang dapat diabaikan (Acceptable).
65

Hasil identifikasi bahaya kerja beserta penilaian risiko yang didapatkan dari

penelitian di PT. Batanghari Barisan Tahun 2016 dapat digambarkan melalui tabel

4.17 sampai tabel 4.24.

Tabel 4.17 Tingkat Risiko Tahapan Pekerjaan di Bagian Timbang


Penilaian Risiko
Jenis Tahapan Mesin/Alat
No. Bahaya Risiko
Pekerjaan Pekerjaan Kerja Tingkat
P S Ket
Risiko
Menimbang 1 Membawa Truk Tempat Truk
Bokar dari parkir truk menyeggol
Non
pemasok tidak spesifik pagar/ 3 3 H9
Acceptable
menuju teras pembatas/
pembelian. pekerja
2 Menurunkan Gancu Gancu tajam/ Tangan/ kaki
Bokar dari runcing terluka
truk Non
3 3 H9
pengangkut Acceptable
menggunakan
Gancu
3 Bokar Alat Pisau tajam Jari/ tangan
Non
dipotong pemotong terpotong 3 3 H9
Acceptable
(mesin besar)
4 Penimbangan 1.Gancu Gancu tajam Tangan/kaki
Bokar 2.Timbangan terluka 3 2 M7 Acceptable
digital
5 Bokar Forklift 1.Forklift 1.Menabrak
disimpan ke yang orang 3 1 M7 Acceptable
gudang bergerak
penyimpanan 2.Tumpukan 2.Tertimpa
bahan Baku. bahan baku tumpukan 1 2 L2 Acceptable
tinggi

Berdasarkan hasil penilaian risiko di Bagian Timbang diketahui terdapat tiga

tahapan pekerjaan yang memiliki risiko tinggi dan minim pengendalian yaitu

pekerjaan membawa bokar dari pemasok menuju teras pembelian, menurunkan bokar

dari truk pengangkut menggunakan gancu dan pemotongan bokar.

Tabel 4.18 Tingkat Risiko Tahapan Pekerjaan di Bagian Gilingan


Penilaian Risiko
Jenis Tahapan Mesin/Alat
No. Bahaya Risiko Tingkat
Pekerjaan Pekerjaan Kerja P S Ket
Risiko
Menggiling 1 Bokar 1.Forklift 1.Forklift yang 1.Menabrak Non
3 3 H9
dimasukkan bergerak orang Acceptable
kedalam Bak 2.Mesin 2.Mesin 2.Tangan
breaker breaker berjalan terkena
otomatis bagian 2 1 L3 Acceptable
mesin yang
bergerak
2 Pekerja Kayu yang Tempat pekerja Terjatuh
Mendorong ujungnya mendorong dari
Bokar masuk sudah di atas breaker 2 2 M6 Acceptable
ke Breaker modifikasi (tinggi)
pakai besi
66

3 Masuk ke Hammermill Mesin berjalan Tangan


mesin I dan II otomatis terkena
Pencacahan I bagian 2 2 M6 Acceptable
dan II mesin yang
bergerak
4 Hummer Mill Bak makro 1.Air yang 1.Iritasi
ke Bak Makro blending I terkontaminasi kulit 2 2 M6 Acceptable
Bending I Bokar
(Bak Bulat) 2.Mesin yang 2.Tangan
berjalan terkena
otomatis bagian 2 2 M6 Acceptable
mesin yang
bergerak
5 Dari bak bulat Bak makro 1.Air yang 1.Iritasi
ke makro blending II terkontaminasi kulit 1 1 L1 Acceptable
blending II Bokar
bak petak 2.Mesin yang 2.Tangan
berjalan terkena
otomatis bagian 1 1 L1 Acceptable
mesin yang
bergerak
6 Pemilahan Belt 1.Mesin yang 1.Tangan
Kontaminasi Conveyor bergerak tergesek belt 3 1 M5 Acceptable
otomatis conveyor
2.Bokar yang 2.Iritasi
basah kulit tangan 1 1 L1 Acceptable

7 Masuk Ke Mesin Mesin yang Terkena


mesin gilingan Gilingan berjalan bagian
1 2 M6 Acceptable
1-4 (otomatis) otomatis mesin yang
bergerak
8 Masuk ke Mesin Mesin bergerak Tangan
Non
gilingan 5-6 Gilingan tergiling 3 3 H9
Acceptable
(manual)
9 Menggulung 1.Mesin Gerakan Terkena
Blanket Karet Penggulung berputar mesin tangan
2.Gerobak penggulung 3 1 M5 Acceptable
gulungan
karet

Berdasarkan hasil penilaian risiko di Bagian Gilingan diketahui bahwa

terdapat dua tahapan pekerjaan yang memiliki risiko tinggi dan minim pengendalian

yaitu pekerjaan memasukkan bokar ke dalam bak breaker dan memasukkan blanket

karet ke gilingan 5-6.

Tabel 4.19 Tingkat Risiko Tahapan Pekerjaan di Bagian Ampaian

Penilaian Risiko
Jenis Tahapan Mesin/Alat
No. Bahaya Risiko
Pekerjaan Pekerjaan Kerja Tingkat
P S Ket
Risiko
Menjemur 1 Blanket karet di 1.Gerobak Lantai Terpeleset
Blanket timbang gulungan karet basah,
3 1 M5 Acceptable
2.Timbangan terkadang
Digital licin
2 Menaikkan 1.Gerobak Lantai Terpeleset
blanket ke lift 2.lift basah,
3 1 M5 Acceptable
terkadang
licin
3 Menaikkan 1.Lift Gerobak Gerobak
blanket ke kamar 2.Gerobak bisa saja jatuh
gantung angin bergerak ke Menimpa 2 4 H12 Acceptable
arah keluar orang
lift
67

4 Menurunkan Gerobak Lantai Terpeleset


blanket dari lift basah,
3 1 M5 Acceptable
terkadang
licin
5 Penggantungan 1.Gerobak Mesin Terkena
blanket di kamar 2.Mesin Roller roller yang mesin
3 2 M7 Acceptable
gantung angin berputar roller yang
berputar
6 Pengambilan Gergaji Mata Tangan
contoh uji blanket gergaji terkena
2 1 L3 Acceptable
basah tajam mata
gergaji
7 Pengeringan - Tetesan Air Terkena
blanket tetesan air 1 1 L1 Acceptable
blanket
8 Pengambilan Gergaji Mata Tangan
contoh uji blanket gergaji terkena
2 1 L3 Acceptable
kering tajam mata
gergaji
9 Penurunan 1.Gerobak 1.Mesin 1.Tangan
Blanket kering di 2.Mesin roller yang terkena
3 2 M7 Acceptable
masukkan ke berputar mesin yang
dalam gerobak berputar
2.Pekerja 2.Pekerja
berada di terjatuh
3 2 M7 Acceptable
atas
gerobak
10 Menurunkan 1.Lift Gerobak Gerobak
gerobak blanket 2.Gerobak bisa saja jatuh
Non
dari kamar jemur bergerak ke Menimpa 2 4 H12
Acceptable
ke lantai dasar arah keluar orang
lift

Berdasarkan hasil penilaian risiko di Bagian Ampaian diketahui bahwa

terdapat dua tahapan pekerjaan yang memiliki risiko tinggi dan minim pengendalian

yaitu pekerjaan menaikkan blanket ke kamar gantung angina dan pekerjaan

menurunkan gerobak blanket dari kamar jemur ke lantai dasar.

Tabel 4.20 Tingkat Risiko Tahapan Pekerjaan di Bagian Cutter


Penilaian Risiko
Jenis Tahapan Mesin/Alat
No. Bahaya Risiko
Pekerjaan Pekerjaan Kerja Tingkat
P S Ket
Risiko
Pencacahan 1 Memasukkan 1.Mesin 1.Pisau 1.Tangan
/Cutter Blanket ke dalam peremah tajam dan masuk ke Non
3 3 H9
mesin 2.Gerobak berputar mesin Acceptable
Peremahan/cutter peremahan
2.Suara 2.Efek
mesin terhadap Non
3 3 H9
pendengaran Acceptable

2 Dari mesin cutter Bak cucian Air bak Terkena air


masuk ke bak cucian bak cucian
cucian 1 1 L1 Acceptable
remahan/hasil
cutter
3 Memasukkan hasil Trolley Licin terpeleset
remahan ke dalam 3 1 M5 Acceptable
Trolley
4 Setelah trolley 1.Trolley Tempat Luka bakar
terisi penuh oleh 2.Mesin masukkan
karet yang telah di dryer trolley
1 3 M4 Acceptable
remah, Trolley di panas
masukkan ke dalam
mesin dryer
68

Berdasarkan penilaian risiko di Bagian Cutter diketahui bahwa terdapat satu

tahapan pekerjaan yang memiliki riiko tinggi dan minim pengendalian yaitu

pekerjaan memasukkan blanket ke dalam mesin peremah/cutter.

Table 4.21 Tingkat Risiko Tahapan Pekerjaan di Bagian Press

Penilaian Risiko
Jenis Tahapan Mesin/Alat
No. Bahaya Risiko
Pekerjaan Pekerjaan Kerja Tingkat
P S Ket
Risiko
Pengempaan 1 Mengeluarkan Gancu Gancu Tangan/kaki
Non
/Press karet jadi dari tajam terluka 3 3 H9
Acceptable
trolley
2 Memotong dan 1.Gergaji Mata Tangan/kaki
menimbang 2.Timbangan gergaji terluka 3 2 M8 Acceptable
karet jadi digital tajam
3 Memasukkan Mesin press Mesin Tangan
karet jadi ke bergerak terhimpit
Non
mesin press (per otomatis mesin press 3 3 H9
Acceptable
1 bandela = 35
kg)

Berdasarkan penilaian risiko di Bagian Press diketahui bahwa terdapat dua

tahapan pekerjaan yang memiliki risiko tinggi dan minim pengendalian yaitu

pekerjaan mengeluarkan karet jadi dari trolley dan memasukkan karet jadi ke mesin

press.

Tabel 4.22 Tingkat Risiko Tahapan Pekerjaan di Bagian Packing

Penilaian Risiko
Jenis Tahapan Mesin/Alat
No. Bahaya Risiko
Pekerjaan Pekerjaan Kerja P S Tingkat Ket
Risiko
Mengemas 1 Pemungutan - Logam tergores 1 1 L1 Acceptable
Bandela kontaminasi
2 Pengecekan metal Mesin metal - -
detector detector 1 1 L1 Acceptable

3 Penimbangan Timbangan - -
1 1 L1 Acceptable
ulang digital
4 Pengantongan 1.Solder Solder Luka bakar
bandela 2.Kantong panas 3 1 M5 Acceptable
plastik
5 Memasukkan - Metal Terjatuh ke
bandela ke dalam box dalam metal 3 1 M5 Acceptable
metal box dalam box
6 Menumpuk metal Forklift 1.Forklift 1.Menabrak
box yang orang 3 2 M7 Acceptable
bergerak
2.Beban 2.Forklift
Non
yang terjungkit 1 4 H10
Acceptable
berlebih
69

Berdasarkan hasil penilaian risiko di Bagian Packing diketahui bahwa

terdapat satu tahapan pekerjaan yang memiliki risiko tinggi dan minim pengendalian

yaitu pekerjaan menumpuk metal box.

Table 4.23 Tingkat Risiko Tahapan Pekerjaan di Bagian Bengkel

Penilaian Risiko
Jenis Tahapan Mesin/Alat
No. Bahaya Risiko
Pekerjaan Pekerjaan Kerja Tingkat
P S Ket
Risiko
Pengelasan 1 Mempersiapkan 1.Las 1.Material 1.Tertimpa,luka
3 2 M7 Acceptable
material yang Listrik Berat memar ringan
akan di las 2.Besi 2.Material 2.Tangan
3.Kawat las tajam tergores 3 1 M5 Acceptable
baja
2 Membersihkan Lap atau 1.Serpihan 1.Tangan
3 1 M5 Acceptable
material pada besi untuk tergores
obyek yang akan mengerok 2.material 2.Tangan
dilas 3 1 M5 Acceptable
tajam tergores
3.Debu 3.Batuk-batuk
3 2 M7 Acceptable
material pada pekerja
3 Menyambung Tang Tang Tangan terjepit,
tang masa luka pada 2 1 L3 Acceptable
tangan
4 Memasang Jepitan Jepitan Tangan terjepit,
elektroda elektroda elektroda luka pada 2 1 L3 Acceptable
tangan
5 Pengelasan Las listrik Percikan Luka bakar
3 1 M5 Acceptable
api kecil
6 Mendinginkan - Material Tangan
material Panas tersentuh
3 2 M7 Acceptable
(pemeriksaan) material, luka
bakar
7 Membersihkan Palu perak 1.Palu 1.Tangan
material bergerak terpukul palu 3 2 M7 Acceptable
perak
2.Material 2.Tangan
tajam pekerja tergores 3 2 M7 Acceptable
material tajam
8 Mematikan - Kabel Terjatuh karena
listrik pada kabel tidak
3 2 M7 Acceptable
mesin las beraturan, luka
memar ringan
9 Memindahkan Besi 1.Material 1.Terbentur
material yang berat material,
sudah di las tertimpa 3 2 M7 Acceptable
material pada
kaki
2.Material 2.Tergores
3 1 M5 Acceptable
tajam material
10 Membersihkan Sapu 1.Debu 1.Gangguan
3 2 M7 Acceptable
areal kerja pernafasan
setelah 2.Serpihan 2.Luka gores
pengelasan 3 1 M5 Acceptable
material
Menggerinda 1 Menyalakan Gerinda Putaran wheel gerinda
Non
gerinda gerinda mengenai 3 2 M7
Acceptable
pekerja
2 Gerinda Gerinda 1.Percikan 1.Terkena
(menghaluskan api percikan api 3 1 M5 Acceptable
material)
2.Material 2.Terbentur
berat material 3 1 M5 Acceptable

3.Putaran 3.Terkena Non


gerinda wheel gerinda, 3 2 M7
Acceptable
70

Membubut 1 Siapkan benda Mesin Material Luka lecet


kerja susai bubut dan mesin
2 1 L3 Acceptable
dengan diameter
luar ulir
2 Memasang Mesin Material Luka tergores
2 1 L3 Acceptable
material bubut
3 Setel pahat ulir Mesin Penjepit Tangan terjepit
dan eretan bubut material di 2 2 L3 Acceptable
mesin
4 Menjalankan Mesin Listrik Tersentrum
2 3 M8 Acceptable
mesin bubut listrik
5 Mengecek Mesin Pahat Luka teriris atau
kecepatan bubut terpotong 2 3 M8 Acceptable
potong
6 Tentukan Mesin Serpihan Percikan
kedalaman bubut material serpihan 2 1 L3 Acceptable
pemotong ulir material
7 Pemberian 1.Mesin Cairan Cipratan air
caairan bubut pendingin pendingin ke
2 1 L3 Acceptable
pendingin pada 2.Cairan mata
benda kerja pendingin
8 Membuka atau Mesin Material Luka gores
melepaskan bubut tajam 2 1 L3 Acceptable
benda kerja

Berdasarkan hasil penilaian risiko di Bagian Bengkel diketahui bahwa tidak

terdapat tahapan pekerjaan yang memiliki risiko tinggi. Namun, masih ada tahapan

pekerjaan yang memiliki risiko sedang.

Berdasarkan penilaian risiko di PT. Batanghari Barisan didapatlah 3 macam

risiko. Di urutan pertama risiko sedang (medium risk) sebanyak 41 risiko. Urutan

kedua risiko rendah (low risk) sebanyak 20 risiko. Dan urutan ketiga risiko tinggi

(high risk) sebanyak 11 risiko. Seperti pada gambar 4.2.

45
40
35
30
JUMLAH

25
20 41
15
10 20
5 11
0
Tinggi Sedang Rendah
TINGKAT RISIKO

Gambar 4.2 Tingkatan Risiko di PT. Batanghari Barisan


71

4.2.3 Pengendalian Risiko


Tingkat risiko yang dihasilkan dari penilaian risiko kemudian dilihat

pengendalian yang sudah ada. Apabila masih kurang maka perlu dibuat pengendalian

tambahan. Upaya pengendalian risiko ini disarankan agar dijalankan perusahaan agar

risiko tersebut dapat dikurangi, dihindari maupun ditiadakan. Upaya pengendalian

risiko yang sudah ada dan pengendalian yang disarankan per bagian dapat dilihat

pada tabel 4.24 sampai tabel 4.30.

Tabel 4.24 Rekomendasi Pengendalian Risiko di Bagian Timbang


Pengendalian Rekomendasi
Jenis Tahapan Tingkat
No. Bahaya Risiko Ket yang sudah pengendalian
Pekerjaan Pekerjaan Risiko
diterapkan lanjutan
Menimbang 1 Membawa Tempat Truk Instruksi agar Membuat
Bokar dari parkir truk menyeggol berhati-hati safety
Non
pemasok tidak pagar/ H9 sign/warning
Acceptable
menuju teras spesifik pembatas/
pembelian. pekerja
2 Menurunkan Gancu Tangan/ 1.Instruksi Memakai
Bokar dari tajam/ kaki terluka agar berhati- sarung tangan
truk runcing Non hati
H9
pengangkut Acceptable 2.Sepatu bot
menggunakan
Gancu
3 Bokar Pisau tajam Jari/ tangan Instruksi agar Membuat
Non
dipotong terpotong H9 berhati-hati safety
Acceptable
sign/warning
4 Penimbangan Gancu tajam Tangan/kaki Instruksi agar memakai
Bokar terluka M7 Acceptable berhati-hati sepatu bot dan
sarung tangan
5 Bokar 1.Forklift 1.Menabrak Instruksi agar Membuat
disimpan ke yang orang M7 Acceptable berhati-hati safety
gudang bergerak sign/warning
penyimpanan 2.Tumpukan 2.Tertimpa Instruksi agar Membuat
bahan Baku. bahan baku tumpukan L2 Acceptable berhati-hati safety
tinggi sign/warning

Terdapat tiga tahapan pekerjaan yang memiliki risiko tinggi karena dapat

menimbulkan cidera tetap dan kerugian serta memiliki kemungkinan tinggi untuk

terjadi. Perusahaan harus segera melakukan upaya pengendalian untuk mengurangi

atau menghilangkan risiko pada masing-masing tahaoan pekerjaan, terutama

pekerjaan yang memiliki risiko tinggi. Pada tahapan pekerjaan membawa bokar dari

pemasok menuju teras pembelian rekomendasi lanjutan yaitu membuat tulisan

peringatan dengan latar belakang warna kuning “Hati-Hati, Disini Tempat Penurunan

Bahan Baku”, pada tahapan pekerjaan menurunkan bokar dari truk rekomendasi
72

pengendalian lanjutan nya yaitu memakai sarung tangan agar tangan aman. Pada

tahapan pekerjaan memotong bokar sebaiknya dibuat tulisan peringatan dengan latar

belakang warna kuning “Hati-Hati Benda Tajam”.

Tabel 4.25 Rekomendasi Pengendalian Risiko di Bagian Gilingan


Pengendalian Rekomendasi
Jenis Tahapan Tingkat
No. Bahaya Risiko Ket yang sudah pengendalian
Pekerjaan Pekerjaan Risiko
diterapkan lanjutan
Menggiling 1 Bokar 1.Forklift yang 1.Menabrak Instruksi agar Membuat
Non
dimasukkan bergerak orang H9 berhati-hati safety
Acceptable
kedalam Bak sign/warning
breaker 2.Mesin 2.Tangan Instruksi agar Membuat
berjalan terkena berhati-hati safety sign,
otomatis bagian Memakai
L3 Acceptable
mesin yang APD : sarung
bergerak tangan dan
sepatu bot
2 Pekerja Tempat Terjatuh Instruksi agar Membuat
Mendorong pekerja berhati-hati pagar
Bokar mendorong pengaman
M6 Acceptable
masuk ke dari atas
Breaker breaker
(tinggi)
3 Masuk ke Mesin berjalan Tangan Instruksi agar -
mesin otomatis terkena berhati-hati
Pencacahan bagian M6 Acceptable
I dan II mesin yang
bergerak
4 Hummer 1.Air yang 1.Iritasi Instruksi agar -
Mill ke Bak terkontaminasi kulit M6 Acceptable berhati-hati
Makro Bokar
Bending I 2.Mesin yang 2.Tangan Instruksi agar -
(Bak Bulat) berjalan terkena berhati-hati
otomatis bagian M6 Acceptable
mesin yang
bergerak
5 Dari bak 1.Air yang 1.Iritasi Instruksi agar -
bulat ke terkontaminasi kulit L1 Acceptable berhati-hati
makro Bokar
blending II 2.Mesin yang 2.Tangan Instruksi agar -
bak petak berjalan terkena berhati-hati
otomatis bagian L1 Acceptable
mesin yang
bergerak
6 Pemilahan 1.Mesin yang 1.Tangan Instruksi agar -
Kontaminasi bergerak tergesek berhati-hati
M5 Acceptable
otomatis belt
conveyor
2.Bokar yang 2.Iritasi Instruksi agar Pakai sarung
basah kulit tangan L1 Acceptable berhati-hati tangan yang
sesuai
7 Masuk ke Mesin yang Terkena Instruksi agar Membuat
mesin berjalan bagian berhati-hati safety
M6 Acceptable
gilingan 1-4 otomatis mesin yang sign/warning
(otomatis) bergerak
8 Masuk ke Mesin Tangan 1.Instruksi Menyediakan
gilingan 5-6 bergerak tergiling agar berhati- alat untuk
(manual) Non hati memasukkan
H9
Acceptable 2.Rompi bahan ke
plastic mesin gilingan
3.Sepatu Bot
9 Menggulung Gerakan Terkena Instruksi agar Memakai
Blanket berputar mesin tangan M5 Acceptable berhati-hati sarung tangan
Karet penggulung dan sepatu bot
73

Terdapat dua tahapan pekerjaan yang memiliki risiko tinggi karena dapat

menimbulkan cidera tetap dan kerugian serta memiliki kemungkinan tinggi untuk

terjadi.Perusahaan harus segera melakukan upaya pengendalian untuk mengurangi

atau menghilangkan risiko pada masing-masing tahapan pekerjaan, terutama pada

pekerjaan yang memiliki risiko tinggi. Pada tahapan perkerjaan membawa bokar

masuk ke dalam bak breaker sebaiknya dibuat tulisan peringatan dengan latar

belakang berwarna kuning “Hati-Hati Forklift Keluar Masuk”. Pada tahapan

pekerjaan memasukkan blanket ke gilingan 5-6 sebaiknya pekerja memakai alat

bantu untuk memasukkan blanket karet ke mesin penggiling.

Tabel 4.26 Rekomendasi Pengendalian Risiko di Bagian Ampaian


Pengendalian Rekomendasi
Jenis Tahapan Tingkat
No. Bahaya Risiko Ket yang sudah pengendalian
Pekerjaan Pekerjaan Risiko
diterapkan lanjutan
Menjemur 1 Blanket karet Lantai Terpeleset Instruksi agar Memakai sepatu bot
Blanket di timbang basah, berhati-hati
M5 Acceptable
terkadang
licin
2 Menaikkan Lantai Terpeleset Instruksi agar Memakai sepatu bot
blanket ke lift basah, berhati-hati
M5 Acceptable
terkadang
licin
3 Menaikkan Gerobak Gerobak Instruksi agar Memberi pengaman
blanket ke bisa saja jatuh, berhati-hati pada lift agar
kamar gantung bergerak menimpa M4 Acceptable gerobak tidak bisa
angin ke arah orang bergerak
keluar lift
4 Menurunkan Lantai Terpeleset Instruksi agar Memakai septu bot
blanket dari lift basah, berhati-hati
M5 Acceptable
terkadang
licin
5 Penggantungan Mesin Terkena Instruksi agar Memakai sepatu bot
blanket di roller mesin berhati-hati dan sarung tangan
kamar gantung yang roller M7 Acceptable
angin berputar yang
berputar
6 Pengambilan Mata Tangan Instruksi agar -
contoh uji gergaji terkena berhati-hati
L3 Acceptable
blanket basah tajam mata
gergaji
7 Pengeringan Tetesan Terkena Instruksi agar -
Air tetesan air L1 Acceptable berhati-hati
blanket blanket
8 Pengambilan Mata Tangan Instruksi agar -
contoh uji gergaji terkena berhati-hati
L3 Acceptable
blanket kering tajam mata
gergaji
9 Penurunan 1.Mesin 1.Tangan 1.Instruksi Memakai sarung
Blanket kering yang terkena agar berhati- tangan dan sepatu
di masukkan ke berputar mesin M7 Acceptable hati bot
dalam gerobak yang 2.Sarung
berputar Tangan
74

2.Pekerja 2.Pekerja Instruksi agar Memakai sarung


berada di terjatuh berhati-hati tangan dan sepatu
M7 Acceptable
atas bot
gerobak
10 Menurunkan Gerobak Gerobak Instruksi agar Memberi pengaman
gerobak bisa saja jatuh berhati-hati pada lift agar
Non
blanket dari bergerak Menimpa H12 gerobak tidak bisa
Acceptable
kamar jemur ke ke arah orang bergerak
lantai dasar keluar lift

Bahaya yang mengancam di Bagian ini adalah tertimpa gerobak blanket.

Untuk itu saran pengendaliannya adalah membuat pengaman seperti pagar atau

pengikat gerobak pada lift.

Tabel 4.27 Rekomendasi Pengendalian Risiko di Bagian Cutter


Pengendalian Rekomendasi
Jenis Tahapan Tingkat
No. Bahaya Risiko Ket yang sudah pengendalian
Pekerjaan Pekerjaan Risiko
diterapkan lanjutan
Pencacahan 1 Memasukkan Pisau 1.Tangan Instruksi agar Membuat
/Cutter Blanket ke dalam tajam dan masuk ke berhati-hati safety
mesin berputar mesin Non sign/warning,
H9
Peremahan/cutter Suara peremahan Acceptable memakai
mesin sarung tangan
dan sepatu bot
2.Efek - Memakai ear
terhadap Non plug
H9
pendengaran Acceptable
2 Dari mesin cutter Air bak Terkena air - -
masuk ke bak cucian bak cucian
cucian L1 Acceptable
remahan/hasil
cutter
3 Memasukkan Licin Terpeleset - Memakai
hasil remahan ke M5 Acceptable sepatu bot
dalam Trolley
4 Setelah trolley Tempat Luka bakar Instruksi agar Memakai
terisi penuh oleh masukkan berhati-hati sarung tangan
karet yang telah trolley dan sepatu bot
di remah, Trolley panas M4 Acceptable
di masukkan ke
dalam mesin
dryer

Bahaya yang memiliki risiko tinggi ada dua yaitu tangan masuk ke mesin

peremahan dan efek tuli sementara terhadap pendengaran. Oleh karena itu

rekomendasi pengendaliannya adalah membuat tulisan peringatan dengan latar

belakang warna kuning “Hati-Hati Benda tajam”, memakai sarung tangan, sepatu bot

dan memakai earplug.


75

Tabel 4.28 Rekomendasi Pengendalian Risiko di Bagian Press


Pengendalian Rekomendasi
Jenis Tahapan Tingkat
No. Bahaya Risiko Ket yang sudah pengendalian
Pekerjaan Pekerjaan Risiko
diterapkan lanjutan
Pengempaan 1 Mengeluarkan Gancu Tangan/kaki Instruksi agar Memakai sarung
Non
/Press karet jadi dari tajam terluka H9 berhati-hati tangan dan sepatu
Acceptable
trolley bot
2 Memotong Mata Tangan/kaki Instruksi agar Memakai sarung
dan gergaji terluka berhati-hati tangan
M8 Acceptable
menimbang tajam
karet jadi
3 Memasukkan Mesin Tangan Instruksi agar Membuat safety
karet jadi ke bergerak terhimpit berhati-hati sign/warning
Non
mesin press otomatis mesin press H9
Acceptable
(per 1 bandela
= 35 kg)

Bahaya yang memiliki risiko tinggi di Bagian Press yaitu gancu tajam dan

mesin press bergerak otomatis. Oleh karena itu pengendalian yang direkomendasikan

adalah pekerja memakai sarung tangan dan sepatu bot serta manajemen membuat

tulisan peringatan berlatar belakang kuning di tempel di mesin press “Awas Tangan

Terjepit.”

Tabel 4.29 Rekomendasi Pengendalian Risiko di Bagian Packing


Pengendalian Rekomendasi
Jenis Tahapan Tingkat
No. Bahaya Risiko Ket yang sudah pengendalian
Pekerjaan Pekerjaan Risiko
diterapkan lanjutan
Mengemas 1 Pemungutan Logam tergores Instruksi agar memakai
L1 Acceptable
Bandela kontaminasi berhati-hati sarung tangan
2 Pengecekan - - Instruksi agar -
metal detector L1 Acceptable berhati-hati

3 Penimbangan - - Instruksi agar -


L1 Acceptable
ulang berhati-hati
4 Pengantongan Solder Luka bakar Instruksi agar Membuat
M5 Acceptable
bandela panas berhati-hati safety sign
5 Memasukkan Metal Terjatuh ke Instruksi agar -
bandela ke box dalam metal berhati-hati
M5 Acceptable
dalam metal dalam box
box
6 Menumpuk 1.Forklift 1.Menabrak Instruksi agar Membuat
metal box yang orang M7 Acceptable berhati-hati safety
bergerak sign/warning
2.Beban 2.Forklift Instruksi agar -
Non
yang terjungkit H10 berhati-hati
Acceptable
berlebih

Satu-satunya bahaya yang memiliki risiko tinggi di Bagian Packing adalah

jika beban mobil forklift melebihi kapasitas. Untuk itu membatasi metal box yang

akan diangkat yaitu dua metal box.


76

Tabel 4.30 Rekomendasi Pengendalian Risiko di Bagian Bengkel

N Pengendalian Rekomendasi
Jenis Tahapan Tingkat
o Bahaya Risiko Ket yang sudah pengendalian
Pekerjaan Pekerjaan Risiko
. diterapkan lanjutan
Pengelasan 1 Mempersiapkan 1.Material 1.Tertimpa,l -
material yang Berat uka memar M7 Acceptable
akan di las ringan
2.Material 2.Tangan -
tajam tergores M5 Acceptable

2 Membersihkan 1.Serpihan 1.Tangan -


M5 Acceptable
material pada tergores
obyek yang akan 2.material 2.Tangan -
dilas M5 Acceptable
tajam tergores 1.Instruksi agar
3.Debu 3.Batuk- berhati-hati -
material batuk pada M7 Acceptable 2.Faceshield
pekerja 3.Safety shoes
3 Menyambung Tang Tangan 4.Sarung tangan -
tang masa terjepit,
L3 Acceptable
luka pada
tangan
4 Memasang Jepitan Tangan -
elektroda elektroda terjepit,
L3 Acceptable
luka pada
tangan
5 Pengelasan Percikan api Luka bakar -
M5 Acceptable
kecil
6 Mendinginkan Material Tangan -
material Panas tersentuh
M7 Acceptable
(pemeriksaan) material,
luka bakar
7 Membersihkan 1.Palu 1.Tangan -
material bergerak terpukul M7 Acceptable
palu perak
2.Material 2.Tangan -
tajam pekerja
tergores M7 Acceptable
material
tajam
8 Mematikan Kabel Terjatuh 1.Instruksi agar -
listrik pada karena berhati-hati
mesin las kabel tidak 2.Faceshield
M7 Acceptable
beraturan, 3.Safety shoes
luka memar 4.Sarung tangan
ringan
9 Memindahkan 1.Material 1.Terbentur -
material yang berat material,
sudah di las tertimpa M7 Acceptable
material
pada kaki
2.Material 2.Tergores -
M5 Acceptable
tajam material
1 Membersihkan 1.Debu 1.Gangguan -
M7 Acceptable
0 areal kerja pernafasan
setelah 2.Serpihan 2.Luka -
pengelasan M5 Acceptable
material gores
Menggerinda 1 Menyalakan Putaran wheel -
gerinda gerinda gerinda Non
M7
mengenai Acceptable
pekerja
2 Gerinda 1.Percikan 1.Terkena 1.Instruksi agar -
(menghaluskan api percikan api M5 Acceptable
berhati-hati
material) 2.Sarung tangan
2.Material 2.Terbentur -
berat material M5 Acceptable 3.Safety shoes

3.Putaran 3.Terkena -
Non
gerinda wheel M7
Acceptable
gerinda,
Membubut 1 Siapkan benda Material Luka lecet
1.Instruksi agar
kerja susai dan mesin Memakai
L3 Acceptable berhati-hati
dengan diameter kacamata
2.Sarung tangan
luar ulir
77

2 Memasang Material Luka


L3 Acceptable
material tergores
3 Setel pahat ulir Penjepit Tangan
dan eretan material di terjepit L3 Acceptable
mesin
4 Menjalankan Listrik Tersentrum
M8 Acceptable
mesin listrik
5 Mengecek Pahat Luka teriris
kecepatan atau M8 Acceptable
potong terpotong
6 Tentukan Serpihan Percikan 1.Instruksi agar
Memakai
kedalaman material serpihan berhati-hati
L3 Acceptable kacamata
pemotong ulir logam yang 2.Sarung tangan
ulir
7 Pemberian Cairan Cipratan air
caairan pendingin pendingin
L3 Acceptable
pendingin pada ke mata
benda kerja
8 Membuka atau Material Luka gores
melepaskan tajam L3 Acceptable
benda kerja

Tidak ada bahaya yang berisiko tinggi di Bagian Bengkel. Rekomendasi


pengendalian lanjutan yang diberikan yaitu memakai kacamata pada jenis pekerjaan
mengelas.
BAB 5 : PEMBAHASAN

5.1 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara

obyektif yang bertujuan untuk membuat penilaian terhadap suatu kondisi. Karena

identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko ini dilakukan secara langsung

oleh peneliti, maka ada hal-hal yang tidak dapat diidentifikasi karena keterbatasan

pengalaman peneliti.

Pada proses produksi PT. Batanghari Barisan mempunyai 6 bagian yang

berurutan secara proses yaitu Bagian Timbang, Bagian Gilingan, Bagian Ampaian,

Bagian Cutter, Bagian Press dan Bagian Packing. Kemudian untuk perawatan mesin

yaitu Bagian Bengkel dan untuk pengujian hasil produksi yaitu Bagian Labor. Ketika

penelitian dilakukan, penulis tidak diizinkan untuk masuk ke Bagian Labor, Jadi

Penulis hanya dapat memaparkan identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian

risiko di 7 Bagian saja yaitu Bagian Timbang, Gilingan, Ampaian, Cutter, Press,

Packing dan Bengkel.

5.2 Identifikasi Bahaya

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan, maka didapatlah enam

sumber bahaya yang ada di 7 bagian departemen produksi yaitu lingkungan kerja,

energi, pekerjaan manual, mekanik, biologi dan zat kimia.(7) adapun bahaya

lingkungan kerja yang ditemukan adalah kesesuaian akses dan temperature yang

ekstrim. Bahaya energi yang ditemukan adalah listrik, ketinggian, gerakan menabrak,

dan kebisingan. Bahaya pekerjaan manual yang ditemukan adalah mengangkat,

78
79

mengangkut, mendorong. Bahaya mekanik yang ditemukan adalah mesin. Bahaya

Biologi yang ditemukan adalah bakteri. Terakhir, bahaya zat kimia yang ditemukan

adalah debu.

5.2.1 Bagian Timbang


Bagian Timbang adalah tahap pertama dari proses produksi di PT. Batanghari

Barisan. Adapun sumber bahaya yang ada di bagian timbang adalah dari lingkungan

kerja yaitu tempat parkir truk yang tidak spesifik yang berisiko truk menyenggol

pagar/pembatas/pekerja karena di tempat ini banyak pekerja yang lalu lalang. Dari

pekerjaan manual yaitu Gancu tajam/runcing yang berisiko tangan/kaki terluka dan

Pisau tajam yang berisiko jari/tangan terpotong. Dari mekanik yaitu Forklift yang

bergerak yang berisiko menabrak orang yang sedang berjalan atau diam di jalan yang

di lewati mobil forklift. Dari energi (gravitasi) yaitu tumpukan bahan baku yang

tinggi yang berisiko menimpa pekerja.

5.2.2 Bagian Gilingan


Tahap kedua dari proses produksi adalah Bagian Gilingan. Adapun sumber

bahaya yang ada di Bagian Gilingan adalah dari mekanik yaitu Forklift yang

bergerak yang berisiko menabrak orang, mesin berjalan otomatis yang berisiko

tangan terkena bagian mesin yang bergerak, mesin penggiling bergerak otomatis

yang berisiko tangan tergiling, dan gerakan berputar mesin penggulung yang berisiko

terkena tangan. Dari energi (gravitasi) yaitu Ketinggian yang berisiko pekerja

terjatuh. Dan dari biologi yaitu Air yang terkontaminasi oleh bokar berisiko iritasi

kulit atau Bokar yang basah yang berisiko iritasi kulit.


80

5.2.3 Bagian Ampaian


Tahap ketiga dari proses produksi adalah Bagian Ampaian. Adapun sumber

bahaya yang ada di Bagian Ampaian adalah dari energi (gravitasi) yaitu lantai basah

yang berisiko terpeleset, gerobak blanket yang berada di dalam lift yang tidak pakai

pagar bisa saja bergerak ke arah keluar lift yang berisiko gerobak jatuh menimpa

orang dan kerugian materil, dan pekerja berada di atas gerobak yang berisiko pekerja

terjatuh. Dari mekanik yaitu mesin roller untuk menggerai blanket di kamar jemur

yang berputar yang berisiko tangan terkena bagian yang berputar. Dari pekerjaan

manual yaitu gergaji yang digunakan untuk memotong blanket sebagai sampel tajam

yang berisiko tangan terkena mata gergaji, luka robek.

5.2.4 Bagian Cutter


Tahap keempat dari proses produksi adalah Bagian Cutter. Adapun sumber

bahaya di Bagian Cutter adalah dari mekanik yaitu pisau tajam dan berputar di mesin

pemotong atau pencacah, pekerja selalu memasukkan blanket kering ke mesin

pemotong atau pencacah dengan tangannya sangat berisiko tangan pekerja bisa

masuk ke mesin pencacah, jari putus atau luka robek. Dari energi (kebisingan) yaitu

suara mesin cutter keras yang berisiko gangguan pendengaran pada pekerja yang

berada di dekat mesin tersebut bila terpapar lebih dari 8 jam kerja. Dari energi

(gravitasi) yaitu area trolley yang selalu basah yang berisiko pekerja terpeleset saat

mengisi trolley. Dari lingkungan kerja yaitu tempat memasukkan trolley (dryer)

panas yang berisiko luka bakar pada tangan pekerja jika menyentuhnya.

5.2.5 Bagian Press


Tahap kelima dari proses produksi adalah Bagian Press. Adapun sumber

bahaya di Bagian Press adalah dari mekanik yaitu gancu yang digunakan untuk
81

mengeluarkan karet jadi dari dalam trolley tajam yang berisiko tangan/kaki terluka

jika terkena gancu, gergaji yang digunakan untuk memotong atau mengurangi berat

karet jadi menjadi 34-35 kg tajam, mata gergaji yang tajam berisiko melukai

tangan/kaki dan mesin press yang bergerak otomatis yang berisiko tangan terhimpit.

5.2.6 Bagian Packing


Tahap keenam atau tahap terakhir dari proses produksi adalah Bagian

Packing. Adapun sumber bahaya di Bagian Packing adalah dari pekerjaan manual

yaitu solder yang digunakan untuk menutup rapat plastik bungkus bandela panas

yang berisiko luka bakar jika terkena panasnya solder, metal box yang digunakan

untuk meletakkan bandela sedikit dalam yang berisiko pekerja terjatuh ke dalam

metal box jika kurang hati-hati. Dari mekanik yaitu mobil forklift yang bergerak

untuk mengangkat metal box yang sudah terisi penuh ke gudang berisiko menabrak

orang karena di sepanjang jalan ke gudang banyak orang lalu lalang dan bila mobil

forklift mengangkat beban yang berlebih berisiko mobil forklift terjungkit.

5.2.7 Bagian Bengkel


Bagian bengkel, Untuk perawatan mesin, alat dan pembuatan sebagian spare

part yang bisa di buat. Adapun sumber bahaya di Bagian Bengkel adalah dari energi

(gravitasi) yaitu sebagian material yang akan di las berat yang berisiko luka memar

ringan bila tertimpa material. Dari pekerjaan manual yaitu material yang akan di las

sering kali pinggirannya tajam yang berisiko luka gores jika terkena bagian tubuh

pekerja, Serpihan material yang terlontar ketika sedang membubut berisiko membuat

luka gores pada bagian tubuh pekerja yang terkena serpihan material, tang masa yang

akan disambungkan ke plat yang akan di las berisiko tangan terjepit tang masa,

Penjepit eloktroda yang berisiko tangan terjepit dan putaran gerinda yang berisiko
82

terluka jika terkena bagian tubuh pekerja. Dari zat kimia yaitu debu material yang

berterbangan, pekerja yang terpapar debu ini berisiko batuk-batuk, dari energi

(kinetik) yaitu kabel yang tidak beraturan akan berisiko membuat pekerja terjatuh

jika sampai pekerja terganjal kabel saat berjalan dan cairan pendingin (air, kadang

pakai air yang agak kotor) yang berisiko terkena mata. Dari energi (panas) yaitu

Percikan api yang dihasilkan saat pengelasan beresiko terkena mata pekerja atau pun

terkena bagian tubuh pekerja.

5.2.8 Pembahasan Identifikasi Bahaya Secara Keseluruhan


Adapun pembahasan identifikasi bahaya secara keseluruhan, Lingkungan

kerja di seluruh bagian proses adalah tempat yang sering dilalui oleh banyak pekerja

baik koordinator bidang, supervisor, pekerja ataupun tamu perusahaan dan bengkel

tempat beraktivitas para pekerja bagian bengkel. Semakin banyak akses ke

lingkungan kerja, semakin besar pula peluang terjadinya kecelakaan kerja. Mesin

dryer atau oven merupakan mesin yang digunakan untuk memanaskan atau memasak

karet dengan suhu yang tinggi, menimbulkan panas dan merupakan salah satu

sumber temperatur menjadi sedikit hangat di area tempat kerja. Hal ini tentunya

berpengaruh pada banyaknya kejadian kecelakan kerja karena para pekerja dapat

menjadi malas, tidak senang, dan acuh tak acuh terhadap pekerjaannya.(33)

Bahaya energi, yang termasuk sumber bahaya dari energi adalah elektrik,

gravitasi, kinetik, getaran, kebisingan dan radiasi. Sumber bahaya energi yang ada

pada proses produksi dan bagian bengkel adalah gravitasi, kebisingan dan kinetik.

Gravitasi, Bekerja diketinggian akan berisiko terjatuh apabila tidak hati-hati, harus

dilengkapi dengan arrestor (pelindung tubuh dengan memanfaatkan Lanyards ganda)

atau harus dilindungi dengan pegangan atau jaring pengaman (asosiasi ropes

Indonesia). Bekerja di ketinggian saat berada di atas mesin breaker pada bagian
83

gilingan memiliki risiko kecelakaan kerja atau berpotensi pekerja terjatuh dari atas

mesin breaker.

Proses produksi juga menghasilkan sumber bahaya energi yaitu kebisingan,

kebisingan yang dihasilkan dari suara mesin mesin di dalam area proses produksi.

Dari hasil pengukuran kebisingan di area proses produksi di dapatkan data

kebisingan 84,41 dB, angka tersebut menunjukkan bahwa kebisingan di area proses

produksi belum melebihi nilai ambang batas kebisingan jika pekerja bekerja dalam

waktu 8 jam kerja/hari. Namun, yang menjadi masalah jika pekerja bekerja/terpapar

bising lebih dari 8 jam, maka kebisingan ini tentu berisiko bagi pekerja. Intensitas

kebisingan sering dapat menyebabkan penurunan performansi kerja, sebagai salah

satu penyebab stres dan gangguan kesehatan lainnya. Stres yang disebabkan karena

pemaparan kebisingan dapat menyebabkan terjadinya kelelahan dini, kegelisahan dan

depresi. Stres karena kebisingan juga menyebabkan cepat marah, sakit kepala dan

gangguan tidur.(34)

Menurut penelitian Budianto dan Pratiwi yang berjudul hubungan kebisingan

dan masa kerja terhadap terjadinya stress kerja pada pekerja di bagian tenun “Agung

Saputra Tex” piyungan bantul Yogyakarta memperoleh hasil Ada hubungan yang

bermakna antara tingkat kebisingan terhadap terjadinya stres kerja (p-value = 0,039,

< α= 5%). Sumber bahaya energi listrik, Saat mencolokkan mesin gerinda bahaya

tersentrum itu muncul. Jika saja tangan pekerja basah saat menyentuh colokan bisa

jadi pekerja tersentrum atau saat pekerja lalai ternyata ada bagian kabel yang terbuka

bisa juga menimbulkan sengatan. Bahaya energi terakhir adalah kinetik. Peletakan

kabel las yang kurang rapi dapat berisiko pekerja tersandung lalu terjatuh. Peletakan

barang-barang harus disusun serapi mungkin agar tidak menimbulkan bahaya.(35)


84

Bahaya Pekerjaan manual adalah pekerjaan yang berkaitan dengan tegangan

tubuh seperti kejang otot ketika mengangkat, mengangkut, mendorong ataupun

pekerjaan berulang-ulang dan ergonomis seperti kelelahan dan desain tempat kerja

yang mengakibatkan stress atau kesalahan. Pekerjaan menurunkan bokar dari truk ke

bagian timbang, mengambil karet jadi dari trolley pada bagian packing, memasukkan

blanket karet ke mesin gilingan, memasukkan blanket karet kering ke mesin

pencacah, proses pengelasan dan proses menggerinda adalah pekerjaan manual.

Pekerjaan manual memiliki presentase yang cukup besar sebagai pekerjaan yang

paling banyak menimbulkan kecelakaan pada tahun 2008 di Inggris. Di PT.

Batanghari Barisan sendiri sudah 8 kejadian kecelakaan yang disebabkan oleh

pekerjaan manual, yang paling banyak adalah terkena gancu saat menurunkan bokar

dari truk atau mengeluarkan karet jadi dari trolley.

Bahaya mekanik, yang termasuk sumber bahaya mekanik adalah mesin yang

bergerak otomatis seperti mesin gilingan, mesin pencacah dan mesin roller, maupun

mesin yang di gerakkan oleh manusia seperti mobil. Kecelakaan kerja yang

diakibatkan oleh sumber bahaya mekanik ini sangat mengerikan karena rata-rata

korban paling tidak luka robek dan paling mengerikan meninggal seketika. Seperti

salah satu contoh kejadian yang pernah terjadi di cina, petugas kebersihan sampah

yang hendak memasukkan sampah ke mesin peremah sampah namun malah ia yang

tergiling karena terpeleset ke dalam mesin itu seketika mesin peremah itu

meremukkan seluruh bagian tubuhnya.

Bahaya biologi, contoh bahaya biologi adalah air yang digunakan untuk

mencuci bokar sudah terkontaminasi oleh bokar. Air yang terkontaminasi bakteri

tersebut berpotensi terkena pekerja karena pekerja sering berada di lingkungan kerja

tersebut. Tercatat dalam Salah satu kejadian tanggal 18 juli 2014 pada pukul 15.30 di
85

PT. Batanghari barisan supir forklift terkena percikan air di mata saat sedang

memasukkan bokar ke breaker, sopir langsung pergi ke rumah sakit karena mata

terasa sangat pedih. Oleh sebab itu bahaya biologi ini tak bisa di anggap sepele.

Bahaya zat kimia, yang termasuk kedalam sumber bahaya zat kimia

berdasarkan buku rudi suardi yang berjudul manajemen risiko adalah terkontak

bahan kimia, udara yang keras seperti debu dari material, gas seperti CO, asap,

paparan pestisida, asam, alkali dan alergi. Pekerjaan menggerinda sendiri

menghasilkan debu atau serpihan material, itu akan terhirup pekerja atau terkena

mata pekerja apa bila pekerja tidak memakai pelindung wajah atau pelindung

pernafasan. Tercatat dalam kejadian kecelakaan kerja PT. Batanghari Barisan pada

tangggal 5 Mei 2014 pukul 11.00 Wib pekerja yang sedang menggerinda, mata

pekerja terkena serpihan material, dan langsung di rujuk ke rumah sakit. Tentu

bahaya seperti ini harus dapat di kendalikan agar tidak terjadi kecelakaan yang

serupa.

5.3 Penilaian Risiko

Penilaian risiko berdasarkan persilangan antara probabilitas atau keseringan

bahaya itu muncul dan severitas atau tingkat kerusakan yang ditimbulkan dari

bahaya.

5.3.1 Bagian Timbang


Berdasarkan hasil penilaian risiko di bagian timbang, diketahui bahwa masih

terdapat tiga tahapan pekerjaan yang memiliki risiko tinggi dan masih minim

pengendalian, yaitu pekerjaan membawa bokar dari pemasok menuju teras

pembelian, tidak adanya tanda yang menunjukkan tempat menurunkan bahan baku

menimbulkan risiko sekali waktu truk menabrak pekerja. Tahap menurunkan bokar
86

dari truk pengangkut menggunakan gancu, penggunaan gancu sebagai alat untuk

memindahkan bahan baku dikarenakan bahan baku bersifat lengket dan saling

menempel, sehingga lebih mudah dipisahkan dan diturunkan menggunakan gancu.

Pada tahap pemotongan bokar. Pemotongan bokar dilakukan dengan

mengangkat bokar ke atas mesin pemotong yang mempunyai pisau yang cukup besar

dan tidak ada pengaman maupun tanda bahaya yang di buat. Tidak adanya pengaman

karena memang alat tersebut lebih gampang di gunakan jika mata pisaunya tidak

ditutup, tidak ada acara lain. Inilah yang berisiko jari atau tangan terpotong. Dan

tidak adanya tanda peringatan bahaya juga menjadi lebih berisiko.

5.3.2 Bagian Gilingan


Berdasarkan hasil penilaian risiko di Bagian Gilingan, diketahui bahwa masih

terdapat dua tahapan pekerjaan yang memiliki risiko tinggi dan minim pengendalian,

yaitu pekerjaan memasukkan bokar ke dalam bak breaker, memasukkan bokar

kedalam bak breaker menggunakan forklift, forklift yang bergerak memungkinkan

menabrak orang atau benda disekitarnya. Tahap memasukkan blanket ke gilingan,

memasukkan blanket ke gilingan dengan menggunakan tangan atau tanpa alat bantu

sekali waktu bisa saja tangan ikut tergiling tentu hal ini sangat berisiko.

5.3.3 Bagian Ampaian


Berdasarkan hasil penilaian risiko di Bagian Ampaian, diketahui bahwa masih

terdapat satu tahapan pekerjaan yang memiliki risiko tinggi dan minim pengendalian,

yaitu tahap menaikkan atau menurunkan gerobak blanket dari/ke kamar jemur.

Karena bisa saja sekali waktu gerobak bergerak ke arah keluar lift.
87

5.3.4 Bagian Cutter


Berdasarkan hasil penilaian risiko di Bagian Cutter, diketahui bahwa masih

terdapat satu tahapan pekerjaan yang memiliki risiko tinggi dan minim pengendalian,

yaitu Tahap memasukkan blanket ke dalam mesin peremahan/cutter. Memasukkan

blaket kering dari gerobak ke mesin peremahan menggunakan tangan atau tanpa alat

bantu, bisa saja sekali waktu tangan masuk ke dalam mesin peremahan karena jarak

tangan dengan alat peremahan kurang dari 30 cm. pada tahap itu pula bahaya

kebisingan, karena suara yang di hasilkan dari mesin peremahan keras yang berisiko

terhadap pendengaran, jika pekerja terpapar kebisingan lebih dari 8 jam

5.3.5 Bagian Press


Berdasarkan hasil penilaian risiko di Bagian Press, diketahui bahwa masih

terdapat dua tahapan pekerjaan yang memiliki risiko tinggi dan minim pengendalian,

yaitu pekerjaan mengeluarkan karet jadi dari trolley, penggunaan gancu sebagai alat

untuk memindahkan bahan baku dikarenakan bahan baku bersifat lengket dan saling

menempel, sehingga lebih mudah dipisahkan dan diturunkan menggunakan gancu.

Dan pada tahap pekerjaan memasukkan karet jadi ke mesin press karena pada

dasarnya mesin press diginakan untuk menghimpin karet agar lebih padat, dan

tangan yang berfungsi memasukkan karet jadi ke dalam mesin press. Bisa saja sekali

waktu tangan terhimpit mesin yang sedang beroperasi apabila pekerja pekerja tidak

berhati-hati.

5.3.6 Bagian Packing


Berdasarkan hasil penilaian risiko di Bagian Packing, diketahui bahwa masih

terdapat satu tahapan pekerjaan yang memiliki risiko tinggi dan minim pengendalian,

yaitu pada tahap menumpuk metal box dengan menggunakan mobil forklift. Metal
88

box yang telah terisi karet jadi bila ditumpuk berlebihan akan berisiko mobil forklift

terjungkit, contohnya : jika kemampuan mobil forklift hanya bisa mengangkat beban

maksimum 4 ton maka jangan sampai beban yang di angkat lebih dari empat ton.

5.3.7 Bagian Bengkel


Berdasarkan hasil penilaian risiko di Bagian Bengkel, tidak terdapat risiko

pekerjaan yang tinggi. Namun, di bagian ini masih ada risiko sedang yang juga butuh

pengendalian. Ada risiko terkena percikan api saat mengelas, menggerinda dan

membubut. Risiko memar ringan jika tertimpa material, serta tangan terpukul palu

saat membersihkan material.

5.4 Pengendalian Risiko

Pengendalian risiko diutamakan pada risiko tinggi yang menghasilkan

dampak cukup besar. Risiko tinggi terdapat pada seluruh bagian proses produksi

sedangkan di bagian bengkel tidak berisiko tinggi. Yang termasuk bahaya

menimbulkan risiko tinggi di PT. Batanghari Barisan adalah kebisingan, ketinggian,

debu, mekanik dan pekerjaan manual. Pengendalian risiko mengikuti hirarki

pengendalian risiko dari menghilangkan bahaya, penggantian, rekayasa mesin,

instruksi kerja dan terakhir adalah pemakaian APD. (36)

Pengendalian secara eliminasi/menghilangkan bahaya dilakukan pada saat

desain, pada saat membeli mesin PT. Batanghari Barisan telah mempertimbangkan

berbagai aspek. Salah satunya efek keselamatan dan kesehatan yang di timbulkan

oleh mesin, mesin yang dipilih sudah menjadi pilihan yang terbaik pada saat itu,

menimbang biaya. Pengendalian selanjutnya adalah subtitusi yaitu mengganti bahan,

proses, operasi ataupun peralatan dari yang berbahaya menjadi lebih tidak berbahaya.

PT. Batanghari sendiri sudah melakukan pengendalian ini dengan mengadakan mesin
89

yang berjalan otomatis, dengan ini sudah memisahkan pekerja dari sumber

bahaya.(36)

Pengendalian risiko selanjutnya adalah rekayasa engineering, di PT.

Batanghari Barisan sendiri sudah menerapkan pengendalian rekayasa engineering.

Seperti mesin cutter sudah ada pagar di tempat berdiri pekerja yang memasukkan

blanket kering ke mesin. Namun dirasa masih perlu melakukan rekayasa engineering

seperti memasang pengaman yang bisa meminimalisir risiko pekerja terkena pisau

mesin cutter pada saat memasukkan blanket kering ke mesin. Pada mesin breaker

sudah di buat pagar besi di atas mesin untuk pekerja yang naik ke atas mesin untuk

mendorong bokar masuk ke breaker. Namun dirasa belum cukup karena pekerja

lebih sering berdiri di tengah mesin untuk mendorong bokar, jadi sebaiknya di buat

juga pegangan di tengah tempat pekerja biasa mendorong bokar masuk ke breaker.

Seperti Pada mesin bubut sudah ada pelindung agar material tidak mengenai pekerja.

Selanjutnya pengendalian administrasi ataupun instruksi kerja ataupun tanda-

tanda peringatan, PT. Batanghari Barisan sendiri sudah menerapkan pengendalian

administrasi ini, seperti membuat prosedur kerja di masing-masing bagian dan

membuat kata-kata “Hati-Hati ada Forklift Keluar Masuk” di depan pintu gudang.

Namun dirasa masih kurang, pengendalian administrasi dirasa cukup efektif dan

efisien apabila dilakukan oleh perusahaan dengan sungguh-sungguh seperti membuat

kata-kata penyemangat kerja dengan ukuran besar, menempel tata cara memasukkan

blanket ke mesin gilingan dengan benar, tata cara memasukkan blanket karet kering

ke mesin remah dengan benar, membuat tanda peringatan di mesin press ataupun

tanda-tanda peringatan lainnya yang dianggap penting oleh perusahaan.

Pengendalian administrasi lain yang tidak kalah penting adalah pembentukan

organisasi khusus yang menangani SMK3 sesuai dengan peraturan pemerintah no. 50
90

tahun 2012 tentang sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Sehingga

penanganan K3 dapat direalisasikan dengan baik oleh petugas-petugas yang

bersangkutan. Perusahaan sendiri sudah membentuk panitia pembina keselamatan

dan kesehatan kerja namun belum memiliki seorang ahli K3, padahal didalam

permenaker nomor 4 tahun 1987 pasal 3 ayat 2 menyebutkan bahwa sekretaris

panitia pembina keselamatan dan kesehatan kerja adalah ahli keselamatan dan

kesehatan kerja di perusahaan yang bersangkutan. Kemudian P2K3 dirasa belum

melaksanakan tugas sepenuhnya. Hal ini dapat dilihat dari belum adanya identifikasi

bahaya, penilaian dan pengendalian risiko di perusahaan. Tanggapan ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan Martha yang berjudul gambaran sistem manajemen

keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Batanghari Barisan mendapatkan hasil

bahwa Belum terlaksana penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (SMK3) yang baik di PT. Batanghari Barisan.(37)

Pengendalian terakhir adalah dengan penggunaan alat pelindung diri.

Perusahaan telah menyediakan APD yang dibutuhkan namun dilapangan terlihat

masih banyak pekerja yang tidak memakai APD yang telah disediakan tersebut.

Perusahaan perlu meningkatkan pengawasan dan pelatihan terhadap cara

pemeliharaan dan perawatan APD agar perusahaan tidak berulang-ulang

menyediakan APD bagi pekerja yang tidak menjaga APD-nya dengan baik.

Semua rekomendasi pengendalian yang di tuliskan peneliti dapat dilihat dari

tabel 4.24 Bagian Timbang, tabel 4.25 Bagian Glingan, Tabel 4.26 Bagian Ampaian,

Tabel 4.27 Bagian Cutter, Tabel 4.28 Bagian Press, Tabel 4.29 Bagian Packing dan

tabel 4.30 Bagian Bengkel. Rekomendasi ini penulis berikan berdasarkan hirarki

pengendalian risiko dan disesuaikan dengan risiko yang ada.


BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian tentang Identifikasi Bahaya, Penilaian dan

Pengendalian Risiko dengan Pendekatan Job Safety Analysis yang telah dilakukan di

PT. Batanghari Barisan tahun 2016, dapat disimpulkan bahwa :

1. Terdapat enam sumber bahaya di proses produksi dan bagian bengkel PT. Batanghari

Barisan yaitu lingkungan kerja, energi, mekanik, pekerjaan manual, biologi dan zat

kimia.

2. Terdapat tiga tahapan pekerjaan yang memiliki tingkatan risiko tinggi di Bagian

Timbang, yaitu pekerjaan membawa bokar dari pemasok menuju teras pembelian,

tahap menurunkan bokar dari truk pengangkut menggunakan gancu dan tahap

pemotongan bokar. Selain itu juga masih terdapat risiko sedang dan risiko rendah

pada beberapa tahapan pekerjaan lainnya.

3. Terdapat dua tahapan pekerjaan yang memiliki tingkatan risiko tinggi di Bagian

Gilingan, yaitu pekerjaan memasukkan bokar ke dalam bak breaker dan tahap

memasukkan blanket ke gilingan. Selain itu juga masih terdapat risiko sedang dan

risiko rendah pada beberapa tahapan pekerjaan lainnya.

4. Terdapat satu tahapan pekerjaan yang memiliki tingkatan risiko tinggi di Bagian

Ampaian, yaitu tahap pekerjaan menaikkan atau menurunkan gerobak blanket dari/ke

kamar jemur. Selain itu juga masih terdapat risiko sedang dan risiko rendah pada

beberapa tahapan pekerjaan lainnya.

6. Terdapat satu tahapan pekerjaan yang memiliki tingkatan risiko tinggi di Bagian

Cutter, yaitu tahap memasukkan blanket ke dalam mesin peremahan/cutter. Selain

itu juga masih terdapat risiko sedang dan risiko rendah pada beberapa tahapan

91
92

pekerjaan lainnya.

7. Terdapat satu tahapan pekerjaan yang memiliki tingkatan risiko tinggi di Bagian

Press, yaitu pekerjaan mengeluarkan karet jadi dari trolley dan tahap pekerjaan

memasukkan karet jadi ke mesin press. Selain itu juga masih terdapat risiko sedang

dan risiko rendah pada beberapa tahapan pekerjaan lainnya.

8. Terdapat satu tahapan pekerjaan yang memiliki tingkatan risiko tinggi di Bagian

Packing, yaitu tahap menumpuk metal box dengan menggunakan mobil forklift.

Selain itu juga masih terdapat risiko sedang dan risiko rendah pada beberapa tahapan

pekerjaan lainnya.

9. Terdapat risiko pekerjaan yang tinggi di bagian Bengkel. Namun, masih terdapat

risiko sedang dan risiko rendah pada beberapa tahapan pekerjaan lainnya.

10. Pengendalian yang dilakukan belum cukup efektif di beberapa tahap pekerjaan.

Khususnya pengendalian administratif perusahaan yang masih kurang baik.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan maka peneliti memberikan

beberapa saran sebagai berikut:

1. Perusahaan harus segera melakukan berbagai upaya pengendalian risiko pada

pekerjaan yang memiliki tingkat risiko sedang dan tinggi yang ada di beberapa

bagian di PT. Batanghari Barisan karena masih minimnya upaya pengendalian risiko

yang sudah diterapkan.

2. Perusahaan harus segera menyediakan ahli K3 yang tersertifikasi untuk

meningkatkan pelaksanaan K3 di perusahaan.

3. Perusahaan sebaiknya membuat Standar Operasional Prosedur yang jelas untuk tiap

Bagian di Departemen Produksi.


93

4. Diharapkan kepada pekerja agar menerapkan dengan sungguh-sungguh beberapa

kebijakan yang sudah dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kesehatan dan

keselamatan kerja, seperti menggunakan alat pelindung diri dan melakukan tahapan

pekerjaan sesuai dengan prosedur yang benar.

5. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar dapat memengembangkan penelitian

tentang penerapan safety sign di PT. Batanghari Barisan.


DAFTAR PUSTAKA

1. Yoga T, Hastuti T. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta: UI Press; 2006.

2. Indonesia PR. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.8

Tahun 2010 Tentang Alat Pelindung Diri.

3. Kadin. Industri Jasa Konstruksi di Indonesia, Kompartemen Jasa Konstruksi,

Konsultasi, Real Estate dan Teknologi Tinggi. Jakarta: Kadin Indonesia; 2002.

4. Indonesia PR. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 4 Tahun 1993 Tentang

Jaminan Kecelakaan kerja. 1993.

5. Yogyakarta BHdKkPD. PELATIHAN HIPERKES DAN KESELAMATAN

KERJA BAGI DOKTER PERUSAHAAN. YOGYAKARTA2012.

6. Budiono AMS. Bunga Rampai Hiperkes dan Keselamatan Kerja. Semarang:

UNDIP; 1996.

7. Suardi R. Manajemen Risiko. Jakarta: PPM; 2007.

8. RI P. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang

Ketenagakerjaan.

9. Organization IL, Organization WH. Definisi Kecelakaan Kerja.

10. Ramli S. Manajemen Risiko dalam Perspektif K3 OHS Risk Management.

Jakarta: Dian Rakyat; 2010.

11. Safety and Health Work [database on the Internet]. www.ILO.org.

12. BPJS:terjadi 8.900 Kecelakaan Kerja Selama 2014 [database on the Internet].

http://antaranews.com. 2014 [cited 15 Februari 2016].

13. Sectiap Hari 9 Meninggal karena Kecelakaan Kerja [database on the Internet].

http://BPJSKetenagakerjaan.go.id. 2014 [cited 15 Februari 2016].


14. Nurjanah JA. Penerapan Hazard Identification Risk Assessment and

Determining Control (HIRADC) Pada Pekerjaan Baru Sebagai Upaya

Pencegahan Kecelakaan Kerja di PT. Eastern Logistics Lamongan Jawa Timur.

Surakarta: Universitas Sebelas Maret; 2012.

15. Data PT. Batanghari Barisan Padang.

16. Pemerintah R. Peraturan Pemerintah No.50 Tahun 2012 Tentang Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja2012.

17. Suma'mur. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: Gunung

Agung; 1985.

18. RI P. Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

Jakarta1970.

19. RI P. Undang-undang No.3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

Jakarta1992.

20. Heinrich. Industrial Prevention: A Safety management Approach. New York:

McGraw-Hill Inc; 1980.

21. Sulaksmono M. Manajemen Keselamatan Kerja. Surabaya: Pustaka; 1997.

22. Suma'mur. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Sagung Seto;

2009.

23. Harrianto R. Buku Ajar Kesehatan Kerja. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

(EGC); 2008.

24. Barisan PB. Dukumen UKL-UPL2015.

25. Barisan PB. Struktur PT. Batanghari Barisan2015.

26. Rausand M. Job Safety Analysis. Norwegia: Norwegian University of Science

and Technologi; 2005.

27. OSHA. Job Hazard Analysis. United States2002.


28. Glenn D. Job Safety Analysis and it's tole today. United States: ASSE; 2011.

29. Ridley J. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. 3, editor. Jakarta: Erlangga; 2006.

30. Tarwaka. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Surakarta: Harapan Press; 2008.

31. Barisan PB. Rekapitulasi Tenaga Kerja. 2015.

32. Barisan PB. Laporan Kecelakaan Kerja. 2007-2015.

33. Winarsunu T. Psikologi Keselamatan Kerja. Malang: UMM Pers; 2008.

34. Tarwaka, Solichul, Bakri, Sudiajeng L. Ergonomi untuk Kesehatan Kerja dan

Produktivitas. Surakarta: UNIBA Pers; 2014.

35. Budiyanto T, Pratiwi EY. Hubungan Kebisingan dan Massa Kerja terhadap

Terjadinya Strs Kerja pada Pekerja di Bagian Tenun "Agung Saputra Tex"

Piyungan Bantul Yogyakarta. ISSN :1978-0575. 2010.

36. Z10 A. Hirarki Pengendalian dalam Sistem Manajemen Keselamatan. 2005.

37. Marta YD. Gambaran Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di

PT. Batanghari Barisan Tahun 2015. 2015.

Anda mungkin juga menyukai