Anda di halaman 1dari 14

Tugas Keperawatan Jiwa II

( Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Teori Defisit Perawatan Diri )

Oleh : Kelompok 3

A11 – A Keperawatan

Dewa Ayu Putu Santriani Dewi (17.321.2660)

I Gede Endra Suryantha (17.321.2667)

Komang Wisnu Budikesuma (17.321.2677)

Ni Kadek Candra Ayu Setyawati (17.321.2682)

Ni Kadek Kristiani (17.321.2684)

Pande Eka Sukma Karisma (17.321.2706)

Putu Indah Sasmitha (17.321.2708)

Program Studi Ilmu Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali

Tahun Ajaran 2019


Laporan Pendahuluan Defisit Perawatan Diri

A. Definisi
Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang mengalami
kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri secara
mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian atau berhias, makan, dan BAB dan BAK (Fitria,
2010).
Defisit perawatan diri menggambarkan suatu keadaan seseorang yang mengalami
gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri seperti mandi, berganti
pakaian, makan dan toileting.
Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai
dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak
dapat melakukan perawatan diri (Depkes, 2010).

B. Proses Terjadi Masalah


a) Faktor Predisposisi
Defisit perawatan diri seringkali disebabkan oleh intoleransi aktivitas, hantaman
mobilitas fisik, nyeri, ansietas, atau gangguan kognitif atau persepsi (misalnya defisit
perawatan diri : makan yang berhubungan dengan disorientasi). Sebagai etiologi, defisit
perawatan diri dapat menyebabkan depresi, ketakutan terhadap ketergantungan dan
ketidakberdayaan (misalnya ketakutan menjadi ketergantungan total yang berhubungan
dengan defisit perawatan diri akibat kelemahan residual karena penyakit stroke).
Menurut Tarwanto dan Wartonah (2010) faktor predisposisi defisit perawatan diri
yaitu :
1) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif
terganggu.
2) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.
3) Kemampuan realitas menurun
Klien dengan gangguan jiwa dengan realitas yang kurang menyebabkan ketidak
pedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri. Masalah psikologi tersebut
contohnya harga diri rendah : klien tidak memiliki motivasi untuk merawat diri, body
image : gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri,
misalnya individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
4) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan dari lingkungannya. Situasi lingkungan
mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.

Menurut Wilkinson dan Ahern (2012) defisit perawatan diri berhubungan dengan :

1) Defisit perawatan diri mandi/hygiene berhubungan dengan :


Penurunan motivasi, kendala lingkungan, ketidakmampuan untuk merasakan bagian
hubungan special, gangguan muskulokeletal, kerusakan neuromuscular, nyeri,
gangguan persepsi atau kognitif, ansietas hebat, kelemahan dan kelelahan (NANDA).
Faktor lain yang berhubungan (non NANDA internasional) depresi, ketunadayaan
perkembangan, intoleransi aktivitas, pembatasan karena pengobatan, gangguan
psikologis.
2) Defisit perawatan diri berpakaian/berhias berhubungan dengan :
Penurunan motivasi, ketidaknyamanan, hambatan lingkungan, keletihan, gangguan
muskulokeletal, gangguan neuromuscular, nyeri, gangguan kognitif atau persepsi,
ansietas berat, kelemahan/kelelahan.
3) Defisit perawatan diri makan berhubungan dengan :
Penurunan motivasi, hambatan lingkungan, keletihan, hambatan mobilitas, hambatan
kemampuan berpindah, gangguan muskulokeletal, gangguan neuromuscular, nyeri,
gangguan kognitif atau persepsi, ansietas berat, kelemahan
4) Defisit perawatan diri eliminasi (BAB/BAK) berhubungan dengan :
Penurunan motivasi, ketidaknyamanan, kendala lingkungan, keletihan, gangguan
muskulokeletal, gangguan neuromuscular, nyeri, gangguan kognitif atau persepsi,
ansietas berat, kelemahan.

b) Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi, gangguan
kognitif atau perceptual, cemas, lelah atau lemah yang dialami individu sehingga
menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri. Faktor – faktor yang
mempengaruhi :
1) Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya
dengan adanya perubahan fisik, individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
2) Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan
terjadi perubahan pola personal hygiene
3) Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,
shampoo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya
4) Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan
5) Budaya
Disebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan
6) Kebiasaan Orang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti
penggunaan sabun, shampoo dan lain – lain
7) Kondisi Fisik dan Psikis
Pada keadaan tertentu atau sakit, kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu
bantuan untuk melakukannya

Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene :

1) Dampak Fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya
kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang terjadi adalah gangguan
integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut, infeksi ada mata dan telinga dan
gangguan fisik pada kuku.
2) Dampak Psikososial
Maslaah yang berhubungan dengan kebersihan diri atau personal hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai mencintai, kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri dan gangguan interaksi social.
c) Mekanisme Koping
1) Regresi
Regresi adalah kemunduran akibat stress terhadap perilaku dan merupakan ciri khas
dari suatu taraf perkembangan yang kebih dini
2) Penyangkalan
Penyangkalan merupakan mekanisme koping atau pertahanan untuk mengurangi
kesulitan untuk menegakkan diagnosis
3) Isolasi diri, Menarik diri
Bila individu menyangkal kenyataan, maka dia menganggap tidak ada atau menolak
adanya pengalaman yang tidak menyenangkan ( sebenarnya mereka sadar
sepenuhnya ) dengan maksud untuk melindungi dirinya sendiri. Penyangkalan
kenyataan juga mengandung unsur penipuan diri
4) Intelektualisasi
Apabila individu menggunakan teknik intelektualisasi, maka dia menghadapi situasi
yang seharusnya menimbulkan perasaan yang amat menekan dengan cara analitik,
intelektual dan sedikit menjauh dari persoalan. Dengan kata lain, bila individu
menghadapi situasi yang menjadi masalah, maka situasi itu akan dipelajarinya atau
merasa ingin tau apa tujuan sebenarnya supaya tidak terlalu terlihat dengan persoalan
tersebut secara emosional. Dengan intelektualitas, manusia dapat sedikit mengurangi
hal – hal yang pengaruhnya tidak menyenangkan bagi dirinya, dan memberikan
kesempatan pada dirinya untuk meninjau permasalahan secara objektif.
d) Rentang Respon
Rentang respon meliputi respon adaptif dan maladatif
1) Respon Adaptif
Respon adaptif merupakan respon yang masih dapat diterima oleh norma – norma
social dan kebudayaan secara umum yang berlaku dimasyarakat dan individu dalam
masalahnya, dengan kata lain respon adaptif adalah respon atau masalah yang masih
dapat ditoleransi atau masih dapat diselesaikan oleh kita sendiri dalam batas yang
normal.
2) Respon Maladaptif
Respon maladaptive merupakan respon yang diberikan individu dalam menyelesaikan
masalahnya menyimpang dari norma – norma dan kebudayaan suatu tempat atau
dengan kata lain diluar batas individu tersebut
Adaptif Maladiptif
e) Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala pasien dengan defisit perawatan diri :
1) Fisik
-Badan bau, pakaian kotor
-Rambut dan kulit kotor
-Kuku panjang dan kotor
-Gigi kotor disertai mulut bau
-Penampilan tidak rapi
2) Psikologis
-Malas, tidak ada inisiatif
-Menarik diri, isolasi diri
-Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina
3) Sosial
-Interaksi kurang
-Kegiatan kurang
-Tidak mampu berperilaku sesuai norma
-Cara makan tidak teratur
-BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok giri dan mandi tidak mampu sendiri
f) Klarifikasi
Menurut Nanda – I (2012), jenis perawatan diri terdiri dari :
1) Defisit perawatan diri : mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan mandi/beraktvitas
perawatan diri untuk diri sendiri
2) Defisit perawatan diri : berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas berpakaian
atau berhias untuk diri sendiri
3) Defisit perawatan diri : makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas makan secara
mandiri
4) Defisit perawatan diri : eliminasi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas eliminasu
sendiri
C. Pohon Masalah
Perawatan diri tidak efektif (BAB/BAK/PH/Nutrisi dan cairan)

Defisit Perawatan Diri

Penurunan Motivasi dan Kemampuan


D. Asuhan Keperawatan Teori Defisit Perawatan Diri
1. Pengkajian
Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji yaitu :
a) Subjektif
1) Pasien mengatakan dirinya malas mandi karena airnya dingin atau di RS tidak
tersedia alat mandi
2) Pasien mengatakan dirinya malas berdandan
3) Pasien mengatakan ingin disuapi makan
4) Pasien mengatakan jarang membersihkan alat kelaminnya setelah BAK
maupun BAB
b) Objektif
1) Ketidakmampuan mandi/membersihkan diri ditandai dengan rambut kotor,
gigi kotor, kulit berdaki, dan berbau, serta kuku panjang dan kotor
2) Ketidakmampuan berpakaian/berhias ditandai dengan rambut acak – acakan,
pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, tidak bercukur ( laki – laki )
atau tidak berdandan ( wanita )
3) Ketidakmampuan makan secara mandiri ditandai dengan ketidakmampuan
mengambil makan sendiri, makan berceceran dan makan tidak pada
tempatnya
4) Ketidakmampuan BAB/BAK secara mandiri ditandai dengan BAB/BAK tidak
pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan bak setelah BAB/BAK
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit Perawatan Diri : kebersihan diri, berdandan, makan, BAB/BAK
3. Rencana Tindakan Keperawatan

Tgl No Diagnosa Perencanaan


Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Defisit TUM : Pasien 1. Setelah …x… 1. Bina hubungan saling
Perawatan Diri dapat interaksi pasien percaya dengan :
- Beri salam setiap
melakukan menunjukan tanda –
berinteraksi
perawatan tanda percaya pada
- Perkenalkan nama,
diri secara perawat :
nama panggilan
- Wajah cerah,
mandiri
perawat, dan tujuan
tersenyum
- Mau berkenalan perawat berinteraksi
- Ada kontak mata - Tanyakan dan
- Bersedia menceritakan
panggil nama
perasaan
kesukaan pasien
- Bersedia - Tunjukan sikap
mengungkapkan empati, jujur dan
masalahnya menepati janji setiap
kali berinteraksi
- Tanyakan perasaan
pasien dan masalah
yang dihadapi pasien
- Buat kontrak
interaksi yang jelas
- Dengarkan dengan
empati
- Penuhi kebutuhan
dasar pasien giri,
keramas, ganti baju,
berhias, dan gunting
kuku
- Bantu jika pasien
mengalami
hambatan dalam
perawatan diri
- Berikan pujian atas
keberhasilan pasien
TUK 2 : 2. Dalam …x… 2. Diskusikan dengan
Pasien interaksi pasien pasien :
- Penyebab pasien
mengetahui menyebutkan :
- Penyebab tidak tidak merawat diri
pentingnya
- Manfaat menjaga
merawat diri
perawatan
- Manfaat menjaga perawatan diri untuk
diri
perawatan diri keadaan fisik,
- Tanda – tanda
mental dan social
bersih dan rapi - Tanda – tanda
- Gangguan yang
perawatan dan yang
dialami jika
baik
perawatan diri - Penyakit atau
tidak diperhatikan gangguan kesehatan
yang bisa dialami
oleh pasien bila
perawatan diri tidak
adekuat
TUK 3 : 3.1 Dalam …x… 3.1 Diskusikan frekuensi
Pasien interaksi pasien menjaga perawatan
mengetahui menyebutkan diri selama ini :
- Mandi
cara – cara frekuensi menjaga
- Gosok gigi
melakukan perawatan diri : - Keramas
- Frekuensi mandi - Berpakaian
perawatan
- Frekuensi gosok - Berhias
diri - Gunting kuku
gigi
- Frekuensi keramas
- Frekuensi ganti
pakaian
- Frekuensi berhias
- Frekuensi gunting 3.2 Diskusikan cara
kuku praktek perawatan
diri yang baik dan
3.2 Dalam …x
benar :
interaksi pasien
- Mandi
menjelaskan cara - Gosok gigi
- Keramas
menjaga perawatan
- Berpakaian
diri : - Berhias
- Cara mandi - Gunting kuku
- Cara gosok gigi
- Cara keramas 3.3 Berikan pujian
- Cara berpakaian
untuk setiap respon
- Cara berhias
- Cara gunting kuku pasien yang positive
TUK 4 : 4. Dalam …x 4.1 Bantu pasien saat
Pasien dapat interaksi pasien perawatan diri :
- Mandi
melaksanakan mempraktekan
- Gosok gigi
perawatan perawatan diri - Keramas
- Berpakaian
diri dengan dengan dibantu
- Berhias
bantuan oleh perawat : - Gunting kuku
- Mandi 4.2 Beri pujian setelah
perawat - Gosok gigi pasien selesai
- Keramas
melakukan perawatan
- Berpakaian
- Berhias diri
- Gunting kuku
TUK 5 : 5. Dalam …x 5.1 Pantau pasien
Pasien dapat interaksi pasien dalam
melaksanakan melaksanakan melaksanakan
perawatan praktek perawatan perawatan diri :
- Mandi
secara diri secara mandiri:
- Gosok gigi
- Mandi 2x sehari
mandiri - Keramas
- Gosok gigi sehabis
- Berpakaian
makan - Berhias
- Keramas 2x - Gunting kuku
5.2 Beri pujian saat
seminggu
- Ganti pakaian 1x pasien melaksanakan
sehari perawatan diri secara
- Berhias sehabis
mandiri
mandi
- Gunting kuku
setelah mulai
panjang
TUK 6 : 6.1 Dalam …x 6.1 Diskusikan dengan
Pasien interaksi keluarga keluarga :
- Penyebab pasien tidak
mendapat menjelaskan cara –
melaksanakan
dukungan cara membantu pasien
perawatan diri
keluarga dalam memenuhi
- Tindakan yang tekah
untuk kebutuhan perawatan
dilakukan pasien
meningkatkan dirinya
selama di RS dalam
6.2 Dalam …x
perawatan
menjaga perawatan
interaksi keluarga
diri
diri dan kemajuan
menyiapkan sarana
yang telah dialami
perawatan diri pasien :
pasien
sabun, mandi, sikat
- Dukungan yang bisa
gigi, shampoo,
diberikan oleh
handuk, pakaian keluarga untuk
bersih, sandal dan alat meningkatkan
berias kemampuan pasien
6.3 Keluarga
dalam perawatan diri
mempraktekan diri 6.2 Diskusikan dengan
kepada pasien keluarga tentang :
- Sarana yang
diperlukan untuk
menjaga perawatan
diri pasien
- Anjurkan kepada
keluarga menyiapkan
sarana tersebut
6.3 Diskusikan dengan
keluarga hal – hal yang
perlu dilakukan keluarga
dalam perawatan diri :
- Anjurkan keluarga
untuk mempraktekan
perawatan diri
( mandi, gosok gigi,
keramas, ganti baju,
berhias, dan guntng
kuku )
- Ingatkan pasien
waktu mandi, gosok
gigi, keramas, ganti
baju, berhias dan
gunting kuku

4 Implementasi

Pasien Keluarga

SP 1 SP 1
1. Mengidentifikasi kebersihan diri, 1. Keluarga mengidentifikasi masalah
berdandan, makan dan BAB/BAK dalam merawat berdandan, makan,
2. Menjelaskan pentingnya kebersihan
BAB/BAK
diri 2. Menjelaskan defisit perawatan diri
3. Menjelaskan alat dan cara kebersihan 3. Menjelaskan cara merawat
diri kebersihan diri, berdandan, makan,
4. Memasukan dalam jadwal kegiatan
BAB/BAK
pasien 4. Memainkan peran cara merawat
5. Rencana tindak lanjut
keluarga/jadwal keluarga untuk
merawat pasien

SP 2 SP 2
1. Mengevaluasi kegiatan lalu ( SP 1 ) 1. Mengevaluasi SP 1
2. Menjelaskan pentingnya berdandan 2. Melatih keluarga merawat langsung
3. Melatih cara berdandan
ke pasien, kebersihan, dan berdandan
a. Untuk pasien laki – laki meliputi
3. RTL keluarga/jadwal keluarga untuk
cara :
merawat
- Berpakaian
- Menyisir rambut
- Bercukur
b. Untuk pasien perempuan :
- Berpakaian
- Menyisir rambut
- Berhias
- Memasukan dalam jadwal
kegiatan pasien

SP 3 SP 3
1. Mengevaluasi kegiatan yang lalu ( SP 1. Mengevaluasi kemampuan SP
2. Melatih keluarga perawatan langsung
1 dan 2 )
2. Menjelaskan cara dan alat makan ke pasien cara makan
3. RTL keluarga/jadwal keluarga untuk
yang benar
a. Menjelaskan cara menyiapkan merawat pasien
makanan
b. Menjelaskan cara merapikan
peralatan makan setelah makan
c. Mempraktekan makan sesuai
dengan tabapen makan yang baik
3. Melatih kegiatan makan
4. Memasukan dalam jadwal kegiatan
pasien

SP 4 SP 4
1. Mengevaluasi kemampuan pasien 1. Mengevaluasi kemampuan keluarga
2. Mengevaluas kemampuan pasien
yang lalu ( SP 1,2, dan 3 )
3. Merencanakan tindak lanjut keluarga
2. Melatih cara BAB dan BAK yang
a. Follow up
baik b. Rujukan
3. Menjelaskan tempat BAB/BAK yang
sesuai
4. Menjelaskan cara membersihkan diri
setelah BAB/BAK

5 Evaluasi
Evaluasi adalah prises yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan pada
pasien ( Keliat, dkk 2019 ). Hasil yang ingin dicapai pada paien dengan defisit perawatan diri
yaitu :
a) Pasien mampu melakukan perawatan diri secara mandiri
1. Pasien dapat membina hubungan saling percaya
2. Pasien mengetahui pentingnya perawatan diri
3. Pasien mengetahui cara – cara melakukan perawatan diri
4. Pasien dapat melaksanakan perawatan diri dengan bantuan perawat
5. Pasien dapat melakukan perawatan secara mandiri
6. Pasien mendapat dukungan keluarga untuk meningkatkan perawatan diri
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Keperawatan Jiwa,Dit Jen Yan. Kes, Dep.R.I.2010.Keperawatan Jita. Teori dan
tindakan keperawatan

Fitria, Nita.2010. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan Stragtegi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (L.P dan SP).Jakarta: Salemba Medika

Tarwoto, Wartonah.2010.Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.Jakarta: Salemba


Medika

Wilkimson,J.M & Ahem.2012. Buku Saku Diagnose Keperawatan Diagnosa Nanda Intervensi
NIC Kriteria Hasil NOC Edisi 9.Jakarta:EGC
\

Anda mungkin juga menyukai