Julius c adipurwadi

Lien / spleen
 Organ yang berkaitan dengan emosi
 Gembira
 Sedih
 Dipelajari di Mesir dan China sejak 1550 BC
 Splenektomi pertama tahun 1549 oleh Zaccarella
(Italia) tanpa tahu fungsi
 Laparaskopi tahun 1991 oleh Delaitre dan Maignein
(Prancis)
Embryologi
 Muncul pertama minggu ke 5
 Proliferasi mesodermal diantara dua lapisan
mesogastrium dorsal
 Fungsi hematopoesis muncul minggu ke 3 sd ke 5
Lien tambahan
 Berbentuk : seperti mangkok
 Lokasi di hipokondrium kiri
 Terlindungi oleh tulang rusuk 9 sd 11
 Memiliki 2 buah permukaan ( diafragma dan organ
intraabdomen)
 Batas batas :
 Gaster
 Ginjal kiri
 colon dan pankreas
 Terfiksasi oleh ligamentum gastrolienalis, ligamentum
splenorenal, dan ligamentum splenokolic 
merupakan jalur pembuluh darah  penting saat
melakukan splenektomi
Anatomi lien
Panjang lien
Vasa vasa lien
 Arteri : Aorta Abdomen Trunkus coeliakus  a.
lienalis (berbelok belok / tortuous)  a. segmental 
a. trabekula lien (pada trabekula lien)  a. central
lien.
 A. gastroepiploika kiri dan a. gastrika
 Vena : sinus venosus  v. trabekula  v. lienalis  v.
mesenterika superior  v. porta  liver.
Aliran darah dalam parenkim
 Sistem terbuka
 Arteriola  pulpa merah (terpapar makrofag)  sinus
venosus.
 90%
 Sistem tertutup
 Dari arteriola ke venula melewati plasma
 10%
Arteri dan vena lien
Histologi
 Pulpa merah
 75%
 Isi : splenic cord, kapiler kaliper, sinus venosus,
 Pulpa putih
 Isi : folikel limfoid ( dominan limfosit B) PALS
(periaterial lymfoid sheet / dominan limfosit T),
Macrophages
Fungsi lien
 Pulpa merah (macrophag, monosit, netrofil):
 Phagositosis
 Membuang elemen darah rusak dan tua
 Daur ulang zat besi
 Produksi antibodi
 Pulpa Putih (B cell, Macrophage)
 Pembentukan antibodi
 Imunoregulator
 Antigen processing
Fungsi lien
 Filtrasi oleh macrophag  menangkap material sel dan
non sel (bakteri tidak berkapsul)  OPSI
 Hematologi
 Hemostasis (sel endotel)
 Produksi 8 dan von wilebrand
OPSI
 Overwhelming post splenectomy infection
 Infeksi
Splenektomi
 Tindakan bedah untuk mengambil sebagian atau
seluruh dari lien / spleen.
 Bentuk splenektomi :
 Parsial
 Total
splenektomi
 Waktu :
 Elektif : kelainan non trauma
 Emergensi : trauma
 Penyebab
 Trauma
 nontrauma
Splenektomi traumatik
 Mekanisme :
 Trauma tumpul ( KLL , jatuh dari ketinggian)
 Trauma tajam (pisau , peluru)
Splenektomi traumatik (AAST)
Trauma pada anak
 75% trauma lien TIDAK dilakukan splenektomi.
Splenektomi non trauma
 I. Autoimmune/acquired disorders

 II. Congenital disorders

 Structural abnormalities
 Hemoglobinopathies
1. Thalassemia
 Enzymopathies

 III.White blood cell neoplasms and myeloproliferative

disorders

 IV. Miscellaneous
Splenektomi pada Thalassaemia
 Indikasi :
 Hipersplenisme Hypersplenism :
 splenomegaly, cytopenias (satu atau
Transfusi > 250 cc/KgBB pertahun
lebih : anemia, thrombocytopenia, or
 Penumpukan besi dgn terapi
leukopenia), and compensatory
 Lekopenia dan trombositipeni
hyperplastic bone marrow. Dan kondisi
 Splenomegali simptomatik ini
: membaik setelah spelectomi
 Distensi abdomen  kompartemen sindrome

 Nyeri

 Penurunan berat badan

Persiapan splenektomi elektif
 Imunisasi (2 minggu pre op)

 influenza, pneumococcal 13-valent conjugate (PCV13),

pneumococcal polysaccharide (PPSV23), meningococcal
4-valent conjugate atau polysaccharide, meningococcal
B, and Haemophilus influenzae type b (Hib)
TO splenektomi
 Mobilisasi lien
 Identifikasi ligamentum
 Membebaskan ligamentum
 Memotong vasa
Komplikasi
 Akut :
 Cedera pankreas
 Abses
 Adhesi usus halus

 Lanjut
 OPSI
 Penyakit jantung aterioskelrotik
 TERIMA KASIH