Jiwa Waham Kelompok 5
Jiwa Waham Kelompok 5
OLEH :
KELOMPOK 5
2018/2019
LAPORAN PENDAHULUAN
PERUBAHAN PROSES PIKIR (WAHAM)
A. Definisi
Waham adalah keyakinan tentang suatu pikiran yang kokoh, kuat, tidak sesuai
dengan kenyataan, tidak cocok dengan intelegensia dan latar belakang budaya, selalu
dikemukakan berulang-ulang dan berlebihan biarpun telah dibuktikan
kemustahilannya atau kesalahannya atau tidak benar secara umum. (Tim
Keperawatan PSIK FK UNSRI, 2005).
Waham adalah keyakinan keliru yang sangat kuat yang tidak dapat dikurangi
dengan menggunakan logika (Ann Isaac, 2004)
Waham adalah keyakinan tentang suatu isi pikiran yang tidak sesuai dengan
kenyataannya atau tidak cocok dengan intelegensia dan latar belakang
kebudayaannya, biarpun dibuktikan kemustahilannya (Maramis,W.F,1995)
Waham adalah keyakinan yang salah dan menetap dan tidak dapat dibuktikan
dalam kenyataan (Harold I, 1998).
B. Etiologi
Waham merupakan salah satu gangguan orientasi realitas. Gangguan orientasi
realitas adalah ketidak mampuan klien menilai dan berespons pada realitas. Klien
tidak dapat membedakan rangsangan internal dan eksternal, tidak dapat membedakan
lamunan dan kenyataan. Klien tidak mampu memberi respons secara akurat, sehingga
tampak perilaku yang sukar dimengerti dan mungkin menakutkan.
Gangguan orientasi realitas disebabkan oleh fungsi otak yang terganggu yaitu
fungsi kognitif dan isi fikir; fungsi persepsi, fungsi emosi, fungsi motorik dan fungsi
sosial. Gangguan pada fungsi kognitif dan persepsi mengakibatkan kemampuan
menilai dan menilik terganggu. Gangguan fungsi emosi, motorik dan sosial
mengakibatkan kemampuan berespons terganggu yang tampak dari perilaku non
verbal (ekspresi muka, gerakan tubuh) dan perilaku verbal (penampilan hubungan
sosial). Oleh karena gangguan orientasi realitas terkait dengan fungsi otak maka
gangguan atau respons yang timbul disebut pula respons neurobiologik.
C. Respon Neurobiologis
Adapun rentang respon manusia terhadap stress yang menguraikan tentang respon
gangguan adaptif dan maladaptive dapat dijelaskan sebagai berikut :
Rentang Respon
Neurobiologis
Dari rentang respon neurobilogis diatas dapat dijelaskan bila individu merespon
secara adaptif maka individu akan berfikir secara logis. Apabila individu berada pada
keadaan diantara adaptif dan maladaptive kadang – kadang pikiran menyimpang atau
perubahan isi pikir terganggu. Bila individu tidak mampu berfikir logis dan pikiran
individu mulai menyimpang maka ia akan berespon secara maladaptive dan ia akan
mengalami gangguan isi pikir : waham curiga.
Agar individu tidak berespon secara maladaptive maka setiap individu harus
mempunyai mekanisme pertahanan koping yang baik. Mekanisme koping dapat
dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Reaksi yang berorientasi pada tugas, yaitu upaya yang disadari dan
berorientasi pada tindakan untuk memenuhi secara realistic tuntunan situasi
stress.
a. Perilaku menyerang, digunakan untuk mengubah atau mengatasi hambatan
pemenuhan kebutuhan.
b. Perilaku menarik diri, digunakan baik secara fisik maupun psikologik
untuk memindahkan seseorang dari sumber stress.
c. Perilaku kompromi, digunakan untuk mengubah cara seseorang
mengoperasikan, mengganti tujuan atau mengorbankan aspek kebutuhan
personel seseorang.
2. Mekanisme pertahanan ego, merupakan mekanisme yang dapat membantu
mengatasi cemas ringan dan sedang, jika berlangsung pada tingkat dasar dan
melibatkan penipuan diri dan disorientasi realitas, maka mekanisme ini dapat
merupakan respon maladaptive terhadap stress. (Anonymous, 2009).
c. Faktor Psikologis
- Ibu pengasuh yang cemas/over protektif, dingin, tidak sensitif
- Hubungan dengan ayah tidak dekat/perhatian yang berlebihan
- Konflik perkawinan
- Komunikasi “double bind”
- Sosial budaya
- Kemiskinan
- Ketidakharmonisan sosial
- Stress yang menumpuk
2) Faktor Presipitasi
a. Stressor sosial budaya
Stres dan kecemasan akan meningkat bila terjadi penurunan stabilitas
keluarga, perpisahan dengan orang yang paling penting, atau diasingkan dari
kelompok.
b. Faktor biokimia
Penelitian tentang pengaruh dopamine, inorefinefrin, lindolomin, zat
halusinogen diduga berkaitan dengan orientasi realita
c. Faktor psikologi
Intensitas kecemasan yang ekstrim dan menunjang disertai terbatasnya
kemampuan mengatasi masalah memungkinkan berkurangnya orientasi
realiata.
F. Jenis-jenis Waham
Menurut Mayer Gross, waham dibagi 2 macam :
1. Waham Primer
Timbul secara tidak logis sama sekali, tanpa penyebab apa-apa dari luar. Misal
seseorang merasa istrinya sedang selingkuh sebab ia melihat seekor cicak berjalan
dan berhenti dua kali.
2. Waham Sekunder
Biasanya logis kedengarannya, dapat diikuti dan merupakan cara bagi penderita
untuk menerangkan gejala-gejala skizofrenia lainnya.
Ada beberapa jenis waham :
1. Waham Kejar
Klien mempunyai keyakinan ada orang atau komplotan yang sedang
mengganggunya atau mengatakan bahwa ia sedang ditipu, dimata-matai atau
kejelekannya sedang dibicarakan.
2. Waham Somatik
Keyakinan tentang (sebagian) tubuhnya yang tidak mungkin benar, umpamanya
bahwa ususnya sudah busuk, otaknya sudah cair, ada seekor kuda didalam
perutnya.
3. Waham Kebesaran
Klien meyakini bahwa ia mempunyai kekuatan, pendidikan, kepandaian atau
kekayaan yang luar biasa, umpamanya ia adalah Ratu Kecantikan, dapat membaca
pikiran orang lain, mempunyai puluhan rumah atau mobil.
4. Waham Agama
Keyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan dan diucapkan secara
berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
5. Waham Dosa
Keyakinan bahwa ia telah berbuat dosa atau kesalahan yang besar, yang tidak
dapat diampuni atau bahwa ia bertanggung jawab atas suatu kejadian yang tidak
baik, misalnya kecelakaan keluarga, karena pikirannya yang tidak baik
6. Waham Pengaruh
Yakin bahwa pikirannya, emosi atau perbuatannya diawasi atau dipengaruhi oleh
orang lain atau suatu kekuatan yang aneh
7. Waham Curiga
Klien mempunyai keyakinan bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusah
merugikan atau mencederai dirinya yang disampaikan secara berulang-ulang dan
tidak sesuai dengan kenyataan
8. Waham Nihilistik
Klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia atau meninggal yang
dinyatakan secara berulang-ulang dan tidak sesuai dengan kenyataan.
9. Delusion of reference
Pikiran yang salah bahwa tingkah laku seseorang ada hubunganya dengan dirinya.
Ini adalah jenis waham yang percaya bahwa pikirannya, perasaannya, atau
tingkah lakunya terjadi karena dikontrol oleh sesuatu diluar dirinya atau kekuatan
dari luar
Ini adalah jenis waham dimana penderitanya percaya bahwa setiap fenomena di
sekitarnya mempunyai hubungan pribadi seperti perintah atau pesan khusus.
Penderita waham akan merasa bahwa orang asing di sekitarnya selalu
memperhatikannya, atau bahkan merasa bahwa ada pesan khusus yang
disampaikan kepada dirinya secara tersirat.
Ini adalah jenis waham aneh (sesuai dengan namanya, bizarre = aneh). Waham
bizarre ini memiliki beberapa jenis, yaitu:
Ini adalah jenis waham bizare dimana ditandai dengan pikiran bahwa seseorang
telah menyisipkan pikirannya ke kepala penderita waham.
Ini adalah jenis waham bizare yang dimana penderitanya merasa dan percaya
bahwa apa pun yang ada di pikirannya akan diketahui oleh orang lain, atau
seolah-olah orang lain bisa membaca pikirannya)
c. Waham sedot pikir (thougt of withdrawal)
Penderita waham jenis ini merasa bahwa seseorang telah mengambil pikirannya.
4. Fisik
a. Higiene kurang
b. Muka pucat
c. Sering menguap
d. BB menurun
e. Nafsu makan berkurang dan sulit tidur
I. Penatalaksanaan Medis
a. Farmakoterapi
Tatalaksana pengobatan skizoprenia paranoid mengacu pada penatalaksanaan
skizoprenia secara umum menurut Townsend (1998), Kaplan dan Sadock (1998)
antara lain :
1) Anti Psikotik
Jenis – jenis obat antipsikotik antara lain :
a) Chlorpromazine
Untuk mengatasi psikosa, premedikasi dalam anestesi, dan mengurangi
gejala emesis. Untuk gangguan jiwa, dosis awal 3 x 25mg, kemudian
dapat ditingkatkan supaya optimal, dengan dosis tinggi 1000mg/hari
secara oral.
b) Trifluoperazine
Untuk terapi gangguan jiwa organic, dan gangguan psikotik menarik
diri, dosis awal 3 x 1mg, dan bertahap dinaikkan sampai 50mg/hari.
c) Haloperidol
Untuk ansietas, ketegangan, psikosomatik, psikosis , dan mania, dosis
awal 3 x 0,5mg sampai 3mg.
2) Anti Parkinson
a) Triheksipenydil (Artane)
Untuk semua bentuk parkinsonisme dan untuk menghilangkan reaksi
ekstrapiramidal akibat obat. Dosis yang digunakan 1-15mg/hari.
b) Difenhidramin
Dosis yang diberikan 10-400mg/hari.
3) Anti Depresan
a) Amitriptylin
Untuk gejala depresi, depresi oleh karena ansietas, dan keluhan somatic.
Dosis 75-300mg/hari.
b) Imipramin
Untuk depresi dengan hambatan psikomotorik, dan depresi neurotic.
Dosis awal 25mg/hari, dosis pemeliharaan 50-75mg/hari.
4) Anti Ansietas
Anti ansietas digunakan untuk mengontrol ansietas, kelainan somatroform,
keluhan disosiatif, kelainan kejang, dan untuk meringankan sementara gejala-
gejala insomnia dan ansietas. Obat-obat yang termasuk anti ansietas antara
lain :
- Fenobarbital 16-320mg/hari
- Meprobamat 200-2400mg/hari
- Klordiazepoksida 15-100mg/hari
b. Psikoterapi
Elemen penting dalam psikoterapi adalah menegakkan hubungan saling
percaya. Terapi individu lebih efektif daripada terapi kelompok. Terapis tidak
boleh mendukung ataupun menentang waham, dan tidak boleh terus menerus
membicarakan tentang wahamnya. Terapis harus tepat waktu, jujur, dan membuat
perjanjian seteratur mungkin. Tujuan yang dikembangkan adalah hubungan yang
kuat dan saling percaya dengan klien. Terapis perlu menyatakan kepada klien
bahwa keasyikan dengan wahamnya akan menegangkan diri mereka sendiri dan
mengganggu kehidupan konstruktif. Bila klien mulai ragu-ragu dengan
wahamnya, terapis dapat meningkatkan tes realistis.
Terapis harus bersikap empati terhadap pengalaman internal klien dan
harus mampu menampung semua ungkapan perasaan klien sehingga mampu
menghilangkan ketegangan klien. Dalam hal ini tujuannya adalah membantu klien
memiliki keraguan terhadap persepsinya. Saat klien menjadi kurang kaku,
perasaan kelemahan dan inferioritasnya yang menyertai depresi, dapat timbul.
Pada saat klien membiarkan perasaan kelemahan memasuki terapi, suatu
hubungan terapeutik positif telah ditegakkan dan aktifitas terapeutik dapat
dilakukan.
c. Terapi Keluarga
Pemberian terapi perlu menemui atau mendapatkan keluarga klien, sebagai
sekutu dalam proses pengobatan. Keluarga akan memperoleh manfaat dalam
membantu ahli terapi dan membantu perawatan klien.
Resiko Tinggi,
mencederai diri,
orang lain dan
lingkungan
Gangguan Konsep
Diri : Harga Diri
Rendah
A. Pengkajian
Berikut ini beberapa contoh pertanyaan yang dapat digunakan sebagai panduan untuk
mengkaji pasien dengan waham :
1. Apakah pasien memiliki pikiran atau isi pikiran yang berulang-ulang diungkapkan
dan menetap
2. Pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah pasien cemas secara
berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya
3. Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda disekitarnya aneh dan tidak
nyata
4. Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada diluar tubuhnya
5. Apakah pasien pernah merasa di awasi atau dibicarakan oleh orang lain
6. Apakah pasien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh orag lain atau
ketakutan dari luar
7. Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atau kekuatan lainnya
atau yakin bahwa orang lain membaca pikirannya
C. Rencana tindakan
PERENCANAAN
N
DIAGNOSA KRITERIA
O TUJUAN INTERVENSI
EVALUASI
STRATEGI PELAKSANAAN
SP 1 PASIEN
SP 2 PASIEN
SP 3 PASIEN
SP 1 KELUARGA
SP 2 KELUARGA
1. Evaluasi kemampuan Sp 1
2. Latih keluarga cara merawat (langsung ke pasien)
3. Susun RTL keluarga
SP 3 KELUARGA
C. Implementasi Keperawatan
D. Evaluasi
Lakukan evaluasi setelah dilakukannya implementasi. Contoh lembar evaluasi sebagai berikut
:
NO KEMAMPUAN TANGGAL
A Pasien
Berkomunikasi sesuai
1
dengan kemampuan
Menyebutkan cara
2 memenuhi kebutuhan
yang tidak terpenuhi
Mempraktikkan cara
3 memenuhi kebutuhan
yang tidak terpenuhi
Menyebutkan
4 kemampuan positif yang
dimilik
Mempraktikkan
5 kemampuan positif yang
dimiliki
Menyebutkan jenis
6 jadwal dan waktu minum
obat
Melakukan jadwal
7 aktivitas dan minum obat
sehari-hari
B Keluarga
Menyebutkan pengertian
1 waham dan proses
terjadinya waham
Menyebutkan cara
2
merawat pasien waham
Mempraktikkan cara
3
merawat pasien waham
Membuat jadwal
4 aktivitas dan minum obat
untuk klien
DAFTAR PUSTAKA
Aziz R, dkk. 2003. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang : RSJD Dr. amino
Gondoutomo
Fitria,Nita.2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi
Pelaksanaan Tindakan Keperawatan ( LP & SP ) untuk 7 Diagnosis Keperawatan Jiwa
Berat bagi Program S1 Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta
Keliat Budi A. 2009. Proses keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC
Tim Direktorat Keswa. 2000. Standar asuhan keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Bandung :
RSJP.
Townsend M.C. 2008. Diagnose keperawatan pada keperawatan psikiatri; Pedoman untuk
pembuatan rencana keperawatan. Jakarta : EGC