Anda di halaman 1dari 5

Peristiwa Selasa

Pada hari Selasa entah tanggal berapa aku lupa. Yang jelas kuingat pada waktu itu
hari Selasa . Aku berangkat sekolah seperti biasa. Tidak ada firasat apapun. Entah itu buruk,
aneh ataupun baik. Di dalam kelas pun kuikuti pembelajaran dengan semangat yang
membara. Aku kan ingin menjadi anak yang berguna.

Tettt…tett…tettt

“Jam pelajaran telah selesai. Para siswa dipersilahkan pulang.” Suara operator dari
ruang TU mempersilakan kami untuk pulang. Jam waktu itu memang sudah menunjuk
di angka 2 menit ke 30.

Waktu pun berlalu, tepat pukul 15.00 aku dan teman-temanku 5 orang pergi ke tempat
Les Pembelajaran di Perum Pakunden dekat SMAN 3 Blitar. Aku dan teman-temanku
menunggu guruku pulang. Katanya beliau pergi sebentar menjemput anaknya. 15 menit
kemudian guruku itu pun datang dan siap untuk memulai pembelajaran.

Pembelajaran pada saat itu sangat terasa sangat membosankan bagiku. Sangat. Mata
ini rasanya susah untuk diajak kompromi. Ayo, mata melek dong. Aku kan akan les supaya
mendapat tambahan ilmu. Letih kan menjalar di badanku, belum ditambah lagi pulang sore
pukul 14.30.Tak terasa waktukan berlalu. Angka menunjukan pukul 17.00. Aku menjadi
terasa sangat bersemangat. Karena sebentar lagi pulang untuk beristirahat sejenak, kemudian
mengerjakan tugas yang sangat melelahkan kembali.

Pukul 17.30 adzan maghrib pun berkumandang disambut dengan salam kepada
guruku untuk pamit pulang. Ada keraguan di dalam otakku. Aku pun berpikir sejenak untuk
sholat di masjid terdekat dengan rumah guruku atau kembali melanjutkan perjalanan untuk
pulang. Aku merasa ada diriku lain yang sedang berargumen di dalam diriku.

“Ayo mari melaksanakan sholat berjamaah di masjid itu” kata malaikat di pikiranku
sambil menunjuk masjid yang ada di dekat rumah guruku itu.
“Jangan” iblis pun berkata “Lebih baik kau pulang saja karena kau sudah terlihat
sangat mengantuk.” kata iblis itu kembali.

Setelah iblis dan malaikat berargumen di dalam otak ku. Aku pun menyetujui iblis
jahannam itu. Ya, karena aku bisa pulang lalu sholat dirumah pikirku. Iblis selalu menang
disaat manusia sedang mengalami permasalahan diri. Aku pun langsung melanjutkan
perjalanan pulang.

Pada waktu perjalanan pulang, mataku mulai kembali dilanda rasa ngantuk yang amat
sangat berat. Belum lagi, angin malam yang menambah kekuatan rasa ngantuk ini. Aku pun
terpaksa mengendarai motor yang lumayan sangat kencang kira-kira 80 km/jam. Aku
terpaksa kencang karena untuk mengejar waktu maghrib supaya tidak ketinggalan waktu.

Ngantuk sangat mengganggu konsentrasiku. Come on…aku sedang menyetir nih,


batinku yang penuh kesal. Tanpa sadar, aku tidak tahu ada motor yang sedang menarik
gerobak sampah tiba-tiba ada di depanku. Kaget! Iya aku sangat kaget!. Aku pun mengerem
mendadak dan banting setir ke kanan untuk menghindari tabrakan tersebut.

Guubraakkk!

Nasib naas terjadi padaku, aku pun mengalami kecelakaan tunggal. Sial!

Namun,terdapat nasib baik kepadaku, jalan tersebut sangat sepi. Untung saja jalan
masih sepi… hufft. Batinku menghela napas. Aku pun terjatuh dan bangkit lagi untuk
mendirikan motorku kembali. Kemudian bapak-bapak yang membawa gerobak itu pun
berhenti lalu menolongku.

“Mas kenapa kamu bisa jatuh mas?” kata bapak itu.

“Maaf saya mengantuk terus gak sadar kalo ada motor di depanku” jawabku.

“Makanya ada hati-hati mas kalau naik. Ada yang luka?” seraya kata bapak itu.

“Tidak apa-apa pak, tidak ada yang luka” kataku, yang memang pada kejadian itu
tubuhku tidak merasakan sakit apa-apa.

Seorang ibu-ibu pun datang menghampiriku dan bapak itu.


“Rumahmu mana mas?” Tanya ibu itu kepadaku.

“Di Tanggung situ bu.” Kataku menjawab pertanyaan ibu itu.

“Masih untung kamu diberi selamat sama Allah mas, yang ancur cuma motormu
saja.” Kata ibu itu kembali. Ya, memang pada saat itu hanya bagian depan dan kanan
motorku saja yang hancur tak berbentuk.

“Alhamdulillah iya bu” jawabku.

“Ya sudah segera pulang yang hati-hati ya mas” kata ibu itu lalu pergi.

Aku pun segera mencoba menghidupkan motorku kembali. Sial! Motorku tidak bisa
distarter.

“Bisa di hidupkan tidak mas itu?” Tanya bapak itu yang segera membantuku
menghidupkan motorku. Setelah beberapa saat kemudian, motor pun berhasil
dihidupkan.

“Terimakasih, pak” kataku berterimakasih.

“Iya mas, lain kali hati-hati ya.” Kata bapak itu lalu pergi.

Aku pun melanjutkan perjalanan kembali dengan sangat hati-hati karena bagian depan
dan samping motorku yang hancur. Ditambah lagi stang motorku yang sedikit bergeser ke
kiri yang membuatku harus bisa menyeimbangkan jalannya motorku.

Sampailah aku didepan rumahku yang sedikit membuat rasa was-was dan takut.
Karena motor telah hancur. Aku pun masuk ke rumah dengan rasa takut untuk memberitahu
kepada ayahku. Aku pun berhasil memutuskan rasa takut kepada ayahku.

“Yah?” kataku memanggil dengan wajah yang panik.

“Ada apa?” ayahku sedikit kebingungan.

“Tadi aku habis nabrak” kataku menjawab dengan sidikit rasa takut.
“Kok bisa? Dimana? Kapan?” kata Ayahku yang langsung menghujani beberapa
pertanyaan dan raut wajah yang sangat amat cemas.

Lalu aku menjelaskan semua kejadian tersebut kepada ayahku dengan sangat tenang
dan suasana agar tidak menjadi panik. Untung saja ayahku tidak marah.

“Hufft….” Aku menghela nafas.

Aku pun segera mandi untuk membersihkan tubuhku. Saat mandi dan terkena air
aku baru tersadar, ada rasa sakit di kaki dan tangan kananku. Lalu aku lihat didaerah rasa
sakit itu.

“Arrrghhh…”Aku mengerang kesakitan.

Begitu terkejutnya aku yang melihat luka besar dan berlubang banyak darah dikaki ku
serta luka di sikut tangan kananku. Aku terkejut karena pada saat kejadian tidak mengalami
rasa sakit apapun. Setelah mandi aku pun segera mencari obat-obatan untuk mengobati luka
ku dan menutupinya dengan kain kasa agar luka ku tidak terkena debu atau kotoran.

Setelah itu, ayah mengajakku untuk pergi ke tempat kejadian menaiki mobil untuk
mengambil dan memungut kembali serpihan kaca-kaca atau beling-beling. Agar tidak ada
yang mengalami korban kecelakaan lagi, entah ban bocor karena kaca atau entah yang lain.

Setelah mengambil itu semua, kaca-kaca itu tadi aku bawa kembali pulang ke rumah
dan ku buang ketempat sampah. Aku pun langsung tidur karena rasa ngantuk, lelah dan sakit
setelah kejadian tersebut.

Luka itu membuatku tidur tak nyenyak. Yahh, karena sakit ketika miring ke kanan
dan rasa pegel harus tidur miring ke kiri. Belum lagi leher selalu mengalami kram dan pegel.

Yah, pesannya adalah jangan meninggalkan Sholat. Karena air wudhu dari sholat itu
bisa menghilang rasa ngantuk dan letih serta menjadikan kita terasa segar kembali. Dan
jangan lupa berdoa meminta pengampunan dan perlindungan kepada Allah Swt. Karena,
Allah lah kita selamat dunia dan akhirat.

SELESAI

Anda mungkin juga menyukai