Anda di halaman 1dari 14

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

SISTEM IMUNOLOGI HIV/AIDS

Disusun Oleh

1. Finda Ningrum (106117013)


2. Velyna Okke. S (106117014)
3. Sekar Dwi Setyo. U (106117016)
4. Hesti Retno.A (106117017)
5. Erlina Arianti (106117020)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN 3A


STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan rahmat


dan hidayah-Nya dan karena dengan izin-Nya kami penulis dapat
menyelesaikan Makalah dengan berjudul “Sistem Imunologi Hiv/Aids”.
Dalam kesempatan ini kami penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada pihak telah membantu kami dalam menulis makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai referensi untuk menambah
wawasan kepada pembaca. Kami penulis menyadari bahwa penyusunan
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi tercapainya
kesempurnaan makalah ini.

Cilacap, 3 Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2


DAFTAR ISI....................................................................................................................... 3
BAB I .................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 5
C. Tujuan ..................................................................................................................... 5
BAB II................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 6
A. Pengertian HIV ....................................................................................................... 6
B. Etiologi.................................................................................................................... 6
C. Patofisiologi ............................................................................................................ 7
D. Manifestasi Klinis ................................................................................................... 8
E. Penatalaksanaan ...................................................................................................... 9
F. Komplikasi ............................................................................................................ 10
G. Diagnosa Keperawatan ......................................................................................... 12
BAB III ............................................................................................................................. 13
PENUTUP ........................................................................................................................ 13
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 13
B. Saran ..................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 14
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Infeksi Human immunodeficiency virus (HIV) pertama kali
ditemukan pada anak tahun 1983 di Amerika Serikat, yang mempunyai
beberapa perbedaan dengan infeksi HIV pada orang dewasa dalam
berbagai hal seperti cara penularan, pola serokonversi, riwayat perjalanan
dan penyebaran penyakit, faktor resiko, metode diagnosis, dan manifestasi
oral.

Dampak acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) pada anak


terus meningkat, dan saat ini menjadi penyebab pertama kematian anak di
Afrika, dan peringkat keempat penyebab kematian anak di seluruh dunia.
Saat ini World Health Organization (WHO) memperkirakan 2,7 juta anak
di dunia telah meninggal karena AIDS.

Kasus pertama AIDS di Indonesia ditemukan pada tahun 1987 di


Bali yaitu seorang warga negara Belanda. Sebenarnya sebelum itu telah
ditemukan kasus pada bulan Desember 1985 yang secara klinis sangat
sesuai dengan diagnosis AIDS dan hasil tes Elisa 3 (tiga) kali diulang,
menyatakan positif, namun hasil Western Blot yang dilakukan di Amerika
Serikat ialah negatif sehingga tidak dilaporkan sebagai kasus AIDS.
Penyebaran HIV di Indonesia meningkat setelah tahun 1995. Berdasarkan
pelaporan kasus HIV/AIDS dari tahun 1987 hingga 31 Desember 2008
terjadi peningkatan signifikan. Setidaknya, 2007 hingga akhir Desember
2008 tercatat penambahan penderita AIDS sebanyak 2.000 orang. Angka
ini jauh lebih besar dibanding tahun 2005 ke 2006 dan 2006 ke 2007 yang
hanya ratusan. Sedangkan dari keseluruhan penderita, pada akhir 2008,
AIDS sudah merenggut korban meninggal sebanyak 3.362 (20,87 persen),
sedangkan mereka yang hidup adalah 12.748 (79,13 persen) orang. Untuk
proporsi berdasarkan jenis kelamin hingga kini masih banyak diderita oleh
kaum laki-laki yaitu 74,9 persen, dibanding perempuan sebanyak 24,6
persen. Fakta baru tahun 2002 menunjukkan bahwa penularan infeksi HIV
di Indonesia telah meluas ke rumah tangga, sejumlah 251 orang diantara
penderita HIV/AIDS di atas adalah anak-anak dan remaja, dan transmisi
perinatal (dari ibu kepada anak) terjadi pada 71 kasus.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi HIV?
2. Apa penyebab HIV?
3. Bagaimana Manifestasi klinik pada HIV?
4. Bagaimana pemeriksaan penunjang dan penatalaksanaan pada HIV?
5. Bagaimana Asuhan Keperawatan pada kasus HIV?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi HIV
2. Untuk mengetahui penyebab dari HIV
3. Untuk mengetahui manifestasi klinik dari HIV
4. Untuk mengetahui Pathways dari HIV
5. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dan penatalaksanaan pada
pasien HIV
6. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada kasus HIV
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian HIV
AIDS (Acquired immunodeficiency syndrome) adalah kumpulan
gejala penyakit akibat menurunnya system kekebalan tubuh secara
bertahap yang disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency virus
(HIV).

Sejak kasus pertama penyakit AIDS di identifikasi pada awal tahun


1980-an, infeksi HlV sudah menimbukan penyelidikan medis yang
intensif. Riset telah menghasilkan penegakan diagnosis infeksi HIV sejak
dini dan peningkatan terapi medisnya, yang mengubah penyakit ini dan
penyakit Fatal yang berlangsung cepat menjadi penyakit kronis. tetapi
terminal, pada masa kanak-kanak.

AIDS merupakan kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya


sistem kekebalan tubuh

Jadi, HIV ( Human immunodeficiency Virus ) adalah virus pada


manusia yang menyerang system kekebalan tubuh manusia yang dalam
jangka waktu yang relatif lama dapat menyebabkan AIDS, sedangkan
AIDS sendiri adalah suatu sindroma penyakit yang muncul secara
kompleks dalam waktu relatif lama karena penurunan sistem kekebalan
tubuh yang disebabkan oleh infeksi HIV

B. Etiologi
Resiko HIV utama pada anak-anak yaitu:
1. Air susu ibu yang merupakan sarana transmisi
2. Pemakaian obat oleh ibunya
3. Pasangan sexual dari ibunya yang memakai obat intravena
4. Daerah asal ibunya yang tingkat infeksi HIV nya tinggi
5. Menggunakan jarum suntik yang bergantian
6. Transfusi darah yang terpapar HIV

Cara penularan AIDS ( Arif, 2000 )antara lain sebagai berikut :


1. Hubungan seksual, dengan risiko penularan 0,1-1% tiap hubungan seksual
2. Melalui darah, yaitu:
a. Transfusi darah yang mengandung HIV, risiko penularan 90-
b. Tertusuk jarum yang mengandung HIV, risiko penularan
3. Transmisi dari ibu ke anak :
a. Selama kehamilan
b. Saat persalinan, risiko penularan 50%
c. Melalui air susu ibu(ASI)14%

C. Patofisiologi
HIV disebabkan oleh human immunodeficiency virus yang
melekat dan memasuki limfosit T helper CD4+. Virus tersebut
menginfeksi limfosit CD4+ dan sel-sel imunologik lain dan orang itu
mengalami destruksi sel CD4+ secara bertahap (Betz dan Sowden, 2002).
Infeksi HIV disebabkan oleh masuknya virus yang bernama HIV (Human
Immunodeficiency Virus) ke dalam tubuh manusia.

Virus AIDS menyerang sel darah putih ( limfosit T4 ) yang


merupakan sumberkekebalan tubuh untuk menangkal berbagai penyakit
infeksi. Dengan memasuki sel T4 , virus memaksa limfosit T4 untuk
memperbanyak dirinya sehingga akhirnya menurun, sehingga
menyebabkan tubuh mudah terserang infeksi dari luar (baik virus lain,
bakteri, jamur atauparasit). Hal ini menyebabkan kematian pada orang
yang terjangkit HIV / AIDS. Selainmenyerang limfosit T4, virus AIDS
juga memasuki sel tubuh yang lain, organ yang seringterkena adalah otak
dan susunan saraf lainnya. AIDS diliputi oleh selaput pembungkus
yangsifatnya toksik ( racun ) terhadap sel, khususnya sel otak dan susunan
saraf pusat dan tepilainnya yang dapat menyebabkan kematian sel otak.
Masa inkubasi dan virus ini berkisarantara 6 bulan sampai dengan 5 tahun,
ada yang mencapai 11 tahun, tetapi yang terbanyak kurang dari 11 tahun.
(DEPKES 1997).

D. Manifestasi Klinis
Klasifikasi klinis infeksi HIV pada orang dewasa menurut WHO
Stadium Gambaran Klinis Skala Aktivitas
I 1. Asimptomatik Asimptomatik ,
2. Limfadenopati generalisata aktifitas normal
II 1. 1. Berat badan menurun < 10 % Simptomatik , aktifitas
2. Kelainan kulit dan mukosa yang ringan normal
seperti , dermatitis seboroik, prurigo,
onikomikosis ,ulkus oral yang rekuren
,kheilitis angularis
3. Herpes zoster dalam 5 tahun
4. terakhir
5. Infeksi saluran napas bagian atas seperti
,sinusitis bakterialis
III 1. Berat badan menurun < 10% Pada umumnya lemah ,
2. Diare kronis yang berlangsung aktivitas ditempat tidur
3. lebih dari 1 bulan kurang dari 50%
4. Demam berkepanjangan lebih dari 1
bulan

3. Kandidiasis orofaringeal
4. Oral hairy leukoplakia
5. TB paru dalam tahun terakhir
6. Infeksi bacterial yang berat seperti
pneumonia, piomiositis
IV 1. HIV wasting syndrome seperti yang Pada umumnya sangat
didefinisikan oleh CDC lemah , aktivitas
2. Pnemonia Pneumocystis carinii ditempat tidur lebih
3. Toksoplasmosis otak dari 5
4. Diare kriptosporidiosis lebih dari 1
bulan
5. Kriptokokosis ekstrapulmonal
6. Retinitis virus situmegalo
7. Herpes simpleks mukokutan >1 bulan
8. Leukoensefalopati multifocal progresif
9. Mikosis diseminata seperti
histoplasmosis
10. Kandidiasis di esophagus ,trakea ,
bronkus , dan paru
11. Mikobakterisosis atipikal diseminata
12. Septisemia salmonelosis non tifoid
13. Tuberkulosis diluar paru
14. Limfoma
15. Sarkoma Kaposi
16. Ensefalopati HIV

E. Penatalaksanaan
Menurut Hidayat (2008) perawatan pada anak yang terinfeksi HIV antara
lain:
1. Suportif dengan cara mengusahakan agar gizi cukup, hidup sehat dan
mencegah kemungkinan terjadi infeksi
2. Menanggulangi infeksi opportunistic atau infeksi lain serta keganasan
yang ada
3. Menghambat replikasi HIV dengan obat antivirus seperti golongan
dideosinukleotid, yaitu azidomitidin (AZT) yang dapat menghambat
enzim RT dengan berintegrasi ke DNA virus, sehingga tidak terjadi
transkripsi DNA HIV
4. Mengatasi dampak psikososial
5. Konseling pada keluarga tentang cara penularan HIV, perjalanan
penyakit, dan prosedur yang dilakukan oleh tenaga medis
6. Dalam menangani pasien HIV dan AIDS tenaga kesehatan harus selalu
memperhatikan perlindungan universal (universal precaution)

F. Komplikasi
1. Oral Lesi
Karena kandidia, herpes simplek, sarcoma Kaposi, HPV oral,
gingivitis, peridonitis Human Immunodeficiency Virus (HIV),
leukoplakia oral, nutrisi, dehidrasi, penurunan berat badan, keletihan
dan cacat. Kandidiasis oral ditandai oleh bercak-bercak putih seperti
krim dalam rongga mulut. Jika tidak diobati, kandidiasis oral akan
berlanjut mengeni esophagus dan lambung. Tanda dan gejala yang
menyertai mencakup keluhan menelan yang sulit dan rasa sakit di balik
sternum (nyeri retrosternal).
2. Neurologik
• ensefalopati HIV atau disebut pula sebagai kompleks dimensia
AIDS (ADC; AIDS dementia complex). Manifestasi dini mencakup
gangguan daya ingat, sakit kepala, kesulitan berkonsentrasi, konfusi
progresif, perlambatan psikomotorik, apatis dan ataksia. stadium lanjut
mencakup gangguan kognitif global, kelambatan dalam respon verbal,
gangguan efektif seperti pandangan yang kosong, hiperefleksi
paraparesis spastic, psikosis, halusinasi, tremor, inkontinensia, dan
kematian.
• Meningitis kriptokokus ditandai oleh gejala seperti demam, sakit
kepala, malaise, kaku kuduk, mual, muntah, perubahan status mental
dan kejang-kejang. diagnosis ditegakkan dengan analisis cairan
serebospinal.
3. Gastrointestinal
Wasting syndrome kini diikutsertakan dalam definisi kasus yang
diperbarui untuk penyakit AIDS. Kriteria diagnostiknya mencakup
penurunan BB > 10% dari BB awal, diare yang kronis selama lebih
dari 30 hari atau kelemahan yang kronis, dan demam yang kambuhan
atau menetap tanpa adanya penyakit lain yang dapat menjelaskan
gejala ini.
4. Respirasi
Pneumocystic Carinii. Gejala napas yang pendek, sesak nafas
(dispnea), batuk-batuk, nyeri dada, hipoksia, keletihan dan demam
akan menyertai pelbagi infeksi oportunis, seperti yang disebabkan oleh
Mycobacterium Intracellulare (MAI), cytomegalovirus, virus
influenza, pneumococcus, dan strongyloides.
5. Dermatologik
Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster,
dermatitis karena xerosis, reaksi otot, lesi scabies/tuma, dan dekobitus
dengan efek nyeri, gatal, rasa terbakar, infeksi sekunder dan sepsis.
Infeksi oportunis seperti herpes zoster dan herpes simpleks akan
disertai dengan pembentukan vesikel yang nyeri dan merusak
integritas kulit. moluskum kontangiosum merupakan infeksi virus yang
ditandai oleh pembentukan plak yang disertai deformitas. dermatitis
sosoreika akan disertai ruam yang difus, bersisik dengan indurasi yang
mengenai kulit kepala serta wajah.penderita AIDS juga dapat
memperlihatkan folikulitis menyeluruh yang disertai dengan kulit yang
kering dan mengelupas atau dengan dermatitis atopik seperti ekzema
dan psoriasis.
6. Sensorik
Pandangan : Sarkoma Kaposi pada konjungtiva atau kelopak mata :
retinitis sitomegalovirus berefek kebutaan
Pendengaran : otitis eksternal akut dan otitis media, kehilangan
pendengaran dengan efek nyeri yang berhubungan dengan mielopati,
meningitis, sitomegalovirus dan reaksi-reaksi obat.
G. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
2. Gangguan pertukaran gas
3. Kekurangan volume cairan
4. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
5. Hipertermi
6. Nyeri akut
7. Diare
8. Resiko keterlambatan perkembangan
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
AIDS (Acquired immunodeficiency syndrome) adalah kumpulan
gejala penyakit akibat menurunnya system kekebalan tubuh secara
bertahap yang disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency virus
(HIV).
Jadi, HIV ( Human immunodeficiency Virus ) adalah virus pada
manusia yang menyerang system kekebalan tubuh manusia yang dalam
jangka waktu yang relatif lama dapat menyebabkan AIDS, sedangkan
AIDS sendiri adalah suatu sindroma penyakit yang muncul secara
kompleks dalam waktu relatif lama karena penurunan sistem kekebalan
tubuh yang disebabkan oleh infeksi HIV.

B. Saran
Pemberian materi yang lebih mendalam dapat meningkatkan
pemahaman dan pengetahuan mahasiswa dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan disamping pengarahan dan bimbingan yang senantiasa diberikan
sehingga keberhasilan dalam tugas dapat dicapai
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Aziz Alimul. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba


Medika.

Suzanne C. Smeltzer, Brenda G. Bare. 2001. Keperawatan Medikal Bedah


Brunner & Sudarth ed. 8. Jakarta: ECG.

Mansjoer, Arif . 2000 . Kapita Selekta Kedokteran . Jakarta : Media Sculapius

Price , Sylvia A dan Lorraine M.Wilson . 2005 . Patofissiologis Konsep Klinis


Proses – Proses Penyakit . Jakarta : EGC

Doengoes, Marilynn, dkk, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan ; Pedoman untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, edisi 3, alih bahasa
: I Made Kariasa dan Ni Made S. Jakarta: ECG

Anda mungkin juga menyukai