Anda di halaman 1dari 6

SISTEM EKONOMI DI INDONESIA

Sistem perekonomian adalah sistem yang dipakai oleh sebuah negara untuk mengalokasikan
sumber daya yang dikuasainya baik untuk perorangan ataupun instansi di negara itu. Perbedaan
utama antara satu sistem ekonomi dengan sistem ekonomi yang lain yaitu bagaimana cara sistem
itu mengelola faktor produksinya. Dalam beberapa sistem, seorang individu diizinkan memiliki
seluruh faktor produksi. Sementara dalam sistem lainnya, semua faktor tersebut dikuasai oleh
pemerintah.
Sistem perekonomian yang diterapkan oleh negara Indonesia adalah Sistem perekonomian
Pancasila. Ini artinya sistem perekonomian yang dijalankan di Indonesia harus berpedoman pada
Pancasila. Sehingga secara normatif Pancasila dan UUD 1945 adalah landasaan idiil sistem
perekonomian di Indonesia.
1. Ekonomi Dualisme
A. Pengertian Ekonomi Dualisme
Ekonomi dualisme (dual economy) merupakan istilah yang memiliki makna akademis
teknis maupun makna yang lebih umum. Dikatakan demikian karena dalam aspek teknisnya,
istilah ini merujuk pada adanya dua sektor berlainan dalam perekonomian yang sama,
masing-masing memiliki pijakan budaya, aturan main, teknologi, pola-pola permintaan, dan
praktik pelaksanaannya sendiri. Sedangkan disisi lain yang mencerminkan hal lebih umum
adalah adanya perbedaan sektor subsistem tradisional yang berpendapatan rendah
khususnya dipedesaan dengan sektor kapitalis perkotaan yang tumbuh pesat dan lebih modern
(Singer, 2000:248).
Ekonomi dualisme menurut J.H Boeke (Ekonom Belanda) adalah dua sistem ekonomi
yang berbeda dan berdampingan kuat. Dua sistem tersebut bukan sistem ekonomi transisi
dimana sifat dan ciri-ciri yang lamanya makin melemah dan yang baru makin menguat
melainkan kedua-duanya sama kuat dan jauh berbeda. Perbedaan tersebut karena sebgaian
akibat penjajahan orang-orang barat. Dualisme ini berarti dalam waktu yang sama didalam
masyarakat terdapat dua gaya sosial yang jelas berbeda satu sama lainnya dan masing-masing
berkembang secara penuh serta saling mempengaruhi. Jadi, Ekonomi Dualisme adalah sistem
ekonomi yang merujuk kepada dua sistem yang berlainan namun sama kuat. Sistem tersebut
adalah perekonomian modern dan perekonomian kerakyatan.
Jadi, dualisme adalah dua keadaan yang berbeda dimana satu keadaan bersifat superior
dan keadaan lainnya bersifat inferior yang hidup berdampingan pada ruang dan waktu yang
sama. Dengan adanya dua keadaan yang berbeda ini tentunya akan memiliki pengaruh
tersendiri bagi suatu negara yang secara tidak langsung menganut sistem dualisme ekonomi ini.
B. Ciri-ciri dualisme ekonomi
Dualisme Ekonomi mempunyai 4 ciri-ciri , sebagaimana dikemukakan oleh Lincolin
Arsyad (2010) yaitu sebagai berikut :
1) Dua keadaan yang berbeda dimana sebagian bersifat superior dan lainya bersifat inferior
yang bisa hidup berdampingan pada ruang dan waktu yang sama.
2) Keadaan hidup berdampingan itu bersifat kronis dan bukan transisional.
3) Derajat superioritas atau inferioritas itu tidak menunjukan kecenderungan yang
menurun,bahkan terus meningkat.
4) Keterkaitan antara unsur superior dan unsur inferior tersebut menunjukan bahwa
keberadaan unsur superior tersebut hanya berpengaruh kecil sekali atau bahkan tidak
berpengaruh dalam mengangkat derajat unsur inferior.

C. Kekurangan dan kelebihan dualisme ekonomi


1. Kekurangan dualisme ekonomi
Adapun kekurangan dari dualisme ekonomi yaitu :
a. Pembangunan sektor publik yang tidak seragam. Dengan adanya dualisme ekonomi,
terjadi ketimpangan dalam membangun sektor publik, karena pembangunan hanya
terjadi pada daerah yang dihuni industri-industri besar. Sementara, untuk daerah-daerah
yang tidak tersentuh pertumbuhan industri, terjadi keterlambatan pembangunan sektor
publik. Dengan adanya pertumbuhan industri pada daerah-daerah tertentu menyebabkan
pembangunan sektor publik seperti, infrastruktur jalan, rumahsakit, sekolah, dan sektor
publik lainnya semakin cepat dan mengakibatkan jarak (gap) pembangunan terhadap
daerah-daerah lain semakin besar.
b. Ketidakseimbangan pendapatan rakyat.
c. Kesejahteraan masyarakat tidak merata. Dengan pendapatan rakyat yang tidak
seimbang, rakyak kesulitan memenuhi kesejahteraannya seperti sandang, pangan, serta
papan.
d. Memicu munculnya disintegrasi bangsa. Karena ekonomi dualisme mengakibatkan
pengangguran
2. Kelebihan dualisne ekonomi
Adapun kelebihan dualisme ekonomi yaitu Adanya dualisme ekonomi, dapat
dilakukannya pengembangan sumber daya efisien.

D. Faktor-faktor Penyebab Ekonomi Dualisme


Ada empat faktor yang melatarbelakangi atau menjadi penyebab lahirnya
dualisme ekonomi, yaitu :
1) Mempertahankan agar surplus disektor pertanian tetap berada didalam negeri daripada
dibawa keluar negeri seperti pada masa penjajahan.
2) Kebijakan untuk mengalihkan surplus pertanian kesektor industri (manufacturing), dan
ekonomi seperti semula.
3) Adanya dari pola-pola pertumbuhan ekonomi yang terjadi di negara-negara Asia.
Pertumbuhan penduduk yang cepat untuk Filipina, Taiwan, dan Korea Selatan (2-3%
pertahun) berdampingan dengan miskinnya sumber-sumber alam. Ekspor hasil bumi
dapat dikatakan kecil, dan tidak dapat mengimbangi angka pertumbuhan penduduk.
Sementara pada daerah lainnya kita akan temukan tekanan pendudukyang rendah, tetapi
cukup memiliki sumber-sumber alam, dan potensial untuk mengadakan ekspor hasil
bumi. Malahan ekspor hasil bumi memainkan peranan penting dalam ekonomi nasional.
Ini dapat kita temukan dinegara Thailand dan Malaysia.
4) Dinegara-negara sedang berkembang, kebanyakan dari masyarakat tingkat
pemilikan tanah kecil. Rasio antara manusia dan tanahnya dapat mencapai 1.000-1.500
orang perkilometer persegi dengan 80% lebih hidup didaerah pedesaan, danbekerja pada
sektor pertanian tradional. Lemahnya perekonomian nasional.Perekonomian nasional
dari negara yang memiliki dualisme untuk pertumbuhanekonominya. Pada sebagian
besar negara sedang berkembang, biasanyatergantung kepada perdagangan luar negeri,
bantuan luar negeri dan investasi-investasi asing.

E. Macam-macam Ekonomi Dualisme


1. Dualisme sosial
Tahun 1910, seorang ekonom Belanda, J.H Boeke menyatakan bahwa pemikiran
ekonomi Barat tidak dapat diterapkan dalam memahami permasalahan perekonomian
negara-negara jajahan (tropis) tanpa suatu “modifikasi” teori. Jika ada pembagian secara
tajam, mendalam dan luas yang membedakan masyarakat menjadi dua kelompok, maka
banyak masalah sosial dan ekonomi yang polanya sangat berbeda dengan teori ekonomi
Barat sehingga pada akhirnya teori tersebut akan kehilangan hubungannya dengan realitas
dan bahkan kehilangan nilainya. Boeke menganggap bahwa prokondisi dari dualismenya
adalah hidup berdampingannya dua sistem sosial yang berinteraksi hanya secara marginal
melalui hubugan yang sangat terbatas antara pasar produk dan pasar tenaga kerja.
2. Dualisme Ekologis
Pada tahun 1963 Clifford Geertz mengenalkan dualisme ekologis. MenurutGeertz,
dualisme ditandai oleh perbedaan-perbedaan dalam sistem ekologis. Setiap sistem
ekologis tersebut menggambarkan pola-pola sosial dan ekonomi tertentu yang menyatu
di dalamnya dan membentuk suatu keseimbangan internal.
3. Dualisme Teknologi
Dualisme teknologi adalah suatu keadaan di mana di dalam suatu kegiatan ekonomi
tertentu digunakan teknik produksi dan organisasi produksi yang modern yang sangat
berbeda dengan kegiatan ekonomi lainnya dan pada akhirnya akan mengakibatkan
timbulnya perbedaan tingkat produktifitas yang sangat besar, dalam hal ini teknologi
modern sangat berperan penting.
Teknologi modern yang dimaksud diatas berkisar pada sektor industri pertambangan,
industri transportasi dan sebagainya. Sedangkan kegiatan ekonomi yang tingkat
teknologinya masih rendah yaitu : pertanian, industri rumah tangga, organisasi produksi
tradisional dan lain lain.
4. Dualisme Finansial
Dalam analisis Myint, beliau mengemukakan mengenai dualisme finansial. Hal ini
pun merujuk pada pengertian bahwa pasar uang dalam negara jajahan dibedakan menjadi
2 kelompok yaitu pasar uang yang terorganisir dengan baik (organized money market)
dan pasar uang yang tidak terorganisir (unorganized money market).
Pasar uang yang terorganisir dengan baik terdiri dari bank-bank komersial dan
lembaga-lembaga keuangan non-bank. Lembaga ini terdapat di pusat-pusat bisnis dan
kota-kota besar, serta memiliki tujuan untuk menyediakan pinjaman kepada perusahaan
yang bergerak dalam bidang perkebunan tanaman ekspor dan pertambangan. Namun
setelah NSB mencapai kemerdekaan, pemerintah mengadakan usaha yang sifatnya
mendorong lembaga-lembaga keuangan modern untuk memberikan pinjaman kepada
sektor ekonomi lainnya, terutama sektor industri dan pertanian rakyat.
5. Dualisme Regional
Dualisme Regional adalah ketidakseimbangan tingkat pembangunan antar berbagai
daerah dalam negara. Dualisme regional ini memusatkan perhatiannya pada masalah
kesenjangan yang terjadi pada kesejahteraan antar daerah. Misalnya, di NSB ada beberapa
daerah yang berkembang sangat pesat sehingga keadaan ekonomi dan sosialnya sudah
hampir menyamai negara maju, sedangkan daerah lainnya mengalami perkembangan yang
sebaliknya atau bahkan mengalami kemunduran.
Berikut ini merupakan jenis dari dualisme regional dinegara sedang berkembang:
a. Dualisme antar daerah perkotaan dan pedesaan
b. Dualisme antara pusat negara,pusat industri dan perdagangan dengan daerah lain
dalam negara tersebut.
Dualisme ini merupakan akibat dari investasi yang tidak seimbang antara daerah
perkotaan dan pedesaan. Ketidakseimbangan ini akhirnya menyebabkan kesenjangan
antara perkotaan dan pedesaan semakin besar.
F. Faktor penghambat pembangunan dualisme
4 Unsur pokok Konsep Dualisme :
a. Dua keadaan yg berbeda : Superior dan inferior
b. Kenyataan hidup perbedaan bersifat kronis dan bukan transisional.
c. Derajat superioritas atau inferioritas terus meningkat
d. Keterkaitan antar unsur berpengaruh kecil.
G. Strategi Mengatasi Dualisme
1) Tidak ada cara terbaik ntuk mengatasi dualisme, kecuali melalui strategi pembangunan
yang konkrit dan terencana.oleh karena itu persoalan mendasar yang melekat pada masalah
dualisme bias jadi lebih dominan pada dimensi sejarah yang melahirkan dualisme itu
sendiri.
2) Strategi redistribusi dengan perubahan (redistribution with growth) juga berusaha
menggabungkan usaha pemerataan dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Penekanan
strategi ini adalah penyaluran kembali (realokasi) dana – dana investasi baru, terutama dari
pemerintah kegolongan penduduk yang paling miskin, sehingga mereka dapat memupuk
harta produktf yang dapat meningkatkan produktifitas dan pendapatan mereka.

Anda mungkin juga menyukai