Anda di halaman 1dari 34

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya tugas mata kuliah
energi terbarukan ini. Tidak sedikit kendala yang menghadang penyusun dalam
menyelesaikan tugas ini, namun berkat rahmat dan hidayah-Nya telah membimbing
penyusun untuk terus berusaha menyelesaikan salah satu mata kuliah di Departemen
Teknik Sistem Perkapalan, Universitas Hasanuddin.

Mata kuliah ini merupakan persyaratan untuk menyelesaikan studi pada


Departemen Teknik Sistem Perkapalan – Universitas Hasanuddin.

Penyusun harus mengakui, laporan ini masih sangat jauh dari sempurna, semua
karena keterbatasan waktu dan pengetahuan serta kemampuan penyusun sebagai manusia
biasa. Untuk itu penyusun mohon maaf atas semua kekurangan dan kesalahan yang
terjadi di dalam penyusunan laporan dari hasil praktikum “ Wind Turbine”, serta
penyusun berharap masukan dan saran agar kedepannya penyusun dapat lebih baik lagi
dalam menyusun tugas.

Akhirnya penyusun berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penyusun
secara pribadi serta pada pembaca yang menjadikan laporan ini sebagai acuan atau
pedoman dalam pembelajaran ataupun dalam menyusun laporan. Semoga Allah SWT
senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya pada kita semua. Amin.

Gowa, Mei 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................. i


KATA PENGANTAR ............................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang ........................................................................... 1

I. 2.Tujuan……………..................................................................... 2

I.3. Ruang Lingkup……….. ........................................................... .2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Dasar Turbin angin................................................................... 3

II. 2. Daya Turbin Angin...................................................................4


II. 3. Komponen – komponen Turbin Angin.....................................6

II. 4. Jenis-jenis turbin angin...........................................................12

II. 5 Prinsip Kerja Sistem Konversi Energi......................................18

II. 6 Efisiensi Maksimum (Efisiensi Bets)........................................19

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

III.1. .Alat dan Bahan.................................................................... ..21

III.2. Cara Kerja ............................................................................. 21

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP

V.1.kesimpulan................................................................................ 26

V.2. saran……..................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang

Seiring perkembangan zaman, pertumbuhan masyarakat semakin


pesat. Hal itu menyebabakan kebutuhan akan energi juga semakin
membesar. Saat ini penggunaan energi semakin mengancam keberadaan
energi fosil yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal
itu jelas sangat mengancam kehidupan masyarakat. Maka dari itu para
ilmuan mulai berpikir keras bagaimana mengubah energi yang ada
menjadi energi lain yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari.
Mulai dari penggunaan energi angin, energi surya, dan sebagainya. Salah
satu energi yang sering dikonversi menjadi pembangkit listrik yaitu energi
angin.
Angin sebagai sumber energi yang jumlahnya melimpah
merupakan sumber energi yang terbarukan dan tidak menimbulkan polusi
udara karena tidak menghasilkan gas buang yang dapat menyebabkan
efek rumah kaca. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki
sekitar 17.500 pulau dengan panjang garis pantai lebih dari 81.290 km
dan berada di daerah tropis yang dilewati angin muson pada tiap musim.
Indonesia memiliki potensi energi angin yang sangat besar yaitu sekitar
9,3 gw dan total kapasitas yang baru terpasang saat ini sekitar 0,5 mw
(Daryanto, 2007).
Salah satu pemanfaatan energi angin adalah dengan menggunakan
turbin angin. Turbin angin mampu mengubah energi kinetik angin
menjadi energi listrik dengan bantuan generator. Turbin angin yang sudah
banyak digunakan adalah turbin angin sumbu horisontal, Dimana dalam
penggunaannya memerlukan aliran angin yang berkecepatan tinggi dan
arah aliran yang searah dengan turbin. Namun angin di wilayah Indonesia
mempunyai kecepatan rendah dan arah aliran yang selalu berubah - ubah.
Pada turbin angin sumbu horisontal pemanfaatannya harus diarahkan
sesuai dengan arah angin yang paling tinggi kecepatannya (Karwono,
2008). Berbeda dengan turbin angin sumbu horisontal, turbin angin

3
sumbu vertikal dapat memanfaatkan angin dari segala arah sehingga tidak
perlu mengarahkan turbin pada arah angin yang paling tinggi
kecepatannya.
Pada praktikum ini akan digunakan turbin jenis sumbu horizontal
untuk melihat kerja turbin dan hubungan kecepatan angin, putaran dan
daya yang dihasilkan.

I.2 Tujuan Praktikum


1. Mempelajari prinsip kerja sistem konversi energi angin dengan
turbin horisontal
2. Mengenal komponen dan peralatan sistem konversi energi angin
3. Melakukan pengukuran daya keluaran turbin
4. Menghitung efisiensi sebuah turbin angin
5. Membandingkan dan menganalisa hasil pengujian dengan simulasi
computer

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar Turbin Angin
Dasar dari alat untuk merubah energi angin adalah turbin.
Meskipun masih terdapat susunan dan perencanaan yang beragam,
biasanya turbin digolongkan kedalam dua macam tipe (horizontal dan
vertical) dan yang paling banyak digunakan adalah Turbin dengan sumbu
x (axis) horizontal. Turbin jenis ini mempunyai rotasi horizontal terhadap
tanah (secara sederhana sejajar dengan arah tiupan angin).

Gambar 1. Turbin horisontal secara umum

Prinsip dasar kerja dari turbin angin adalah mengubah energi


mekanis dari angin menjadi energi putar pada kincir, selanjutnya putaran
kincir digunakan untuk memutar generator, yang akhirnya akan
menghasilkan listrik. Sebenarnya prosesnya tidak mudah, karena terdapat
berbagai macam sub-sistem yang dapat meningkatkan safety dan efisiensi
dari turbin angin, yaitu :

5
1. Gearbox
Alat ini berfungsi untuk mengubah putaran rendah pada kincir
menjadi putaran tinggi. Biasanya Gearbox yang digunakan sekitar
1:60.
2. Generator
Ini adalah salah satu komponen terpenting dalam pembuatan sistem
turbin angin. Generator ini dapat mengubah energi listrik. Prinsipnya
kerjanya dapat dipelajari dengan menggunakan teori medan
elektromagnetik. Singkatnya, (mengacu pada salah satu cara kerja
generator) poros pada generator dipasang dengan material
ferromagnetik permanen.
3. Rotor blade
Rotor blade atau sudu adalah bagian rotor dari turbin. Rotor ini
menerima energi kinetik dari angin dan dirubah kedalam energi
gerak putar.
4. Tower
Tower atau tiang penyangga adalah bagian struktur dari turbin angin
horizontal yang memiliki fungsi sebagai struktur utama penopang
dari komponen sistem terangkai sudu, poros, generator.

II.2 Daya Turbin Angin


Daya turbin angin adalah daya yang dibangkitkan oleh rotor turbin
angin akibat mendapatkan daya dari hembusan angin. Daya turbin angin
tidak sama dengan daya angin dikarenakan daya turbin angin terpengaruh
oleh koefisien daya. Koefisien daya atau persentase daya adalah persentase
daya yang terdapat pada angin yang dirubah ke dalam bentuk energi
mekanik.

P = Cp . ½ . ρ . A . V3

6
II.3 Komponen – komponen Turbin Angin

1) Bilah Kipas
Kebanyakan kincir angin mempunyai 3 atau 6 bilah kipas (blades).
Bilah kipas berfungsi untuk menangkap angin dan merubahnya
menjadi putaran yang akan diteruskan ke generator.

Gambar. bilah kipas (blades)

7
2) Rotor
Rotor terdiri dari bilah kipas dan penghubung poros.
3) Sudut Bilah Kipas
Sudut bilah kipas (pitch) adalah sudut pengaturan pada bilah-bilah
kipas yang diperlukan untuk mengatur kecepatan putar rotor.
4) Rem cakram
Rem cakram merupakan rem yang cakramnya dijepit secara
mekanis, listrik atau hidrolik untuk mengurangi kecepatan atau
menghentikan rotor. Rem digunakan untuk menjaga putaran agar
putaran tidak terlalu besar pada saat terdapat angin yang
besar. Putaran yang terlalu besar dapat menyebabkan kerusakan
pada generator seperti rotor breakdown, penghantar putus karena
arus yang besar yang menimbulkan panas berlebih.
5) Poros Putaran Rendah
Poros putaran rendah adalah poros yang menghubungkan rotor
dengan gearbox.
6) Gear Box
Gear box merupakan komponen untuk pengaturan kecepatan putar
turbin. Biasanya gear box turbin angin menaikkan putaran dari 30-
60 rpm menjadi 1000-1800 rpm untuk memutar generator listrik.
Gear box PLTB biasanya menggunakan gear box jenis planetary.
Gear box planetary adalah gear box yang mempunyai roda gigi
besar dikelilingi roda-roda gigi kecil.
7) Pengontrol putaran
Pengontrol putaran adalah alat untuk mengontrol putaran poros
turbin yang dihubungkan dengan rem cakram secara mekanis,
listrik atau hidrolik. Pengontrol ini akan meneruskan putaran yang
disebabkan kecepatan angin sekitar 12-25 km/jam, dan
menghentikan total poros bila kecepatan angin mencapai 90
km/jam. Kecepatan angin di atas 90 km/jam dapat merusak turbin.
8) Anemometer

8
Anemometer berfungsi untuk mengukur kecepatan angin. Sinyal
elektronik yang merepresentasikan kecepatan angin dari
anemometer diteruskan ke electronic controller yang kemudian
mengatur rem dan mengatur sudut bilah-bilah kipas. Kincir angin
akan mulai berputar pada kecepatan angin 5 m/s dan akan
dihentikan secara otomatis pada kecepatan angin 25 m/s. Ini
dilakukan untuk melindungi turbin dan lingkungan sekitar.
9) Tebeng Angin
Tebeng Angin (wind vane) berfungsi untuk mengikuti arah angin.
Bila turbin angin ringan dan kecil, tebeng angin cukup untuk
mengarahkan turbin angin sesuai arah angin. Bila turbin angin berat
dan besar perlu penggerak arah (yaw drive) yang memutar turbin
angin sesuai arah angin.
10) Rumah Mesin
Rumah mesin (nacelle) merupakan badan pembungkus untuk
melindungi komponen-komponen PLTB seperti gearbox dan
generator listrik. Di depan nacelle terdapat kincir angin.
11) Poros Putaran Tinggi
Poros Putaran Tinggi ( High Speed Shaft ) adalah poros yang
memutar generator dengan kecepatan sekitar 1500 rpm untuk
kemudian membangkitkan listrik. Komponen ini diperlengkapi
dengan rem cakram mekanis (mechanical disk brake) yang
digunakan untuk mengatasi kegagalan pengereman aerodinamis
atau pada saat turbin sedang diperbaiki.
12) Penggerak Arah
Penggerak arah (yaw drive) memutar turbin ke arah angin untuk
desain turbin yang menghadap angin. Untuk desain turbin yang
mendapat hembusan angin dari belakang tak memerlukan alat ini.
13) Motor Penggerak Arah
Motor penggerak arah (Yaw Motor) merupakan motor listrik yang
berfungsi untuk menggerakkan penggerak arah.

9
14) Menara
Menara berfungsi menyangga turbin angin. Pada kincir angin
modern, tinggi tower biasanya mencapai 40 – 60 meter. Menara
dapat dibedakan menjadi bentuk tubular seperti gambar di bawah
dan bentuk lattice. Keuntungan dari bentuk tubular yaitu aman,
sedangkan lattice mempunyai biaya yang murah.

Komponen Listrik Wind Project

Komponen listrik Wind Project merupakan bagian-


bagian Wind Project yang berfungsi untuk menghasilkan listrik.
Komponen elektrik Wind Project terdiri dari generator, rectifier,
baterai, dan inverter.

a. Generator
Generator adalah salah satu komponen terpenting
dalam pembuatan sistem turbin angin. Generator ini dapat

10
mengubah energi gerak menjadi energi listrik. Prinsip
kerjanya dapat dipelajari dengan menggunakan teori medan
elektromagnetik. Singkatnya, (mengacu pada salah satu
cara kerja generator) poros pada generator dipasang dengan
material ferromagnetik permanen. Setelah itu disekeliling
poros terdapat stator yang bentuk fisiknya adalah
kumparan-kumparan kawat yang membentuk loop. Ketika
poros generator mulai berputar maka akan terjadi
perubahan fluks pada stator yang akhirnya karena terjadi
perubahan fluks ini akan dihasilkan tegangan dan arus
listrik tertentu. Secara umum generator dibagi 2 yaitu:
a.1. Generator Arus Searah
b.1. Generator Arus Bolak-balik

Tabel 2.1 Perbandingan Generator arus searah dan Generator arus bolak-balik

Perbandingan generator arus searah dan generator arus bolak-balik

Generator arus searah Generator arus bolak-balik

a. Generator arus searah merupakan


a. Pada dasarnya konstruksi dari
sebuah perangkat mesin listrik dinamis generator sinkron adalah sama dengan
yang mengubah energi mekanis menjadi konstruksi motor sinkron, dan secara
energi listrik. Generator arus searah umum biasa disebut mesin sinkron.
menghasilkan arus searah. Generator Ada dua struktur kumparan pada mesin
arus searah dibedakan menjadi beberapa sinkron yang merupakan dasar kerja
jenis berdasarkan dari rangkaian belitan dari mesin tersebut, yaitu kumparan
magnet atau penguat eksitasinya yang mengalirkan penguatan arus
terhadap jangkar (anker), jenis generator searah (membangkitkan medan
arus searah yaitu: magnet, biasa disebut sistem eksitasi)
a.1. Penguat terpisah dan sebuah kumparan (biasa disebut
a.2. Generator shunt jangkar) tempat dibangkitkannya GGL
a.3. Generator kompon arus bola-balik.
b. Generator arus searah menggunakan Hampir semua mesin sinkron

11
"Comutator" mempunyai belitan GGL berupa stator
yang diam dan struktur medan magnit
berputar sebagai rotor. Kumparan arus
searah pada struktur medan yang
berputar dihubungkan pada sumber
arus searah luar melaui slipring dan
sikat arang, tetapi ada juga yang tidak
mempergunakan sikat arang yaitu
sistem “brushless excitation”.
b. Generator arus bolak-balik
menggunakan "Slip ring"

b. Rectifier
Arus listrik yang dihasilkan generator turbin angin
berupa arus bolak-balik. Agar daya dapat disimpan dalam
baterai maka arus bolak-balik ini harus disearahkan
menggunakan rectifier. Pada Wind Project skala kecil,
biasanya rectifier ini menyatu dengan generator dalam
rumah mesin (nacelle). Sedangkan untuk Wind
Project skala besar (>1 kW) biasanya menggunakan
rectifier yang terpisah.
c. Baterai
Baterai merupakan komponen yang dibutuhkan
untuk memaksimalkan fungsi kerja PLTB. Arus listrik dari
generator arus searah masuk ke baterai untuk disimpan.
Jika arus listrik yang dihasilkan generator terlalu kecil,
maka semua arus listrik yang keluar dari generator akan
disimpan di baterai. Jika arus listriknya terlalu besar, maka
arus listrik akan disalurkan menuju jala-jala listrik setelah
sebagian disimpan pada baterai.

12
Dalam pemilihan baterai harus dipenuhi syarat-syarat sebagai
berikut.
 Mampu menyimpan daya dalam jumlah besar
 Dapat menyalurkan daya yang disimpan baik dalam jumlah
yang kecil maupun besar tanpa mengalami kerusakan.
 Tahan lama (reliable)
 Output tegangan dari baterai harus bebas dari fluktuasi atau
noise

Baterai dapat dibedakan berdasarkan tegangannya dan


kapasitas penyimpanannya (Ampere-jam/Ah). Nilai Ah
ditentukan berdasarkan kapasitas penggunaannya. Misalkan
baterai dengan kapasitas penyimpanan 200 Ah dibebani selama
20 jam, maka kapasitas penggunaannya menjadi 10 A/jam
(200:20= 10 A). Penggunaan yang lebih besar akan
menyebabkan berkurangnya kapasitas Ah secara drastis.
Kapasitas penyimpanan baterai disesuaikan dengan
energi yang dibutuhkan saat daya yang dihasilkan turbin angin
kurang dari kebutuhan beban atau pada saat kebutuhan beban
melebihi kapasitas turbin angin. Ukuran baterai yang terlalu
besar baik untuk efisiensi operasi tetapi mengakibatkan
kebutuhan investasi yang terlalu besar, sebaliknya ukuran
baterai terlalu kecil dapat mengakibatkan tidak tertampungnya
daya berlebih.
Selain digunakan sebagai tempat penyimpanan energi,
baterai juga digunakan untuk menstabilkan tegangan yang
keluar dari turbin angin.

d. Inverter
Inverter adalah perangkat elektrik yang digunakan
untuk mengubah arus listrik searah menjadi arus listrik
bolak balik. Kebanyakan beban listrik didesain untuk suplai
beban arus listrik bolak-balik, sehingga daya keluaran

13
dari Wind Project harus diubah dahulu menjadi listrik arus
bolak-balik oleh inverter ini. Inverter dibedakan
berdasarkan kapasitas continue maksimumnya dalam W,
dalam pemilihan inverter harus dipertimbangkan juga
efisiensinya.

II..4 Jenis-jenis Turbin Angin berdasarkan Porosnya

Turbin angin pada prinsipnya dapat dibedakan atas dua jenis turbin
berdasarkan arah putarannya. Turbin angin yang berputar pada poros
horisontal disebut dengan turbin angin poros horisontal atau Horizontal
Axis Wind Turbine (HAWT), sementara yang berputar pada poros vertikal
disebut dengan turbin angin poros vertikal atau Vertical Axis Wind
Turbine (VAWT)

a. Turbin angin horisontal

Turbin angin horisontal adalah model umum yang sering


kita lihat pada turbin angin. Designnya mirip dengan kincir angin,
memiliki blade yang mirip propeller dan berputar pada sumbu
vertikal.
Turbin angin horisontal memiliki shaft rotor dan generator
pada puncak tower dan harus diarahkan ke arah angin bertiup.

14
Turbin-turbin kecil mengarah ke angin dengan menggunakan
winde plane yang diletakkan dirotor, sementara untuk turbin yang
lebih besar dilengkapi dengan sensor yang terhubung dengan motor
servo yang mengarahkan blade sesuai dengan arah angin. Sebagian
besar turbin yang besar memiliki gearbox yang merubah kecepatan
putar rotor yang ditransfer ke generator menjadi lebih cepat.
Karena tower menghasilkan turbulenci di belakangnya maka turbin
biasanya mengarah ke arah angin dari depan. Blade turbin dibuat
kaku untuk mencegah terdorong ke tower oleh angin yang
kencang. Disamping itu, blade di tempatkan pada jarak yang
mencukupi didepan tower dan kadang melengkung kedepan.
Downwind turbine atau turbin dengan arah angin dari
belakang juga dibuat, meskipun adanya masalah turbunlensi,
karena turbin ini tidak membutuhkan mekanisme yang
mengharuskan searah dengan dengan angin. Disamping itu dalam
keadaan angin kencang blade dibolehkan untuk melengkung yang
mnurunkan area sapuan dan resistansi angin. Namun dikarenakan
turbulensi dapat menyebabkan fatigue, dan keandalan sangat
dibutuhkan maka sebagian besar turbin angin horisonal
menggunakan jenis upwinnd.

Kelebihan Turbin Angin Horisontal


 Towernya yang tinggi memunkikan untuk mendapatkan
angin dengan kekuatan yang lebih besar. Pada beberapa
area, setiap 10 meter ada kenaikan tambahan kekuatan
angin 20% dan peningkatan daya 34%.
 Efisiensi lebih tinggi, karena blades selalu bergerak tegak
lurus terhadap arah angin, menerima daya sepanjag putaran.
Sebaliknya pada turbin vertikal, melibatkan gaya timbal
balik yang membutuhkan permukaan airfoil untuk mundur
melawan angin sebagian bagian dari siklus . Backtracking
melawan angin menyebabkan efisiensi lebih rendah.

15
Kekurangan Turbin Angin Horisontal

 Dibutuhkan konstruksi tower yang besar untuk mensupport


beban blade, gear box dan generator.
 Komponen-komponen dari turbin angin horisontal (blade,
gear box dan generator) harus diangkat ke posisinya pada
saat pemasangan.
 Karena tinggi, maka turbin ini bisa terlihat pada jarak yang
jauh, banyak penduduk lokal yang menolak adanya
pemandangan ini.
 Membutuhkan kontrol ya sebagai mekanisme untuk
mengarahkan blade ke arah angin.
 Pada umumnya membutuhkan sistem pengereman atau
peralatan yaw pada angin yang kencang untuk mencegah
turbin mengalami kerusahakan.

b. Turbin Angin Vertikal

Turbin angin vertikal memiliki shaft rotor vertikal.


Kegunan utama dari penempatan rotor ini adalah turbin angin tidak
perlu diarahkan ke arah angin bertiup. Hal ini sangat berguna pada
daerah dimana arah angin sangat variatif atau memiliki turbulensi.
Dengan sumbu vertikal, generator dan komponen primer
lainnya dapat ditempatkan dekat dengan permukaan tanah,
sehingga tower tidak perlu support dan hal ini menyebabkan
maintenance lebih mudah. Kekurangan utama dari turbin angin
vertikal adalah menciptakan dorongan saat berputar.
Sangat sulit untuk memasang turbin angin di tower,
sehingga jenis tower ini biasanya di install dekat dengan
permukaan. Kecepatan angin lebih lambat pada altitude yang
rendah, sehingga energi angin yang tersedia lebih rendah.

16
Kelebihan Turbin Vertikal :
 Tidak diperlukan mekanisme yaw
 Sebuah turbin angin bisa terletak dekat tanah, sehingga lebih
mudah untuk menjaga bagian yang bergerak.
 turbin vertikal memiliki kecepatan startup angin rendah
dibandingkan turbin horizontal
 turbin vertikal dapat dibangun di lokasi di mana struktur yang
tinggi dilarang.

Kekurangan Turbin Vertikal:


 Kebanyakan turbin vertikal memiliki penurunan efisiensi
dibanding turbin horisontal, terutama karena hambatan
tambahan yang mereka miliki sebagai pisau mereka memutar
ke angin. Versi yang mengurangi drag menghasilkan lebih
banyak energi, terutama yang menyalurkan angin ke daerah
kolektor.
 Memiliki rotor terletak dekat dengan tanah di mana kecepatan
angin lebih rendah dan tidak mengambil keuntungan dari
kecepatan angin tinggi di atas.
 Karena tidak umum digunakan terutama karena kerugian
serius yang disebutkan di atas, mereka muncul baru untuk

17
mereka yang tidak akrab dengan industri angin. Hal ini sering
membuat mereka subjek klaim liar dan penipuan investasi
selama 50 tahun terakhir.

Turbin angin sumbu vertikal

Turbin sumbu vertikal dibagi menjadi dua jenis yaitu: Savonius dan
Darrieus.

Turbin Darrieus

Turbin Darrieus mula-mula diperkenalkan di Perancis pada


sekitar tahun 1920-an. Turbin angin sumbu vertikal ini
mempunyai bilah-bilah tegak yang berputar kedalam dan keluar
dari arah angin (Daryanto, 2007). Contoh turbin Darrieus
ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2 Turbin Darrieus.


Sumber: Daryanto (2007).

Turbin Savonius

Turbin Savonius diciptakan pertama kali di negara


Finlandia dan berbentuk S apabila dilihat dari atas. Turbin jenis

18
ini secara umumnya bergerak lebih perlahan dibandingkan jenis
turbin angin sumbu horizontal, tetapi menghasilkan torsi yang
besar. Contoh turbin Savonius ditunjukkan pada Gambar 3.

Gambar 3 Turbin Savonius.

Gaya Aerodinamik pada Turbin angin Darrieus

Prinsip kerja dari rotor Darrieus dapat disederhanakan. Pertama,


asumsikan arah angin datang dari depan rotor baling-baling. Ketika
pergerakan rotor lebih cepat menyamai dengan kecepatan angin yang
tak terganggu yaitu ratio kecepatan blade dengan kecepatan angin
bebas, tsr > 3. Gambar 4 menunjukan garis vektor percepatan dari
bentuk airfoil baling-baling pada posisi angular yang berbeda-beda
(Arsad et al, 2009)

19
II.5 Prinsip Kerja Sistem Konversi Energi Angin
Turbin angin adalah kincir angin yang digunakan untuk
membangkitkan tenaga listrik. Turbin angin ini pada awalnya dibuat untuk
mengakomodasi kebutuhan para petani dalam melakukan penggilingan
padi, keperluan irigasi, dll. Turbin angin terdahulu banyak dibangun di
Denmark, Belanda, dan negara-negara Eropa lainnya dan lebih dikenal
dengan Windmill.

Prinsip turbin angin bekerja sangat sederhana yaitu:


 Angin akan meniup bilah kincir angin sehingga bilah bergerak

20
 bilah kincir angin akan memutar poros didalam nacelle
 Poros dihubungkan ke gearbox, di gearbox kecepatan perputaran
poros ditingkatakan dengan cara mengatur perbandingan roda gigi
dalam gearbox
 gearbox dihubungkan ke generator. generator merubah energi
mekanik menjadi energi listrik
 dari generator energi listrik menuju transformer untuk menaikan
tegangannya kemudian baru didistribusikan ke konsumen (rumah
warga).

II.6 Efisiensi Maksimum (Efisiensi Bets)


Teori momentum adalah metode analisis dengan cara
memperhitungkan perubahan momentum udara selama melewati turbin
angin. Teori momentum mengasumsikan bahwa aliran adalah tidak viskos
dan tunak, juga rotor dianggap sebagai sebuah piringan dengan jumlah
sudu tak terbatas. Pertimbangan yang digunakan dalam teori momentum
yang juga diaplikasikan pada teori elemen sudu adalah (Liang, 2002):
1. Daya merupakan fungsi sederhana dari thrust
2. Kecepatan dianggap seragam,

Energi kinetik maksimum:


Ptmaks = 8 / 27 . 𝜌 . A’ . U3

Efisiensi turbin angin adalah perbandingan antara energi kinetik yang


diserap oleh turbin angin terhadap energi kinetik angin yang tersedia.
Persamaan untuk mendapatkan efisiensi maksimum turbin angin adalah
sebagai berikut (Liang, 2002):
daya maksimum turbin
Cp = 1 x 100%
2
ρ . A'. U3

Daya Turbin Angin

21
Daya yang dihasilkan dari konversi oleh rotor turbin angin
sebanding dengan pangkat tiga kecepatan angin. Daya yang dapat
dihasilkan rotor turbine adalah (Hunt, 1981):
Pt = 1 / 2 Cp . 𝜌 . A’ . U3 (Hunt,
1981:104)

dengan: Pt : daya keluaran rotor turbin angin (watt)


Cp : koefisien daya turbin angin
ρ : massa jenis udara (kg/m3)
A’ :Luas sapuan rotor(m2)
U : kecepatan angin (m/s)

22
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

III.1 Alat dan Bahan


1. Kipas angin

Gambar 3.1 Kipas Angin


2. Charge kontroller

Gambar 3.2 charge kontroller


3. Anemometer

Gambar 3.3 Anemometer

23
4. Tachometer

Gambar 3.4 Tachometer


5. Avometer

Gambar 3.5 Avometer

6. Turbin angin 300 watt

Gambar 3.6 Turbin Angin

24
7. Software Qblade (untuk desain dan perbandingan hasil)

III.2 Cara Kerja

1. Pasang daun turbin pada hub


2. Tempatkan turbin pada tempat yang agak jauh
3. Hubungkan semua kabel dan komponen pendukung
4. Tempatkan avometer didepan turbin angin
5. Nyalakan kipas angin dan catat pembacaan kecepatan angin pada
anemometer
6. Pindahkan anemometer untuk tidak menghalangi angin mengenai
turbin
7. Ukur daya yang keluar dari turbin dengan menggunakan avometer
8. Ulangi langkah-langkah tersebut untuk jarak turbin yang berbeda

III.3 Dimensi Propeller Turbin Angin

 Diameter daun :1m


 Diameter hub : 12,5 cm
 Jumlah daun :3
 Jenis foil : NACA - 2412
 Sudut Pitch : 12O
 Sudut twist : 10.3O
 Panjang chord akar : 0.05 m

25
 Panjang chord ujung : 0.03 m
 Berat : 0.01 kg
 Bahan : kayu
 Foto daun :

26
BAB IV

HASIL & PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas hasil praktikum berdasarkan data yang
diperoleh dari pengujian sistem pembangkit energi angin. Tabel ini merupakan
hasil praktikum dan hasil Analisa perhitungan yang telah dilakukan.

Tabel Pengambilan Data

Jarak Kecepatan Putaran Arus Tegangan Daya


Daya Input Efisiensi
No Turbin Angin Turbin Listrik Listrik Output
(watt) ( %)
(m) (m/s) (rpm) (A) (V) (watt)
1 1.5 6.9 212.54 93.5861 2.13 8.2 17.466 18.663
2 1.5 8.8 293.73 194.139 2.61 10.4 27.144 13.9818
3 1.5 9.9 350.21 276.42 3.19 27.3 87.087 31.5053

a) Plot grafik kecepatan angin vs putaran

400
Kecepatan Angin Vs Putaran
Putaran (Rpm)

300
200
100
0
6.9 8.8 9.9
Kecepatan Angin (m/s)

Grafik di atas menunjukkan hubungan antara kecepatan angin dengan


putaran blade, dimana semakin cepat angin maka putran juga semakin cepat
begitupun sebaliknya. Pada hasil praktikum didapat putaran blade yang besar
yaitu 350.21 rpm dengan kecepatan angin 9.9 m/s, dan putaran turbin yang paling
kecil yaitu 212.54 rpm dengan kecepatan angin 6.9 m/s.

27
b) Plot grafik kecepatan angin vs arus

Kecepatan Angin Vs Arus


4

Arus (Ampere)
3
2
1
0
6.9 8.8 9.9
Kecepatan Angin (m/s)

Grafik di atas menunjukkan hubungan antara kecepatan angin dengan arus,


dimana arus yang paling tinggi didapat 3.19 Ampere dengan kecepatan angin 9.9
m/s, dan arus terendah dengan nilai 2.13 Ampere dengan kecepatan angin 6.9 m/s.
Ini menunjukkan bahwa nilai arus semakin bertambah dengan meningkatnya
kecepatan angin.

c) Plot grafik kecepatan angin vs tegangan

Kecepatan Angin Vs Tegangan


30
25
Tegangan (V)

20
15
10
5
0
6.9 8.8 9.9
Kecepatan Angin (m/s)

Grafik di atas menunjukkan nilai tegangan yang didapat dari hasil


praktikum, nilai tegangan tertinggi didapat pada kecepatan 9.9 m/s yaitu 27.3 Volt
dan nilai tegangan terendah didapat pada kecepatan 6.9 m/s yaitu 8.2 Volt. Ini
menunjukkan nilai tegangan bergantung dengan nilai kecepatan angin.

28
d) Plot grafik kecepatan angin vs daya input

300
Kecepatan Angin dan Daya Input

Daya Input (Watt)


250
200
150
100
50
0
1 2 3
Kecepatan Angin (m/s)

Gambar di atas merupakan hubungan antara kecepatan angin dengan daya


input, dimana kecepatan angin akan mempengaruhi daya input yang dihasilkan
yaitu semakin besar kecepatan maka daya yang dihasilkan juga semakin besar,
begitupun sebaliknya. Daya yang paling besar dihasilkan terdapat pada kecepatan
angin 9.9 m/s dengan hasil 276.42 Watt dan daya terendah pada kecepatan angin
6.9 m/s dengan hasil 194.139 Watt.

Daya output dihasilkan dari persamaan

1
𝑃𝑖𝑛 = 𝜌. 𝐶𝑝. 𝐴. 𝑣 3
2

Keterangan :

Pin = Daya Input (Watt)

𝜌 = Massa Jenis Angin (kg/m3)

Cp = Koefisien Daya Turbin Angin

A = Sapuan Luasan Rotor (m2)

v = Kecepatan Angin (m/s)

29
e) Plot grafik kecepatan angin vs daya

Kecepatan Angin Vs Daya Output

Daya Output (Watt)


100
80
60
40
20
0
6.9 8.8 9.9

Kecepatan Angin (m/s)

Gambar di atas merupakan hubungan antara kecepatan angin dengan daya


output, dimana kecepatan angin akan mempengaruhi daya yang dihasilkan yaitu
semakin besar kecepatan maka daya yang dihasilkan juga semakin besar,
begitupun sebaliknya. Daya yang paling besar dihasilkan terdapat pada kecepatan
angin 9.9 m/s dengan hasil 87.087 Watt dan daya terendah pada kecepatan angin
6.9 m/s dengan hasil 17.466 Watt.

Daya output dihasilkan dari persamaan

Pout = I x V

Diamana:

I = Arus yang mengalir (Ampere)

V = Tegangan yang dihasilkan (Volt)

Pout = Daya yang dihasilkan (Watt)

30
f) Plot grafik kecepatan angin vs efesiensi
No Kecepatan Efisiensi
Angin (m/s) Turbin (%)

1. 6.9 18.663
2. 8.8 13.9818
3. 9.9 31.5053

Hubungan Kecepatan Angin dan Efisiensi


35
30
Efisiensi (%)

25
20
15
10
5
0
6.9 8.8 9.9

Kecepatan Angin (m/s)

Efisiensi suatu sistem didapat dari perbandingan antara daya output yang
dikeluarkan dengan daya input yang dihasilkan. Dimana rumus efisiensi didapat
dengan persamaan :

η = Pout/Pin X 100%

dimana :

Pout = daya Output (Watt)

Pin = daya input (Watt)

Dari hasil praktikum didapat, 31.51% merupakan efisiensi terbesar


terdapat pada kecepatan angin 9.9 m/s dan 13.98% merupakan efisiensi terkecil
dengan kecepatan angin 8.8 m/s.

31
g) Perbandingan antara Qblade dan dengan praktikum

Dari tabel di bawah ini dapat dilihat perbedaan antara daya dihasilkan pada
praktikum dan daya yang dihasilkan pada percobaan di aplikasi QBlade, dimana
perbedaan yang dihasilkan sangat jauh berbeda.

Kecepatan Angin (m/s) Daya Praktikum Daya Qblade


(Watt) (Watt)

6.9 17.466 71.04

8.8 27.144 72.2

9.9 87.087 72.4

Perbandingan Kecepatan
dan Daya
Daya Qblade (Watt)
Daya Praktikum (Watt)
180
160
140
Daya (Watt)

120
100
80
60
40
20
0
6.9 8.8 9.9
Kecepatan Angin (m/s)

32
BAB V
PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan


bahwa kecepatan angin sangat berpengaruh terhadap putaran pada turbin. Besar
tidaknya putaran turbin berpengaruh terhadap daya dan efisiensi turbin. Semakin
besar putaran turbin maka arus dan tegangan yang dihasilkan juga akan semakin
membesar sehingga daya yang dikeluarkan akan semkain besar begitupula
efisiensinya.

Hasil praktikum dengan hasil yang didapatkan dari Software Qblade


sangat berbeda jauh. Untuk mendapatkan hasil yang lebih bagus sebaiknya
menggunakan desain blade yang baik.

V.2 Saran

1. Blade yang akan diuji sebaiknya dibuat persis dengan yang ada dari hasil
software.

2. Sebaiknya sebelum dan sesudah praktikum, alat-alat diperiksa terlebih dahulu.

33
DAFTAR PUSTAKA

Anggi Candra Firmansyah . 2011.Pembangkit Listrik Tenaga Angin


Menggunakan Delapan Sudu. Universitas Negeri Semarang.

Perdana, Pramudya Nur. 2012. Pembangkit Listrik Tenaga Bayu/ Angin


(PLTB). [Online]. Tersedia: http://jendeladenngabei.blogspot.co.id.
Diakses Tanggal 16 Mei Pukul 23:12

Suseno Michael. 2011.Turbin Angin. Diakses DariHttp://MichaelSuseno


.Blogspot .Co.Id/ 2011/09/Turbin-Angin.Html. Pada Pukul 2017 Mei 2018

34

Anda mungkin juga menyukai