OSILOSKOP
DOSEN PEMBIMBING
Yuniarti, ST.MT.
DISUSUN OLEH
1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur senantiasa kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, yang telah
memberikan kekuatan dan kejernihan pikiran untuk dapat menyelesaikan makalah ini dengan
sebaik-baiknya. Makalah yang berjudul “OSILOSKOP” disusun dalam rangka memenuhi
salah satu tugas mata pelajaran Instrumentasi&Pengukuran yang merupakan Tugas
Kelompok sekaligus menjadi bahan presentasi yang diberikan oleh Ibu Yuniarti, S.T, M.T
Meski telah disusun secara maksimal, namun kami sebagai manusia biasa menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karenanya kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sekalian.
Demikian apa yang bisa kami sampaikan, semoga pembaca dapat mengambil
manfaat dari karya ini.
Kelompok 2
2
DAFTAR ISI
KESIMPULAN .........................................................................................12
SARAN .....................................................................................................12
3
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Proses pengukuran dalam ilmu elektro merupakan salah satu prosedur standar yang
harus dilakukan. Karena melalui pengukuran akan diperoleh besaran-besaran yang
diperlukan, baik untuk pengambilan keputusan dan instrumen kontrol maupun hasil yang
diinginkan oleh seorang user. Salah satu alat ukur yang tidak kalah penting untuk diketahui
yaitu osiloskop.
Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik.
Dengan mengunakan osiloskop kita dapat mengetahui besaran-besaran pada sinyal listrik
seperti tegangan, frekuensi, periode dan bentuk sinyal dari objek yang diukur.
Oleh sebab itu osiloskop penting untuk dipelajari karena dengan menggunakan osiloskop
dapat lebih memudahkan kita dalam mengukur beberapa besaran sekaligus.
Selain itu dengan osiloskop kita juga dapat membedakan gelombang AC dan
gelombang DC, serta dapat juga melihat atau mendeteksi gangguan-gangguan dalam sistem
transmisi atau penyaluran seperti gangguan noise.
Karena osiloskop sangat penting untuk diketahui dan dipelajari, terutama
untukmahasiswa elektro, maka pada kesempatan ini kami membuat makalah
mengenaiosiloskop yang disertai penjelasan dan prinsip kerjanya.
RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang diatas, maka kami mengambil rumusan masalah yang akan
dibatasi dan dibahas menurut pembagian dibawah ini :
1. Bagaimana prinsip kerja dari Osiloskop?
2. Bagaimana cara menggunakan Osiloskop dengan benar?
4
TUJUAN
Adapun Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini, yaitu :
1. Mengetahui Fungsi dari Osiloskop
2. Memahami Prinsip kerja dari Osiloskop
3. Memahami Penggunaan Osiloskop
5
BAB II
PEMBAHASAN
PENGENALAN OSILOSKOP
Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik.
Osiloskop terdiri dari dua bagian utama yaitu display dan panel kontrol.
Display menyerupai tampilan layar televisi hanya saja tidak berwarna warni dan
berfungsi sebagai tempat sinyal uji ditampilkan. Pada layar ini terdapat garis-garis
melintang secara vertikal dan horizontal yang membentuk kotak-kotak dan disebut
div. Arah horizontal mewakili sumbu waktu dan garis vertikal mewakili sumbu
tegangan. Panel kontrol berisi tombol-tombol yang bisa digunakan untuk
menyesuaikan tampilan di layar.
Layar osiloskop dibagi atas 8 kotak skala besar dalam arah vertikal dan 10 kotak
dalam arah horizontal. Tiap kotak dibuat skala yang lebih kecil. Sejumlah tombol
pada osiloskop digunakan untuk mengubah nilai skala-skala tersebut.
6
FUNGSI DAN KEGUNAAN OSILOSKOP SECARA
UMUM
Adapun Fungsi dan Kegunaan sebuah Osiloskop banyak digunakan untuk keperluan
dibidang Industri, Bidang elektro. Osiloskop digunakan untuk pengukuran rangkaian
elektronik seperti radio, TV, dan alat-alat lainnya untuk memonitor frekuensi
elektronik. Fungsi dasar dan kegunaan Osiloskop adalah sebagai berikut :
1. Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi
2. Mengukur besar tegangan listrik dan juga relasi terhadap waktu
3. Membedakan Arus AC dengan Arus DC
4. Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangkaian elektro
Prinsip kerja osiloskop yaitu menggunakan layar katoda. Dalam osiloskop terdapat
tabung panjang yang disebut tabung sinar katode atau Cathode Ray Tube (CRT).
Secara prinsip kerjanya ada dua tipe osiloskop, yakni tipe analog (ART - analog real
time oscilloscope) dan tipe digital (DSO-digital storage osciloscope), masing-masing
memiliki kelebihan dan keterbatasan. Para insinyur, teknisi maupun praktisi yang
bekerja di laboratorium perlu mencermati karakter masing-masing agar dapat
memilih dengan tepat osiloskop mana yang sebaiknya digunakan dalam kasus-kasus
tertentu yang berkaitan dengan rangkaian elektronik yang sedang diperiksa atau diuji
kinerjanya.
1. Osiloskop Analog
7
Osiloskop analog pada prinsipnya memiliki keunggulan seperti; harganya relatif
lebih murah daripada osiloskop digital, sifatnya yang realtime dan pengaturannya
yang mudah dilakukan karena tidak ada tundaan antara gelombang yang sedang
dilihat dengan peragaan di layar, serta mampu meragakan bentuk yang lebih baik
seperti yang diharapkan untuk melihat gelombang-gelombang yang kompleks,
misalnya sinyal video di TV dan sinyal RF yang dimodulasi amplitudo.
Keterbatasanya adalah tidak dapat menangkap bagian gelombang sebelum terjadinya
event picu serta adanya kedipan (flicker) pada layar untuk gelombang yang
frekuensinya rendah (sekitar 10-20 Hz). Keterbatasan osiloskop analog tersebut
dapat diatasi oleh osiloskop digital. Sebagai contoh keseluruhan bidang skala
pada Gambar 3 dapat ditutup semua menjadi daerah yang dapat dilihat oleh mata,
misalnya dengan DSO dari Hewlett-Packard HP 54600. Pada gambar ditunjukkan
diagram blok sederhana suatu osiloskop analog.
2. Osiloskop Digital
Dalam osiloskop digital, gelombang yang akan ditampilkan lebih dulu disampling
(dicuplik) dan didigitalisasikan. Osiloskop kemudian menyimpan nilai-nilai tegangan
ini bersama sama dengan skala waktu gelombangnya di memori. Pada prinsipnya,
osiloskop digital hanya mencuplik dan menyimpan demikian banyak nilai dan
kemudian berhenti. Ia mengulang proses ini lagi dan lagi sampai dihentikan.
Beberapa DSO memungkinkan untuk memilih jumlah cuplikan yang disimpan dalam
memori per akuisisi (pengambilan) gelombang yang akan diukur.
8
PENGGUNAAN OSILOSKOP
Mengukur Tegangan AC
Mengukur Tegangan DC
KINERJA OSILOSKOP
Istilah yang dijelaskan pada bagian ini akan sering digunakan untuk membicarakan
kehandalan sebuah osiloskop.
9
Lebar Pita (Bandwidth)
Spesifikasi bandwidth menunjukan daerah frekuensi yang dapat diukur oleh
osiloskop dengan akurat. Sejalan dengan peningkatan frekuensi, kapabilitas dari
osiloskop untuk mengukur secara akurat semakin menurun. Berdasarkan perjanjian,
bandwidth menunjukkan frekuensi ketika sinyal yang ditampilkan tereduksi menjadi
70.7% dari sinyal sinus yang digunakan. (angka 70.7% mengacu pada titik "-3 dB",
sebuah istilah yang berdasar pada skala logaritmik).
Rise Time
Rise Time adalah cara lain untuk menjelaskan daerah frekuensi yang berguna dari
sebuah osiloskop. Perubahan sinyal rendah ke tinggi yang cepat, pada gelombang
persegi, menunjukkan rise time yang tinggi. Rise time menjadi sebuah pertimbangan
penting ketika digunakan dalam pengukuran pulsa dan sinyal tangga. Sebuah
osiloskop hanya dapat menampilkan pulsa yang risetime-nya lebih rendah dari rise
time osiloskop.
Sensitivitas Vertikal
Sensitivitas vertikal menunjukan berapa kemampuan penguatan vertikal untuk
memperkuat sinyal lemah. Sensitivitas vertikal biasanya bersatuan mVolt/div. Sinyal
terlemah yang dapat ditangkap oleh osiloskop umumnya adalah 2 mV/div.
Kecepatan Sapuan (Sweep Speed)
Untuk osiloskop analog, spesifikasi ini menunjukkan berapa cepat "trace" dapat
menyapu sepanjang layar, yang memudahkan untuk mendapatkan detail dari sinyal.
Kecepatan sapuan tercepat dari sebuah osiloskop biasanya bersatuan nanodetik/div
(ns/Div)
Akurasi Gain
Akurasi penguatan menunjukkan seberapa teliti sistem vertikal melemahkan atau
menguatkan sebuah sinyal.
Panjang Record
Panjang record dari sebuah osiloskop digital menunjukkan berapa banyak gelombang
dapat disimpan dalam memori. Tiap gelombang terdiri dari sejumlah titik. Titik-titik
ini dapat disimpan dalam sebuah record gelombang. Panjang maksimum dari record
bergantung dari banyaknya memori dalam osiloskop. Karena osiloskop hanya dapat
menyimpan dalam jumlah yang terbatas ada pertimbangan antara detail record dan
panjang record. Karena itu kita dapat memperoleh sebuah gambaran detil untuk
waktu yang pendek atau gambaran yang kurang mendetil untuk jangka waktu yang
lebih lama. Pada Beberapa osiloskop kita dapat menambahkan memori untuk
meningkatkan panjang record.
11
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari penjelasan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut.
1. Fungsi osiloskop secara umum adalah untuk menganalisa tingkah laku besaran
yang berubah-ubah terhadap waktu yang ditampilkan pada layar, untuk
melihat bentuk sinyal yang sedang diamati.
2. Pada prinsip kerjanya, antara osiloskop analog dan digital memiliki prinsip dasar yang
sama. Hanya saja pada osiloskop digital, gelombang yang akan ditampilkan lebih dulu
di- sampling (dicuplik) dan di digitalisasikan dengan ADC.
3. Cara penggunan osiloskop adalah yang pertama pengkalibrasian, kemudian
mengaturfokus, intensitas, kemiringan, x-position, dan y-position, setelah probe
dikalibrasi makadengan menempelkan probe pada terminal tegangan acuan maka
akan muncul tegangan persegi pada layar.
SARAN
Untuk lebih mengetahui dan mengerti tentang osiloskop ada baiknya langsung melihat
dan mempraktekan materi ini, agar bisa lebih memahami mengenai osiloskop.
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan le
bih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-
sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Rian Priyadi. (2013).Pengukuran Tegangan AC/DC dengan Multimeter dan Osiloskop. From
http://rian-priyadi.blogspot.com/2013/12/pengukuran-tegangan-ac-dc-dengan_6, 25
Oktober2014.
13