PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit Demam berdarah atau Dengue Hemorragik Fever (DHF) ialah penmyakit
yang disebabakan oleh virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti
dan Aedes Albopictus. Kedua jentik nyamuk ini terdapat hampir diseluruh pelosok Indonesia,
Kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 m diatas permukaan air laut.
Merebaknya kasus DBD ini menimbulkan reaksi dari berbagai kalangan. Sebagian
menganggap hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran akan kebersihan lingkungan dan
sebagian lagi menganggap karena pemerintah lambat dalam mengantisipasi dan merespon
kasus ini.
Virus dengue dapat masuk ke tubuh manusia melalui gigitan vektor pembawanya,
yaitu nyamuk dari genus aedes seperti aedes aegypti betina dan Aedes albopictus. Aedes
aegypti adalah vektor yang paling banyak ditemukan menyebabkan penyakit ini nyamuk
dapat membawa virus dengue setelah menghisap darah orang yang telah terinfeksi virus
tersebut. Sesudah masa inkubasi virus didalam nyamuk selama 8-10 hari, nyamuk yang
terinfeksi dapat mentransmisikan virus dengue tersebut ke manusia sehat yang di gigitnya.
Nyamuk betina juga dapat menyebarkan virus dengue yang dibawanya ke keturunannya
melalui telur (transovarial). Beberapa penelitian menunjukan bahwa monyet juga dapat
terjangkit oleh virus dengue, serta dapat pula berperan sebagai sumber infeksi bagi monyet
lainnya bila digigit oleh vektor nyamuk.
DBD pada umumnya menyerang anak-anak tetapi tidak menutup kemungkinan orang
dewasa tertular penyakit DBD. Pada usia anak-anak rentan akan tingginya kasus DBD, hal ini
dikarenakan anak-anakmasih belum mengerti tentang penularan dan pencegahan
pengetahuan tentang penyakit DBD. Di samping itu aktifitas anak-anak sering bermain di
1
taman atau dikebun membuat sering digigit nyamuk. Salah satunya aedes aegypti.
Berdasarkan hal tersebut kasus DBD sangat tinggi pada usia anak-anak, selain itu sistem
pertahanan dan kekebalan tubuh pada anak-anak, selain itu sistem pertahanan tubuh pada
anak masih dalam tahap berkembang sehingga kasus DBD yang terjadi pada anak akan lebih
sering menyebabkan dengue syok sindrom (DSS).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah siswa maupun guru memahami tentang Demam Berdarah Dengue
(DBD) ?
2. Apakah siswa maupun guru memahami dan dapat melakukan 3 M (Menutup,
Menguras, Membuang) yang baik dan benar?
C. Tujuan Umum
1. Agar siswa maupun guru dapat memahami tentang Demam Berdarah Dengue
(DBD)?
2. Agar siswa dan guru dapat memahami dan dapat melakukan 3 M (Menutup,
Menguras, Membuang) dengan baik dan benar?
2
BAB II
ISI
Sterile insect technique (STT) adalah salah satu metode untuk mengendalikan populasi
serangga dengan mutagen atau radiasi gamma yang diberikan kepada serangga jantan
sehingga serangga tersebut menjadi steril. Serangga streil ini kemudian dilepas ke lingkungan
dalam jumlah yang sangat besar untuk kawin dengan serangga normal yang ada di
lingkungfan bebas. Seekor serangga betina normal yang kawin dengan pejantan steril akan
menghasilkan telur,tetapi telur tidak akan menetas (efek yang sama akan terjadi untuk
persilangan tibal balik).
Jika terdapat serangga steril, dengan jumlah cukup tinggi,maka banyak persilangan
steril yang terjadi dan seiring waktu,jumlah serangga normal akan menurun .dan rasio steril
serangga normal akan meningkat,sehingga menyebabkan kepunahan serangga normal.
Steril Insect Technique ini pertama kali diperkenalkan oleh Knipling (4),dan
digunakan dengan sukses pada tahun 1958 di Florida untuk mengontrol Screwworm fly
(Cochliomya Omnivorax). Sejak itu pelepasan serangga steril telah digunakan dengan
3
berbagai keberhasilan. Contoh lainnya yaitu Screwworm Fly di Amerika Serikat, Meksiko
dan Libya; Melon Fly (Dacus cucurbitae Coquillentt) di Jepang dan Taiwan:Pink Hubner
(Pectinophora Gossypiella Saunders) di Amerika Serikat : Tsetse Fly (spesies Glossina) di
Tanzania, Zimbabwe dan Upper Volta; Boll Bonggol (Anthonomus Boheman Grandis) pada
Southeastern USA; Meksiko Lalat Buah (Anastrepha Ludens Loew) di Amerika Serikat dan
Meksiko: Gypsy Moth (Lymantria dispar Linnaeus) di Amerika Serikat dan Kanada.
Penyakit ini disebabkan oleh virus Dengue yang menyebabkan gangguan pada
pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah,sehingga mengakibatkan
perdarahan-perdarahan.
Vektor yang berperan dalam penularan penyakit ini adalah Nyamuk Aedes Aigypti
dan Aedes Albopictus.
Nyamuk demam berdarah lebih suka menggigit manusia pada siang hari. Sebuah
carabyang efektif untuk membunuh nyamuk dewasa adalah untuk menerapkan sisa
insektisida ke daerah di mana mereka lebih suka untuk beristirahat.
4
Mereka berkembang biak bukan di rawa rawa atau saluran, dan sangat jarang
menggigit dimalam hari.
C. Gejala DBD
Masa Tunas atau inkubasi selama 3 -15 hari gejala sejak seseorang terserang virus
dengue, Selanjutnya penderita akan menampakkan berbagai tanda dan gejala Demam
Berdarah sebagai berikut:
D. Manifestasi Klinis
Infeksi virus dengue dapat bermanifestasi pada beberapa luaran, meliputi demam
biasa, demam berdarah (klasik), demam berdarah dengue (hemoragik), dan sindrom syok
dengue,
5
muntah, serta munculnya ruam pada kulit. Penurunan jumlah sel darah putih (leukopenia)
dan penurunan keping darah atau trombosit (trombositopenia) juga seringkali dapat
diobservasi pada pasien demam berdarah. Beberapa epidemi, pasien juga menunjukkan
pendarahan yang meliputi mimisan, gusi berdarah, pendarahan saluran cerna, kencing
berdarah (haematuria), dan pendarahan berat saat menstruasi (menorrhagia).Demam
2. Berdarah (Hemoragik)
Pasien yang menderita Demam Berdarah dengue (DBD) biasanya menunjukkan gejala
seperti penderita Demam berdarah klasik ditambah dengan empat gejala utama, yaitu
demam tinggi.Fenomena hemoragik atau pendarahan hebat,yang sering sekali diikuti
pembesaran hati dan kegagalan sistem sirkulasi darah.Adanya kerusakan pembuluh
darah,pembuluh limfa,pendarahan dibawah kulit yang membuat munculnya memar
kebiruan, Trombositopenia dan peningkatan jumlah sel darah merah juga sering
ditemukan pada pasien DBD salah satu karakteristik untuk membedakan tingkat
keparahan DBD sekaligus membedahkannya dari demamberdarah klasik adanya
kebocoran plasma darah. Fasew kritis DBD adalah setelah 2 – 7 hari demam tinggi,pasien
mengalami penurunan tekanan darah.
Bila terapi dengan Elektrolit dilakukan dengan cepat dan tepat, pasien akan terus
berkeringat,sulit tidur dan mengalami penurunan tekanan darah. Bila terapi dengan
elektolit dilakukan dengan cepat dan tepat,pasien dapat sembuh dengan setelah
mengalami masa kritis. Namun bila tidak DBD dapat mengakibatkan kematian.
Sindrom syok adalah tingkat infeksi virus dengue yang terparah,dimana pasien akan
mengalami sebagian besar atau seluruh gejala yang terjadi pada penderita demam
berdarah klasik dan demam berdarah dengue disertai dengan kebocoran cairan diluar
pembuluh darah, pendarahan parah dan dingin,sulit tidur dan sakit di perut adalah tanda-
tanda awal yang umum sebelum terjadinya syok. sindrom syok terjadi pada anak-anak(
kadangkala terjadi pada orang dewasa ) yang mengalami infeksi dengue untuk kedua
kalinya. Hal ini sangat fatal dan dapat berakibatkan pada kematian, terutama pada anak-
anak, bila tidak ditangani dengan tepat dan cepat duradi syok itu sendiri sangat
cepat.Pasien dapat meninggal dalam kurun waktu 12 – 24 jam setelah syok terjadi atau
dapat sembuh dengan cepat bila usaha terapi untuk mengembalikan cairan tubuh
6
dilakukan dengan tepat. Dalam waktu 2 – 3 hari, pasien yang telah berhasil melewati
masa syok akan sembuh, ditandai dengan tingkat pengeluaran urin yang sesuai dan
kembalinya nafsu makan.
E. Pencegahan DBD
Tidak ada vaksin yang tersedia secara komersial untuk penyakit demam berdarah.
pencegahan utama demam berdarah terletak pada menghapuskan atau mengurangi vektor
nyamuk Demam berdarah. Inisiatif untuk menghapus kolam – kolam air yang tidak
berguna (misalnya di pot bunga) telah terbukti berguna untuk mengontrol penyakit yang
disebabkan nyamuk, menguras bak mandi setiap seminggu sekali,dan membuang hal-hal
yang dapat mengakibatkan sarang nyamuk demam berdarah Aedes Aegypti.
Hal –hal yang harus dilakukanuntuk menjaga kesehatan agar terhindar dari penyakit
Demam berdarah, sebagai berikut:
F. Inovasi “ BERKOLABERANTIK”
7
jenTIK Anak sekoLAH. Untuk mewujudkan inovasi tersebut, perlu adanya kerjasama
antara puskesmas dengan sekolah sekolah di wilayah kerja puskesmas Nawangsasi agar
inovasi tersebut dapat berjalan dengan lancar.
8
Hasil Kader Jumantikalah di Sekolah yaitu pada bulan September sd Desember 2019
terdapat :
SDN 1 30 8 22 9 21 7 23 8 22
Tegalrejo
SDN 2 30 7 23 8 22 6 24 8 22
Tegalrejo
SDN 1 35 10 25 9 26 9 26 10 25
Trikoyo
SDN 2 60 14 46 16 44 16 44 15 45
Trikoyo
Hasil Kader Jumantikalah di Sekolah yaitu pada bulan Januari sd Mei 2019 terdapat :
SDN 1 30 8 22 9 21 7 23 8 22 7 23
Tegalrejo
SDN 2 30 7 23 8 22 6 24 8 22 8 22
Tegalrejo
SDN 1 35 10 25 9 26 9 26 10 25 7 28
Trikoyo
SDN 2 60 14 46 16 44 16 44 15 45 18 42
Trikoyo
Hasil Kader Jumantikalah di Sekolah yaitu pada bulan Januari sd Mei 2019 terdapat :
9
Nama Jumlah Januari Februari Maret April Mei
Sekolah Kader
+ _ + _ + _ + _ + _
Jumantikalah
SDN 1 30 8 22 9 21 7 23 8 22 7 23
Tegalrejo
SDN 2 30 7 23 8 22 6 24 8 22 8 22
Tegalrejo
SDN 1 35 10 25 9 26 9 26 10 25 7 28
Trikoyo
SDN 2 60 14 46 16 44 16 44 15 45 18 42
Trikoyo
BAB III
10
PENUTUP
A. Kesimpulan
Demam berdarah (DBD) adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus
dangue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus
aedes, misalnya aedes aegeypti atau aedes albopictus.infeksi virus dengue dapat
bermainifestasi pada beberapa luaran, meliputi demam biasa, demam berdarah (klasik)
demam berdarah dengue ( hemoragik), dan sindrom syok denue (DBD) biasanya
menunjukan gejala seperti penderita demam berdarah klasik di tambah empat gejalah
utama , yaitu demam tinggi, fenomena hemoragik atau pendarahan hebat , yang seringkali
diikuti oleh pembaesaran hati dan kegagalan sistem sirkulasi darah. Adanya kerusakan
pembuluh darah, pembulu limfa, pendarahan di bawah kulit yang membuat munculnya
memar kebiruhan, trombositopenia dan peningkatan jumlah sel darah merah juga sering
ditemukan pada pasien DBD. Uji elisa dapat dialakukan untuk mendeteksi adanya
interaksi antigen dan anti bodi terhadap virus dengue
11