Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ENERGI DAN LISTRIK PERTANIAN

“ ENERGI BIOMASSA ”

DOSEN PENGAMPU :
NUR HASNAH AR, S.TP., M.SI

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3

NO. NAMA NIM KETERANGAN

1. M. ARJU SAFIKRI J1B117001 BAGIAN 1-2

2. ANGGUN FITRIANI J1B117026 MELENGKAPI

3. ANDRE RAMA SAPUTRA N. J1B117051 BAGIAN 3-4

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS


TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya khususnya bagi penulis yang telah menyelesaikan Makalah ini yang
berjudul “Energi Biomassa“. Dalam menulis karya ilmiah ini, alhamdulillah
penulis tidak mendapatkan kendala-kendala, sehingga penyelesaiannya dapat
dikerjakan dengan baik. Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
dosen pembimbing, orang tua dan semua orang yang terlibat yang telah
memberikan dorongan dan motivasi sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari masih terdapat kesalahan-kesalahan dalam makalah ini.


Oleh karena itu, kritik serta saran yang membangun penulis harapkan demi
kesempurnaan karya ilmiah ini. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
seperlunya.

Jambi, 02 September 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

I. PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Tujuan ....................................................................................................... 2

1.3 Manfaat ..................................................................................................... 2

II. ENERGI BIOMASSA ................................................................................... 3

2.1 Pengertian Biomassa ................................................................................ 3

2.2 Biomassa Sebagai Energi Alternatif di Indonesia .................................... 4

2.3 Kelebihan Energi Biomassa ..................................................................... 6

2.4 Prinsip Pembakaran .................................................................................. 9

2.5 Pemanfaatan Energi Biomassa Menjadi Bahan Bakar ........................... 10

III. PENUTUP ................................................................................................. 13

3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 13

3.2 Saran ....................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14

iii
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sampah telah menjadi masalah besar terutama di kota-kota besar di


Indonesia. Hingga tahun 2020 mendatang, volume sampah perkotaan di Indonesia
diperkirakan akan meningkat lima kali lipat. Tahun 1995 saja, menurut data yang
dikeluarkan Asisten Deputi Urusan Limbah Domestik, Deputi V Menteri
Lingkungan Hidup, Chaerudin Hasyim, di Jakarta baru-baru ini, setiap penduduk
Indonesia menghasilkan sampah rata-rata 0,8 kilogram per kapita per hari,
sedangkan pada tahun 2000 meningkat menjadi 1 kilogram per kapita per hari.
Pada tahun 2020 mendatang diperkirakan mencapai 2,1 kilogram per kapita per
hari. Meningkatnya sampah perkotaan telah menimbulkan berbagai permasalahan
lingkungan. Bukan hanya pemandangan tak sedap atau bau busuk yang
ditimbulkannya tetapi juga ancaman terhadap kesehatan.
Untuk memanfaatkan sampah perkotaan sebenarnya telah sejak lama
diupayakan para ahli. Salah satunya adalah pemanfaatan untuk produksi listrik
biogas dari sampah kota. Pemanfaatan biogas tersebut juga bisa berfungsi sebagai
alternatif dalam menangani krisis energi.
Beberapa tahun terakhir ini energi merupakan persoalan yang krusial di
dunia. Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan
populasi penduduk dan menipisnya sumber cadangan minyak dunia serta
permasalahan emisi dari bahan bakar fosil memberikan tekanan kepada setiap
negara untuk segera memproduksi dan menggunakan energy terbaharukan. Selain
itu, peningkatan harga minyak dunia hingga mencapai 100 U$ per barel juga
menjadi alasan yang serius yang menimpa banyak negara di dunia terutama
Indonesia.
Lonjakan harga minyak dunia akan memberikan dampak yang besar bagi
pembangunan bangsa Indonesia. Konsumsi BBM yang mencapai 1,3 juta/barel
tidak seimbang dengan produksinya yang nilainya sekitar 1 juta/barel sehingga
terdapat defisit yang harus dipenuhi melalui impor. Menurut data ESDM (2006)
cadangan minyak Indonesia hanya tersisa sekitar 9 milliar barel. Apabila terus

1
dikonsumsi tanpa ditemukannya cadangan minyak baru, diperkirakan cadangan
minyak ini akan habis dalam dua dekade mendatang.
Untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak
pemerintah telah menerbitkan Peraturan presiden republik Indonesia nomor 5
tahun 2006 tentang kebijakan energi nasional untuk mengembangkan sumber
energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar minyak. Kebijakan tersebut
menekankan pada sumber daya yang dapat diperbaharui sebagai altenatif
pengganti bahan bakar minyak.
Salah satu sumber energi alternatif adalah biogas. Gas ini berasal dari
berbagai macam limbah organik seperti sampah biomassa, kotoran manusia,
kotoran hewan dapat dimanfaatkan menjadi energi melalui proses anaerobik
digestion. Proses ini merupakan peluang besar untuk menghasilkan energi
alternatif sehingga akan mengurangi dampak penggunaan bahan bakar fosil.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :


1. Untuk mengetahui definisi energi biomassa secara umum
2. Untuk mengetahui kelebihan energi biomassa
3. Untuk mengetahui prinsip pembakaran lengkap dan tak lengkap pada
biomassa
4. Untuk mengetahui pemanfaatan energi biomassa menjadi bahan bakar

1.3 Manfaat

Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :


1. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu energi biomassa dan manfaatnya bagi
kehidupan
2. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja kelebihan energi biomassa
3. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana prinsip pembakaran lengkap dan tak
lengkap
4. Mahasiswa dapat mengetahui pemanfaatan energi biomassa menjadi bahan
bakar

2
II. ENERGI BIOMASSA

2.1 Pengertian Biomassa

Biomassa merupakan istilah untuk semua bahan organic yang berasal dari
tanaman (termasuk alga, pohon dan tanaman). Biomassa diproduksi oleh tanaman
hijau yang mengkonversi sinar matahari menjadi bahan tanaman melalui proses
fotosintesis sumber daya biomassa dapat dianggap sebagai materi organic, di
mana energy sinar matahari yang disimpan dalam ikatan kimia, ketika ikatan antar
karbon berdekatan, molekul hydrogen dan oksigen yang rusak oleh pencernaan,
pembakaran, atau dekomposisi, zat ini melepaskan disimpan, energi kimia mereka
(Kong G.T., 2002).
Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses
fotosintetik, baik berupa produk maupun buangan. Contoh biomassa antara lain
adalah tanaman, pepohonan, rumput, ubi, limbah pertanian, limbah hutan, tinja
dan kotoran ternak. Selain digunakan untuk tujuan primer serat, bahan pangan,
pakan ternak, minyak nabati, bahan bangunan dan sebagainya, biomassa juga
digunakan sebagai sumber energy (bahan bakar). Umum yang digunakan sebagai
bahan bakar adalah biomassa yang nilai ekonomisnya rendah atau merupakan
limbah setelah diambil produk primernya.
Sumber energi biomassa mempunyai beberapa kelebihan antara lain
merupakan sumber energi yang dapat diperbaharui (renewable) sehingga dapat
menyediakan sumber energi secara berkesinambungan (suistainable). Di
Indonesia, biomassa merupakan sumber daya alam yang sangat penting dengan
berbagai produk primer sebagai serat, kayu, minyak, bahan pangan yang selain
digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik juga diekspor dan menjadi
tulang punggung penghasil devisa Negara.
Dalam berbagai situasi biomassa juga didefinisi kan sebagai bahan-bahan
organik berumur relatif muda berasal dari tumbuhan atau hewan, baik yang
terbentuk dari hasil produksinya, sisa metabolismenya, ataupun limbah yang
dihasilkannya.

3
Salah satu jenis turunan biomassa yang digunakan sebagai bahan bakar
adalah biodiesel. Meskipun biodiesel bukan suatu islilah baru, tetapi yang menarik
adalah tidak banyak yang mengetahui bahwal biodiesel berbahan baku biomassa.
Biodiesel terutama digunakan untuk subtitusi solar pada mesin diesel, meskipun
tidak seratus persen subtitusi. Pemerintah melalui kebijakannya mewajibkan pada
2016 semua solar yang dijual oleh pertamina harus memiliki kandungan 20%
biodiesel.
Selain biodiesel, hasil lain dari biomassa yang dapat dimanfaatkan untuk
bahan bakar kendaraan bermotor adalah bioethanol atau sederhananya etanol.
Etanol merupakan etil alcohol atau jenis alcohol yang bisa dimanfaatkan dalam
kehidupan sehari-hari sebagai pelarut, antiseptik dan untuk campuran minuman
keras. Di berazil sudah memanfaatkan bioethanol sebagai bahan bakar kendaraan
bermotor baik murni etanol maupun campuran dengan bahan bakar konvensional.
Keuntungan dalam menggunakan bioethanol adalah udara yang lebih bersih, gas
rumah kaca dapat dikurangi, kinerja mesin lebih baik, karena etanol merupakan
bahan bakar dengan oktan tinggi yang dapat mencegah knocking pada mesin
kompresi tinggi seperti mesin diesel, dan merupakan salah satu jenis energy
terbarukan yang dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil seperti
minyak bumi.

2.2 Biomassa Sebagai Energi Alternatif di Indonesia

Potensi biomassa di Indonesia yang bisa digunakan sebagai sumber energi


jumlahnya sangat melimpah. Limbah yang berasal dari hewan maupun tumbuhan
semuanya potensial untuk dikembangkan. Tanaman pangan dan perkebunan
menghasilkan limbah yang cukup besar, yang dapat dipergunakan untuk
keperluan lain seperti bahan bakar nabati. Pemanfaatan limbah sebagai bahan
bakar nabati memberi tiga keuntungan langsung. Pertama, peningkatan efisiensi
energi secara keseluruhan karena kandungan energi yang terdapat pada limbah
cukup besar dan akan terbuang percuma jika tidak dimanfaatkan. Kedua,
penghematan biaya, karena seringkali membuang limbah bisa lebih mahal dari
pada memanfaatkannya. Ketiga, mengurangi keperluan akan tempat penimbunan

4
sampah karena penyediaan tempat penimbunan akan menjadi lebih sulit dan
mahal, khususnya di daerah perkotaan.
Selain pemanfaatan limbah, biomassa sebagai produk utama untuk sumber
energi juga akhir-akhir ini dikembangkan secara pesat. Kelapa sawit, jarak,
kedelai merupakan beberapa jenis tanaman yang produk utamanya sebagai bahan
baku pembuatan biodiesel. Sedangkan ubi kayu, jagung, sorghum, sago
merupakan tanaman-tanaman yang produknya sering ditujukan sebagai bahan
pembuatan bioethanol.
Potensi biomassa yang besar di negara, hingga mencapai 49.81 GW tidak
sebanding dengan kapasitas terpasang sebesar 302.4 MW. Bila kita maksimalkan
potensi yang ada dengan menambah jumlah kapasitas terpasang, maka akan
membantu bahan bakar fosil yang selama ini menjadi tumpuan dari penggunaan
energi. Hal ini akan membantu perekonomian yang selama ini menjadi boros
akibat dari anggaran subsidi bahan bakar minyak yang jumlahnya melebihi
anggaran sektor lainnya.
Energi biomassa menjadi penting bila dibandingkan dengan energi
terbaharukan karena proses konversi menjadi energi listrik memiliki investasi
yang lebih murah bila di bandingkan dengan jenis sumber energi terbaharukan
lainnya. Hal inilah yang menjadi kelebihan biomassa dibandingkan dengan energi
lainnya. Proses energi biomassa sendiri memanfaatkan energi matahari untuk
merubah energi panas menjadi karbohidrat melalui proses fotosintesis yang
selanjutnya diubah kembali menjadi energi panas.
Selain pemanfaatan limbah, biomassa sebagai produk utama untuk sumber
energi juga akhir-akhir ini dikembangkan secara pesat. Kelapa sawit, jarak,
kedelai merupakan beberapa jenis tanaman yang produk utamanya sebagai bahan
baku pembuatan biodiesel. Sedangkan ubi kayu, jagung, sorghum, sago
merupakan tanaman-tanaman yang produknya sering ditujukan sebagai bahan
pembuatan bioethanol.
1. Biodiesel
Biodiesel adalah bahan bakar alternatif yang berasal dari minyak nabati, atau
biodiesel merupakan bahan bakar untuk mesin diesel yang berasal dari minyak
nabati setelah melalu proses kimia. Biasanya sumber minyak nabati berasal dari

5
minyak kelapa, minyak biji jarak, minyak sawit dan sebagainya. Biodiesel
merupakan bahan bakar yang dapat mengurangi kerusakan pada lingkungan
artinya bahan bakar ini sangat ramah terhadap lingkungan. Keunggulan atau
kelebihan dari biodiesel yaitu bahan bakar ini tidak beracun dan tidak dapat
menyebabkan efek rumah kaca, jadi biodiesel ini sangat ramah lingkuangan. Lalu
biodiesel mudah sekali terurai dan bisa diperbaharui dan biodiesel dapat membuat
mesin menjadi lebih awet atau tidak cepat rusak.
Dimana ada kelebihan selalu ada kekurangan, kekurangan biodiesel yaitu
karena bahan bakar ini berasal dari tanaman pangan, maka jika di gunakan secara
berlebihan dapat menimbulkan peningkatan harga pangan dan bahkan dapat
meningkatkan angka kelaparan,mungkin itu merupakan salah satu alasan dari
mengapa sampai saat ini biodiesel belum banyak digunakan, sehingga masih
mencari bahan baku biodiesel yang potensial lainnya.
2. Biogas
Sejak berabad-abad tinja binatang maupun tinja manusia dimanfaatka
untuk mempertahankan bahkan meningkatkan kesuburan dan produktivitas tanah.
Dengan kian banyak dipergunakannya rabuk buatan, sampah-sampah itu tidak lagi
dipergunakan untuk maksud-maksud tersebut, sehingga tanah ini tidak lagi
mendapatkan humus, yang diperlukan organisme-organisme lain tanah secara
keseluruhannya, sehingga lambat laun menjadi steril.
Dekomposisi bahan-bahan organik di bawah kondisi-kondisi anaerobic
menghasilkan suatu gas yang sebagian besar terdiri atas campuran metan dan
arang dioksida. Gas ini dikenal sebagai gas rawa atau biogas. Campuran gas ini
adalah hasil dari fermentasi atau peranan anaerobic disebabkan sejumlah besar
jenis organisme mikro, terutama bakteri metan. Suhu yang baik untuk proses
fermentasi ini adalah dari 30°C hingga kira-kira 55°C.

2.3 Kelebihan Energi Biomassa

Sumber energi biomassa merupakan salah satu sumber energi terbarukan


yang ketersediaannya sangat melimpah. Energi biomassa sendiri saat ini sudah
menggantikan energi minyak bumi yang ketersediannya sudah semakin menipis.
Sebenarnya dari zaman dulu, sumber dari energi biomassa ini sudah banyak

6
dimanfaatkan, seperti pada pembakaran kayu bakar yang terdapat di alam untuk
kebutuhan memasak ataupun api unggun. Adapun sifat dari kayu bakar ini sendiri
adalah berupa bahan biologis yang ketersediaanya ada di alam sehingga bisa
digunakan secara lansung untuk bahan bakar tanpa melewati pengolahan terlebih
dulu.
Pemanfaatan biomassa ini sebenarnya jauh sebelum munculnya bahan
bakar fosil. Dengan ditemukannya bahan bakar fosil, maka masyarakat pun mulai
melupakan energi biomassa ini. Pemanfaatan gas bumi, minyak bumi yang
pasalanya lebih praktis lebih banyak dipilih masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan rumah tangganya.
Jika kita sadari, minyak bumi atau gas bumi termasuk bahan bakar tak
terbarukan yang semakin hari ketersediaanya akan semakin menipis. Sehingga
kita tak bisa memanfaatkannya secara maksimal. Maka dari itu, kini di setiap
Negara mulai melirik penggunaan sumber energi terbarukan, yang salah satunya
berasal dari sumber energi biomassa. Berikut keuntungan menggunakan energi
biomassa untuk sumber energi di dunia, sebagai berikut :
1. Meminimalisir Limbah Organik
Seperti yang diketahui, keberadaan limbah organik semakin hari semakin
menumpuk. Adapun limbah organik yang biasa kita jumpai adalah tongkol, jerami
dan lain sebagainya. Tak hanya itu saja, limbah, kota, pengolahan kayu, ranting
hingga limbah kayu pun termasuk limbah yang tidak begitu bermanfaat.
Sementara jika limbah-limbah tersebut tidak diolah atau lansung dibuang justru
bisa memproduksi gas berbahaya seperti gas metana.
Sementara hasil dari pembakaran limbah berbentuk abu ini mempunyai
volume sebesar 1% saja jika dibandingkan limbah padat. Untuk itu perlu
dilakukan proses karbonasi untuk meningkatkan kadar kalor serta meminimalsir
emisi dari limbah organic melalui pemanfaatan biomassa ini. Salah satu caranya
adalah dengan membuat briket untuk bahan bakar yang bersifat padat.
2. Mengurai Efek Gas Rumah Kaca
Salah satu manfaat sumber dari energi biomassa adalah untuk
meminimalisir efek gas rumah kaca. Seperti yang diketahui, gas rumah kaca
sampai saat ini masih menjadi momok bagi masyarakat di seluruh dunia. Gas

7
rumah kaca ini meliputi kandungan nitrogen oksida, metana, karbon dioksida dan
gas-gas lainnya berada di dalam atmosfer. Sehingga semakin meningkatnya
konsentrasi gas-gas tersebut maka bisa memicu peningkatan temperature atau
suhu udara di atmosfer lebih panas. Sementara itu, ketersediaan dari biomassa
atau tanaman sendiri memicu pengurangan konsentrasi karbon dioksida. Hal
inilah yang membuat biomassa sendiri bisa mengurangi efek gas rumah kaca.
3. Meminimalisir Polusi Udara yang Semakin Meningkat
Peningkatan kapasitas kendaraan, khususnya di Indonesia sendiri selain
memicu kepadatan lalu lintaas di jalan raya bisa mengakibatkan meningkatnya
polusi udara yang bisia mengakibartkan meningkatnya penyakit paru-paru apabila
terhirup oleh masyarakat jika tidak dikendalikan dengan tepat. Namun dengan
pemanfaatan biomassa justru bisa meminimalsir terjadinya polusi udara.
Sementara pembakaran biomassa sendiri pada broiler bisa meminimalisir efek
dari polusi asap sehingga penggunaannya lebih bersih dan efisien.
4. Sumber Energi Terbarukan
Kelebihan dari sumber energi biomassa adalah merupakan salah satu
sumber energi terbarukan. Energi biomassa berasal dari sumber-sumber seperti
tanaman dan juga hewan. Seperti yang kita ketahui tanaman dapat tumbuh ber
ulang-ulang pada lahan yang sama tanpa harus mengeluarkan biaya yang
signifikan, sedangkan hewan dapat dibudidayakan. Bahan baku yang selalu ada
inilah yang membuat energi biomassa menjadi salah satu sumber energi yang
tidak pernah habis.
5. Mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil
Selanjutnya adalah dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar
fosil. Bahan bakar fosil seperti minyak bumi, butu bara dan lainya jika terus
digunakan maka jumlah persediaannya akan semakin menipis dan terbatas. Untuk
pembantukan bahan bakar fosil sendiri dibutuhkan dalam waktu yang sangat lama,
sehingga bahan bakar fosil merupakan salah satu sumber energi yang tidak bisa
diperbarui. Hadirnya energi alternatif biomassa sangat berguna untuk mengurangi
ketergantungan dari bahan bakar fosil.

8
2.4 Prinsip Pembakaran

Pembakaran Pembakaran adalah proses oksidasi yang sangat cepat antara


bahan bakar dan oksidator dengan menimbulkan nyala dan panas. Bahan bakar
merupakan substansi yang melepaskan panas ketika dioksidasi dan secara umum
mengandung karbon, hidrogen, oksigen dan sulfur. Sementara oksidator adalah
segala substansi yang mengandung oksigen yang akan yang bereaksi dengan
bahan bakar. Macam-macam pembakaran pada biomassa:
1. Complete Combustion (Pembakaran Sempurna)
Reaktan akan terbakar dengan oksigen, menghasilkan sejumlah produk
yang terbatas. Reaktan adalah zat yang hadir sebelum terjadi perubahan-
perubahan kimia. Pembakaran komplit terjadi jika keseluruhan karbon yang
bereaksi dengan oksigen hanya akan menghasilkan CO2, seluruh unsur H
menghasilkan H2O dan seluruh S menghasilkan SO2.
2. Incomplete Combustion (Pembakaran Tidak Lengkap)
Pembakaran tidak sempurna umumnya terjadi ketika tidak tersedianya
oksigen dalam jumlah menjadi CO2, hidrogen menjadi H2O dan sulfur menjadi
SO2. Jika output masih mengandung bahan C, H2 dan CO, maka proses
pembakaran tersebut adalah tidak komplit yang cukup untuk membakar bahan
bakar sehingga dihasilkannya karbon dioksida dan air. Pembakaran yang tidak
sempurna menghasilkan zat-zat seperti karbon dioksida, karbon monoksida, uap
air dan karbon. Pembakaran yang tidak sempurna sangat sering terjadi, walaupun
tidak diinginkan, karena karbon monoksida merupakan zat yang sangat berbahaya
bagi manusia. Kualitas pembakaran dapat ditingkatkan dengan perancangan media
pembakaran yang lebih baik dan optimisasi proses.
Jumlah energi yang dilepaskan pada proses pembakaran dinyatakan
sebagai entalpi pembakaran yang merupakan beda entalpi antara produk dan
reaktan dari proses pembakaran sempurna. Entalpi pembakaran ini dapat
dinyatakan sebagai higherheating value (HHV)atau lower heating value (LHV).
HHV diperoleh ketika seluruh air hasil pembakaran dalam wujud cair sedangkan
LHV diperoleh ketika seluruh air hasil pembakaran dalam wujud uap.
Pada umumnya pembakaran tidak menggunakan oksigen murni melainkan
memanfaatkan oksigen yang ada di udara. Jumlah udara minimum yang

9
diperlukan untuk menghasilkan pembakran lengkap disebut sebagai jumlah
teoritis (stoikiometri). Akan tetapi pada kenyataannya udara yang dibutuhkan
melebihi jumlah udara teoritis.

2.5 Pemanfaatan Energi Biomassa Menjadi Bahan Bakar

Penggunaan biomassa untuk menghasilkan panas secara sederhana


sebenarnya telah dilakukan oleh nenek moyang kita beberapa abad yang lalu.
Penerapannya masih sangat sederhana, biomassa langsung dibakar dan
menghasilkan panas. Di zaman modern sekarang ini panas hasil pembakaran akan
dikonversi menjadi energi listrik melali turbin dan generator. Panas hasil
pembakaran biomassa akan menghasilkan uap dalam boiler. Uap akan ditransfer
kedalam turbin sehingga akan menghasilkan putaran dan menggerakan generator.
Putaran dari turbin dikonversi menjadi energi listrik melalui magnet-magnet
dalam generator.
Pembakaran langsung terhadap biomassa memiliki kelemahan, sehingga
pada penerapan saat ini mulai menerapkan beberapa teknologi untuk
meningkatkan manfaat biomassa sebagai bahan bakar. Teknologi konversi
biomassa tentu saja membutuhkan perbedaan pada alat yang digunakan untuk
mengkonversi biomassa dan menghasilkan perbedaan bahan bakar yang
dihasilkan. Secara umum teknologi konversi biomassa menjadi bahan bakar dapat
dibedakan menjadi tiga yaitu pembakaran langsung, konversi termokimiawi dan
konversi biokimiawi.
Gambaran ringkas dari masing-masing teknologi yang digunakan untuk
mengonversi biomassa menjadi energi adalah sebagai berikut:
1. Pembakaran langsung
Pembakaran langsung merupakan teknologi sederhana dengan membakar
langsung biomassanya. Dalam teknologi konversi termal biomassa, proses
pembakaran langsung adalah proses yang paling mudah dan konvensional
dibandingkan dengan lainnya. Biomassa langsung dibakar tanpa proses-proses
tertentu, seperti yang telah dilakukan di tingkat rumah tangga dengan
menggunakan bahan bakar kayu atau limbah kayu, ranting, dan daun-daun kering
sebagai bahan bakar tungku untuk kegiatan memasak atau untuk penghangat

10
ruangan. Di tingkat industri/pabrik, pembakaran langsung biomassa pada
umumnya menggunakan peralatan atau teknologi yang inovatif, terutama untuk
menggerakkan steam turbin untuk kepentingan proses produksi industri tersebut,
atau dengan menggunakan tambahan generator untuk mendapatkan listrik. Cara
ini banyak dilakukan di pabrik kelapa sawit dan gula yang memanfaatkan
limbahnya sebagai bahan bakar. Walaupun cara kerjanya sangat praktis, namun
secara umum efisiensinya sangat rendah, yaitu hanya sekitar 20–25% (Kong,
2002).
Pada saat ini, teknologi pembakaran langsung untuk biomassa sudah
berkembang ke bentuk lain yang populer, yaitu mengubah biomassa padat
menjadi briket atau pelet agar lebih mudah penggunaan, proses pengiriman, dan
penyimpanannya. Pembakaran langsung biomassa tertentu, misalnya tempurung
kelapa, bisa menghasilkan briket dan arang granular. Dengan menggunakan
tungku desain tertentu, briket dan arang dapat digunakan sebagai energi untuk
keperluan memasak pada skala rumah tangga dan industri makanan. Penggunaan
input pelet kayu dengan tungku inovatif menghasilkan efisensi yang cukup tinggi
selain itu penggunaan jenis teknologi ini dapat mengurangi emisi.
2. Konversi Termokimiawi
Pembakaran termokimia merupakan teknologi yang melibatkan reaksi
kimia dalam menghasilkan bahan bakar. Salah satunya yaitu gasifikasi dan
pirolisis.
Teknologi gasifikasi biomassa merupakan suatu bentuk konversi energi
yang terkandung di dalam biomassa. Proses gasifikasi berlangsung di dalam suatu
reaktor yang disebut gasifien. pada alat ini bahan bakar biomassa diurai di dalam
reaktor (ruang bakar) dengan udara terbatas. Dengan kata lain, proses gasifikasi
biomassa merupakan proses pembakaran tidak sempurna bahan baku padat
biomassa, melibatkan reaksi antara oksigen secara terbatas dengan bahan bakar
padat berupa biomassa. Uap air dan karbon dioksida hasil pembakaran direduksi
menjadi gas yang mudah terbakar, yaitu karbon monoksida (CO), hidrogen (H2)
dan methan (CH4 ). Gas-gas produksi ini disebut synthetic gas atau syngas . Salah
satu jenis gasifier yang sederhana dan banyak digunakan adalah jenis downdraft
gasifier . Adanya pergerakan udara dan bahan bakar menyebabkan biomassa

11
mengalami serangkaian proses, yaitu proses pengeringan, pirolisis, gasifikasi, dan
pem- bakaran. Keuntungan penggunaan reaktor gasifikasi dengan tipe downdraft
adalah gas yang dihasilkan lebih bersih dibandingkan tipe lainnya. Gasifier tipe
downdraf dapat diaplikasikan untuk pembangkitan daya, seperti daya listrik atau
mesin.
Pirolisis adalah penguraian biomassa (lysis) karena panas (pyro) pada suhu
yang lebih dari 150°C. Pada proses pirolisis terdapat beberapa tingkatan proses,
yaitu pirolisis primer dan pirolisis sekunder. Pirolisis primer adalah pirolisis yang
terjadi pada bahan baku (umpan), sedangkan pirolisis sekunder adalah pirolisis
yang terjadi atas partikel dan gas/uap hasil pirolisis primer. Seperti diketahui,
pirolisis adalah penguraian karena panas sehingga keberadaan O2 dihindari pada
proses tersebut karena akan memicu reaksi pembakaran (Abdullah et al., 1991)
3. Konversi Biokimiawi
Konversi biokimiawi merupakan teknologi yang melibatkan mikroba
dalam menghasilkan bahan bakar. Beberapa produk bahan bakar dari biomassa
yang dapat digunakan secara langsung sebagai bahan bakar pemanas atau sumber
tenaga antara lain briket arang, briket sekam padi, briket ranting dan daun kering.
Pemanfaatan energi biomassa yang lain adalah dengan cara proses
biokimia. Contoh proses yang termasuk ke dalam proses biokimia adalah
hidrolisis, fermentasi, dan anaerobic digestion. Anaerobic digestion adalah
penguraian bahan organik atau selulosa menjadi CH4 dan gas lain melalui proses
biokimia. Selain anaerobic digestion, proses pembuatan etanol dari biomassa
tergolong dalamkonversi biokimiawi. Biomassa yang kaya dengan karbohidr
atatau glukosa dapat difermentasi sehingga terurai menjadi etanol dan CO2. Akan
tetapi, karbohidrat harus mengalami penguraian (hidrolisis) terlebih dahulu
menjadi glukosa. Etanol hasil fermentasi pada umumnya mempunyai kadar air
yang tinggi dan tidak sesuai untuk pemanfaatannya sebagai bahan bakar pengganti
bensin. Etanol ini harus didistilasi sedemikian rupa mencapai kadar etanol di atas
99,5% (Abdullah et al.,1991).

12
III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Energi berbasis biomassa berpotensi besar dalam mendukung pasokan


energi yang berkelanjutan di masa mendatang. Meskipun demikian,
pengembangannya harus dirancang sedemikian rupa sehingga berefek positif
terhadap pembangunan sosial ekonomi masyarakat dan di pihak lain juga tidak
berdampak negatif terhadap lingkungan. Pengembangan energi berbasis biomassa
sebagai energi yang dapat diperbaharui pada akhirnya akan mampu mensubstitusi
bahan bakar fosil dengan kuantitas besar, yang pada gilirannya akan mereduksi
jumlah CO2 yang diemisikan ke atmosfir. Dalam konteks global, untuk mereduksi
gas rumah kaca dalam jangka panjang, pasokan biomassa yang stabil dan
berkelanjutan merupakan tuntutan mutlak bagi pengembangan energi biomassa.

3.2 Saran

Saran dari penulis mengenai pembuatan makalah tentang energi biomassa


ini agar untuk kedepannya lebih banyak lagi kajian atau penelitian mengenai
energi alternatif khususnya biomassa ini, agar tidaki lagi megalami krisis bahan
bakar konvensional.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, K. et al. (1991). Energi dan Listrik Pertanian. Diklat telah


dipublikasikan FATETA IPB. Bogor.
Arhamsyah. (2010). Pemanfaatan Biomassa Kayu Sebagai Energi Terbarukan.
Jurnal Riset Industri Hasil Hutan: 2 (1).
Kong, G.T. (2002). Peran Biomassa bagi Energi Terbarukan. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Martosudirjo, S., Mamat, dan Sugiyatno. 1998. Potensi Limbah Pengolahan Kayu
dan Biomassa Lainnya Sebagai Listrik di Indonesia. Puslitbang Fisika
Terapan, LIPI Bandung.
Papilo, P. et al. (2012). Penilaian Potensi Biomassa Sebagai Alternatif Energi
Kelistrikan. Jurnal Pasti: 9 (2).

14

Anda mungkin juga menyukai