Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MODAL KERJA

DISUSUN OLEH :

1. KHALIMNATUL KHASANAH C30117023


2. SITTI AISYAH C30117026
3. EKA WATI C30117027
4. SIYENI YALILING C30117032
5. NURUL INDAH SARI C30117065
6. YANA SARI C30117077
7. SAKINAH C30117093
8. MUSTIKA PUTRI CENDRANA C30117111
9. FENNITA SARI C30117116
10. DWI FITRI PUJAWATI C30117120
11. AMATUL ANNIDA C30117123
12. SITI AULIA YUNI ADISHA C30117235

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TADULAKO
2019
KATA PENGANTAR

Bismillaahir-rohmaanir-rohiim, puji syukur kita panjatkan kepada Allah Ta’ala,


Karena atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya lah. Akhirnya kami dapat
menyusun makalah ini. Adapun makalah ini berjudul “ MODAL KERJA”.
Makalah ini disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah yaitu
“MANAJEMEN KEUANGAN”. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kata sempurna, karena masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan, baik dalam
segi penyajian maupun dari isinya sendiri.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
khususnya bagi kami sendiri, dan juga bagi para pembaca pada umumnya.
Adapun kritik dan saran sangat diharapkan guna perbaikan dimasa mendatang.

Palu, 14 September 2019

penyusun

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya setiap perusahaan yang berorientasi pada laba pasti
mempunyai tujuan akhir, dimana laba yang dihasilkan oleh perusahaan
semakin meningkat disamping biaya yang dikeluarkan semakin minim.
Apalagi diera globalisasi yang terus berubah, perkembangan tekonologi yang
semakin maju seiring pesatnya perdagangan bebas saat ini mempunyai
dampak yang yang kuat untuk perekonomian global. Sehingga manajemen
perusahaan dituntut untuk dapat mengelola sumber daya yang dimiliki secara
efektif dan efisien serta semaksimal mungkin dalam pencapaian tujuan
perusahaan.
Salah satu hal penting yang harus diperhatikan adalah modal kerja. Modal
kerja adalah masalah pokok yang sering dihadapi oleh perusahaan, karena
hampir seluruh perhatian perusahaan dipusatkan untuk mengelola modal kerja
dan aktiva lancar yang merupkan bagian besar dari aktiva.
Modal kerja sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk membelanjai
operasinya sehari-hari, sehingga manajemen modal kerja yang baik sangat
penting bagi bidang keuangan suatu perusahaan. Disamping itu, modal kerja
menjadi suatu masalah karena ketidaktahuan para pebisnis dalam
pengeloaannya. Sehingga banyak perusahaan yang bangkrut karena
pengelolaan modal kerja yang kurang baik dan menyebabkan adanya
penurunan laba dari target yang ingin dicapai.
Dalam makalah ini, kami selaku pembuat makalah ingin sedikit mengulas
materi tentang modal kerja pada perusahaan, yang dimulai dengan
pemahaman kita tentang modal kerja, jenis-jenis modal kerja, kebijakan-
kebijakan yang dimiliki modal kerja dan lain-lain.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Pengertian dan konsep modal kerja?
2. Apa Pentingnya Manajemen Modal Kerja bagi perusahaan?

2
3. Bagaimana Jenis-jenis dan komponen modal kerja?
4. Bagaimana kebijakan dan penentuan kebutuhan modal kerja?
5. Bagaimana cara menghitung kebutuhan modal kerja?
6. Bagaimana mengelola komponen modal kerja?
7. Bagaimana Siklus konversi kas?
8. Bagaimana analisis laporan sumber dan penggunaan modal kerja?
9. Apa manfaat dari modal kerja?

1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah yang ambil, tujuan yang ingin dicapai antara lain :
1. Untuk mengetahui pengertian dan konsep dari modal kerja
2. Untuk mengetahui pentingnya modal kerja bagi perusahaan
3. Untuk mengetahui jenis-jenis dan komponen modal kerja
4. Untuk mengetahui kebijakan dan penentuan modal kerja
5. Untuk mengetahui cara menghitung kebutuhan modal kerja
6. Untuk mengetahui pengelolaan komponen modal kerja
7. Untuk mengetahui siklus konversi kas
8. Untuk mengetahui analisis laporan sumber dan penggunaan modal kerja
9. Untuk mengetahui manfaat dari modal kerja

3
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Konsep Modal Kerja


Beberapa definisi konsep modal kerja sebagai berikut.1
a. Menurut Agnes Sawir, modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancer yang
dimiliki perusahaan, atau dana yang harus tersedia untukmembiayai
kegiatan operasi perusahaan sehari-hari.
b. J. Fred Weston dan Eugene F. Brigham berpendapat bahwa modal kerja
adalah investasi perusahaan di dalam aktiva jangka pendek seperti kas,
sekuritas (surat-surat berharga), piutang dagang dan persediaan.
c. Modal kerja adalah investasi perusahaan dalam jangka pendek atau
disebut juga sebagai aset lancar (current assets); diantaranya adalah
kas/bank, persediaan, piutang, investasi jangka pendek dan biaya dibayar
di muka.
d. Modal kerja bersih (net working capital), didefinisikan sebagai aktiva
lancar dikurangi kewajiban lancar
e. Modal kerja operasi bersih, didefinisikan sebagai aktiva lancar dikurangi
kewajiban lancar yang tidak dikenakan bunga. Lebih spesifik lagi, modal
kerja operasi bersih sering kali dinyatakan sebagai kas dan sekuritas,
piutang dan persediaan dikurangi dengan utang dagang dan kewajiban
akrual.
Seperti yang dikutip dalam Bambang Riyanto (1995) ada tiga konsep modal
kerja yaitu:
1. Modal kerja kuantitatif adalah keseluruhan elemen aktiva lancar, sehingga
disebut modal kerja bruto karena tidak memperhatikan utang jangka
pendeknya. Misal: kas, efek, piutang, persediaan

2. Modal kerja kualitatif adalah semua elemen aktiva lancar dikurangi


seluruh utang jangka pendek yang harus dibayar perusahaan

4
3. Modal kerja fungsional adalah dana yang digunakan perusahaan dalam
mecapai laba. Misal: kas, piutang dagang, persediaan barang dagang,
penyusutan mesin, penyusutan bangunan dan gedung, sedangkan efek baru
menjadi modal kerja jika sudah terjual.
Sasaran yang ingin dicapai dari manajemen modal kerjaadalah sebagai
berikut.
a. Memaksimalkan nilai perusahaan dengan mengelola aktiva lancar
sehingga tingkat pengembalian investasi marginal adalah sama atau lebih
besar dari biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva-aktiva
tersebut.
b. Meminimalkan dalam jangka panjang biaya modal yang digunakan untuk
membiayai aktiva lancar.
c. Pengawasan terhadap arus dana dalam aktiva lancar dan ketersediaan
danadari sumber utang sehingga perusahaan selalu dapat memenuhi
kewajiban keuangannya ketika jatuh tempo.
Berdasarkan ketiga sasaran tersebut, sasaran ketiga mengindikasikan bahwa
perusahaan harus mempertahankan likuiditas yang cukup. Modal kerja yang
harus tersedia dalam perusahaan harus cukup jumlahnya dalam arti harus
mampu membiayai pengeluaran atau operasi perusahaan sehari-hari.

2.2 Pentingnya Manajemen Modal Kerja


Ada beberapa alasan yang mendasari pentingnya manajemen modal kerja
yaitu :
1. Aktiva lancar dari perusahaan baik perusaan manufaktur maupun
penelusuran jasa memiliki jumlah yang cukup besar dibanding dengan
jumlah aktiva secara keseluruhan.
2. Untuk perusahaan kecil, hutang jangka pendek merupakan sumber utama
perusahaan eksternal. Perusahaan ini tidak memiliki akses pada pasar
modal untuk pendanaan jangka panjangnya.

5
3. Manajer keuangan dan anggotanya perlu memberikan porsi waktu yang
sesuai untuk pengelolaan tentang hal-hal yang berkaitan dengan modal
kerja.
4. Keputusan modal kerja berdampak langsung terhadap tingkat, laba, harga,
saham perusahaan.
5. Adanya hubungan langsung antara pertumbuhan penjualan dengan
kebutuhan dana untuk membelajai aktiva lancar.

2.3 Jenis-Jenis dan Komponen Modal Kerja


2.3.1 Jenis-Jenis Modal Kerja
W.B. Taylor menggolongkan jenis-jenis modal kerja sebagai berikut
(Bambang Riyanto,1995).
1. Modal Kerja Permanen (Permannent Working Capital)
Modal kerja permanen, yaitu modal kerja yang harus selalu ada di
perusahaan. Dengan kata lain, jumlah modal kerja harus tetap ada agar
berfungsi sebagaimana mestinya. Selain itu, modal kerja secara terus-
menerus selalu diperlukan untuk kelancaran usaha dalam suatu periode
akuntansi. Modal kerja permanen terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Modal kerja primer (primary working capital), yaitu sejumlah modal
kerja minimum yang harus ada di perusahaan untuk menjamin
kelangsungan kegiatan usahanya.
b. Modal kerja normal (normal working capital), yaitu sejumlah modal
kerja yang digunakan untuk menyelenggarakan luas produksi yang
normal. Normal artinya fleksibel menurut kondisi perusahaan. Suatu
perusahaan misalnya selama 4 atau 5 bulan rata-rata per bulannya
memproduksi 1.000 unit. Apabila 4 atau 5 bulan berikutnya luas
produksi rata-rata per bulannnya 2.000 unit, luas produksi normalnya
berubah menjadi 2.000 unit.
2. Modal Kerja Variabel (Variable working capital), yaitu modal kerja yang
berubah-ubah sesuai dengan perolehan keadaan dalam suatu periode.
Modal kerja ini dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai.

6
a. Modal kerja musiman (seasonal working capital), yaitu modal kerja
yang besarnya berubah-ubah disebabkan musim.
b. Modal kerja siklus (cylical working capital), yaitu sejumlah modal kerja
yang besarnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi kontinuitas
produk.
c. Modal kerja darurat (emergency working capital), yaitu modal kerja
yang besarnya berubah-ubah dan penyebabnya tidak diketahui
sebelumnya (misalnya kebakaran, banjir, gempa bumi, buruh mogok,
dan sebagainya).
2.3.2 Komponen Modal Kerja
Komponen modal kerja terdiri atas :
1. Kas
Kas adalah nilai uang kontan yang ada di perusahaan untuk membelanjai
seluruh kegiatan operasi perusahaan sehari-hari.
2. Surat berharga
Kriteria yang harus diperhatikan oleh perusahaan dalam memilih surat
berharga adalah :
a. Default risk, yaitu risiko dikarenakan peminjam tidakdapat membayar
bunga dan pokok pinjaman.
b. Liquidity risk, yaitu risiko yangdisebabkan surat berharga atau aset
tidak dapat dijual dengan harga yang wajar
c. Interest rate risk, yaitu risiko yang disebabkan oleh fluktuasi tingkat
bunga sehingga return yang diperoleh berubah
d. Return risk, yaitu tingkat keuntungan yang diharapkan dari adanya
surat berharga.
3. Piutang
Piutang adalah kekayaan atau aktiva perusahaan yang timbul sebagai
akibatadanya politik penjualan kredit. Piutang dapat menimbulkan
keuntungan berikut:
a. Kenaikan hasil penjualan
b. Kenaikan laba sebagai akibat dari kenaikan dalam penjualan

7
c. Kemenangan persaingan.
Besar kecilnya piutang dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut.
a. Volume penjualan : semakin besar jumlah penjualan kredit dari
keseluruhan penjualan, semakin besar jumlah piutan, dan sebaliknya.
b. Syarat pembayaran bagi penjualan kredit : semakin panjang batas
waktu pembayaran kredit, semakin besar jumlah piutan, dan sebaliknya.
c. Ketentuan tentang batasvolume penjualan kredit : semakin besar batas
maksimal volume penjualan kredit yang ditetapkan, semakin besar
piutang.
d. Kebiasaan membayar para pelanggan kredit : apabila kebiasaan
membayar dari pelanggan dari penjualan kredit mundur dari waktu
yang dipersyaratkan maka besarnya jumlah piutang relatif besar.
e. Kegiatan penagihan piutang dari pihak perusahaan : apabila kegiatan
penagihan piutang dari perusahaan bersifat aktif dan pelanggan
melunasinya, besarnya jumlah piutang relatif kecil. Akan tetapi, apabila
kegiatan penagihan piutang bersifat pasif, besarnya jumlah piutang
relatif besar.
4. Persediaan
Persediaan (inventory) merupakan bagian utama darimodal kerja yang
setiap saat mengalami perubahan.
5. Utang lancar dan lain-lain
Pengembangan modal kerja yang baik dan menguntungkan akan
memperlancar pembayaran utang.

2.4 Kebijakan Dan Penentuan Kebutuhan Modal Kerja


Menurut Riyanto (1988) ada 3 tipe kebijakan modal kerja yang kemungkinan
digunakan oleh perusahaan, yaitu :
1. Kebijakan Konservatif
Kebijakan modal kerja konservatif merupakan manajemen modal kerja
yang dilakukan secara hati-hati pada konservatif ini modal kerja permanen
dan sebagian modal kerja variabel dibelanjai dengan sumber dana jangka

8
panjang , sedangkan sebagian modal kerja variabel lainnya dibelanjai
dengan sumber dana jangka pendek.
2. Kebijakan Agresif
Pada kebijakan ini sebagian modal kerja permanen dibelanjai dengan
sumber dana jangka panjang, sedangkan sebagian modal kerja permanen
dan modal kerja variabel dibelanjai dengan sumber dana jangka pendek .
3. Kebijakan Moderat
Pada kebijakan ini aktiva yang bersifat tetap yaitu aktiva dan modal kerja
permanen dibelanjai dengan sumber dana jangka panjang, sedangkan
modal kerja variabel dibelanjai dengan sumber dana jangka pendek.
Kebijakan modal kerja merupakan strategi yang diterapkan oleh perusahaan
dalam rangka memenuhi kebutuhan modal kerja dengan berbagai alternatif
sumber dana. Untuk menentukan jumlah modal kerja yang dibutuhkan, dapat
digunakan beberapa metode penentuan besarnya modal kerja, yaitu sebagai
berikut.
a. Metode keterkaitan dana
Untuk besarnya modal kerja dengan metode ini, perlu diketahui dua faktor
yang mempengaruhi, yaitu sebagai berikut.
1. Periode terikat modal kerja
Dalam periode ini jangka waktu yang diperlukan mulai kas ditanamkan
ke dalam elemen-elemen modal kerjasampai menjadi kas lagi. Semakin
lama periode terkaitnya modal kerja, semakin besar jumlah kebutuhan
modal kerja. Demikian pula sebaliknya. Periode terikatnya modal kerja
diperusahaan perdagangan dapat digambarkan sebagai berikut :

Pada perusahaan industry, periode terikatnya modal kerja dimulai dari kas
dibelikan bahan baku kemudian di proses ke dalam proses produksi sehingga
menjadi barang jadi, barang jadi piutang akan menjadi piutang dagang dan
piutang telah dibayar akan menjadi kas lagi.

9
2. Periode terikat modal kerja
Dalam periode ini pengeluaran kas per hari merupakan pengeluaran
kas rata-rata setiap harinya untuk membeli bahan baku, bahan
penolong, bahan pembayar upah, pembayaran biaya pemasaran dan
pembayaran pembayaran tunai lainnya.
b. Metode perputaran modal kerja
Dalam metode ini besarnya modalkerja ditentukan dengan cara
menghitung perputaran elemen-elemen pembentuk modal kerja, seperti
perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan.
Modal kerja selalu dalam keadaan operasi atau berputar dalam
perusahaan selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan baik.
Periode perputaran modal kerja (working capital turnover period) dimulai
ketika kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja
sampai kembali lagi menjadi kas. Semakin pendek periode tersebut
berarti semakin cepat perputarannya atau semakin tinggi tingkat
perputarannya (turnover rate)

10
2.5 Menghitung Kebutuhan Modal Kerja
Faktor-faktor yang memengaruhi kebutuhan modal kerja adalah sebagai
berikut.
1. Periode perputaran/terikatnya modal kerja
Jangka waktu modal kerja dimulai sejak uang kas ditanamkan dalam
komponen-komponen modal kerja sampai dan tersebut kembali menjadi
uang kas, yang meliputi:
a. Jangka waktu kredit pembelian bahan mentah dan bahan pembantu
b. Lamanya bahan mentah disimpan di gudang
c. Lamanya proses produksi
d. Lamanya barang jadi disimpan di gudang, dan
e. Jangka waktu penerimaan piutang (jika penjualan secara kredit).
2. Besarnya pegeluaran kas rata-rata per hari. Jumlah pengeluaran kas rata-
rata per hari untuk keperluan:
a. Pembelian bahan mentah, bahan pembantu
b. Pembayaran upah buruh, gaji pimpinan, biaya administrasi, dan
c. Biaya lain-lain.

Besarnya Modal kerja = CCC × kebutuhan kas per hari


𝐶𝑂𝐺𝑆
Besarnya Modal kerja= CCC ×
365

Misalnya, Perusahaan ABC memproduksi produk X setiap harinya sebanyak


20 unit. Dalam satu bulan perusahaan bekerja selama 25 hari. Unsur-unsur
biaya yang dibebankan utnuk setiap unit produksi tersebut adalah sebagai
berikut.
 Bahan mentah A seharga Rp. 100.000
 Bahan mentah B seharga Rp. 25.000
 Tenaga kerja langsung Rp. 35.000
 Biaya administrasi setiap bulannya sebesar Rp. 12.500.000
 Gaji pimpinan setiap bulannya Rp. 25.000.000
Untuk membeli bahan mentah A, perusahaan memberikan uang muka kepada
pemasok bahan mentah tersebut rata-rata 5 hari sebelum bahan mentah

11
diterima. Waktu yang diperlukan untuk membuat barang tersebut adalah 3
hari dan selanjutnya atas pertimbangan kualitas, barang masih harus disimpan
dulu selama 2 hari.
Penjualan produk dilakukan secara kredit dengan syarat pembayaran 5 hari
sesudah barang diambil. Untuk menghadapi pengeluaran-pengeluaran yang
tidak terduga, pimpinan perusahaan menetapkan adanya persediaan kas
minimal sebesar Rp. 25.000. Berapa besarnya modal kerja yang diperlukan
oleh perusahaan tersebut untuk dapat membiayai operasinya secara kontinu?
Penyelesaian:
*Periode perputaran modal kerja

Bahan mentah A Bahan


Proses Barang jadi Piutang
mentah
5 hari 3 hari 2 hari 5 hari = 15 hari

Bahan mentah B 3 hari 2 hari 5 hari = 10 hari

Tenaga kerja langsung 3 hari 2 hari 5 hari = 10 hari

Biaya administrasi 3 hari 2 hari 5 hari


= 10 hari

Gaji pimpinan 3 hari 2 hari 5 hari


= 10 hari

*Besarnya pengeluaran kas rata-rata per hari

12
2.6 Mengelola Komponen Modal Kerja
Modal kerja terdiri dari empat komponen utama: kas, surat berharga,
persediaan, dan piutang usaha. Untuk setiap jenis aktiva, perusahaan
menghadapi perimbangan yang mendasar (fundamental trade-off): aktiva
lancar (yaitu, modal kerja) diperlukan untuk menjalankan usaha, dan makin
besar penahanan aktiva lancar, makin kecil bahaya kekurangan dana, dengan
demikian menurunkan risiko operasi operasi perusahaan. Akan tetapi,
menahan modal kerja memerlukan biaya-jika persediaan terlalu besar,
perusahaan akan mempunyai aktiva yang menghasilkan pengembalian nol
atau negatif jika biaya penyimpanan dan kerusakan tinggi. Dan tentu saja,
perusahaan harus mendapatkan modal untuk membeli aktiva seperti
persediaan, modal ini mempunyai biaya, dan laba akan berkurang akibat
kelebihan persediaan (atau piutang atau bahkan kas). Jadi, ada tekanan untuk
menahan modal kerja pada jumlah minimum yang cukup untuk mendukung
pengoperasian bisnis yang lancar.
Pengelolaan modal kerja yang baik menghendaki tersedianya uang kas
dan aktiva “near cash” yang memadai untuk beberapa alasan tertentu:
1. Penting sekali perusahaan mempunayi uang kas dan aktiva near-cash agar
dapat memanfaatkan potongan dagang (trade discount). Para pemasok
seringkali menawarkan potongan kepada pelanggan apabila dapat
membayar tagihan lebih cepat.
2. Penahanan uang kas dan aktiva near-cash yang memadai juga berguna
untuk meningkatkan peringkat kredit (credit-rating) perusahaan dengan
menjaga rasio lancar dan rasio cepat sejalan dengan perusahaan lain dalam
industri sejenis.
3. Uang kas dan aktiva near-cash juga berguna untuk memanfaatkan peluang
bisnis yang menguntungkan, seperti tawaran istimewa dari pemasok atau
kesempatan mengambil alih perusahaan lain.
4. Perusahaan harus mempunyai uang kas dan aktiva near-cash untuk
keadaan darurat seperti pemogokan, kebakaran, atau antisipasi kampanye

13
pemasaran dari pesaing dan untuk berjaga-jaga terhadap penurunan
musiman dan siklis.

2.7 Siklus konversi kas


Model siklus konversi kas (cash conversion cycle model), yang berfokus pada
rentang waktu yang terjadi ketika perusahaan melakukan pembayaran dan
menerima arus kas masuk, merumuskan langkah langkah yang telah
diutarakan di atas. Model ini mempergunakan beberapa istilah sebagai berikut
(Brigham & Houston: 2004):
1. Periode konversi persediaan (inventory conversion period) adalah rata-
rata waktu yang dibutuhkan untuk mengkonversi bahan baku menjadi
barang jadi dan kemudian menjual barang tersebut. Perhatikan bahwa
perode konversi persediaan dihitung dengan membagi persediaan oleh
jumlah penjualan perhari.
2. Periode penerimaan piutang, (receivables conversion period) adalah rata
rata waktu yang dibutuhkan untuk mengkonversi piutang perusahaan
menjadi kas, yaitu untuk menerima kas setelah terjadi penjualan. Perode
penerimaan piutang disebut pula jumlah hari penjualan belum tertagih (day
sales out standing-DSO), dan dihitung dengan membagi piutang oleh rata-
rata penjualan kredit per hari
3. Periode penanggungan utang (payables deferal method) adalah rata rata
waktu yang dibutuhkan untuk membeli bahan baku dan tenaga kerja dan
pembayarannya
4. Siklus konversi kas (cash conversion cycle), yang menggabungkan ketiga
periode yang baru saja didefinisikan dan karenanya sama dengan rentang
waktu diantara pengeluaran kas aktual persahaan untuk membayar sumber
dana produktif (bahan baku dan tenaga kerja) dan penerimaan kasnya
sendiri dari penjualan produk (yaitu waktu yang dibutuhkan diantara
membayar tenaga kerja dan bahan baku dan penerimaan piutang). Jadi
siklus konversi kas sama dengan rata rata waktu uang senilai satu dolar
terikat pada aktiva lancar.

14
Siklus konversi kas dapat dipersingkat dengan cara:
b. Mengurangi periode konversi persediaan dengan memproses dan menjual
barang secara cepat
c. Mengurangi periode penerimaan piutang dengan mempercepat penagihan
d. Memperpanjang periode penangguhan utang dengan memperlambat
pembayaran yang dilakukan

2.8 Analisis Laporan Sumber Dan Penggunaan Modal Kerja = Statement Of


Fund/Statement Of Financial Changes
Sebagai dasar perencanaan, pengelolaan dan pengawasan modal kerja di masa
yang akan datang bagi manajemen diperlukan laporan perubahan modal kerja
yang menunjukkan secara rinci terjadinya kenaikan atau penurunan modal
kerja dari tahun ke tahun berikutnya serta penyebab terjadinya kenaikan atau
penurunan itu.
Penurunan modal kerja yang terjadi, dengan kenaikan aktiva lancar dan
penurunan utang lancar dinilai amat baik apabila berasal dari hasil operasi
perusahaan yang bersangkutan, dapat dinilai kurang baik jika modal kerja itu
berasal dari utang jangka panjang.
Laporan perubahan modal kerja akan menunjukkan:
a. Perubahan yang terjadi utnuk setiap jenis atau elemen modal kerja yaitu
perubahan masing-masing pos aktiva lancar atau utang lancar dan
perubahannya secara keseluruhan dalam periode tertentu.
b. Sebab-sebab terjadinya perubahan modal kerja dan dari mana modal
kerja diperoleh serta berbagai penggunaan modal kerja tersebut.
Analisa sumber dan penggunaan modal kerja dapat digunakan untuk:
a. Memberikan input terhadap manajer keuangan tentang hal-hal yang
terjadi terutama ketidakwajaran baik peningkatan maupun penurunan
modal kerja secara keseluruhan dan secara rinci dan struktur modal kerja
itu.

15
b. Sebagai dasar penilaian pembelanjaan perusahaan, yaitu menunjukkan
besarnya pertumbuhan perusahaan yang dibelanjai dari dalam dan dari
luar perusahaan yang dibelanjai dari dalam dan dari luar perusahaan.
c. Sebagai perencanaan pembelanjaan jangka menengah dan jangka
panjang.
d. Merupakan alternatif perkiraan perubahan kas.

2.9 Manfaat Modal Kerja


Manfaat modal kerja adalah sebagai berikut.
1. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerjakarena turunnya nilai
dari aktiva lancar.
2. Membayar semua kewajiban tepatpada waktunya.
3. Mnjamin kepemilikan kredit perusahaan yang semakin besar dan
memungkinkan perusahaan untuk menghadapi bahaya atau kesulitan
keuangan yang mungkin terjadi.
4. Memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani para
konsumennya.
5. Memberi syarat kredit yang lebih menguntungkan bagi para pelanggannya.
6. Perusahaan dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada
kesulitan untuk memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan di atas, yaitu:
1. Modal kerja adalah investasi perusahaan dalam jangka pendek atau
disebut juga sebagai aset lancar (current assets); diantaranya adalah
kas/bank, persediaan, piutang, investasi jangka pendek dan biaya dibayar
di muka.
2. Beberapa Alasan pentingnya modal kerja bagi perusahaan seperti
Keputusan modal kerja berdampak langsung terhadap tingkat, laba,
harga, saham perusahaan.; Adanya hubungan langsung antara
pertumbuhan penjualan dengan kebutuhan dana untuk membelajai aktiva
lancar.
3. Terdapat 2 jenis modal kerja yang digolongkan oleh W.B. Taylor, yaitu
modal kerja permanen dan variabel. Yang dimana modal kerja permanen
terbagi lagi menjadi modal kerja primer dan normal. Dan variabel terbagi
menjadi modal kerja musiman, siklus, dan darurat.
4. Kebijakan modal kerja merupakan strategi yang diterapkan oleh
perusahaan dalam rangka memenuhi kebutuhan modal kerja dengan
berbagai alternatif sumber dana. Untuk menentukan jumlah modal kerja
yang dibutuhkan, terdapat 2 penentuan modal kerja seperti metode
keterikatan dana dan metode perputaran modal kerja.

3.2 Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini, dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan kita semua tentang modal kerja. Khususnya jenis-jenis, kegunaan
modal kerja bagi perusahaan, kebijakan-kebijakan dalam modal kerja serta
penghitungan kebutuhan modal kerja agar dapat diterapkan dalam kehidupan
kerja.

17
DAFTAR PUSTAKA

Bambang Riyanto. 1995. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi


Keempat. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Gajah Mada.
Agnes Sawir. 2003. Analisis Kinerja Keuangan san Perencanaan Keuangan
Perusahaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
J. Fred Weston dan Eugene F. Brigham, 2000, Dasar-Dasar Manajemen
Keuangan. Ter Jaka Wasana & Korbrandoko.
Suad Husnana. 1997. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan
Jangka Panjang). Yogyakarta: BPFE.
Hendra S. Raharjaputra. 2011. Manajemen Keuangan dan Akuntansi. Jakarta:
Salemba Empat.
Sri Dwi Ari Ambarwati, 2010. Manajemen Keuangan Lanjutan, Edisi Pertama.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Setia Mulyawan, S.E., M.M, 2015. Manajemen Keuangan. Bandung: Pustaka
Setia.
Agus, Hardito, dan Martono, 2014. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonisia.
Drs. Basri, M.M, Drs. H. Indriyo Gitosudarmo, 2002. Manajemen Keuangan,
Edisi 4. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.
Mohamad Mustich. S.E., M.B.A.. 1997. Manajemen Keuangan Modern. Jakarta:
Bumi Aksara
Eugene F. Brigham, Joel F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan, Edisi
kedelapan. Jakarta: Erlangga.

18

Anda mungkin juga menyukai