Anda di halaman 1dari 7

KAJIAN PENERAPAN KESELAMATAN

DAN KESEHATAN KERJA ( K-3 ) BIDANG KONSTRUKSI

Gatot Nursetyo

Abstrak

Proyek bidang konstruksi adalah merupakan kegiatan yang kompleks dan begitu
banyak melibatkan unsur ataupun pihak lain, terutama tenaga kerja, alat dan bahan material
berkapasitas besar atau dalam jumlah yang besar baik secara pribadi maupun secara
kolektif bersama-sama dapat menjadi sumber potensial terjadinya kecelakaan. Tenaga kerja
yang kurang akan mempengaruhi kelancaran pekerjaan dan sangat merugikan semua pihak,
dalam hal ini owner, konsultan, kontraktor maupun tenaga kerja beserta keluarganya.
Usaha-usaha kontraktor dalam menerapkan progam Keselamatan dan Kesehatan Kerja (
K-3 ) pada pelaksanaan proyek konstruksi perlu dianalisis dan dikaji. Latihan praktek
tenaga kerja baru menjadi faktor penting dalam menunjang pelaksanaan keselamatan dan
kesehatan kerja. Sedangkan memiliki tenaga ahli K-3 benar-benar mempengaruhi
pelaksanaan progam keselamatan dan kesehatan kerja. Pelatihan K-3 untuk pekerja/staff
dan kegiatan cheking secara rutin merupakan faktor penting dalam pelaksanaan progam
keselamatan dan kesehatan kerja.

Kata kunci : kompleks, kolektif, K-3.

1.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah memperhatikannya, dan bahkan ada yang


Pembangunan infra struktur yang belum bersedia mengalokasikan dana
sangat pesat di Indonesia saat ini dirasa untuk kepentingan menanggulangi
masih semakin meningkat. Dalam kecelakaan kerja. Sebagai dampak
pelaksanaan pembangunan sektor fisik lingkungan yang terjadi tentunya
tentunya banyak memerlukan pengguna masyarakat dan pemerintah setempat yang
jasa konstruksi. Dalam pelaksanaan akan menanggungnya. Pelaksanaan proyek
pekerjaan yang sering muncul dan terjadi konstruksi merupakan rangkaian jenis
masalah adalah : kecelakaan kerja, kegiatan yang melibatkan manajemen
ganguan kesehatan. Persoalan semacam ini perusahaan, tenaga kerja, peralatan teknik,
adalah salah satu yang harus di utamakan dan bahan konstruksi.
oleh perusahan jasa konstruksi, yang Proses pengadaan bahan konstruksi
tentunya akan menambah biaya dalam skala besar maupun skala kecil,
pengeluaran anggaran bagi pihak dapat menimbulkan sumber terjadinya
perusahaan. Dalam hal ini tidak semua kecelakaan dan gangguan kesehatan.
perusahaan jasa konstruksi Kegiatan pekerjaan konstruksi pada
umumnya dilakukan dan dikerjakan di proyek konstruksi. Meski demikian ada
lapangan terbuka ( open space ).Pada faktor yang perlu diutamakan oleh
genangan air dan lumpur di bawah penyedia jasa konstruksi, antara lain :
permukaan tanah asli maupun timbunan, pengalaman kerja para pelaksana proyek
dan dalam kondisi cuaca yang silih dan tingkat pendidikan yang tinggi tentang
berganti. Hal ini tidak bisa dihindari, ilmu konstruksi. Sehingga proses
maka dapat menimbulkan penyakit dan pembangunan yang sedang dijalankan
gangguan kesehatan; akibat yang fatal dapat berhasil secara baik, dari segi biaya,
akan kehilangan sumber daya tenaga kerja. segi mutu, kualitas, dan segi waktu.
Oleh karena itu, tentunya akan
mempengaruhi kelancaran dalam
pelaksanaan tugas pekerjaan, yang berarti 2. KESELAMATAN DAN
merugikan semua pihak yang KESEHATAN KERJA ( K-3 )
berkepentingan ( pemilik proyek 2.1. Keselamatan Kerja
penyandang dana, konsultan, penyedia jasa Menurut zuma’mur (1981),
/ kontraktor, dan tentunya pihak tenaga keselamatan kerja yaitu :
kerja). Upaya menghindari dan a. Keselamatan yang bertalian dengan
mengurangi kecelakaan terhadap tenaga mesin, pesawat, alat kerja, bahan
kerja di bidang konstruksi, maka perlu dan proses pengolahannya,
diutamakan penerapan peraturan landasan tempat kerja dan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K-3 ). lingkungannya serta cara-cara
Sedangkan perlindungan bagi tenaga kerja melakukan pekerjaannya.
secara umum meliputi hal-hal pokok yang b. Keselamatan kerja adalah dari,
berkonteks luas, yaitu : perlindungan oleh, dan untuk setiap tenaga kerja
keselamatan, kesehatan, penjagaan moral serta orang lain, dan juga
kerja, moral agama serta perlakuan yang masyarakat pada umumnya.
yang bermartabat sesuai budaya bangsa. c. Sarana utama untuk pencegahan
Tenaga kerja bidang konstruksi harus kecelakaan, cacat, dan kematian
mendapatkan perlindungan terhadap akibat kecelakaan kerja.
berbagai masalah di lingkungan kerjanya, Keselamatan kerja yang baik
yang berpotensi dapat mengganggu adalah pintu gerbang utama bagi
kenyamanan pelaksanaan pekerjaan. keamanan tenaga kerja.
Sehingga gangguan kenyamanan dapat d. Keselamatan kerja menyangkut
diatasi dalam meningkatkan proses segenap proses produksi dan
produktifitas kerja. Penerapan progam distribusi, baik barang, maupun
keselamatan dan kesehatan kerja ( K-3 ) jasa.
menjadi prioritas utama perlindungan e. Salah satu aspek penting sasaran
tenaga kerja. Sehingga proses kegiatan keselamatan kerja, mengingat
pembangunan infra struktur berjalan resiko bahayanya adalah penerapan
secara baik dan lancar, tanpa ada gangguan teknologi, terutama teknologi yang
dari pihak tenaga kerja itu sendiri. lebih maju dan mutakhir.
Berbagai faktor penunjang dan
penghambat pelaksanaan program K-3
memiliki pengaruh dengan kelancaran
2.2. Kesehatan kerja Parker dan Oglesby (1972), secara
Spesialisasi dalam kesehatan dan garisbesar telah mengkategorisasikan hal
kedokteran beserta prakteknya yang ini sebagai berikut :
bertujuan agar pekerja memperoleh derajat a. Faktor kepribadian atau perilaku
kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, - Pekerja : latihannya, kebiasaan,
mental maupun sosial dengan usaha-usaha kepercayaan, kesan, latar
preventif dan kuratif terhadap penyakit atau belakang pendidikan dan
gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh kebudayaan, sikap sosial serta
faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan karakteristik fisik.
kerja serta terhadap penyakit-penyakit - Lingkungan pekerjaan : sikap
umumnya. Hakikat dari kesehatan kerja : dan kebijaksanaan dari para
a. Sebagai alat untuk mencapai derajat pengusaha serta manajer,
kesehatan tenaga kerja yang pengawas, penyedia serta kawan
setingginya baik; buruh, petani, sekerja pada proyek.
nelayan, pegawai negri atau pekerja b. Faktor fisik
bebas, dengan demikian - Kondisi pekerjaan : ditentukan
dimaksudkan untuk kesejahteraan oleh jenis bahaya yang melekat
tenaga kerja. tidak terpisahkan dengan
b. Sebagai alat untuk meningkatkan pekerjaan yang sedang
produksi yang berdasarkan kepada dilaksanakan, maupun oleh
meningginya efisiensi dan daya bahaya terhadap kesehatan kerja
dukung produktifitas faktor manusia yang ditimbulkan oleh metode
dalam produksi. dan material serta lokasi dari
Tujuan utama dari kesehatan kerja pekerjaan itu.
adalah pencegahan dan pemberantasan - Penyikiran bahaya mekanis :
penyakit-penyakit dan kecelakaan- pemakaian pagar/batas,
kecelakaan akibat kerja, pemeliharaan dan peralatan serta prosedur untuk
peningkatan kesehatan dan gizi tenaga melindungi pekerjaan secara
kerja, perawatan dan mempertinggi fisik terhadap daerah atau situasi
efisiensi dan daya daya produktifitas tenaga yang berbahaya.
manusia, pemberantasan kecelakaan kerja - Perlindungan : pemakaian dari
dan melipat gandakan kegairahan serta variabel sedemikianseperti helm
kenikmatan kerja, perlindungan (topi pelindung proyek), kaca
masyarakat luas demi bahaya-bahaya yang mata pengaman, penyumbat
mungkin ditimbulkan oleh produk industri. telinga, tali sabuk tempat duduk
Disimpulkan tujuan dari kesehatan kerja serta perangkat lainnya untuk
adalah untuk menciptakan tenaga kerja melindungi kesehatan dan
yang sehat dan produktif. keamanan kerja dari individu.
Semua faktor ini penting untuk
2.3. Penerapan Progam Keselamatan menyusun suatu progam
Kerja keselamatan kerja seutuhnya.
Suatu progam keselamatan dan
kesehatan kerja di bidang konstruksi yang
efektif mempunyai banyak fungsi paralel.
3. PENYEBAB KECELAKAAN - Bagaimana cara mencegah
KERJA kecelakaan kerja agar tidak
Sebelum suatu tindakan pencegahan terulang kembali ?
yang tepat terhadap kecelakaan kerja
dilaksanakan, maka perlu diketahui dengan
jelas tentang bagaimana dan mengapa 4. KERUGIAN AKIBAT
kecelakaan kerja itu bisa terjadi . KECELAKAAN KERJA
Oleh karena itu, keterangan lengkap harus
diperoleh melalui penyelidikan secara Menurut Suma’mur P.K,(1987), secara
cermat terhadap setiap kasus, termasuk garis besar ada lima jenis kerugian yang
kasus yang kecil sekalipun. Penyebab disebabkan oleh kecelakaan kerja adalah :
kecelakaan kerja tersebut ( Kerusakan, kekacauan organisasi, keluhan
Koesmargono, 1998) adalah : dan kesedihan, Kelainan dan cacat,
a. Kelelahan fisik pekerja. Kematian. Setiap kali kecelakaan terjadi
b. Ketidakterampilan pekerja. maka karyawan, pimpinan perusahaan
c. Kurangnya sarana peralatan bahkan negara pun akan dirugikan.
pekerja. Singkatnya adalah semua pihak akan
d. Dipercepatnya jadwal pekerjaan. dirugikan karena adanya kecelakaan itu
e. Kegiatan lembur yang kurang sendiri.
efektif 1. Kerugian terhadap karyawan
f. Pengawasan yang jurang. a. Menderita rasa sakit, takut, dan
g. Pendidikan pekerja yang kurang. menderita.
h. Keinginan pekerja untuk segera b. Cacat tubuh.
menyelesaikan pekerjaan. c. Tidak mampu bekerja seperti
Berdasarkan International Labour semula.
Office, Geneva 1989 penggolongan sebab- d. Menderita gangguan jiwa.
sebab kecelakaan kerja secara umum dapat e. Kehilangan nafkah dan masa
digolongkan sebagai berikut : depan.
a. Tindakan perbuatan manusia yang f. Tidak dapat menikmati kehidupan
tidak memenuhi keselamatan ( yang layak.
Unsate human act) 2. Kerugian terhadap pimpinan
b. Keadaan lingkungan yang tidak perusahaan
aman ( Unsate condition ) a. Kehilangan pendapatan kerja atau
Pada dasarnya, apapun jenis penyelidikan waktu kerja.
kecelakaan kerja yang dilakukan, harus b. Kualitas dan kuantitas kerja
dapat menjawab pertanyaan berikut ini : menurun.
- Siapa yang terluka ? c. Bertambahnya kerja lembur (
- Apa yang terjadi dan faktor apa karena untuk penggantian waktu
yang menyebabkan ? kerja yang hilang ).
- Kapan kecelakaan terjadi ? d. Perbaikan dan pemindahan mesin-
- Di mana kecelakaan terjadi ? mesin alat kerja lainnya.
- Mengapa kecelakaan ini sampai e. Kehilangan waktu kerja bagi
terjadi ? karyawan atau staff lainnya
untukpenyelidikan kecelakaan,
membantu karyawan yang mengancam kesehatan kerja dalam bidang
menderita kecelakaan serta waktu konstruksi, diantaranya mencakup panas,
untuk melihat/menonton radiasi, kebisingan, debu, kejutan, getaran,
kecelakaan. serta zat kimia beracun. Barangkali yang
f. Penempatan dan latihan terhadap merupakan bahaya paling dominan dalam
karyawan yang menderita hal ini adalah mengenai optimisme
kecelakaan ( setelah sembuh ) manusia sendiri. Akan tetapi orang
untuk pekerjaan baru. semakin mengakui bahwa penyakit karena
g. Pengobatan. pekerjaan benar-benar merupakan suatu
h. Asuransi atau kompensasi bagi permasalahan yang serius dalam bidang
penderita kecelakaan. konstruksi. Biaya langsung yang cukup
i. Kehilangan kepercayaan dari besar jumlahnya telah dikeluarkan untuk
karyawan lainnya, lingkungan dan pembayaran perawatan medis serta
sebagainya. tuntutan ganti rugi karena cacat tubuh, dan
3. Kerugian terhadap keluarga biaya tidak langsung dikeluarkan untuk
karyawan yang bersangkutan membayar kehilangan dari pekerja yang
a. Kehilangan sumber nafkah / berketrampilan. Fakta telah
pendapatan bila karyawan yang memperlihatkan bahwa bidang konstruksi
bersangkutan satu-satunya pencari ini memang benar-benar merupakan
nafkah dalam keluarga. industri yang berbahaya. Menurut Donald
b. Keluarga kehilangan kasih sayang. S. Barrie, dkk, 1995 sangatlah penting bagi
4. Kerugian terhadap bangsa dan organisasi yang terlibat dalam bidang
negara konstruksi untuk selalu mengikuti jalannya
a. Kehilangan tenaga kerja yang perkembangan aspek kesehatan kerja serta
terampil untuk menyokong metode penerapan yang telah teruji secara
ekonomi nasional. baik, dalam usaha untuk mengurangi
b. Kekurangan tenaga kerja yang bahaya berupa kecelakaan kerja.
terampil, sehingga memerlukan Fakta telah memperlihatkan bahwa
tenaga asing untuk mengisinya. bidang konstruksi ini memang benar-benar
c. Dengan adanya pengumuan atau merupakan industri yang berbahaya.
informasi mengenai banyaknya Departemen Tenaga Kerja dan Statistik
kecelakaan kerja khususnya bidang dewan keselamatan kerja Amerika (
konstruksi, maka ada kemungkinan National Safety Council ) menunjukkan
generasi muda memilih karir jenis bahwa walaupun para pekerja bidang
pekerjaan yang lain. konstruksi hanya meliputi sekitar 6% dari
jumlah tenaga kerja keseluruhannya.
5. PERMASALAHAN K-3 DALAM Masalah keselamatan dan kesehatan kerja
BIDANG KONSTRUKSI juga sama-sama merupakan bagiaan dari
Hingga saat ini diasumsikan secara upaya perencanaan dan pengendalian
umum bahwa konstruksi merupakan proyek, sebagai hal hanya meliputi : biaya,
pekerjaan yang bersifat berat/kasar, dan perencanaan, pengadaan, serta kualitas.
merupakan sarana latihan yang ideal bagi Hal semacam itu memang mempunyai
para atlit, serta menyehatkan semua orang saling keterkaitan yang sangat erat..
yang ingin tetap aktif. Bahaya yang
5.1. Keberhasilan Proyek Konstruksi 1. Pelaksanaan progam K-3 dapat
yang Melaksanakan K-3 mencegah terjadinya peristiwa
Berdasarkan kenyataan dalam proses yang serupa, dan memberikan
pelaksanaan proyek konstruksi, suasana lingkungan kerja yang
menunjukkan bahwa penerapan sehat, bersih, aman dan nyaman
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K-3) sehinga dapat menambah semangat
yang mencapai tingkat secara baik akan dalam melakukan pekerjaan
dapat mencegah terjadinya kecelakaan proyek.
kerja dalam segala bentuknya. Di samping 2. Kurangnya kesadaran para pekerja
mencegah adanya korban manusia juga proyek konstruksi tentang
termasuk upaya meniadakan sekaligus pentingnya Keselamatan dan
mengurangi kerugian harta benda; Kesehatan Kerja bagi dirinya
gangguan pengembangan potensi sendiri dan semua unsur yang
ekonomi, ketidakteraturan proses kegiatan berada di proyek tersebut, sehingga
konstruksi ( Soeripto, 1989). pelaksana proyek tidak
Kelancaran pelaksanaan proyek menerapkan progam K-3 ini untuk
konstruksi di lapangan tidak selalu kelancaran pelaksanaan proyek
menitikberatkan pada progam yang sedang dikerjakan.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Namun 3. Pemimpin proyek hendaknya
demikian, rangkaian kegiatan proyek yang memberikan pembinaan tentang
sedang dilaksanakan dapat berhasil kesadaran bekerja yang aman dan
dikarenakan adanya pelaksanaan sehat serta dapat menjadikan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara contoh dalam hal Keselamatan dan
baik oleh semua pihak pelaksana proyek Kesehatan Kerja bagi seluruh
konstruksi. pekerja proyek konstruksi.
Faktor penunjang dan faktor 4. Mentaati penerapan program K-3
penghambat pelaksanaan progam K-3 secara baik dapat menekan
memiliki korelasi dengan proses pengeluaran biaya proyek yang
kelancaran proyek bidang konstruksi. besar. Sebaliknya, tidak
Meski demikian, terdapat faktor lainnya menerapkan progam K-3 akan
yang lebih diutamakan oleh para penyedia menambah pengeluaran yang
jasa konstruksi, anatara lain : pengalaman cukup besar jika terjadi kecelakaan
kerja para pelaksana proyek dan tingkat kerja dibandingkan dengan biaya
pendidikan yang tinggi tentang ilmu pencegahan yang relatif kecil.
konstruksi. Sehingga proses pembangunan
proyek konstruksi dapat berhasil secara
baik dari segi biaya, mutu, dan waktu. 7. DAFTAR PUSTAKA

6. KESIMPULAN Ari Angga P. , 2011, Pengaruh


Ditinjau dari aspek K-3, industri jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja
konstruksi merupakan salah satu industri (K-3) pada Kelancaran Proyek
yang mempunyai potensi resiko Konstruksi DiKkabupaten
kecelakaan yang besar. Dari kajian Sukoharjo Propinsi Jawa tengah,
diperoleh kesimpulan antara lain :
Skripsi Jurusan Teknik Sipil FT Silalahi B.N.B, dkk 1991, Manajemen
UTP, Surakarta. Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, PT Pustaka Binaman
Dajan A, 1984, Pengantar Metode Presindo, Jakarta.
Statistik, Jilid II, LP3Es, Jakarta.
Suma’mur, 1989, Keselamatan Kerja dan
Encyclopedia of occupational Health and Pencegahan Kecelakaan, Cv. Haji
Safety, volume I. A-K, ILO, Masagung, Jakarta.
Geneva, 1972
Wijono, Djoko, Manajemen Mutu
Ervianto, 2005, Manajemen Proyek
Keselamatan dan Kesehatan
Konstruksi, Andi, Yogyakarta. Kerja, Universitas Airlangga Press,
Husein, 2009, Manajemen Proyek, Andi, Surabaya, 1999.
Yogyakarta.

Juwono, 2001, Keselamatan dan Biodata Penulis :


Kesehatan Kerja ( Untuk Gatot Nursetyo, Alumni S1 Teknik Sipil
Kalangan Dinas Kesehatan Universitas Janabadra Yogyakarta ( 1996).
Propinsi Jawa Tengah). Pasca Sarjana (S2) Progam Magister
Teknik Universitas Atmajaya Yogyakarta
Parker, Oglesby, 1972, Methods (2001) Dosen progam studi Teknik Sipil
Improvement for Contruction Fakultas Teknik UTP Surakarta
Man ager, Mc Graw, Hill Book
Commpany, New York.

Sugiyono, 1997, Statistik untuk


Penelitian, Alfabeta, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai