Anda di halaman 1dari 7

DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA

GONORE

No.Dokumen : :
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
SOP Halaman :1/2

dr. AZIZ GOPUR


UPTD PUSKESMAS
NIP.
CILAMAYA
19700624.2007011.007
1. Pengertian Gonore adalah semua penyakit yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae.
Penyakit ini termasuk Penyakit Menular Seksual (PMS) yang memiliki insidensi
tinggi. Cara penularan gonore terutama melalui genitor-genital, orogenital dan
ano-genital, namun dapat pula melalui alat mandi, thermometer dan sebagainya
(gonore genital dan ekstragenital). Daerah yang paling mudah terinfeksi adalah
mukosa vagina wanita sebelum pubertas.

No. ICPC II : X71 Gonorrhoea female, Y71 Gonorrhoea male

No. ICD X : A54.9 Gonococcal infection, unspecified

2. Tujuan Sebagai acuan memberikan panduan tatalaksana pada pasien dengan Gonore
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Cilamaya Nomor : /Kapus/V/2016
tentang pelayanan yang ada di Puskesmas Cilamaya.
4. Referensi PERMENKES No. 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Dokter di
Fasilitas Pelayanan Primer

5. Alat dan Bahan 1. Alat pengukur tanda vital


2. Senter
3. Lup
4. Sarung tangan
5. Alat pemeriksaan in spekulo
6. Kursi periksa genital

6. Prosedur/Langkah- Hasil Anamnesis(Subjective)


langkah kerja
KeluhanRasa gatal dan perih di kemaluan, serta keluarnya cairan kental dari
kemaluan yang berbau.

Gejala Klinis:

1. Rasa terbakar di daerah kemaluan


2. Gatal
3. Kemerahan dan iritasi
4. Keputihan
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana
(Objective)

Pemeriksaan Fisik

Dari inspeksi daerah genital didapati kulit vulva yang menebal dan
kemerahan, dapat ditemukan juga lesi di sekita vulva. Adanya cairan kental
dan berbau yang keluar dari vagina.

Pemeriksaan Penunjang : -

Penegakan Diagnosis (Assessment)

Diagnosis Klinis

Diagnosis klinis ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)

Penatalaksanaan

1. Menghindari penggunaan bahan yang dapat menimbulkan iritasi di sekitar


daerah genital.
2. Menggunakan salep Kortison. Jika vulvitis disebabkan infeksi vagina, dapat
dipertimbangkan pemberian antibiotik sesuai penatalaksanaan vaginitis atau
vulvovaginitis.

Kriteria Rujukan

Pasien dirujuk ke dokter spesialis kulit dan kelamin jika pemberian salep Kortison
tidak memberikan respon.
7. Unit Terkait a. Poli umum
b. Laboratorium

8. Dokumen Terkait a. Rekam Medis


b. Catatan Tindakan

9. Rekaman historis
perubahan
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA

VAGINITIS

No.Dokumen : :
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/3
SOP

dr. AZIZ GOPUR


UPTD PUSKESMAS
NIP.
CILAMAYA
19700624.2007011.007
1. Pengertian Vaginitis adalah peradangan pada vagina yang ditandai dengan adanya pruritus,
keputihan, dispareunia, dan disuria.

Penyebab

a. Vaginosis bakterialis (bakteri Gardnerella Vaginalis adalah bakteri anaerob


yang bertanggungjawab atas terjadinya infeksi vagina yang non-spesifik,
insidennya terjadi sekitar 23,6%).
b. Trikomonas (kasusnya berkisar antara 5,1-20%).
c. Kandida (vaginal kandidiasis, merupakan penyebab tersering peradangan
pada vagina yang terjadi pada wanita hamil, insidennya berkisar antara 15-
42%)

No. ICPC II : X84 Vaginitis

No. ICD X : N76.0 Acute Vaginitis

2. Tujuan Sebagai acuan memberikan panduan tatalaksana pada pasien dengan Vaginitis
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No….../ 2017 tentang ...............
4. Referensi PERMENKES No. 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Dokter di
Fasilitas Pelayanan Primer

5. Alat dan Bahan 1. Alat pengukur tanda vital


2. Miskroskop
3. Kaca
4. Kassa swab
5. Larutan KOH
6. Kertas lakmus

6. Prosedur/Langkah- Hasil Anamnesis (Subjective)


langkah kerja
Keluhan

Bau adalah keluhan yang paling sering dijumpai.

Gejala klinis:

a. Bau
b. Gatal (pruritus)
c. Keputihan
d. Dispareunia
e. Disuria
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan adanya iritasi, eritema atau edema
pada vulva dan vagina. Mungkin serviks juga dapat tampak eritematous.

Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan mikroskopik cairan atau sekret vagina.


b. Pemeriksaan pH cairan vagina.
c. Pemeriksaan uji whiff: jika positif berarti mengeluarkan mengeluarkan bau
seperti anyir (amis), pada waktu ditambahkan larutan KOH.

Penegakan Diagnosis (Assessment)

Diagnosis Klinis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan


penunjang.

Vaginitis harus dicari penyebabnya, dengan menilai perbedaan tanda dan gejala
dari masing-masing penyebab, dapat pula dengan menilai secara mikroskopik
cairan vagina.

Kriteria Sindroma
diagnostik Normal Vaginosis Vaginosi Vulvova
Bakterialis s ginitis
Trikomo kandida
niasis
Ph Vagina 3,8 - 4,2 > 4,5 > 4,5 > 4,5
(usually)
Cairan vagina Putih, jernih, Tipis homogen, Kuning- Putih,
halus putih, abu-abu, hijau, seperti
lengket, sering kali berbuih, keju,
bertambah banyak lengket, kadang-
tambah kadang
banyak tambah
banyak
Uji wiff bau - + ± -
amis (KOH) Tidak ada Ada Mungkin Tidak
ada ada
KU Tidak ada Keputihan, bau Keputih Gatal/pa
busuk (mungkin an nas
tambah tidak enak berbuih, keputiha
setelah senggama), bau n
kemungkinan gatal busuk,
pruritus
vulva,
disuria
Pemeriksaan Laktobasili, Clue cell dengan Trikomo Kuncup
mikroskopik sel-sel epitel bakteri kokoid yang nas, jamur,
melekat, tidak ada leukosit hifa,
leukosit > 10 pseudoh
lapanga ifa
n (prepara
pandan t basah
gan luas dengan
KOH)
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)

Penatalaksanaan

a. Menjaga kebersihan diri terutama daerah vagina


b. Hindari pemakaian handuk secara bersamaan
c. Hindari pemakaian sabun untuk membersihkan daerah vagina yang dapat
menggeser jumlah flora normal dan dapat merubah kondisi pH daerah
kewanitaan tersebut.
d. Jaga berat badan ideal
e. Farmakologis:
1) Tatalaksana Vaginosis Bakterialis
 Metronidazol 500 mg peroral 2 x sehari selama 7 hari
 Metronidazol pervagina 2 x sehari selama 5 hari
 Krim Klindamisin 2% pervagina 1 x sehari selama 7 hari
2) Tatalaksana Vaginosis trikomonas
 Metronidazol 2 g peroral (dosis tunggal)
 Pasangan seks pasien sebaiknya juga diobati
3) Tatalaksana vulvovaginitis kandida
 Flukonazol 150 mg peroral (dosis
tunggal)

Konseling dan Edukasi

Memberikan informasi kepada pasien, dan (pasangan seks) suami, mengenai


faktor risiko dan penyebab dari penyakit vaginitis ini sehingga pasien dan suami
dapat menghindari faktor risikonya. Dan jika seorang wanita terkena penyakit ini
maka diinformasikan pula pentingnya pasangan seks (suami) untuk dilakukan
juga pemeriksaan dan terapi guna pengobatan secara keseluruhan antara
suami-istri dan mencegah terjadinya kondisi yang berulang.

Kriteria Rujukan: -

7. Unit Terkait a. Poli Umum


b. Laboratorium

8. Dokumen Terkait a. Rekam Medis


b. Catatan Tindakan

9. Rekaman Historis
perubahan
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA

VULVITIS

No.Dokumen : :
No. Revisi : 00
Tanggal Terbit :
SOP Halaman :½

dr. AZIZ GOPUR


UPTD PUSKESMAS
NIP.
CILAMAYA
19700624.2007011.007
1. Pengertian Vulvitis adalah suatu peradangan pada vulva (organ kelamin luar wanita),
sedangkan vulvovaginitis adalah peradangan pada vulva dan vagina. Gejala
yang paling sering ditemukan adalah keluarnya cairan abnormal dari vagina,
dikatakan abnormal jika jumlahnya sangat banyak serta baunya menyengat atau
disertai gatal-gatal dan nyeri.

No. ICPC II : X84 Vaginitis/Vulvitis

No. ICD X : N76.0 Acute Vaginitis

2. Tujuan Sebagai acuan memberikan panduan tatalaksana pada pasien dengan Vulvitis
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No….../ 2017 tentang ...............
4. Referensi PERMENKES No. 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Dokter di
Fasilitas Pelayanan Primer

5. Alat dan Bahan a. Alat pengukur tanda vital


b. Lup

c. Prosedur/Langkah- Hasil Anamnesis(Subjective)


langkah kerja
Keluhan

Rasa gatal dan perih di kemaluan, serta keluarnya cairan kental dari
kemaluan yang berbau.

Gejala Klinis:

a. Rasa terbakar di daerah kemaluan


b. Gatal
c. Kemerahan dan iritasi
d. Keputihan

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana


(Objective)

Pemeriksaan Fisik

Dari inspeksi daerah genital didapati kulit vulva yang menebal dan
kemerahan, dapat ditemukan juga lesi di sekita vulva. Adanya cairan kental
dan berbau yang keluar dari vagina.

Pemeriksaan Penunjang : -
d. Penegakan Diagnosis (Assessment)

Diagnosis Klinis

Diagnosis klinis ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Rencana Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)

Penatalaksanaan

a. Menghindari penggunaan bahan yang dapat menimbulkan iritasi di


sekitar daerah genital.
b. Menggunakan salep Kortison. Jika vulvitis disebabkan infeksi vagina,
dapat dipertimbangkan pemberian antibiotik sesuai penatalaksanaan
vaginitis atau vulvovaginitis.

Kriteria Rujukan

Pasien dirujuk ke dokter spesialis kulit dan kelamin jika pemberian salep Kortison
tidak memberikan respon.

6. Unit Terkait a. Poli Umum


b. Laboratorium

7. Dokumen a. Rekam medis


Terkait b. Catatan Tindakan

8. Rekaman
Histori
perkembangan No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai