Dalam tubuh kita terdapat gen-gen yang potensial memicu kanker, yaitu yang disebut
proto-onkogen. Karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan yang bersifat
karsinogen (karsinogen artinya dapat menyebabkan kanker), polusi, atau terpapar pada zat-zat
kimia tertentu, atau karena radiasi, proto-onkogen ini dapat berubah menjadi onkogen, yaitu
Kanker adalah penyakit yang ditakuti karena keganasannya. Namun, kanker bukanlah
penyakit yang terjadi dalam waktu singkat. Perlu proses yang cukup panjang untuk merubah
sel normal menjadi sel kanker. Dengan mengetahui proses pembentukannya dan faktor-faktor
yang memicunya, diharapkan dapat bisa melakukan pencegahan. Tubuh kita terdiri badan dan
anggota badan yang dihubungkan oleh pembuluh-pembuluh darah dan pembuluh limfa.
Anggota badan tersusun dari sel-sel yang berukuran sangat kecil (seperseratus mili meter),
yang memiliki bentuk hampir sama, namun memiliki fungsi yang berbeda. Seperti sel darah
putih, yang berfungsi melawan kuman-kuman yang masuk ke dalam tubuh. Sel darah merah,
berfungsi mengangkut oksigen dalam darah. Keping darah berfungsi untuk membekukan
Di dalam sel terdapat organel yang salah satunya, adalah inti sel yang berisi gen atau
DNA. DNA adalah materi genetika yang dikenal sebagai pembawa sifat keturunan. Kanker
berasal dari satu sel gen yang mengalami kerusakan. Sel gen yang mengalami kerusakan
dapat menjadi liar dan berkembang tanpa henti, sehingga dari satu sel menjadi jutaan sel dan
membentuk jaringan baru. Jaringan baru itu disebut tumor atau kanker. Gen dalam sel ada
yang disebut gen kanker (oncogen), gen penekan tumor (tumor suppressor gen), dan gen yang
bertugas memperbaiki gen yang rusak, yaitu repair gen. Bila salah satu dari gen tersebut
Bila sel normal secara invitro diberi agen karsinogenik berupa bahan kimia, virus atau
energi radiasi akan terjadi perubahan fenotip yang bervariasi dengan memberikan tanda-tanda
kanker pada sel tersebut, dikatakan sel telah mengalami transformasi. Transformasi sel
normal ke dalam fenotip ganas merupakan permulaan progresi tumor. Sifat karsinogenik
berbagai agen tergantung pada dosis. Dosis multipel terjadi setelah beberapa waktu memiliki
sifat onkogenik, sama seperti dosis setara yang diberikan satu kali. Interval antara dosis yang
terbagi dapat terus diperpanjang, jadi dampak karsinogenik kritis yang disebut inisiasi
sesungguhnya ireversibel.
Sifat karsinogenik dapat ditingkatkan secara bermakna dengan beruntun apa yang
disebut promotor yang pada hakekatnya tidak bersifat karsinogenik. Karsinogen kuat atau
inisiator lemah dengan dosis cukup besar tidak membutuhkan promotor. Tetapi dalam semua
kasus, inisiator dengan dosis subefektif dapat dibuat menimbulkan kanker dengan kerja
promotor yang tampaknya bereaksi dengan reseptor selaput untuk menginduksi replikasi sel.
Agar efektif promotor harus mengikuti inisiator. Bila urutan dibalik, tidak akan ada tumor
yang dihasilkan atau hasilnya akan sangat berkurang, tergantung dosis total inisiator. Dosis
terbagi promotor bila berselang lama tidak memberi hasil, yang menunjukkan bahwa
kerjanya reversibel. Di lain pihak, bila interval tidak terlalu panjang, pengaruh promotor
bersifat aditif.
melibatkan lebih dari satu kejadian. Dua inisiator atau lebih dapat bekerja sama menginduksi
neoplasma ganas yang disebut karsinogenesis jadi dosis subefektif salah satu karsinogen
dapat diperkuat oleh kerja satu atau beberapa pengaruh tambahan. Proses pembentukan
kanker atau karsinogenesis merupakan sekumpulan perubahan pada sejumlah gen yang
terlibat dan berperan dalam sistem sinyal sel, pertumbuhan, siklus sel, differensiasi,
angiogenesis, dan respon atau perbaikan terhadap kerusakan pada DNA. Perubahan pada
sejumlah gen ini dapat berupa mutasi gen atau perubahan susunan pada DNA yang
onkogen. Mutasi atau dilesi DNA yang menyebabkan hilangnya fungsi suatu gen, seperti gen
penekan tumor (tumor suppressor gene). Proto-onkogen adalah gen yang mengkode dan
Gen yang bertugas memperbaiki DNA yang rusak atau gen DNA repair.
Pada sel normal,keadaan fisiologis pertumbuhan (proliferasi) sel dan diferensiasi sel
diatur oleh gen yang disebut Proto-onkogen. Proto-onkogen dapat mengalami mutasi menjadi
onkogen. Onkogen adalah gen yang produknya berkaitan dengan terjadinya transformasi
gen,oncos artinya tumor).Protein yang dibuat oleh onkogen disebut Onkoprotein. Pada
keadaan fisiologis proses pembelahan sel dapat dibagi kedalam tahap-tahap sebagai berikut:
Pengikatan factor pertumbuhan oleh reseptor factor pertumbuhan yang berada pada
membrane sel. Aktivasi reseptor factor petumbuhan yang kemudian mengaktifkan protein
penghantar rangsang yang berada pada bagian dalam membrane sel. Pengaliran rangsang
meningkatkan keganasan sel tumor. Onkogen umumnya berperan pada tahap awal
pembentukan tumor. Onkogen meningkatkan kemungkinan sel normal menjadi sel tumor,
yang pada akhirnya dapat menyebabkan kanker. Riset terbaru menunjukkan bawa RNA
pendek (small RNA) sepanjang 21-25 nukelotida yang dikenal sebagai RNA mikro (miRNA)
dapat mengontrol onkogen. Onkogen pertama kali ditemukan oleh Francis Peyton Rous pada
tahun 1910 saat mengamati tumor pada unggas yang dapat ditransmisikan ke makhluk lain
karena memiliki sel sarkoma yang mengandung retrovirus, yang kemudian disebut RSV .
Tahun 1976 Dr. John Michael Bishop dan Dr. Harold E. Varmus dari Universitas California
San Francisco membuktikan bahwa onkogen berasal dari proto-onkogen yang mengalami
kerusakan. Proto-onkogen telah ditemukan pada banyak organisme, termasuk manusia. Atas
penemuan penting ini, Dr. Bishop dan Dr. Varmus mendapat Penghargaan Nobel pada tahun
1989.
Onkogen adalah versi mutan dari gen normal, yang memicu pertumbuhan sel. Gen
pada sel normal yang dapat berubah menjadi onkogen aktif akibat mutasi, disebut proto-
onkogen. Mutasi mampu mengubah proto-onkogen menjadi onkogen aktif. Perbedaan antara
onkogen dan gen normal kadang kala tidak terlihat. Protein mutan dari mana asal onkogen
muncul dapat berbeda hanya dengan satu asam amino tunggal dari versi yang sehat. Jadi
hanya dengan satu perubahan tunggal telah dapat mengubah fungsi protein. Ketika proto-
onkogen mengalami mutasi (mutasi titik, translokasi, amplifikasi, insersi atau delesi) menjadi
onkogen, maka mekanisme fisiologis proses pembelahan sel normal akan mengalami
gangguan dan menuju pada lesi gen.Perubahan ini akan terjadi proses pembelahan sel
neoplastik.
Efek dari aktivasi onkogen adalah mengkode pembuatan protein yang berfungsi
sebagai faktor pertumbuhan,yang berlebihan dan merangsang diri sendiri. Misalnya c-sis.
Memproduksi receptor factor pertumbuhan yang tidak sempurna, yang memberi isyarat
Pada amplifikasi gen terbentuk reseptor factor pertumbuhan yang berlebihan,sehingga sel
tumor sangat peka terhadap factor pertmbuhan yang rendah,yang berada dibawah ambang
rangsang normal(misalnya c-neu). Memproduksi protein yang berfungsi sebagai penghantar
isyarat didalam sel yang tidak sempurna,yang terus menerus menghantarkan isyarat meskipun
tidak ada rangsangan dari luar sel(misalnya c-K-Ras). Memproduksi protein yang berikatan
Hasil dari efek aktivasi onkogen diatas,pada akhirnya akan dibawa ke siklus
sel.Progresi sel dalam pembelahan diatur melalui berbagai fase siklus sel yang dikendalikan
oleh cycline-dependent kinase (CDKs) yang menjadi aktif setelah berikatan dengan protein
lain yang disebut cycline. Meskipun tiap fase dimonitor dengan sangat baik, namun peralihan
dari G1 ke S merupakan check point yang paling penting dalam siklus sel. Jika check point
Jika sel menerima isyarat pertumbuhan,kadar family cycline tersebut bekerja dan
terjadi fosforilisasi pRb yang didapat dari CDKs maka sel dari fase G1 diizinkan memasuki
fase S(fase sintesa DNA).Jika terjadi mutasi yang menggangu pengaturan cycline D biasanya
neoplastik.Kita bahas ini check point ini lebih jelas di Mekanisme kerja Anti-Onkogen.
Onkogen adalah gen yang dapat menyebabkan kanker. Beberapa onkogen yang telah
teridentifikasi sebagai penyebab kanker kepala dan leher, antara lain c-myc, erbB-1, ras, gen
mitosis. Selain itu produk onkogen dapat pula menyerupai kerja faktor pertumbuhan sel
(polipeptida) atau menyerupai reseptor faktor pertumbuhan. Terdapat tiga kategori perubahan
yang baru. Perubahan ini dapat menyebabkan produksi protein penstimulasi pertumbuhan
berlebih.
Amplifikasi gen: gen disalin hingga berlipat ganda dalam genom. Hasilnya serupa dengan
translokasi.
Mutasi titik dalam gen. Hasilnya berupa protein penstimulasi pertumbuhan yang bekerja
Tumor tidak hanya terjadi akibat aktifasi onkogen yang berlebihan tetapi dapat juga
akibat hilangnnya atau tidak aktifnya gen yang bekerja menghambat pertumbuhan sel yang
menghambat pertumbuhan dan merangsang diferensiasi sel. Beberapa anti-onkogen ialah gen
NF-2.Dari beberapa antionkogen tadi,yang sering ditemukan mengalami mutasi adalah p53
Selama fase pertama sel yaitu G1, ada proses yang perlu dilalui oleh sel,yang disebut
checkpoint. Check point ini bertujuan untuk mengecek,apakah sel diizinkan untuk membelah
atau tidak. Tumor supresor gen, berfungsi sebagai check point untuk mengatur pembelahan
Sebelum sel memasuki siklus sel fase S, pada fase G1 akan diadakan checkpoint.
Pada siklus yang normal, Rb akan berikatan dengan factor transkripsi yang disebut E2F.
Faktor transkripsi ini berfungsi dalam mengaktifkan ekspresi gen dan member sinyal bahwa
pembelahan sel boleh dilanjutkan.Jika E2F diikat oleh Rb, maka proses siklus sel selanjutnya
belum bisa dilakukan. Untuk melepaskan ikatan ini,diperlukan CDKs yang telah diaktifkan
oleh cycline,dan membuat Rb difosforilisasi.Fosforilisasi Rb menyebabkan ikatan E2F dan
Rb putus.Dengan putusnya ikatan Rb dengan E2F,maka E2F akan mengaktifkan ekspresi gen
dan memberi sinyal agar siklus pembelahan sel dilanjutkan.Jika terjadi mutasi pada Rb,maka
tidak ada yang mengikat E2F,sehingga ekspresi gen dan sinyal pembelahan sel akan
diteruskan kepada S,yang akan membawa ke pembelahan sel neoplastik. Selain Rb,tumor
supresor gen yang bekerja pada check point adalah p53.p53 ini bekerja untuk mengecek
apakah terjadi kerusakan DNA atau tidak.Jika terdeteksi adanya kerusakan DNA,maka ada 2
hal yang diperintahkan oleh p53,yaitu mengaktifkan DNA repair gen dan penghentian siklus
dengan mengaktifkan p21.p21 ini berfungsi untuk mencegah aktifasi CDKs oleh
cycline,sehingga CDKs tidak bisa memfosforilisasi Rb.Akibatnya E2F tetap terikat dengan
E2F. Jika terjadi mutasi pada p53.Maka,kerusakan DNA tidak akan dapat dideteksi,yang
Apoptosis ialah kematian sel terprogram yang terjadi akibat beberapa proses
fisiologik atau neoplastik.Penumpukan sel pada neoplasma,tidak hanya terjadi akibat aktifasi
gen perangsang perumbuhan atau anti-onkogen,tapi juga terjadinya mutasi gen pengatur
apoptosis. Pertumbuhan sel diatur oleh proto-onkogen dan onkogen,sedangkan kehidupan sel
diatur oleh gen perangsang dan penghambat apoptosis.Gen penghambat apoptosis ialag bcl-2
jumlah sel.