PEMBELAJARAN
MAKALAH
Dengan menyebut nama Allah swt yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang,kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkanrahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Lingkungan Sebagai Media dan Sumber dalam
Proses Pembelajaran.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini sehingga kami dapat
menyelesaikannya.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang tentang Lingkungan
Sebagai Media dan Sumber dalam Proses Pembelajaran ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 …………………………………………………………………..14
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian lingkungan sebagai media pembelajaran ?
2. Apa tujuan lingkungan sebagai media pembelajaran ?
3. Apa saja jenis lingkungan sebagai media pembelajaran ?
4. Apa keuntungan dan kelemahan menggunakan lingkungan sebagai media
pembelajaran ?
5. Bagaimana teknik penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran ?
2
BAB II
KAJIAN TEORI
3
BAB III
PEMBAHASAN
4
3.2 Tujuan Lingkungan sebagai Media Pembelajaran
Tujuan pemanfaatan lingkungan masyarakat sebagai sumber belajar untuk
mengupayakan agar terjadi proses komunikasi atau interaksi antara sekolah
khususnya para siswa dan masyarakat. Interaksi yang baik akan menumbuhkan
saling pengertian antara kedua pihak. Ikhsan (2017, hlm.2) menjelaskan bahwa
tujuan memanfaatkan lingkungan sekitar agar pembelajaran yang berlangsung tidak
membosankan dan siswa lebih paham benda-benda yang ada disekitar lingkungan
sekolah. Karena dengan membawa siswa langsung ketempatnya siswa akan lebih
memahami apa-apa saja yang ada dilingkungan sekolah tersebut dan manfaat
lingkungan sekolahnya. Siswa tidak hanya belajar dengan teori tetapi langsung
melihat benda sekitar
Masyarakat merupakan salah satu aspek lingkungan yang besar manfaat nya
untuk di jadikan sumber belajar,hal ini tidak hanya bermanfaat kepada sekolah atau
anak didik, tetapi juga kepada masyarakat itu sendiri. Menurut Asnawir (2002,
hlm.110) manfaat tersebut antara lain:
1. Bagi sekolah,antara lain:
a) Mata pelajaran (bidang studi) yang di berikan akan bersifat fungsional,
bermanfaat, dan berguna bagi masyarakat.
b) Sekolah akan peka terhadap kebutuhan masyarakat, begitu juga kenyataan
yang terjadi di masyarakat.
c) Membangkitkan motivasi untuk mengadakan penelitian terhadap fakta-fakta
yang ada di masyarakat.
d) Sekolah dapat terbantu dengan ikut serta nya masyarakat bertanggung jawab
sebagian terhadap pembiayaan dan penyediaan gedung-gedung.
e) Anak didik akan lebih menyadari bahwa pendidikan nya adalah untuk
kepentingan masyarakat.
2. Bagi masyarakat, antara lain:
a) Pembangunan masyarakat akan berjalan lancar, sebab setiap lapangan
kehidupan akan dapat bantuan tenaga terdidik dari anak didik yang ahli
dalam bidang nya.
b) Masyarakat akan merasa bahwa sekolah adalah milik mereka sendiri, karena
mereka lebih mengenal pungsi sekolah untuk pembangunan masyarakat.
5
c) Anggota masyarakat dapat secara jujur dan terbuka mengkritisi yang
sebenar nya terjadi dalam masyarakat, misal nya pembrantasan buta hurup
dan sebagai nya.
d) Dengan ada nya kerja sama yang baik antara sekolah dan masyarakat maka
tercipta suatu kondisi yang mendorong masyarakat untuk gemar belajar.
3.3 Jenis Lingkungan sebagai Media Pembelajaran
Sudjana (2005, hlm.212-214) menjelaskan bahwa semua lingkungan
masyarakat yang dapat digunakan dalam proses pendidikan dan pengajaran secara
umum dapat dikategorikan menjadi tiga macam lingkungan belajar, yaitu sebagai
berikut:
1. Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial sebagai sumber belajar dengan interaksi manusia dengan
kehidupan bermasyarakat, seperti organisasi sosial, adat dan kebiasaan, mata
pencaharian,kebudayaan, pendidikan, kependudukan, struktur pemerintah, agama
dan sistem nilai. Lingkungan sosial tepat digunakan untuk mempelajari ilmu-ilmu
sosial dan kemanusiaan. Dalam praktek pengajaran menggunakan lingkungan
sosial sebagai media pembelajaran, hendaknya dimulai dari lingkungan yang paling
dekat, seperti: keluarga, tetangga, rukun tetangga, rukun warga, kampung, desa,
kecamatan dan seterusnya. Siswa diminta untuk mempelajari jumlah penduduk,
jumlah keluarga, komposisi penduduk, dan sebagainya. Hasil dicatat dan
dilaporkan di sekolah untuk dipelajari lebih lanjut. Kegiatan seperti ini ditugaskan
kepada siswa dalam bentuk kelompok, agar mereka bekerja sama. Melalui kegiatan
belajar seperti itu, siswa lebih aktif dan lebih produktif sebab ia mengerahkan
usahanya untuk memperoleh informasi sebanyak-banyaknya dari sumber-sumber
yang nyata dan faktual. Hal ini disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku dan
tingkat perkembangan anak didik.
Contoh : Dalam pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan siswa diberi tugas untuk
mempelajari aspek kependudukan di rukun tetangganya. Siswa diminta untuk
mempelajari jumlah penduduknya, jumlah keluarga, komposisi penduduk menurut
umur, agama, mata pencaharian, tingkat pendidikan, peserta KB, pertambahan
penduduk dari tahun ke tahun dan lain-lain. Dalam studi ini siswa menghubungi
ketua RT dan bertanya kepadanya, disamping melihat sendiri keadaan penduduk di
6
RT tersebut. Hasilnya dicatat dan dilaporkan di sekolah untuk dipelajari lebih
lanjut. Melalui kegiatan belajar seperti itu, siswa dapat lebih aktif dan lebih
produktif sebab ia mengerahkan usahanya untuk memperoleh informasi sebanyak-
banyaknya dari sumber-sumber yang nyata dan faktual.
2. Lingkungan Alam
Lingkungan alam adalah segala sesuatu yang sifatnya alamiah seperti
keadaan geografis, iklim, suhu udara, musim, curah hujan, flora (tumbuhan), fauna
(hewan), sumber daya alam (air, hutan, tanah, batu-batuan dan lain-lain). Aspek-
aspek lingkungan alam tersebut dapat dipelajari secara langsung oleh para siswa
melalui cara-cara tertentu. Mengingat sifat-sifat dari gejala alam relatif tetap tidak
seperti dalam lingkungan sosial, maka akan lebih mudah dipelajari para siswa.
Siswa dapat mengamati dan mencatatnya secara pasti, dapat mengamati perubahan-
perubahan yang terjadi termasuk prosesnya dan sebagainya. Gejala lain yang dapat
dipelajari adalah kerusakan-kerusakan lingkungan alam termasuk faktor
penyebabnya seperti erosi, penggundulan hutan, pencemaran air, tanah, udara, dan
sebagainya. Dengan mempelajari lingkungan alam diharapkan para siswa dapat
lebih memahami materi pelajaran di sekolah serta dapat menumbuhkan cinta alam,
kesadaran untuk menjaga dan memelihara lingkungan, turut serta dalam
menanggulangi kerusakan dan pencemaran lingkungan serta tetap menjaga
kelestarian kemampuan sumber daya alam bagi kehidupan manusia.
Contoh : dalam pelajaran IPA, siswa diminta mempelajari lingkungan alam di
tempat tinggalnya. Siswa diminta mencatat dan mempelajari suhu udaara, jenis
tumbuhan, hewan, batu-batuan, kerusakan lingkungan, pencemaran dan lain-lain.
Baik secara individual maupun kelompok para siswa akam melakukan kegiatan
belajar seperti mengamati, bertanya kepada orang lain, membuktikan sendiri atau
mencobanya. Dari kegiatan tersebut siswa akan mendapatkan pelajaran yang tidak
diperolehnya di sekolah sehari-hari.
3. Lingkungan Buatan
Di samping lingkungan sosial dan lingkungan alam yang sifatnya alami, ada
juga yang disebut lingkungan buatan yakni lingkungan yang sengaja diciptakan
atau dibangun manusia untuk tujuan-tujuan tertentu yang bermanfaat bagi
kehidupan manusia. Lingkungan buatan antara lain irigasi atau pengairan,
7
bendungan, pertamanan, kebun binatang, perkebunan, penghijauan, dan
pembangkit tenaga listrik. Siswa dapat mempelajari lingkungan buatan dari
berbagai aspek seperti prosesnya, pemanfaatannya, fungsinya, pemeliharaannya,
daya dukungnya, serta aspek lain yang berkenaan dengan pembangunan dan
kepentingan manusia dan masyarakat pada umumnya. Lingkungan buatan dapat
dikaitkan dengan kepentingan berbagai bidang studi yang diberikan di sekolah.
Ketiga lingkungan tersebut dapat dimanfaatkan sekolah dalam proses
belajar-mengajar melalui perencanaaan seksama oleh para guru di luar jam
pelajaran dalam bentuk penugasan kepada siswa atau dalam waaktu khusus yang
sengaja disiapkan pada akhir semester atau pertengahan semester. Ketika
lingkungan ditempatkan sebagai media atau sumber pada bidang studi yang relevan,
maka akan memperkaya materi pengajaran, memperjelas prinsip dan konsep yang
dipelajari dalam bidang studi dan bisa dijadikan sebagai laboratorium belajar para
siswa.
8
4. Kegiatan belajar siswa lebih komprehensif dan lebih aktif sebab dapat dilakukan
dengan berbagai cara seperti mengamati, bertanya atau wawancara,
membuktikan atau mendemonstrasikan, menguji fakta, dan lain-lain.
5. Sumber belajar menjadi lebih kaya sebab lingkungan yang dapat dipelajari bisa
beraneka ragam seperti lingkungan sosial, lingkungan alam, lingkungan buatan,
dan lain-lain.
6. Siswa dapat memahami dan menghayati aspek-aspek kehidupan yang ada di
lingkungannya, sehingga dapat membentuk pribadi yang tidak asing dengan
kehidupan di sekitarnya, serta dapat memupuk cinta lingkungan
Sedangkan kelemahan dari penggunaan lingkungan sebagai media
pembelajaran antara lain :
1. Tidak seperti pelajaran dalam kelas, pelajaran diluar kelas harus disiapkan secara
matang karena jika kurang persiapan sebelumnya akan menyebabkan ada kesan
main-main ketika pelajaran berlangsung.
2. Adanya anggapan belajar dengan lingkungan memerlukan waktu yang relatif
lama, padahal pelajaran cukup dilakukan selama beberapa menit saja kemudian
dilanjutkan dikelas.
3. Banyak guru yang masih berpandangan sempit bahwa belajar hanya dilakukan
didalam kelas.
9
seperti ekonomi, sejarah, kependudukan, hukum, sosiologi, antropologi, dan
kesenian.
2. Kamping atau berkemah
Kemah membutuhkan waktu yang cukup, sebab siswa harus dapat
menghayati bagaimana kehidupan alam seperti suhu, iklim, suasana, dan lain-lain.
Kemah cocok untuk mempelajari ilmu pengetahuan alam, ekologi, biologi, kimia,
dan fisika. Siswa dituntut merekam apa yang ia alami, rasakan, lihat dan kerjakan
selama kemah berlangsung. Hasilnya dibawa ke sekolah untuk dibahas dan
dipelajari bersama-sama.
3. Karyawisata
Karyawisata adalah kunjungan siswa keluar kelass untuk mempelajari objek
tertentu sebagai bagian integral dari kegiatan kurikuler di sekolah. Sebelum
karyawisata dilakukan siswa, sebaiknya direncankan terlebih dahulu objek apa
yang akan akan dipelajari dan cara mempelajarinya serta kapan sebaiknya
dipelajari. Objek karyawisata harus relevan dengan bahan pengajaran. Misalnya
musium untuk pelajaran sejarah, kebun binatang untuk pelajaran biologi, taman
mini untuk pelajaran ilmu bumi dan kebudayaan, peneropongan bintang di
Lembang untuk fisika dan astronomi. Karyawisata sebaiknya dilakukan pada akhir
semester atau tengah semester dan dikaitkan dengan keperluan pengajaran dari
berbagai bidang studi.
4. Praktek lapangan
Praktek lapangan dilakukan oleh para siswa untuk memperoleh
keterampilan dan kecakapan khusus. Misalnya Mahasiswa FKIP diterjunkan ke
sekolah untuk melatih kemampuan sebagai guru di sekolah. Siswa SMK dikirim ke
perusahaan maupun instansi yang sesuai dengan jurusan untuk mempelajari dan
mempraktekkan alat berat, pembukuan, akuntansi, dan lain-lain. Dengan demikian
praktek lapangan berkenaan dengan keterampilan tertentu sehingga lebih tepat
untuk sekolah-sekolah kejuruan.
5. Mengundang manusia sumber atau nara sumber
Jika cara sebelumnya kelas dibawa ke masyarakat, pada cara ini narasumber
yang diundang ke sekolah untuk memberikan penjelasan mengenai keahliannyadi
hadapan para siswa. Misalnya mengundang penyuluh pertanian untuk menjelaskan
10
cara bercocok tanam, dan lain-lain. Narasumber yang diundang harus relevan
dengan kebutuhan belajar siswa.
6. Proyek pelayanan dan pengabdian pada masyarakat
Cara ini dilakukan apabila sekolah (guru dan siswa secara bersama-sama
melakukan kegiatan dengan memberikan bantuan kepada masyarakat seperti
pelayanan, penyuluhan, partisipasin dalam kegiatan masyarakat, dan kegiatan lain
yang diperlukan). Proyek pelayanan pada masyarakat memberi manfaat yang baik
bagi para siswa maupun bagi masyarakat.
11
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran lebih bermakna
disebabkan para siswa dihadapkan langsung dengan peristiwa dan keadaan yang
sebenarnya secara alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, dan kebenarannya
dapat dipertanggung jawabkan. Disamping itu, guru juga berharap siswa akan lebih
akrab dengan lingkungan sehingga menumbuhkan rasa cinta akan lingkungan
sekitarnya.
Lingkungan sebagai media pembelajaran dikelompokkan menjadi tiga yaitu
lingkungan sosial, lingkungan alam, dan lingkungan buatan. Dengan cara yang
tepat dan persiapan yang matang, semua jenis lingkungan bisa dimanfaatkan secara
maksimal.
4.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini pastilah banyak kesalahan, baik dari
penulisan makalah maupun dari penjelasan yang kami sajikan. Oleh karena itu
kritik dan saran yang bersifat membangun dari rekan pembaca sangat kami
harapkan demi kemajuan bersama. Untuk guru maupun calon guru, sebaiknya
sebelum mengajar mendalami dan memahami metode-metode pengajaran yang
sesuai dengan materi ajar yang akan diberikan kepada siswa. Untuk siswa tidak
hanya terpaku kepada pembelajaran di dalam kelas saja, namun juga harus
melakukan pembelajaran di luar kelas dan lingkungan sekitar, guna menambah
wawasan dan pengalaman siswa.
12
DAFTAR PUSTAKA
13
LAMPIRAN 1
A. Studi Kasus
B. Rumusan Masalah
C. Sistematis Pemecahan Masalah
14