55
2. Nyeri Akut b.d agen Melakukan pengkajian nyeri Zesty
secara komprehensif termasuk S: Dijah
cidera fisik Fitria
lokasi, karakteristik, durasi · Keluarga mengatakan sudah mulai
frekuensi, kualitas dan faktor paham menilai nyeri pasien dari
presipitasi wajah
Mengobservasi reaksi nonverbal
dan ketidaknyamanan (Pain O=
Behaviour Scale) bersama O:Klien tampak sering mengerang dan
keluarga megang kepalanya
Mengkaji tipe dan sumber nyeri P:Klien terdiagnosa Kontusio Serebral,
untuk menentukan intervensi Fraktur Depress Os Frontalis, Vulnus
Menggunakan teknik komunikasi Laseratum, Kerasititis Exprosure
terapeutik untuk mengetahui Q : Tidak dapat dikaji
pengalaman nyeri pasien R: Wajah dan kepala ±
Mengkaji kultur yang S: Skala 6 (pain behavior scale)
mempengaruhi respon nyeri T: Intermitten
Mengevaluasi pengalaman nyeri U:Keluarga mengatakan sering bertanya
masa lampau pada klien tentang nyerinya dan klien
mengangguk, klien sudah mau
Mengontrol lingkungan yang dapat
menjawab dengan isyarat ketika
mempengaruhi nyeri seperti suhu
perawat menanyakan nyerinya
ruangan, pencahayaan dan
A = masalah keperawatan belum
kebisingan
teratasi
Mengurangi faktor presipitasi
P= Intervensi dilanjutkan
nyeri
- Manajemen nyeri
Memilih dan melakukan - Administrasi analgetik
penanganan nyeri (farmakologi,
non farmakologi dan inter
personal)
56
3 Rabu, Kerusakan integritas
- Mengidentifikasi kondisi umum klien S:
31/07/19 jaringan b.d faktor (kesadaran, alat bantu napas, · Keluarga mengatakan rongga Zesty
hemodinamik) mulut, bibir, dan telinga klien Dijah
mekanik Fitria
- Mengidentifikasi kondisi oral klien sudah jauh lebih bersih dari pada
- Monitor kebersihan mulut, lidah, gusi. sebelum
- Memantau setiap pergantian tugas
jaga dari adanya kekeringan pada DO:
mukosa mulut · Perlukaan pada gigi yang patah dan
- Memantau tanda dan gejala bekuan darah menumpuk di mulut,
stomatitis. telinga luar dan bibir sudah
- Menyediakan perawatan mulut sesuai dibersihkan.
dengan kebutuhan. · Klien didiagnosa kontusio serebri,
- Melakukan perawatan mulut dengan fraktur depress Os frontalis, vulnus
posisi semi fowler laseratum.
- Menggunakan cairan chlorhexidime · Hb : 9,4 gr/dl
untuk perawatan mulut · Leukosit : 13.960 mm3
- Mengedukasi keluarga cara perawatan · Trombosit : 201.000 mm3
mulut yang benar · Suhu 37,7°c
- Memberikan terapi PCT hari ke 6,
injeksi ceftriaxone hari ke 6 A = masalah keperawatan belum
teratasi
P= Intervensi dilanjutkan
- Perawatan luka
- Manajemen tekanan
Rabu, Memonitor adanya kemerahan, S : Keluarga mengatakan sudah
Zesty
4 31/07/19 Hambatan komunikasi eksudat dan ulserasi Dijah
57
verbal b.d perubahan Memonitor reflek kornea mengerti perawatan mata klien. Fitria
fisiologis cidera otak Meneteskan obat mata jika perlu O:
Menganjurkan tidak menyentuh · Mata tampak menonjol keluar,
mata air mata terus keluar,
Menganjurkan tidak terpapar peradangan kornea sudah diberi
debu obat tetes mata
Menganjurkan tidak terpapar · Pupil isokor +/+ 4/4 mm.
cahaya terang terlalu lama · Lapang pandang sempit
Memberikan edukasi perawatan · Gerakan bola mata tidak
mata kepada keluarga mengarah ke cahaya yang
diberikan
· Reflex kornea : refleks tidak
baik, klien tidak dapat
mengarahkan mata ke arah
rangsangan, tidak dapat
berkedip.
A : masalah keperawatan belum teratasi
P= Intervensi dilanjutkan
· Perawatan mata
· Promosi Komunikasi : Defisit
Visual
58
· Mencatat perubahan pasien dalam · V: Berbicara tidak jelas dan tidak
merespon stimulus sesuai
· Monitor status cairan intake dan · TD 140/80 mmHg
output · N : 99x/ menit denyut teratur namun
· Meninggikan kepala 0-45° tergantung teraba lemah
pada konsisi pasien · RR : 22X/m
· S : 38,7’c
· Hasil pemeriksaan fisik terlampir
59
ruangan, pencahayaan dan Q : Tidak dapat dikaji
kebisingan R: Wajah dan kepala
Mengurangi faktor presipitasi S: Skala 6 (pain behavior scale)
nyeri T: Intermitten
Memilih dan melakukan U:Keluarga mengatakan sering bertanya
penanganan nyeri (farmakologi, pada klien tentang nyerinya dan klien
non farmakologi dan inter mengangguk, klien sudah mau
personal) menjawab dengan isyarat ketika
perawat menanyakan nyerinya
A = masalah keperawatan belum
teratasi
P= Intervensi dilanjutkan
- Manajemen nyeri
- Administrasi analgetik
60
- Melakukan perawatan mulut dengan laseratum.
posisi semi fowler · Hb : 9,4 gr/dl
- Menggunakan cairan chlorhexidime · Leukosit : 13.960 mm3
untuk perawatan mulut · Trombosit : 201.000 mm3
- Mengedukasi keluarga cara perawatan · Suhu 37,7°c
mulut yang benar
- Memberikan terapi PCT hari ke 6, A = masalah keperawatan belum
injeksi ceftriaxone hari ke 6 teratasi
P= Intervensi dilanjutkan
- Perawatan luka
- Manajemen tekanan
4 Kamis Hambatan komunikasi · Memonitor adanya kemerahan, : Keluarga mengatakan sudah mengerti
1/08/19 verbal b.d perubahan eksudat dan ulserasi perawatan mata klien.
fisiologis cidera otak · Memonitor reflek kornea O:
· Meneteskan obat mata jika perlu · Mata tampak menonjol keluar,
· Menganjurkan tidak menyentuh air mata terus keluar,
mata peradangan kornea sudah diberi
· Menganjurkan tidak terpapar obat tetes mata
debu · Pupil isokor +/+ 4/4 mm.
· Menganjurkan tidak terpapar · Lapang pandang sempit
cahaya terang terlalu lama · Gerakan bola mata tidak
· Memberikan edukasi perawatan mengarah ke cahaya yang
mata kepada keluarga diberikan
61
· Reflex kornea : refleks tidak
baik, klien tidak dapat
mengarahkan mata ke arah
rangsangan, tidak dapat
berkedip.
A : masalah keperawatan belum teratasi
P= Intervensi dilanjutkan
· Perawatan mata
· Promosi Komunikasi : Defisit
Visual
62
leher dan punggung dengan
memposisikan 30 ° tanpa
memperbanyak gerakan kepala
· menginstruksikan keluarga untuk
mengobservasi kulit jika ada Isi
atau laserasi
· Monitor kemampuan BAB
· BAB klien encer sedikit diare
pagi ini klien BAB 3x dengan
konsentrasi encer, kuning
kecoklatan dan tidak berbau
· memonitor adanya tromboplebitis
· saat pemeriksaan fisik tidak
terlihat terdapat respon gangguan
tromboplebitis
63
keluarga
· menganjurkan keluarga mengajak A=
pasien berbicara · masalah belum teratasi
· Berikan anaIgetik untuk P =
mengurangi nyeri · interverensi dilanjutkan
· PCT 4x1 · Monitoring ttv dan manjemen
· Ranitidin 2x1 nyeri
· Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
· Menganjurkan meningkatkan
istirahat
· menentukan lokasi, karakteristik,
kualitas, dan derajat nyeri
sebelum pemberian obat
· mengecek instruksi dokter tentang
jenis obat, dosis, dan frekuensi
· mengecek riwayat alergi
· memiilih rute pemberian secara
IV
· memberikan analgesik tepat
waktu terutama saat nyeri hebat
· mengevaluasi efektivitas
analgesik, tanda dan gejala
64
19 tidur · Td. 130/80 Mmhg
· menjaga kebersihan kulit agar tetap · N.88x/ m
bersih dan kering · RR.21x/m
· memonitor kulit akan adanya · S.38,5°
kemerahan · Klien sudah dilap oleh keluarga
· mengoleskan lotion atau dan sudah diberikan handbody
minyak/baby oil pada daerah yang pada daerah yang tertekan
tertekan · Lingkungan klien cukup bersih
· Memonitor aktivitas dan mobilisasi · Sepray diganti 1x sehari
pasien · Membersihkan daerah kepala
· Memonitor status nutrisi pasien · Melakukan perawatan oral dan
· Menganjurkan keluarga melap luka
pasien dengan sabun dan air hangat A=
memembersihkan, memantau dan · masalah teratasi sebagian
meningkatkan proses penyembuhan P =
pada luka yang ditutup dengan · interverensi dilanjutkan
jahitan, klip atau straples · Monitoring tanda tanda
memonitoring proses kesembuhan kemerahan dan perawatan
area insisi area jahitan
Memonitor tanda dan gejala infeksi
pada area insisi
membersihkan area sekitar jahitan
atau staples , menggunakan lidi
kapas steril
Gunakan preparat antiseptic, sesuai
program
mengganti balutan pada interval
waktu yang sesuai atau biarkan luka
65
tetap terbuka (tidak dibalut) sesuai
program
4 Jumat Hambatan komunikasi · Memonitor adanya kemerahan, Keluarga mengatakan sudah mengerti
Tanggal verbal b.d perubahan eksudat dan ulserasi perawatan mata klien.
02/08/20 fisiologis cidera otak · Memonitor reflek kornea O:
19 · Meneteskan obat mata jika perlu · Mata tampak menonjol keluar,
· Menganjurkan tidak menyentuh air mata terus keluar,
mata peradangan kornea sudah diberi
· Menganjurkan tidak terpapar debu obat tetes mata
· Menganjurkan tidak terpapar · Pupil isokor +/+ 4/4 mm.
cahaya terang terlalu lama · Lapang pandang sempit
· Memberikan edukasi perawatan · Gerakan bola mata tidak
mata kepada keluarga mengarah ke cahaya yang
diberikan
· reflex kornea : refleks tidak
baik, klien tidak dapat
· Lapang pandang sempit
· Gerakan bola mata tidak
mengarah ke cahaya yang
diberikan
· Reflex kornea : refleks tidak
baik, klien tidak dapat
mengarahkan mata ke arah
rangsangan, tidak dapat
berkedip.
A : masalah keperawatan belum teratasi
P= Intervensi dilanjutkan
66
· Perawatan mata
· Promosi Komunikasi : Defisit
Visual
·
1 Sabtu Risiko ketidakefektifan · Instruksikan keluarga untuk S = ----
perfusi jaringan otak mengobservasi kulit jika ada isi O=
Tanggal atau laserasi · klien terlihat tenang
03/08/20 · Memonitoring status neurologi · berbicara tidak jelas dan namun
19 GCS 12 E4 M5 V3 mengangguk dengan perintah
· Monitor intake dan output klien · Td. 130/90 Mmhg
Intake: 6x300 cc makanan cair/ · N.87x/ m
harinya · RR.21x/m
Output urin 07.00 = 200 cc · S.38,2°
Urin 17.00= 300 cc A=
· Memonitoring ttv · masalah teratasi sebagian
· menggunakan sarung tangan untuk P=
proteksi · interverensi dilanjutkan
· mematasi gerakan pada kepala, · Monitoring ttv dan status
leher dan punggung neurologi
· dengan memposisikan 30 °
·
2 Sabtu Nyeri Akut b.d Agen · mengobservasi reaksi nonverbal S = ----
dan ketidaknyamanan O=
Cidera
Tanggal · menggunakan teknik komunikasi · klien terlihat menjauh saat diberi
03/08/20 terapeutik rangsangan nyeri
19 · mengontrol lingkungan yang dapat · berbicara namun tidak jelas
mempengaruhi nyeri suhu ruangan, · klien sesekali berusaha
pencahayaan dan kebisingan memegang kepalanya
67
· memilih dan lakukan penanganan · Td. 130/90 Mmhg
nyeri (farmakologi, non · N.87x/ m
farmakologi dan inter personal) · RR.21x/m
· mendengarkan mutotal atau suara · S.37,8°
keluarga ·
· menganjurkan keluarga mengajak A=
pasien berbicara · masalah belum teratasi
· Berikan anaIgetik untuk P =
mengurangi nyeri · interverensi dilanjutkan
· PCT 4x1 · Monitoring ttv dan
· Ranitidin 2x1 manjemen nyeri
· Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
· Menganjurkan meningkatkan istirahat
· mengecek instruksi dokter tentang
jenis obat, dosis, dan frekuensi
· mengecek riwayat alergi
· memonitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgesik
· memberikan analgesik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
· mengevaluasi efektivitas analgesik,
tanda dan gejala
68
19 tidur · Klien sudah dilap oleh keluarga
· menjaga kebersihan kulit agar tetap dan sudah diberikan handbody
bersih dan kering pada daerah yang tertekan
· memonitor kulit akan adanya · Lingkungan klien cukup bersih
kemerahan · Sepray diganti 1x sehari
· mengoleskan lotion atau · Membersihkan daerah kepala
minyak/baby oil pada daerah yang · Melakukan perawatan oral dan
tertekan luka
· Memonitor aktivitas dan mobilisasi · Mengganti selang infus dan
pasien membersihkan selang NGT
· Memonitor status nutrisi pasien A=
· Menganjurkan keluarga melap · masalah teratasi sebagian
pasien dengan sabun dan air hangat P=
memembersihkan, memantau dan · interverensi dilanjutkan
meningkatkan proses penyembuhan · Monitoring tanda tanda
pada luka yang ditutup dengan kemerahan dan perawatan
jahitan, klip atau straples area jahitan
memonitoring proses kesembuhan
area insisi
Memonitor tanda dan gejala infeksi
pada area insisi
membersihkan area sekitar jahitan
atau staples, menggunakan lidi
kapas steril
Gunakan preparat antiseptic, sesuai
program
mengganti balutan pada interval
waktu yang sesuai atau biarkan luka
69
tetap terbuka (tidak dibalut) sesuai
program
4 Sabtu Hambatan komunikasi · Memonitor adanya kemerahan, Keluarga mengatakan sudah mengerti
verbal b.d perubahan eksudat dan ulserasi perawatan mata klien.
Tanggal fisiologis cidera otak · Memonitor reflek kornea O:
03/08/20 · Meneteskan obat mata jika perlu · Mata tampak menonjol keluar,
19 · Menganjurkan tidak menyentuh air mata terus keluar,
mata peradangan kornea sudah diberi
· Menganjurkan tidak terpapar debu obat tetes mata
· Menganjurkan tidak terpapar · Pupil isokor +/+ 4/4 mm.
cahaya terang terlalu lama · Lapang pandang sempit
· Memberikan edukasi perawatan · Gerakan bola mata tidak
mata kepada keluarga mengarah ke cahaya yang
diberikan
· eflex kornea : refleks tidak baik,
klien tidak dapat
· Lapang pandang sempit
· Gerakan bola mata tidak
mengarah ke cahaya yang
diberikan
· Reflex kornea : refleks tidak
baik, klien tidak dapat
mengarahkan mata ke arah
rangsangan, tidak dapat
berkedip.
A : masalah keperawatan belum teratasi
P= Intervensi dilanjutkan
70
· Perawatan mata
· Promosi Komunikasi : Defisit
Visual
·
71
72
DAFTAR PUSTAKA
Batticaca Fransisca B, 2008, Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Persarafan, Jakarta : Salemba Medika
Bates, B. (1997). Buku Saku Pemeriksaan Klinik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Chusid, Neuroanatomi Korelatif dan Neurology Fungsional, bagian dua. Gajah Mada
University Press, 2015.
Doenges, M. E. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.
Edisi 3 . Jakarta : EGC.
De Jong, W. (2004). Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.
Hudak & Gallo. (1996). Keperawatan Kritis, Pendekatan Holistik, Volume II. Jakarta : EGC.
Muttaqin, Arif.2008.Buku Ajar asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan sistem persarafan. Jakarta : Salemba Medika
Harsono, Kapita Selekta Neurologi, edisi kedua. Gajah Mada University Press, 2003
Iskandar J, Cedera Kepala, PT Dhiana Populer. Kelompok Gramedia, Jakarta, 2001
Lecture Notes, 2005, Neurologi, Lionel Ginsberg : Erlangga
Mohlan, A. (1996). Major Diagnosis Fisik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Masjoer, A. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Penerbit Media Aesculapius
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Pierce A. Grace & Neil R. Borley, 2006, Ilmu Bedah, Jakarta : Erlangga
73
Price and Wilson. (2005). Patofisiologi. Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit. Edisi 6. Volume 2. Jakarta : EGC.
Suzanne CS & Brenda GB. (1999). Buku Ajar Medikal Bedah. Edisi 8. Volume 3. Jakarta : EGC.·
Swartz, M. (1997). Intisari Buku Ajar Diagnostik Fisik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Sidharta P, Mardjono M, Neurologi Klinis Dasar, Dian Rakyat, Jakarta,2010.
74