Abstrak
Penyakit diare juga merupakan salah satu penyakit utama pada bayi dan anak di Indonesia. Berdasarkan Data
kementerian Kesehatan RI, bahwa pada tahun 2010 diare termasuk ke dalam 10 penyakit terbanyak yang dirawat
inap di rumah sakit. Berdasarkan Profil Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2015, angka kejadian diare tertinggi
pada semua usia dari tiga kecamatan ialah Kecamatan Indralaya, dengan angka kejadian diare 843 kasus. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis factor risiko kejadian diare pada balita di Kecamatan Indralaya. Penelitian ini
menggunakan desain cross sectional, dengan responden ialah ibu yang memiliki balita. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa factor yang memiliki hubungan dengan kejadian diare pada balita ialah sumber air minum dan
kualitas saluran pembungan air limbah (SPAL). Sumber air merupakan faktor yang paling dominan berhubungan
dengan kejadian diare pada anak balita di Kecamatan Indralaya. Sehingga perlunya peningkatan kegiatan
penyuluhan kesehatan oleh tenaga kesehatan mengenai diare, hygiene personal ibu dan sanitasi lingkungan.
keyword : diare, sumber air, balita.
Abstract
Diarrheal disease is a worldwide problem. Diarrheal disease is also one of the major diseases in infants and children
in Indonesia. Based on Ministry of Health data, that in 2010 of diarrhea among the 10 most prevalent diseases who
are hospitalized in the hospital. Based on the Health Profile of Ogan Ilir 2015, that the highest incidence of diarrhea
in all ages of the three districts are District of Indralaya, with the incidence of diarrhea, 843 cases. This study aimed
to analyze the determinants of risk factors incidence of diarrhea in children under five in Sub Indralaya. This study
used cross sectional design, with respondents are mothers who have children. The research instrument was a
questionnaire and observation sheets. The results showed that the factor that has a significant relationship with the
occurrence of diarrhea in infants is the source of drinking water and wastewater quality pembungan channels
(SPAL). As well as the source of water is the most dominant factor related to the incidence of diarrhea in children
under five in Sub Indralaya. Thus the need to increase promotion and health education by health care workers in
diareserta promotion of personal hygiene and environmental sanitation mother.
kejadian diare pada balita (Wandansari, 2013). bersumber dari tinja manusia dapat berupa virus,
Bahkan lebih rinci lagi Wijaya (2012) dan Irfan bakteri maupun parasit seperti Rotavirus, Shigella,
(2015) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa Salmonella, Escherichia coli, Compylobacter,
jenis jamban yang digunakan akan berhubungan Staphylococcus, Clostridium perfringens,
dengan kejadian diare pada balita Cryptosporidium, Giardiasis, Cholera dan
Selain itu berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa Amoebiasis. Beberapa penelitian mendukung teori
tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tersebut, yaitu dengan menunjukkan bahwa adanya
kualitas jamban dengan kejadian diare. Namun hubungan antara kualitas jamban dengan kejadian
didapatkan bahwa ibu yang menggunakan jamban diare, diantaranya yaitu penelitian oleh Ismail
yang tidak memenuhi syarat kesehatan lebih banyak
(2009), bahwa jamban yang memenuhi syarat akan
(53,5%) dibandingkan ibu yang menggunakan
mengurangi risiko kejadian diare pada balita. Hal ini
jamban yang memenuhi syarat kesehatan. Selain itu,
didukung pula oleh penelitian yang dilakukan oleh
masih terdapat warga yang buang air besar selain di
Muhajirin (2007), Adisasmito (2007), Musmidiarti
jamban yaitu 55,8% masih buang air besar di
(2011), Kamilla dkk (2012). Serta penelitian oleh dipengaruhi oleh berbagai factor bagi berkaitan
Aryanto (2012), bahwa pembuangan tinja tidak dengan perilaku maupun lingkungan.
higienis, berbentuk selokan, empang, sungai, dan
sarana sejenis berisiko menyebabkan diare pada Adapun variable sanitasi pengolahan sampah
balita sebesar 3,289 dibanding pembuangan tinja tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan
bentuk jamban leher angsa. kejadian diare pada balita. Hasil ini berbeda dengan
beberapa penelitian lainnya yang menunjukkan
Sarana pembuangan air limbah merupakan
adanya hubungan antara ketersediaan tempat sampah
salah satu variable yang memiliki hubungan
dan pengelolaan sampah dengan kejadian diare.
signifikan dengan kejadian diare pada balita yang
Namun jumlah balita yang menderita diare lebih
menjadi responden pada penelitian ini. Secara
banyak pada keluarga yang tidak memiliki tempat
generalisasi, risiko masyarakat umum yang memiliki
sampah yang memenuhi syarat kesehatan
SPAL dengan kondisi kurang baik untuk mengalami
dibandingkan balita dari keluarga yang memiliki
kejadian diare berkisar antara 1,052-3,645.
tempat sampah yang saniter. Berdasarkan hasil
Hasil ini sejalan dengan berbagai penelitian
wawancara dan observasi dalam penelitian Hamzah
lainnya yang menunjukkan adanya hubungan antara
dkk (2012), menunjukkan bahwa perilaku
kualitas saluran pembuangan air limbah dengan
membuang sampah sembarangan masih menjadi
kejadian diare., salah satunya ialah penelitan oleh
budaya, yaitu didapatkan bahwa terdapat 12,5%
Adisasmito (2007) yang menunjukkan hasil yang
responden yang memiliki perilaku membuang
sangat signifikan kondisi saluran pembuangan air
sampah di kebun setelah sampah terkumpul,
limbah terhadap kejadian diare. Dimana penelitian
sebanyak 19,1% responden yang memiliki kebiasaan
yang dilakukan oleh Adisasmito ini merupakan
membiarkan sampah berserakan di sekitar rumah,
penelitian dengan menggunakan metode systematic
dan hanya 43,4% responden yang membakar sampah
review, sehingga merangkum berbagai penelitian
setelah sampah terkumpul, sedangkan dari 34
lainnya terkait dengan factor risiko kejadian diare.
responden yang tidak memiliki tempat sampah
Hasil ini didukung dengan penelitian yang oleh
sebanyak 20,6% yang membuang sampah di sekitar
Hamzah dkk (2012), yang membuktikan bahwa
rumah dan sebanyak 4,4% responden yang
adanya hubungan antara pengelolaan air limbah di
membuang sampah disungai, yang kemudian
rumah tangga dengan kejadian diare, yaitu dengan
memperoleh adanya hubungan antara pengelolaan
diperolehnya nilai p value = 0,000. Sejalan pula
sampah dengan kejadian diareenelitian ini.
dengan beberapa penelitian lainnya Nuraeni (2009)
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Junias
dan Mafazah (2012), yang menemukan bahwa ada
(2008) yang menemukan bahwa ada hubungan
hubungan antara pengelolaan air limbah dengan
antara kondisi penggunaan tempat sampah
kejadian diare pada balita. Namun diare sendiri
sementara dengan kejadian diare pada balita di
merupakan penyakit multi factor, yang dapat
sendiri dapat terkontaminasi dari berbagai hal yang
Kelurahan Oesapa, dan penelitian Nugraheni (2012)
ada di sekitarnya, contohnya sumber air dapat
yang menemukan bahwa ada hubungan ada
terkontaminasi dari sarana jamban yang tidak
hubungan antara sarana pembuangan sampah dengan
memenuhi syarat kesehatan yaitu memiliki jarak
kejadian diare pada balita di Kecamatan Semarang
kurang dari 10 meter dari sumber air, ataupun sarana
Utara Kota Semarang
jamban tidak kedap air sehingga dapat mencemari
Setelah melakukan analisis statistic secara sumber air yang ada di sekitarnya. Penelitian yang
bivariate terhadap variabel-variabel personal hygiene dilakukan oleh Amaliah (2010) juga menunjukkan
ibu, sumber air minum, sarana sanitasi jamban, bahwa sumber air bersih menjadi factor yang
saluran pembuangan air limbah dan sarana berhubungan dengan kejadian diare pada balita.
pengelolaan sampah terhadap kejadian diare maka Selain itu saluran pembuangan air limbah dan sarana
selanjutnya analisis statistic akan dilanjutkan pada pembuangan sampah juga dapat mencemari sumber
tahap analisis multivariat. Tujuan dilakukannya air jika kondisinya tidak memenuhi syarat yaitu
analisis multivariate adalah untuk memprediksi tidak kedap air dan terbuka. Adapun personal
faktor yang dominan mempengaruhi kejadian diare hygiene ibu sebagai pengasuh balita juga memiliki
pada balita di masyarakat umum dan khususnya di keterkaitan dengan sumber air yang digunakan untuk
Kecamatan Indralaya. Maka diperoleh bahwa balita. Ketika kondisi sumber air telah tercemar yang
sumber air yang digunakan merupakan variabel yang didukung dengan personal hygiene ibu yang juga
dominan mempengaruhi kejadian diare karena kurang maka meningkatkan risiko bagi balita untuk
memiliki nilai risiko (odds ratio) paling besar. terpapar bakteri yang terkandung di dalam sumber
Masyarakat yang menggunakan sumber air yang air yang digunakan. Sekain itu secara bersama
tidak aman berisiko untuk mengalami kejadian diare sanitasi dan personal hygiene dapat berhubungan
sebesar 2,8 kali setelah diadjusted oleh variabel dengan kejadian diare pada balita, seperti penelitian
personal hygiene ibu. Sedikit berbeda dengan yang dilakukan oleh Budiman dkk (2009) yang
penelitian yang dilakukan oleh Taosu dan Azizah menunjukkan bahwa adanya hubungan yang
(2013) yang menghasilkan bahwa factor yang paling signifikan antara penerapan sanitasi total berbasis
dominan terhadap kejadian diare pada balita ialah masyarakat (STBM) dengan kejadian diare pada
Air minum merupakan salah satu yang secara yang memiliki anak balita ialah, Ibu balita di
langsung dapat masuk ke dalam tubuh dan Kecamatan Indralaya terbanyak ialah berpendidikan
memerikan efek bagi tubuh. Ketika sumber air tamat SLTA yaitu sebesar 31,5 %. Mayoritas ibu
tersebut telah terkontaminasi maka dapat secara merupakan ibu rumah tangga dan tidak memiliki
cepat member feel buruk bagi tubuh. Sumber air itu pekerjaan sampingan, yaitu sebesar 77%. Hampir
separuh dari ibu yang memiliki balita di Kecamatan
Indralaya memilih untuk berobat ke bidan/perawat Amaliah, Siti. 2010. Hubungan Sanitasi
ketika anak mereka sakit, terlihat sebesar 43,5%. Lingkungan Dan Faktor Budaya Dengan
Kejadian Diare Pada Anak Balita Di Desa
Serta sebagian besar ibu (48,5%) yang memiliki Toriyo Kecamatan Bendosari Kabupaten
balita menggunakan air yang bersumber dari sumur Sukoharjo. Prosiding Seminar Nasional
UNIMUS Tahun 2010.
gali untuk keperluan minum sehari-hari. Variabel
Anindita, Putri. 2012. Hubungan Tingkat
sumber air minum dan sarana saluran pembuangan Pendidikan Ibu, Pendapatan Keluarga,
air limbah (SPAL) memiliki hubungan yang Kecukupan Protein & Zinc Dengan
Stunting (Pendek) Pada Balita Usia 6 – 35
signifikan dengan kejadian diare pada anak balita di
Bulan Di Kecamatan Tembalang Kota
Kecamatan Indralaya. Sedangkan personal hygiene Semarang. JURNAL KESEHATAN
ibu, sarana jamban, dan sarana penampungan MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2,
Tahun 2012: 617 - 626
sampah tidak memiliki hubungan yang signifikan Anwar, Athena dan Anwar Musadad. 2009.
dengan kejadian diare pada anak balita di Pengaruh Akses Penyediaan Air Bersih
Terhadap Kejadian Diare Pada Balita.
Kecamatan Indralaya.
Jurnal Ekologi Kesehatan. Vol. 8 No.2.
Sehingga perlunya peningkatan kegiatan Juni 2009: 953-963.
promosi dan penyuluhan kesehatan oleh tenaga Aryanto, Samsu. 2012. Studi Sosiodemografi
Dan Hygiene Sanitasi Lingkungan Pada
kesehatan maupun stakeholder, khususnya mengenai
Balita Penderita Diare Di Kota Makassar.
diare. Baik berupa promosi mengenai hygiene Tesis. S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
personal ibu serta sanitasi lingkungan. Untuk Universitas Gadjah Mada.
Astuti, Wiwin Puji, Heriyatun, Hendri Tamara
meningkatakan pengetahuan serta kesadaran warga Yudha. 2011. Hubungan Pengetahuan Ibu
khususnya kaum ibu tentang pentingnya penerapan Tentang Sanitasi Makanan Dengan
Kejadian Diare Pada Balita di Lingkup
hygiene personal yang baik dan pemeliharaan
Kerja Puskesmas Klirong I. Jurnal Ilmu
sanitasi lingkungan sekitar rumah, sebagai upaya Kesehatan Keperawatan. Vol 7, No. 2,
meningkatkan derajat kesehatan keluarga pada 2011:
Brotowasisto, 1997. Diare, Penanggulangan dan
khususnya dan masyarakat diare pada anak balita di
Hasil-hasilnya. Dalam: Simatupang M.,
Kecamatan Indralaya pada umumnya.. 2004. Analisis Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kejadian Diare
pada Balita Di Kota Sibolga Tahun 2003.
Daftar Pustaka
Program Pascasarjana, Medan: Universitas
Sumatera Utara.@
Budiman, Juju Juhaeriah, Asep D. Abdillah,
Adisamito, Wiku. 2007. Faktor Risiko Diare Besti Yuliana. 2009. Hubungan Sanitasi
Pada Bayi Dan Balita Di Indonesia: Total Berbasis Masyarakat Dengan
Systematic Review Penelitian Akademik Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan
Bidang Kesehatan Masyarakat. Makara, Cibabat Kecamatan Cimahi Utara.
kesehatan, vol. 11, no. 1, juni 2007: 1-10. Prosiding Seminar Nasional Penelitian
Ahmad, M. Iqbal, Suriah, Indra Fajarwati. 2013. dan PKM Sains, Teknologi dan
Perilaku Personal Hygiene di Kelurahan Kesehatan. Vol. 2 No. 1. 2011: 189-194
Karema Kecamatan Mamuju Sulawesi Depkes RI. 2011. Profil Kesehatan RI Tahun
Barat. Fakultas kesehatan masyarakat 2010. Jakarta : Depkes RI
universitas hasanudin Makasar. Eralitas. 2011. Hubungan Sanitasi Lingkungan,
Pengetahuan Dan Perilaku Ibu Terhadap
Diare Akut Pada Balita Di Kecamatan Berhubungan Dengan Kejadian Diare
Pahandut Kota Palangka Raya. Tesis. S2 Pada Balita Di Ruang Anak. Jurnal stikes
Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Volume 6 No. 1 Juli 2013. @
Gadjah Mada. Mubasyiroh Rofingatul. 2007. Faktor yang
Hamzah B, Arsunan Arsin, Jumriani Ansar. Berhubungan Dengan Kejadian Diare
2012. Hubungan Perilaku Hidup Bersih Pada Balita di Beberapa Regional
Dan Sehat Dengan Kejadian Diare Pada Indonesia Tahun 2007. Buletin Peneliti
Balita Di Kecamatan Belawa Kabupaten Kesehatan, Suplemen, 2010:24-31.
Wajo Tahun 2012. Fakultas Kesehatan Muhajirin. 2007. Hubungan Antara Praktek
Masyarakat Universitas Hasanudin Personal Hygiene Ibu Balita Dan Sarana
Makasar. @ Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian
Hardi, Rahman Amin dkk. 2012. Faktor-Faktor Diare Pada Anak Balita Di Kecamatan
Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Maos Kabupaten Cilacap. Tesis. Program
Pada Batita Di Wilayah Kerja Puskesmas Pasca Sarjana Universitas Diponegoro
Baranglompo Kecamatan Ujung Tanah Semarang.
Tahun 2012@ Murti, Bhisma. 2010. Desain dan Ukuran
Hidayat, Aziz Alimul. 2010. Metode Penelitian Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan
Kesehatan Paradigma Kuantitatif. Kualitatif di Bidang Kesehatan.
Surabaya: Health Books Publishing. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Irfan. 2015. Risk Factors And Predictive Model Press.
Of Diarrhea In Kupang. Jurnal Kesehatan Nuraeni, Asti. 2009. Faktor – Faktor Yang
Masyarakat Unnes. Vol. 12 No. 1. 2016:1- Berhubungan Dengan Kejadian Diare
10. Pada Balita Di Rumah Sakit Telogorejo.
Ismail. 2009. Faktor-faktor risiko yang Jurnal Keperawatan dan Kebidanan, Vol
berhubungan dengan kejadian penyakit I, No 1 Desember 2009: 40-45. @
diare akut pada anak usia 0-5 tahun di Rosyidi, Ali. 2012. Faktor-faktor Risiko
Kabupaten Bengkulu Utara. Tesis. S2 Ilmu Kejadian Diare Akut pada Balita di
Kesehatan Masyarakat Universitas Gadjah Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu.
Mada. Tesis. Universitas Gadjah Mada
Kamilla. Laila, Suhartono, dan Nur Endah W. Yogyakarta.
2012. Hubungan Praktek Personal Samad, Husen. 2009. Faktor-faktor yang
Hygiene Ibu dan Kondisi Sanitasi berhubungan dengan terjadinya diare akut
Lingkungan Rumah dengan Kejadian pada balita di Kota Ternate. Tesis. S2 Ilmu
Diare pada Balita di Puskesmas Kampung Kesehatan Masyarakat Universitas Gadjah
Dalam Kecamatan Pontianak Timur. Mada.
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia. Simatupang M. 2004. Analisis Faktor-Faktor
Vol. 11 No. 2. Oktober 2012: 138-143. yang Berhubungan dengan Kejadian
Lindayani, Sintari dan Azizah. Hubungan Diare Pada Balita di Kota Sibolga Tahun
Sarana Sanitasi Dasar Rumah Dengan 2003. Program Pasca Sarjana Medan:
Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Universitas Sumatera Utara. @
Ngunut Kabupaten Tulungagung. Jurnal Suharyono. 1986. Diare Akut. Dalam :
Kesehatan Lingkungan Vol. 7, No. 1 Juli Simaturang M. 2004 Analisis Faktor-
2013: 32–37 Faktor yang Berhubungan dengan
Mafazah, Lailatul. 2012. Ketersediaan Sarana Kejadian Diare Pada Balita di Kota
Sanitasi Dasar, Personal Hygiene Ibu Dan Sibolga Tahun 2003. Program Pasca
Kejadian Diare. Jurnal Kesehatan Sarjana Medan: Universitas Sumatera
Masyarakat Unnes. Vol. 8 No. 2. Utara. @
2013:176-182. Sutoto, 1992. Pemberantasan Penyakit Diare
Maharani, Devita dan Maria Anita. 2013. Dalam Repelita V, Depkes. Dalam:
Personal Hygiene Ibu Yang Kurang Simatupang M., 2004. Analisis Faktor-
Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kejadian Diare Pada Balita Di Kota
Sibolga Tahun 2003. Program
Pascasarjana, Medan: Universitas
Sumatera Utara. @
Taosu, Stefen dan Azizah. 2013. Hubungan
Sanitasi Dasar Rumah Dan Perilaku Ibu
Rumah Tangga Dengan Kejadian Diare
Pada Balita Di Desa Bena Nusa Tenggara
Timur. Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol.
7, No. 1 Juli 2013: 1–6.
Wandansari, Arry Pamusthi. 2013. Kualitas
Sumber Air Minum Dan Pemanfaatan
Jamban Keluarga Dengan Kejadian Diare.
Jurnal Kesehatan Masyarakat Unnes.
Vol. 9 No. 1 . 2013; 24-29.
Wijaya, Yulianto. 2012. Faktor Risiko Kejadian
Diare Balita di Sekitar TPS Banaran
Kampus Unnes. Unnes Journal of Public
Health. Vol 1 No. 1. 2012; 1-8.
Yusmidiarti. 2011. Sarana Kesehatan
Lingkungan Dan Perilaku Ibu Dengan
Kejadian Diare Pada Balita Di Wilayah
Puskesmas Pasar Ikan Kecamatan Teluk
Segara Kota Bengkulu Tahun 2010. Tesis.
S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas Gadjah Mada.