Anda di halaman 1dari 44

LINGKUNGAN HIDUP

Sector industri banyak menggunakan bahan bakar dan bahan kimia, karena itu limbahnya

banyak mengandung racun, debu dan juga menghasilkan gas buang yang banyak.

Setiap proses pembakaran selalu menghasilkan debu,dan gas buang berupa CO, CO2, H2, H2O,

Pospor, belerang, SOx, NOx, CxHy, amoniak dan lainya. CO, SOx, NOx merupakan gas racun,

H2 merupakan bahan bakar .Semua persenyawaan kimia diatas terjadi akibat proses pembakaran

yang kurang sempurna. Untuk menghilangkannya digunakan angin tiup atau ditambahkan oxygen.

Hasilnya panas bertambah, akibatnya bahan bakar dapat berkurang. Dapat juga angin tiup untuk

pembakaran diganti dengan 100% oxygen, hal ini dapat mengurangi konsumsi bahan bakar sampai

20%. Reaksinya sebagai berikut:

CO + O2 = CO2 + Q calori

H2 + O2 = H2O + Q calori

SOx + O2 = SO2 + Q calori

NOx + O2 = NO2 + Q calori

100% Oxygen berfungsi juga untuk mengurangi amoniak ( NH3 ), belerang ( S ), sehingga gas buang

hasil proses pembakaran semakin bersih, dan jumlah gas buang yang dihasilkan tinggal 65%.

Proses ini telah menjadi standart dinegara maju untuk mengurang kadar CO yang beracun. Di Indonesia

yang menggunakan hanya perusahaan Asing saja, pada hal sangat menguntungkan sekali.
Limbah domestik adalah limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga

: padat berupa limbah organik,kayu,kertas, plastik,kain,kulit,tanah dll

: cair berupa hasil cucian,mandi,pabrik tempe,pabrik tahu dll

: gas berupa freon(cfc),gas hasil pembakaran,debu,dioksine dll

Limbah domestic rata-rata bersifat aerobic.

Bekerjanya AC akan menyebabkan pemanasan global yang diakibatkan oleh freon yang

bocor dan akan menyebabkan berkuranganya lapisan ozon.Dengan bekerjanya AC dari

kompressor akan menyebabkan daerah disekitarnya menjadi panas.Karena itu udara yang

dihasilkan dari kompressor ini harus didinginkan. ( cooling tower ).

Freon seri dibawah 100 adalah freon yang merusak lapisan ozon, sedangkan freon seri diatas

100 merupakan freon yang berumur pendek,sebelum sampai kelapisan ozon, freon tersebut

sudah terurai.

Hasil pembakaran plastik menghasilkan dioksine (COCl ) yang menyebabkan kanker kalau

di-isap dalam jangka lama.Untuk mengurangi dioksine dilakukan upaya dengan jalan

memasang penyerap Carbon (wet scrabber ), bahan penyerap Clor ( bijih TiO2 ), menambah

oxygen, dan temperatur pemanasan dilakukan pada temperatur diatas 10000C

Tandanya kalau dioksine rendah, gas buang dari cerobong asap tidak hitam, tidak berbau,tidak

menyebabkan mata pedas dan tidak menyebabkan batuk-batuk.


Batas standart bahan beracun didalam air Batas bahan kimia yang diperbolehkan didalam
air minum :

Substance or Maximum
property acceptable

Total solid (larutan padat) 500 mg/l Toxic substance Max.allowable


Colour ( warna ) 5 units Consentrations [mg/l]
Turbidity ( kekeruhan ) 5 units
Lead ( as Pb ) 0,05
Taste ( rasa ) Unobjetionable
Selenium ( as Se ) 0,01
Odour ( bau ) Unobjetionable
Arsenic ( as As ) 0,05
Iron (Fe) 0,3 mg/l
Chromium
Manganese (Mn) 0,1 mg/l
( as Cr hexavalent ) 0,05
Sulfate (SO4) 200 mg/l
Cyanida ( as CN ) 0,2
Chlorida (Cl) 200 mg/l
Cadmium 0,01
pH range ( keasaman ) 7,0 – 8,5 Barium 1
Magnesium +
Sodium Sulphate 500 mg/l
Phenolic subatantces
(as Phenol) 0,001 mg/l
Carbon chloroform
Extract ( CCE; organic
pollutant ) 0,2 mg/l
Alkyl benzyl sulphonates
(ABS ; surfactants ) 0,5 mg/l
PROSES PENGOLAN LIMBAH CAIR

chlorine PT.ARTEK MANDIRI

lime Auxilay systems

Sodium silico flourine Polyelectrolite no 1


Carbon
diokside Aluminium
Polyelectrolite no 2
sulfhate

Water chanel FLASH


MIXING

CONTACT CONTACT
& &
FILTERS
MIXING MIXING DAM SUNGAI
MIXING NO.2 CLARIFIERS NO.1
CLEAR WATER &
FILTERS TROUGH
STORAGE RECARBN COAGULATION
CLARIFIERS
CHANEL
DISTRIBUSI PUMP
Wash water STATION

Reclmation wash water


Wash water Wash water

Reservoir Reklamation basins


Sludge

Drying beds
PERALATAN BAK PENAMPUNGAN
PERTAMA

Motor pengaduk Pompa

Bak penampungan

Pengadukan
Water fountain Water fountain Pompa

Pompa celup

Dasar bak penampungan Dasar bak penampungan


Pompa

PENGADUK
AERASI
Pompa

POMPA SIRKULASI

FLASH MIXING

MASUK
KELUAR
DIAGRAM ALIR PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
TEKNIK PENGOLAHAN AKHIR WWT :

1.FILTERING : SAND FILTER,STONE FILTER, BIO-STONE FITER

2. MEMBRANE TEKNOLOGI

3.NANO TEKNOLOGI /PENGGUNAKAN BAKTERI

4.OZONISER.
PERALATAN WWT
PAKET PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

PENGGUNAAN OKSIGEN UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS


PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

A.RINGKASAN

Besarnya persenyawaan carbon dan nitrogen didalam limbah cair akan


menentukan besarnya oksigen. Kadang kadang akibat kedua persenyawaan
tersebut, biaya pemakaian oksigen melebihi dari biaya sistim aerasi.
Demikian juga halnya pada saat terjadi perubahan antara musim panas dan
musim dingin, hari libur, dan hari kerja, dan antara siang dan malam.
Dalam hal demikian, maka diperlukan kapasitas pemberian oksigen yang lebih
besar untuk menhindari pada saat puncak.
Pemasangan mesin aerator yang lebih besar akan lebih mahal dan kurang
praktis. Memberikan oksigen yang lebih banyak ke dalam larutan air limbah
juga tidak efektif, kecuali volume tempat pengolahan air limbah diperbesar.
Pembuatan instalasi proses pelarutan oksigen, adalah jalan keluar yang tepat
karena biayanya jauh lebih rendah. Dengan demikian risiko investasi yang
tinggi untuk menambah peralatan dapat dihindarkan. Analisa biaya dapat
dibuatkan untuk memberikan gambaran dan manfaat oksigen untuk
meningkatkan kemampuan peralatan pengolah air limbah.

B.PERSYARATAN UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS


PENGOLAHAN.

B.1.Instalasi sistim oksigen pada saat beban berlebih.

Akibat meningkatnya air buangan rumah tangga dan air limbah


Industri, maka peralatan pengolahan limbah cair akan menerima beban
yang lebih berat. Banyak factor yang perlu dipertimbangkan jika instalasi
yang ada harus tetap beroperasi dengan hasil baik.
Masalah yang perlu dipertimbangkan adalah:

a. Jumlah oksigen yang diberikan.


b. Penanganan endapan air limbah.
c. Pengaturan system aliran.

Pengaturan aliran pada saat pemberian oksigen sistim suntik dapat


menanggulangi masalah utama dalam segala segi.

Ad. : a. Jumlah pemberian oksigen.

Pemberian oksigen sistim suntik memiliki kapasitas pemindahan yang


lebih cepat dan tiada bandingannya. Seringkali sistim suntik merupakan
pilihan satu-satunya guna mengimbangi kecepatan pertukaran udara yang
lebih besar dari 25 mg per gallon per jam, keadaan mana seringkali terjadi
pada tahap permulaan mesin pengolah limbah dijalankan.

Ad. : b. Penanganan endapan air buangan.

Beban berlebih biasanya berarti endapan air limbah yang melebihi


kapasitas yang telah direncanakan. Pemberian oksigen dengan sistim
suntik akan memungkinkan berlangsungnya proses alami dengan
konsentrasi biomas lebih tinggi, guna mengatasi meningkatnya jumlah air
limbah. ( Solid Retention Time / SRT).

Ad. : c. Pengaturan aliran.

Pengendalian jumlah oksigen terlarut (DO), dapat mempertahankan atau


mengurangi endapan biomas dan akan membantu jalannya proses
peningkatan kapasitas pengolahan air limbah yang lebih tinggi.

B.2. Memperbaiki proses nitrifikasi

Hal ini dapat dilakukan dengan jalan memperpanjang SRT di dalam kolam
penampungan. Kalau hal ini terjadi, berarti kolam penampungan akan
penuh dengan endapan, hal ini merupakan hal yang tidak dikehendaki.
Untuk menghindarinya maka dilakukan penambahan oksigen dengan
sistim suntik, disesuaikannya dengan kebutuhannya yang tepat.

B.3. Danau oksidator

Danau oksidator mengandung oksigen terlarut (DO) yang bervariasi. Bagi


danau oksidator, pemberian udara biasa sangat bergantung pada
kedalamannya dan banyak danau yang kekurangan oksigen. Pemberian
oksigen dengan siatim suntik tidak tergantung pada kedalaman danau.
Untuk memperbaiki danau oksidator diperlukan pengendalian jumlah
oksigen terlarut yang memadai pada lapisan permukaan tanpa pengadukan.
Pemberian oksigen dengan system suntik adalah satu-satunya cara
mencapai kondisi aerobik permukaan yang maksimum tanpa menggunakan
energi yang besar. Penggunaan energi terbatas yang menjamin pengolahan
proses anaerobic yang optimum pada dasar danau tanpa menimbulkan bau
yang tidak dikehendaki merupakan tujuan pokok.

B.4. Peralatan aerasi yang tidak sempurna


Perkiraan yang terlalu optimis mengenai larutnya oksigen yang diperoleh,
dari peralatan aerasi, udara atau fotosintesis tidak selalu tercapai dalam
pelaksanaannya. Kekurangannya adalah karena harus ada pemindahan
jumlah air yang banyak dan pada umumnya kesulitan lokasi. Diperlukan
banyak oksigen pada tahap permulaan setiap proses oksidasi biokimia. Ini
berarti bahwa walaupun sudah diberikan sejumlah oksigen yang memadai,
akan tetapi masih terjadi kekurangan pada suatu titik kritis pada proses
pengolahan.

B.5. Mengganti peralatan aerasi dengan sistim suntik oksigen

Apabila alat aerasi perlu diganti , maka kini saatnya mencari


kemungkinan-kemungkinan lain. Pelarut sistim suntik oksigen
memberikan kapasitas besar, kalau dilengkapkan pada system pengolahan
limbah cair. Sistem suntik oksigen mengendalikan jumlah oksigen terlarut
(DO) yang diperlukan secara tepat sesuai dengan kondisi lapangan. Hal ini
sangat penting bagi para industrialis yang instalasi pengolahan air
limbahnya kadang-kadang sedikit, atau tidak terbeban, pada saat hari
minggu atau hari libur.

B.6. Bak pengendapan dan filter biologi.

Aliran ke bak-bak pengendapan dan saringan biologis dapat diberikan


oksigen murni secara efisien sampai 15-20 mg/l. Dengan cara demikian
setiap hydrogen sulphide yang tersisa dapat dihilangkan untuk
mempersiapkan parameter pengendapan oksidasi yang lebih baik.
Pemberian oksigen pada aliran ke bak pengendapan terakhir menjadi
penting untuk mencegah pencemaran air buangan oleh kotoran/Lumpur
yang bertambah. Situasi ini berlaku pada iklim panas, dimana banyak
instalasi pengolahan (dan lebih banyak lagi dimasa yang akan datang)
menghasilkan air buangan yang keruh.

B.7. Penguraian Lumpur aerobic.

Pemberian oksigen murni dapat memperoleh pelarutan yang efisien. Hal


ini berkaitan dengan penguraian mesophilic dan thermophilic.
OXYGEN

LIMBAH CAIR

SPARGER
PROSES OXYGENASI

PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR UNTUK PEMELIHARAAN


LINGKUNGAN DENGAN MENGGUNAKAN OXYGEN

Diluar negeri telah dikembangkan metode pengolahan limbah industri dengan menggunakan
oksigen. Metode ini sudah dibuktikan kegunaanya dalam penerapan yang sebenarnya dan
mendapat dukungan dari para ahli air limbah setempat.

Proses ini mengendalikan bau yang tidak sedap, pengendalian proses pembusukan dan secara
efektive meningkatkan kemampuan fasilitas pengolahan air limbah yang sudah ada.Masalah2
ini sudah dikenal oleh siapa saja yang berkecimpung dalam usaha pengolahan air limbah,
terutama pada saat beban limbah industri meningkat.Semua masalah ini akan terselesaikan
dengan menggunakan OKSIGEN, melalui proses oksigenasi.

Penggunakan oksigen untuk membantu proses akan berpengaruh terhadap biaya operasi.
Hanya diperlukan sedikit dana yang kurang berarti dibandingkan dengan biaya keseluruhan
proyek dan tentunya metode ini dapat diterima secara ekologis.

Pemakaian oksigen akan meningkatkan proses alami, sehingga proses ini dimungkikan
berlangsung tanpa terjadinya kekurangan oksigen.

Oksigen akan larut secara lebih efisen dan lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan
udara.

Hanya diperlukan peralatan tambahan yang sudah disesuaikan dengan situasi instalasi yang
sudah ada. Proses ini merupakan dasar metode kimiawi.

Penyediaan oksigen dan peralatannya sederhana dan mudah diperoleh.


OKSIGEN UNTUK PENANGGULANGAN BAU, PROSES KARAT,
PROSES PEMBUSUKAN, DAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

A. RINGKASAN

Bau Hidrogen sulphide didalam limbah cair terjadi karena hasil kerja bakteri
pada saat oksigen terlarut ( D.O.) habis terpakai.

Hal ini terjadi didalam saluran air limbah, instalasi pengolahan limbah cair, dan
payau/dasar sungai/dasar danau.

Mesin proses pelarutan oksigen dirancang untuk menanggulangi kekurangan


oksigen dengan jalan melarutkan oksigen murni sejumlah tertentu pada saat
diperlukan.

B. PENJEBAB BAU BUSUK.

Limbah cair dan endapannya mengeluarkan bau busuk/tidak sedap. Bau ini
ditimbulkan oleh ber-macam2 bahan campuran, tetapi penyebab utama adalah
hydrogen sulphide (H2S).

Bakteri didalam limbah cair tumbuh dan berkembang biak terus menerus.
Untuk memungkinkan terlaksananya tugas2 mendasar ini, bakteri bakteri
tersebut memerlukan oksigen yang biasanya diperoleh dari udara disekitarnya.
Akan tetapi persediaan udara yang terdapat didalam saluran limbah cair, bak2
pengendapan dandanau/rawa cepat habis. Pada tahap ini terjadi proses
kekurangan oksigen dan ahirnya terjadi pembusukan, pada saat itu bakteri jenis
“Desulphovibris desulphuricans” mengambil oksigen dengan mengubah
sulphate yang terdapat didalam limbah cair menjadi sulphide H2S.

Reaksi :
SO4 + 2C + 2H2O  2HCO3 + H2S

C. SUMBER BAU
C.1.Sistim saluran buangan air
.(Saluran biasa dan saluran dengan pompa)

Merancang bentuk saluran buangan air yang cocok sangat penting, guna
meniadakan gangguan bau.
Peristiwa yang menimbulkan bau adalah:
1. Tidak lancarnya aliran limbah cair (terlalu lama disaluran air)
2. Penyaluran oksigen yang tidak cukup pada permukaan air limbah.
3. Kurang ventilasi
4. Penumpukan Lumpur serta kotoran didalam saluran

C.2.Masuknya limbah cair pada instalasi pengolahan limbah.

Limbah cair yang baru, mungkin telah mambusuk dan atau mengandung air
buangan yang berbau.Instalasi pengolahan air limbah mungkin juga
menerima cairan2 yang berasal dari kolam penampungan air buangan dan
kolam penampung kotoran sanitasi. Air limbah busuk ini dapat
menyebabkan bau keseluruh instalasi, sehingga memerlukan suatu sistim
penanggulangan bau yang tertentu.

C.3.Kolam kesetimbangan dan kolam pengendapan

Kurang derasnya arus mangakibatkan aliran limbah cair tidak lancar. Hal ini
akan mendorong terjadinya pembusukan dan disertai pembentukan hydrogen
sulphide ( H2S )

C.4.Mengaktifkan endapan limbah dengan udara.

Metode ini akan mengurangi tersebarnya bau busuk limbah cair.


Kekurangan oksigen dapat mengakibatkan terbentuknya kantong2 tanpa
oksigen disertai masalah2 ikutannya.

C.5.Pengolahan endapan limbah cair.


Danau dan rawa yang mongering merupakan penyebab bau yang utama.
Untuk mencegah menyebarnya bau, jangan membiarkan air endapan terlalu
bergolak, demikian juga pembakaran gas biokimia dapat menghilangkan bau
busuk.

C.6.Re-oksidasi Rawa/Danau/Payau.
Nilai BOD yang berlebihan akan menimbulkan bau. Pemberian oksigen
murni merupakan satu-satunya cara untuk mengembalikan kekurangan
oksigen pada lapisan permukaan tanpa menggunakan energi yang
berlebihan. Dengan demikian oksigen pada dasar danau/rawa dapat
dikendalikan.

C.7.Instalasi pengolahan limbah cair.

Pada saat pertama kali pembuatan instalasi pengolahan limbah cair,


perencananya harus dilengkapi dengan proses oksigenasi, untuk menjaga
apabila pada saat terjadi kekurangan oksigen, proses oksigenasi dapat
dijalankan, sebelum limbah industri tersebut dibuang kesaluran
umum.Apabila nilai BOD masih tinggi, seharusnya pembusukan terjadi
didalam sistim penampungan dan bukan didalam saluran umum.

C.8.Sungai, Rawa, Tambak ikan, Kolam penampungan.

Proses oksigenasi secara alami (dengan udara) kurang memadai di-sungai2,


empang dan sering kali merupakan kasus kekurangan nilai BOD yang tidak
terduga, dikarenakan oleh pengolahan limbah yang belum selesai (proses
kekurangan oksigen) yang dibuang oleh industri atau tempat pengolahan
limbah.
Pemberian oksigen murni dapat merupakan tindakan darurat yang tepat dan
dapat cepat untuk menambah oksigen yang biasanya diperoleh dari udara
dan dari proses fotosintesis.

D.MASALAH BAU HYDROGEN SULPHIDE.

Bau busuk hydrogen sulphide sangat menyengat ( telur busuk ), sangat


beracun, dapat menyebabkan karat pada bangunan2 setempat dan bersifat
merusak terhadap mutu limbah cair yang telah diolah sebelumnya.
Pembentukan hydrogen sulphide harus dicegah dengan cara bagaimanapun.

CARA PENANGGULANGAN BAU DENGAN MENGGUNAKAN OKSIGEN.

D.1.Penyebaran bau
Suatu dosis oksigen tertentu disuntikan ke limbah cair untuk mencegah
terjadinya pembusukan sehingga mengurangi timbulnya bau dan karat akibat
terjadinya hydrogen sulphide. Jika pencegahan melalui suntikan tidak cocok,
dapat digunakan oksigen untuk meng-oksidasikan hydrogen sulphide yang
terbentuk menurut persamaan reaksi kimia sbb:

H2S  H+ + HS 2O2 + 2HS  S2O3 + H2O

O2 + 2HS  2S + 2OH
D.2.Tanpa proses karat

Suntikan oksigen mencegah terbentuknya hydrogen sulphide. Jika hydrogen


sulphide dibiarkan terbentuk, maka bakteri sulphur (Thriobacillus
concretivorous) yang hidup bersama dengan autophophs lain yang dapat
mengoksidasikan hydrogen sulphide menjadi sulphuric acid (asam belerang)

Persamaan reaksi sbb:

H2S + udara  H2SO4

Asam belerang menyerang bahan bahan yang peka didalam saluran pipa atau
instalasi yang bersangkutan.
Seperti : semen pengikat beton atau pipa sement asbes, man-hole pada
saluran beton, skaklar penghubung dan jaringan listrik dan jaringan pipa
logam. Kecepatan perambatan karat pada beton sedalam 20mm pertahun
adalah hal yang biasa.

D.3.Perawatan Pengolahan limbah cair

Fasilitas saluran limbah cair dapat digunakan secara lebih efisen dengan
pemberian oksigen sedini mungkin agar limbah cair dapat bernafas secara
alami. Percobaan2 yang telah dilakukan di Australia dan banyak negara
ternyata telah menunjukan, bahwa suntikan oksigen yang terkendali tidak
hanya dapat memecahkan pembusukan. Dengan memelihara tingkat oksigen
terlarut yang positif didalam saluran, maka bio-oksidasi dari bahan limbah
yang mudah terurai dibiarkan berlangsung secara alami. Limbah cair yang
terdapat didalam saluran menunjukan sifat2 endapan positif, yaitu kebutuhan
akan BOD, minyak, turbidity, dan menghilangkan NFR setelah sedimentasi.
Dengan metode suntikan oksigen dimungkinkan meningkatkan kapasitas
proses pengolahan limbah cair yang ada, tanpa pengeluaran dana yang besar.
D.4.Proses alamiah

Oksigen membantu bakteri aerobic berkembang biak. Bahan2 oksidator


seperti chlor, kapur, akan mengendalikan sulphide dengan cara menghambat
atau membunuh bakteri pemakan oksigen. Hal ini memberikan kesempatan
memanfaatkan bacteri aerobic untuk bekerja memakan limbah/kotoran.

D.5.Daya larut

Oksigen murni mempunyai daya larut 5 – 12 kali lebih mudah dibandingkan


daya larut udara didalam air. Hanya dibutuhkan satu pusat pelarutan (
SPARGER ), dan diperlukan sedikit tenaga listrik dari yang biasa
digunakan.( Untuk pompa sirkulasi )

D.6.Menekan biaya.

Peralatan oksigen memerlukan pembiayaan yang terbatas, sedikit atau tanpa


tenaga listrik. Biaya untuk pengeluaran oksigen lebih sedikit dibandingkan
dengan pengolahan limbah secara kimiawi untuk mendapatkan tingkatan bau
yang sama.

.
E. KEUNGGULAN PENGGUNAAN OKSIGEN SISTIM SUNTIK

1. Biaya investasi yang lebih rendah

2. Pemakaian tenaga listrik yang rendah

3. Tidak bising

4. Tidak memproduksi aerosol / bau

5. Kontrol BOD, COD, PH, Turbidity, Acid

6. Pengoperasian yang fleksible

7. Pemeliharaan yang sederhana

8. Proses yang dapat diandalkan.


F. APLIKASI PROSES OXYGENASI

 RUMAH SAKIT
 HOTEL
 APARTMENT
 OFFICE BUILDING
 FOOD INDUSTRY
 PULP & PAPER INDUSTRY
 TEXTILE INDUSTRY
 PERBAIKAN PROSES PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
 KANAL, SUNGAI, DANAU
 TAMBAK
 PENGOLAHAN LINDI TPA
CONTOH PROSES ( REFERENSI PROYEK)
1. PT.DAFA MILK pindah ke ULTRA JAYA MILK Bandung

Perubahan mutu dari hari ke 1 s/d hari ke


8

2. PT.SUPEREX RAYA TANGERANG

PAKET PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

STRIPING

U-tube, oxygenasi
Smell absorber
3. Proses oxygenasi pada tambak udang, untuk mengganti aerator

LOKASI : - Rengasdengklok Krawang

- Pusat Udang Nasional Mauk Tangerang

Pimpinan Dr.Nang Haris , Dekan Fakultas Perikanan,Budidaya, IPB Bogor

3.Proses oxygenasi untuk budidaya perikanan.

LOKASI : - Lab.Budidaya Perikanan, Dermaga, IPB

Kontak Prof. Dr.Komar

4. Proses oxygenasi untuk budidaya ikan napoleon, untuk mengurangi kematian.

LOKASI : - Pusat lab.Marine Biologi, Bajanegara, Banten

Kontak Dr.Edo

5. .Oxygen untuk bahan baku ozon, pada proses hatchery udang

LOKASI : PT.Gajah Tunggal, Lampung.


Aerobic Digester

PROSES
WWT
SubP

BLW
Chem. 2nd floor
Influent flow

To Land

SubP
Application
SubP Drainage

BLW

BLW

SubP

SubP
SubP

BLW

BLW

BLW
SubP

Anoxic Anoxic Effluent


Sludge storage E/Q 1 2 Aeration Clarifier dosing

LIMBAH CAIR

Over Flow
Alum.hyp.cloor EQUALISER Over Flow

Ph control

ANOXIC 1
BLW

Air blower
BLW

ANOXIC 2 Air blower


Oxygenation back-up

BLW

Air blower AERASI0N


subp

CLARIFIER
BLW

Air blower
Over Flow
subp
subp

EFFLUENT AEROBIC
DOSING DEGESTER
Over Flow

Ph control

SLUDGE
DRAINASE STORAGE
APPLICABLE FOR :
HOTEL, OFFICE BLG.,
APPARTMENT, MALL, APPLICATION
HOSPITAL, SUPER MARKET. SEWAGE USED
RIVER, LAGOON
Stymayo
DOSING CHEMICAL

1350
Pasangan batu karang

Water level

No.1-A

200
210

170
Zeolite Grain Ø1" Zeolite Grain Ø2"
Bentonite
Cor beton
2 x Ø 4" 2 x Ø 4" 2 x Ø 4"

300 300 300 300


30 30 30 30 30

Sludge disposal Gas disolver


Pmp
Angin/air

Pmp
Suct.Pmp RECYCLE

OUT
No.1-B AERASI
RAW WATER

1350

Bentonite grain Ø1"

No.1-A
560

500

Bentonite grain Ø3"

30
300 30
300 30
300 30
300 30

PENGENDAPAN
AERATOR
Pmp

No.1-B

RECYCLE Gas disolver


RAW WATER
OUT Pmp

O3
2 bar O2 spark
alternativ
O2+N2

2 bar
8 bar
Oxygen

Oxygen
Oxygen

Oxygen

Air compressor

REVISI NO.2b Oxygen manipold

stymayo@gmail.com
Gabungan
Larutan Tawas
larutan AlHC
Tepung Ze
No.2
Minyak
Bio-activator
No.3
Aerator Mixing + Be Air babler Minyak Filtrasi Kontrol:
pH,COD,BOD,Turb
Ref.level
Pmp
Input
efluent
Settler tank Distribution tank

Ze Si C

No.1 No.4 No.5


Sludge out

Drain
Pmp

Back-wash
Pmp
Land-scaping
Resapan
PS
Sewage / River
Electrical
Electrical O control systems
power L

OIL WELL WWT PROCESS


Oxygen

Oxygen
Oxygen

xygen

Oxygen
Oxygen

Oxygen
Oxygen

Air-compressor

Oxygen manipold

stymayo@gmail.com
sty.mayo@yahoo.com

To drainage

Air kotor
Limbah dari restoran 15

Summpit air 22
kotor 9
Grease trapp To city drainage
20
18
3
19 10
20 Coagulant feeder
6
22
19
20 12
1 2 Aeration tank Chlorine feeder
Influent Over Ke Resapan
flow 19
chamber
Flowagulant 11
7 7 7 feeder
21
5 OVER-FLOW
8
Equalising tank Settling tank Settler
Chlorination tank Effluent tank 17

Floaqulent tank 24 9
Air bubler Contact tank Tansfer tank
Air bubler

Slugde pump RECYCLE PUMP


Air sparger

Landscape
Car-washing Pressure tank
Air compressor

4
Sludge disposal
Sludge holding tank

stymayo@gmail.com
P
S Oxygen pipe
ROTARY DRUMS
READY Electrical
ON OFF control systems
MCB

Electrical power R T
OL

sparger
BIO-ACTIVATOR

s u p pl y
Oxygen
U - tube

Oxygen
Oxygen

Oxygen

Oxygen

Oxygen
Oxygen
Oxygen

P o w er

SUCTION

PUMPS

Oxygen manipol

BUSTING SYSTEMS

stymayo@gmail.com
TANGKI BAHAN KIMIA
LIMBAH CAIR
BERWARNA 1 4 6
2 3 5 1. Fe2SO4
2. Kapur
3. Polimer
4. Al2SO4
5. Polimer
6. Absorber

TANGKI
SARINGAN KOAGULASI

TANGKI
TANGKI KOAGULASI SEDIMENTASI
TANGKI SEDIMENTASI
LIMBAH CAIR TAK
BERWARNA

PENDINGIN
TANGKI
mixer SEDIMENTASI

SUNGAI
BAK AERASI EMERGENCY THK
KOLAM IKAN
POLIMER

SLUGDE TANK
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TEKSTIL

INPUT LIMBAH CAIR OUT-PUT LIMBAH CAIR


pH 8 – 12 pH 7 – 7,5
BOD 500 mg/L BOD 30 mg/L
COD 580 mg/L COD 100 mg/L
TANGKI KOAGULASI

FILTER PRESS
BATAKO
BAHAN KIMIA UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR
1.KLORIN

klorin atau chlorine merupakan bahan utama yang dipergunakan dalam proses klorinasi.
Sedangakan khlorinasi sendiri merupakan proses utama dalam proses penghilangan kuman
penyakit pada air ledeng, air bersih atau air isi ulang untuk diminum . sebenarnya proses
khlorinasi tersebut sangat efektif untuk menghilangkan kuman penyakit terutama pada air
ledeng. Tetapi dibalik manfaatnya khlorin juga berbahaya untuk kesehatan kita.

Dari berbagai studi, orang-orang yang meinum air yang mengandung khlorin memeiliki
kemungkinan lebih besar untuk terkena kanker kandung kemih kanker dubur ataupun usus besar.
Sedangkan bagi wanita hamil dapat menyebabkan melahirkan bayi cacat dengan kelainan otak
atau urat saraf tulang belakang, berat bayi rendah, kelahiran prematur atau bahkan dapat
menyebabkan keguguran.

Klorinasi (chlorition) adalah proses pemberian khlorin kedalam air yang telah menjalani proses
filtrasi dan meruapakan langkah yang maju dalam proses pruifikasi air. Klorin ini banyak
digunakan dalam pengolahan limbah industri, air kolam renang dan air minum dinegara-negara
yang sedang berkembang senyawa-senyawa klor yang umum digunakan dalam proses klorinasi
antara lain, gas klorin, sennyawa, hipoklorit, klor dioksida, bromine klorida,
dihidroisosianuratedan kloramin.

Klorin memiliki beberapa manfaat antara lain :

a) Memiliki sifat bakterisidal dan germisidal

b) Dapat mengoksidasi zat besi, mangan dan hydrogen sufide

c) Dapat menghilangka bau dan rasa tidak enak pada air

d) Dapat mengontrol perkembangan alga dan organisme pembentuk lumut yang


dapat merubah bau dan rasa pada air.

e) Dapat membantu koalgulasi


Lama kerja klorin dalam air adalah merusak sel-sel organisme sehingga kuman akan mati.
Namun, klorin hanya dapat membunuh kuman hanya apabila terjadi kontak langsung pada
organisme, apabila air mengandung lumpuratau tanah didalamnya bakteri akan dapat
bersembunyi dan klorin tidak akan mampu untuk menjagkaunya.

Klorin membutuhkan waktu untuk membunuh semua organisme. Pada air yang bersuhu lebih
tinggi atau sekitar 18oC, klorin harus berada dalam air paling tidak selama 30 menit. Jika air
lebih dingin, waktu kontak harus ditingkatkan oleh karena itu pada PDAM biasanya klorin
ditambahkan ke air segerasetalh air dimasukan kedalam tangki penyimpanan atai pipa penyalur
agar zat kimia tersebut mempunyai cukup waktu untuk membunuh kuman sebelum air sampai ke
konsumen.

Terdapat beberapa prinsip dalam penggunaan klorin ;

1) Air harus jernih dan tidak keruh karena akan menghambat klorinasi

2) Kebutuhan klorin harus diperhitungkan secara cermat agar dapat dengan efektif
mengoksidasi bahan-bahan organik dan dapat membunuh kuman patogen, dan
meninggalkan sisa klorin bebas dalam air

3) Tujuan klorinasi pada air adalah untuk memepertahankan sisa klorin bebas
sebesar 0,2 mg/l didalam air. Nilai tersebut merupakan batas aman pada air untuk
membununh kuman pathogen yang mengontaminasi pada saat penyimpanan dan
pendistribusian air.

4) Dosis klorin yang tepat adalah jumlah klorin dalam air yang dapat dipakai untuk
membunuh kuman pathogen serta untuk mengoksidasi bahan organik

2. PEMANFAATAN TEMPURUNG KELAPA SEBAGAI KARBON AKTIF

Buah kelapa terdiri dari sabut kelapa, tempurung kelapa dan daging kelapa sabut kelapa
merupakan bahan berserat dengan ketebalan sekitar 5 cm, sabut kelapa ini menyelimuti bagian
terkeras yaitu tempurung kepala atau dapat disebut juga batok kelapa ketebalan tempurung
keplapa berkisar 3-5 cm. Ukuran kepala dipengaruhi oleh tempurungnya yang sangat
dipengaruhi oleh usia dan perkembangan tambahan kelapa tempurung kelapa beratnya sekitar
15-19 % berat kelapa.

Berdasar penelitian chereminisoff, komposisi kimia tempurung kelapa adalah sebagai berikut :
sellulosa 26,60%, ugnin 29,40%, pentosan 27,70%, solvent ekstra aktif 420%, uronat anhidrid
3,50%, abu 0,62%, nitrogen 0,11% dan air 8,01% sebagian besar dipedesaan memanfaatkan
batok kelapa menjadi bahan bakar, ada juga yang menfaatkan bahan baku sebagai sovenir,
beberapa tahun terakhir ini batok kelapa dimanfaatkan sebagai alat peraga edukatif (APE)
disamping pemanfaatan-pemanfaatan diatas, tempurung kelapa dijadikan juga baha baku
pembuatan karbon aktif yang berfungsi sebagai mengadsorbsi gas dan uap.

Arang aktif adalah arang yang diproses sedemikian rupa sehingga mempunyai daya serap atau
adsorbsi yang tinggi terhadap bahan yang mengandung karbon baik organik maupun an organik.
Pada umumnya arang aktif kelapa batok kelapa juga dapat digunakan sebagai bahan penyerap
dan penjernih . daya serap arang aktif sangat besar yaitu 25-100% terhadap berat arang aktif
tersebut.

Struktur arang aktif batok kelapa menyerupai struktur grafit. Grafit mempunyai susunan seperti
pelat-pelat yang sebagian besar terbentuk dari atom karbon yang berbentuk hexagonal. Jarak
antara atom karbon dalam masing-masing lapisan 1,42A pada grafit, jarak antara pelat-pelat
lebih dekat dan terikat lebih teratur dari pada struktur karbon aktif

Tempurung kelapa dikarbonkan dengan tungku minimal oksigen (TMO) arang hasil kalsinasi
dicuci dengan air suling samapi netral (PH) kemudian dikeringkan dengan oven selama 6 jam.
Kemampuan hasl aktifasi diuji kemampuannya adsorbsinya dengan menggunakan kalium iodida.
Areng aktif yang terbaiklah yang akan dimanfaatkan sebagai penjernih air.

3.Penggunaan zeolit dalam penggunaan limbah.

Zeolite merupakan mineral alumnia silikat terhidart yang tersusun atas tetrahedral alumina
(ALO45- ) dan silika (SiO44-) yang membentuk struktur bermuatan negatif dan berongga
terbuka/berpori muatan negatif pada kerangka zeolite juga terisi oleh molekul air yang
berkoodinasi dengan kation. Rumus umum zeolite adalah mx/n [(AlO2)x(SiO2)9]. Mh2o.
Dimana M adalah kation bervalensi n
Fungsi zeolite adalah kristal menakjubkan yang mampu meneyrap berbagai jenis gas,
kelembaban, petrokimia, logam berat elemen radioaktif tingkat rendah dan lain-lain. Saluran
dalam molekul zeolit menyediakan daerah permukaan yang besar dimana reaksi kimia dapat
berlangsung. Rongga dan saluran dalam kristal dapat menempati hingga 50% dari volume.
Zeolite alam dapat melakukan fungsi ini karena kapasitas tukar ion yang tinggi adsorbsi-adsorbsi
energi dengan kemampuan untuk modifikasi.

Zeolite alam penukar ion yang sangat baik untuk menghilangkan dan pemulihan kation logam
berat (Pb,Cu,Cd,Zn,Co,Cr,Mn dan Fe, Pb, Cu setinggi 97%) dari air minum dan air limbah.

Sifat-sifat zeolite

1. Kation penyeimbang

Kerangka Si/Al-o pada zeolite bersifat rigid, akan tetapi kation bukan merupakan
bagian dari kerangka ini.

2. Zeolite sebagai agen pendehidrasi

Kristal zeolit normal mengandung molekul air yang berkoordinasi dengan kation
penyeimbang zeolite didehidrasi dengan memenaskannya.

3. Zeolite sebagai penukar ion

4. Zeolite sebagai adsorben

5. Zeolite sebaagi katalis

4. TAWAS

Tawas (alum) adalah kelompok garam rangkap berhidrat berupa kristal dan bersifat isomorf.
Kristal tawas ini cukup mudah larut dalam air, dan kelarutannya berbeda-beda tergantung pada
jenis logam dan suhu.

Alum merupakan salah satu senyawa kimia yang dibuat dari molekul air dan dua jenis garam,
salah satu biasannya Al2 (SO4)3 alum kalium, juga sering dikenal dengan alum merupakan jenis
alum yang paling penting. Alum kalium merupakan senyawa yang tidak berwarna dan
mempunyai bentuk kristal oktahedrat atau kubus ketika kalium sulfat dan alumunium sulfat
keduanya dilarutkan da didinginkan. Larutan alum kalium tersebut bersifat asam. Alum kalium
sangat larut dalam air panas. Ketika kristalium dipanaskan terjadi pemisahan secara kimia dan
sebagain garam yang terdehidrasi terlarut dalam air.

Tawas telah dikenal sebagai flocculator yang berfungsi berfungsi untuk menggupalkan kotoran-
kotoran pada proses penjernihan air. Tawas sering digunakan sebagai penjernih air, dalam air
yang dihilangkan melalui penambahan sejenis bahan kimia yang disebut koagulan. Pada
umumnya bahan seperti alumonium solfat [Al2(SO4)3.18H2O] atau sering disebut alum atau
tawas, fero sulfat, poly alumunium chlorida (PAC) dan poly eketrolit organik dapat digunakan
sebagai keagulan. Untuk menentukan dosis yang optimal, koagulan yang sesuai dan PH yang
akan digunakan dalam proses penjernihan air, secara sederhana dapat dilakukan dilaboratorium
dengan menggunakan tes yang sederhana (alearts & santika) prinsip penjernihan air adalah
dengan menggunakan stabilitas partikel – partikel bahan pencemar dalam bentuk koloid.

Tawas sebagai keagulan didalam pengelohan air maupun limbah. Sebagai keagulan alum sulfat
sangat efektif untuk mengendapkan partikel yang melayang baik dalam bentuk koloid maupun
suspensi.

5.OZONISASI

Proses ozonisasi telah dikenal lebih dari seratus tahun yang lalu. Proses ozonisasi atau diproses
dengan menggunakan ozon pertama kali diperkenalkan oleh nies dari prancis sebagai proses
sterilisasi air minum pada tahun 1906. Penggunaan proses ozonisasi kemudian berkembang
sangat pesat dalam kurun waktu 20 tahun terdapat kurang lebih 300 lokasi pengolahan air minum
menggunakan ozonisasi untuk proses sterilisasinya di Amerika.

Dewasa ini, metode ozonisasi mulai banyak digunakan untuk sterilisasi bahan makanan,
pencucian peralatan kedokteran, hingga sterilisasi udara pada ruangan kerja diperkantoran.
Luasnya penggunaan ozon ini tidak terlepas dari sifat ozon yang dikenal memiliki sifat radikal
(mudah bereaksi dengan senyawa disekitarnya) serta meiliki oksidasi petential 2,07v. Selain itu
ozon telah dapat dengan mudah dibuat dengan menggunakan plasma seperti corona discharge.
Melalui proses oksidasinya pula ozon mampu membunuh berbagai macam mikroorganisme
seperti bakteri escherichia coli, salmonella enterditis, hepatitis A virus, serta berbagai
mikroorganisme patogen lainnya (crites, 1998). Melalui proses oksidasi langsung ozon akan
merusak dinding bagian luar sel mikroorganisme (cell lysis) sekaligus membunuhnya.

Seiiring dengan perkembangan teknologi, dewasa ini ozon mulai banyak diaplikasikan dalam
pengolahan limbah cair domestik dan industri, limbah cair yang berasal dari berbagai kegiatan
laboratorium, dapur laundry, toilet dan lain-lain dikumpulkan pada sebuah kolam ekulisasi lalu
dipompakan ke tangki reaktor untuk dicampurkan dengan gas ozon gan ozon yang masuk
kedalam tangki reaktor bereaksi mengoksidasi senyawa oragnik dan membunuh bakteri patogen
pada limbah cair.

Selanjutnya dilakukan proses sedimentasi pada tangki filtrasi. Pada tangki ini terjadi proses
adsorbsi, yaitu penyerapan zat-zat polutan yang terlewatkan pada proses koagulasi zat-zat
polutan akan akan dihilangkan karbon aktif. Apabila seluruh permukaan karbon aktif ini sudah
jenuh, atau tidak mampu lagi menyerap maka proses penyerapan akan berhenti, dan pada saat ini
karbon aktif harus diganti dengan karbon aktif baru atau didaur ulang dengan cara dicuci. Air
yang keluar dari filter karbon aktif untuk selanjutnya dapat dibuang ke sungai.

6.POLY ALUMUNIUM CHLORIN

PAC adalah garam khusus pada pembuatan alumunium chlorida yang mampu memberikan daya
koagulasi dan flukulasi yang lebih kuat dari pada alumunium biasa. Kegunaan PAC adalah
sebagai koagulan atau flokulan untuk menguraikan larutan yang keruh dan menggumpalkan
partikel, sehingga memungkinkan untuk memisah dari medium larutannya.

PAC mempunyai rumus kimia Al2 (OH)6.n Cln.xH2O (n=1-5) berdasarkan basisitasnya, yang
secara matematis didefinisikan dengan persamaan

Basisitas =

Basitas adalah kemampuan ion [Al2(OH) 6-n]n+ dalam kation tl- dari HCl membentuk Al2 (OH) 6-
n ClN (PAC) kestabilan PAC bergantung pada basitasnya.
Jika kita mebandingkan PAC dengan koagulan yang lainnya, maka kita dapat melihat berapa
keunggulan dari PAC seperti :

1. Pada kondisi yang umum, PAC tidak membutuhkan koreksi PH. Sebab PAC
memiliki atau dapat bekerja pada tingkat PH yang lebih luas

2. Tidak seperti koagulan lain yaitu alumunium sulfat, besi klorida dan fero sulfat. PAC
tidak menjadi berarti PAC dapat melakukan penghematan penggunaan bahan kimia.

3. Terdapat kandungan polimer khusus pada PAC, juga dapat membantu mengurangi
pemakaian bahan kimia lainnya. Tentu saja hal ini memberikan penghematan

4. Untuk air yang dikonsumsi, tentu akan dibutuhkan bahan untuk menralisir kandungan
kimia dapat diminimalisir sebab kandungan basa yang cukup akan menambah gugus
hidoksil dalam air sehingga penurunan PH tidak terlalu ekstrim.

7.KAPUR GUNUNG

Kapur gunung atau batu gamping merupakan mineral indsutri yang banyak digunakan oleh
berbagai sektor industri ataupun konstruksi dan pertanian, antara lain untuk bahan bangunan,
pengapuran pertanian dll.

Kapur gamping sudah banyak dipergunakan untuk penjernih air, kapur gamping ini selain
berfungsi untuk pengendapan juga dapat menaikan PH air menjadi standar. Untuyk diketahui,
standarPH air minum antara 6,5-8,5 jadi jika PH air awalnya 3,0 setelah diberi kapur gamping
banyak dijual di toko bangunan, toko kimia maupun dipasar.

Takaran kapur gamping untuk penjernih air sama seperti tawas, takaran kapur gamping untuk
penjernih sama seperti tawas, takaran kapur gamping berbeda-beda dan harus disesuaikan
dengan kondisi air yang akan dijernihkan untuk air yang sedikit keruh takarannya 3 sendok
makan 1000 liter air. Dan untuk air yang keruh dan kuning / merah takarannya 5 sendok makan
1000 liter air. Akan tetapi batu gamping tidak dapat digunakan untuk menjernihkan air asin atau
air laut.

Hal penting yang perlu diperhatikan adalah masalah pembersihan endapan yang ada didasar bak
penampungan/tandon. Masa pembersihan tidak bisa ditentukan tergantung dari kekeruhan air dan
banyaknya endapan didasar bak penampungan umumnya bak dibersihkan 3 bulan sekali atau
bahkan 1 minggu sekali.

7.PASIR SILIKA

Pasir silika atau biasa disebut juga pasir kwarsa (SiO2) berfungsi untuk menghilangkan
kandungan lumpur atau tanah dan sedimen pada air minum atau air tanah atau juga apda air
minum PDAM. Selain di bidang pengolhan sand blasting atau pembuatan lapangan futsal dengan
berbagai ukuran mesh. Dalam industri, penggunaan pasir kuarsa sudah berkembang meluas, baik
langsung sebagai bahan baku utama atau bahan baku ikutan. Sebagai bahan baku utama misalnya
digunakan dalam insutri gelas/kaca, semen, tegel, masaik keramik, bahan baku fero silikon,
silikon carbide bahan abrasit (amplas dan sand blasting) cadangan pasir kursa terbesar terdapat
disumatera selatan dan pulau bangka belitung.

Pasir kuarsa pada pembuatan semen berfungsi sebagai pelengkap kandungan silika untuk semen
yang dihasilkan. Kandungan silika untuk pabru semen berkisar 21,3% SiO2. Apabila kompisi
SiO2 belum tercapai ditambahkan pasir kuarsa.

Peranan pasir silika dalam penjernihan air berperan pada proses pemisahan klasifikasi dimana
terdapat tiga tahap yaitu

1. Sedimentasi

Pemisahan dengan memenangkan air dalam bak, atau tangki sehingga zat-zat
padatan yang berukuran besar akan mengendap didasar bak karena faktor gaya
grafitasi.

2. Koagulasi pengendapan dengan bahan kimia khususnya pengotor padatan yang tidak
bisa diendapkan dengan gaya grafitasi yaitu tanah liat (clay). Bahan kimia yang dipakai
adalah koagulan.

3. Filtasi dengan pasir silika dan karbon aktif

Filtrasi dibantu dengan pasir silika dan karbon aktif untuk menghilangkan warna, bau,
rasa, dan air akan menjadi jernih.
Ada dua jenis filtrasi dengan pasir silika yaitu :

a. Grafiti filter terbagi dua : saringan pasir silika lambat dan saringan pasir silika cepat

b. Saringan pasir silika bertekanan sistem grafiti dipakai olej PDAM dan pabrik sekala
besar sedangkan saringan pasir silika bertekanan kecil dipakai oleh perusahaan skala
kecil.

8.BENTONITE

Menurut soedarno (1981) bentonit adalah sejenis batuan hasil alterasi dari material-material,
gelas stuff dari abu vulkanis komposisi mineral utamanya adalah mineral montmorillonit dan
sedikit beildet dengan sejumlah mineral pengikutnya seperti ortoklas, biotit oligoklas, pyroxen,
tirkon dan kuarsa.

Bentonit merupakan jenis mineral smektit yang tersususn oleh kerangka alumino silikat dan
membentuk struktur lapis, mempunyai muatan negatif merata dipermukaannya dan merupakan
penukar kation yang baik. Bentonit memiliki ciri khas apabila diaraba seperti lilin akan tetapi
strukuturnya seperti sabun. Bentonit mempunyai sifat palastis dan koloidal yang tinggi serta
dapat mengalami perluasan kisi. Munculnya sifat adsorben karena pada kisi bentonite disubtitusi
oleh muatan yang tidak seimbang. Ketidakseimbangan ini muncul karena subtisusi ion dengan
valensi yang berada pada tetahedral, oktahedral atau keduanya.

Senyawa organik pada limbah cair biasanya ada yang tidak bisa diolah.limbah yang tidak terolah
itulah yang menyebabkan pencemaran, hal ini dapat ditanggulangi salah satunya dengan cara
adsorpso menggunakan bentonite

Bentonite yang telah teraktifasi memiliki tingkat serap yang tinggi. Proses aktivasi itu sendiri
dibedakan menjadi dua cara

a. Aktivasi secara fisika

Aktivasi secara fisika adalah pemakaian panas hampir disemua reaksi yang ada tanpa
pemberian zat aditif. Pemanasan pada suhu 100-200oCmenyebabkan bentonite
kehilangan molekul air yang mengisi ruang antar lapis.
b. Aktivasi secara kimia

Aktivasi secara kimia dilakukan dengan menggunakan mineral yang akan


meningkatkan data serap karena asam mineral melarutkan pengotor-pengotor yang
menutupi pori-pori adsorben (supeno 2007)

MENGOLAH SAMPAH PADAT

LIHAT pdf FLE

Anda mungkin juga menyukai