Anda di halaman 1dari 8

A.

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING


1. Konsep Dasar Program Bimbingan dan Konseling
Program bimbingan konseling diartikan seperangkat kegiatan
bimbingan dan konseling yang dirancang secara terencana, terorganisasi,
terkoordinasi selama periode waktu tertentu dan dilakukan secra kait mengait
untuk pencapaian tujuan.
Menurut kamus besar IPBI (2001:2) mendefinisikan program
bimbingan dan konseling sebagai satuan terencana keseluruhan kegiatan
bimbingan dan konseling yang akan dilaksanakan pada periode waktu tertentu
seperti periode bulanan, semesteran dan tahunan. Sedangkan menurut
Sumidjo (1999: 9) yang dimaksud dengan program ianalah rencana
komprehensif yang memuat penggunaan sumber – sumber dalam pola yang
terintregasi serta urutan tindakan kegiatan yang dijadwalkan untuk mencapai
tujuan yang telah di tetapkan. Program menggasiskan apa, oleh siapa,
bilamana, dan dimana tindakan akan dilakukan.
Program bimbingan konseling yang baik perlu mengkuti pola
perencanaan tertentu. Menurut Roeber, dkk dalam organisasiaon and
administration of guidance service yang dikulip oleh Romlah (1990)
mengemukakan bahawa dalam menegmukakan perencanaan awal program
bimbingan dan konseling harus di arahkan untuk menjawab tiga pertanyaan
dasar yaitu, Apakah kebutuhan – kebutuhan bimbingan untuk siswa?, Sejauh
mana kebutuhan – kebutuhan itu dapat dipenuhi dengan kondisi yang
sekarang?, Bagaimana sekolah dapat memenuhi kebutuhan – kebutuhan
tersebut lebih baik?
Berdasarkan hal diatas program bimbingan dan konseling disususn
karena dengan program yang baik aka kegiatan bimbingan dan konseling yang
direncanakan secara terperinci dan baik memberikan banyak keuntungan , baik
bagi siswa yangmendapat layanan, maupun bagi petugas bimbingan yang
menyelenggarakannya. Keuntungan yang di peroleh antara lain :
a. Tujuan setiap kegiatan lebih jelas
b. Memungkinkan bagi konselor untuk menghemat waktu, tenaga dan biaya
dan biaya dengan menghindarkan kesalahan – kesalahan yang mungkin
terjadi , dan udaha coba – coba yang tidak menguntungkan.
c. Penyediaan fasilitas akan lebih sempurna dan dapat dikotrol.
d. Adanya kejelasan kegiatan bimbingan dari antara keseluruhan kegiatan
program sekolah.
e. Memungkinan lebih eratnya komunikasi dengan berbagai pihak yang
berkepentingan dengan kegiatan bimbingan.
1) Tujuan Program penyusunan
Menurut IP BI (2001:3) Tujuan penyusunan program bimbingan dan
konseling adalah agar guru pembimbing memiliki pedoman yang pasti
dan jelas, sehingga kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah dapat
terlaksana dengan lancar, efektif an efisien, serta hasil – hasilnya dapat
dinilai. Sedangkan menurut Juntika (2002:85) tujuan penyusunan
program bimbingan dan konseling adalah adanya kejelasan arah
pelaksanaan program dan adanya kemudahan mengontrol dan
mengevaluasi kegiatan dan terlaksananyaprogram kegiatan secara
lancar, efisien dan effektif.
2) Manfaat penyusunan program
Menurut prayitno (2000) mengemukakan bahwa beberapa keuntungan
disusun suatu program yaitu:
a) Memungkinkan guru pembimbing untuk menghemat waktu , usaha,
biaya, dengan menghindarkan kesalahan – kesalahan yang mungkin
terjadi , dan usahan coba – coba yang tidak menguntungkan.
b) Siswa asuh akan meneria pelayanan bimbingan dan konseling secara
seimbang dan menyeluruh, baik dalam hal kesempatan, bidang
bimbingan dan jenis – jenis layanan bimbingan yang diperlukan
c) Setiap guru pembimbing mengetahui peranannya masing – masing
dan mengetahui pula bilamana dan dimana harus bertindak, dalam
pada itu guru pembimbing akan menghayati penglaman yang sangat
berguna untuk kemajuannya sendiri untuk kepentingan siswa –
siswa asuhnya.
3) Unsur Dan Syarat Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling
Menurut Prayitno (1997) unsur – unsur yang harus di perhatikan dan
menjadi isi program bimbingan dan konseling meliputi : kebutuhan
siswa, jumalah siswa yang dibimbing, kegiatan di dalam dan di luar jam
belajar sekolah, jenis bidang bimbingan dan jenis layanan, volume
kegiatan BK dan frekuensi layanan terhadap siswa. Sedangkan syarat –
syarat yang harus di penuhi dalam penyusunan program bimbingan dan
konseling adalah sebagai berikut:
a) Berdasarkan kebutuhan bagi pengembangan peserta didik sesuai
dengan kondisi pribadinya, serta jenjang dan jenis pendidikan.
b) Lengkap dan menyeluruh
c) Sistematik
d) Terbuka dan luwes
e) Memungkinkan kerja sama dengan pihak yang terkait dalam rangka
sebesar – besarnya memanfaatkan sebagai sumber dan kemudahan
yang tersedia bagi kelancaran dan keberhasilanpelayanan BK.
4) Tahap –tahap Penyusunan Program bimbingan dan konseling
Untuk menysusn suatu program bimbingan dan konseling memerlukan
langkah – langkah yang bersifat mnyeluruh dan terintegral. Harold J.
Burbach & Larry E Decker (1977:198) mengemukakan langkah –
langkah dalam satu perencanaan sebagai berikut :
a) Menentukan tujuan yang akan dicapai
b) Menganalisis tentang sumber –sumber dan kendala yaitu yang
berhubungan dengan personil, sikap, biaya, peraturan – peraturan ,
fasilitas dan waktu.
c) Menganalisis tentang kebutuhan – kebutuhan
d) Menentukan tentang tujuan – tujuan yang lebih spesifik dan dapat di
ukur .
e) Menentuka prioritas
f) Menentukan strategi dan kegiatan – kegiatan yang berhubungan
dengan tujuan – tujuan yang spesifik.
g) Mengadakan evaluasi terhadap perencanaan yang mencangkup :
untuk melihat sejauh mana tujuan telahh dicapai, melihat sejauh
mana kegiatan yang telah di rencanakan akan dilaksanakan.
5) Jenis – Jenis Program
Program bimbingan dan konseling perlu di buat guru pembimbing guna
merencanakan kegiatan bimbingan antara lain:
a) Program Harian
b) Program Mingguan
c) Program Bulanan
d) Progam Semesteran
e) Program Tahunan
6) Unsur – unsur yang perlu di pertimbangkan dalam penyususnan
program bimbingan dan konseling.
a) Kebutuhan siswa yang di peroleh dengan assesment.
b) Jumlah siswa asuh yang wajib di bimbing. Guru pembimbin 150
orang (minimal) sampai 225 orang (maksimal)sesuai SKB
mendikbud dan kepala BAKN No. 0433/P/1993 Dan nomer 25
Tahun1993.Kepala sekolah yang berasal dari guru pembimbing 40
orang dan wakil kepala sekolah yang berasal dari guru pembimbing
75 orang.
c) Bidang – bidang bimbingan dan konseling : pribadi , sosial, belajar
dan karir.
d) Jenis – jenis layanan : orientaasi, informasi, penempatan dan
penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, konseling
kelompok, bimbingan kelompok, konsultasi dan mediasi.
e) Kegiatan pendukung: aplikasi instrumentasi, himpunan data,
konferensi kasus, kunjungan rumah dan alih tangan kasus.
f) Volume kegiatan yang diperkirakan antara 4% s.d 25% pada
kegiatan berikut doatur secara poporsional.
g) Frekuensi layanan : guru pembimbing dalam satu minggu wajib
memberikan minimal 9 kali layanan bimbingan dan konseling.
h) Lama kegiatan : setiap kegiatan berlangsung sesuai dengan
kebutuhan .
i) Waktu kegiatan: kegiatan layanan dan pendukung dilaksanakan
pada: 1) jam pelajaran sekolah, dugunakan pada layanan berformat
klasikal, 2) Di luar jam pelajaran sekolah sampai 50 % dari seluruh
kegiatan bimbingan dan konseling sesuai dengan SK Mendikbud
No. 025/o/1995 untuk kegiatan format lapangan, kelompok,
individual dan politik.
j) Kegiatan khusus : pada semester pertama di tahun ajaran barudi
adakan layanan orientasi sekolah, dan himpunan data bagi siswa
baru.
k) Ekuivalen : setiap kali penyelenggaraan jenis/ layanan/ kegiatan
pendukung bimbingan dan konseling diakui setara dengan 2 jam
pelajaran.
2. Prinsip – Prinsip Pokok Program Bimbingan dan Konseling
Dalam penyusunan program bimbingan dan konseling di sekolah perlu
diperhatikan prinsip – prinsip pokok yang akan mendasari program yang akan
disusun. Menurut Miller (1961)berpendapat bahwa prinsip pokok penyusunan
program bimbingan adalah sebagai berikut:
a) Program bimbingan itu hendaknya dikembangkan secara berangsur-
angsur atau bertahap dengan melibatkan semua unsur atau staff
sekolah dalam perencanaannya.
b) Program bimbingan harus memiliki tujuan yang ideal dan realistis
dalam perencanaannya.
c) Program bimbingan hendaknya mendorong komunikasi yang terus
menerus antara unsur atau anggota staf sekolah yangbersangkutan.
d) Program bimbingan hendaknya menyediakan atau memiliki fasilitas
yang di perlukan.
e) Program bimbingan hendaknya saling berhubungan dengan program
pendidikan dan pengajaran
f) Program bimbingan hendaknya memberikan pelayanan kepada semua
siswa.
g) Program bimbingan hendaknya menunjukkan peranan yang penting
dalam memnghubungkan dan mengintegrasikan sekolah dengan
masyarakat.
h) Program bimbingan hendaknya memberikan kesempatan untuk
melaksanakan penilaian terhadap diri sendiri.
i) Program bimbingan hendaknya menjamin keseimbangan
pelayananbimbingan.
3. Tahap – Tahap Penyusun Program Bimbingan dan Konseling
Menurut Gysbers dan Henderson (2006)bahwa tahap penyusunan program
meliputi 4 tahap yaitu : Perencanaan (Plaining), Penyusunan (Designing).,
Pelaksanaan( Implementing) dan Penilaian (Evaluating). Secara terperinci
tahap-tahap sebagai berikut:
a. Perencanaan
Pada tahap perenanaan hal –hal yang harus di kerjakan oleh pengembang
program :
1) Meneliti kebutuhan siswa yang sesuai dengan tugas perkembangan
sehinggasehingga dapat di pergunakan sebagai ancangan penyususnan
program bimbingan konseling komprehensif.
2) Mengklarifikasi tujuan – tujuan yang ingin di capai dengan
memperhatikan tujuan baik yang bersifat umum maupun tujuan khusus ,
atau juga tujuan program bimbingan konseling yang bersifat
pencegahan, pengentasan masalah dan pengembangan.
3) Membuat batasan jenis programyang akan di buat agaratidak terjadi
tumpang tindih antara jenis program satu dengan program yang lain
4) Meneliti jenis – jenis programyang sudah ada dengan tujuan agar tidak
menjaddi duplikasi program yang akan disusun
5) Mengupayakan kerja sama antara staff sekolah,orang tua dan
masyarakat.
6) Menemtukan prioritas program.
b. Tahap penyusunan program
1) Merumuskan tujuan program secara operasional dalam bentuk
kegiatan – kegiatan yang dapat di ukur hasilnya.
2) Memilih strategi pelaksanaanprogramyang sesuai dengan kondisi
situasi sekolahyang bersagkutan.
3) Menjabarkan komponen – komponen program.
4) Menganalisis kemampuan staff sekokolah
5) Mengadakan peningkatan kemampuan atau pengembangan staff
pelaksanaan program.
c. Tahap pelaksanaan program
1) Mengidentifikasi sumber yang diperlukan yang meliputi manusia,
sarana prasarana, dan waktu.
2) Membuat instrumen pengukuran keberhasilan pelaksanaan
program.
3) Mmelaksanakan program dan menyesuaikan program dengan
pelaksanaan program – program sekolah yang lain.
4) Mengadakn perubahan atau perbaikan program berdasarkan hasil
penilaian yang dilakukan.
d. Tahap penilaian program
1) Penentukan komponen – komponen program yang dinilai
2) Memilih model penilaian program yang akan digunakan.
3) Memilih instrumen penilaian.
4) Menentukan prosedur pengumpulan data.
5) Menciptakan sistem monitoring.
6) Menyajikan data, menganalisis data,dan laporan hasil penilaian.
4. Model Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling
a. Model penyusunan program konvensional
1) Mengidentifikasi kebutuhan masalah siswa. Dapat digunakan dengan
DCM, Angket, Alat Ungkap Masalah.
2) Menentukan karater sekolah.
3) Menentukan skala prioritas.
4) Menentukan program tahunan
5) Menentukan program semesteran.
6) Menetukan program bulanan, Mingguan dan harian.
b. Model penyusunan program bimbingan dan konseling berdasarkan planing,
programing, budgeting, and sistem (PPBS)
Penyususunan program berdasarkan PPBS merupakan upaya untuk
memperbaiki cara penyusunan program berdasarkan pada cara konvensional
berdasarkan kebutuhan atau masalah siswa. Penyusunan ini didasarkan pada
sistem yang memperhatikan perencanaan, program, penggaran . secara singkat
penyusunan program berdasarkan PPBS sebagai berikut:
1) Perencanaan
Agar program sekolah dapat terealisis maka perlu perencanaan yang
berdasarkan pada tujuan (umum/khusus).oleh karena itu melalui kegiatan
perencanaan diharapkan semua tujuan yang ditentukan tercapai.
2) Programming
Untuk menentukan program yang dilaksanakan dalam PPBS proses
penyusunan program mencangkup langkah – langkah sebagi berikut:
a) Menentukan kategori program utama, dijabarkan berdasarkan tujuan yang
telah di tentuka oleh kurikulum satuan pendidikan.
b) Menentukan program utama, misal dalam program padalah
pengembangan bimbingan pribadi maka program utama dapat berupa
penanaman kebiasaan dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME.
c) Program
d) Target, hasil yang ingin dicapai.
e) Jangka waktu, semua kegiatan disususn minimal dalam kurun waktu
tertentu sehingga dapat mendukung terlaksananya program.
f) Biaya,menyusunan program disusun berdasarkan biaya operasional yang
di butuhkan.
a. Model penyusunan programbimbingan konseling komprehensif.
Program bimbingan konseling komprehensif kegiatan assessment
mencangkup need asssesmnet peserta didik (segala aspek kebutuhan peserta
didik, minat, sikap, kesehatan fisik dll) dan need assesment
lingkungan(harapan orang tua, sekolah, kemampuan konselor,sarana dan
prasarana pendukung layananan bimbingan dan konseling).
Langkah – langkah penyusunan program komprehensif menurut
Depdiknas (2008) antara lain 1) mengkajiproduk hukum yang berlaku,
b)menyusun visi dan misi, bidang pengembangan,d) deskripsi kebutuhan,
e)tujuan,d) komponen program,f) rencana operasional, g) pengembangan
tema,h) pengembangan tema, j) pengembangan satuan layanan, k) evaluasi,
l)beaya
B. PROSES
1. Penyusunan Program Berdasar Konvensional/KTSP
a. Rambu – rambu penyusunan program Bimbingan dan Konseling.
1) Perencanaan kegiatan
a) Perencanaan kegiatan mengacu pada program tahunanyang telah di
jabarkan paa program semesteran, bulanan dan mingguan.
b) Perencanaan kegiatan BK harian merupakan penjabaran dari program
mingguan yang disusun dalam bentuk SATLAN dan SATKUNG.
c) Rencana kegiatan pelayanan konseling mingguan meliputi kegiatan di
dalam kelas dan di luar kelas.
d) Satu kali layanan atau kegiatan pendukung konseling berbobot equivalen 2
jam pelajaran.
2) Pelaksanaan kegiatan
a) Bersama pendidik dan personil sekolah/ madrasah , konselor berpartisipasi
secara aktif dalam kegiatan pengembangandiri yang bersifat rutin ,
insidental, dan keteladanan.
b) Program pelayanan konseling yang direncanakan dalm bentuk SATLAN
dan SATKUNG dilaksanakan sesuai dengan sasaran, subtansi, jenis
kegiatan, waktu, tempat, dan pihak – pihak yang terkait.
c) Pelaksanaan kegiatan pelayanan Konseling
 Di dalam jam pelajaran sekolah, melalui kegiatan tatap muka secara
klasikal dengan peserta didik.
 Di luar jam pelajaran sekolah, melalui kegiatan konseling individu,
konseling kelompok, bimbingan kelompok, home visit dll

3) Penilaian kegiatan
a) Penilaian hasil kegiatan pelayanan konseling dilakukan melalui: Penilaian
Segera (LAISEG), penilaian jangka pendek (LAIJAPEN), penilaian jangka
panjang (LAIJAPANG)
b) Penilaian proses kegiatan pelayanan konseling dilakukan melalui ananlisis
terhadap keterlibatan unsur – unsur sebagaimana tercantum didalam
SATLAN dan SATKUNG, untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi
pelaksanaan program.
c) Hasil penilaian kegiatan pelayanan konseling dicantumkan dalam
LAPELPROG
d) Hasil kegiatan pelayanan konseling secara kesluruhan dalam satu semester
untuk setiap peserta didik dilaporkan secara kualitatif.
b. Langkah – langkah penyusunan Bimbingan dan Konsleing
1) Berdasarkan KTSP
a) Identifikasi kebutuhan dan permasalahan siswa
b) Menentukan proritas layanan
c) Menentukan dan memperhatikan situasi dan kondisi sekolah.
d) Memperhatikan potensi konselor sekolah.
2) Penyusunan program berdasarkan PPBS
a) Menentukan kategori program umum
b) Menentukan program utama
c) Target
d) Jangka waktu
e) biaya
3) Penyusunan berdasarkan komprehensif
a) Mengkajiproduk hukum yang berlaku
b) Menyusun visi dan misi,
c) c)Bidang pengembangan
d) Deskripsi kebutuhan
e) Tujuan,
f) Kkomponen program
g) Rencana operasional
h) Pengembangan tema
i) Pengembangan tema,
j) Pengembangan satuan layanan
k) Evaluasi
l) Beaya
2. Contoh Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling Berdasarkan
Konvensional/KTSP
a) Program tahunan bimbingan konseling
b) Program semesteran bimbingan dan konseling
c) Program bulanan
d) Program mingguan
e) Program harian
f) Penyusunan jadwal kegiatan

Anda mungkin juga menyukai