Anda di halaman 1dari 3

Problem Subjek dan Terapi DRP

Medik Objektif
Insulin 70/30 Adverse Drug Reaction
2 x sehari 1.Insulin
24 unit pagi Reaksi penggunaan insulin berbeda-
dan 12 unit beda, umumnya kadar kalium di dalam
malam darah menurun, yang ditandai dengan
berkeringat, pucat, merasa lapar, jantung
berdebar, dan pusing. Dapat juga terjadi
pembengkakan, kemerahan, dan gatal
dibagian tubuh yang disuntikkan. Reaksi
alergi juga ditimbulkan berupa sesak
napas, mengi (napas berbunyi),
pandangan kabur, kesulitan menelan,
dan pembengkakan pada lengan atau
tungkai.

Need Additional Therapy


Pada Diabetes mellitus tipe 1 diperlukan
juga pengaturan pola makanan untuk
mengatur kadar glukosa dan olahraga
untuk memaksimalkan efektivitas sel
terhadap insulin (Rismayanthi, 2010).

DRP
1. Dapat diatasi dengan konsultasi ke dokter untuk mendapatkan terapi tambahan jika
terjadi efek samping pada penggunaan insulin.
2. Dapat diatasi dengan pemberian KIE kepada pasien mengenai terapi non farmakologi
seperti melakukan pengaturan pola makan dan olahraga.
Care Plan
1. DRP 1 perlu monitoring lebih lanjut mengenai efek samping yang ditimbulkan saat
penggunaan insulin.
Care giver : pasien diberikan edukasi mengenai efek samping yang dapat ditimbulkan saat
penggunaan insulin, dimana jika timbul efek samping, pasien diinformasikan untuk
menghubungi tenaga kesehatan.
2. DRP 2 perlu monitoring lebih lanjut mengenai terapi non farmakologi yang dilakukan
pasien, guna untuk meningkatan efektivitas terapi insulin yang dilakukan.
Care giver : pasien diberikan edukasi mengenai terapi non farmakologi yang harus dilakukan
untuk meningkatkan efektivitas kinerja insulin yang dilakukan.
Terapi Non Farmakologi
1. Diet
Prinsip terapi gizi medis pada penyandang diabetes hampir sama dengan anjuran makan untuk
masyarakat umum yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat
gizi masing-masing individu. Pada penyandang diabetes perlu ditekankan pentingnya
keteraturan makan dalam hal jadwal makan, jenis dan jumlah makanan, terutama pada mereka
yang menggunakan obat penurun glukosa darah atau insulin (PERKENI, 2011).
2. Olahraga
Olahraga teratur sensitivitas sel terhadap insulin menjadi lebih baik, sehingga insulin yang
ada walaupun relative kurang, dapat dipakai dengan lebih efektif. Lakukan olahraga 1-2 jam
sesudah makan terutama pagi hari selama 1/2 – 1 jam perhari minimal 3 kali/minggu
(Rismayanthi, 2010)

Monitoring
Monitoring terapi non farmakologi yang dilakukan pada pasien diabetes mellitus tipe I
adalah pemantauan terhadap keteraturan makan dalam hal jadwal makan, jenis dan jumlah
makanan, terutama pada mereka yang menggunakan obat penurun glukosa darah atau insulin yang
dilakukan oleh pasien (PERKENI, 2011) dan olahraga untuk mendapatkan sensitivitas yang baik
oleh sel terhadap insulin (Rismayanthi, 2010).

Monitoring juga dilakukan pada penggunaan insulin yang benar, yaitu dapat dilakukan
dengan menyuntikkan insulin ke daerah perut (bekerja tercepat), menyuntikkan insulin ke lengan
( bekerja dengan kecepatan sedang), menyuntikkan insulin ke paha, (bekerja paling lambat), dan
menyuntikkan insulin berpindah/berputar area injeksi 1 inci terpisah (sekitar lebar 2 jari) dalam
area tubuh yang sama dapat mencegah masalah kulit. (MedStar Health, 2010).

Penyimpanan insulin juga perlu dimonitoring guna untuk mendapatkan efek terapi yang
maksimal, dimana insulin dapat disimpan pada suhu kamar dengan penyejuk 15-20° C bila seluruh
isi vial akan digunakan dalam satu bulan. Penelitian menunjukkan bahwa insulin yang disimpan
pada suhu kamar lebih dari 30° C akan lebih cepat kehilangan potensinya. Penderita dianjurkan
untuk memberi tanggal pada vial ketika pertama kali memakai dan sesudah satu bulan bila masih
tersisa sebaiknya tidak digunakan lagi (DepKes RI, 2005).
MedStar Health, 2010, Insulin, MedStar Diabetes Institute, 1-12, Washington. DC, United States
of America.
DepKes RI, 2005, Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Diabetes Meliitus, Direktorat Bina
Farmasi Komunitas Dan Klinik, Direktorat Jendral Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan,
Departemen Kesehatan RI, 21-34, Jakarta
Rismayanthi, C., 2010, Terapi Insulin Sebagai Alternatif Pengobatan Bagi Pengobatan Diabetes,
Fakultas Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi, UI, Jakarta
PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia.
Jakarta: PERKENI; 2011

Anda mungkin juga menyukai