Anda di halaman 1dari 25

Daftar Isi

KATA
PENGANTAR.....................................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN................................................................................................
1.LATAR BELAKANG........................................................................................
2.PERMASALAHAN.........................................................................................
3.TUJUAN.......................................................................................................

BAB II
PEMBAHASAN......................................................................................................

BAB III
PEMBAHASAN
KHUSUS........................................................................................................

DAFTAR
PUSTAKA....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang semua warga negaranya memiliki hak
setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi
dipraktekan di seluruh dunia secara berbeda-beda dari satu negara ke negara lain. Dan
Negara Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang berusaha untuk
membangun sistem politik demokrasi sejak menyatakan kemerdekaan dan
kedaulatannya pada tahun 1945.

Demokrasi harus berdasarkan pada suatu kedaulatan rakyat, artinya kekuasaan negara
itu dikelola oleh rakyat, dari rakyat dan untuk rakyat. Setiap warga negara sama
kedudukannya dalam pemerintahan, dimana mereka diberi kebebasan untuk memilih
ataupun dipilih. Di Indonesia, hal ini telah diwujudkan dalam bentuk Pemilihan Umum
yang dilaksanakan setiap lima tahun sekali dan juga hal-hal lain yang seringkali dikaitkan
dengan Demokrasi.

Demokrasi kadangkala di sebut juga sebagai ekpresi kebebasan berpendapat dan sangat
erat kaitannya dengan kegiatan politik. Hal ini seringkali terwujud dengan adanya aksi
demonstrasi dimana rakyat turun ke jalan untuk menyampaikan beberapa aspirasinya
kepada pemerintah. Dewasa ini, sudah banyak aksi-aksi demonstrasi yang
mengatasnamakan demokrasi dan beberapa diantaranya banyak menyita perhatian
umum, baik dalam negeri maupun luar negeri.

2.Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep Demokrasi?
2. Apa pengertian Demokrasi?
3. Apa saja macam-macam Demokrasi?
4. Apa saja prinsip-prinsip Demokrasi?
5. Jelaskan asas pokok Demokrasi?
6. Apa saja ciri-ciri Demokrasi?
7. Adakah nilai-nilai yang terkandung dalam Demokrasi?
8. Apakah manfaat Demokrasi?
9. Bagaimana Demokrasi dalam sistem NKRI?
10. Apa prospek Demokrasi di Indonesia dimasa yang akan datang?
11. Apa contoh kasus yang mencerminkan Demokrasi?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Demokrasi

Secara etimologis istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani “Demokratia” yang terdiri
dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, kratos/kratein yang berarti kekuasaan/
pemerintahan. Secara harfiah, demokrasi berarti kekuasaan rakyat atau suatu bentuk
pemerintahan dengan rakyat sebagai pemegang kedaulatannya. Melalui konteks budaya
demokrasi, nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi panutan dapat diterapkan dalam
praktik kehidupan demokratis yang tidak hanya dalam pengertian politik saja, tetapi juga
dalam berbagai bidang kehidupan. Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden Republik
Indonesia, menyebut demokrasi sebagai sebuah pergeseran dan penggantian
kedaulatan raja menjadi kedaulatan rakyat.
Istilah -istilah demokrasi tersebut banyak dikaji oleh para ahli. Meskipun terdapat
perbedaan, namun pada dasarnya pandangan-pandangan para ahli itu mempunyai
kesamaan prinsip. Berikut ini adalah pandangan demokrasi menurut beberapa pendapat
:

a. Abraham Lincoln (Presiden Amerika ke-16)


Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
b. Giovani Sartori
Demokrasi dipandang sebagai suatu sistem dimana tidak seorang pun dapat
memilih diriya sendiri, tidak seorang pun dapat mengindentifikasikan dengan
kekuasaannya, kemudian tidak dapat merebut dari kekuasaan lain dengan cara-cara tak
terbatas dan tanpa syarat.

c. Sidney Hook
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana keputusan-keputusan
pemerintah yang penting secara langsung atau tidak langsung didasarkan pada
kesempatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa
d. Carol C. Gould
Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan yang didalamnya rakyat
memerintah sendri, baik melalui partisipasi langsung dalam merusmuskan keputusan-
keputusan yang memengaruhi mereka maupun dengan cara memilih wakil-wakil mereka.

e. Kamus Besar Bahasa Indonesia


Demokrasi berarti bentuk pemerintahan dimana segenap rakyat turut serta
memerintah dengan peraturan wakilnya. Adapun arti lainnya, yaitu demokrasi
merupakan suatu gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan-
persamaan yang sama bagi semua warga negara
f. Ensiklopedi Populer Politik Pembangunan Pancasila
Demokrasi adalah suatu pola pemerintahan, yang pelaksanaa pemerintahnya
bersumber pada mereka yang diperintah. Atau demokrasi adalah pola pemerintahan
yang mengikutsertakan secara aktif semua anggota masyarakat dalam keputusan yang
diambil oleh mereka yang berwenang.

Berdasarkan beberapa pengertian demokrasi di atas, dapat ditarik


kesimpulan bahwa demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan dimana kekuasaan atau
kedaulatan adaditangan rakyat. Dengan kata lain, rakyat dapat dilibatkan dalam setiap
aspek kehidpan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara atau Demokrasi adalah
bentuk pemerintahan yang semua warga negaranya memiliki hak setara dalam
pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan
warga negara berpartisipasi—baik secara langsung atau melalui perwakilan—dalam
perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi mencakup kondisi
sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya praktik kebebasan politik
secara bebas dan setara. Keanekaragaman ini muncul disebabkan kebudayaan bangsa
didunia ini berlainan, hingga didapati berbagai macam demokrasi, juga sebagai salah
satu sisi dari penjelmaan hidup bermasyarakat.

1. Konsep Demokrasi

Pembahasan tengtang demokrasi menghadapkan kita pada suatu kompleksitas


permasalahan yang klasik, fundamental namun tetap aktual. Dikatakan klasik karena
masalah demokrasi sudah menjadi fokus perhatian dalam wacana filsafati semenjak
jaman Yunani Kuno, dan telah di terapkan di polish Athena sebagai negara kota pada
waktu itu. Dikatakan fundamental karena hakikat demokrasi menyentuh nilai-nilai dasar
kehidupan tentang apa dan bagaimana sistem kehidupan itu akan dipergunakan di mana
manusia sendiri menjadi subjek dan sekaligus di jadikan objeknya. Dikatakan aktual
karena dewasa ini demokrasi menjadi dambaan setiap bangsa dan negara untuk dapat
menerapkannya termasuk bangsa Indonesia dalam era Reformasi ini (Siswomirhajo, 2002
: 1).
Setelah perang dunia II dapat dilihat bahwa secara formal demokrasi merupakan
dasar banyak negara di dunia. Menurut penelitian UNESCO tahun 1949 maka : "
Munngkin untuk pertamakalinya dalam sejarah demokrasi dinyatakan sebagai nama
yang paling baik dan wajar untuk semua sistem organisasi politik dan sosial yang
diperjuangkan oleh pendukung - pendukung yang berpengaruhaka akan tetapi juga
UNESCO menarik kesimpulan bahwa ide demokrasi dianggap ambigous atau
mempunyai berbagai pengertian, sekurang-kurangnya ada ambiguity atau ketentuan
mengenai : " Lembaga-lembaga atau cara-cara yang dipakai untuk melaksanakan ide,
atau mengenai keadaan kultural serta historis yang memengaruhi istilah, ide, dan praktik
demokrasi.

Demokrasi yang di anut di indonesia, yaitu demokrasi berdasarkan pancasila,


masih dalam tarah perkembangan dari berbagai tafsiran dan pandangan, dan juga tidak
dapat disangkal bahwa nilai-nilai dari demokrasi konstitusional cukup jelas tersirat dalam
Undang-Undang Dasar 1945 yang belum di amandemen. Selain itu Undang-Undang
Dasar menyebut secara eksplisit dua prinsipyang menjiwai naskah itu,dan tercantum
dalam penjelasan undang-undang 1945 mengenai sistem pemerintahan negara yaitu :
1. Indonesia ialah negara ynnag berdasarkan atas hukum. Negara indonesia
ialah negara berdasarkan hukum, tidak berdasarkan kekuasaan belaka
2.Sistem Konstitusional.
Pemerintahan berdasarkan atas sistem konstitusi(hukum dasar), tidak
bersifat absolutisme(kekuasaan tidak terbatas)

2. Sejarah Demokrasi

Isitilah “demokrasi” berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena kuno pada abad
ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai contoh awal dari sebuah sistem
yang berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Namun, arti dari istilah ini telah
berubah sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah berevolusi sejak abad ke-18,
bersamaan dengan perkembangan sistem “demokrasi” di banyak negara.
Kata “demokrasi” berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan
kratos/cratein yang berarti kekuasaan, sehingga dapat diartikan sebagai kekuasaan
rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan
untuk rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu
politik. Hal ini menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator
perkembangan politik suatu negara.

Demokrasi menempati posisi vital dalam kaitannya pembagian kekuasaan dalam suatu
negara (umumnya berdasarkan konsep dan prinsip trias politica) dengan kekuasaan
negara yang diperoleh dari rakyat juga harus digunakan untuk kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat.
Prinsip semacam trias politica ini menjadi sangat penting untuk diperhitungkan ketika
fakta-fakta sejarah mencatat kekuasaan pemerintah (eksekutif) yang begitu besar
ternyata tidak mampu untuk membentuk masyarakat yang adil dan beradab, bahkan
kekuasaan absolut pemerintah seringkali menimbulkan pelanggaran terhadap hak-hak
asasi manusia.
Demikian pula kekuasaan berlebihan di lembaga negara yang lain, misalnya kekuasaan
berlebihan dari lembaga legislatif menentukan sendiri anggaran untuk gaji dan
tunjangan anggota-anggotanya tanpa mempedulikan aspirasi rakyat, tidak akan
membawa kebaikan untuk rakyat.
Intinya, setiap lembaga negara bukan saja harus akuntabel (accountable), tetapi harus
ada mekanisme formal yang mewujudkan akuntabilitas dari setiap lembaga negara dan

mekanisme ini mampu secara operasional (bukan hanya secara teori) membatasi
kekuasaan lembaga negara tersebut.

3. Jenis-jenis Demokrasi

Terdapat beberapa jenis demokrasi yang disebabkan perkembangan dalam


pelaksanaannya diberbagai kondisi dan tempat. Oleh karena itu, pembagian jenis
demokrasi dapat dilihat dari beberapa hal, sebagai berikut :
1. Demokrasi berdasarkan cara menyampaikan pendapat. Termasuk jenis
demokrasi ini terdiri dari :
a. Demokrasi langsung. Rakyat secara langsung diikutsertakan dalam
proses pengambilan keputusan untuk menjalankan kebijakan
pemerintahan.
b. Demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan. Demokrasi ini
dijalankan oleh rakyat melalui wakil rakyat yang dipilihnya melalui
pemilu. Aspirasi rakyat disalurkan melalui wakil-wakil rakyat yang duduk
di lembaga perwakilan rakyat.
c. Demokrasi perwakilan dengan sistem pengawasan langsung dari rakyat
(referendum) yang dapat diklasifikasi :
1 Referendum wajib
2 Referendum tidak wajib
3 Referendum fakultatif
d. Demokrasi formal. Demokrasi ini disebut juga demokrasi liberal, yaitu
secara hukum menempatkan semua orang dalam kedudukan yang sama
dalam bidang politik, tanpa mengurangi kesenjangan ekonomi.
e. Demokrasi material. Demokrasi ini memandang manusia mempunyai
kesamaan dalam bidang sosial ekonomi, sehingga persamaan bidang
politik tidak menjadi prioritas. Demokrasi material dikembangkan di
Negara sosialis-komunis.
f. Demokrasi campuran. Demokrasi ini merupakan campuran dan kedua
demokrasi tersebut. Demokrasi ini berupaya menciptakan kesejahteraan
seluruh rakyat dengan menempatkan persamaan derajat dan hak setiap
orang.

g. Demokrasi liberal, yaitu memberikan kebebasan yang luas pada individu.


Campur tangan pemerintah diminimalkan bahkan ditolak. Pemerintah
bertindak atas dasar konstitusi (hukum dasar).
h. Demokrasi rakyat atau demokrasi proletar. Demokrasi ini bertujuan
menyejahterakan rakyat. Negara dibentuk tidak mengenal perbedaan
kelas. Semua warga Negara mempunyai persamaan dalam hukum dan
politik.
2. Demokrasi sistem presidensial. Ciri-ciri pemerintahan yang menggunakan
demokrasi berdasarkan titik perhatian atau prioritas. Jenis demokrasi ini dapat
diklasifikasi; Demokrasi berdasarkan prinsip ideologi. Demokrasi diklasifikasikan :
a. Demokrasi berdasarkan wewenang dan hubungan antar alat
kelengkapan Negara, dapat diklasifikasi ke dalam;
1 DPR lebih kuat dari pemerintah
2 Kepala pemerintahan/kepala eksekutif disebut perdana menteri
dan memimpin kabinet dengan sejumlah menteri yang
bertanggungjawab kepada DPR.
3 Program kebijakan kabinet disesuaikan dengan tujuan politik
anggota parlemen.
4 Kedudukan kepala Negara terpisah dengan kepala pemerintahan,
biasanya hanya berfungsi sebagai simbol Negara. Tugas kepala
Negara sebagian besar bersifat ceremonial seperti melantik
kabinet dan duta besar sebagai panglima tertinggi angkatan
bersenjata (kehormatan).
5 Jika pemerintah dianggap tidak mampu, maka anggota DPR
(parlemen) dapat meminta mosi tidak percaya kepada parlemen
untuk membubarkan pemerintah. Jika mayoritas anggota
parlemen menyetujui, maka pemerintah bubar, dan kendali
pemerintahan dipegang oleh pemerintahan sementara sampai
terbentuk pemerintahan baru hasil pemilu.
Sistem presidential, adalah :
1. Negara dikepalai presiden.
2. Kekuasaan eksekutif presiden dijalankan berdasarkan kedaulatan yang dipilih dari
dan oleh rakyat langsung atau melalui badan perwakilan.

3. Presiden mempunyai kekuasaan mengangkat dan memberhentikan menteri.


4. Menteri tidak bertanggungjawab kepada DPR melainkan kepada presiden. Presiden
dan DPR mempunyai kedudukan yang sama sebagai lembaga Negara, dan tidak dapat
saling membubarkan.

4. Prinsip-prinsip Demokrasi

a. Prinsip budaya demokrasi


1. Kebebasan
Adalah kekuasaan untk membuat pilihan terhadap beragam pilihan atau
melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi kepentingan bersama atas kehendak sendiri,
tanpa tekanan dar pihak manapun.

2. Persamaan
Setiap negara terdiri atas berbagai suku, ras, dan agama. Namun dalam negara
demokrasi perbedaan tersebut tidak perlu ditonjolkan bahkan harus ditekan agar tidak
menimbulkan konflik.
3. Solidaritas
Rasa solidaritas harus ada di dalam negara demokrasi. Karena dengan adanya
sifat solidaritas ini, walaupun ada perbedaan pandangan bahkan kepentingan tiap-tiap
masyarakat maka akan senantiasa selalu terikat karena adanya tujuan bersama.
4. Toleransi
Adalah sikap atau sifat toleran. Bersikap toleran artinya bersifat menenggang
(menghargai, memberikan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan,
kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang bertentangan atau berbeda
dengan pendirian sendiri.
5. Menghormati kejujran
Kejujuran berarti kesediaan atau keterbukaan untuk menyatakan suatu kebenaran.
Kejujuran menjadi hal yang sangat penting bagi semua pihak.
6. Menghormati penalaran
Peanalaran adalah penjelasan mengapa seseorang memiliki pandangan tertentu,
membela tindakan tertentu, dan menuntut hal serupa dari orang lain.

Penalaran ini sangat diperlukan bagi terbangunnya solidaritas antarwarga


masyarakat demokratis.

b. Prinsip – prinsip demokrasi yang bersifat universal


1. Keterlibatan warga negara dalam pembuatan keputusan politik.
2. Tingkat persamaan (kesetaraan) tertentu antara warga negara.
3. Tingkat kebebasan atau kemerdekaan tertentu yang diakui dan dipakai
oleh para warga negara.
4. Pengormatan terhadap supremasi hukum.

Adapun prinsip demokrasi yang didasarkan pada konsep di atas (rule of law) antara
lain sebagai berikut :
1. Tidak adanya kekuasaan yang sewenang-wenang.
2. Kedudukan yang sama dalam hukum.
3. Terjaminnya hak asasi manusia oleh undang-undang.

c. Prinsip-prinsip demokrasi Pancasila


1. Persamaan bagi seluruh rakyat Indonesia
2. Keseimbangan antara hak dan dan kewajiban.
3. Kebebasan yang bertanggung jawab.
4. Mewujudkan rasa keadilan sosial.
5. Pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat.
6. Mengutamakan keputusan dengan musyawarah mufakat.
7. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.
.

5. Ciri-ciri, Asas, dan Nilai Demokrasi

1. Ciri-ciri Demokrasi
Ciri-ciri pemerintahan demokratis Dalam perkembangannya, demokrasi menjadi suatu
tatanan yang diterima dan dipakai oleh hampir seluruh negara di dunia. Ciri-ciri suatu
pemerintahan demokrasi adalah sebagai berikut:

a. Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan keputusan politik,


baik langsung maupun tidak langsung (perwakilan).
b. Adanya pengakuan, penghargaan, dan perlindungan terhadap hak-hak asasi rakyat
(warga negara).
c. Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang.
d. Adanya lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman yang independen sebagai
alat penegakan hukum
e. Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.
f. Adanya pers (media massa) yang bebas untuk menyampaikan informasi dan
mengontrol perilaku dan kebijakan pemerintah.
g. Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di lembaga
perwakilan rakyat.
h .Adanya pemilihan umum yang bebas, jujur, adil untuk menentukan (memilih)
pemimpin negara dan pemerintahan serta anggota lembaga perwakilan rakyat.
i. Adanya pengakuan terhadap perbedaan keragamaan (suku, agama, golongan, dan
sebagainya).

2.Asas Pokok Demokrasi


Gagasan pokok atau gagasan dasar suatu pemerintahan demokrasi adalah
pengakuan hakikatmanusia, yaitu pada dasarnya manusia mempunyai kemampuan yang
sama dalam hubungan sosial.Berdasarkan gagasan dasar tersebut terdapat dua asas
pokok demokrasi, yaitu:
a. Pengakuan partisipasi rakyat dalam pemerintahan, misalnya pemilihan wakil- wakil
rakyat untuk lembaga perwakilan rakyat secara langsung, umum, bebas,
dan rahasia serta jujur dan adil; dan
b. Pengakuan hakikat dan martabat manusia, misalnya adanya tindakan pemerintah
untuk melindungi hak-hak asasi manusia demi kepentingan bersama.

3.Nilai-Nilai Demokrasi
Untuk menumbuhkan keyakinan akan baiknya sistem demokrasi, maka harus ada pola
perilaku yang menjadi tuntunan atau norma nilai-nilai demokrasi yang diyakini
masyarakat. Nilai-nilai dan demokrasi membutuhkan hal-hal sebagai berikut:

1. Kesadaran akan puralisme. Masyarakat yang hidup demokratis harus menjaga


keberagaman yang ada di masyarakat. Demokrasi menjamin keseimbangan hak
dan kewajiban setiap warga Negara.
2. Sikap yang jujur dan pikiran yang sehat. Pengambilan keputusan didasarkan pada
prinsip musyawarah prinsip mufakat, dan mementingkan kepentingan masyarakat
pada umumnya. Pengambilan keputusan dalam demokrasi membutuhkan kejujuran,
logis atau berdasar akal sehat dan sikap tulus setiap orang untuk beritikad baik.
3. Demokrasi membutuhkan kerjasama antarwarga masyarakat dan sikap serta itikad
baik. Masyarakat yang terkotak-kotak dan penuh curiga kepada masyarakat lainnya
mengakibatkan demokrasi tidak berjalan dengan baik.
4. Demokrasi membutuhkan sikap kedewasaan. Semangat demokrasi menuntut
kesediaan masyarakat untuk membenkan kritik yang membangun, disampaikan
dengan cara yang sopan dan bertanggung jawab untuk kemungkinan menerima
bentuk-bentuk tertentu.
5. Demokrasi membutuhkan pertimbangan moral. Demokrasi mewajibkan adanya
keyakinan bahwa cara mencapai kemenangan haruslah sejalan dengan tujuan dan
berdasarkan moral serta tidak menghalalkan segala cara. Demokrasi memerlukan
pertimbangan moral atau keluhuran akhlak menjadi acuan dalam berbuat dan
mencapal tujuan.
6. Manfaat Demokrasi

Demokrasi dapat memberi manfaat dalam kehidupan masyarakat yang demokratis, yaitu:

1. Kesetaraan sebagai warga Negara. Disini demokrasi memperlakukan semua orang


adalah sama dan sederajat. Prinsip kesetaraan menuntut perlakuan sama terhadap
pandangan-pandangan atau pendapat dan pilihan setiap warga Negara.
2. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan umum. Kebijakan dapat mencerminkan keinginan
rakyatnya. Semakin besar suara rakyat dalam menentukan semakin besar pula
kemungkinan kebijakan itu menceminkan keinginan dan aspirasi rakyat.

3. Pluralisme dan kompromi. Demokrasi mengisyaratkan kebhinekaan dan kemajemukan


dalam masyarakat maupun kesamaan kedudukan diantara para warga Negara. Dalam
demokrasi untuk mengatasi perbedaan-perbedaan adalah lewat diskusi, persuasi,
kompromi, dan bukan dengan paksanaan atau pameran kekuasaan.
4. Menjamin hak-hak dasar. Demokrasi menjamin kebebasan-kebebasan dasar tentang
hak-hak sipil dan politis; hak kebebasan berbicara dan berekspresi, hak berserikat dan
berkumpul, hak bergerak, dsb. Hak-hak itu memungkinkan pengembangan diri setiap
individu dan memungkinkan terwujudnya keputusan-keputusan kolektif yang lebih
baik.
5. Pembaruan kehidupan social. Demokrasi memungkinkan terjadinya pembawan
kehidupan social. Penghapusan kebijakan-kebijakan yang telah usang secara rutin dan
pergantian para politisi dilakukan dengan cara yang santun, dan damai. Demokrasi
memuluskan proses alih generasi tanpa pergolakan.

7. Sejarah dan Perkembangan Demokrasi di Indonesia

Sejak Indonesia merdeka dan berdaulat sebagai sebuah negara pada tanggal 17 Agustus
1945, para Pendiri Negara Indonesia (the Founding Fathers) melalui UUD 1945 (yang
disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945) telah menetapkan bahwa Negara Kesatuan
Republik Indonesia (selanjutnya disebut NKRI) menganut paham atau ajaran demokrasi,
dimana kedaulatan (kekuasaan tertinggi) berada ditangan Rakyat dan dilaksanakan
sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Dengan demikian berarti juga
NKRI tergolong sebagai negara yang menganut paham Demokrasi Perwakilan
(Representatif Demokrasi).

Penetapan paham demokrasi sebagai tataan pengaturan hubungan antara


rakyat disatu pihak dengan negara dilain pihak oleh Para Pendiri Negara Indonesia yang
duduk di BPUPKI tersebut, kiranya tidak bisa dilepaskan dari kenyataan bahwa sebagian
terbesarnya pernah mengecap pendidikan Barat, baik mengikutinya secara langsung di
negara-negara Eropa Barat (khususnya Belanda), maupun mengikutinya melalui
pendidikan lanjutan atas dan pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh pemerintahan
kolonial Belanda di Indonesia sejak beberapa dasawarsa sebelumnya,

sehingga telah cukup akrab dengan ajaran demokrasi yang berkembang di negara-
negara Eropah Barat dan Amerika Serikat. Tambahan lagi suasana pada saat itu (Agustus
1945) negara-negara penganut ajaran demokrasi telah keluar sebagai pemenang Perang
Dunia-II.

Didalam praktek kehidupan kenegaraan sejak masa awal kemerdekaan hingga


saat ini, ternyata paham demokrasi perwakilan yang dijalankan di Indonesia terdiri dari
beberapa model demokrasi perwakilan yang saling berbeda satu dengan lainnya.

Sejalan dengan diberlakukannya UUD Sementara 1950 (UUDS 1950) Indonesia


mempraktekkan model Demokrasi Parlemeter Murni (atau dinamakan juga Demokrasi
Liberal), yang diwarnai dengan cerita sedih yang panjang tentang instabilitas
pemerintahan dan nyaris berujung pada konflik ideologi di Konstituante pada bulan Juni-
Juli 1959.
Guna mengatasi konflik yang berpotensi mencerai-beraikan NKRI tersebut di atas,
maka pada tanggal 5 Juli 1959, Presiden Ir.Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden yang
memberlakukan kembali UUD 1945, dan sejak itu pula diterapkan model Demokrasi
Terpimpin yang diklaim sesuai dengan ideologi Negara Pancasila dan paham Integralistik
yang mengajarkan tentang kesatuan antara rakyat dan negara.

Namun belum berlangsung lama, yaitu hanya sekitar 6 s/d 8 tahun dilaksanakan-
nya Demokrasi Terpimpin, kehidupan kenegaraan kembali terancam akibat konflik politik
dan ideologi yang berujung pada peristiwa G.30.S/PKI pada tanggal 30 September 1965,
dan turunnya Ir. Soekarno dari jabatan Presiden RI pada tanggal 11 Maret 1968.

Presiden Soeharto yang menggantikan Ir. Soekarno sebagai Presiden ke-2 RI,
menerapkan model Demokrasi yang berbeda lagi, yaitu dinamakan Demokrasi Pancasila
(Orba), untuk menegaskan klaim bahwasanya model demokrasi inilah yang
sesungguhnya sesuai dengan ideologi negara Pancasila.

Demokrasi Pancasila (Orba) berhasil bertahan relatif cukup lama dibandingkan


dengan model-model demokrasi lainnya yang pernah diterapkan sebelumnya, yaitu

sekitar 30 tahun, tetapi akhirnyapun ditutup dengan cerita sedih dengan


lengsernya Jenderal Soeharto dari jabatan Presiden pada tanggal 23 Mei 1998, dan
meninggalkan kehidupan kenegaraan yang tidak stabil dan krisis disegala aspeknya.

Sejak runtuhnya Orde Baru yang bersamaan waktunya dengan lengsernya Presiden
Soeharto, maka NKRI memasuki suasana kehidupan kenegaraan yang baru, sebagai hasil dari
kebijakan reformasi yang dijalankan terhadap hampir semua aspek kehidupan masyarakat dan
negara yang berlaku sebelumnya. Kebijakan reformasi ini berpuncak dengan di amandemennya
UUD 1945 (bagian Batang tubuhnya) karena dianggap sebagai sumber utama kegagalan tataan
kehidupan kenegaraan di era Orde Baru.

Amandemen UUD 1945, terutama yang berkaitan dengan kelembagaan negara,


khususnya laginya perubahan terhadap aspek pembagian kekuasaan dan aspek sifat hubungan
antar lembaga-lembaga negaranya, dengan sendirinya mengakibatkan terjadinya perubahan
terhadap model demokrasi yang dilaksana-kan dibandingkan dengan model Demokrasi
Pancasila di era Orde Baru.

Model Demokrasi pasca Reformasi yang telah dilaksanakan sejak beberapa tahun
terakhir ini, nampaknya belum menunjukkan tanda-tanda kemampuannya untuk mengarah-kan
tatanan kehidupan kenegaraan yang stabil (ajeq), sekalipun lembaga-lembaga negara yang
utama, yaitu lembaga eksekutif (Presiden/Wakil Presiden) dan lembaga-lembaga legislatif (DPR
dan DPD) telah terbentuk melalui pemilihan umum langsung yang memenuhi persyaratan
sebagai mekanisme demokrasi.
8. Demokrasi Dalam Sistem Negara Indonesia

Masa Republik Indonesia I (1945-1959): Masa Demokrasi Konstitusional

Sistem parlementer yang mulai berlaku sebulan sesudah kemerdekaan di proklamirkan


dan kemudian di perkuat dalam Undang-undang Dasar 1949 dan 1950, ternyata kurang
cocok untuk Indonesia meskipun dapat berjalan secara memuaskan dalam beberapa
Negara Asia lain. Persatuan yang dapat di galang untuk selalu menghadapi musuh

bersama menjadi kendor dan tidak dapat di bina menjadi kekuatan-kekuatan konstruktif

sesudah kemerdekaan tercapai. Karena lemahnya benih-benih demokrasi system


parlementer memberi peluang untuk dominasi partai-partai politik dan Dewan

perwakilan rakyat.

Undang-undang dasar 1950 menetapkan berlakunya system parlementer dimana


badan eksekutif yang terdiri atas Presiden sebagai kepala Negara konstitusional
(constitutional head) dan menteri-menterinya mempunyai tanggung jawab politik.
Karena fragmentasi partai-partai politik,setiap kabinet berdasarkan koalisi yang berkisar
pada satu atau dua partai besar dengan beberapa partai kecil. Koaliisi ternyata kurang
mantap dan partai-partai dalam koalisi tidak segan-segan untuk menarik dukungannya
sewaktu-waktu,sehingga cabinet seringkali jatuh karena keretakan dalam koalisi sendiri.
Dengan demikian di timbulkan kesan bahwa partai-partai dalam koalisi kurang dewasa
dalam mengahdapi tanggung jawab mengenai permasalahan pemerintahan. Di lain
pihak, partai-partai dalam barisan oposisi tidak mampu berperan sebagai oposisi yang
konstruktif yang menyusun program-program alternatif,tetapi hanya menonjolkan segi-

segi negative dari tugas oposisi.

Masa Republik Indonesia II (1959-1965): Masa Demokrasi Terpimpin


Ciri-ciri periode ini ialah dominasi dari presiden,terbatasnya peranan partai
politik,berkembangnya pengaruh komunis,dan meluasnya peranan ABRI sebagai unsur

sosial-politik.

Dekrit Presiden 5 Juli dapat di pandang sebagai suatu usaha utuk mencari jalan
keluar dari kemacetan politik melalui pembentukan kepemimpinan yang kuat. Undang-
undang dasar 1945 membuka kesempatan bagi seorang presiden untuk bertahan selama
sekurang-kurangnya lima tahun. Akan tetapi ketetapan MPRS No III/ 1963 yang

mengangkat Ir. Soekarno sebagai presiden seumur hidup telah membatalkan

pembatasan waktu lima tahun ini (Undang-Undang Dasar memungkinkan seorang


presiden untuk di pilih kembali)yang di tentukan oleh Undang-undang Dasar. Selain
itu,banyak lagi tindakan yang menyimpang dari atau menyeleweng terhadap ketentuan-
ketentuan undang undang dasar. Misalnya dalam tahun 1960 Ir.soekarno sebagai
presiden membubarkan dewan perwakilan rakyat hasil pemilihan umum,padahal dalam
penjelasan UUD 1945 secara eksplisit ditentukan bahwa presiden tidak mempunyai
wewenang untuk berbuat demikian. Dewan perwakilan rakyat gotong royong yang
mengganti dewan perwakilan rakyat pilihan rakyat di tonjolkan perananya sebagai
pembantu pemerintah,sedangakan fungsi kontrol di tiadakan. Bahkan pimpinan dewan
perwakilan rakyat di jadikan menteri dan dengan demikian di tekankan fungsi mereka
sebagai pembantu presiden,disamping fungsi sebagai wakil rakyat. Hal terakhir ini
mencerminkan telah di tinggalkannya doktrin Trias Politika. Dalam rangka ini harus pula
di lihat beberapa ketentuan lain yang memberi wewenang kepada presiden sebagai
badan eksekutif untuk campur tangan di bidang lain selain bidang eksekutif. Misalnya ,
Presiden di beri wewenang untuk campur tangan di bidang Yudikatif berdasarkan UUD
No. 19/1964, dan di bidang legislatif berdasarkan peraturan presiden No. 14/1960 Dalam
hal anggotan dewan perwakilan rakyat tidak mencapai mufakat.
Selain itu terjadi penyelewengan di bidang per undang-undangan di mana
pelbagai tindakan pemerintah di laksanakan melalui penetapan presiden (Penpres) yang
memakai dekrik 5 Juli sebagai sumber hokum. Tambahan pula didirikan badan-badan
ekstra konstitusional seperti Front Nasional yang ternyata dipakai oleh pijhak komunis
sebagai area kegiatan,sesuai dengan taktik komunisme internasional yang menggariskan
pembentukan front nasional sebagai persiapan kearah terbentuknya demokrasi rakyat.
Partai politik dan pers yang di anggap menyimpang dari rel revolusi di tutup,tidak
dibenarkan,dan di breidel,sedangkan politik mercu suar di bidang hubungan luar negeri
dan ekonomi dalam negeri telah menyebabkan keadaan ekonomi menjadi bertambah
suram. G 30 S/PKI telah mengakhiri periode ini membuka peluang untuk dimulainya

masa demokrasi Pancasila.

Masa Republik Indonesia III (1965-1998): Masa Demokrasi Pancasila

Landasan formal dari periode ini ialah Pancasila,UUD 1945, serta ketetapan MPRS. Dalam
usaha untuk meluruskan kembali penyelewengan terhadap UUD yang telah terjadi dalam
masa demokrasi terpimpin telah di adakan sejumlah tindakan korektif. Ketetapan MPRS
No. III/1963 yang menetapkan masa jabatan seumur hidup untuk Ir. Soekarno telah
dibatalkan dan jabatan presiden kembali menjadi jabatan elektif setiap 5 tahun.
Ketetapan MPRS NO. XIX/1966 Telah menentukan di tinjaunya kembali produk-produk
legislatif dari masa demokrasi terpimpin dan atas dasar itu UU No. 19/1964 telah di ganti
dengan suatu UU baru (No.14/1970) yang menetapkan kembali ke asas kebebasan
badan-badan pengadilan. Dewan perwakilan rakyat gotong royong di beri beberapa hak
kontrol di samping tetap mempunyai fungsi untuk membantu pemerintah. Pemimpinnya
tidak lagi mempunyai status materi. Begitu pula tata tertib dewan perwakilan rakyat
gotong royong yang baru telah meniadakan pasal yang memberi wewenang kepada
presiden untuk memutuskan permasalahan yang tidak dapat mencapai mufakat antara
anggota badan legislative. Golongan karya, di mana anggota ABRI memainkan peranan
penting, di beri landasan konstitusional yang lebih formal. Selain itu beberapa hak asasi
di usahakan supaya di selenggarakan lebih penuh dengan memberi kebebsan lebih luas
kepada pers untuk menyatakan pendapat dan kepada partai-partai politik untuk
bergerak Dan menyusun kekuatannya terutama menjelang pemilihan umum 1971 .
dengan demikian di harapkan terbinahnya partisipasi dengan golongan-golongan dalam
masyarakat di samping di adakan pembangunan ekonomi secara teratur serta terencana

Perkembangan lebih lanjut pada masa republik Indonesia III (yang juga di sebut
sebagai orde baru yang menggantikan orde lama) menunjukkan peranan presiden yang
semakin besar. Secara lambat lain tercipta pemusatan kekuasaan ditangan presiden
karena presiden Soeharto telah menjelma sebagai seorang tokoh yang Paling dominan
dalam stem politik Indonesia tidak saja jabatanya sebagai presiden dalam system
presidensial tetapi juga karena pengaruhnya yang dominan dalam elit politik.

Keberhasilan pemipin penumpasan G 30 S/PKI dan kemudian membubarkan PKI dengan


menggunakan surat perintah 11 Maret (Super Semar) memberikan peluang yang besar
kepada Jendral Soeharto untuk tampil sebagai tokoh yang paling berpengaruh di
Indonesia. Status ini membuka peluang bagi Jenderal Soeharto untuk menjadi presiden

berikutnya sebagai pengganti presiden Soekarno.

Masa Republik Indonesia IV (1998 – sekarang): Masa Reformasi

Tumbangnya Orde Baru membuka peluang terjadinya reformasi politik dan


demokratisasi di Indonesia. Pengalaman Orde Baru mengajarkan kepada bangsa
Indonesia bahwa pelanggaran terhadap demokrasi membawa kehancuran bagi Negara
dan penderitaan rakyat. Oleh karena itu bangsa Indonesia bersepakat untuk sekali lagi
melakukan demokratisasi, yakni proses pendemokrasian sistem politik Indonesia
sehingga kebebasan rakyat terbentuk, kedaulatan rakyat dapat ditegakkan, dan
pengawasan terhadap lembaga eksekutif dapat dilakukan oleh lembaga wakil rakyat
(DPR).
Presiden Habibie yang dilantik sebagai presiden yang akan memulai langkah-
langkah demokratisai dalam Orde Reformasi. Oleh karena itu, langkah yang dilakukan
pemerintahan Habibie adalah mempersiapkan pemilu dan melakukan beberapa langkah
penting dalam demokratisasi. UU politik yang meliputi UU Partai Politik, UU Pemilu, dan
UU Susulan dan kedudukan MPR, DPR, dan DPRD yang baru disahkan pada awal 1999.
UU politik ini jauh lebih demokratis dibandingkan dengan UU politik sebelumnya
sehingga pemilu 1999 menjadi pemilu yang demokratis yang diakui oleh dunia
internasional. Pada masa pemerintahan Habibie juga terjadi demokratisasi yang tidak
kalah pentingnya, yaitu penghapusan dwifungsi ABRI sehingga fungsi sosial-politik ABRI
(sekarang TNI atau Tentara Nasional Indonesia) dihilangkan. Fungsi pertahanan menjadi

fungsi satu-satunya yang dimiliki TNI semenjak reformasi internal TNI tersebut.

Langkah terobosan yang dilakukan dalam proses demokratisasi adalah amandemen UUD
1945 yang dilakukan oleh MPR hasil Pemilu 1999 dalam empat tahap selama empat
tahun (1999-2002). Beberapa perubahan penting dilakukan terhadap UUD 1945 agar
UUD 1945 mampu menghasilkan pemerintahan yang demokratis. Pemeran DPR sebagai
lembaga legislative diperkuat, semua anggota DPR dipilih dalam pemilu, pengawasan
terhadap presiden lebih diperketat, dan hak asasi manusia memperoleh jaminan yang
semakin kuat. Amandemen UUD 1945 juga memperkenalkan pemilihan umum untuk
memilih presiden dan wakil presiden secara langsung (pilpres). Pilpres pertama dilakukan
pada tahun 2004 setelah pemilihan umum untuk lembaga legislative.

Langkah demokratisasi berikutnya adalah pemilihan umum untuk memilih kepala


daerah secara langsung (pilkada) yang diatur dalam UU No. 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah. UU ini mengharuskan semua kepala daerah di seluruh Indonesia
dipilih melalui pilkada melalui pertengahan 2005. Semenjak itu, semua kepala daerah
yang telah habis masa jabatannya harus dipilih melalui pilkada. Pilkada bertujuan untuk
menjadikan pemerintah daerah lebih demokratis dengan diberikan hak bagi rakyat untuk
menentukan kepala daerah. Hal ini tentu saja berbeda dengan pemilihan kepala daerah

sebelumnya yang bersifat tidak langsung karena dipilih oleh DPRD.


Pelaksanaan pemilu legislative dan pemilihan presiden pada tahun 2004
merupakan tonggak sejarah politik penting dalam sejarah politik Indonesia modern
karena terpilihnya anggota-anggota DPR, DPD (Dewan Perwakilan Daerah), dan DPRD
telah menuntaskan demokratisasi di bidang lembaga-lembaga politik di Indonesia. Dapat
dikatakan bahwa demokratisasi telah berhasil membentuk pemerintah Indonesia yang
demokratis karena nilai-nilai demokrasi yang penting telah ditetapkan melalui
pelaksanaan peraturan perundangan melalui dari UUD 1945. Memang benar bahwa
demokratisasi adalah proses tanpa akhir karena demokrasi adalah sebuah kondisi yang
tidak pernah terwujud secara tuntas. Namun dengan adanya perubahan-perubahan tadi,

demokrasi di Indonesia telah mempunyai dasar yang kuat untuk berkembang.

B. Prospek Demokrasi Di Indonesia

Setelah mengungkapkan perkembangan demokrasi di Indonesia yang di bagi dalam tiga


periode, maka pertanyaan yang kemudian muncul adalah bagaimana prospek demokrasi
Indonesia di masa yang akan datang?

Harold Crough mengungkapkan pesimisme yang kuat, akan tetapi Afan Gaffar
mempunyai keyakinan yang sebaliknya yaitu demokrasi akan dapat ditingkatkan kualitas
pelaksanaannyadengan alasan selama dua dasawarsa terakhir ini, masyarakat Indonesia
telah mengalami transformasi sosial yang sangat fundamental (Gaffar, 2002: 41).

Proses transformasi sosial ini merupakan produk dari pembangunan nasional yang
berlangsung selama lima Pelita. Tidak dapat disangkal, bahwa pembangunan nasional
telah membawa hasil positif di dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sekalipun
dengan tingkat distribusi yang masih belum baik. Hal ini dapat kita lihat dari
meningkatnya pendapatan perkapita yang sudah mencapai sekitar 75%, urbanisasi yang
semakin menampakan dirinya serta semakin banyaknya masyarakat yang diekspos media
masa.

Satu hal lagi yang jelas adalah peningkatan proporsi orang yang telah mengalami
peningkatan kemampuan politik. Hal ini dapat kita lihat dari besarnya jumlah pemilih
muda yang semakin bertambah pada setiap pemilu. Mereka adalah generasi baru yang
mempunyai pengalaman politik yang berbeda, yang mengalami sosialisasi atau
pendidikan politik yang kemudian memiliki aspirasi dan tuntutan politik yang berbeda
pula dari generasi-generasi sebelumnya.

BAB III
PEMBAHASAN
KHUSUS

Kasus Ahok Hingga Aksi Demonstrasi Sebagai Salah Satu Wujud Demokrasi
Aksi 4 November lalu yang melibatkan ratusan ribu muslim, sedikit banyak telah
mempengaruhi proses hukum kasus dugaan penistaan agama yang menjerat Basuki
Tjahaja Purnama alias Ahok. Aksi ini dianggap sebagai salah satu bentuk ekspresi
demokrasi masyarakat dan sudah sepatutnya untuk dihargai dan diperhatikan serta
dilaksanakan tanpa adanya anarkisme antar pendemo. Seperti yang dikatakan oleh Ketua
Bidang Keadilan dan Perdamaian Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Pendeta
Henrik Lokra, – Itu ekspresi demokrasi, itu harus diberi ruang, tapi tidak anarkis – Jadi,
ekspresi para peserta aksi biar bagaimanapun juga harus dihargai oleh semua pihak.
Semua orang di negeri ini harus diberi kesempatan untuk menyampaikan aspirasinya.
Aksi ini juga dipandang sebagai wujud demokratis yang luar biasa, dalam aksi ini setiap
orang diberi hak untuk mengutarakan pendapatnya. Dan ini merupakan bentuk
kematangan demokrasi Indonesia. (Sekretaris Eksekutif Komisi Keadilan dan
Perdamaian Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Romo PC Siswantoko)
Kasus ahok dan aksi demonstrasi ini juga sangat erat kaitannya dengan isu politik yang
memang sedang berhembus kencang di kalangan masyarakat DKI Jakarta yang memang
akan melangsungkan Pemilihan Umum Cagub dan Cawagub baru. Banyak yang mengira
aksi ormas Islam itu tak Luput dari hembusan angin politik di belakangnya. Namun
kalangan ormas selalu menepis pendapat itu. dengan tegas mereka mengklaim bahwa
aksi yang mereka lakukan tidak ada sangkut pautnya dengan politik, apalagi dengan
Pilkada DKI Jakarta.

BAB IV
PENUTUP

1. KESIMPULAN

Pembahasan tengtang demokrasi menghadapkan kita pada suatu kompleksitas


permasalahan yang klasik, fundamental namun tetap aktual. Demokrasi adalah bentuk
pemerintahan yang semua warga negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan
keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara
berpartisipasi—baik secara langsung atau melalui perwakilan—dalam perumusan,
pengembangan, dan pembuatan hukum, karena Demokrasi sangat erat kaitannya
dengan politik dan hukum.

Sejak tahun 1998 – sekarang, Indonesia menjalankan Demokrasi Pancasila Era Reformasi.
Demokrasi yang dijalankan pada masa reformasi ini masih tetap demokrasi pancasila.
Namun perbedaanya terletak pada aturan pelaksanaan. Berdasarkan peraturan
perundang-undangan dan praktik pelaksanaan demokrasi, terdapat beberapa perubahan
pelaksanaan demokrasi pancasila dari masa orde baru pelaksanaan demokrasi pada
masa orde reformasi sekarang ini yaitu :
1. Pemilihan umum lebih demokratis
2. Partai politik lebih mandiri
3. Lembaga demokrasi lebih berfungsi
4. Konsep trias politika (3 Pilar Kekuasaan Negara) masing-masing bersifat otonom
penuh.
Adanya kehidupan yang demokratis, melalui hukum dan peraturan yang dibuat
berdasarkan kehendak rakyat, ketentraman dan ketertiban akan lebih mudah
diwujudkan. Tata cara pelaksanaan demokrasi Pancasila dilandaskan atas mekanisme
konstitusional karena penyelenggaraan pemeritah Negara Republik Indonesia
berdasarkan konstitusi.

2.SARAN

Indonesia telah melewati berbagai jenis bentuk demokrasi, mulai dari Demokrasi
Parlementer, Demokrasi Terpimpin, dan Demokrasi pada Pemerintahan Orde Baru. Untuk
sekarang demokrasi yang sedang berjalan di Indonesia adalah Demokrasi Pancasila Era
Reformasi yang dimulai sejak runtuhnya pemerintahan Orde Baru hingga sekarang.

Dari panjangnya perjalanan Indonesia dalam melewati berbagai jenis demokrasi ini,
sudah sepatutnya kita sebagai Warga Negara Indonesia mampu bersikap bijak akan
demokrasi dan mampu menjalankan demokrasi dengan semestinya, baik dilingkungan
yang paling kecil yaitu keluarga sampai lingkungan yang paling besar yaitu
pemerintahan.

Mengutip dari pendapat Harold Crough yang mengungkapkan pesimisme yang kuat
akan Demokrasi dimasa yang akan datang, maupun pendapat Afan Gaffar yang
mempunyai keyakinan yang sebaliknya. Kita hanya harus percaya bahwa Demokrasi
adalah pilihan yang terbaik untuk kita dan Negara Indonesia kita tercinta. Sebagai Warga
Negara yang baik, kita harus pandai memilah cara mengekspresikan demokrasi, yaitu
dengan mengekspresikan suatu demokrasi dengan cara yang baik, tanpa adanya
anarkisme, isu SARA dan tujuan-tujuan lain yang dapat meruntuhkan negara Indonesia.
Hancur tidaknya suatu negara ada di tangan rakyatnya. Maka dari itu kita harus siap
untuk menghadapi berbagai kemungkinan yang akan terjadi dimasa mendatang dan
senantiasa selalu melakukan yang terbaik untuk Indonesia

Daftar Pustaka :

Drs. Sunarto, dkk, 2017. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi. Semarang: Pusat
pengembangan MKU/MKDK-LP3 Universitas Negeri Semarang

http://robihartopurba.blogspot.com/2015/03/makalah-tentang-demokrasi-di-indonesia.html
http://m.tribunnews.com/nasional/2016/11/21/aksi-4-november-harus-dihargai-sebagai-ekspresi-
demokrasi

http://m.republika.co.id/berita/jurnalisme-warga/wacana/17/10/10/oxlbf9440-pemilihan-rektor-
ipb-babak-baru-demonstrasi-di-perguruan-tinggi-indonesia

http://thynaituthya.wordpress.com/2013/11/23/makalah-pkn-tentang-demokrasi-indonesia
http://id.m.wikipedia.org/wiki/demokrasi
http://www.kamusjenius.com/2015/6/mengenal-macam-macam-demokrasi-di.html
https://maratussyolikha.wordpress.com/2017/10/27/makalah-pkn-tentang-demokrasi-di-
indonesia-dan-contoh-kasus-demokrasi/

http://blognursafitri.blogspot.com/2014/11/makalah-ilmu-politik-demokrasi.html

Anda mungkin juga menyukai