KATA
PENGANTAR.....................................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN................................................................................................
1.LATAR BELAKANG........................................................................................
2.PERMASALAHAN.........................................................................................
3.TUJUAN.......................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN......................................................................................................
BAB III
PEMBAHASAN
KHUSUS........................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang semua warga negaranya memiliki hak
setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi
dipraktekan di seluruh dunia secara berbeda-beda dari satu negara ke negara lain. Dan
Negara Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang berusaha untuk
membangun sistem politik demokrasi sejak menyatakan kemerdekaan dan
kedaulatannya pada tahun 1945.
Demokrasi harus berdasarkan pada suatu kedaulatan rakyat, artinya kekuasaan negara
itu dikelola oleh rakyat, dari rakyat dan untuk rakyat. Setiap warga negara sama
kedudukannya dalam pemerintahan, dimana mereka diberi kebebasan untuk memilih
ataupun dipilih. Di Indonesia, hal ini telah diwujudkan dalam bentuk Pemilihan Umum
yang dilaksanakan setiap lima tahun sekali dan juga hal-hal lain yang seringkali dikaitkan
dengan Demokrasi.
Demokrasi kadangkala di sebut juga sebagai ekpresi kebebasan berpendapat dan sangat
erat kaitannya dengan kegiatan politik. Hal ini seringkali terwujud dengan adanya aksi
demonstrasi dimana rakyat turun ke jalan untuk menyampaikan beberapa aspirasinya
kepada pemerintah. Dewasa ini, sudah banyak aksi-aksi demonstrasi yang
mengatasnamakan demokrasi dan beberapa diantaranya banyak menyita perhatian
umum, baik dalam negeri maupun luar negeri.
2.Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep Demokrasi?
2. Apa pengertian Demokrasi?
3. Apa saja macam-macam Demokrasi?
4. Apa saja prinsip-prinsip Demokrasi?
5. Jelaskan asas pokok Demokrasi?
6. Apa saja ciri-ciri Demokrasi?
7. Adakah nilai-nilai yang terkandung dalam Demokrasi?
8. Apakah manfaat Demokrasi?
9. Bagaimana Demokrasi dalam sistem NKRI?
10. Apa prospek Demokrasi di Indonesia dimasa yang akan datang?
11. Apa contoh kasus yang mencerminkan Demokrasi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Demokrasi
Secara etimologis istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani “Demokratia” yang terdiri
dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, kratos/kratein yang berarti kekuasaan/
pemerintahan. Secara harfiah, demokrasi berarti kekuasaan rakyat atau suatu bentuk
pemerintahan dengan rakyat sebagai pemegang kedaulatannya. Melalui konteks budaya
demokrasi, nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi panutan dapat diterapkan dalam
praktik kehidupan demokratis yang tidak hanya dalam pengertian politik saja, tetapi juga
dalam berbagai bidang kehidupan. Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden Republik
Indonesia, menyebut demokrasi sebagai sebuah pergeseran dan penggantian
kedaulatan raja menjadi kedaulatan rakyat.
Istilah -istilah demokrasi tersebut banyak dikaji oleh para ahli. Meskipun terdapat
perbedaan, namun pada dasarnya pandangan-pandangan para ahli itu mempunyai
kesamaan prinsip. Berikut ini adalah pandangan demokrasi menurut beberapa pendapat
:
c. Sidney Hook
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana keputusan-keputusan
pemerintah yang penting secara langsung atau tidak langsung didasarkan pada
kesempatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa
d. Carol C. Gould
Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan yang didalamnya rakyat
memerintah sendri, baik melalui partisipasi langsung dalam merusmuskan keputusan-
keputusan yang memengaruhi mereka maupun dengan cara memilih wakil-wakil mereka.
1. Konsep Demokrasi
2. Sejarah Demokrasi
Isitilah “demokrasi” berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di Athena kuno pada abad
ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai contoh awal dari sebuah sistem
yang berhubungan dengan hukum demokrasi modern. Namun, arti dari istilah ini telah
berubah sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah berevolusi sejak abad ke-18,
bersamaan dengan perkembangan sistem “demokrasi” di banyak negara.
Kata “demokrasi” berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti rakyat, dan
kratos/cratein yang berarti kekuasaan, sehingga dapat diartikan sebagai kekuasaan
rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan
untuk rakyat. Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu
politik. Hal ini menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator
perkembangan politik suatu negara.
Demokrasi menempati posisi vital dalam kaitannya pembagian kekuasaan dalam suatu
negara (umumnya berdasarkan konsep dan prinsip trias politica) dengan kekuasaan
negara yang diperoleh dari rakyat juga harus digunakan untuk kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat.
Prinsip semacam trias politica ini menjadi sangat penting untuk diperhitungkan ketika
fakta-fakta sejarah mencatat kekuasaan pemerintah (eksekutif) yang begitu besar
ternyata tidak mampu untuk membentuk masyarakat yang adil dan beradab, bahkan
kekuasaan absolut pemerintah seringkali menimbulkan pelanggaran terhadap hak-hak
asasi manusia.
Demikian pula kekuasaan berlebihan di lembaga negara yang lain, misalnya kekuasaan
berlebihan dari lembaga legislatif menentukan sendiri anggaran untuk gaji dan
tunjangan anggota-anggotanya tanpa mempedulikan aspirasi rakyat, tidak akan
membawa kebaikan untuk rakyat.
Intinya, setiap lembaga negara bukan saja harus akuntabel (accountable), tetapi harus
ada mekanisme formal yang mewujudkan akuntabilitas dari setiap lembaga negara dan
mekanisme ini mampu secara operasional (bukan hanya secara teori) membatasi
kekuasaan lembaga negara tersebut.
3. Jenis-jenis Demokrasi
4. Prinsip-prinsip Demokrasi
2. Persamaan
Setiap negara terdiri atas berbagai suku, ras, dan agama. Namun dalam negara
demokrasi perbedaan tersebut tidak perlu ditonjolkan bahkan harus ditekan agar tidak
menimbulkan konflik.
3. Solidaritas
Rasa solidaritas harus ada di dalam negara demokrasi. Karena dengan adanya
sifat solidaritas ini, walaupun ada perbedaan pandangan bahkan kepentingan tiap-tiap
masyarakat maka akan senantiasa selalu terikat karena adanya tujuan bersama.
4. Toleransi
Adalah sikap atau sifat toleran. Bersikap toleran artinya bersifat menenggang
(menghargai, memberikan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan,
kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang bertentangan atau berbeda
dengan pendirian sendiri.
5. Menghormati kejujran
Kejujuran berarti kesediaan atau keterbukaan untuk menyatakan suatu kebenaran.
Kejujuran menjadi hal yang sangat penting bagi semua pihak.
6. Menghormati penalaran
Peanalaran adalah penjelasan mengapa seseorang memiliki pandangan tertentu,
membela tindakan tertentu, dan menuntut hal serupa dari orang lain.
Adapun prinsip demokrasi yang didasarkan pada konsep di atas (rule of law) antara
lain sebagai berikut :
1. Tidak adanya kekuasaan yang sewenang-wenang.
2. Kedudukan yang sama dalam hukum.
3. Terjaminnya hak asasi manusia oleh undang-undang.
1. Ciri-ciri Demokrasi
Ciri-ciri pemerintahan demokratis Dalam perkembangannya, demokrasi menjadi suatu
tatanan yang diterima dan dipakai oleh hampir seluruh negara di dunia. Ciri-ciri suatu
pemerintahan demokrasi adalah sebagai berikut:
3.Nilai-Nilai Demokrasi
Untuk menumbuhkan keyakinan akan baiknya sistem demokrasi, maka harus ada pola
perilaku yang menjadi tuntunan atau norma nilai-nilai demokrasi yang diyakini
masyarakat. Nilai-nilai dan demokrasi membutuhkan hal-hal sebagai berikut:
Demokrasi dapat memberi manfaat dalam kehidupan masyarakat yang demokratis, yaitu:
Sejak Indonesia merdeka dan berdaulat sebagai sebuah negara pada tanggal 17 Agustus
1945, para Pendiri Negara Indonesia (the Founding Fathers) melalui UUD 1945 (yang
disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945) telah menetapkan bahwa Negara Kesatuan
Republik Indonesia (selanjutnya disebut NKRI) menganut paham atau ajaran demokrasi,
dimana kedaulatan (kekuasaan tertinggi) berada ditangan Rakyat dan dilaksanakan
sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Dengan demikian berarti juga
NKRI tergolong sebagai negara yang menganut paham Demokrasi Perwakilan
(Representatif Demokrasi).
sehingga telah cukup akrab dengan ajaran demokrasi yang berkembang di negara-
negara Eropah Barat dan Amerika Serikat. Tambahan lagi suasana pada saat itu (Agustus
1945) negara-negara penganut ajaran demokrasi telah keluar sebagai pemenang Perang
Dunia-II.
Namun belum berlangsung lama, yaitu hanya sekitar 6 s/d 8 tahun dilaksanakan-
nya Demokrasi Terpimpin, kehidupan kenegaraan kembali terancam akibat konflik politik
dan ideologi yang berujung pada peristiwa G.30.S/PKI pada tanggal 30 September 1965,
dan turunnya Ir. Soekarno dari jabatan Presiden RI pada tanggal 11 Maret 1968.
Presiden Soeharto yang menggantikan Ir. Soekarno sebagai Presiden ke-2 RI,
menerapkan model Demokrasi yang berbeda lagi, yaitu dinamakan Demokrasi Pancasila
(Orba), untuk menegaskan klaim bahwasanya model demokrasi inilah yang
sesungguhnya sesuai dengan ideologi negara Pancasila.
Sejak runtuhnya Orde Baru yang bersamaan waktunya dengan lengsernya Presiden
Soeharto, maka NKRI memasuki suasana kehidupan kenegaraan yang baru, sebagai hasil dari
kebijakan reformasi yang dijalankan terhadap hampir semua aspek kehidupan masyarakat dan
negara yang berlaku sebelumnya. Kebijakan reformasi ini berpuncak dengan di amandemennya
UUD 1945 (bagian Batang tubuhnya) karena dianggap sebagai sumber utama kegagalan tataan
kehidupan kenegaraan di era Orde Baru.
Model Demokrasi pasca Reformasi yang telah dilaksanakan sejak beberapa tahun
terakhir ini, nampaknya belum menunjukkan tanda-tanda kemampuannya untuk mengarah-kan
tatanan kehidupan kenegaraan yang stabil (ajeq), sekalipun lembaga-lembaga negara yang
utama, yaitu lembaga eksekutif (Presiden/Wakil Presiden) dan lembaga-lembaga legislatif (DPR
dan DPD) telah terbentuk melalui pemilihan umum langsung yang memenuhi persyaratan
sebagai mekanisme demokrasi.
8. Demokrasi Dalam Sistem Negara Indonesia
bersama menjadi kendor dan tidak dapat di bina menjadi kekuatan-kekuatan konstruktif
perwakilan rakyat.
sosial-politik.
Dekrit Presiden 5 Juli dapat di pandang sebagai suatu usaha utuk mencari jalan
keluar dari kemacetan politik melalui pembentukan kepemimpinan yang kuat. Undang-
undang dasar 1945 membuka kesempatan bagi seorang presiden untuk bertahan selama
sekurang-kurangnya lima tahun. Akan tetapi ketetapan MPRS No III/ 1963 yang
Landasan formal dari periode ini ialah Pancasila,UUD 1945, serta ketetapan MPRS. Dalam
usaha untuk meluruskan kembali penyelewengan terhadap UUD yang telah terjadi dalam
masa demokrasi terpimpin telah di adakan sejumlah tindakan korektif. Ketetapan MPRS
No. III/1963 yang menetapkan masa jabatan seumur hidup untuk Ir. Soekarno telah
dibatalkan dan jabatan presiden kembali menjadi jabatan elektif setiap 5 tahun.
Ketetapan MPRS NO. XIX/1966 Telah menentukan di tinjaunya kembali produk-produk
legislatif dari masa demokrasi terpimpin dan atas dasar itu UU No. 19/1964 telah di ganti
dengan suatu UU baru (No.14/1970) yang menetapkan kembali ke asas kebebasan
badan-badan pengadilan. Dewan perwakilan rakyat gotong royong di beri beberapa hak
kontrol di samping tetap mempunyai fungsi untuk membantu pemerintah. Pemimpinnya
tidak lagi mempunyai status materi. Begitu pula tata tertib dewan perwakilan rakyat
gotong royong yang baru telah meniadakan pasal yang memberi wewenang kepada
presiden untuk memutuskan permasalahan yang tidak dapat mencapai mufakat antara
anggota badan legislative. Golongan karya, di mana anggota ABRI memainkan peranan
penting, di beri landasan konstitusional yang lebih formal. Selain itu beberapa hak asasi
di usahakan supaya di selenggarakan lebih penuh dengan memberi kebebsan lebih luas
kepada pers untuk menyatakan pendapat dan kepada partai-partai politik untuk
bergerak Dan menyusun kekuatannya terutama menjelang pemilihan umum 1971 .
dengan demikian di harapkan terbinahnya partisipasi dengan golongan-golongan dalam
masyarakat di samping di adakan pembangunan ekonomi secara teratur serta terencana
Perkembangan lebih lanjut pada masa republik Indonesia III (yang juga di sebut
sebagai orde baru yang menggantikan orde lama) menunjukkan peranan presiden yang
semakin besar. Secara lambat lain tercipta pemusatan kekuasaan ditangan presiden
karena presiden Soeharto telah menjelma sebagai seorang tokoh yang Paling dominan
dalam stem politik Indonesia tidak saja jabatanya sebagai presiden dalam system
presidensial tetapi juga karena pengaruhnya yang dominan dalam elit politik.
fungsi satu-satunya yang dimiliki TNI semenjak reformasi internal TNI tersebut.
Langkah terobosan yang dilakukan dalam proses demokratisasi adalah amandemen UUD
1945 yang dilakukan oleh MPR hasil Pemilu 1999 dalam empat tahap selama empat
tahun (1999-2002). Beberapa perubahan penting dilakukan terhadap UUD 1945 agar
UUD 1945 mampu menghasilkan pemerintahan yang demokratis. Pemeran DPR sebagai
lembaga legislative diperkuat, semua anggota DPR dipilih dalam pemilu, pengawasan
terhadap presiden lebih diperketat, dan hak asasi manusia memperoleh jaminan yang
semakin kuat. Amandemen UUD 1945 juga memperkenalkan pemilihan umum untuk
memilih presiden dan wakil presiden secara langsung (pilpres). Pilpres pertama dilakukan
pada tahun 2004 setelah pemilihan umum untuk lembaga legislative.
Harold Crough mengungkapkan pesimisme yang kuat, akan tetapi Afan Gaffar
mempunyai keyakinan yang sebaliknya yaitu demokrasi akan dapat ditingkatkan kualitas
pelaksanaannyadengan alasan selama dua dasawarsa terakhir ini, masyarakat Indonesia
telah mengalami transformasi sosial yang sangat fundamental (Gaffar, 2002: 41).
Proses transformasi sosial ini merupakan produk dari pembangunan nasional yang
berlangsung selama lima Pelita. Tidak dapat disangkal, bahwa pembangunan nasional
telah membawa hasil positif di dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sekalipun
dengan tingkat distribusi yang masih belum baik. Hal ini dapat kita lihat dari
meningkatnya pendapatan perkapita yang sudah mencapai sekitar 75%, urbanisasi yang
semakin menampakan dirinya serta semakin banyaknya masyarakat yang diekspos media
masa.
Satu hal lagi yang jelas adalah peningkatan proporsi orang yang telah mengalami
peningkatan kemampuan politik. Hal ini dapat kita lihat dari besarnya jumlah pemilih
muda yang semakin bertambah pada setiap pemilu. Mereka adalah generasi baru yang
mempunyai pengalaman politik yang berbeda, yang mengalami sosialisasi atau
pendidikan politik yang kemudian memiliki aspirasi dan tuntutan politik yang berbeda
pula dari generasi-generasi sebelumnya.
BAB III
PEMBAHASAN
KHUSUS
Kasus Ahok Hingga Aksi Demonstrasi Sebagai Salah Satu Wujud Demokrasi
Aksi 4 November lalu yang melibatkan ratusan ribu muslim, sedikit banyak telah
mempengaruhi proses hukum kasus dugaan penistaan agama yang menjerat Basuki
Tjahaja Purnama alias Ahok. Aksi ini dianggap sebagai salah satu bentuk ekspresi
demokrasi masyarakat dan sudah sepatutnya untuk dihargai dan diperhatikan serta
dilaksanakan tanpa adanya anarkisme antar pendemo. Seperti yang dikatakan oleh Ketua
Bidang Keadilan dan Perdamaian Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Pendeta
Henrik Lokra, – Itu ekspresi demokrasi, itu harus diberi ruang, tapi tidak anarkis – Jadi,
ekspresi para peserta aksi biar bagaimanapun juga harus dihargai oleh semua pihak.
Semua orang di negeri ini harus diberi kesempatan untuk menyampaikan aspirasinya.
Aksi ini juga dipandang sebagai wujud demokratis yang luar biasa, dalam aksi ini setiap
orang diberi hak untuk mengutarakan pendapatnya. Dan ini merupakan bentuk
kematangan demokrasi Indonesia. (Sekretaris Eksekutif Komisi Keadilan dan
Perdamaian Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Romo PC Siswantoko)
Kasus ahok dan aksi demonstrasi ini juga sangat erat kaitannya dengan isu politik yang
memang sedang berhembus kencang di kalangan masyarakat DKI Jakarta yang memang
akan melangsungkan Pemilihan Umum Cagub dan Cawagub baru. Banyak yang mengira
aksi ormas Islam itu tak Luput dari hembusan angin politik di belakangnya. Namun
kalangan ormas selalu menepis pendapat itu. dengan tegas mereka mengklaim bahwa
aksi yang mereka lakukan tidak ada sangkut pautnya dengan politik, apalagi dengan
Pilkada DKI Jakarta.
BAB IV
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Sejak tahun 1998 – sekarang, Indonesia menjalankan Demokrasi Pancasila Era Reformasi.
Demokrasi yang dijalankan pada masa reformasi ini masih tetap demokrasi pancasila.
Namun perbedaanya terletak pada aturan pelaksanaan. Berdasarkan peraturan
perundang-undangan dan praktik pelaksanaan demokrasi, terdapat beberapa perubahan
pelaksanaan demokrasi pancasila dari masa orde baru pelaksanaan demokrasi pada
masa orde reformasi sekarang ini yaitu :
1. Pemilihan umum lebih demokratis
2. Partai politik lebih mandiri
3. Lembaga demokrasi lebih berfungsi
4. Konsep trias politika (3 Pilar Kekuasaan Negara) masing-masing bersifat otonom
penuh.
Adanya kehidupan yang demokratis, melalui hukum dan peraturan yang dibuat
berdasarkan kehendak rakyat, ketentraman dan ketertiban akan lebih mudah
diwujudkan. Tata cara pelaksanaan demokrasi Pancasila dilandaskan atas mekanisme
konstitusional karena penyelenggaraan pemeritah Negara Republik Indonesia
berdasarkan konstitusi.
2.SARAN
Indonesia telah melewati berbagai jenis bentuk demokrasi, mulai dari Demokrasi
Parlementer, Demokrasi Terpimpin, dan Demokrasi pada Pemerintahan Orde Baru. Untuk
sekarang demokrasi yang sedang berjalan di Indonesia adalah Demokrasi Pancasila Era
Reformasi yang dimulai sejak runtuhnya pemerintahan Orde Baru hingga sekarang.
Dari panjangnya perjalanan Indonesia dalam melewati berbagai jenis demokrasi ini,
sudah sepatutnya kita sebagai Warga Negara Indonesia mampu bersikap bijak akan
demokrasi dan mampu menjalankan demokrasi dengan semestinya, baik dilingkungan
yang paling kecil yaitu keluarga sampai lingkungan yang paling besar yaitu
pemerintahan.
Mengutip dari pendapat Harold Crough yang mengungkapkan pesimisme yang kuat
akan Demokrasi dimasa yang akan datang, maupun pendapat Afan Gaffar yang
mempunyai keyakinan yang sebaliknya. Kita hanya harus percaya bahwa Demokrasi
adalah pilihan yang terbaik untuk kita dan Negara Indonesia kita tercinta. Sebagai Warga
Negara yang baik, kita harus pandai memilah cara mengekspresikan demokrasi, yaitu
dengan mengekspresikan suatu demokrasi dengan cara yang baik, tanpa adanya
anarkisme, isu SARA dan tujuan-tujuan lain yang dapat meruntuhkan negara Indonesia.
Hancur tidaknya suatu negara ada di tangan rakyatnya. Maka dari itu kita harus siap
untuk menghadapi berbagai kemungkinan yang akan terjadi dimasa mendatang dan
senantiasa selalu melakukan yang terbaik untuk Indonesia
Daftar Pustaka :
Drs. Sunarto, dkk, 2017. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi. Semarang: Pusat
pengembangan MKU/MKDK-LP3 Universitas Negeri Semarang
http://robihartopurba.blogspot.com/2015/03/makalah-tentang-demokrasi-di-indonesia.html
http://m.tribunnews.com/nasional/2016/11/21/aksi-4-november-harus-dihargai-sebagai-ekspresi-
demokrasi
http://m.republika.co.id/berita/jurnalisme-warga/wacana/17/10/10/oxlbf9440-pemilihan-rektor-
ipb-babak-baru-demonstrasi-di-perguruan-tinggi-indonesia
http://thynaituthya.wordpress.com/2013/11/23/makalah-pkn-tentang-demokrasi-indonesia
http://id.m.wikipedia.org/wiki/demokrasi
http://www.kamusjenius.com/2015/6/mengenal-macam-macam-demokrasi-di.html
https://maratussyolikha.wordpress.com/2017/10/27/makalah-pkn-tentang-demokrasi-di-
indonesia-dan-contoh-kasus-demokrasi/
http://blognursafitri.blogspot.com/2014/11/makalah-ilmu-politik-demokrasi.html