Anda di halaman 1dari 6

PRADITYA SUKMA RAMADHAN

2017017263/ AKUNTANSI 5B

Ada bacaan yang harus disiapkan oleh mahasiswa dalam mengikuti e-learning dengan materi materi
“Haka dan Kewajiban warganegara” dalam kontek Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI) yaitu
Undang-Undang Kewarganegaraan No 12 tahun 2006 dan artikel yang membahasa soal
kewarganegaraan Republik Indonesia. Mengapa dua bacaan itu penting...? karena memang seluruh
hal-hal yang berkaitan dengan warga negara sudah diatur secara lengkap.

Langkah selanjutnya setelah dua sumber bacaan tersebut dibaca:

1. Mahasiswa merumuskan pemahaman tentang kewarganegaraan


Warga negara merupakan salah satu unsur hakiki dan unsur pokok suatu negara.
Status kewarnegaraan menimbulkan hubungan timbal balik antara warga negara dan
negaranya. Setiap warga Negara mempunyai hak dan kewajiban terhadap negaranya,
sebaliknya Negara mempunyai hak dan kewajiban memberikan perlindungan terhadap
warga negaranya.
UU No.12 Tahun 2006 pasal 2 menyebutkan bahwa yang menjadi warga Negara
Indonesia adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang
disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. Rakyat sesuatu negara meliputi
semua orang yang akan bertempat tinggal di wilayah kekuasaan negara dan tunduk pada
kekuasaan negara itu. Orang-orang yang berada diwilayah suatu negara dapat dibagi atas
penduduk dan bukan penduduk.
Penduduk Bukan penduduk
Mereka yang telah Mereka yang berada di
memenuhi syarat-syarat wilayah suatu negara untuk
tertentu yang ditetapkan sementara waktu dan yang
oleh peraturan negara yang tidak bermaksud bertempat
bersangkutan tinggal di wilayah negara itu.
diperkenankan mempunyai
tempat tinggal pokok
(domisili) dalam wilayah
negara itu.
Penduduk warga negara Penduduk bukan warga
disingkat warga negara negara disebut orang asing.
Warga negara adalah mereka yang berdasarkan hukum tertentu merupakan anggota
dari suatu negara. Dengan kata lain, warga negara adalah mereka yang menurut undang-
undang diakui sebagai warga negara, atau melalui proses naturalisasi. Bukan warga negara
(orang asing) adalah mereka yang berada pada suatu negara yang bersangkutan, contohnya
Duta Besar. Pada umumnya yang membedakan antara warga negara dan bukan warga
negara adalah hak dan kewajibannya, misalnya yang bukan warga negara Indonesia tidak
dapat ikut serta dalam pemilu di Indonesia.
Penduduk Warga negara Asli
RAKYAT
Bukan Penduduk Bukan warga keturunan
negara
naturalisa
si
Berdasarkan pada Konvensi Den Haag Tahun 1930, maka negara mempunyai
kebebasan untuk membentuk ketentuan mengenai kewarnegaraannya. Hal inilah yang
menyebabkan dalam penentuan status kewarnegaraan seseorang dikenai adanya asas ius
soli dan ius sanguinis dari segi kelahiran dan asas persatuan hukum dan asas persamaan
derajat dari segi perkawinan. Asas kewarnegaraan yang mula-mula dipergunakan sebagai
dasar dalam menentukan masuk tidaknya seseorang dalam golongan warga negara dari
sesuatu negara adalah:
Asas Ius Soli (asas tempat kelahiran) Asas Ius Sanguinis (asas keturunan)
Asas Ius Soli, menetapkan Asas Ius Sanguinis menetapkan
kewarnegaraan seseorang menurut kewarnegaraan seseorang menurut
daerah atau negara tempat ia pertalian atau keturunan orang yang
dilahirkan. Contoh: seseorang yang bersangkutan. Jadi yang menentukan
lahir di negara A, adalah warga negara kewarnegaraan seseorang ialah
A, walaupun orang tuanya adalah kewarnegaraan orang tuanya, dengan
warga negara B. tidak mengindahkan dimana ia sendiri
dan orang tuanya berada dan
dilahirkan. Contoh: seorang yang lahir
di negara A, yang orang tuanya adalah
warga negara B, adalah warga negara
B.
Dalam menentukan kewarnegaraannya beberapa negara memakai asas ius soli sedangkan
negara lain menggunakan asas ius sanguinis. Hal demikian menimbulkan dua kemungkinan
yaitu:
Apatride Bipatride
Apatride yaitu adanya seorang penduduk Bipatride yaitu adanya seorang
yang sama sekali tidak mempunyai penduduk yang mempunyai dua
kewarnegaraan. kewarnegaraan sekaligus
(kewarnegaraan rangkap/ dwi
kewarnegaraan)
Seorang keturunan bangsa A, yang Seorang keturunan bangsa B yang
negaranya memakai dasar kewarnegaraan negaranya menganut asas ius
ius soli, lahir di negara B, dimana berlaku sanguinis lahir di negara A, dimana
dasar ius sanguinis. Orang ini bukanlah berlaku asas ius soli. Karena orang
warga negara A, karena ia tidak lahir di ini adalah keturunan bangsa B,
negara A, tetapi juga bukan warga negara maka ia dianggap sebagai warga
B, karena ia bukanlah keturunan negara B. negara B. akan tetapi, negara A ia
Dengan demikian, orang ini sama sekali juga menganggapnya sebagai
tidak mempunyai kewarnegaraan. Ia warga negaranya karena ia
adalah Apatride. dilahirkan di negara A. jadi orang
ini mempunyai dwi
kewarnegaraan. Ia adalah
Bipatride.

2. Mahasiswa merumuskan siapa yang bisa masuk dalam kategori warga negara Republik
Indonesia.
Di Indonesia, hukum mengenai kewarnegaraan ini diatur dalam UU No.12 Tahun 2006
tentang Kewarnegaraan Republik Indonesia yang mengatur hal-hal sebagai berikut:
Siapa yang menjadi Warga Negara Indonesia
Pasal 2
Yang menjadi Warga Negara Indonesia adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-
orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. (Yang
dimaksud dengan “bangsa Indonesia” adalah orang Indonesia yang menjadi Warga Negara
Indonesia, sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarnegaraan lain atas
kehendak sendiri).
Warga Negara Indonesia adalah:
a. setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan/atau berdasarkan
perjanjian Pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain sebelum Undang-Undang
ini berlaku sudah menjadi Warga Negara Indonesia;
b. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu Warga Negara
Indonesia;
c. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah Warga Negara Indonesia
dan ibu warga negara asing;
d. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara asing dan ibu
Warga Negara Indonesia;
e. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara Indonesia,
tetapi ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum negara asal ayahnya
tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut;
f. anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 (tiga ratus) hari setelah ayahnya meninggal
dunia dari perkawinan yang sah dan ayahnya Warga Negara Indonesia;
g. anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu Warga Negara Indonesia;
h. anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara asing yang
diakui oleh seorang ayah Warga Negara Indonesia sebagai anaknya dan pengakuan itu
dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin;
i. anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak jelas
status kewarganegaraan ayah dan ibunya;
j. anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah negara Republik Indonesia selama ayah
dan ibunya tidak diketahui;
k. anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak
mempunyai kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya;
l. anak yang dilahirkan di luar wilayah negara Republik Indonesia dari seorang ayah dan
ibu Warga Negara Indonesia yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut
dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan;
m. anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum
mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
Pasal 5
(1) Anak Warga Negara Indonesia yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum berusia 18
(delapan belas) tahun atau belum kawin diakui secara sah oleh ayahnya yang
berkewarganegaraan asing tetap diakui sebagai Warga Negara Indonesia.
(2) Anak Warga Negara Indonesia yang belum berusia 5 (lima) tahun diangkat secara sah
sebagai anak oleh warga negara asing berdasarkan penetapan pengadilan tetap diakui
sebagai Warga Negara Indonesia.
Pasal 6
(1) Dalam hal status Kewarganegaraan Republik Indonesia terhadap anak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 huruf c, huruf d, huruf h, huruf i, dan Pasal 5 berakibat anak
berkewarganegaraan ganda, setelah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin
anak tersebut harus menyatakan memilih salah satu kewarganegaraannya.
(2) Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dibuat secara tertulis dan disampaikan kepada Pejabat dengan melampirkan dokumen
sebagaimana ditentukan di dalam peraturan perundang-undangan.
(3) Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
disampaikan dalam waktu paling lambat 3 (tiga) tahun setelah anak berusia 18 (delapan
belas) tahun atau sudah kawin.
3. Mahasiswa merumuskan konsep atau aliran yang dianut Indonesia dalam menentukan
warga negara.
Republik Indonesia menganut konsep atau aliran dalam menentukan warga Negara adalah
sebagai berikut:
a. Asas Ius Sanguinis (Asas Keturunan)
Asas kewarganegaraan suatu negara yang ditetapkan menurut keturunan darah orang
tuanya disebut asas ius sanguinis atau asas keturunan.Artinya kewarganegaraan seorang
anak mengikuti kewarganegaraan orang tuanya, tanpa memperhatikan dimana anak itu
lahir.
Contohnya: Seorang anak dilahirkan di negara Australia, sedangkan kewarganegaraan
orang tuanya adalah Indonesia. Maka anak tersebut berkewarganegaraan Indonesia,
meski lahir di Australia.
b. Asas Ius Soli (Asas Kedaerahan)
Asas kewarganegaraan berdasarkan tempat kelahiran disebut juga dengan istilah asas
ius soli atau asas kedaerahan. Artinya kewarganegaraan seorang anak tergantung
tempat ia dilahirkan dan tidak memperhatikan kewarganegaraan kedua orang tuanya.
Contohnya : Seorang anak dilahirkan di negara Australia, sedangkan kewarganegaraan
orang tuanya adalah Indonesia. Maka anak tersebut berkewarganegaraan Australia,
meski orang tuanya Indonesia.
c. Kewarganegaraan Ganda Terbatas
Dalam kasus lain, seperti anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah WNI dan
ibu WNA, anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah WNA dengan ibu WNI,
anak yang lahir diluar perkawinan yang sah dari Ibu WNA yang diakui oleh seorang ayah
WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18
(delapan belas) tahun atau belum kawin, dan apabila anak yang dilahirkan di luar
wilayah Republik Indonesia dari ayah dan ibu WNI, yang karena ketentuan dari negara
tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang
bersangkutan.
4. Mahasiswa merumuskan hak tanggung jawab warga negara
Hak dan Kewajiban Warga Negara :
1. Wujud Hubungan Warga Negara dengan Negara Wujud hubungan warga negara dan
negara pada umumnya berupa peranan.
2. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia Hak kewajiban warga negara Indonesia
tercantum dalam pasal 27 sampai dengan pasal 34 UUD 1945.
Hak Warga Negara Indonesia :
 Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : “Tiap warga negara berhak
ataspekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan” (pasal 27 ayat 2).
 Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: “setiap orang berhak untuk hidup
serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.”(pasal 28A).
 Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang
sah (pasal 28B ayat 1).
 Hak atas kelangsungan hidup. “Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh,
dan Berkembang”
 Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya dan
berhak mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya
demimeningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia. (pasal 28C
ayat 1)
 Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk
membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya. (pasal 28C ayat 2).
 Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil
sertaperlakuan yang sama di depan hukum.(pasal 28D ayat 1).
 Hak untuk mempunyai hak milik pribadi, hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak
kemerdekaan pikiran dan hati nurani,hak beragama, hak untuk tidak diperbudak,hak
untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas
dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi
dalam keadaan apapun. (pasal 28I ayat 1).
Kewajiban Warga Negara Indonesia :
 Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 berbunyi :segala
warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahandan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
 Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945
menyatakan: “setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upayapembelaan negara”.
 Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1 mengatakan :
“Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain”.
 Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang. Pasal 28J
ayat 2 menyatakan : “Dalam menjalankan hak dan kebebasannya,setiap orang wajib
tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud
untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan
untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai
agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.”
 Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 30 ayat (1) UUD
1945. menyatakan: “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara.”
5. Mahasiswa merumuskan kewajiban negara Indonesia terhadap warga negara
Pembukaan UUD 1945 menjiwai kewajiban dan tanggung jawab negara sebagaimana
tertuang dalam pasal-pasal UUD setelah amandemen. Pasal-pasal tersebut antara lain, Pasal
27 ayat (1) dan (2); Pasal 28; Pasal 28 A-J; Pasal 29 ayat (2); Pasal 30 ayat (1); Pasal 31 ayat
(1) dan (2); Pasal 32 ayat (1) dan (2); Pasal 34 ayat (1), (2) dan (3) (Poerbasari, 2013:91).
Keseluruhan pasal tersebut memuat hak dan kewajiban negara terhadap warga negara dan
sebaliknya.
Hak-hak negara antara lain adalah ditaati hukum dan pemerintahnya; dibela; pajak; dan
menguasai bumi, air, dan kekayaan untuk kepentingan rakyat.
Adapun kewajiban negara yang dimuat dalam seluruh pasal tersebut, yaitu menjamin sistem
hukum yang adil; menjamin Hak Asasi Manusia; mengembangkan sistem pendidikan
nasional untuk rakyat; memberi jaminan sosial; dan memberi kebebasan beribadah kepada
warga negaranya.
6. Mahasiswa merumuskan sebab-sebab seseorang kehilangan kewarganegaraan Indonesia
Warga Negara Indonesia kehilangan kewarganegaraannya jika yang bersangkutan:
a. memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri;
b. tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan orang yang
bersangkutan mendapat kesempatan untuk itu;
c. dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas permohonannya sendiri, yang
bersangkutan sudah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin, bertempat
tinggal di luar negeri, dan dengan dinyatakan hilang Kewarganegaraan Republik
Indonesia tidak menjadi tanpa kewarganegaraan;
d. masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu dari Presiden;
e. secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang jabatan dalam dinas semacam itu
di Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan hanya dapat
dijabat oleh Warga Negara Indonesia;
f. secara sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara asing
atau bagian dari negara asing tersebut;
g. tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat
ketatanegaraan untuk suatu negara asing;
h. mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat yang
dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain atas
namanya; atau
i. bertempat tinggal di luar wilayah negara Republik Indonesia selama 5 (lima) tahun terus-
menerus bukan dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan dengan sengaja
tidak menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi Warga Negara Indonesia sebelum
jangka waktu 5 (lima) tahun itu berakhir, dan setiap 5 (lima) tahun berikutnya yang
bersangkutan tidak mengajukan pernyataan ingin tetap menjadi Warga Negara
Indonesia kepada Perwakilan Republik Indonesia yang wilayah kerjanya meliputi tempat
tinggal yang bersangkutan padahal Perwakilan Republik Indonesia tersebut telah
memberitahukan secara tertulis kepada yang bersangkutan, sepanjang yang
bersangkutan tidak menjadi tanpa kewarganegaraan.

Selamat berdiskusi dan merumuskannya. Sukses selalu.

Anda mungkin juga menyukai