Anda di halaman 1dari 4

Menurut Weinberger (2005) batuk bisa diinisiasi sama ada secara volunter ataurefleks.

Sebagai
refleks pertahanan, ia mempunyai jaras aferen dan eferen. Jaras aferentermasuklah reseptor yang
terdapat di distribusi sensori nervus trigemineus, glossopharingeus, superior laryngeus, dan vagus.
Jaras eferen pula termasuklah nervuslaryngeus dan nervus spinalis. Batuk bermula dengan
inspirasi dalam diikuti denganpenutupan glotis, relaksasi diafragma dan kontraksi otot terhadap
penutupan glotis. Tekanan intratorasik yang positif menyebabkan penyempitan trakea.
Apabila glotis terbuka, perbedaantekanan yang besar antar atmosfer dan saluran udara disertai
penyempitan trakeamenghasilkan kadar aliran udara yang cepat melalui trakea. Hasilnya, tekanan
yang tinggi dapat membantu dalam mengeliminasi mukus dan benda asing.

Farmako terapi yang sering digunakan dalam kasus batuk adalah antitusif, ekspektoran, dan
mukolitik.
YANG DIBAHAS:
1. Derivat / turunan / jenisnya
2. Farmakokinetik (absorpsi, distribusi, metabolisme, ekskresi)
3. Farmakodinamik (tempat/mekanisme kerja obat dan efeknya pd manusia)
4. Indikasi
5. Intoksikasi, efek samping dan kontraindikasinya

Mukolitik adalah obat batuk berdahak yang bekerja dengan cara membuat hancur bentuk dahak
sehingga dahak tidak lagi memiliki sifat-sifat alaminya. Mukolitik bekerja dengan cara
menghancurkan benang-benang mukoprotein dan mukopolisakarida sekret. Sebagai hasil akhir,
viskositas secret menurun dan dengan begitu membuat saluran nafas bebas dari dahak atau sekret.
Mukolitik terbagi dalam berbagai jenis golongan obat diantaranya: Derivat cystein: Acethyl
cystein 10 – 20% dan S-carboxy methyl cysteine, Bromheksin (Merupakan derivat sintetik dari
Vasicine (berasal dari India), suatu zat aktif dari Adhatoda vasica), Ambroxol, Erdostein,
Guiafenasin, Iodinated glycerol, Mecystein, Dornasealfa.
Ambroxol

Ambroxol, yang berefek mukokinetik dan sekretolitik, dapat mengeluarkan lendir yang kental dan
lengket dari saluran pernafasan dan mengurangi staknasi cairan sekresi. Pengeluaran lendir
dipermudah sehingga melegakan pernafasan. Baik batuk maupun volume dahak dapat berkurang
secara bermakna. Dengan demikian cairan sekresi yang berupa selaput pada permukaan mukosa
saluran pernafasan dapat melaksanakan fungsi proteksi secara normal kembali. Penggunaan jangka
panjang dimungkinkan karena preparat ini mempunyai toleransi yang baik. Obat ini mengandung
bahan aktif Mucosolvan, Lasolvan, dan Mucoangin. Zat-zat tersebut adalah obat muciaktif yang
berperan untuk mengembalikan mekanisme pembersihan (clearance) saluran pernapasan dengan
merangsang sintesis dan pelepasan surfkatan oleh pneumocytes tipe II. Surfaktan bertindak
sebagai anti-lem dengan mengurangi perlengketan lendir ke dinding bronkus guna membantu
memberikan perlindungan terhadap infeksi pada bronkus.

Indikasi: Gangguan saluran pernafasan sehubungan dengan sekresi bronkial yang abnormal baik
akut maupun kronis, khususnya pada keadaan-keadaan eksaserbasi dari penyakit-penyakit
bronkitis kronis, bronkitis asmatis, dan asma bronkial.
Farmakodinamik:
Ambroxol adalah agen mukolitik. Nitrat Oksida (NO) yang berlebihan dikaitkan dengan inflamasi
dan berkaitan dengan gangguan fungsi lain saluran pernafasan. NO meningkatkan aktivasi
guanylate cyclase dan akumulasi cGMP. Ambroxol telah terbukti menghambat NO-dependent
aktivasi guanylate cyclase. Hal ini juga yang dapat menghambat aktivasi NO-dependent dari larut
guanylate cyclase dapat menekan sekresi secret yang berlebihan.

Interaksi Obat:

Penggunaan Ambroxol dapat meningkatkan kerja atau efektivitas dari antibiotik karena dapat
dikatakan jika mukus semakin cepat dan mudah untuk dikeluarkan, maka bakteri atau virus
penyebab penyakit yang terjerat pada mukus juga akan dikeluarkan. Pada studi preklinis tidak
menunjukkan adanya efek yang mengkhawatirkan, akan tetapi keamanan pemakaian pada wanita
hamil atau menyusui belum diketahui dengan pasti. Meskipun demikian, seperti halnya dengan
penggunaan obat lain pemakaian pada kehamilan trimester I harus hati-hati.
Efek samping:

Ambroxol umumnya mempunyai toleransi yang baik. Efek samping ringan pada saluran
pencernaan seperti mual pernah dilaporkan walaupun jarang.

Kontraindikasi: Tidak diketahui adanya kontraindikasi. Untuk ibu hamil obat ini termasuk ke
dalam risiko kehamilan kategori C menurut US Food and Drugs Administration (FDA). Berikut
referensi kategori risiko kehamilan menurut FDA:
A = Tidak berisiko
B = Tidak berisiko pada beberapa penelitian
C = Mungkin berisiko
D = Ada bukti positif dari risiko
X = Kontraindikasi
N = Tidak diketahui
MIMS. Ambroxol.
2016. http://mims.com/Indonesia/Home/GatewaySubscription/?generic=Ambroxol
Drugbank. 2019. Ambroxol - https://www.drugbank.ca/drugs/DB06742
Ambroxol - https://www.drugs.com/ambroxol.html accessed date April 10th, 2018

BROMHEKSIN
Sediaan: Tablet, sirup. Manfaat obat Mukolitik dan ekspektoran.

Mekanisme kerja Pengurangan viskositas dahak. Stimulasi pada sekresi, gerakan siliar, pembentuk
surfaktan. Perbaikan penangkal imunologis setempat.

Indikasi: Sekretolitik pada infeksi jalan pernapasan yang akut dan kronis serta pada penyakit paru
dengan pembentukan mucus berlebih.

Kontraindikasi: Hipersensitivitas, wanita hamil, menyusui, Efek samping Reaksi alergi,


gangguaan gastrointestinal ringan.
Interaksi obat: Hati-hati penggunaan dengan obat lain

Bronkhitis adalah inflamasi jalan pernafasan dengan penyempitan atau hambatan jalan nafas di
tandai peningkatan produksi sputum mukoid, menyebabkan ketidak cocokan ventilasi- perfusi dan
menyebabkan sianosis (FKUI, 2007).
Bronkhitis akut dikarakteristiki oleh adanya infeksi pada cabang trakeobrokhial. Infeksi ini
menyebabkan hiperemia dan edema pada memberan mukosa, yang kemudian menyebabkan
peningkatan sekresi dahak bronchial. Karena adanya perubahan memberan mukosa ini, maka
terjadi kerusakan pada epitelia saluran nafas yang menyebabkan berkurangnya fungsi pembersihan
mukosilir. Selain itu, peningkatan sekresi dahak bronchial yang dapat menjadi kental dan liat,
makin memperparah gangguan, pembersihan mukosilir.Perubahan ini bersifat permanen, belum
diketahui, namun infeksi pernafasan akut yang berulang dapat berkaitan dengan peningkatan
hiper-reaktivitas saluran nafas, atau terlibat dalam fatogenesis asma atau PPOK. Pada umumnya
perubahan ini bersifat sementara dan akan kembali normal jika infeksi sembuh.

Berdasarkan patofisiologi diatas karena itu pada bronchitis diberikan obat-obatan yang bersifat
mukolitik untuk membantu mengadakan depolimerisasi atau memecah benang-benang
mukoprotein dan mucopolisakarida sekret saluran pernapasan bagian atas sehingga viskositas
secret menurut dan secret mudah untuk disekresikan.

Anda mungkin juga menyukai