Anda di halaman 1dari 25

Kementerian Dalam Negeri

Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN


TUGAS PEMBANTUAN DI DAERAH KABUPATEN/KOTA

Direktorat Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan dan Kerja Sama


Tahun 2021
Asas Penyelenggaraan Tugas Pembantuan
UU No. 23/2014 ttg Pemerintahan Daerah

Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah Pusat kepada daerah otonom untuk
melaksanakan sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat atau dari
Pemerintah Daerah provinsi kepada Daerah kabupaten/kota untuk melaksanakan sebagian Urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah provinsi.

TUGAS PEMBANTUAN

Tugas Pembantuan Pusat kepada Tugas Pembantuan Prov kepada


provinsi/kab/kota kab/kota

Didanai melalui Didanai melalui

APBN APBD
MAKSUD
TUGAS
PEMBANTUAN
 Meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan
pemerintahan, pengelolaan pembangunan dan pelayanan umum.

 Meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas dan penyelesaian


permasalahan serta pengembangan pembangunan bagi daerah.

 Untuk meningkatkan sarana dan prasarana serta sumber daya


manusia yang diperlukan untuk menjadmin keberhasilan
penyelenggaraan Tugas Pembantuan.

 Untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat daerah


diberbagai bidang terutama pendidikan, kesehatan, dan daya beli
masyarakat, pekerjaan umum, pertanian dan trantib.

 TP juga sebagai upaya pemerataan pembangunan dan pemberian


pelayanan diseluruh wilayah daerah dan meningkatkan kualitas
sarana dan prasaranan ekonomi daerah untuk memudahkan
kebutuhan masyarakat daerah dalam rangka meningkatkan
produksi.
Dasar Pertimbangan Tugas Pembantuan
EFISIENSI
bila pelaksanaan suatu tugas pemerintahan tertentu dinilai lebih
efisiensi dilaksanakan oleh pemerintah tingkat bawahnya (ditinjau dari
aspek anggaran, penggunaan tenaga, atau pemanfaatan sumber daya
lainnya), maka pemerintah tingkat atasnya dapat menugaskan kepada
pemerintah tingkat bawahnya untuk melaksanakan tugas tertentu.

EFEKTIVITAS
bila pelaksanaan suatu tugas pemerintahan tertentu dinilai lebih efektif
dilaksanakan oleh pemerintah tingkat bawahnya (ditinjau dari aspek
esensi masalah dan spesifikasi kebutuhan masyarakat, pola
pelaksanaan dalam mengatasi masalah, serta jangkauan masyarakat
pemanfaat atas pelaksanaan tugas tersebut), maka pemerintah tingkat
atasnya dapat menugaskan pemerintah tingkat bawahnya untuk
melaksanakan tugas tertentu.

RESPONSIVITAS dan AKUNTABILITAS


bila pelaksanaan suatu tugas pemerintahan tertentu dinilai lebih
responsive dan akuntabel dilaksanakan oleh pemerintah tingkat
bawahnya (ditinjau dari aspek kecepatan dan ketepatan dalam
mengatasi masalah selama proses pelaksanaan, serta aspek
ketepanan focus pemanfaatan dalam pelaksanaan tugas tertentu),
maka pemerintah tingkat atasnya dapat menugaskan pemerintah
tingkat bawahnya untuk melaksanakan tugas tertentu.
ARAH PERUBAHAN PENYELENGGARAAN TUGAS
PEMBANTUAN
menurut UU No. 23 Tahn 2014 ttg Pemerintahan Daerah

“menugasi Desa” bukan merupakan


Kriteria penyelenggaraan Tugas
penerapan asas TP, sehingga tugas yang
Pembantuan tidak lagi Daerah provinsi, kab/kota
diserahkan kepada Desa tidak menjadi
berdasarkan kriteria fisik. Tetapi penerima TP Pusat menetapkan
kewenangan yang dikelola sendiri oleh
penugasan penyelenggaraan Peraturan gub, bupati/wali kota
pemerintah desa. Pemerintah desa
urusan pemerintahan konkuren mengenai tata cara
bertanggung jawab kepada gubernur
yang menjadi kewenangan penyelenggaraan TP Pusat
atau bupati/walikota terhadap tugas yang
pemerintah pusat (lampiran UU
diserahkan kepadanya
23/2014)
(Penjelasan pasal 20 dan 372 UU 23/2014)
DASAR PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN PUSAT
 Program dan kegiatan TP kepada daerah berupa penyelenggaraan urusan pemerintahan konkuren
ditetapkan dengan Peraturan Menteri/Kepala LPNK setelah berkoordinasi dengan Mendagri.
 Peraturan Menteri/LPNK dan Peraturan Mendagri ditetapkan paling lambat bulan November untuk
penyelenggaraan TP tahun anggaran berikutnya.
 Peraturan Menteri/LPNK disampaikan kepada daerah sebagai dasar penetapan Keputusan Kepala
Daerah mengenai pelaksanaan TP.
 Pelaksana TP Pusat kepada daerah provinsi, kab/kota ditetapkan dengan Keputusan Gubernur,
Bupati/Wali Kota paling lambat bulan Desember sebelum tahun pelaksanaan TP tahun anggaran
berikutnya.
 Pelaksanaan TP Pusat kepada daerah provinsi, kab/kota dilaksanakan oleh perangkat daerah
daerah provinsi, kab/kota.
 Perencanaan TP Pusat dan TP Provinsi dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perUU-an mengenai
sistem perencanaan pembangunan nasional dan sinkronisasi proses perencanaan dan
penganggaran pembangunan nasional.
 Penganggaran TP Pusat berasal dari APBN K/LPNK, yang penyaluran dana diberikan secara
langsung kepada yang menerima TP sesuai dengan ketentuan perUU-an mengenai keuangan
negara.
DASAR PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN
 Pertanggungjawabkan dan dilaporkan TP Pusat dengan ketentuan:
o gubernur mempertanggungjawabkan dan melaporkan penyelenggaraan TP kepada menteri/kepala
LPNK yang menugasi setelah melaporkan kepada DPRD dengan tembusan kepada Mendagri,
Bappenas dan Menkeu;
o bupati/wali kota mempertanggungjawabkan dan melaporkan penyelenggaraan TP kepada
menteri/kepala LPNK yang menugasi dengan tembusan kepada GWPP;
o GWPP melaporkan pertanggungjawaban penyelenggaraan TP Pusat oleh kab/kota kepada Mendagri,
Bappenas dan Menkeu;
o Mendagri dan menteri/kepala LPNK terkait sesuai dengan kewenangan masing-masing melaporkan TP
kepada Presiden.
o Mekanisme penyusunan pelaporan Tugas Pembantuan sesuai PP No. 7 Tahun 2008 ttg DKTP
 Pelaporan penyelenggaraan TP Pusat dan TP Provinsi menggunakan sistem pelaporan elektronik yang
terintegrasi sesuai ketentuan per-UU-an mengenai sistem pemerintahan berbasis elektronik.
 Barang yang dibeli atau diperoleh dari penyelenggaraan TP Pusat merupakan BMN yang dikelola dan
dipertanggungjawabkan, serta digunakan sebagai penunjang penyelenggaraan Tugas Pembantuan.
 Binwas penyelenggaraan TP secara nasional dikoordinasikan oleh Mendagri.
 Binwas penyelenggaraan TP secara teknis dilaksanakan oleh menteri/kepala LPNK terkait.
 Penugasan urusan pemerintahan konkuren dari pemerintah pusat kepada daerah provinsi dan/atau kab/kota. (lampiran UU
23/2014)
 Penugasan urusan pemerintahan konkuren dari pemerintah provinsi kepada daerah kabupaten/kota. (lampiran UU 23/2014)
o Ketentuan TP Pusat :
• lebih efektif dan efisien dilaksanakan oleh provinsi dan/atau keb/kota;
• daerah memiliki perangkat daerah yang lingkup tugas dan fungsinya sama dengan urusan pemerintahan yang
ditugaspembantuankan;
• daerah provinsi dan/atau daerah kabupaten/kota memiliki sarana dan prasarana serta personel untuk menyelenggarakan
tugas pembantuan;
• tidak memerlukan biaya pendamping dari daerah;
• memperhatikan karakteristik daerah;
• bukan merupakan pembinaan dan pengawasan; dan
• bukan urusan pemerintahan konkuren yang menjadi kewenangan daerah.
o Ketentuan TP Pusat :
• lebih efektif dan efisien dilaksanakan oleh daerah kebupaten/kota;
• daerah memiliki perangkat daerah yang lingkup tugas dan fungsinya sama dengan urusan pemerintahan yang
ditugaspembantuankan;
• daerah kabupaten/kota memiliki sarana dan prasarana serta personel untuk menyelenggarakan tugas pembantuan;
• tidak memerlukan biaya pendamping dari daerah kabupaten/kota;
• bukan merupakan pembinaan dan pengawasan;
• bukan urusan pemerintahan konkuren yang menjadi kewenangan daerah kabupaten/kota dan pemerintah pusat; dan
• memperhatikan karakteristik daerah kabupaten/kota.
HAKEKAT TUGAS PEMBANTUAN
Program dan kegiatan yang ditugaspembantuankan
ditetapkan melalui peraturan institusi yang menugaskan
Tugas Pembantuan adalah tugas membantu melaksanakan
urusan pemerintahan konkuren dalam tahan implementasi
kebijakan yang bersifat teknis operasional.

Daerah penerima penugasan menyusun Per.Kepala Daerah


mengenai pengaturan tata cara pelaksanaan tugas
pembantuan
Urusan pemerintahan yang dapat ditugaspembantuankan
adalah yang menjadi kewenangan dari institusi yang
menugaskan.

Urusan pemerintahan yang ditugaspembantuankan


dilaksanakan oleh perangkat daerah berdasarkan penetapan
dari gub/bup/walikota
Kewenangan yang dapat ditugaspembantuankan adalah
kewenangan yang bersifat atributif, yakni kewenangan yang
melekat pada institusi bersangkutan
Institusi yang menerima penugasan diwajibkan melaporkan
dan mempertanggungjawabkan mengenai urusan
pemerintahan yang dikerjakannya kepada institusi yang
menugaskan
Kebijakan, strategi, pembiayaan, sarana dan prasarana serta
sumber daya manusia disediakan oleh institusi yang
menugaskan
Kegiatan teknis operasional diserahkan sepenuhnya pada
institusi yang diberi penugasan, sesuai dengan situasi,
kondisi serta kemampuannya berdasarkan JUTLAK yang
ditetapkan oleh institusi pemberi penugasan
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN TUGAS PEMBANTUAN

01 02 03 04 05

Menteri/pimpinan Gubernur atau


bupati/walikota selaku Pembinaan meliputi Pembinaan
lembaga dilakukan dalam
melakukan binwas penerima penugasan pemberian pedoman,
rangka Pengawasan
dalam urusan pemerintahan standar, fasilitasi, dan
peningkatan dilaksanakan dalam
penyelenggaraan dari Pemerintah bimbingan teknis, serta
kinerja, rangka pencapaian
urusan melakukan pembinaan pemantauan dan
transparansi, dan efisiensi pengelolaan
pemerintahan yang dan pengawasan evaluasi atas
akuntabilitas dana tugas
ditugaskan kepada kegiatan tugas penyelenggaraan tugas
penyelenggaraan pembantuan.
gubernur atau pembantuan yang pembantuan.
dilaksanakan oleh tugas pembantuan.
bupati/walikota
SKPD.
DEKONSENTRASI KEPADA GWPP
“MENGKOORDINASIKAN
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
PENYELENGGARAAN TUGAS
PEMBANTUAN DI DAERAH
KABUPATEN/KOTA”
DASAR PELAKSANAAN KOORDINASI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN DI DAERAH KABUPATEN/KOTA oleh GWPP
(berdasarkan PP No. 33 Tahun 2018 dan Permendagri No. 12 Tahun 2021)

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Add Text Add Text Add Text Add Text Add Text
Menteri Dalam
Sebagai pelaksanaan Penunjukan Petunjuk Menteri Dalam
tugas dan wewenang Negeri melakukan
Perangkat Daerah Pelaksanaan tugas Negeri sewaktu-
GWPP terhadap evaluasi terhadap
Provinsi ditetapkan dan wewenang waktu dapat
pembinaan dan laporan GWPP
dengan keputusan GWPP ditetapkan meminta laporan
pengawasan setiap tahun
gubernur dengan Keputusan kepada GWPP
penyelenggaraan dengan melibatkan
Menteri Dalam
tugas pembantuan di K/LPNK terkait
daerah kab/kota Negeri
Add Text Add Text Add Text Add Text

Gubemur dalam Pelaksanaan tugas Pendanaan pelaksanaan GWPP melaporkan


menyelenggarakan tugas dan wewenang tugas dan wewenang pelaksanaan tugas
dan wewenang sebagai GWPP berdasarkan GWPP dibebankan pada dan wewenang
wakil Pemerintah Pusat dekonsentrasi APBN yang merupakan kepada presiden
dibantu oleh perangkat bagian dari anggaran
ditetapkan dengan melalui Menteri
gubernur yang dal hal ini Kementerian Dalam
peraturan Mendagri Dalam Negeri.
adalah OPD Provinsi Negeri melalui
yang tugas dan fungsinya
mekanisme
bersesuaian
dekonsentrasi
TUGAS DAN WEWENANG GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH PUSAT
Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaran Tugas Pembantuan
di Daerah Kabupaten/Kota
 Secara umum.
• Terinventarisasinya data TP di daerah kabupaten/kota.
• untuk memperoleh gambaran umum penyelenggaraan TP dari berbagai kriteria yaitu
relevansi, efektivitas, efisiensi, dampak, dan sustainabilitasnya.
• upaya melihat kriteria-kriteria yang diperlukan untuk mengukur seberapa jauh tujuan
penyelenggaraan TP sesuai ketentuan PP No. 7/2008 dan UU 23/2014 dapat diwujudkan.

 Secara khusus.
 Memotret penyelenggaraan penyelenggaraan TP di Kab/Kota dalam satu wilayah provinsi.
 Mendapat gambaran mengenai penyelenggaraan TP secara keseluruhan di dalam wilayah
TUJUAN provinsi.
 Mengetahui besaran dan efektivitas TP di dalam wilayah provinsi .
 Mengidentifikasi berbagai masalah terkait dengan penyelenggaraan TP di dalam wilayah
provinsi.
 Mengidentifikasi potensi-potensi terkait dengan upaya mendorong terwujudnya taat asas
dalam penyelenggaraan TP, efisiensi dan efektivitas penyelenggaraannya, dampak serta
sustainabilitasnya dari penyelenggaraan TP.
 Mengidentifikasi berbagai saran dan kontribusi dalam upaya peningkatan penyelenggaraan TP
di Kabupaten/Kota.
 Menganalisis TP di daerah kab/kota, dalam hal relevansi, efektivitas, efisiensi, dampak, dan
sustainabilitasnya dan permasalahannya serta memberikan rekomendasi.
TUGAS DAN WEWENANG GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH PUSAT

Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaran Tugas Pembantuan


di Daerah Kabupaten/Kota
1. Mengetahui peta penyelenggaraan TP di Kab/Kota dalam wilayah provinsi yang kesesuain
urusan pemerintahan sesuai prioritas pembangunan nasional dan mendukung pembangunan
daerah.

2. Memperlancar pelaksanaan tugas pembantuan dan penyelesaian permasalahan urusan


pemerintah pusat yang ada di daerah.
MANFAAT 3. Terbangunnya penyelenggaraan pemerintahan dan pengembangan pembangunan daerah.

4. Mengetahui daerah Kab/Kota yang efektif dalam menyelenggarakan TP dan faktor


pendukungnya dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan daerah dan pelayanan
umum.

5. Dapat mengetahui area yang menjadi kendala dalam pelaksanaan TP sekaligus merumuskan
rekomendasi perbaikannya.

6. Memberikan masukan kepada Pemerintah Pusat terhadap pelaksanaan TP di Kabupaten/Kota,


misalkan : karakteristik daerah, kuandran dan prioritas pendanaan TP.
Tugas dan Wewenang Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah Pusat
RUANG LINGKUP Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaran Tugas Pembantuan
di Daerah Kabupaten/Kota

 Sejauh mana tujuan pelaksanaan TP sejalan dengan per-UU-an.


Relevansi  Sejauh mana pelaksanaan TP sejalan dengan kewenangan pemerintah
pusat dalam melaksanakan urusan pemerintahan konkuren yang menjadi
kewenangnya.

Efektivitas Sejauh mana tujuan pelaksanaan tugas pembantuan dapat dicapai atau
diharapkan dapat dicapai

Efisiensi Mengukur output dan outcome pelaksanaan tugas pembantuan serta


sumber daya yang digunakan

Dampak yang dihasilkan dari pelaksanaan tugas pembantuan, baik positif


Dampak maupun negatif, jangka pendek atau jangka panjang, langsung atau tidak
langsung, direncanakan atau tidak direncanakan.
Sustainability Apakah manfaat pelaksanaan tugas pembantuan berkelanjutan atau tidak
Tugas Korbinwas Tugas Pembantuan kab/kota oleh GWPP
(UU No. 23/2014 dan PP No. 33/2018)

Sinergi perencanaan maupun


pelaksanaan TP agar tercapai
efektifitas dan efisiensi
Pemerintah Kab/Kota
KOORDINASI dan K/LPNK
penugasan urusan
pemerintahan pusat yang
ditugaspembantuankan.

Mensinkronkan antara rencana


GWPP kegiatan dengan hasil yang dicapai,
PEMBINAAN Pemerintah Kab/Kota
dampak pelaksanaan dan
kesesuaian dengan per-UU-an.

Pelaksanaan TP berjalan
PENGAWASAN Pemerintah Kab/Kota secara efisien, efektif dan
sesuai NSPK.

TUGAS PEMBANTUAN adalah penugasan dari pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk
melaksanakan sebagian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat atau dari
pemerintah daerah provinsi kepada daerah kab/kota untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah provinsi. (UU 23/2014)
Skema Dekon Tugas Korbinwas TP di Kab/Kota oleh GWPP

Mengkoordinasikan Binwas penyelenggaraan


KEMENTERIAN DALAM NEGERI KEGIATAN TP Pusat di daerah kab/kota
DITJEN BINA ADWIL
SASARAN TP Kabupaten/Kota
Permendagri No. 16 Tahun
Laporan Binwas Tugas Pembantuan Kab/kota
2021 ttg Pelimpahan dan OUTPUT
dan rekomendasi
Penugasan Urusan
Pemerintahan Lingkup
Kemendagri TA 2021 termonitornya pelaksanaan TP di kab/kota agar
OUTCOME berjalan sesuai ketentuan

Jutlak Dekonsentrasi Kepada 1. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan TP


GWPP Kab/Kota
LANGKAH 2. Inventarisasi dan Analisis Data TP di
Kab/Kota
3. Penyusunan laporan dan rekomendasi
GWPP
Subdit Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan,
PEMBINA Ditjen Bina ADWIL

Unit Kerja Perangkat GWPP


PELAKSANA Bappeda Provinsi
(Bappeda Provinsi)
LINGKUP MONEV TP KAB/KOTA

KOMPONEN ASPEK INDIKATOR

1. PENUGASAN 1. Merupakan urusan pemerintahan konkuren yg


URUSAN
a. Kesesuaian asas
menjadi kewenangan pusat.
PEMERINTAHAN 2. Bukan merupakan urusan pemerintahan
konkuren yg menjadi kewenangan daerah.
3. Tidak dilaksanakan sendiri oleh K/L.
4. Ditetapkan melalui Peraturan Menteri.
5. Daerah memiliki perangkat daerah yang lingkup
tugas dan fungsinya sama dengan urusan
pemerintahan yang ditugaspembantuankan.
6. Daerah prov/daerah kab/kota memiliki sarpras
serta personel untuk menyelenggarakan Tugas
Pembantuan.
7. Tidak memerlukan biaya pendamping dari
daerah.
8. Memperhatikan karakteristik daerah.

1. Bukan merupakan pembinaan dan pengawasan.


2. Bersifat teknis, spesifik dan memerlukan daya
b. Bentuk kegiatan yang besar.
3. Lebih efektif dan efisien jika dilaksanakan
melalui TP.
LINGKUP MONEV TP KAB/KOTA

KOMPONEN ASPEK INDIKATOR

2. PERENCANAAN a. Program/ kegiatan 1. Sesuai dengan mekanisme Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional (SPPN).
&
PENGANGGARA 2. Sesuai dengan Renja dan RPJMN.
N 3. Koordinasi dengan Daerah Penugasan.
4. Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dari K/L.

1. Menggunakan Dana APBN.


2. Sesuai dengan Standar Biaya APBN.
b. Anggaran 3. SK Penetapan Pejabat Pelaksana Keuangan (PPK,
KPA, Penandatangan SPM, Bendahara)
LINGKUP MONEV TP KAB/KOTA

KOMPONEN ASPEK INDIKATOR

a. Pelaksanaan 1. Kesesuaian pelaksanaan dengan perencanaan


3. PELAKSANAAN Program/ Kegiatan dan petunjuk pelaksanaan (juklak) dari K/L
dan Anggaran 2. Kesesuaian pelaksanaan anggaran dengan tata
cara pelaksanaan APBN
3. Ketepatan waktu pelaksanaan kegiatan
4. Dilaksanakan oleh SKPD yg sama dgn bidang
tugas yg di TP kan
5. Pembentukan Perkada yang mengatur tata cara
pelaksanaan tugas pembantuan
6. Pembentukan Kep. Kepala Daerah ttg Penetapan
Perangkat Daerah dan Pejabat Pelaksana TP
7. Laporan pelaksanaaan tugas pembantuan per
kegiatan

1. Dikelola dan dipertanggungjawabkan sesuai


peraturan perundang-undangan
b. Pengelolaan BMN 2. Digunakan sebagai penunjang pelaksanaan
kegiatan TP
LINGKUP MONEV TP KAB/KOTA

KOMPONEN ASPEK INDIKATOR

4. PERTANGGUNGJA a. Pertanggung-jawaban 1. Dilaporkan kepada DPRD kab/kota.


WABAN DAN
2. Disampaikan kepada K/L yang memberikan
PELAPORAN penugasan.
3. Salinan disampaikan kepada Kemendagri,
Bappernas & Kemenkeu dan GWPP.

1. Laporan per triwulan dan tahunan.


2. Pelaporan sesuai PP 39 tahun 2006.
b. Pelaporan 3. Mencakup aspek manajerial dan akuntabilitas.
PELAPORAN DAN EVALUASI GWPP
Pelaksanaan Tugas Koordinasi Pembinaan dan Pengawasan
Tugas Pembantuan daerah Kabupaten/Kota

Laporan disusun berdasarkan


GWPP wajib melaporkan format dan instrumen yang telah
pelaksanaan tugas dan wewenang ditetapkan oleh Menteri.
kepada Presiden melalui Mendagri.

Laporan GWPP meliputi Evaluasi terhadap GWPP


aspek manajerial (kinerja) dilaksanakan Kemendagri
serta aspek akuntabilitas dengan melibatkan KL dan
(keuangan). LPNK terkait.

Laporan GWPP Objek yang dievaluasi


disampaikan paling lambat adalah aspek perencanaan,
2 (dua) bulan setelah pelaksanaan dan pelaporan
tahun anggaran berakhir, kegiatan GWPP.
Isu Pelaksanaan Tugas Pembantuan di Daerah

1. Kurangnya Sinergi Perencanaan dan Pelaksanaan Kegiatan


 Kurangnya koordinasi antar unit-unit terkait di daerah
 Kurangnya koordinasi antar unit-unit terkait di daerah dengan di Pusat

2. Pendanaan belum sepenuhnya sesuai dengan kewenangan


 Masih terdapat kewenangan daerah yang didanai dengan dana Tugas Pembantuan

3. Tingkat Penyerapan yang belum optimal


 Keterlambatan DIPA
 Keterlambatan Kementerian/Lembaga menyampaikan indikasi program/kegiatan
 Keterlambatan penyampaian perangkat pengelola keuangan oleh daerah
 Keterlambatan penetapan DIPA

 Revisi DIPA pada pertengahan tahun


 Perubahan RKAKL sehubungan perubahan alokasi anggaran pada APBN-P sehingga waktu
tidak mencukupi untuk melaksanakan kegiatan
 Keterlambatan Juknis
 Keterlambatan penyampaian Juknis yang mengakibatkan keterlambatan pelaksanaan
kegiatan

Anda mungkin juga menyukai