Anda di halaman 1dari 12

TUGAS GEOLOGI BATUBARA

Nanda Aurelia

111.170.035

Kelas D

1. Definisi Geologi Batubara dan sertakan sumbernya ?


2. Proses Syn Depositional & Post Depositional pada Batubara ?
3. Pengetahuan dasar Geologi ?
4. Cekungan Limnik ( Rawa- Rawa ) ?
5. Cekungan Paralik ( Pantai )?

JAWAB

1. Geologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang gejala yang terkait dengan
pembentukan bumi, keberadaan bumi, serta fenomena lain yang terkait dengan bentuk
alami ( Munir, 1996 )

Batubara adalah suatu benda padat yang kompleks, terdiri dari bermacam-macam
unsur mewakili banyak komponen kimia, dimana hanya sedikit dari komponen kimia
tersebut yang dapat diketahui. Pada umumnya homogen, tetapi hampir semua berasal dari
sisa-sisa tumbuhan yang sangat kompleks, terdiri dari bermacam-macam serat dimana
serta terdiri dari beberapa sel. Dengan sendirinya bahan-bahan tersebut akan
berkomposisi sejumlah komponen kimia dalam perbandingan yang sangat bervariasi
(Thiessen, 1947).

Jadi, Geologi Batubara adalah ilmu yang mempelajari hal- hal yang mengenai tentang
batubara baik itu dalam proses pembentukannya, lingkungan pengendapannya dan juga
lapisan batubara yang berbasis pengetahuan dasar geologi untuk kepentingan keilmuan
dan terapan.

2. - Syn DepositionalSyn-depositional adalah proses geologi yang berlangsung


bersamaandengan pembentukan batubara. Proses-proses ini seperti perbedaan
kecepatansedimentasi serta bentuk morfologi pada dasar cekungan, pola struktur
yangsudah terbentuk sebelumnya dan kondisi lingkungan saat batubara terbentuk.
- Post Depositional Post depositional adalah proses-proses geologi yang berlangsung
setelahlapisan batubara terbentuk seperti: adanya sesar, erosi oleh proses- proses
yangterjadi di permukaan, atau terobosan (intrusi) batuan beku. Proses ini
jugameliputi proses-proses geotektonik dan terjadi fase geokimia, yaitu proses-
proses kimiawi bahan/material oleh proses-proses alam yang terjadi di dalam bumi.

Proses Sedimentasi Batubara

Batubara merupakan hasil dari akumulasi tumbuh-tumbuhan pada kondisi lingkungan


pengendapan tertentu. Akumulasi tersebut telah terkena pengaruh-pengaruh syn-
sedimentary dan post-sedimentary. Akibat pengaruh-pengaruh tersebut dihasilkan
batubara dengan tingkat (rank) dan kerumitan struktur yang bervariasi. Lingkungan
pengendapan batubara dapat digunakan untuk menentukan penyebaran lapisan, cara
terjadinya, serta kualitas batubara. Namun sering kali masih belum dapat menghasilkan
yang prediksi yang akurat (Thomas, 2002).

Syn Depositional

Secara umum sedimen pembawa batubara diendapkan mulai dari tepi hingga tengah
cekungan, sedangkan struktur geologi sangat berpengaruh terhadap akumulasi sedimen
dan jumlah suplai material rombakan yang diperlukan guna mengetahui runtunan lapisan
batubara, sebaran dan ciri lingkungan pengendapanya. Efek diagenesa selama akumulasi
sedimen berlangsung bisa menyebabkan deformasi struktur (pensesaran dan perlipatan),
seperti gaya tekan ke arah bawah terhadap semua lapisan sedimen dan batubara

Batubara terbentuk dari endapan organic yaitu sisa – sisa tumbuh – tumbuhan yang
terjadi selama beberapa ratus juta tahun yang lalu yang mengalami pengubahan melalui
proses pembatubaraan.

Merupakan proses-proses geologi yang terjadi sebelum hingga yang terjadi bersamaan
dengan pengendapan batubara pada suatu cekungan. Proses syn depositional diantaranya
adalah :

• Perbedaan kecepatan sedimentasi


Lingkungan pembentukan batubara terdapat pada lingkungan yang tenang yang
memungkinkan terjadi pembusukan oleh mikroba secara perlahan dan tidak terganggu
oleh material lain yang dapat diendapkan bersamaan proses pengendapan batubara.

Hal ini dikarenakan material lempung atau pasir yang berlebih dapat meningkatkan
kadar abu pada batubara yang dapat mengurangi kualitas batubara.Hasil dari perbedaan
kecepatan sedimentasi antara lain seperti:

a) Bands

Gambar. Band

Merupakan lapisan yang terdiri dari material yang bukan batubara, terjadi karena suplai
akumulasi sedimen klastik telah melebihi akumulasi gambut. Sedimen klastik ini mungkin
menunjukkan endapan over bank atau dataran banjir yang berasal dari sungai yang terdekat
atau dari debu vulkanik yang berasal dari sumber di luar lingkungan rawa.
b) Splits

Gambar. Splits

Kemenerusan lateral lapisan batubara di lapangan sering terbelah pada jarak yang relatif
dekat oleh sedimen bukan batubara yang membaji kemudian membentuk dua lapisan
batubara yang terpisah dan disebut autosedimentational split. Macam-macam bentuk spilt :

Simple splitting, merupakan split sederhana yang terjadi akibat kehadiran tubuh
lentikuler yang besar darisedimen bukan batubara.

Proggresif splitting, merupakan split yang apabila terdiri dari beberapa lensa, maka
splitting dapat berkembang secara terus menerus.

Zig zag splitting, merupakan split yang terjadi pada suatu lapisan batubara yang
terbelah dan kemudian bergabung dengan lapisan batubara lain.

• Penurunan dasar cekungan (subsidence)

Kecepatan penurunan yang lebh cepat dari kecepatan akumulasi tumbuhan akan
mengakibatkan air menggenangi rawa-rawa dan hutan sekelilingnya, sehingga kehidupan
tumbuhan terganggu. Jika penurunan lebih lambat dari kecepatan akumulasi tumbuhan, maka
akan menyebabkan akumulasi tumbuhan di permukaan. Akibatnya permukaan airtanah akan
turun dan tumbuhan membusuk oleh udara.

• Bentuk morfologi dasar cekungan


Bentuk morfologi dasar cekungan rawa dan perubahan muka air, sangat berpengaruh
terhadap penebalan dan penipisan lapisan batubara yang berdampak kepada besaran dan
luasan dari geometri lapisan batubara.

Post Depositional

Merupakan proses-proses geologi yang terjadi setelah pengendapan batubara pada suatu
cekungan. Proses post depositional diantaranya adalah :

• Washout

“Washout” merupakan tubuh lentikuler sedimen, biasanya batupasir, yang menonjol ke


bawah dan menggantikan sebagian atau seluruh lapisan batubara yang ada. Umumnya
memanjang atau berbelok-belok, dan menggambarkan struktur scour and fill dibentuk oleh
aktivitas channel berasosiasi dengan akumulasi gambut.

Washout dan roof rolls merupakan masalah utama dalam operasi penambangan.
Ketebalan lapisan dan ketidakmenerusan lapisan batubara akibat terisi channel, sehingga itu
tentu memerlukan kebijaksanaan. Demikian juga dengan peralatan yang digunakan untuk
menggali batubara sering menemui kesulitan untuk menembus material bukan batubara yang
telah menggantikan posisi lapisan batubara, terutama pada tambang bawah tanah.(Ward,
C.R., 1984)

• Lingkungan pengendapan setelah pembentukan batubara

Pengaruh lingkungan pengendapan setelah pembentukan batubara yaitu apabila diatas lapisan
batubara diendapkan sedimen marine yang memiliki kadar sulfat yang tinggi. Hal ini akan
mempengaruhi kadar sulfida pada lapisan batubara dibawahnya, sehingga akan membentuk
mineral sulfida seperti pirit yang dapat mengurangi kualitas batubara tersebut.

• Struktur geologi

Struktur geologi yang dihasilkan dari post-depositional adalah kekar, sesar, dan lipatan.
Kehadiran mineral presipitasi seperti gypsum juga merupakan hasil post-depositional.
a. Sesar

Gambar Offset yang mengindikasikan sesar

Sesar normal sebagai produk tegasan utama vertikal hasil gaya gravitasi,sesar normal
umum dijumpai di lapisan batubara yaitu di bagian sayap- sayap lipatan,pergeserannya dapat
mencapai beberapa meter, dip bidang sesar normal mulai 60° – 70°. Sesar dapat membentuk
kekar-kekar atau Cleat yang merupakan Pengkekaran dalam batubara, khususnya batubara
bituminous.

Hal ini ditunjukkan oleh serangkaian retakan yang sejajar, biasanya berorientasi
tegak lurus perlapisan. Satu rangkaian retakan disebut face cleat, biasanya dominan dengan
bidang individu yang lurus dan kokoh sepanjang beberapa meter.

Bidang cleat sering diisi oleh unsure mineral atau karbonat, lempung, jenis sulfida,
atau sulfat dapat secara umum nampak pada permukaan batubara yang mengelupas yang
dapat mengurangi kualitas batubara karena meningkatnya kadar abu. Orientasi face cleat
merupakan salah satu faktor penting di dalam pengontrolan perencanaan penambangan
bawah tanah. Demikian juga untuk operasi penambangan yang menggunakan alat bajak atau
hidrolik, maka arah penbambangan dan hubunganny adengan pola cleat sangat
mempengaruhi dalam kemudahan penggalian batubara.

b. Lipatan
Gambar. Lipatan

Batubara dalam susunan runtunan lapisan umumnya terlipat menjadi beberapa jenis lipatan.
Seperti halnya sesar, pada lipatan akan membentuk rekahan atau cleat. Bidang cleat sering
diisi oleh unsur mineral atau karbonat, lempung, jenis sulfida, atau sulfat dapat secara umum
nampak pada permukaan batubara yang mengelupas yang dapat mengurangi kualitas batubara
karena meningkatnya kadar abu.

c. Kekar

Kekar apabila mengenai lapisan batubara terutama pada kekar bukaan atau gash fracture
akan diisi oleh unsur mineral atau karbonat, lempung, jenis sulfida yang dapat
meningkatkan kadar abu pada lapisan batubara sehingga berdampak pada menurunnya
kualitas dan harga jual batubara.

3. Cabang – cabang Pengetahuan Geologi

- Mineralogi

- Petrologi
- Paleontologi

- Geologi Sejarah

- Geologi Ekonomi

- Geofisika

- Geomorfologi

- Geologi Teknik

Dasar Pembagian Dari Cabang Ilmu Geologi :

1. Bentuk dan struktur dari material bumi bagiannya Geologi Struktur


2. Proses geologi bagiannya dari geologi fisika
3. Sejarah dari bumi dan penghuninya bagiannya sejarah geologi, stratigrafi,
paleontologi.
4. Sifat fisika bagiannya Geofisika
5. Geologi Terapan bagiannya geologi ekonomi, geologi tambang, geologi bijih, geologi
perminyakan, agrogeologi, geologi kerekayasaan, hidrogeologi.
6. Metode kerja bagiannya geologi terapan dan geologi foto.
7. Migrasi unsur kimiawi dari bumi bagiannya geokimia
8. Dari kerak bumi bagiannya sejarah geologi, stratigrafi, paleontologi.

Keterkaitan antara geologi dengan geomorfologi sangat erat. Geomorfologi merupakan salah
satu bidang kajian fisiografi. Geomorfologi merupakan perpaduan antara fisiografi dengan
geologi. Aspek-aspek geologi yang terkait dengan bentuk lahan sebagai kajian geomorfologi
adalah litologi, struktur, geologi, dan stratigrafi.

4. Lingkungan limnik atau air tawar merupakan lingkungan yang didominasi oleh air tawar
(atau di atas level pasang tertinggi) dan tidak memiliki hubungan hidrologis secara langsung
dengan laut. Sub-lingkungan yang membentuk deposit batubara adalah:

- Fluvial swamp (termasuk upper delta plain swamp): rawa fluvial banyak terdapat pada
dataran banjir fluvial oleh karena terlindung dari suplai sedimen oleh adanya leeve sepanjang
teras sungai. Gambut/batubara yang dihasilkan dapat berselang-seling dengan lapisan pasir
atau lempung yang terbawa oleh adanya banjir. Kadang pembentukan gambut pada
lingkungan ini juga diselingi dengan adanya fasies danau.
Upper Delta Plain

- Danau: pembentukan gambut terutama terjadi pada pinggir danau, sedangkan pada posisi
yang lebih dalam terbentuk lumpur organik oleh karena minimnya sirkulasi air.

- Upland bog: gambut juga dapat terbentuk pada lingkungan yang tidak secara langsung
berhubungan dengan kondisi fluviatil, akan tetapi tetap terjadi drainasi dan akumulasi
material klastik tidak terlalu banyak melampaui akumulasi tumbuhan.

5. Pada lingkungan paralik atau marginal marine, terdapat beberapa sub-lingkungan dimana
batubara umum terbentuk, yaitu pada:

- Estuarin, lagun dan teluk: pada lingkungan ini terjadi deposisi sedimen klastik dan material
organik dari marsh/swamp (paya/rawa) di sekitarnya serta kontribusi alga insitu.
Estuari

-Crevasse Splay

Limpasan material sedimen di gabian delta dari distributary. Bentukan gambutanya


seperti meliuk-liuk.

Crevasse Splay
-Coastal marsh:

Lingkungan ini berada pada daerah rendah di belakang gosong pantai sehingga
terpisah dari laut. Akan tetapi pada saat terjadi pasang tinggi dan badai, coastal marsh secara
periodik dipengaruhi oleh air laut. Tumbuhan yang terdapat pada lingkungan ini adalah
tumbuhan yang mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi salinitas. Tumbuhan yang
umumnya ditemukan pada coastal marsh daerah tropis adalah berupa mangrove.

-Lower delta plain marsh/swamp

Fasies ini terutama berupa daratan/pulau interdistributer yang ditumbuhi tumbuhan


(mangrove) pada delta bagian depan yang berhadapan dengan laut. Pada saat terjadi pasang
tinggi dan badai, air laut yang masuk dapat menyebabkan penambahan sulfur sehingga
menyebabkan terbentuknya deposit gambut yang kaya akan pirit. Selain itu pada saat banjir,
sedimen berbutir halus dapat diendapkan bersama material tanaman sehingga terbentuk
gambut yang kandungan abunya tinggi.

Lower Delta Plain


DAFTAR PUSTAKA

British Coal., 1964. Coal Classification System (revison of 1964 system), National Coal
Board, London.
http://triranipujiastuti.blogspot.co.id/2012/11/resume-peranan-studi-sedimentologi-dan.html
(diakses pada tanggal 29 agustus 2019)

http://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/komoditas/batu-bara/item236 (diakses pada


tanggal 29 agustus 2019)

https://ilmubatubara.wordpress.com/2006/09/23/lingkungan-pengendapan-batubara/ (diakses
pada tanggal 29 agustus 2019)

Surjono, S.S, Eksplorasi Geologi Batubara., Diktat Geologi Batubara Lanjutan., tidak
dipublikasi

Surjono, S.S, Pembentukan Batubara., Slide Presentasi., tidak dipublikasi

Thomas, Larry., 2002., Coal Geology., Jhon Wiley & Sons, LTD., England

Anda mungkin juga menyukai