Anda di halaman 1dari 9

RANCANGAN UNDANG-UNDANG

TENTANG PERUBAHAN ATAS


UNDANG-UNDANG NO. 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN
MINERAL DAN BATUBARA
(USULAN DPR)

Konsultasi Publik dan Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan Sub


Sektor Mineral dan Batubara
Jakarta, 6 Juni 2018
DAFTAR ISI
I KRONOLOGIS RUU MINERBA INISIATIF DPR

PROSES PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG BERDASARKAN UU NO.


II 12/2011 DAN PERPRES NO.87/2014

POKOK-POKOK ISU PERUBAHAN DALAM RUU MINERAL DAN


III BATUBARA INISIATIF DPR

IV ARAH RUU MINERBA

2
I. KRONOLOGIS RUU MINERBA INISIATIF DPR
Rapat Baleg DPR menyetujui draf RUU Surat Ketua DPR kepada Presiden nomor
Perubahan UU Minerba dan selanjutnya LG/07244/DPR RI/IV/2018 yang substansinya
Pimpinan Komisi VII DPR bersurat kepada menyampaikan draft RUU Perubahan UU Minerba
pimpinan DPR RI agar RUU Perubahan UU dan meminta presiden untuk membahas bersama
Minerba disahkan dalam sidang RUU dimaksud serta meminta Presiden menunjuk
paripurna Menteri yang akan mewakili Presiden

28 Maret 2018 10 April 2018 11 April 2018 20 April 2018

Rapat Paripurna DPR RI menyetujui Draf Surat Ketua DPR kepada


RUU Perubahan UU Minerba Presiden nomor
LG/07244/DPR RI/IV/2018
baru dikirimkan kepada
presiden (Draft RUU
Perubahan dan Naskah
Akademik)
II. PROSES PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG
Berdasarkan UU No. 12/2011 dan Perpres No.87/2014
1. 2.
3. Pembahasan 4. Pengesahan 5. Pengundangan
Perencanaan Penyusunan

Presiden
menerima RUU
Minerba dari DPR

Tidak diatur jangka waktu pembahasannya

Menteri ESDM Pembicaraan/ Pembicaraan/


Mensetneg menyiapkan DIM Pembahasan Pembahasan Pengesahan/
berkoordinasi serta pandangan dan Tingkat I Tingkat II Penandatanganan
dengan Menteri pendapat Presiden (Rapat oleh Presiden
ESDM, paling lambat untuk disampaikan (Rapat gabungan Paripurna
7 hari sejak tanggal kepada DPR paling komisi, Rapat DPR, 30 hari
RUU DPR diterima lambat Baleg, Rapat Badan pengambilan
60 hari sejak tanggal Anggaran, atau keputusan)
RUU diterima Rapat Pansus)

Pengundangan
III. POKOK-POKOK ISU PERUBAHAN DALAM RUU MINERAL DAN BATUBARA
INISIATIF DPR (SUMMARY )
NO ISU POKOK SUBSTANSI
1 Kewenangan a. Kewenangan bupati/walikota dihapus sebagai bentuk penyesuaian UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah
b. Pemda (Gubernur) dapat melimpahkan kewenangan pemberian IPR kepada Pemda dibawahnya (Bupati/walikota)
2 Pengusahaan a. DPR mengusulkan konsep Kuasa Pertambangan dan Pemegang Kuasa Pertambangan adalah Pemerintah Pusat
b. Izin diberikan oleh Menteri jika permohonan IUP dilakukan oleh BUMN/PMA
c. Pelaksanaan penyelidikan dan penelitian dalam rangka penyiapan WP dapat ditugaskan kepada BUMN dan BUMD
3 Perencanaan DPR mengusulkan agar perencanaan pertambangan mineral dan batubara dilakukan secara sistematis, terpadu, terarah,
menyeluruh dan transparan oleh Pusat dan Pemda sesuai kewenangannya serta diintegrasikan dengan rencana
pembangunan nasional, rencana pembangunan daerah, rencana pembangunan pertambangan minerba, rencana APBN dan
APBD.
5 Perizinan a. Usaha Pertambangan dalam bentuk KK dan PKP2B diubah menjadi izin (Pasal 35) (berbeda dengan pengaturan di
peralihan)
b. Pemegang IUP dapat memiliki lebih dari 1 IUP dengan komoditas sama dalam 1 provinsi (tidak ada kriteria dan
pendelegasian pengaturan lebih lanjut)
c. IUP hanya dapat diberikan kepada Badan Usaha dan Koperasi (perseorangan dihapus)
d. Pengaturan IUP Operasi Produksi yang terintegrasi dengan fasilitas pengolahan dan pemurnian atau PLTU diberikan
untuk paling lama 20 + 20 + 10.
e. Pengaturan IPR diberikan untuk paling lama 10 + 5+ 5
6 Divestasi Saham a. Usulan DPR, kewajiban divestasi saham dimulai dalam jangka waktu 10 tahun sejak kegiatan penambangan bagi IUP
OP yang terintegrasi dengan smelter atau PLTU (tidak diatur jangka waktu dimulainya divestasi bagi IUP/IUPK
PMA yang tidak terintegrasi dengan smelter/PLTU)
III. POKOK-POKOK ISU PERUBAHAN DALAM RUU MINERAL DAN
BATUBARA INISIATIF DPR (SUMMARY ) (Lanjutan)
NO ISU POKOK SUBSTANSI

7 Pengalihan Kepemilikan IUP Pemegang IUP/IUPK dilarang memindahtangankan IUP/IUPK kepada pihak lain, namun dapat dikecualikan jika
telah mengalihkan sahamnya pada bursa dan telah melakukan eksplorasi tahapan tertentu (hal ini berbeda dgn
UU 4 yang hanya membolehkan pengalihan saham dengan kondisi tertentu)—(nomenklatur
memindahtangankan perlu dikaji kembali)
8 Pembinaan dan a. DPR mengusulkan pengawasan dilakukan secara berkala dan adanya keterbukaan informasi kepada publik.
Pengawasan b. Penempatan inspektur tambang pada setiap WIUP atau WIUPK oleh Menteri atau Gubernur.
c. Pemda (gubernur) mengangkat IT untuk ditempatkan di setiap WPR (khusus IPR) (tidak sesuai UU23/2014)
d. Pemda (gubernur) dapat melimpahkan kewenangan binwas kepada pemda di bawahnya (bupati/walikota)
untuk IPR
9 Peningkatan Nilai Tambah Adanya usulan pemberian insentif fiscal dan non-fiscal bagi pemegang IUP atau IUPK Operasi Produksi yang
membangun smelter atau PLTU.
10 Hak Masyarakat Adanya hak bagi masyarakat untuk mengajukan permohonan evaluasi, keberatan dan penolakan atas penerbitan
izin pertambangan serta adanya hak memperoleh pendampingan hukum,
11 Sanksi a. Terdapat penambahan jenis sanksi administratif berupa denda, ganti rugi dan sanksi membayar sejumlah
uang
b. Pemindahtanganan IUP, IUPK atau IPR sebagaimana dimaksud Pasal 70 A dan Pasal 93 dipidana paling
lama 2 th dan denda 5 miliar
c. Penghapusan sanksi pidana bagi setiap orang/pejabat yang mengeluarkan Izin yang bertentangan dgn UU/
dengan menyalahgunakan kewenangannya (perlu dikaji, karena selama ini tidak implementatif)
III. POKOK-POKOK ISU PERUBAHAN DALAM RUU MINERAL DAN BATUBARA
INISIATIF DPR (SUMMARY ) (Lanjutan)
NO ISU POKOK Substansi
11 Ketentuan Peralihan 1. KK dan PKP2B tetap diberlakukan sampai jangkai berakhirnya KK/PKP2B, serta pasal dalam KK dan PKP2B
disesuaikan sesuai UU ini selambat-lambatnya 1 tahun (hal ini bertentangan dengan Pasal 35)
2. Jika KK/PKP2B berakhir, pemegang KK/PKP2B memiliki hak untuk mengusahakan wilayahnya dalam bentuk IUPK
perpanjangan dgn jangka waktu 2 kali 10 tahun
3. KK/PKP2B yang telah melakukan penyesuaian isi KK/PKP2Bnya diberi hak mengusahakan kembali wilayahnya
dalam bentuk IUPK dgn luas wilayah sesuai dengan RKSW yang telah disetujui
4. Jika KK/PKP2B berakhir dan tidak diperpanjang menjadi IUPK perpanjangan maka wilayahnya dikembalikan
kepada negara dan dilakukan proses lelang seperti WP baru (tidak ditetapkan menjadi WPN/WUPK karena
langsung dilelang)
5. Pemegang KK yang sudah berproduksi wajib melakukan pengolahan dan pemurnian paling lambat 2 th sejak UU
ini diundangkan
6. Pemegang KK/IUP dan IUPK OP dapat menjual produk hasil pengolahan dalam jumlah tertentu ke luar negeri
untuk jangka waktu paling lama 2 th dgn membayar bea keluar

12 Lain-lain 1. Apabila IUP/IUPK berakhir, pemegang IUP/IUPK wajib menyerahkan seluruh data yang diperoleh dari hasil
Eksplorasi/OP kepada Pemda (tidak diatur penyerahan pada Pemerintah Pusat)
2. Tidak diatur penghentian sementara oleh Inspektur tambang
3. Pasal 115A setiap orang dilarang merintangi/mengganggu kegiatan usaha pertambangan dari pemegang izin yang
telah memenuhi syarat (norma yang tidak selesai dan redundent dengan Pasal 162)
4. Hasil pengurangan/penciutan dan/atau penghitungan kembali wilayah KK/PKP2B serta hasil rekonsiliasi IUP yang
dinyatakan bermasalah ditetapkan sebagai WPN setelah mendapat persetujuan DPR (hal ini berbeda dengan UU
Minerba dan Peraturan Pelaksanaannya yang dapat menetapkan wilayah tersebut menjadi WIUP/WIUPK)
12
Pengaturan khusus tentang izin 1
pengusahaan Batuan Penyelesaian permasalahan antar 2
sektor dalam pengelolaan Mengakomodir Putusan Mahkamah
pertambangan sehingga menjamin Konstitusi dan UU Nomor 23/2014
11 kepastian hukum dan kepastian
Pengaturan yang lebih jelas terhadap
perubahan KK/PKP2B menjadi IUPK
berusaha
dalam rangka kelanjutan operasi
3
Penguatan Konsep pengelolaan Wilayah
Pertambangan
10
Penguatan peran
BUMN
IV. ARAH 4
Tersedianya rencana Pertambangan Mineral
9
Pemberian Insentif kepada Pihak yang
RUU dan Batubara sebagai dasar pengelolaan
pertambangan Minerba
membangun fasilitas Pengolahan MINERBA
dan/atau Pemurnian dan PLTU Mulut
Tambang
5
Meningkatkan pemanfaatan Batubara
sebagai sumber energi nasional
8
Mendorong Kegiatan Eksplorasi untuk
meningkatkan penemuan deposit 7
mineral dan batubara Penguatan peran Pemerintah Pusat
6
dalam Pembinaan dan Pengawasan Memperkuat kebijakan peningkatan
kepada Pemerintah Daerah nilai tambah Mineral dan Batubara
9

Anda mungkin juga menyukai