Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu tujuan Sustinable development goals (SDG’s)

berkomitmen untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) dengan target

penurunan angka kematian ibu sebesar 70 per 100.000 kelahiran hidup dalam

kurun waktu 2015 – 2030. Beberapa upaya telah disusun pemerintah untuk

menurunkan angka kematian ibu antara lain pertolongan persalinan oleh

tenaga kesehatan menjadi 85 %, deteksi dini, antenatal care, penatalaksanaan

persalinan dan nifas yang baik(1).


Persalinan adalah proses pengeluaran (kelahiran) hasil konsepsi yang

dapat hidup diluar uterus melalui vagina ke dunia luar. Proses tersebut dapat

dikatakan normal atau spontan jika bayi yang dilahirkan berada pada posisi

letak belakang kepala dan berlangsung tanpa bantuan alat-alat atau

pertolongan, serta tidak melukai ibu dan bayi. Pada umumnya proses ini

berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam(2).


Penatalaksanaan persalinan yang baik, dapat dengan mengupayakan

persalinan yang berlangsung tidak lama, atau tidak melampaui waktu yang

seharusnya, disertai dengan rasa nyeri yang dapat ditoleransi ibu saat proses

persalinan. Sebagian ibu, selama proses persalinan merasakan waktu

persalinan yang panjang atau waktu yang lebih lama dari yang seharusnya,

dan dirasakan nyeri yang hebat. Sebagian besar (90%) persalinan disertai rasa

nyeri, dan 7-14% saat bersalin tanpa rasa nyeri(3).


Nyeri saat persalinan merupakan kondisi fisiologis yang merupakan

sebuah pengalaman subjektif di sebabkan oleh iskemik otot uteri, penarikan

1
2

dan traksi ligament uteri, traksiovarium, tuba fallopi dan distensi bagian

bawah uteri, otot dasar panggul dan perineum. Nyeri persalinan mulai timbul

pada kala I fase laten dan fase aktif, pada fase laten terjadi pembukaan

serviks sampai tiga cm bisa berlangsung selama delapan jam. Nyeri

disebabkan oleh kontraksi uterus dan dilatasi serviks. Seiring bertambahnya

pembukaan, intensitas dan frekuensi kontraksi uterus, nyeri yang

dirasakanakan bertambah kuat. Puncak nyeri terjadi pada fase aktif di

pembukaan 4 sampai 10 cm, dan berlangsung sekitar 12-14 jam untuk

primipara, dan 6-10 jam untuk multipara(4). Apabila nyeri tidak segera di atasi

janin yang ada di dalam kandungan akan terjadi hipoksia akibat asidosis,

detak jantung janin semakin cepat yang akan mengakibatkan kematian pada

janin di dalam kandungan(5) .


Banyak metode yang ditawarkan untuk mengurangi nyeri pada

persalinan, baik metode farmakologis (menggunakan obat-obatan) maupun

non farmakologis (secara tradisional). Jika memungkinkan pilihan terapi non

farmakologis untuk penatalaksanaan nyeri pada persalinan harus di

pertimbangkan sebelum menggunakan obat analgesik. Beberapa pengelolaan

nyeri persalinan secara farmakologis sebagian besar merupakan tindakan

medis. Walaupun tindakan farmakologis lebih efektif dalam mengurangi nyeri

persalinan, selain lebih mahal juga berpotensi mempunyai efek samping bagi

ibu maupun janinnya(6)


Berdasarkan alasan tersebut diatas tindakan non farmakologis dalam

manajemen nyeri merupakan trend baru yang dapat di kembangkan dan

merupakan metode alternatif yang digunakan pada ibu bersalin untuk

mengurangi nyeri persalinan dan dapat memberikan efek relaksasi kepada


3

pasien sehingga dapat membantu meringankan ketegangan otot dan emosi

serta dapat meningkatkan kenyamanan ibu saat persalinan(7) .


Salah satu cara untuk mengurangi nyeri tersebut adalah dengan

massase punggung. Tujuan utamanya adalah relaksasi. Dalam waktu 310

menit massase di punggung dapat menurunkan tekanan darah, menormalkan

denyut jantung, meningkatkan pernapasan dan merangsang produksi hormon

endorphine yang menghilangkan sakit secara alamiah. Teknik endorphine

massage ini tidak memiliki efek samping pada ibu dan bayi, serta tidak

membutuhkan biaya yang mahal(8). Seorang ahli kebidanan, Constance

Palinsky, tergerak untuk menggunakan endorphin massage untuk mengurangi

atau meringankan rasa sakit pada ibu yang akan melahirkan. Diciptakannya

Endorphin Massage yang merupakan teknik sentuhan serta pemijatan ringan

yang dapat menormalkan denyut jantung dan tekanan darah serta

meningkatkan kondisi rileks dalam tubuh ibu dengan memicu perasaan

nyaman melalui permukaan kulit. Terbukti dari hasil penelitian, teknik ini

dapat meningkatkan pelepasan zat oksitosin yaitu hormon yang memfasilitasi

persalinan(9).
Selain pijat endophrin, adapula Counterpressure selama proses

persalinan(10). Counterpressure adalah pijatan tekanan kuat dengan cara

meletakkan tumit tangan atau bagian datar dari tangan, atau juga

menggunakan bola tenis pada daerah lumbal di mana ia sedang mengalami

sakit punggung. Counterpressure dapat mengatasi nyeri tajam dan

memberikan sensasi menyenangkan yang melawan rasa tidak nyaman pada

saat kontraksi ataupun di antara kontraksi (11).


Hasil penelitian tentang “Counterpressure”dan Efek Terhadap Nyeri

Persalinan Kala I Fase Aktif pada Ibu Persalinan Normal Di Rumah Sakit
4

Advent Manado didapatkan hasil bahwa da perbedaan Penurunan Nyeri

Persalinan Kala I Fase Aktif pada Ibu Primigravida yang signifikan sesudah

dilakukan teknik counterpressure(12)


Data ibu bersalin di Kabupaten Demak tahun 2018 sejumlah 20.737

ibu, dan sebanyak 5.846 dirujuk dengan berbagai kasus, selanjutnya 5560

kasus komplikasi maternal tertangani. Data ibu bersalin di Puskesmas Gajah I

tahun 2018 sekitar 56 orang. Dari data tersebut diketahui 18 (32.14%) ibu

mengalami partus lama.


Berdasarkan data yang di peroleh pada survey pendahuluan di bulan

Desember tahun 2018 di Puskesmas Gajah I kabupaten Demak telah

dilakukan wawancara pada 10 ibu bersalin, 4 (40%) diantaranya menjalani

proses persalinan yang lancar selanjutnya 6 (60%) orang yang lain diketahui

mengalami proses kala I yang lama dan ibu menyatakan keram berat pada

perut bagian bawah, nyeri menyebar ke pinggang, paha, punggung, mual,

badan terasa lemas. Dari 6 responden 3 orang telah diberikan pendidikan

untuk melakukan nafas dalam untuk mengelola nyeri serta di lakukan

pengusapan pada punggung secara lembut dan mereka menyatakan merasa

lebih nyaman karena nyeri yang di rasakan berkurang. Sedangkan 3 yang lain

hanya diberikan pendidikan untuk melakukan nafas dalam untuk mengelola

nyeri dan mengaku masih merasakan nyeri yang sama.


Berdasarkan permasalahan yang di paparkan di atas membuat peneliti

tertarik meneliti tentang Efektifitas Pijat Endophrin Dan Counterpressure

Terhadap Tingkat Nyeri Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Gajah I

Demak
B. Rumusan Masalah
5

Apakah Efektif Pijat Endorphin Dan Counterpressure Terhadap

Tingkat Nyeri Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Gajah I Demak?


C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui Efektifitas Pijat Endorphin Dan Counterpressure

Terhadap Tingkat Nyeri Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Gajah I

Demak.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi skala nyeri sebelum dan sesudah pijat endorphin

pada persalinan di wilayah kerja Puskesmas Gajah I Demak


b. Mengidentifikasi skala nyeri sebelum dan sesudah pada

Counterpressure persalinan di wilayah kerja Puskesmas Gajah I

Demak
c. Menganalisis efektifitas pijat endorphin dan Counterpressure

terhadap tingkat nyeri persalinan di wilayah kerja Puskesmas Gajah I

Demak

D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
a. Institusi
Sebagai dokumentasi dan sumber bahan bacaan untuk menambah
wawasan mahasiswa STIKES Karya Husada Semarang.

2. Praktis

a. Puskesmas

Informasi yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat

dijadikan bahan masukan bidan sehingga ibu Inpartu mendapatkan

pelayanan khususnya mengenai teknik Counterpressure dan pijat

endophrin terhadap perubahan nyeri fase aktif pada ibu Inpartu,

diharapkan kinerja pelayanan yang diberikan tenaga kesehatan yang

sudah baik diharapkan lebih baik dan bias dilakukan setiap ada pasien.
6

b. Ibu Inpartu

Teknik Counterpressure dan pijat endorphin yang diperoleh dari

penelitian ini diharapkan dapat mengurangi rasa nyeri fase aktif pada

ibu inpartu.

c. Peneliti Lain

Sebagai bahan perbandingan dan masukan untuk melakukan

penelitian selanjutnya tentang efektifitas pijat endophrin dan

Counterpressure terhadap tingkat nyeri pada ibu bersalin dengan jenis

penelitian lain atau penambahan variable penelitian yang lebih lengkap

dengan metode penelitian yang berbeda.

E. Originalitas

NO Pengar Judul Penelitian Metode Hasil Perbedaan


ang Penelitian
1 Atun Efektifitas Tehnik Quasi keduan teknik 1. Penelitian
Raudot Counter Pressure eksperimen efektif sebelumnya
ul Dan Endorphin dengan menurunkan menggunakan
(2013) Massage terhadap desain pret nyeri namun tehnik counter
Nyeri Persalinan and posttest teknik counter pressure dan
Kala 1 Pada Ibu with control pressure lebih endorphin,
Bersalin Di group design besar sedangkan
RSUD Ajibarang dibandingkan 2. Penelitian ini
rata-rata dilakukan untuk
penurunan nyeri mengetahui
pada teknik efektifitas
endorphin Counterpressure
massage dan pijat
endophrin
2 Eva Efektivitas Penelitian Ada pengaruh 1. Penelitian
Zulisa, Endorphin Quasi efektivitas sebelumnya
2014 Massage terhadap Eksperimen endorphin hanya
7

Intensitas Nyeri dengan massage terhadap menggunakan


Kala I Persalinan rancangan intensitas nyeri tehnik endorphin
Normal Ibu pretest kala I massage,
Bersalin Di posttest sedangkan
Badan Layanan kontrol 2. Penelitian
Umum Daerah group design ini dilakukan
(BLUD) Rumah untuk mengetahui
Sakit Ibu Dan efektifitas
Anak Pemerintah Counterpressure
Aceh dan pijat
endophrin
3 Liva Pengaruh Deep Penelitian Ada pengaruh 1. Penelitian
Maita Back Massage Quasi yang signifikan sebelumnya
(2016) terhadap Eksperimen antara Deep Back menggunakan
penurunan nyeri dengan uji Y- massage terhadap tehnik Deep Back
persalinan test penurunan nyeri Massage terhadap
persalinan dengan penurunan nyeri,
nilai p value: sedangkan
0,004 2. Penelitian ini
dilakukan untuk
mengetahui
efektifitas
terhadap nyeri
persalinan

Anda mungkin juga menyukai