Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di dunia

masih tinggi, menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2013,

ada sekitar 800 ibu di dunia meninggal setiap harinya akibat komplikasi

kehamilan dan persalinan. Penyebab utama dari kematian ibu antara lain

sumber daya yang rendah,pendarahan, hipertensi, infeksi dan penyakit penyerta

lainnya yang diderita ibu sebelum masa kehamilan.Wanita yang tinggal

dinegara berkembang memiliki resiko kematian yang lebih besar dibandingkan

dengan wanita yang tinggal dinegara maju sehubungan dengan faktor yang

berhubungan dengan kehamilan dan persalinan (WHO 2013)

Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan pada

saat hamil atau dalam masa kehamilan atau selama 42 hari sejak terminasi

kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan

oleh kehamilannya atau pengelolaannya dan bukan karena sebab-sebab lain,

per 100.000 kelahiran hidup (KH) (Nova,2012).

Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR) adalah

jumlah kematian bayi di bawah usia 1 tahun per 1000 Kelahiran Hidup (KH).

Angka ini merupakan indikator yang sensitif terhadap ketersediaan,

pemanfaatan dan kualitas pelayanan kesehatan terutama pelayanan perinatal.

AKB juga berhubungan dengan pendapatan keluarga, jumlah anggota keluarga,

pendidikan ibu dan keadaan gizi keluarga (Shofia, 2013).

1
2

Angka Kematian Ibu di Indonesia pada tahun 2010, rata-rata tercatat 359

per 100.000 kelahiran hidup (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,

2011). AKI dan AKB di Jawa Barat yang masih tergolong tinggi bila

dibandingkan dengan Provinsi yang lainnya di Indonesia walaupun sudah

mengalami penurunan saat ini yaitu AKI dari 850 kasus pada tahun 2011

menjadi 747 kasus tahun 2012, sedangkan AKB dari 5077 kasus tahun 2011

menjadi 4431 kasus pada tahun 2012. Dinas Kesehatan Jawa Barat tahun 2012

menunjukkan AKI di Jawa Barat sebesar 109,2 per 100.000 KH, sedangkan

AKB di Jawa Barat sebesar 6,4 per 1000 KH (Dinkes Jawa Barat, 2012).

Angka Kematian Ibu di Tasikmalaya pada tahun 2012 sebanyak 60 kasus,

AKB sebanyak 406 kasus dan angka kematian balita 38 kasus, hal ini

menjadikan Tasikmalaya menjadi peringkat tiga besar di Jawa Barat (Suhada,

2014). Berdasarkan data yang dimiliki Dinas Kesehatan Tasikmalaya, AKI di

Kota Tasikmalaya kini menduduki peringkat pertama di Jawa Barat dengan

jumlah kematian sebanyak 29 orang sejak tahun 2014.

Asuhan komperhensif adalah asuhan kebidanan yang berfokus pada

kebutuhan individu dan keluarga dalam perawatan fisik, dukungan,

emosional, dan sosial, serta berkelanjutan memberikan penekanan pada

penatalaksanaan klinis yang aman, meningkatkan pendidikan kesehatan

bagi wanita dalam siklus usia subur. Pada asuhan kebidanan komperhensif

ini merupakan tindakan yang paling efektif dan efisiensi (Varney, 2007; h.3)
3

Peran bidan dalam menurunkan jumlah kematian ibu dan jumlah

kematian bayi dengan memberikan asuhan kebidanan secara komperhensif.

Asuhan kebidanan komperhensif merupakan asuhan berkesinambungan

mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga

berencana. Peran bidan selain memberikan asuhan komperhensif juga harus

meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dalam penanganan dan

memberikan pelayanan kesehatan mulai dari kehamilan, persalinan, nifas,

bayi baru lahir dan keluarga berencana (Varney, 2007; h.24)

Berdasarkan uraian di atas penulis sebagai calon bidan merasa perlu untuk

melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif salah satunya dengan judul

“Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. S 26 Tahun G1P0A0 39– 40

minggu di Klinik MB Kawalu Kota Tasikmalaya” tanggal 28 Agustus - 6

Oktober 2018.”

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mampu memberikan Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. S 26

Tahun mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga

berencana.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian terhadap ibu hamil,bersalin, nifas,

dan bayi baru lahir.

b. Mampu mengidentifikasi diagnosa dan masalah terhadap ibu hamil,

bersalin, nifas dan bayi baru lahir.


4

c. Mampu menetapkan diagnosa masalah terhadap ibu hamil, bersalin,

nifas, dan bayi baru lahir

d. Mampu menyusun perencanaan tindakan pada ibu hamil, bersalin,

nifas, dan bayi baru lahir.

e. Mampu melaksanakan tindakan terhadap ibu hamil, bersalin, nifas,

dan bayi baru lahir.

f. Mampu mengevaluasi hasil asuhan terhadap ibu hamil, bersalin,

nifas, dan bayi baru lahir.

g. Mampu melakukan pendokumentasian terhadap ibu hamil , ibu

bersalin, ibu nifas dan bayi baru lahir dengan menggunakan SOAP

C. Ruang Lingkup

1. Sasaran

Pada ibu hamil trimester III sampai keluarga berencana pada Ny. S umur

26 tahun G1P0A0

2. Tempat

Pengambilan kasus ini dilaksanakan di Klinik Mutiara Bundan Bidan Hj.

T. Dan di rumah pasien di Perum Mega Mutiara Kelurahan Cibunigeulis

Kota Tasikmalaya

3. Waktu

Pengambilan kasus dimulai pada tanggal 27 Agustus – 6 Oktober 2018

D. Manfaat

1. Bagi Penulis

Menambah ilmu pengetahuan dan mengaplikasikan teori yang di

dapatkan selama perkuliahan ke dalam kehidupan nyata sehingga mampu


5

mengerti dan melakukan penatalaksanaan asuhan komprehensif pada ibu

hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan KB.

2. Bagi Lahan Praktik

Dapat menjadi bahan masukan bagi lahan praktik dalam rangka

meningkatkan kualitas pelayanan dan pelaksanan Asuhan kebidanan

komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan kb

secara intensif dan kontinu.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai sumber referensi, sumber bacaan dan bahan pengajaran

terutama yang berkaitan dengan asuhan kebidanan kehamilan, persalinan,

nifas, bayi baru lahir, dan kb demi pengembangan ilmu dan studi

kepustakaan khususnya masalah kebidanan sehingga diharapkan

lulusannya terampil dalam mengatasi masalah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai