Pemberantasan Nyamuk
2019
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat, dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyusun makalah ini tepat pada waktunya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dini dan pengobatan dini, 3) Peningkatan upaya pemberantasan vektor penular
penyakit DBD. Secara garis besar ada empat cara pengendalian vektoryaitu
dengan cara kimiawi, biologis, radiasi, dan mekanik/pengelolaan lingkungan.
Salah satu cara yang digunakan dalam pengelolaan lingkungan adalah melalui
kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) (Soegijanto, 2006). Upaya
pengendalian nyamuk Aedes aegypti dapat dilakukan terhadap nyamuk dewasa
dan pada stadium larva/jentik. Pemberantasan nyamuk dewasa yang umum
dilakukan adalah melalui pengasapan/fogging sementara untuk pengendalian
terhadap jentik dapat dilakukan antara lain dengan menghilangkan tempat
perkembangbiakan jentik (Pemberantasan Sarang Nyamuk). Kegiatan ini dapat
dilakukan secara berkala oleh masyarakat yang dikenal sebagai gerakan 3M
(Menguras, Menutup, Menimbun). Tindakan masyarakat memelihara
kesehatan sering dilakukan setelah suatu penyakit mewabah dan bukan
melakukan pencegahan. Disini seharusnya diperlukan kesadaran perilaku
dalam menjaga kesehatan lingkungan agar penyakit menular tidak menjadi
endemis, dan kalaupun mewabah cepat teratasi (Notoatmodjo.S, 2005).
2
1.2 Rumusan Masalah
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
ovitrap hingga akhirnya mati (Yudiawan, 2008). Penggunaan ovitrap akan
sangat efektif jika nyamuk tak memiliki alternatif lain untuk bertelur.
Pembersihan ovitrap pun sangat mudah. Cukup dilakukan sekitar dua minggu
hingga sebulan sekali (Yudiawan, 2008).
Dengan adanya penurunan angka kasus DBD maka dapat dinyatakan sudah
mulai ada perubahan pengetahuan pada masyarakat Indonesia untuk melakukan
beberapa cara pemberantasan sarang nyamuk (PSN). PSN yang dianjurkan oleh
Info Datin adalah dengan cara 3M-Plus (InfoDatin, 2017). Selain dengan
menggunakan cara 3M-plus, masyarakat Indonesia juga bisa menggunakan
ovitrap untuk membunuh nyamuk dewasa hingga telur yang akan menjadi
nyamuk nantinya.
5
karena menggunakan bahan-bahan yang mudah di dapat dengan harga murah
(WHO, 2019).
6
Penderita DBD banyak ditemukan di sebagian besar wilayah tropis dan
subtropis, terutama Asia Tenggara, Amerika Tengah, Amerika dan Karibia
(Kurane, 2007). Penyakit DBD disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan
oleh gigitan nyamuk aedes aegypti (Supartha, 2008). Spesies nyamuk ini
biasanya berkembang biak di tempat penampungan air, bak mandi, kaleng
bekas, ban bekas maupun tempat-tempat tertentu yang dapat menampung air.
Gejala DBD yaitu demam akut yang dialami oleh penderita dan biasanya
mengalami perdarahan, shock, bahkan kematian (WHO, 2009). Lebih dari 100
negara dilaporkan terjangkiti virus dengue, terutama daerah perkotaan yang
padat penduduk (Knowlton dkk, 2009)
2. 200ml air
7
3. 50 gram gula pasir atau gila merah
4. 1 gram ragi
Langkah-Langkah Pembuatan
5. Bungkus botol dengan sesuatu yang berwarna hitam, kecuali bagian atas,
dan letakkan di beberapa sudut rumah Anda.
8
BAB III
PEMBAHASAN
9
3.4 Lokasi Pelatihan
Tempat atau lokasi pelatihan pembuatan ovitrap ini, yaitu di ruang kelas
202 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pembangunan Nasional "Veteran"
Jakarta.
2. Bahan dan alat-alat lain terkait pelatihan ini selain botol minum bekas
berukuran besar akan disediakan oleh anggota kelompok yang akan
memberikan pelatihan.
10
b. Campurkan gula dengan air hangat ke dalamnya. Biarkan hingga dingin.
11
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Ovitrap adalah alat perangkap nyamuk sederhana dan mudah dibuat. Selain itu,
ovitrap juga dinilai cukup efektif digunanakan sebagai cara untuk
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Ovitrap dapat menarik nyamuk-
nyamuk dewasa untuk bertelur di dalamnya, namun cairan yang ada di
dalamnya dapat memerangkap nyamuk sehingga proses bertelur tidak terjadi.
Penggunaan ovitrap dapat dilakukan saat terjadinya perubahan iklim atau bila
kondisi curah hujanyang tinggi, karena pada saat itu biasanya populasi nyamuk
meningkat. Alat ini juga sangat direkomendasikan untuk masyarakat yang
tinggal di daerah risiko tinggi terkena penyakot DBD.
4.2. Saran
Penyusun sangat mengharapkan agar makalah ini dapat menjadi acuan dalam
mempelajari ovitrap. Harapan penulis makalah ini tidak hanya berguna bagi
penulis tetapi juga dapat berguna bagi semua pembaca. Walaupun makalah ini
masih kurang sempurna, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk
perbaikan dikemudian hari.
12
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2004. Perilaku dan Siklus Hidup Nyamuk Aedes Aegypti sangat
Penting Diketahui dalam Melakukan Kegiatan Pemberantasan Sarang
Nyamuk Termasuk Pemantauan Jentik Berkala. Jakarta: Depkes RI.
Depkes RI. 2008. Modul Pelatihan Bagi Pelatih Pemberantasan Sarang Nyamuk
Demam Berdarah Dengue (PSN-DBD) dengan Pendekatan Komunikasi
Perubahan Perilaku (Communication For Behavioral Impact). Jakarta: Ditjen
PP dan PL.
Kemenkes RI. 2019. Kasus DBD Terus Bertambah, Anung Imbau Masyarakat
Maksimalkan PSN. Depkes RI.
Kemenkes RI. (2019, Februari 4). Kasus DBD Terus Bertambah, Anung Imbau
Masyarakat Maksimalkan PSN. Retrieved from depkes.go.id
Santoso, J., dkk. 2007. Pengaruh Warna Kasa Penutup Autocidal Ovitrap Terhadap
Jumlah Jentik Nyamuk Aedes aegypti yang Terperangkap. Kesehatan
Masyarakat Indonesia. Vol 4 (2):85 – 90.
13
Soegijanto, Soegeng. 2006. Demam Berdarah Dengue. Edisi kedua. Surabaya:
Airlangga University Press.
WHO. 2009. Dengue: Guidlines for Diagnosis, Treatment, Prevention and Control.
New Edition. Geneva: World Health Organization.
Waris, L dan Yuana, TW. 2013. People’s knowledge and behavior to Dengue
Hemorragic Fever in Batulicin subdistrict,Tanah Bumbu District
Kalimantan Selatan Province. Jurnal Epidemiologi dan Penyakit Bersumber
Binatang. Vol. 4, No. 3, Hal : 144 – 149
14