Anda di halaman 1dari 32

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sejak 1990-an, Enterprise Resource Planning System (ERP System) telah


banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan di seluruh dunia menggantikan sistem
informasi yang telah dikembangkan sebelumnya (Parr and Shanks, 2000; Soffer et al.,
2005; Motwani et al., 2005; Chang dan Vichita, 2002). Menurut Lee (2000), aplikasi
ERP merupakan paket yang mengintegrasikan fungsi-fungsi bisnis yang penting ke
dalam satu sistem informasi melalui sharing database yang terintegrasi. Sistem ERP
dirancang untuk membantu organisasi didalam mengelola sumber daya yang
dimilikinya secara terintegrasi. Davenport dalam Hawking et al. (2004) menyebutkan
terdapat tiga manfaat utama implementasi sistem ERP yaitu integrasi, optimisasi dan
informasi. Integrasi adalah manfaat ketika perusahaan mampu mengintegrasikan data
dan proses secara internal dan eksternal dengan pelanggan dan supplier. Optimisasi
adalah manfaat pada saat perusahaan mampu menstandarisasi proses bisnis dengan
best practice yang ada, sedangkan informasi adalah kemampuan untuk menyediakan
informasi yang kontekstual untuk mendukung pengambilan keputusan yang efektif.
Akan tetapi, Martin dalam Parr and Shanks (2000) menyebutkan bahwa 90% dari
proyek implementasi ERP ternyata terlambat atau melebihi anggaran (over budget),
bahkan beberapa proyek implementasi ERP berakhir dengan kegagalan. Untuk
menghindari terjadinya kegagalan dalam implementasi ERP, Bancroft (1996), Ross
(1998) dan Markus and Tanis (1999) mengajukan model implementasi ERP untuk
memperoleh pemahaman yang mendalam mengenai proses ERP serta memberikan
panduan untuk kesuksesan implementasi ERP. Parr and Shanks (2000)
mengembangkan suatu model Project Phase Model (PPM) yang merupakan sintesis

1
dari model-model proses implementasi ERP yang sudah ada dan memfokuskan pada
proyek implementasi.
Deloitte dalam Hawking (2004) menyatakan bahwa proses untuk mencapai
manfaat tambahan dari implementasi sistem ERP disebut sebagai second wave
implementation. Deloitte meyakini bahwa terdapat sejumlah fase yang terjadi pada
post-project yaitu stabilize, synthesize dan synergize. Botta-Genoulaz et al. (2005)
menyebutkan bahwa adanya trap-trap yang muncul setelah proyek ERP go live.
Genoulaz melakukan penelitian terhadap 217 perusahaan di perancis yang telah
menerapkan sistem ERP. Trap yang muncul diantaranya karena perusahaan tidak
merencanakan post-project dengan baik. Trap ini ditemukan pada 13% dari jumlah
perusahaan tersebut. Namun demikian, penelitian-penelitian sebelumnya belum
memfokuskan pada langkah-langkah konkrit yang harus dilakukan perusahaan pada
fase postproject sistem ERP. Pada Penelitian ini akan dijelaskan pentingnya fase
postproject pada penerapan sistem ERP dan bagaimana aktivitas-aktivitas pada fase
post-project berkontribusi terhadap perolehan benefit.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan¸ maka dirumuskan


permasalahan pada penelitian ini adalah bagaimanakah framework yang
menjelaskan pengelolaan post-project sistem ERP? Untuk menjawab pertanyaan
tersebut maka perlu dijabarkan sebagai berikut:

1) Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur


2) Kebutuhan Manfaat Sistem Terintegrasi
3) Peran ERP Pada Perusahaan
4) Estimasi Biaya Dan Roi
5) Implementasi Sistem ERP
6) Estimasi Implementasi:
a) Data Warhouse

2
b) Data Mining
c) SCM Dan CRTA
7) Manfaat Implementasi

C. TUJUAN MASALAH

Dari rumusan permasalahan tersebut, maka pada penulisan tujuan masalah ini
akan dihasilkan framework pengelolaan post-project sebagai acuan bagi
perusahaan dalam tahapan post-project sistem ERP.

3
BAB 2
PEMBAHASAN
1. PROSES BISNIS PERUSAHAAN MANUFAKTUR
 Industri manufaktur : industri yang membuat produk dari bahan mentah atau
komponen menjadi bahan jadi atau komponen lainya , dengan menggunakan
tenaga mesin atau tenaga manusia, yang dilakukan secara sistematis dengan
cara pembagian pekerjaan.
 Termasuk industri manufaktur : produksi kendaraan, pesawat, pakaian,
komputer, kimia, peralatan lektronik, rumah tangga, mesin dll.
JENIS PERUSAHAAN MANUFAKTUR
1. Make To Order (MTO)
a. Perusahaan yang memulai mengolah material dan menghasilkan
komponen atau produk setelah menerima order dari konsumen.
b. Biasanya perusahaan yang fokus pada kustomisasi produk dan
melayani konsumen dengan menyediakan produk yang unik atau
khusus.
c. Perusahaan jenis ini sangat bergantung pada perencanaan produksi
dari pemberi order.
d. Produk sangat bervariasi, waktu pembuatanya lebih lama, biaya
produksi lebih tinggi.
2. Make To Stock (MTS)
a. Produk dibuat dan disimpan pada gudang penyimpanan (warehouse)
sebelum menerima pesanan dari konsumenya.
b. Konsumen dapat membeli produk dari gudang atau melalui outlet ritel.
c. Dapat juga perusahaan mengirimkan produk tersebut kepada pabrik
lain atau distributornya.
d. Perusahaan ini tergantung pada analisis pasar dan perkiraan kebutuhan
dalam perencanaan proses produksinya.

4
e. Varian produk tidak banyak, waktu pembuatan lebih cepat karena
perusahaan sudah berpengalaman membuat produk dan dari sisi harga
lebih murah.
3. Assembly to Order (ATO)
a. Order dikerjakan dengan cara melakukan proses perakitan atas
komponen-komponen tertentu untuk enghasilkan produk yang sudah
dipesan.
b. Komponen yang digunakan sudah standar, dengan pilihan dan variasi
yang sudah distandarkan.
c. Contoh klasik perusahaan jenis ini adalah mobil, merakit mobil jenis
tertentu sesuai spesifikasi dan jumlah pesanan dari para dealernya.
d. Komponen baru akan dipesan setelah menerima order sehingga
mempersingkat penerimaan order hingga penyerahan produk.
4. Engineering To Order (ETO)
a. Perusahaan jenis ini benar-benar melayani kostumisasi penuh kepada
konsumen.
b. Memiliki karakteristik variasi, kostumisasi, dan fleksibilitas atas
pengerjaan ordernya.
c. Produk dibuat berdasarkan order tertentu dan harga tertentu.
d. Misalnya perusahaan pakaian jadi yang bersifat “adi busana” yang
hanya membuat 1 item untuk setiap jenis rancanganya.
e. Tidak menyimpan bahan baku, biaya produksi biasanya tinggi.
5. Configure To Order
a. Bisa dipandang sebagai penggabungan perusahaan jenis ATO (fitur
dan pilihan terbatas) dengan ETO (kebebasan pilihan dan fitur)
b. Penyederhanaan proses penerimaan order, dan tetap mempertahankan
fleksibilitas ETO, tanpa harus menyimpan material untuk setiap
kombinasi produk yang ada
PROSES MANUFACTURING DAN DISKRET MANUFACTURING

5
 Klasifikasi lain dari jenis manufaktur adalah berdasarkan produk yang
dibuat.
 Proses manufaktur membuat produk bahan jadi yang sifatnya kompleks.
Seperti pabrik pengolahan minyak bumi, gas dsb.
BILL OF MATERIAL (BOM)
BOM biasanya dijadikan landasan untuk :
Merancang mengadaan material (dengan cara memeriksa stok atau membeli
kekurangan bahan baku)
Proses produksi (menentukan penjadwalan dan perhitungan kapasitas produksi)
a) BOM yang dibuat oleh bagian perencanaan produksi disebut MBOM
(manufacturing BOM).
b) BOM yang dibuat oleh bagian perancangan produk disebut EBOM
(engineering BOM).
VALUE CHAIN
 Secara umum proses pada manufactur digambarkn sebagai sebuah
pertambahan nilai atas bahan baku hingga menjadi produk.
 Model pertambahan nilai lazim menggunakan model rantai nilai (value chain)
yang dikemukakan oleh porter (1985).
 Semua aktivitas pada manufactur di identifikasi dan digambarkan sebagai
rangkaian proses yang berkaitan dan menentukan dukungan untuk aktivitas
tsb.
 Model value chain terbagi menjadi dua yaitu : aktivitas utama dan aktivitas
pendukung.
 Aktivitas utama berhubungan dengan kegiatan pertambahan nilai atas produk,
dan aktivitas pendukung berhubungan dgn dukungan terhadap salah satu atau
beberapa aktivitas utama.
 Model rantai nilai merupakan alat analisis yang berguna untuk mendefinisikan
kompetensi inti perusahaan di mana perusahaan dapat mengejar keunggulan
kompetitif sebagai berikut:

6
Keunggulan Biaya: dengan lebih baik memahami biaya dan menekannya keluar
dari aktivitas penambahan nilai.
Differensiasi: dengan berfokus pada aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan
kompetensi inti dan kemampuan untuk melakukannya lebih baik daripada pesaing.

MODEL RANTAI NILAI

Hitt, Ireland, Hoskisson (2001:127) menjabarkan kembali potensi penciptaan nilai


dari aktivitas primer dan pendukung.
Aktivitas Primer
 Inbound Logistics (logistik ke dalam), dihubungkan dengan menerima,
menyimpan, dan menyebarkan
 input-input ke produk. Termasuk di dalamnya penanganan bahan baku,
gudang dan kontrol persediaan.
 Operations (operasi), segala aktivitas yang diperlukan untuk mengkonversi
input-input yang disediakan oleh logistik masuk ke bentuk produk akhir.
Termasuk di dalamnya permesinan, pengemasan, perakitan, dan pemeliharaan
peralatan.
 Outbound Logistik (logistik ke luar), aktivitas-aktivitas yang melibatkan
pengumpulan, penyimpanan, dan pendistribusian secara fisik produk final
kepada para pelanggan. Meliputi penyimpanan barang jadi di gudang,
penanganan bahan baku, dan pemrosesan pesanan.

7
 Marketing and Sales (pemasaran dan penjualan), aktivitas-aktivitas yang
diselesaikan untuk menyediakan sarana yang melaluinya para pelanggan dapat
membeli produk dan mempengaruhi mereka untuk membeli.
 Service (pelayanan), aktivitas-aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan
atau memelihara nilai produk. Perusahaan terlibat dalam sejumlah aktivitas
yang berkaitan dengan jasa, termasuk instalasi, perbaikan, pelatihan, dan
penyesuaian.
Aktivitas Pendukung
 Procurement (pembelian/pengadaan), aktivitas-aktivitas yang dilakukan
untuk membeli input-input yang diperlukan untuk memperoduksi produk
perusahaan. Input-input pembelian meliputi item-item yang semuanya
digunakan selama proses manufaktur produk.
 Technology development (pengembangan teknologi), aktivitas-aktivitas yang
dilakukan untuk memperbaiki produk dan proses yang digunakan perusahaan
untuk memproduksinya. Pengembangan teknologi dapat dilakukan dalam
bermacam-macam bentuk, misalnya peralatan proses,desain riset, dan
pengembangan dasar, dan prosedur pemberian servis.
 Human resources management (manajemen sumber daya manusia), aktivitas-
aktivitas yang melibatkan perekrutan, pelatihan, pengembangan, dan
pemberian kompensasi kepada semua personel.
 Firm infrastructure (infrastruktur perusahaan) atau general administration
(administrasi umum), infrastruktur perusahaan meliputi aktivitas-aktivitas
seperti general management, perencanaan, keuangan, akuntansi, hukum, dan
relasi pemerintah, yang diperlukan untuk mendukung kerja seluruh rantai nilai
melalui infrastruktur ini, perusahaan berusaha dengan efektif dan konsisten
mengidentifikasi peluang-peluang dan ancaman-ancaman, mengidentifikasi
sumber daya dan kapabilitas, dan mendukung kompetensi inti.

8
2. KEBUTUHAN MANFAAT SISTEM TERINTEGRASI

Komputer dan internet menjadi pendukung bisnis yang sangat penting.


Namun, sebenarnya tidak hanya kedua teknologi itu saja yang dibutuhkan oleh
perusahaan, khususnya untuk perusahaan yang berskala cukup besar. Teknologi lain
yang dimaksud yaitu, sebuah sistem integrasi IT yang saat ini mulai banyak
digunakan di berbagai perusahaan. Untuk memenuhi kebutuhan ini, sudah ada
beberapa perusahaan yang bergera dibidang penyedia system integrator Indonesia.

Anda bisa membeli sistem yang telah jadi, ataupun sistem custom. Jika Anda bingung
mana yang lebih sesuai, berikut ini adalah perbedaannya:

 Sistem jadi

Untuk perusahaan yang masih dalam tahap berkembang, umumnya akan membeli
sistem yang sudah ada karena cenderung lebih murah. Namun, tentu saja itu artinya
perusahaanlah yang harus menyesuaikan sistem kerjanya dengan sistem yang
dibelinya.

 Sistem custom

Sistem ini umumnya digunakan oleh perusahaan yang sudah maju dan berskala besar.
Perusahaan akan membeli sebuah sistem baru dan meminta penyedia jasa untuk
menyiapkan yang sesuai dengan perusahaan. Sistem seperti ini harganya cenderung
mahal dan untuk proses pembuatannya juga cukup lama. Sebab sistem yang
diimplementasikan harus benar-benar sudah bebas dari adanya eror.

Sistem manapun yang Anda pilih, harus benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan
perusahaan. Kesalahan dalam pemilihan sistem akan membuat kegiatan perusahaan
menjadi berantakan atau membuat sistem yang telah dibeli menjadi sia-sia. Sebab,
sistem sangat membantu kesuksesan bisnis.

9
Mungkin beberapa dari Anda masih mempertanyakan sepenting apa sistem untuk
perusahaan. Hal ini tentunya berkaitan dengan manfaat dari sistem integrasi itu
sendiri, yaitu:

 Meminimalisir kesalahan akibat human error


 Menghindari duplikasi data
 Memudahkan pengecekan data
 Meningkatkan efektifitas komunikasi
 Menciptakan konsistensi
 Meminimalis cost
 Mempercepat proses kerja
 Mengurangi risiko kehilangan data
 Mengurangi penggunaan dokumen fisik (kertas)

Jelas kan, sistem integrasi ini sangat membantu perusahaan? Meskipun begitu,
perusahaan juga tidak boleh asal dalam memilih perusahaan penyedia layanan sistem
ini. Sebab, setelah seluruh sistem terintegrasi, maka satu perangkat dengan perangkat
yang lain akan saling terhubung. Sehingga sangat penting bagi perusahaan untuk
memilih perusahaan sistem integrator terbaik yang telah berpengalaman dalam
mengamankan sistem milik kliennya dari kemungkinan pencurian data. Selain itu,
perusahaan juga wajib melengkapinya komputernya dengan antivirus yang update. Ini
merupakan salah satu cara agar komputer tidak dihack sehingga jaringan tetap aman
dan tidak dimasuki oleh penyusup atau hacker. Dengan begitu, data akan tetap aman.

10
3. PERAN ERP PADA PERUSAHAAN
Apasih ERP itu?

Enterprise Resource Planning atau biasa disingkat ERP merupakan sebuah


perencanaan atau sistem informasi dalam satu perusahaan yang bertujuan untuk
mengatur sumber daya, tenaga kerja, bahan dan seluruh aktivitas dalam perusahaan.
ERP berbentuk software yang mengendalikan seluruh departemen dan kegiatan
perusahaan ke dalam sebuah sistem komputer. Dalam kata lain ERP dapat memenuhi
kebutuhan perusahaan dan semua divisi dalam perusahaan. Tujuan ERP sendiri
adalah mempermudah semua departemen perusahaan untuk dapat berkomunikasi dan
bertukar informasi.

Untuk mendapatkan gambaran yang lebih luas mengenai ERP, berikut adalah
beberapa pengertian ERP menurut para ahli:

1. Menurut Daniel E. O’ Leary dalam bukunya Enterprise Resource Planning


Systems (Systems, Life Cycle, Electronic Commerce and Risk), ERP adalah
paket software powerful yang memungkinkan perusahaan mengintegrasikan
berbagai fungsi yang terpisah.
2. Menurut James Hall dalam bukunya Accounting Information Systems (Buku
1, Edisi 13, Halaman 45), ERP adalah model sistem informasi yang
memungkinkan perusahaan mengotomatiskan dan mengintegrasikan berbagai
proses bisnis utamanya
3. Menurut Ellen Monk dan Bret Wagner dalam bukunya Concepts in Enterprise
Resource Planning (Third Edition, Halaman 1), program ERP adalah core
software yang digunakan perusahaan untuk mengkoordinasi informasi pada
setiap area bisnis. Program ERP membantu untuk mengelola proses bisnis
perusahaan secara luas menggunakan satu database dan satu sistem pelaporan
manajemen.

11
Apa kegunaan atau fungsi ERP?

Dengan menerapkan sistem informasi ERP, manfaat yang dapat dirasakan yaitu :

1. Dengan sistem yang terintegrasi maka proses pengambilan keputusan akan lebih
efektif dan efisien.

2. Dengan menerapkan ERP ada kemungkinan melakukan integrasi secara global.


Sehingga perbedaan – perbedaan yang terjadi dalam bisnis internasional dapat
diintegrasikan.

3. ERP menghilangkan kebutuhan pemutakhiran dan koreksi data pada banyak


sistem komputer yang terpisah.

4. ERP memberikan lingkup kerja manajemen tidak hanya memonitor saja tetapi
melakukan manajemen operasional juga.

5. Supply chain management dapat terbantu sehingga pelaksanaannya dapat berjalan


dengan lancar.

Fungsi Dasar ERP

1. Mendefinisikan Produk:
Ada 2 pendekatan definisi yang digunakan, yaitu: pertama, standard product,
yakni produk mengalami permintaan berulang dan ada inventori; kedua,
custom product, yakni produk dibuat berdasarkan pesanan dan pembelian
material disesuaikan dengan jumlah order.
2. Strategi produksi untuk mengantisipasi kebutuhan sesuai permintaan.
Ada dua kategori yang disarankan yakni make to stock dan make to order.
Make to stock hanya dipakai untuk standard product sedangkan make to
order digunakan pada kedua definisi produk yakni standard product dan
custom product. Perbedaan pada strategi produksi make to order adalah

12
adanya tenggang waktu yang lebih lama antara pengiriman produk dan proses
produksi
3. Menentukan Tipe hubungan antara sales order dan supply order.
Apabila menggunakan strategi produksi make to order untuk memenuhi
permintaan pelanggan, maka didapatkan suatu tipe hubungan langsung antara
sales order dengan kebutuhan material. Yakni, ketika order bertambah, maka
material yang dibutuhkan juga akan bertambah. Penentuan tipe hubungan,
berfungsi untuk menentukan kapan material dibutuhkan, berapa jumlah
material yang dibutuhkan, apakah masih ada stok material dan masih perlu
dilakukan order kebutuhan material.
4. Pendekatan terhadap proses produksi praktis.
Pendekatan proses produksi secara praktis bertujuan untuk mengurangi
tenggang waktu dalam melaksanakan proses produksi. Pengurangan ini dapat
dilakukan dengan menyederhanakan alur proses material dan rute pengerjaan
produk di lantai produksi.
5. Pendekatan sistem penjadwalan yang baik.
Kemampuan untuk menentukan penjadwalan secara baik di industri
manufaktur sangat dipengaruhi oleh kedinamisan dari jadwal yang ditentukan.
Kedinamisan ini dipengaruhi oleh jumlah order, ukuran order, kapasitas
produksi, keterbatasan sumber daya perusahaan dan aturan-aturan lainnya.

Contoh penerapan ERP dalam sebuah perusahaan?

Melihat benefit yang akan didapatkan dengan mengimplementasikan sistem ERP


dalam manajemen sumber daya dan juga kapabilitasnya untuk diterapkan di berbagai
tipe perusahaan, banyak diantara perusahaan-perusahaan di Indonesia yang tertarik
untuk menerapkannya. Untuk penerapan ERP, vendor yang biasa digunakan di
Indonesia adalah Oracle dan SAP. Berikut adalah testimoni perusahaan agribisnis
yang menerapkan sistem ERP di Indonesia.

13
Testimoni PT. Sosro

“Kami sungguh merasakan berbagai bentuk efisiensi setelah melakukan


komputerisasi dengan pendekatan ERP,” kata Hugo Winanto, Manajer Teknologi
Informasi PT Sinar Sosro, yang kita kenal dengan produk Teh Botol Sosro. Winanto
mengaku perusahaan itu sudah merancang untuk mengintegrasikan sistem
komputernya sejak tahun 1999. Semula, menurut dia, ada dua jaringan komputer
terpisah, yakni jaringan komputer unit produksi, dan jaringan komputer unit
distribusi. Dua jaringan tersebut terpisah karena pada mulanya keduanya adalah unit
bisnis yang memang terpisah. “IT kedua unit itu sudah dimerger sejak sebelum kedua
unit usaha tersebut dimerger,” kata Winanto.

Saat ini PT Sinar Sosro, sedang menangani proses integrasi jaringan komputer
seluruh unit kerja perusahaan itu. “Kami mempunyai delapan pabrik, sembilan kantor
cabang besar dan lebih dari seratus stockist, sehingga kami perlu mengintegrasikan
komputer yang tersebar di sekitar 140 tempat yang berbeda,” kata Winanto. Dalam
waktu dekat, menurut dia, seluruh 140 unit kerja itu sudah akan tergabung dalam satu
sistem yang terintegrasi menggunakan database dan aplikasi yang disediakan oleh
Oracle. Walaupun proses integrasi antara unit produksi dengan unit distribusi belum
sepenuhnya tuntas, Winanto mengaku manajemen sudah mendapatkan banyak sekali
manfaat dari sistem online yang sudah berhasil dicapai di masing-masing jalur.

Dulu misalnya, perlu waktu yang sangat lama untuk mendapatkan berbagai data
terbaru perusahaan, misalnya data produksi, data stock barang atau data penjualan.
Kelambatan itu terjadi karena seluruh proses pengumpulan data dilakukan secara
manual. “Di pabrik dilakukan data entry, kemudian data direkap dan dikirim melalui
fax, dan di kantor pusat dilakukan konsolidasi setelah dilakukan data entry lagi,” kata
Winanto. Tetapi dengan sistem online semuanya berubah. Hari ini kantor pusat sudah
bisa mendapatkan data penjualan, data produksi, sampai dengan stock barang per

14
kemarin. Hal itu bisa terjadi karena hanya diperlukan satu kali proses input data, dan
seluruh proses konsolidasi dilakukan oleh komputer.

Integrasi ini, menurut Winanto, telah mendongkrak efisiensi perusahaan secara


signifikan. Kesalahan manusia (human error) dalam proses konsolidasi data kini bisa
diabaikan. Jumlah tenaga kerja sudah bisa dikurangi, dan kini sejumlah staf sudah
dialihkan untuk bidang kerja yang lain. “Dan yang pasti, walaupun belum bisa
paperless, tetapi pasti sudah less paper dalam manajemen perusahaan.” Karena
penyebaran unit kerja PT Sinar Sosro yang sedemikian luas, diperlukan satu sistem
jaringan yang sangat luas (wide area network, WAN), dan untuk itu diperlukan
layanan pihak ketiga untuk menyediakan layanan komunikasi data untuk tujuan
tersebut. Untuk layanan tersebut PT Sinar Sosro mempercayakan pada PT Lintasarta
Aplikanusa, perusahaan yang sudah puluhan tahun berkecimpung dalam bisnis
layanan komunikasi data.

Saat ini Sinar Sosro menggunakan layanan Frame Relay untuk mengintegrasikan
sistem komputernya, tetapi perusahaan itu tengah mempertimbangkan untuk
menggunakan teknologi jaringan virtual privat berbasis Internet (VPN IP) yang juga
ditawarkan oleh Lintasarta. “VPN IP adalah teknologi baru yang lebih murah tetapi
bisa diandalkan, sehingga kami berencana untuk migrasi ke sana,” kata Winanto.
Ketika ditanya mengenai kualitas layanan Lintasarta, Winanto mengatakan bahwa
pihaknya cukup puas. “Kami sudah menggunakan layanan Lintasarta sejak sebelum
1999, dan bukannya memuji kami cukup puas. Karena itu setiap kali mau
memperluas jaringan, kami selalu bertanya apakah Lintasarta siap menyediakan
jaringan untuk kami,” kata Winanto lagi.

15
4. ESTIMASI BIAYA DAN ROI

Defenisi Estimasi Biaya

Estimasi biaya adalah penghitungan kebutuhan biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan
suatu kegiatan atau pekerjaan sesuai dengan persyaratan atau kontrak.
Dalam melakukan estimasi (perhitungan) biaya diperlukan:
– Pengetahuan dan keterampilan teknis estimator, seperti membaca gambar, melakukan
estimasi (perhitungan), dll.
– Personal judgement berdasarkan pengalaman estimator.

Estimasi dibedakan menjadi:


– Estimasi biaya konseptual
– Estimasi biaya detail

Defenisi ROI

Return On Invesment merupakan rasio yang menunjukkan hasil dari jumlah aktiva
yang digunakan dalam perusahaan atau suatu ukuran tentang efisiensi manajemen.
Rasio ini menunjukkan hasil dari seluruh aktiva yang dikendalikan dengan
mengabaikan sumber pendanaan, rasio ini biasanya diukur dengan persentase.

Faktor yang Dapat Memengaruhi ROI Diantaranya:


1. Turnover dari operating assets atau tingkat perputaran aktiva yang digunakan
untuk kegiatan operasional, yaitu kecepatan berputarnya operating assets dalam suatu
periode tertentu.
2. Profit margin, adalah besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam bentuk
persentase dan jumlah penjualan bersih. Profit margin dapat mengukur tingkat
keuntungan perusahaan dan dihubungkan dengan penjualannya.

ROI sebagai bentuk teknik analisa rasio profitabilitas sangat penting dalam suatu
perusahaan karena dengan mengetahui ROI, pengusaha dapat mengetahui seberapa
efisien perusahaan guna memanfaatkan aktiva untuk kegiatan operasional dan dapat
memberikan informasi ukuran profitabilitas perusahaan.

Kegunaan Analisis Return On Invesment (ROI)


1. Jika perusahaan telah menjalankan praktik akuntansi yang baik, maka manajemen
dengan menggunakan teknik analisa ROI dapat mengukur efisiensi penggunaan
modal yang bekerja, efisiensi produksi, dan efisiensi bagian penjualan.

16
2. Apabila perusahaan mempunyai data industri sehingga dapat diperoleh rasio
industri, maka dengan analisa ROI dapat dibandingkan efisiensi penggunaan modal
pada perusahaannya dengan perusahaan lain yang sejenis, sehingga dapat diketahui
apakah perusahaannya berada di bawah, sama, atau di atas rata-rata. Dengan
demikian akan dapat diketahui di mana kelemahan dan kekuatan perusahaan
dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis.

3. Analisa ROI juga dapat digunakan untuk mengukur efisiensi tindakan-tindakan


yang dilakukan oleh masing-masing divisi atau bagian, yaitu dengan mengalokasikan
semua biaya dan modal ke dalam bagian yang bersangkutan.

4. Analisa ROI juga dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas dari masing-
masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan.

5. ROI selain berguna untuk keperluan kontrol, juga berguna untuk keperluan
perencanaan. Misalnya ROI dapat digunakan sebagai dasar untuk pengambilan
keputusan jika perusahaan akan mengadakan ekspansi.

Kelemahan Analisis Return On Investment (ROI)


1. Salah satu kelemahan ROI adalah sulitnya dalam membandingkan ROI suatu
perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis. Hal ini karena terkadang praktik
akuntansi yang digunakan oleh masing-masing perusahaan berbeda-beda. Perbedaan
metode dalam penilaian berbagai aktiva antara perusahaan yang satu dengan
perusahaan yang lain dapat memberi gambaran yang salah.

2. Kelemahan lain dari teknik analisa ini adalah terletak pada adanya fluktuasi nilai
dari uang (daya belinya).

Cara Menghitung ROI atau Tingkat Pengembalian Investasi

Cara perhitungan ROI sangat sederhana, misal Anda berinvestasi sebesar Rp


1.000.000, kemudian investasi tersebut menghasilkan keuntungan sebesar Rp
1.100.000, maka ROI nya adalah 1,1.

Rumus yang digunakan untuk perhitungannya adalah:

ROI = Pendapatan yang dihasilkan / Modal yang ditanam

Pendapatan yang dihasilkan dapat berupa arus kas yang diterima setiap periode atau
pendapatan dalam jumlah besar (lumpsum). Dalam beberapa investasi, jumlah dana
atau pendapatan yang dihasilkan disebut juga dengan yield.

17
5. IMPLEMENTASI SISTEM ERP

Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sistem computer-based terintegrasi


untuk mengelola seluruh aktifitas perusahaan, sumberdaya internal dan eksternal,
termasuk tangible asset, keuangan, persediaan, produksi, human resources,
marketing, supply chain, logistics, dll. Implementasi sistem informasi berbasis ERP
adalah suatu arsitektur software yang memiliki tujuan untuk memfasilitasi aliran
informasi diantara seluruh fungsi-fungsi bisnis di dalam batas organisasi/perusahaan
dan mengelola hubungan dengan pihak stakeholder diluar perusahaan. Dibangun atas
dasar sistem database yang terpusat dan biasanya menggunakan platform komputasi
yang umum. Sistem informasi berbasis ERP dapat mengkonsolidasikan seluruh
operasi bisnis menjadi seragam dan sistem lingkungan perusahaan yang lebih luas.
Suatu sistem ERP akan berada pada pusat server dan akan didistribusikan ke seluruh
unit perangkat keras dan perangkat lunak modular sehingga dapat melayani dan
berkomunikasi melalui jaringan area lokal. Sistem tersebut memungkinkan bisnis
untuk merakit modul dari vendor yang berbeda tanpa perlu untuk menempatkan
beberapa copy dari sistem komputer yang kompleks dan mahal di lokasi-lokasi yang
tidak memerlukan.

Gambar 13. Konsep ERP

Berdasarkan gambar diatas, terlihat bahwa sistem ERP mengintegrasikan informasi


dan proses-proses yang berbasis informasi pada sebuah bagian atau antar bagian
dalam suatu organisasi atau perusahaan. Sistem ERP terdiri atas beberapa sub sistem
(modul) yaitu sistem finansial, sistem distribusi, sistem manufaktur, sistem inventori,
dan sistem human resource. Masing-masing sub sistem terhubung dengan sebuah
database terpusat yang menyimpan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh masing-
masing sub sistem. Sub sistem mewakili sebuah bagian fungsionalitas dari sebuah
organisasi perusahaan.

Sistem ERP memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut:

18
1. Sistem ERP merupakan paket software yang didesain pada lingkungan client-
server baik tradisional (berbasis desktop) maupun berbasis web.
2. Sistem ERP mengintegrasikan mayoritas bisnis proses yang ada.
3. Sistem ERP memproses seluruh transaksi organisasi perusahaan.
4. Sistem ERP menggunakan database skala enterprise untuk penyimpanan data.
5. Sistem ERP mengijinkan pengguna mengakses data secara real time.

Dalam beberapa kasus, ERP digunakan untuk mengintegrasikan proses transaksi dan
aktifitas perencanaan. Oleh karena itu, ERP harus:

1. Mendukung berbagai jenis bahasa dan sistem keuangan di berbagai negara.


2. Mendukung industri-industri tertentu (misal: SAP mampu mendukung
berbagai macam industri seperti industri minyak dan gas, kesehatan, kimia,
hingga perbankan).
3. Mampu dikostumasi dengan mudah tanpa harus mengubah source code
program.

Arsitektur

Sistem ERP yang ada pada saat ini kebanyakan menggunakan sistem arsitektur 3-tier
atau lebih. Arsitektur 3-tier secara umum digambarkan sebagai berikut:

Gambar 14. Arsitektur ERP 3-tier

1. Presentation Layer

Presentation layer merupakan sarana bagi pengguna untuk menggunakan sistem ERP.
Presentantaion layer dapat berupa sebuah aplikasi (sistem berbasis desktop) atau
sebuah web browser (sistem berbasis web) yang memiliki graphical user interface
(GUI). Pengguna dapat menggunakan fungsi-fungsi sistem dari sini, seperti
menambah dan menampilkan data.

19
2. Application layer

Lapisan ini berupa server yang memberikan layanan kepada pengguna. Server
merupakan pusat business rule, logika fungsi, yang bertanggung jawab menerima,
mengirim dan mengolah data dari dan ke server database.

3. Database layer

Berisi server database yang menyimpan semua data dari sistem ERP. Database layer
bertanggung jawab terhadap manajemen transaksi data.

Implementasi Sistem Informasi berbasis ERP dapat dijelas dengan contoh sbb :

Terdapat order untuk 100 unit Produk A. Sistem ERP akan membantu untuk
menghitung berapa yang dapat diproduksi berdasarkan segala keterbatasan sumber
daya yang ada pada perusahaan saat itu. Apabila sumber daya tersebut tidak
mencukupi, sistem ERP dapat menghitung berapa lagi sumberdaya yang diperlukan,
sekaligus membantu perusahaan dalam proses pengadaannya. Ketika hendak
mendistribusikan hasil produksi, sistem ERP juga dapat menentukan cara pemuatan
dan pengangkutan yang optimal kepada tujuan yang ditentukan pelanggan. Dalam
proses ini, tentunya segala aspek yang berhubungan dengan keuangan akan tercatat
dalam sistem ERP tersebut termasuk menghitung berapa biaya produksi dari 100 unit
tersebut.

Dapat terlihat bahwa data atau transaksi yang dicatat pada satu fungsi/bagian sering
digunakan oleh fungsi/bagian yang lain. Misalnya daftar produk bisa dipakai oleh
bagian pembelian, bagian perbekalan, bagian produksi, bagian gudang, bagian
pengangkutan, bagian keuangan dan sebagainya. Oleh karena itu, unsur ‘integrasi’ itu
sangat penting dalam mengimplementasikan sistem informasi berbasis ERP.

Keuntungan dan Kerugian ERP

Keuntungan dari implementasi ERP antara lain:

– Integrasi data keuangan. Oleh karena semua data disimpan secara terpusat, maka
para eksekutif perusahaan memperoleh data yang up-to-date dan dapat mengatur
keuangan perusahaan dengan lebih baik.

– Standarisasi Proses Operas. ERP menerapkan sistem yang standar, dimana semua
divisi akan menggunakan sistem dengan cara yang sama. Dengan demikian,
operasional perusahaan akan berjalan dengan lebih efisien dan efektif.

20
– Standarisasi Data dan Informasi. Database terpusat yang diterapkan pada ERP,
membentuk data yang standar, sehingga informasi dapat diperoleh dengan mudah dan
fleksibel untuk semua divisi yang ada dalam perusahaan.

Keuntungan diatas adalah keuntungan yang dapat dirasakan namun tidak dapat
diukur. Keberhasilan implementasi ERP dapat dilihat dengan mengukur
tingkat Return on Investment (ROI), dan komponen lainnya, seperti:

– Pengurangan lead-time
– Peningkatan kontrol keuangan
– Penurunan inventori
– Penurunan tenaga kerja secara total
– Peningkatan service level
– Peningkatan sales
– Peningkatan kepuasan dan loyalitas konsumen
– Peningkatan market share perusahaan
– Pengiriman tepat waktu
– Kinerja pemasok yang lebih baik
– Peningkatan fleksibilitas
– Pengurangan biaya-biaya
– Penggunaan sumber daya yang lebih baik
– Peningkatan akurasi informasi dan kemampuan pembuatan keputusan.

Kerugian yang mungkin terjadi ketika salah menerapkan ERP antara lain adalah:

– Strategi operasi tidak sejalan dengan business process design dan


pengembangannya
– Waktu dan biaya implementasi yang melebihi anggaran
– Karyawan tidak siap untuk menerima dan beroperasi dengan sistem yang baru
– Persiapan implementation tidak dilakukan dengan baik
– Berkurangnya fleksibilitas sistem setelah menerapkan ERP

Kerugian diatas dapat terjadi ketika:

– Kurangnya komitmen top management, sehingga tim IT kurang mendapat


dukungan pada rancangan sistemnya. Hal ini bisa muncul karena ketakutan tertentu,
seperti kawatir data bocor ke pihak luar. Selain itu, anggapan bahwa implementasi
ERP adalah milik orang IT juga dapat membuat kurangnya rasa memiliki dari top
management dan karyawan divisi lain. Padahal, implementasi ERP sebenarnya adalah
suatu proyek bisnis, dimana IT hadir untuk membantunya.
– Kurangnya pendefinisian kebutuhan perusahaan, sehingga hasil analisis strategi
bisnis perusahaan tidak sejalan dengan kenyataan di lapangan. Perusahaan sebaiknya

21
menentukan dari awal, apakah perusahaan akan mengikuti standar ERP atau
sebaliknya.
– Kesalahan proses seleksi software, karena penyelidikan software yang tidak
lengkap atau terburu-buru memutuskan. Hal ini bisa berakibat pada membengkaknya
waktu dan biaya yang dibutuhkan.
– Tidak cocoknya software dengan business process perusahaan.
– Kurangnya sumber daya, seperti manusia, infrastruktur dan modal perusahaan.
– Terbentuknya budaya organisasi yang berada dalam zona nyaman dan tidak mau
berubah atau merasa terancam dengan keberadaan software (takut tidak dipekerjakan
lagi).
– Kurangnya training dan pembelajaran untuk karyawan, sehingga karyawan tidak
benar-benar siap menghadapi perubahan sistem, dimana semua karyawan harus
siap untuk selalu menyediakan data yang up-to-date.
– Kurangnya komunikasi antar personel.
– Cacatnya project design dan management.
– Saran penghematan yang menyesatkan dari orang yang tidak tepat.
– Keahlian vendor yang tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
– Faktor teknis lainnya, seperti bahasa, kebiasaan dokumentasi cetak menjadi file,
dan lain sebagainya.

Implementasi ERP dalam dunia bisnis

1. Best Practice dan Business Process Reengineering

Dalam praktiknya penerapan sistem ERP dirancang berdasarkan proses bisnis yang
dianggap best practie, yaitu proses bisnis umum yang paling layak ditiru. Misalnya,
bagaimana proses umum yang sebenarnya berlaku untuk pembelian (purchasing),
penyusunan stok di gudang dan sebagainya.

Untuk mendapatkan manfaat yang sebesar-besarnya dari Sistem ERP, maka industri
yang akan mengimplementasikan ERP harus mengikuti best practice process (proses
umum terbaik) yang berlaku. Akan tetapi, permasalahan mulai timbul bagi industri di
Indonesia. Sebagai contoh, adalah permasalahan bagaimana merubah proses bisnis
perusahaan sehingga sesuai dengan proses kerja yang dihendaki oleh Sistem ERP,
atau merubah Sistem ERP agar sesuai dengan proses kerja perusahaan hal ini
terutama dilakukan untuk modul sumber daya manusia (SDM), karena banyak
perusahaan di Indonesia memiliki peraturan dan kebijakan yang berbeda
dibandingkan dengan proses bisnis pada modul SDM yang terdapat pada sistem ERP
pada umumnya, contohnya SAP. Proses penyesuaian ini, dikenal juga sebagai proses
Implementasi. Jika dalam kegiatan implementasi diperlukan perubahan proses bisnis
yang cukup mendasar, maka perusahaan harus melakukan Business Process
Reengineering (BPR) yang dapat memakan waktu berbulan bulan.

22
Ironisnya, tidak sedikit perusahaan di Indonesia yang melakukan Business Process
Reengineering (BPR) tidak hanya pada modul SDM pada paket ERP saja, namun
perusahaan tersebut justru melakukan penyesuaian pada modul lain diluar modul
SDM, seperti purchasing, hal ini merupakan penerapan ERP di Indonesia yang sangat
disayangkan. Sebab, dengan melakukan Business Process Reengineering pada modul
lain selain modul SDM, sama saja dengan membeli paket ERP kosong, karena salah
satu faktor yang menentukan keberhasilan implementasi sistem ERP di perusahaan
adalah karena proses bisnis yang telah terintegrasi didalam paket ERP merupakan
proses bisnis best practice yang telah teruji reabilitasnya.

2. Biaya Implementasi ERP

Berikut merupakan komposisi biaya pada implementasi ERP

Gambar 15. Komposisi biaya pada implementasi ERP

Dimana, Secara umum biaya implementasi bervariasi, sebagai berikut:

1. Skala SME (Small-Medium) berkisar dari US$ 30.000 – US$ 700.000


2. Skala Medium berkisar dari US$ 700.000 – US$ 3 juta
3. Skala besar lebih dari US$ 3 juta

23
6. ESTIMASI IMPLEMENTASI

A. DATA WAREHOUSE

Data warehouse adalah suatu konsep dan kombinasi teknologi yang memfasilitasi
organisasi untuk mengelola dan memelihara data historis yang diperoleh dari sistem
atau aplikasi operasional [Ferdiana, 2008]. Pemakaian teknologi data warehouse
hampir dibutuhkan oleh semua organisasi, tidak terkecuali Perpustakaan. Data
warehouse memungkinkan integrasi berbagai macam jenis data dari berbagai macam
aplikasi atau sistem. Hal ini menjamin mekanisme akses “satu pintu bagi manajemen
untuk memperoleh informasi, dan menganalisisnya untuk pengambilan keputusan”.

Beberapa konsep dasar tentang data warehouse :

 Data warehouse adalah data-data yang berorientasi subjek, terintegrasi,


memiliki dimensi waktu, serta merupakan koleksi tetap (non-volatile), yang
digunakan dalam mendukung proses pengambilan keputusan oleh para
manajer di setiap jenjang (namun terutama pada jenjang manajerial yang
memiliki peringkat tinggi).
 Data warehouse adalah suatu paradigma baru dilingkungan pengambilan
keputusan strategik. Data warehouse bukan suatu produk tetapi suatu
lingkungan dimana user dapat menemukan informasi strategik [Poniah, 2001,
h.14]. Data warehouse adalah kumpulan data-data logik yang terpisah dengan
database operasional dan merupakan suatu ringkasan.
 Data warehouse adalah data yang diperoleh dari proses dimana organisasi
mengekstraksi makna dari aset infromasi yang mereka miliki. Data warehouse
adalah inovasi baru dalam hal teknologi informasi. Sejak dimulai sekitar 15
tahun lalu, konsep data warehouse ini berkembang secara cepat sehingga saat
ni konsep data warehouse ini adalah konsep yang paling banyak dibicarakan
oleh para ahli di bidang tekhnologi informasi.
 Data Warehouse adalah Pusat repositori informasi yang mampu memberikan
database berorientasi subyek untuk informasi yang bersifat historis yang
mendukung DSS (Decision Suport System) dan EIS (Executive Information
System).
 Salinan dari transaksi data yang terstruktur secara spesifik pada query dan
analisa.
 Salinan dari transaksi data yang terstruktur spesifik untuk querydan laporan.

24
B. DATA MINING

Data Mining adalah proses yang menggunakan teknik statistik, matematika,


kecerdasan buatan, machine learning untuk mengekstraksi dan mengidentifikasi
informasi yang bermanfaat dan pengetahuan yang terkait dari berbagai database besar
(Turban dkk. 2005). Terdapat beberapa istilah lain yang memiliki makna sama
dengan data mining, yaitu Knowledge discovery in databases (KDD), ekstraksi
pengetahuan (knowledge extraction), Analisa data/pola (data/pattern analysis),
kecerdasan bisnis (business intelligence) dan data archaeology dan data dredging
(Larose, 2005)

Fungsi Data Mining

Data mining mempunyai fungsi yang penting untuk membantu mendapatkan


informasi yang berguna serta meningkatkan pengetahuan bagi pengguna. Pada
dasarnya, data mining mempunyai empat fungsi dasar yaitu:

1. Fungsi Prediksi (prediction). Proses untuk menemukan pola dari data


dengan menggunakan beberapa variabel untuk memprediksikan variabel lain
yang tidak diketahui jenis atau nilainya.

2. Fungsi Deskripsi (description). Proses untuk menemukan suatu karakteristik


penting dari data dalam suatu basis data.

3. Fungsi Klasifikasi (classification). Klasifikasi merupakan suatu proses untuk


menemukan model atau fungsi untuk menggambarkan class atau konsep dari
suatu data. Proses yang digunakan untuk mendeskripsikan data yang penting
serta dapat meramalkan kecenderungan data pada masa depan.

4. Fungsi Asosiasi (association). Proses ini digunakan untuk menemukan suatu


hubungan yang terdapat pada nilai atribut dari sekumpulan data

C. SCM DAN CRTA

25
Supply Chain Management (SCM) atau Manajemen Rantai Pasokan adalah
serangkaian kegiatan yang meliputi Koordinasi, penjadwalan dan pengendalian
terhadap pengadaan, produksi, persediaan dan pengiriman produk ataupun layanan
jasa kepada pelanggan yang mencakup administasi harian, operasi, logistik dan
pengolahan informasi mulai dari pelanggan hingga ke pemasok.

Sedangkan untuk definisi lainnya yang lebih sederhana, Supply Chain


Management atau Manajemen Rantai Pasokan adalah Mekanisme yang
menghubungkan semua pihak yang bersangkutan dan kegiatan yang terlibat dalam
mengkonversikan bahan mentah menjadi barang jadi. Pihak yang bersangkutan
ataupun kegiatan yang dimaksud tersebut bertanggung jawab untuk memberikan
barang-barang jadi hasil produksi kepada pelanggan pada waktu dan tempat yang
tepat dengan cara yang paling efisien.

Jadi pada dasarnya, Supply Chain Management atau Manajemen Rantai Pasokan
merupakan cabang manajemen yang melibatkan Pemasok, Pabrik atau Manufakturer,
penyedia logistik dan tentunya yang paling adalah pelanggan.

Proses Manajemen Rantai Pasokan

Berikut ini adalah Proses Manajemen Rantai Pasokan yang dilibatkan dalam
Manajemen Rantai Pasokan atau Supply Change Magement (SCM) ini.

 Pelanggan (Customer)

Pada sebagian besar industri Manufakturing, Pelanggan atau customer merupakan


mata rantai pertama yang memberikan pesanan (order), terutama pada perusahaan
yang berorientasi OEM (Original Equipment Manufacturer). Pelanggan memutuskan
untuk membeli produk yang ditawarkan oleh perusahaan yang bersangkutan dengan
menghubungi departemen penjualan (sales) perusahaan tersebut. Informasi penting
yang terdapat dalam pesanan tersebut diantaranya seperti Tanggal Pengiriman Produk
dan Jumlah yang diinginkan untuk Produk yang dipesannya.

26
 Perencanaan (Planning)

Setelah Pelanggan membuat pesanan yang diinginkannya, departemen Perencanaan


(Planning Dept) akan mempersiapkan Perencanaan Produksi untuk memproduksi
produk yang dibutuhkan oleh Pelanggan. Pada tahap ini, Departemen Perencanaan
juga menyadari akan adanya kebutuhan terhadap bahan mentah dan bahan-bahan
pendukungnya.

 Pembelian (Purchasing)

Setelah menerima Perencanaan Produksi, dalam hal ini adalah kebutuhan terhadap
bahan mentah dan bahan-bahan pendukungnya, Departemen Pembelian atau
Purchasing Department akan melakukan pemesanan bahan mentah dan bahan
pendukungnya serta menetapkan tanggal penerimaan dan jumlah yang dibutuhkan.

Persediaan (Inventory)

Bahan mentah dan bahan pendukung yang telah diterima oleh pabrik akan diperiksa
kualitas dan ketepatan jumlahnya kemudian disimpan di dalam Gudang untuk
kebutuhan produksi.

 Produksi (Production)

Bagian Produksi akan menggunakan bahan mentah dan bahan pendukung yang
dipasok oleh pemasok tersebut untuk melakukan proses produksi hingga
menghasilkan barang jadi yang dibutuhkan oleh pelanggan. Barang Jadi yang telah
diproduksi ini kemudian dimasukan ke gudang dan siap untuk dikirimkan ke
pelanggan sesuai dengan jadwal yang ditentukan.

 Transportasi (Transportation)

27
Departement Pengiriman atau Shipping Department akan mengatur waktu
keberangkatan barang jadi (Finished Products) yang di Gudang tersebut sesuai
dengan jadwal yang diinginkan oleh pelanggan.

7. MANFAAT IMPLEMENTASI STANDARISASI

Standarisasi merupakan penentuan ukuran yang harus diikuti dalam memproduksikan


sesuatu, sedang pembuatan banyaknya macam ukuran barang yang akan
diproduksikan merupakan usaha simplifikasi. Standardisasi adalah proses
pembentukan standar teknis , yang bisa menjadi standar spesifikasi , standar cara uji ,
standar definisi , prosedur standar (atau praktik), dll.

PROSES STANDARISASI
Meliputi proses perencanaan kegiatan dan fungsi untuk mempersiapkan
seperangkat rencana dan instruksi untuk menghasilkan bagian. Perencanaan dimulai
dengan gambar teknik, spesifikasi, bagian atau daftar bahan dan ramalan permintaan.
Hasil dari perencanaan ini adalah:

 Rute yang menetapkan operasi, operasi urutan, pusat-pusat kerja, standar, perkakas
dan fixtures.This routing yang menjadi masukan utama untuk sistem manufaktur
perencanaan sumber daya untuk mendefinisikan operasi untuk tujuan pengendalian
produksi aktivitas dan menentukan sumber daya yang diperlukan untuk persyaratan
kapasitas perencanaan tujuan.

 Proses rencana yang biasanya menyediakan lebih rinci, instruksi kerja langkah-demi-
langkah termasuk dimensi yang terkait dengan operasi individu, parameter
pemesinan, set-up instruksi, dan pemeriksaan jaminan kualitas.

 Fabrikasi dan perakitan untuk mendukung pembuatan gambar (sebagai lawan dari
gambar teknik untuk menentukan bagian).

28
Perencanaan proses manual didasarkan pada pengalaman seorang insinyur
manufaktur dan pengetahuan tentang sarana produksi, peralatan, kemampuan mereka,
proses, dan perkakas. Proses perencanaan sangat memakan waktu dan hasil bervariasi
berdasarkan orang yang melakukan perencanaan

ORGANISASI IN TERNASIONAL DALAM STANDARISASI


Organisasi Internasional untuk Standardisasi (bahasa Inggris: International
Organization for Standardization disingkat ISO atau Iso) adalah badan penetap
standar internasional yang terdiri dari wakil-wakil dari badan standardisasi nasional
setiap negara. Pada awalnya, singkatan dari nama lembaga tersebut adalah IOS,
bukan ISO. Tetapi sekarang lebih sering memakai singkatan ISO, karena dalam
bahasa Yunani isos berarti sama (equal). Penggunaan ini dapat dilihat pada kata
isometrik atau isonomi.

Didirikan pada 23 Februari 1947, ISO menetapkan standar-standar industrial dan


komersial dunia. ISO, yang merupakan lembaga nirlaba internasional, pada awalnya
dibentuk untuk membuat dan memperkenalkan standardisasi internasional untuk apa
saja. Standar yang sudah kita kenal antara lain standar jenis film fotografi, ukuran
kartu telepon, kartu ATM Bank, ukuran dan ketebalan kertas dan lainnya. Dalam
menetapkan suatu standar tersebut mereka mengundang wakil anggotanya dari 130
negara untuk duduk dalam Komite Teknis (TC), Sub Komite (SC) dan Kelompok
Kerja (WG).

Meski ISO adalah organisasi nonpemerintah, kemampuannya untuk menetapkan


standar yang sering menjadi hukum melalui persetujuan atau standar nasional
membuatnya lebih berpengaruh daripada kebanyakan organisasi non-pemerintah
lainnya, dan dalam prakteknya ISO menjadi konsorsium dengan hubungan yang kuat
dengan pihak-pihak pemerintah. Peserta ISO termasuk satu badan standar nasional
dari setiap negara dan perusahaan-perusahaan besar.

29
ISO bekerja sama dengan Komisi Elektroteknik Internasional (IEC) yang
bertanggung jawab terhadap standardisasi peralatan elektronik.

Penerapan ISO di suatu perusahaan berguna untuk:

 Meningkatkan citra perusahaan

 Meningkatkan kinerja lingkungan perusahaan

 Meningkatkan efisiensi kegiatan

 Memperbaiki manajemen organisasi dengan menerapkan perencanaan, pelaksanaan,


pengukuran dan tindakan perbaikan (plan, do, check, act)

 Meningkatkan penataan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan dalam


hal pengelolaan lingkungan

 Mengurangi risiko usaha

 Meningkatkan daya saing

 Meningkatkan komunikasi internal dan hubungan baik dengan berbagai pihak yang
berkepentingan

 Mendapat kepercayaan dari konsumen/mitra kerja/pemodal

30
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari Paparan atau penjelasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan
bahwa sesuai dengan makalah “ERP ” penulis menyimpulkan bahwa ERP merupakan
suatu sistem sangat bagus dan komplek dan tidak semua perusahaan dapat
memkainnya, karena di lihat dari segi nilai jual.

3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan
sumber – sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung jawabkan.

Untuk saran bisa berisi kritik atau saran yang membangun terhadap penulisan
juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di
jelaskan.

31
DAFTAR PUSTAKA

https://aliandidoni.wordpress.com/2013/04/10/mengenal-modul-modul-enterpsrise-
resource-planning-erp/
https://irrineayu.wordpress.com/2015/03/13/manajemen-sumber-daya-manusia-
human-resource-departement/
http://korpsbabonait.blogspot.co.id/2016/12/makalah-erp-finance-and-
accounting.html

32

Anda mungkin juga menyukai