IDENTITAS NASIONAL
Selama ini masyarakat Indonesia masih bingung dengan identitasbangsanya. Agar dapat
memahaminya, pertama-tama harus dipahami terlebih dulu arti Identitas Nasional Indonesia.
Identitas berarti ciri-ciri,sifat-sifat khas yang melekat pada suatu hal sehingga menunjukkan
suatu keunikkannya serta membedakannya dengan hal-hal lain. Nasional berasal dari kata
nasion yang memiliki arti bangsa, menunjukkan kesatuan komunitas sosio-kultural tertentu
yang memiliki semangat, cita-cita, tujuan serta ideologi bersama. Jadi, yang dimaksud
dengan Identitas Nasional Indonesia adalah ciri-ciri atau sifat-sifat khas bangsa Indonesia
yang membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di dunia.Uraiannya mencakup :1.identitas
manusia Manusia merupakan makhluk yang multidimensional, paradoksal dan
monopluralistik. Keadaan manusia yang multidimensional, paradoksal dan sekaligus
monopluralistik tersebut akan mempengaruhi eksistensinya. Eksistensi manusia selain
dipengaruhi keadaan tersebut juga dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianutnya atau pedoman
hidupnya. Pada akhirnya yang menentukan identitas manusia baik secara individu maupun
kolektif adalah perpaduan antara keunikan-keunikan yang ada pada dirinya dengan
implementasi nilai-nilai yang dianutnya.2.identitas nasionalIdentitas nasional Indonesia
bersifat pluralistik (ada keanekaragaman) baik menyangkut sosiokultural atau religiositas. -
Identitas fundamental/ ideal = Pancasila yang merupakan falsafah bangsa.- Identitas
instrumental = identitas sebagai alat untuk menciptakan Indonesia yang dicita-citakan.
Alatnya berupa UUD 1945, lambang negara, bahasa Indonesia, dan lagu kebangsaan.-
Identitas religiusitas = Indonesia pluralistik dalam agama dan kepercayaan.- Identitas
sosiokultural = Indonesia pluralistik dalam suku dan budaya.- Identitas alamiah = Indonesia
merupakan negara kepulauan terbesar di dunia.3.Nasionalisme IndonesiaNasionalime
merupakan situasi kejiwaan dimana kesetiaan seseorang secara total diabdikan langsung
kepada negara bangsa. Nasionalisme sangat efektif sebagai alat merebut kemerdekaan dari
kolonial. Nasionalisme menurut Soekarno adalah bukan yang berwatak chauvinisme, bersifat
toleran, bercorak ketimuran, hendaknya dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila.4. Integratis
NasionalMenurut Mahfud M.D integrai nasional adalah pernyataan bagian-bagian yang
berbeda dari suatu masayarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih untuh , secara
sederhana memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi suatu
bangsa. Untuk mewujudkan integrasi nasional diperlukan keadilan, kebijaksanaan yang
diterapkan oleh pemerintah dengan tidak membersakan SAR. Ini perlu dikembangkan karena
pada hakekatnya integrasi nasional menunjukkan tingkat kuatnya kesatuan dan persatuan
bangsa.KesimpulanIdentitas Nasional Indonesia adalah sifat-sifat khas bangsa Indonesia yang
membedakannya dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Indonesia terdiri dari berbagai macam
suku bangsa, agama dan pulau-pulau yang dipisahkan oleh lautan. Oleh karena itu, nilai-nilai
yang dianut masyarakatnya pun berbeda-beda. Nilai-nilai tersebut kemudian disatupadukan
dan diselaraskan dalam Pancasila. Nilai-nilai ini penting karena merekalah yang
mempengaruhi identitas bangsa. Oleh sebab itu, nasionalisme dan integrasi nasional sangat
penting untuk ditekankan pada diri setiap warga Indonesia agar bangsa Indonesia tidak
kehilangan identitas.
tugas artikel tentang negara dan konstitusi
NEGARA DAN KONSTITUSI
Negara dan konstitusi adalah dwitunggal. Jika diibaratkan bangunan, negara sebagai
pilar-pilar atau tembok tidak bisa berdiri kokoh tanpa pondasi yang kuat, yaitu konstitusi
Indonesia. Hampir setiap negara mempunyai konstitusi, terlepas dari apakah konstitusi
tersebut telah dilaksanakan dengan optimal atau belum. Yang jelas, konstitusi adalah
perangkat negara yang perannya tak bisa dipandang sebelah mata.
A. Eksitensi Negara
1. Pengertian Negara
Dalam Insiklopedia Indonesia, dasar Negara berarti pedoman dalam mengatur
kehidupan penyelenggaraan ketatanegaraan Negara yang mencakup berbagai kehidupan.
Dasar Negara yang di gunakan di Indonesia adalah Pancasila, nilai-nilai luhur yang
terkandung. Pancasila telah ada dalam kalbu bangsa jauh sebelum Indonesia merdeka.
Secara historis pengertian Negara senantiasa berkembang sesuai dengan kondisi masyarakat
pada saat ini. Pengertian tentang Negara telah banyak di definisikan oleh para ahli filsuf
Yunani Kuno, para ahli abad pertengahan, sampai abad modern. Beberapa pendapat tersebut
antara lain:
a. Pendapat Aristoteles (Schmandt, 2002), negara adalah komunitas keluarga dan kumpulan
keluarga yang sejahtera demi kehidupan yang sempurna dan berkecukupan.
b. Jean Bodin (Schmandt, 2002), negara sebagai pemerintahan yang tertata dengan baik dari
beberapa keluarga serta kepentingan bersama mereka oleh kekuasaan berdaulat.
c. Riger Soltau, (Budiardjo, 2007; Agustino, 2007; Kaelan dan Achmad Zubaidi, 2007),
negara adalah alat atau wewenang yang mengatur atau mengendalikan persoalan bersama
atas nama masyarakat.
b) Teori Organik
Teori ini pertama kali diperkenalakan oleh Plato bahwa negara organic bukanlah rakyat
semata yang menjadi badan politik, juga bukan orang yang tinggal di wilayah geografis saja,
tapi negara harus ada ikatan yang muncul yaitu keadilan. Negara muncul karena ada
kebutuhan yang sangat banyak dan beragam.
c) Teori Perjanjian
Teori perjanjian masyarakat memandang terjadinya suatu Negara karena adanya
perjanjian masyarakat.
d) Teori Kekuasaan
Menurut teori kekuasan, siapa yang berkemampuan untuk memiliki kekuasaan atau
berhasil mencapai kekuasaan, selayaknya memegangg pucuk pemerintahan.
e) Teori Kedaulatan
Teori kedaulatan rakyat memandang keberadaan Negara karena adanya kekuasaan
tertinggi yang mampu mengatur kehidupan bersama masyarakat (negara).
3. Bentuk Negara
a. Negara Kesatuan (unitaris)
Negara kesatuan adalah Negara yang tersusun tunggal, Negara yang hanya berdiri
satu Negara saja, tidak terdapat Negara dalam suatu Negara.
Dalam pelaksanaan pemerintah derah di nrgara kesatuan dapat di laksanakan dengan dua
alternative system, yaitu:
Sistem desantralisasi, dimana daerah-daerah diberikan keleluasaan dan kekuasaan
untuk mengurus rumah tangganya sendiri (otonomi)
Sistem sentralisasi: dimana segala sesuatu urusan dalam Negara tersebut langsung diatur an
di urus oleh pemerintah pusat, termasuk segala hal yang menyangkut pemerintahan dan
kekuasaan di daerah.
B. Negara Indonesia
Berdasarkan berbagai teori terjadinya negara, kedaulatan Negara, serta bentuk dan
tujuan Negara, maka Negara Indoneia yang di proklamasikan tanggal 17 Agustus 1945, dapat
dijelaskan secara teoristis sebagai berikut:
2. Kedaulatan Indonesia
Pernyataan bangsa Indonesia terkait dengan kedaulatan Indonesia dapat diketahui
dalam pembukaan UUD 1945 pada alenea empat. Adapun alinea IV, menjelaskan tentang
terbentuknya bangsa dan negara Indonesia, yaitu adanya rakyat Indonesia, pemerintahan
negara Indonesia yang disusun berdasarkan Undang-Undang Dasar negara, wilayah negara
serta dasar filosofis negara yaitu Pancasila (Notonagoro, 1975). Ketentuan lain dapat
dijumpai pada pasal 1 ayat (1) UUD 1945 Amandemen, Kedaulatan ada ditangan rakyat dan
dilakukan menurut Undang0Undang dasar. Pasal ini dengan tegas menyebut, bahwa
Kedaulatan Negara bersumber pada kedaulatan rakyat, dan rakyat sebagai pemegang
kekuasaan tertinggi, yang pelaksanannya dilakukaan berdasarkan Undang-Undang Dasar..
Dengan memperhatikan pasal tersebut maka, bangsa Indonesia menyatakan
dirinya secara langsung dalam UUD 1945 bahwa Indonesia menganut teori kedaulatan
rakyat, yang pelaksanaannya kembali diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945
Amandemen. Disamping pengakuan kedaulatan rakyat, bangsa Indonesia juga dipengaruhi
pada teori kedaulatan hukum, dimana dalam tujuan pokok pikiran yang terkandung dalam
UUD 1945, sebagaimana pernah dimuat dalam pasal 1 ayat (3) UUD 1945 Amandemen,
menyatakan, Indonesia adalalah Negara hukum.
C. Konstitusionalisme
Setiap Negara modern dewasa ini senantiasa memerlukan suatu sistem pengaturan
yang dijabarkan dalam suatu konstitusi. Oleh karena itu konstitusionalisme mengacu kepada
pengertian sistem institusionalisasi secara efektif dan teratur terhadap suatu pelaksanaan
pemerintahan. Dengan lain perkataan untuk menciptakan suatu tertib pemerintahan
diperlukan perlakuan sedemikian rupa, sehingga dinamika kekuasaan dalam proses
pemerintahan dapat dibatasi dan dikendalikan (Hamilton, 1931:255). Gagasan ini muncul
karena adanya kebutuhan untuk merespon perkembangan peran relative kekuasaan umum
dalam suatu kehidupan umat manusia.
Basis pokok konstitusionalisme adalah kesepakatan umum atau persetujuan (consensus) di
antara mayoritas rakyat mengenai bangunan yang diidealkan berkaitan dengan negara.
Organisasi Negara itu diperlukan oleh warga masyarakat politik agar kepentingan mereka
bersama dapat dilindungi atau dipromosikan melalui pembentukkan dan penggunaan
mekanisme yang disebut dengan negara. Kuncinya adalah consensus general agreement. Jika
kesepakatan iti runtuh, maka runtuh pula legitimasi kekuasaan negara yang berkaitan, dan
pada gilirannya dapat terjadi civil war atau perang sipil, atau dapat pula suatu revolusi.
Konsensus yang menjamin tegaknya konstitusionalisme di zaman modern ini pada umumnya
dipahami berdasar pada tiga elemen kesepakatan atau Konsensus, sebagai berikut:
Kesepakatan tentang tujuan atau cita-cita bersama (the general goals of society or general
acceptance of the same philosophy of government).
Kesepakatan tentang the rule of low sebagai landasan pemerintahan atau penyelenggaraan
negara (the basis of government).
Kesepakatan tentang bentuk institusi-institusi dan prosedur-prosedur ketatanegaraan (the
form of institusions and procedures). (Andrews 1968: 2)
Kesepakatan pertama yaitu berkenaan dengan cita-cita bersama yang sangat menentukan
tegaknya konstitusionalisme dan konstitusi dalam suatu negara. Karena cita-cita bersama
itulah yang pada puncak abstraksinya paling mungkin mencerminkan bahkan melahirkan
kesamaan-kesamaan kepentingan diantara sesama warga masyarakat yang dalam
kenyataannya harus hidup di tengah-tengah pluralisme atau kemajemukan. Oleh karena itu,
pada suatu masyarakat untuk menjamin kebersamaan dalam kerangka kehidupan bernegara,
diperlukan perumusan tentang tujuan-tujuan atau cita-cita bersama yang biasa juga disebut
sebagai falsafah kenegaraan atau staatsidee (cita Negara) yang berfungsi sebagai
philosofhiscegronslaag dan common platforms, di antara sesame warga masyarakat dalam
konteks kehidupan bernegara.
Bagi bangsa Indonesia dasar filosofis yang dimaksud adalah dasar fisafat Negara pancasila.
Lima prinsip dasar merupakan dasar filosofis bangsa negara tersebut adalah:
Ketuhanan yang maha esa
Kemanusiaan yang adil dan beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan
Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
Kelima prinsip dasar filsafat negara tersebut merupakan dasar filosofis-ideologis untuk
mewujudkan cita-cita ideal dalam bernegara yaitu:
Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.
Meningkatkan atau memajukan kesejahteraan umum
Mencerdaskan kehidupan bangsa
Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan social
Kesepakatan kedua adalah kesepakatan bahwa basis pemerintahan didasarkan atas aturan
hokum dan konstitusi. Kesepakatan ini sangat principal karena dalam setiap negara harus ada
keyakinan bersama bahwa dalam segala hal dalam penyelenggaraan negara harus berdasarkan
atas rule of law.
Dalam istilah The Rule of Low berbeda dengan istilah The Rule by Low. Dalam istilah
terakhir ini, kedudukan hukum (law) digambarkan hanya bersifat instrumentalis atau hanya
sebagai alat sedangkan kepemimpinan tetap berada di tangan orang atau manusia yaitu The
Rule of Man by Law.
Dalam pengertian demikian hukum dapat dipandang sebagai suatu kesatuan sistem uang
puncaknya terdapat pengertian mengenai hukum dasar yang yang disebut konstitusi, baik itu
dalam arti naskah yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Dari pengertian ini kita kenal
istilah Constitusional State yang merupakan salah satu ciri penting Negara demokrasi
modern. Oleh karena itu kesepakatan tentang sistem aturan sangat peting sehingga konstitusi
tidak berguna karena ia sekedar berfungsi sebagai kertas dokumen yang mati hanya bernilai
sematik dan tidak berfungsi atau tidak dapat difungsikan sebagaimana mestinya.
Kesepakatan ketiga, adalah berkenaan dengan:
Bangunan organ Negara dan prosedur-prosedur yang mengatur kekuasaan
Hubungan-hubungan antar organ Negara itu sama lain
Hubungan antara organ-organ Negara itu dengan warga Negara.
Dengan adanya kesepakatan tersebut, maka isi konstitusi dapat dengan mudah
dirumuskan karena benar-benar mencerminkan keinginan bersama. Kesepakatan itulah yang
dirumuskan dalam dokumen konstitusi yang diharpkan dijadikan pegangan bersama untuk
kurun waktu yang cukup lama. Konstitusi tidak sama dengan undang-undang yang dapat
lebih mudah diubah. Karena itulah mekanisme perubahan undang-undang dasar memang
sudah seharusnya tidak diubah semudah mengubah undang-undang. Meskipun demikian
harusnya konstitusi tidak disakralkan dari kemungkinan perubahan seperti yang terjadi tatkala
orde baru.
Semua kesepakatan ini menyangkut prinsip pengaturan dan pembatasan kekuasaan. Atas
dasar pengertian tersebut maka sebenarnya prinsip konstitusionalisme modern adalah
menyangkut prinsip konstitusionalisme modern adalah menyangkut prinsip pembatasan
kekuasaan atau yang lazim disebut sebagai prinsip limited government. Dalam pengertian ini
konstitusimengatur dua hubungan yang saling berkaitan satu sama lain, yaitu pertama,
hubungan antara lembaga pemerintahan dengan warga negara. Kedua, hubungan antara
lembaga pemerintahan yang satu dengan lainnya.
D. Konstitusi Indonesia
1. Pengantar
Dalam proses reformasi hukum dewasa ini sebagai kajian ilmiah tentang UUD 1945,
banyak yang melontarkan ide untuk melakukan amandemen terhadap UUD 1945. Memang
amandemen tidak dimaksudkan untuk mengganti sama sekali UUD 1945, akan tetapi
merupakan prosedur penyempurnaan terhadap UUD 1945 tanpa harus langsung mengubah
UUD-nya itu sendiri, amandemen lebih merupakan perlengkapan dan rincian yang dijadikan
lampiran otentik bagi UUD tersebut (mahfud, 1999:64).
Ide tentang amandemen terhadap UUD 1945 tersebut didasarkan pada suatu kenyataan
sejarah selama masa orde lama dan orde baru, bahwa penerapan terhadap pasal-pasal UUD
memiliki sifat “multi interpretable” atau dengan kata lain berwayuh arti, sehingga
mengakibatkan adanya sentralisasi kekuasaan terutama kepada presiden.karena latar belakang
politik inilah maka masa orde baru berupaya untuk melestarikan UUD 1945 bahkan UUD
1945 seakan-akan bersifat keramat yang tidak dapat diganggu gugat.
Suatu hal yang sangat mendasar bagi pentingnya amandemen UUD 1945 adalah tidak adanya
sistem kekuasaan dengan “checks and balance” terutama terhadap kekuasaan eksekutif. Oleh
karena itu bagi Indonesia proses reformasi terhdap UUD 1945 adalah merupakan suatu
keharusan, karena hal itu kan mengantrkan bagsa Indonesia kearah tahapan baru melakukan
penataan terhadap ketatanegaran
Amandemen pertama UUd 1945 dilakukan dengan memberikan tambahan dan perubahan
terhadap pasal 9 UUD 1945. yang kedua di lakukan pada tahun 2000, ketiga thun 2001, dan
yang terakhir pada tahuhun 2002 dan disahkan pada tnggal 10 agustus 2002.
2. Konstitusi
Konstitusi dalam kosa kata bahasa Inggris constitutional, yang salah satu maknanya
adalah Undang-Undang Dasar. Konstitusi adalah sebuah aturan-aturan dasar dan ketentuan-
ketentuan hukum yang di bentuk untuk mengatur fungsi dan struktur lembaga pemerintah
termasuk dasar hubungan kerja sama antara Negara dan masyarakat dalam konteks kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Herman Heller membagi pengertian konstitusi dalam tiga cakupan, yaitu:
Konstitusi yang mencerminkan kehidupan politik didalam masyarakat sebagai suatu
kenyataan (mengandung arti politis dan sosiologis).
Konstitusi adalah suatu kaidah yang hidup dimasyarakat (mengandung arti hukum atau
yuridis).
Konstitusi adalah kaidah yang ditulis dalam suatu naskah Undang-Undang tertinggi yang
berlaku dalam suatu Negara.
Sifat konstitusi ada dua macam, yakni
Flexibel (luwes) dan rigid (kaku).
Bersifat rigid, karena untuk mengubah konstitusi perlu prosedur yang rumit. Sedang bersifat
flexible, konstitusi tersebut mudah mengikuti perkembangan jaman. Apabila diperlukan
konstitusi tidak membutuhkan prosedur yang istimewa atau rumit. Perubahan itu cukup
dilakukan oleh badan pembuat undang-undang biasa.
Formil dan materiil
Bersifat Formil berarti tertulis. Sedangkan bersifat Materiil dilihat dari segi isinya
berisikan hal-hal bersifat dasar pokok bagi rakyat dan negara. (sama dengan konstitusi dalam
arti relatif). Konstitusi yang besifat kaku tidak dapat megikuti perkembangan zaman karena
tidak hanya memuat hal-hal pokok saja, namun juga memuat hal-hal yang penting. UUD
1945 meskipun perubahannya membutuhkan prosedur istimewa, namun bersifat luwes karena
memuat ketentuan-ketentuan yang bersifat pokok-pokok saja sehingga mudah mengikuti
perkembangan zaman.
Fungsi pokok konstitusi adalah membatasi kekuasaan pemerintah, sehingga penyelenggaraan
kekuaaan tidak bertindak sewenang-wenang. Dengan demikian hak-hak warga Negara akan
dilindungi.
Fungsi dan kedudukan konstitusi antara lain:
1. Membatasi kekuasaan si pengusaha dan menjamin hak warga Negara.
2. Merupakan percerminan keadaan masyarakat dan Negara bersangkutan.
3. Memberi petunjuk dan arahan kemana Negara akan di bawa.
4. Dasar dan sumberhukum bagi peraturan perundangan di bawahnya.
5. Produk politik yang tertinggi bagi suatu bangsa dalam membentuk dan menjalankan
Negara.
Konstitusi hukum dasar ada dua, yakni hukum dasar tertulis dan yang tidak tertulis.,
Hukum Dasar Tertulis (Undang-Undang dasar)
konstitusi yang tertulis yakni Undang Undang Dasar. Hukum dasar meliputi dua macam
yaitu,hukum dasar tertulis (Undang-Undang Dasar) dan hukum tidak tertulis (convensi). Oleh
karna itu sifatnya yang tertulis, maka undang-undang dasar itu rumusannya tertulis dan tidak
mudah berubah. Secara umum menurut E.C.S wade dalam bukunya Constitusional Law,
undang – Undang dasar menurut sifat dan fungsi adalah suatu naskah yang memaparkan
kerangka dan tugas-tugas pokok dari badan-badan pemerintah suatu Negara dan menentukan
pokok-pokok cara kerja badan-badan tersebut.
Dalam penjelasan UUD 1945 di sebutkan bahwa undang-undang dasr 1945 bersifat singkat
dan supel. Undang-undang dasar 1945 hanya memiliki 37 pasal, adapun pasal-pasal
lainyabhanya mencatat aturan peralihan dan aturan tambahan.Hal ini mengandung makna:
(1) Telah cukup jikalau uandang-uandang dasar hanya memuat aturan-aturan pokok.
(2) Sifatya yang supel (elastis) dimaksudkan bahwa kita senantia harus terus
berkembang,dinamis.
Menurut padmowahyono, seluruh kegiatan Negara dapat di kelompokan menjadi dua macam
yaitu:
(1) Penyelenggaraan kehidupan Negara.
(2) Penyelenggaraan kesejahteraan social.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut di atas, maka sifat-sifat Undang-undang dasar
1945 adalah sebagai berikut :
(1) Oleh karena sifatnya tertulis maka rumusannya jelas, merupakan suatu hukum positif
yang mengikat pemerintah sebagai penyelenggara Negara, maupun mengikat bagi setiap
warga Negara.
(2) Sebagaimana tersebut dalam penjelasan Undang-undang dasar 1945 bahwa UUD 1945
bersifat singkat dan supel,memuat aturan-aturan yaitu memuat aturan-aturan pokok yang
setiap kali harus di kembangakan sesuai dengan sesui dengan perkembangan jaman, serta
memuat hak-hak asasi manusia.
(3) Memuat norma-norma, aturan-aturan serta ketentuan-ketentuan yang dapat dan harus di
laksanakan secara konstitusional.
(4) Undang-undang dasar 1945 dalam tertip hukum Indonesia merupakan peraturan-peraturan
hukum positif tertinggi,di samping itu sebagai alat control terhadap norma-norma hukum
positif yang lebih rendah dalam hierarki tertip hukum Indonesia.
Hukum Dasar yang tidak tertulis (Convesional)
Konstitusi tidak tertulis dikenal dengan nama Convesional. Convesional adalah hukum dasar
yang tidak tertulis, yaitu aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek
penyelenggaraan Negara meskipun sifatnya tidak tertulis. Salah satu contoh konvensi yang
berlaku di Indonesia adalah pelaksanaan pidato kenegaraan presiden menjelang peringatan
Proklamasi 17 Agustus. Convensi ini mempunyai sifat-sifat sebgai berikut :
(1) Merupakan kebiasaan yang berulangkali dan terpeelihara dalam praktek penyelenggaraan
Negara.
(2) Tidak bertentangan dengan Undang-Undang dasar dan berjalan sejajar.
(3) Di terima oleh seluruh rakyat.
(4) Bersifat sebagai pelengkap sehingga memungkinkan sebagai aturan-aturan dasar yang
tidak terdapat dalam Undang-undang dasar.
Contoh-contoh Convensional antara lain sebagai berikut :
(1) Peangabilan keputusan berdasarkan musyawarah mufakat.
(2) Pratek-praktek penyelenggaraan Negara yang sudah menjadi hukum dasar tidak tertulis
antara lain :
(a) Pidato kenegaraan presiden republic Indonesia setiap tanggal 16 agustus di dalam siding
dewan parwakilan rakyat.
(b) Pidato presiden yang di ucapkan sebagai keterangan pemerintah tentang rencana anggaran
pendapatan dan belanja negara pada minggu pertama pada minggu bulan januari setiap
tahunnya.
Ketiga hal tersebut dalam batinnya secara tidak langsung adalah merupakan realisasi dari
undang –undang dasar (merupakan pelengkap).Namun perlu di garis bawahi bila mana
convensi ingin di jadikan menjadikan rumusan yang bersifat tertulis , maka yang berwenabg
adalah MPR, dan rumusannya buukanlah merupakan suatu hukum dasar melainkan tertuang
dalam ketetapan MPR.
Jadi convensi bilamana dikehendaki untuk mrnjadi suatu aturan dasar yang tertulis , tidak
secara otomatis setingkat dengan UUD melaikan sebagai suatu keterapan MPR.
Disamping pengertian UUD, di prgunakan juga istilah lain yaitu “konstitusi”. Istilah
berasal dari bahasa inggris “constitution” atau dari bahasa belanda “constitutie”.terjamahan
dari istilah tersebut adalah Undang-Undang Dasar,dan hal ini memang sesuai dengan
kebiasaan orangbelanda Dan jerman . yang dalam percakapan sehari –hari memakai kata
“grondwet’ (grond:dasar, Wet= undang-undang) yang keduanya menunjukan naskah tertulis.
Namun pengertian konstitusi dalam praktek ketatanegaraan umumnya dapat mempunyai
Arti:
Lebih luas dari pada undang-undang dasar atau
Sama dengan pengertian undang-undang dasar.
Kata konstitusi dapat mempunyai arti lebih luas dari pada pengertian undang – undang dasar ,
karena pengertian undang-undang dasar hanya meliputi konstitusi saja, dan selain itu masih
terdapat konstitusi tidak tertulis yang tidak tercakup dalam undang-undang dasar.
Bagi Indonesia proses reformasi terhdap UUD 1945 adalah merupakan suatu keharusan,
karena hal itu kan mengantrkan bagsa Indonesia kearah tahapan baru melakukan penataan
terhadap ketatanegaran
Amandemen pertama UUd 1945 dilakukan dengan memberikan tambahan dan
perubahan terhadap pasal 9 UUD 1945.yang kedua di lakukan pada tahun 2000, ketiga tahun
2001,dan yang terakhir pada tahuhun 2002 dan disahkan pada tnggal 10 agustus 2002. Dalam
praktek ketatanegaraan pengertian konstitusi adalah sama dengan pengertian Undang-Undang
Dasar. Hal ini terbukti dengan disebutnya istilah Konstitusi Rebublik Indonesia Serikat bagi
Undang-Undamg Dasar Republik Indonesia (Totopandoyo, 1981:25.26)
Pengertian Negara hukum baik dalam arti formal yang melindungi seluruh bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia. Juga dalam arti material, yaitu Negara harus
bertanggung jawab terhadap kesejahteraan dan kecerdasan seluruh bangsanya. Dengan
landasan material tersebut, hendaknya setiap tindakan Negara haruslah mempertimbangkan
dua kepentingan atau landasan. Dua landasan tersebut adalah kegunaanya (doelmatigheid)
dan landasan hukumnya (rechtnaigheid).
Sistem Konstitusional
Berdasarkan sifat ini pemerintah atas system konstitusi (hukum dasar) tidak
bersifat absolut (kekuasaan tidak terbatas). Sehingga pengendalian pemerintahan dibatasi
oleh ketentuan-ketentuan konstitusi, juga oleh ketentuan-ketentuan hukum lain yang
merupakan produk konstitusional, Ketetapan MPR, Undang-Undang, dan sebagainya.
Dengan landasan keduanyanya, maka dapat diciptakan system mekanisme hubungan dan
hokum antar lembaga Negara, yang dapat menjamin terlaksananya sistem itu sendiri dan juga
dapat memperlancar pelaksanaan pencapaian cita-cita nasional.
Kekuasaan Negara yang Tertinggi di Tangan Rakyat
d. Presiden ialah Penyelenggara Pemerintahan Negara yang Tertinggi Di samping MPR dan
DPR.
Kekuasaan Presiden menurut UUD 1945 sebelum dilakukan amandemen , sebagai
berikut :
“Di bawah Majelis Permusyawaratan Rakyat, Presiden ialah penyelenggara pemerintahan
Negara yang tertinggi. Dalam menjalankan pemerintahan Negara, kekuasaan dan tanggung
jawab ada ditangan Presiden (Concentration of power responsibility upon the president) “.
Berdasarkan UUD 1945 hasil amandemen 2002, presiden merupakan penyelenggara
pemerintahan tertingggi di samping MPR dan DPR, karena Presiden dipilih langsung oleh
rakyat (UUD 1945 Pasal 6A ayat (1)).
Menteri Negara ialah Pembantu Presiden, Menteri Negara tidak Bertanggungjawab Kepada
Dewan Perwakilan Rakyat
Sistem ini dalam UUD 1945 hasil amandemen 2002 maupun dalam penjelasan UUD 1945,
sebagai berikut :
“ Presiden dalam melaksanakan tugas pemerintahannya dibantu oleh menteri-menteri Negara
(Pasal 17 ayat (1) UUD 1945 hasil amandemen). Presiden mengangkat dan memberhentikan
Menteri-Menteri Negara (Pasal 17 ayat (2) UUD 1945 Hasil Amandemen 2002).
Kekuasaan Kepala Negara Tidak Terbatas
Sistem ini dinyatakan secara tidak eksplisit dalam UUD 1945 hasil amandemen 2002dan
masih sesuai dengan penjelasan UUD 1945, sebagai berikut :
Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh rakyat secara langsung (UUD 1945 hasil
Amandemen 2002 pasal 6A ayat (1)). Dengan demikian dalam system kekuasaan
kelembagaan Negara Presiden tidak lagi merupakan mandataris MPR bahkan sejajar dengan
DPR dan MPR. Hanya jikalau Presiden melanggar Undang-Undang maupun Undang-Undang
Dasar, maka DPR dapat melakukan Impeachment.
Sifat hukum yang berdasarkan Pancasila, hukum memberikan pengayom agar cita-cita
luhur bangsa Indonesia tercapai dan terpelihara. Dalam era reformasi ini, bangsa Indonesia
benar-benar akan mengembalikan peranan hokum, aparat penegak hokum bersama seluruh
sistem peraturan perundang-undangan akan dikembalikan pada dasar-dasar Negara hukum
yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 hasil amandemen 2002 yang mengemban amanat
demokrasi dan perlindungan hak-hak asasi manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Kaelan, Achmad Zubaidi. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Paradigma.
Bedjo, Zainul Akhyar. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education). Banjarmasin:
Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lambung Mangkurat.
WP Harsoyo, dkk. 1982. Pendidikan Moral Pancasila. Solo: Tiga Serangkai.
Sukonto Bambang Priyo. 2009. Panduan Belajar Pendidikan Keawrganegaraan. Yogyakarta:
Primagama.
Nama : widiastuti
Kelas : 2ea24
Npm : 17212688
1. Jelaskan mengapa negara disebut sebagai organisasi kekuasaan !
Jawab : Pada hakikatnya Negara disebut sebagai organisasi kekuasaan karena dilihat dari
sifat-sifat Negara tersebut. Dikatakan sebagai organisasi kekuasaan, karena setiap Negara
terorganisir dan di dalamnya pasti ada kekuasaan. Kekuasaan di suatu Negara terbagi tiga,
yang sering disebut dengan istilah trias politika. Trias politika terdiri dari kekuasaan legislatif
yaitu kekuasaan untuk membuat undang-undang, kekuasaan eksekutif yaitu kekuasaan untuk
menjalankan pemerintahan, dan kekuasaan yudikatif yaitu kekuasaan kehakiman. Negara
mempunyai sifat-sifat diantaranya sifat memaksa, monopoli, dan mencakup semua. Sebagai
contoh dari sifat memaksa yaitu Negara memaksakan kepada semua warga Negara supaya
mematuhi dan menjalankan kehidupan sesuai dengan sistemperundang-undangan yang
berlaku dari atas sampai ke bawah yang menjadi pedoman dalam masyarakat untuk menata
kehidupan yang lebih baik.
1.Negara Kesatuan (Unitarisme) adalah suatu Negara yang merdeka dan berdaulat,hanya ada
satu pemerintah(pusat)yang mengatur seluruh daerah.Bentuk Negara Kesatuan Sebagai
berikut:
a. Negara Kesatuan dengan system sentralisasi,yaitu segala sesuatu dalam Negara itu
langsung diatur dan diurus oleh pemerintah pusat,sedangkan daerah-daerah tinggal
melaksanakannnya.
b. Negara Kesatuan dengan system desentralisasi,yaitu pelimpahan kesempatan dan
kekuasaan kepada daerah untuk mengurus rumah tangganya sendiri (Otonomi Daerah)disebut
pula daerah swatantra. UUD 1945 Pasal 1 Ayat (1) menyebutkan Negara Indonesia adalah
Negara Kesatuan yang berbentuk REPUBLIK.
2.Negara Serikat (Federal)adalah suatu Negara yang merupakan gabungan dari beberapa Negara
bagian dari Negara serikat itu.Artinya,suatu Negara yang merdeka dan berdaulat serta berdiri
sendiri kemudian menggabungkan diri dalam suatu Negara serikat sehingga menjadi Negara
bagian yang melepaskan sebagian kekuasaannya kepada Negara serikat itu.
3.Bentuk Kenegaraan Lainnya di dunia diantaranya: a).Negara Dominion adalah suatu Negara
yang tadinya daerah jajahan Inggris yang telah merdeka dan berdaulat,termasuk mengurus
politik kedalam dan keluar negeri.Kemudian mengakui Raja Inggris sebagai rajanya dan
sebagai lambang persatuan mereka.Negara-negara Dominion ini berhak dengan bebas keluar
dari ikatan The British Commonwealth of Nation(Negara-negara persemakmuran).Dominion-
domonion Inggris tersebut adalah Kanada,Australia,Selandia Baru,Afrika Selatan,India,dan
Malaysia. b).Negara Protektorat adalah suatu Negara yang berada dibawah lindungan(to
protect = melindungi) Negara pelindung (suzeren),biasanya soal hubungan luar negeri dan
pertahanan.Negara Protektorat terbagi menjadi 2macam yaitu: 1.Protektorat Kolonial,yaitu
urusan hubungan luar negeri,pertahanan,dan sebagian besar urusan dalam negeri yang
penting diserahkan kepada Negara pelindung.Negara Protektorat ini bukan subjek hukum
Internasional.Misalnya,Tunisia menjadi protektorat Perancis(1981).
3. Jelaskan secara singkat susunan kelembagaan Negara Indonesia sebelum dan sesudah
perubahan UUD 1945 !
Jawab :
1. MPR MPR merupakan lembaga tertinggi negara yang diberi kekuasaan tak terbatas (super
power) karena “kekuasaan ada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR” dan
MPR adalah “penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia” yang berwenang menetapkan UUD,
GBHN, mengangkat presiden dan wakil presiden[1]. Dengan kata lain MPR merupakan
penjelmaan pendapat dari seluruh warga Indonesia.Susunan keanggotaannya terdiri dari
anggota DPR dan utusan daerah serta utusan golongan yang diangkat termasuk didalamnya
TNI/Polri.
2. DPR DPR merupakan lembaga perwakilan rakyat yang berkedudukan sebagai lembaga
negara. Anggota DPR berasal dari anggota partai politik peserta pemilu yang dipilih
berdasarkan hasil pemilu. Oleh karena itu Presiden tidak dapat membubarkan DPR yang
anggota-anggotanya dipilih oleh rakyat melalui pemilihan umum secara berkala lima tahun
sekali. Meskipun demikian, Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR. DPR
berkedudukan di tingkat pusat, sedangkan yang berada di tingkat provinsi disebut DPRD
provinsi dan yang berada di kabupaten/kota disebut DPRD kabupaten/kota.
3. Presiden Presiden adalah lembaga negara yang memegang kekuasaan eksekutif. Maksudnya,
presiden mempunyai kekuasaan untuk menjalankan pemerintahan. Presiden mempunyai
kedudukan sebagai kepala pemerintahan dan sekaligus sebagai kepala negara. Sebelum
adanya amandemen UUD 1945, presiden dan wakil presiden diangkat dan diberhentikan oleh
MPR dan bertanggung jawab kepada MPR.
4. Mahkamah Agung Mahkamah Agung merupakan lembaga negara yang memegang kekuasaan
kehakiman. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Mahkamah Agung
adalah pengadilan tertinggi di negara kita. Perlu diketahui bahwa peradilan di Indonesia dapat
dibedakan peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer, dan peradilan tata usaha
negara (PTUN). 5.BPK dan DPA Disamping lembaga-lembaga tinggi Negara diatas terdapat
lembaga tinggi Negara yang lain yang wewenangnya cukup minim, yaitu BPK dan DPA.
4. Jelaskan perbedaan antara konstitusi dan UUD, serta perbedaan konstitusi dengan
konvensi !
Jawab : Konstitusi sering disebut sebagai Undang-Undang Dasar, meskipun arti konstitusi itu
sendiri adalah hukum dasar yang tertulis dan tidak tertulis. Undang-Undang Dasar tergolong
hukum dasar yang tertulis, sedangkan hukum dasar yang tidak tertulis adalah aturan-aturan
dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara, meskipun tidak
tertulis. Hukum dasar yang tidak tertulis ini sering disebut konvensi. Dikatakan konvensi
karena mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: merupakan kebiasaan yang berulang-ulang dan
terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara tidak bertentangan dengan Undang-
Undang Dasar dan berjalan sejajar diterima oleh seluruh rakyat; · bersifat pelengkap,
sehingga memungkinkan sebagai aturan dasar yang tidak terdapat dalam Undang-Undang
Dasar. Aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara pada
saat Orde Baru misalnya pidato kenegaraan Presiden setiap tanggal 16 Agustus setiap
tahunnya di hadapan anggota Dewan Perwakilan Rakyat.
5. Jelaskan mengapa suatu Negara perlu melakukan perubahan pada konstitusi/ UUD nya
dan biasanya lembaga apa yang diberi kewenangan untuk melakukan perubahan, kira kira apa
yang menjadi alas an mengapa lembaga tersebut yang diberi kewenangan untuk melakukan
perubahan !
Identitas nasional
IDENTITAS NASIONAL
Nama : widiastuti
Kelas : 2ea24
Npm : 17212688
2. Identitas nasional tidak terbentuk begitu saja, melainkan melalui evolusi dan proses
panjang. Bagaimanakah proses pembentukan identitas nasional tersebut?
Lebih spesifik dari nilai, norma merupakan peraturan-peraturan (hak dan kewajiban) yang
menunjukkan bagaimana nilai-nilai diwujudkan. Simbol-simbol ekspresif seperti yang
ditemukan dalam seni, ritual, dan mitos, memberikan ekspresi konkrit pada nilai-nilai dan
norma-norma yang lebih abstrak. Melalui simbol-simbol ekspresif seperti bendera, lagu
kebangsaan dan pahlawan-pahlawan rakyat, nilai-nilai yang abstrak dan tidak tampak
menjadi hangat bagi individu-individu. Nilai, norma dan simbol ekspresif memberikan
pembenaran bagi tindakan-tindakan di masa lalu, menjelaskan perilaku massa sekarang, dan
merupakan pedoman dalam menyeleksi pilihan-pilihan di masa depan. Sumber-sumber
identitas bersama yang kemudian menjadi identitas nasional berupa nilai-nilai primordial,
nilai-nilai sakral, nilai-nilai sakral dan nilai-nilai sipil.
3. Wujud identitas nasional antara lain adalah Patriotisme dan Nasionalisme. Jelaskan
perbedaan keduannya dan bagaimana keduanya dapat membentuk identitas nasional?
-> Patriotisme adalah semangat cinta tanah air yang diwujudkan dengan kesediaan mengorbankan
segala-galanya untuk kejayaan dan kemakmuran tanah airnya.
-> Nasionalisme adalah suatu paham atau ajaran yang mencintai bangsa dan negaranya
sendiri.
4. Wujud negative dari identitas nasional adalah Chauvinisme. Jelaskan mengapa sikap
ini negative pengaruhnya terhadap identitas nasional?
Kapan Indonesia akan seperti negara Jepang yang bisa dibilang jiwa patriotisme dan
nasionalisme sangat tinggi sekali. Jika kita tanya saja pada masyarak mungkin saja masih
banyak yang tidak tahu Pancasila, padahal pancasila bisa dibilang wadah tempat menyatukan
berbagai penghalang yang menghantui bangsa Indonesia ini.
Tapi rasa optimis ini akan terus ada karena dari gejala situasi saat ini. Sebagai contoh
pengakuan budaya batik oleh negara tetangga menimbulkan rasa persatuan dan nasionalisme
sebab kita pun tidak mau budaya bangsa yang asli kita miliki menjadi hilang begitu saja
menjadi milik orang. Rasa tersebut timbul dari rasa senasib untuk memiliki bangsa Indonesia
ini. Akan tetapi jika rasa itu tidak di imbangi dengan rasa penghormatan terhadap bangsa dan
negara lain maka akan menimbulkan sikap chauvinisme.
menurut saya, lebih mengedepankan identitas nasional yang telah dibuat dan lebih mengikuti identitas
nasional. kalau apa bila bertolakbelakang dengan identitas pribadi saya, saya akan berusaha
menyelaraskan serta menyamakan identitas pribadi saya dengan identitas nasional yang telah
ada. identitas nasional dengan identitas pribadi bisa berjalan berdampingan apabila kita
mencintai tanah air ini.Kita harus bisa memilih mana yang sesuai dengan kebudayaan
Indonesia dan membuang yang tidak sesuai tersebut.
6. Globalisasi yang melanda dunia saat ini bisa berdampak positif dan negative bagi
identitas nasional. Agar dapat memanfaatkan gerakan tersebut untuk sebesar-besar
kesejahteraan masyarakat Indonesia tanpa harus mengancam identitas nasional bangsa
Indonesia, menurut saudara apa tindakan yang harus diambil?
Globalisasi menandakan semakin majunya dunia dalam hal teknologi informasi dan
komunikasi. Tindakan yang harus diambil dalam menghadapi globalisasi tanpa harus
mengancam identitas nasional, yaitu:
- Memegang teguh kepribadian bangsa Indonesia bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang
ramah dengan adat ketimuran dan selektif terhadap arus globalisasi.
- Mampu memilah mana arus globalisasi yang berdampak positif dan mana yang berdampak
negative.
- Memaksimalkan produksi dalam negeri sehingga ada penurunan tingkat impor dan tingkat
ekspor meningkat
Referensi :
http://galihsyaifurrahman.wordpress.com/2014/03/23/tugas-2-identitas-nasional/
http://www.zakapedia.com/2013/08/proses-pembentukan-identitas-nasional.html
http://maulanariski1.blogspot.com/2014/03/identitas-nasional.html
http://hayunthreedotwordpressdotcom.wordpress.com/2011/12/22/nasionalisme/
http://exaudian.wordpress.com/2014/03/28/identitas-nasional/
ARTIKEL ILMIAH
( Disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah “ Penulisan Karya Ilmiah” Dosen
Pengampu Drs.Yusuf,M.Pd )
Oleh :
13510009
SURAKARTA
2016
ABSTRAK
Dalam dunia pendidikan, politik merupakan suatu bidang yang telah diajarkan dalam
Pendidikan Kewarganegaraan secara umum dan dibahas lebih lengkap dalam ilmu politik.
Penulisan ini bertujuan untuk mencari pengaruh dari Pendidikan Kewarganegaraan terhadap
Politik di Indonesia. Dalam hal ini penulis memaparkan tiga hal yang membuat Pendidikan
Kewarganegaraan berpengaruh dalam dunia politik. Yang pertama adalah HAM merupakan
hak pada diri seseorang yang telah diajarkan dalam Pendidikan Kewarganegaraan dan
memiliki pengaruh besar terhadap dunia politik yang juga berurusan dengan HAM dimana
kekuasaan wajib mengutamakan HAM. Kedua, Demokrasi yang diajarkan dalam Pendidikan
Kewarganegaraan berimbas pada mengertinya peserta didik dan bisa menerapkan demokrasi
dalam dunia politik sehingga demokrasi harus tetap ada di Indonesia. Ketiga, Budaya dalam
Pendidikan Kewarganegaraan menjadi dasar untuk melakukan aktivitas politik dalam hal
budaya politik.
PENDAHULUAN
Dengan adanya kegiatan penulisan artikel ilmiah non penelitian ini, pembaca
diharapkan dapat memahami bagaimana pengaruh Pendidikan Kewarganegaraan terhadap
dunia politik di Indonesia. Beberapa materi yang telah diajarkan dalam Pendidikan
Kewarganegaraan memiliki kaitan dengan dunia politik. Dengan adanya kaitan tersebut,
maka bisa sangat memungkinkan ada pengaruh dari Pendidikan Kewarganegaraan terhadap
dunia politik. Pengaruh-pengaruh tersebut nantinya dapat bermanfaat untuk digunakan
sebagai bahan pembelajaran terutama bagi mahasiswa PPKN.
PEMBAHASAN
HAM ( Hak Asasi Manusia ) merupakan materi yang sudah diajarkan kepada peserta didik
sejak tingkat Sekolah Dasar di Indonesia melalui mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan yang kini telah berganti menjadi Pendidikan Pancasila &
Kewarganegaraan. Pembelajaran Hak Asasi Manusia sangat berguna apabila sudah diajarkan
sejak jenjang Sekolah Dasar karena akan menanamkan suatu pemahaman akan hak dari
orang-orang di sekitar peserta didik. Dengan adanya pembelajaran mengenai Hak Asasi
Manusia, peserta didik juga terbekali dengan materi tentang perbuatan mana saja yang tidak
bertentangan dengan hak asasi orang lain sehingga peserta didik tidak akan melakukan
perbuatan tanpa hak yang jelas akan menimbulkan sanksi. Hak Asasi Manusia telah
tercantum di dalam UUD 1945 pada pasal 28 A-J yang wajib hukumnya untuk dijadikan
pedoman. Jadi tidak akan mungkin Hak Asasi Manusia tidak diajakan dalam dunia
pendidikan. Hak Asasi Manusia akan selalu penting dalam teorinya, namun dalam praktek
masih ada pelanggaran Hak Asasi Manusia yang terjadi.
Pembekalan Hak Asasi Manusia yang diajarkan dalam dunia pendidikan mulai dari jenjang
Sekolah Dasar sampai jenjang perguruan tinggi memiliki pengaruh besar terhadap dunia
perpolitikan apabila terjun di dalamnya. Politik hakekatnya adalah kekuasaan jelas berdiri
bersandingan dengan Hak Asasi Manusia karena menyangkut tentang pemimpin dan yang
dipimpin. Apabila Hak Asasi Manusia tidak dipraktekkan secara baik maka kemungkinan
besar kekacauan akan terjadi sebagai akibat dari sikap meninggalkan Hak Asasi Manusia.
Pemimpin-pemimpin yang mempunyai track record kejahatan kemanusiaan dapat diseret
sewaktu-waktu ke Mahkamah Internasional untuk diadili, sementara negara-negara yang
menjadi penindas atas kemanusiaan akan mendapatkan tekanan terus-menerus dari dunia
internasional. Hal tersebut menunjukkan bahwa Hak Asasi Manusia sangat penting untuk
diperhatikan dalam dunia politik. Pentingnya akan Hak Asasi Manusia membuat kebijakan-
kebijakan yang dikeluarkan pemerintah selalu sejalan dan tidak boleh bertentangan dengan
hak tersebut sebab telah disebutkan apabila negara menjadi penindas kemanusiaan maka akan
mendapatkan tekanan dari dunia internasioanl. Seorang pemimpin yang dianggap hebat
dalam membangun perekonomianpun akan diadili apabila tidak memperhatikan Hak Asasi
Manusia.
Indonesia dan Dunia Internasioanal telah menyetujui akan adanya Hak Asasi Manusia.
Hubungan antara politik dengan Hak Asasi Manusia sangat erat sehingga hak tersebut
mempengaruhi politik di negara manapun. Hak hakikatnya berbicara tentang manusia secara
individualis sehingga orang lain tidak boleh melakukan intervensi ke dalamnya apalagi
berbuat sesuatu yang tanpa hak. Begitu pula dengan politik yang hakikatnya adalah
kekuasaan, pemimpin tidak boleh berbuat sewenang-wenang terhadap yang dipimpin apalagi
melanggar Hak Asasi Manusia. Kebijakan yang dikeluarkan harus menghormati dan tidak
bertentangan dengan Hak Asasi Manusia.
B. DEMOKRASI
Pendidikan Kewarganegaraan telah menjelaskan perihal demokrasi yang tidak terlepas dari
penerapan demokrasi di negara Indonesia. Demokrasi pasti diajarkan pada peserta didik di
Indonesia agar paham betul mengenai teori dan prakteknya. Demokrasi menjadi istilah umum
digunakan untuk menanamkan suatu bentuk Negara di mana pemerintahan dipegang oleh
rakyat. Indonesia dahulu mungkin bisa disebut sebagai negara bukan demokrasi. Pada masa
orde baru, Indonesia dipimpin oleh seorang yang otoriter dimana pemimpin akan melakukan
berbagai cara untuk menjaga langgengnya kekuasaan. Demokrasi sudah terhempas pada kala
itu sampai akhirnya terjadi kerusuhan atau pemberontakan yang dilakukan oleh mahasiswa
serta rakyat yang memaksa mundurnya presiden. Peristiwa tersebut tidak hanya diajarkan
pada mata pelajaran sejarah semata, melainkan juga Pendidikan Kewarganegaraan karena
berkaitan dengan demokrasi.
Kekuasaan selalu berhubungan dengan politik. Demokrasi berintikan bahwa kekuasaan itu
ada di tangan rakyat. Pendidikan Kewarganegaraan dalam hal ini berkaitan sertai
mempengaruhi politik lewat materi demokrasi. Dalam Pendidikan Kewarganegaraan
dijelaskan mengenai demokrasi yang diterapkan dalam pemerintahan Indonesia. Materi
tersebut akan dibahas lebih detail dalam Ilmu Politik. Demokrasi sudah diajarkan pada
peserta didik agar memahami mulai dari dasar sampai ketika terjun dalam dunia politik.
Apabila pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan materi demokrasi tersebut berhasil,
maka seorang pemimpin tidak akan bertindak sewenang-wenang terhadap yang dipimpin.
Otoriter lebih mengarah kepada hal negatif untuk rakyat. Pemimpin dipandang tidak
memikirkan bagaimana kesejahteraan pada yang dipimpin, namun hanya sibuk untuk urusan
kelanggengan kekuasannya. Oleh sebab itu lah Pendidikan Kewarganegaraan memiliki peran
penting dalam menanamkan perihal demokrasi kepada peserta didik, sehingga ketika sudah
terjun ke dunia politik tidak akan ada salah satu masalah krisis kepemimpinan yaitu tindakan
sewenang-wenang.
Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi. Perubahan kabinet ataupun
pemerintahan tidak berarti ada perubahan tentang demokrasi. Rakyat harus diutamakan
karena hakikat demokrasi adalah kekuasaan berada di tangan rakyat atau yang dipimpin.
Pendidikan Kewarganegaraan telah berperan dalam penanaman demokrasi kepada peserta
didik. Kelak pada waktu yang akan datang akan bermunculan muka-muka dalam dunia
politik yang tidak hanya paham dengan teori namun juga mengimplementasikan dalam
kenyataan.
C. BUDAYA
Politik juga akrab dengan budaya, hal itu disebabkan karena budaya mencakup berbagai
bidang termasuk politik atau sering disebur dengan budaya politik.Budaya politik terdiri dari
serangkaian keyakinan, simbol-simbol, dan nilai-nilai yang melatarbelakangi situasi di mana
suatu peristiwa politik terjadi. Politik memiliki beberapa aspek yang salah satunya adalah
budaya politik. Peran dari budaya politik sendiri adalah ikut andil dalam memaparkan sistem
politik di suatu negara. Budaya politik masing-masing negara memiliki perbedaan karena
merujuk pada perilaku dari semua komponen dalam sistem politik.
KESIMPULAN
Dari penulisan di atas tentang pengaruh Pendidikan Kewarganegaraan terhadap politik di
Indonesia diperoleh kesimpulan bahwa ada beberapa bagian yang membuat Pendidikan
Kewarganegaraan berpengaruh terhadap politik Indonesia, yaitu :
DAFTAR PUSTAKA