PENDAHULUAN
1
BAB 2
2
2.2 Kedudukan Bahasa Indonesia dari Segi Bahasa Negara
1. Sebagai Alat Pengantar di Dunia Pendidikan
Belum banyak yang menyadari, pemakaian bahasa Indonesia di sekolah
termasuk dalam kedudukan dan fungsi berdasarkan bahasa kenegaraan.
Penggunaannya diterapkan dari jenjang tingkat taman kanak-kanak hingga
tingkat SMA. Hal ini juga melingkupi bahasa pengantar yang dipakai oleh para
guru dan media cetak yang memuat materi belajar-mengajar.
2. Sebagai Bahasa Resmi Kenegaraan
Kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia sudah tertuang dalam naskah
proklamasi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada 17
Agustus 1945. Karena sudah tertuang di naskah proklamasi, secara otomatis
bahasa Indonesia wajib dipergunakan dalam sejumlah aspek seperti upacara
sampai peristiwa penting. Bukan hanya itu, kegiatan negara seperti penulisan
surat penting dan pidato harus dilakukan dengan bahasa ini.
3. Sebagai Alat Penghubung di Tingkat Nasional
Pemahaman bahasa Indonesia di tingkat tertinggi sangat penting, sebab
bahasa ini digunakan sebagai alat penghubung antara satu dengan yang
lainnya. Sebut saja untuk tata cara perencanaan hingga pelaksanaan
pembangunan nasional. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, penyeragaman
pada media komunikasi dan sistem informasi pun harus dilakukan secara
keseluruh supaya tidak menimbulkan kesalahpahaman.
4. Sebagai Pengembangan Kebudayaan, Ilmu dan Teknologi
Ilmu dan Teknologi atau IPTEK adalah hal terpenting yang harus
berkembang dan disampaikan. Hal ini, bahasa sudah jelas jadi penting yang
akan membantu penyaluran ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu, media-media
cetak seperti majalah, koram, buku sampai audio - visual seperti video wajib
menggunakan bahasa Indonesia yang benar dan baik untuk mengurangi
kekeliruan dan salah pemahaman pada masyarakat.
3
BAB 3
4
sudah dipergunakan sebagai bahasa perhubungan (lingua franca) bukan hanya di
Kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara.
Bahasa Indonesia dahulu dikenal dengan bahasa melayu yang berarti
bahasa penghubung antar etnis yang mendiami kepulauan nusantara. Selain
menjadi bahasa penghubung antara suku-suku, bahasa melayu tersebut juga
menjadi bahasa transaksi perdagangan internasional di kawasan kepulauan
nusantara yang digunakan oleh berbagai suku bangsa Indonesia dengan para
pedagang asing.
Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. Dimana pada
tanggal tersebut, para pemuda dari seluruh pelosok Nusantara berkumpul dan
berikrar Sumpah Pemuda dengan isi :
1. Bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia
2. Berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan
3. Menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia
Dengan Sumpah Pemuda tersebut, bahasa Indonesia kemudian dikukuhkan
menjadi bahasa nasional. Kemudian pada tanggal 18 Agustus 1945, bahasa
Indonesia telah menjadi bahasa negara dan terkandung dalam UUD 1945 Bab XV,
Pasal 36
3.2 Peristiwa-peristiwa Penting Bahasa Indonesia
1. Pada tahun 1908, pemerintah colonialtelah mendirikan buku penerbit bernama
commissie voor de volkslectuur (taman bacaan rakyat), yang kemudian pada
tahun 1917 dirubah menjadi perpustakaan pusat. Badan penerbit juga
menerbitkan novel, seperti siti nurbaya dan salah satu perawatan, buku
panduan penanaman, pemeliharaan buku kesehatan, untuk membantu
penyebaran bahasa melayu di masarakat luas.
2. Tanggal 16 Juni 1927 Johan Datuk Karjo menggunakan bahas Indonesia
adalam pidatonya. Hal ini untuk pertama kalinya di sesi volksraad, seseorang
berpidato dalam bahasa Indonesia.
3. 28 Oktober 1928 secara resmi Muhammad yamin mengusulkan agar bahas
melayu menjadi bahasa nasional Indonesia.
4. 1933 mendirikan generasi penulis muda yang menamakan diri pejuang Baru
yang di pimpin oleh Alisyahbana.
5
5. 1936 sultan Alisyahbana mempersiapkan Indonesia Grammar Baru.
6. Diadakan 25-28 Juni 1938 indonesia pertama kongres di Solo. Dari hasil
tersebut dapat disimpulkan bahwa pelatihan bisnis kongres dan pengembangan
Indonesia telah dilakukan secara sadar oleh cendikiawan dan budayawan
Indonesia saat ini.
7. 18 Agustus 1945 menandatangani undang-undang Dasar 1945, yang
merupakan salah satu artikel (pasal 36), menetapkan bahasa Indonesia sebagai
bahasa Negara.
8. Tanggal 19 Maret 1947 diresmikkan penggunaan ejaan Republik bukanya
ejaan van Ophuijsen sebelumnya berlaku.
9. 28 Oktober sampai 2 November 1978 Indonesia kongres III yang
diselenggarakan di Jakarta. Kongres yang diadakan dalam rangka
memperingati sumpah pemuda ke-50 di samping menunjukan kemajuan,
pertumbuhan, dan perkembangan Indonesia sejak tahun 1928, juga berusaha
unruk memperkuat posisi dan fungsi bahasa Indonesia.
10. Tanggal 21-26 November 1983 indonesia kongres IV yang dislenggarakan di
Jakarta. Kongres tersebut digelar dalam rangka memperingati sumpah pemuda
ke-55 dalam putusan yang menyatakan bahwa pembinaan dan pengembangan
bahasa Indonesia harus ditingkatkan sebagai amanat yang terkandung dalam
garis-garis besar haluan Negara, yang mengharuskan semua warga Negara
Indonesia untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik, bisa mencapai
sedekat mungkin.
11. 28 Oktober hingga 3 November 1988 Indonesia kongres v yang diadakan di
Jakarta. Kongres ini dihadiri lebih dari sekitar tuju ratus pakar dari seluruh
Indonesia peserta Indonesia dan tamu dari Negara-negara tetangga seperti
Brunei, Malaysia, Singapura, Belanda, Jerman, dan Australia. Kongres ini
ditandatangani oleh pekerjaan besar yang disajikan pembangunan dan
pengembangan bahasa pusat pecinta bahasa di Nusantara, kamus Indonesia dan
Tata bahasa Baku Indonesia.
12. 28 Oktober sampai 2 November 1993 indonesia kongres VI yang diadakan di
Jakarta. Sebanyak 770 peserta dari para ahli bahasa Indonesia dan juga 53 tamu
dari peserta asing termasuk Australia, Brunei Darussalam, Jerman, Hong Kong,
6
India, Italia, Jepang, Rusia, Singapura, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.
Kongres menyarankan bahwa pembangunan dan pembangunan bahasa pusat
upgrade ke institute Indonesia, serta mengusulksn perumusan hukum Indonesia.
13. Diadakan pada 26-30 Oktober 1998 di kongres ke VII Indonesia Hotel
Indonesia, Jakarta kongres yang mengusulkan dewan penasehat Bahasa.
3.3 Bahasa Melayu Sebagai Dasar Bahasa Indonesia
Telah dikemukakan pada beberapa kesempatan, mengapa bahasa melayu
dipilih menjadi bahasa nasional bagi negara Indonesia yang merupakan suatu hal
yang menggembirakan yaitu:
1. Dibandingkan dengan bahasa lain yaitu bahasa jawa (yang menjadi bahasa ibu
bagi sekitar setengah penduduk Indonesia), bahasa melayu merupakan bahasa
yang kurang berarti. Di Indonesia, bahasa itu diperkirakan dipakai hanya oleh
penduduk kepulauan Riau, Linggau dan penduduk pantai-pantai diseberang
Sumatera. Namun karena pertimbangan itu juga pemilihan bahasa jawa akan
selalu dirasakan sebagai pengistimewaan yang berlebihan.
2. Bahasa melayu lebih diterima dari pada bahasa jawa, tidak hanya secara fonetis
dan morfologis tetapi juga secara reksikal, seperti diketahui bahasa jawa
mempunyai beribu-ribu morfen leksikal dan bahkan beberapa yang bersifat
gramatikal. Faktor yang paling penting adalah juga kenyataannya bahwa bahasa
melayu mempunyai sejarah yang panjang sebagai ligua France.
Pada tahun 1928 bahasa melayu sedang mengalami perkembangan yang
luar biasa. Pada saat itulah, para pemuda dari berbagai pelosok Nusantara
berkumpul dalam Kerapatan Pemuda dan beriktiar :
Bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia
Berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan
Menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Ikrar para pemuda tersebut
dikenal dengan nama Sumpah Pemuda dan baru setelah kemerdekaan
Indonesia tepatnya pada tanggal 18 Agustus Bahasa Indonesia diakui secara
Yuridis
Bahasa Indonesia telah dinyatakan kedudukannya sebagai Bahasa negara
pada tanggal 18 Agustus 1945. di Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan
bahwa Bahasa negara ialah bahasa Indonesia (Bab XV, Pasal 36).
7
Sejak dulu, bahasa Melayu memang telah digunakan sebagai bahasa
perantara (lingua franca) atau bahasa pergaulan. Bahasa Melayu yang yang
menjadi dasar bahasa Indonesia, sebagian besar mirip dengan dialek-dialek bahasa
Melayu Kuno. Bahkan menurut sejarahnya, kerajaan Sriwijaya, yang dulu
merupakan kerajaan yang maju di wilayah Asia Tenggara menggunakan bahasa
Melayu Kuno sebagai bahasa perantara dengan kerajaan-kerajaan dan negara-
negara di sekitarnya. Pada masa kejayaan kerajaan Sriwijaya, bahasa Melayu
tersebut telah berfungsi sebagai:
1. Bahasa kebudayaan, yaitu bahasa masyarakat dalam kehidupan dan bersastra.
2. Bahasa perhubungan, yaitu bahasa penghubung antarsuku di Nusantara.
3. Bahasa perdagangan, yaitu bahasa antarpedagang dalam transaksi jual beli baik
antarpedagang dari dalam ataupun antarpedagang dari luar Nusantara.
4. Bahasa resmi kerajaan, yaitu bahasa yang digunakan di lingkungan kerajaan.
Prasasti-prasasti kuno dari kerajaan di Indonesia yang ditulis dengan
menggunakan bahasa Melayu memperkuat pernyataan bahwa bahasa Melayu
sudah digunakan sejak dulu. Perkembangan dan pertumbuhan bahasa Melayu
lebih nyata lagi setelah ditemukannya fakta-fakta sebagai berikut:
1. Tulisan yang terdapat pada nisan di Minye Tujoh, Aceh (1380 M).
2. Prasasti Kedukan Bukit, di Palembang (683).
3. Prasasti Talang Tuo, di Palembang (684).
4. Prasasti Kota Kapur, di Bangka Barat (686).
5. Prasasti Karang Brahi Bangko, Merangi, Jambi (688).
Begitu pesatnya perkembangan bahasa Melayu di Indonesia hingga
penyebarannya telah mencakup ke seluruh pelosok Nusantara mendorong rasa
persatuan bangsa Indonesia. Para pemuda yang bergabung dalam pergerakan
kemudian secara sadar mencetuskan bahasa Melayu sebagai bahasa Indonesia
melalui ikrar Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928). Pada saat itulah bahasa
Indonesia resmi diakui. Namun secara Yuridis bahasa Indonesia diakui pada 18
Agustus 1945, sehari setelah kemerdekaan Indonesia.
8
3.4 Terdapat 4 faktor yang menjadikan bahasa Melayu diangkat menjadi
bahasa Indonesia, antara lain :
1. Bahasa melayu sudah menjadi sebuah lingua franca untuk bangsa Indonesia,
bahasa perdagangan, dan bahasa perhubungan.
2. Sistem bahasa Melayu yang cukup sederhana, membuat bahasa melayu mudah
untuk dipelajari karena bahasa melayu tidak mengenal tingkatan bahasa.
3. Suku Jawa, Sunda, dan suku-suku yang lainnya dapat dengan sukarela untuk
menerima bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia untuk digunakan sebagai
bahasa nasional.
4. Bahasa Melayu juga memiliki kesanggupan untuk digunakan sebagai bahasa
kebudayaan dalam arti yang sangat luas.
3.5 Fungsi Bahasa Melayu
Pada masa kejayaan kerajaan Sriwijaya, bahasa Melayu yang menjadi
dasar bahasa Indonesia memiliki beberapa fungsi sebagai:
1. Bahasa Kebudayaan. Pada zaman kerajaan Sriwijaya, bahasa Melayu dijadikan
sebagai bahasa kebudayaan. Dimana bahasa ini digunakan pada bahasa buku
pelajaran agama Budha.
2. Bahasa Perhubungan. Selain bahasa kebudayaan, bahasa Melayu juga
digunakan sebagai bahasa perhubungan. Dimana digunakan oleh antar suku di
Nusantara. Perkembangan bahasa Melayu sangatlah cepat. Hal ini terlihat jelas
dari peninggalan kerajaan Islam dalam bentuk batu tertulis maupun hasil
susastra. Kemudian bahasa Melayu menyebar ke pelosok Nusantara sejalan
dengan menyebarkan agama Islam di Nusantara. Bahasa Melayu yang
sederhana menjadikan bahasa ini mudah diterima oleh semua suku.
3. Bahasa Perdagangan. Selain digunakan untuk antar suku, bahasa Melayu juga
digunakan untuk bahasa perdagangan baik dari dalam maupun luar negeri.
Perkembangan bahasa Melayu yang pesat ke antar pulau, antar suku, antar
bangsa membuat bahasa ini juga berkembang di wilayah antar pedagang.
Apalagi bahasa Melayu tidak mengenal tingkatan tutur.
4. Bahasa Resmi Kerajaan. Kerajaan-kerajaan Indonesia menggunakan bahasa
Melayu sebagai bahasa dalam kesehariannya. Dan digunakan untuk bahasa
antar kerajaan di Nusantara.
9
3.6 Perkembangan Bahasa Indonesia
Sejarah bahasa Indonesia berawal dari bahasa Melayu yang disahkan
menjadi bahasa persatuan ketika Sumpah Pemuda tahun 1928. Perkembangan
bahasa Indonesia didorong oleh kebangkitan nasional. Dimana di dalamnya
terdapat peranan-peranan penting pada kegiatan politik, perdagangan, surat kabar
maupun memodernkan bahasa Indonesia.
Kemudian pada tanggal 17 Agustus 1945, bahasa Indonesia dikukuhkan
sebagai bahasa negara yang memiliki kedudukan dan fungsi yang tinggi. Hingga
kini bahasa Indonesia menjadi bahasa yang digunakan oleh seluruh masyarakat
Indonesia. Dan pemerintah memberi perhatian dengan membentuk lembaga Pusat
Bahasa dan Penyelenggara Kongres Bahasa Indonesia.
3.7 Perkembangan Bahasa Indonesia Masa Reformasi
Munculnya bahasa pers atau bahasa Media Massa :
Jumlah kata-kata singkatan yang semakin bertambah.
Penggunaan istilah atau bahasa asing didalam surat kabar yang semakin
banyak.
Pers berjasa dalam sejarah bahasa Indonesia untuk memperkenalkan
berbagai istilah, ungkapan, dan kata-kata baru, seperti : hujat, kroni, rekonsiliasi,
provokator, konspirasi, proaktif, arogan, KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme), dan
lain sebagainya.
3.8 Penyempurnaan Ejaan Bahasa Indonesia
Sejarah bahasa Indonesia tidak hanya berhenti begitu saja, sebab
perkembangannya di Nusantara semakin pesat. Apalagi dengan sifat terbukanya
membuat bahasa Indonesia menyerap kata-kata dari bahasa lain, baik bahasa
daerah maupun asing. Bahasa Indonesia mengalami penyempurnaan dalam
ejaannya. Berikut ini tahapan perkembangan ejaan bahasa Indonesia :
1. Ejaan Van Ophuijen (1901)
Pada masa Belanda menjajah Indonesia, bahasa yang digunakan sebagai
bahasa pengantar ialah bahasa Melayu. Dan untuk memudahkan orang-orang
Belanda dalam berkomunikasi kemudian dibuat pembakuan ejaan oleh Belanda
yaitu Prof. Charles van Ophuijen. Dalam pembakuan ejaan ini Charles dibantu
oleh Engku Nawawi atau Sutan Makmur dan Moh Taib Sultan Ibrahim.
10
Ejaan yang digunakan untuk menulis Melayu ini menggunakan huruf latin
yang dimengerti oleh orang Belanda. Bahkan tuturan bahasanya juga mirip
dengan tuturan bahasa Belanda. Antara lain huruf j (jang) menjadi y (yang),
huruf oe (doeloe) menjadi u (dulu) dan tanda koma ain seperti ma’mur menjadi
makmur.
2. Ejaan Republik / Ejaan Soewandi (19 Maret 1947)
Ejaan ini telah diresmikan oleh Soewandi yang merupakan seorang
Menteri Pendidikan Republik Indonesia. Tujuan dibuatnya Ejaan Republik ini
ialah untuk menggantikan serta menyempurnakan ejaan sebelumnya.
Perubahan yang terdapat pada ejaan republik ini terdapat pada huruf oe
menjadi u (doeloe=dulu), koma ain menjadi k (pa’=pak). Kemudian kata ulang
boleh disingkat dengan angka 2 (rumah-rumah = rumah2) dan kata depan ‘di’
ditulis serangkai dengan kata yang mendampinginya.
3. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan / EYD (1972)
Seiring perkembangan zaman, bahasa Indonesia juga turut berkembang.
Pada tahun 1972 Presiden Republik Indonesia meresmikan EYD atau ejaan
yang disempurnakan. Putusan presiden No. 57 Tahun 1972 ini merupakan
penyederhanaan dan juga penyempurnaan ejaan.
Yang diatur dalam EYD ini antara lain penulisan huruf kapital dan huruf
miring, kata, tanda baca, singkatan dan akronim. Kemudian penulisan angka
dan lambang bilangan serta penulisan unsur serapan.
4. Ejaan Bahasa Indonesia / EBI (2015)
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 50
Tahun 2015 menunjukkan peresmian ejaan bahasa Indonesia. Dimana
didalamnya terkandung pedoman umum ejaan bahasa Indonesia.
Yang terdapat pada penyempurnaan EBI antara lain pada penambahan
huruf vokal diftong, penggunaan huruf kapital pada julukan. Selain itu
penggunaan huruf tebal pada penulisan lema dan sublema dalam kamus juga
dihapuskan dalam ejaan EBI.
Bahasa Indonesia bukan sekedar bahasa yang dibentuk begitu saja. Namun
dalam sejarah bahasa Indonesia, pembentukan bahasa ini mengalami
11
perjalanan yang panjang. Sehingga kita sebagai warga Indonesia harus bangga
dengan bangsa dan bahasa kita.
Apalagi bahasa Indonesia menjadi bahasa yang dipandang unik oleh
negara-negara lain. Dikarenakan Indonesia yang memiliki banyak sekali suku,
namun hanya bahasa Indonesia yang menjadikan pemersatunya
3.9 Fungsi Bahasa Indonesia
Fungsi Bahasa Indonesia Baku :
1. Pemersatu : bahasa Indonesia digunakan dalam hubungan sosial antar
manusia.
2. Penanda kepribadian : bahasa Indonesia berguna untuk mengungkapkan jati
diri dan perasaan.
3. Menambah wibawa : bahasa Indonesia memiliki fungsi untuk menjaga
komunikasi yang santun.
4. Kerangka acuan : bahasa Indonesia mempunyai tindak tutur yang terkontrol.
Secara umum fungsi bahasa Indonesia adalah sebagai alat komunikasi tulis
maupun lisan. Menurut Santoso, dkk. bahasa adalah suatu alat komunikasi
yang memiliki fungsi antara lain :
1. Fungsi informasi : bahasa dapat mengungkapkan perasaan.
2. Fungsi ekspresi diri : mendapatkan perlakuan terhadap sesama anggota
masyarakat.
3. Fungsi adaptasi dan integrasi : bahasa Indonesia memiliki keterkaitan
hubungannya dengan sosial.
4. Fungsi kontrol sosial : bahasa memiliki fungsi untuk mengatur tingkah laku.
Hallyday (1992) berpendapat bahwa fungsi bahasa yaitu dipakai sebagai alat
komunikasi untuk kebutuhan :
1. Fungsi instrumental : bahasa digunakan sebagai cara untuk memperoleh
sesuatu.
2. Fungsi heuristik : bahasa dapat menemukan dan belajar sesuatu.
3. Fungsi personal : bahasa dapat digunakan untuk berinteraksi dengan orang
lain.
4. Fungsi regulatoris : bahasa dapat mengendalikan perilaku orang lain.
12
5. Fungsi intraksional : bahasa dapat digunakan untuk berkomunikasi atau
berinteraksi dengan orang lain.
6. Fungsi representasional : bahasa dapat digunakan untuk menyampaikan
informasi.
7. Fungsi imajinatif : bahasa dapat menciptakan dunia imajinasi.
13
BAB 4
14
Peran Bahasa Indonesia secara umum :
1. Bahasa sebagai alat komunikasi.
2. Bahasa sebagai alat pengekspresian diri.
3. Bahasa sebagai kontrol sosial.
4. Bahasa sebagai alat intergrasi dan adaptasi sosial dalam lingkungan.
4.2 FUNGSI BAHASA INDONESIA
Fungsi dari bahasa indonesia adalah sebagai alat komunikasi sosial.
Bahasa pada dasarnya sudah menyatu erat dengan kehidupan manusia. Aktivitas
manusia sebagai anggota masyarakat banyak bergantung pada penggunaan bahasa
masyarakat setempat. Gagasan, ide, pikiran, harapan dan keinginan
disampaikannya lewat bahasa dan tutur kata yang baik dan sopan.
1. Fungsi bahasa secara umum:
1. Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan
diri. Melalui bahasa kita dapat menyatakan secara terbuka segala
sesuatu yang tersirat di dalam hati dan pikiran kita.
2. Sebagai alat komunikasi. Bahasa adalah saluran maksud seseorang,
yang melahirkan perasaan dan memungkinkan masyarakat untuk
bekerja sama. Pada saat menggunakan bahasa sebagai komunikasi,berarti
komunikasi itu sendiri memiliki tujuan agar para pembaca atau pendengar
menjadi sasaran utama perhatian seseorang. Manusia memakai dua cara
berkomunikasi, yaitu verbal dan non verbal. Berkomunikasi secara verbal
dilakukan menggunakan alat/media (lisan dan tulis), sedangkan
berkomunikasi cesara non verbal dilakukan menggunakan media berupa
aneka symbol, isyarat, kode, dan bunyi seperti tanda lalu lintas,sirene
setelah itu diterjemahkan kedalam bahasa manusia.
3. Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial. Pada saat beradaptasi di
lingkungan sosial, seseorang akan memilih bahasa yang digunakan
tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi. Seseorang akan menggunakan
bahasa yang non-formal pada saat berbicara dengan teman dan
menggunakan bahasa formal pada saat berbicara dengan orang tua atau yang
dihormati.
15
4. Sebagai alat kontrol sosial. Yang dapat mempengaruhi sikap, tingkah laku,
serta tutur kata seseorang. Kontrol sosial dapat diterapkan pada diri sendiri
dan masyarakat.
2. Fungsi bahasa secara khusus:
1. Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari. Manusia adalah
makhluk sosial yang tak lepas dari hubungan komunikasi dengan makhluk
sosialnya. Komunikasi yang berlangsung dapat menggunakan bahasa formal
dan non formal.
2. Mewujudkan Seni. Bahasa yang dapat dipakai guna mengungkapkan
perasaan melalui media seni khususnya dalam hal sastra. Terkadang,
bahasa yang digunakan memiliki makna denotasi atau makna yang tersirat.
Dalam hal ini, diperlukan pemahaman yang mendalam agar bisa mengetahui
makna yang ingin disampaikan.
3. Mempelajari bahasa kuno. Dengan mempelajari bahasa kuno, kita akan
dapat mengetahui peristiwa atau kejadian dimasa lampau.
4. Juga dapat mengantisipasi kejadian yang dapat terjadi di masa yang
akan datang.
5. Mengeksploitasi IPTEK. Pengetahuan yang dimiliki oleh manusia akan
selalu didokumentasikan supaya manusia lainnya supaya dapat
dimanfaatkan demi kebaikan manusia itu sendiri
3. Fungsi yang dimiliki oleh bahasa baku :
1. Fungsi pemersatu, bahasa Indonesia adalah alat untuk memersatukan suku
bangsa yang berlatar budaya dan bahasa yang berbeda-beda, karena di
Indonesia juga beragam bahasa
2. Fungsi pemberi kekhasan, bahasa baku memperbedakan bahasa yang satu
dengan bahasa yang lain
3. Fungsi penambah kewibawaan, jika orang yang mahir berbahasa
Indonesia dengan baik dan benar, maka orang tersebut dapat
menjelaskan apa yang disampaikannya
4. Fungsi sebagai kerangka acuan, bahasa baku merupakan norma dan
kaidah yang menjadi tolok ukur yang disepakati bersama untuk menilai
ketepatan penggunaan bahasa atau ragam bahasa
16
DAFTAR PUSTAKA
http://www.kajianteori.com/2013/03/pengertian-bahasa-menurut-ahli.html
http://qoriaina10.blogspot.com/2015/10/peran-dan-fungsi-bahasa-indonesia.html
http://zmughnii.blogspot.co.id/2013/10/peranan-bahasa-indonesia.html
17
http://blog-kuliah.blogspot.co.id/2012/12/fungsi-bahasa-indonesia.html
18
DAFTAR LAMPIRAN
KELOMPOK 1
KELOMPOK 2
19
KELOMPOK 3
20