Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Pelayanan Instalasi Rawat Inap merupakan bagian intergral dari pelayanan yang merawat semua
kasus yang meliputi kasus Penyakit Dalam, kasus Bedah, kasus Kebidanan dan Kandungan, dan kasus
Anak. Dalam rangka mendukung visi, misi, Rumah Sakit yang menjadi pusat pelayanan maka
Instalasi Rawat Inap perlu menyusun program yang jelas dan matang. Hal tersebut terkait dengan
profesionalisme tenaga keperawatan yang merupakan tolak ukur dalam meningkatkan produktifitas.
Guna keperluan tersebut, maka pengelolaan khusus terkait mutu profesional tenaga perawat
dan bidan, mutu pelayanan dan sarana prasarana pendukung pelayanan perlu direncanakan dengan
baik.
Pelayanan Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat berpedoman pada
standar DepKes RI Tahun 1998 yang menerangkan pengolahan dan penatalaksanaan Instalasi Rawat
Inap Rumah Sakit Type C beserta persyaratan yang harus dipenuhi dalam melaksanakannya.Sekilas
tentang Profile Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat
NAMA : INSTALASI RAWAT INAP
ALAMAT : Jl. M. Natsir PAsaman Baru Simpang Empat, Pasaman Barat No. Telp : (0753) 7464015
No. Fax : (0753) 7464221
e-mail : yarsi_simp4@yahoo.com
Jam Pelayanan : 24 Jam
Melayani : Pasien Umum, BPJS dan Tanggungan Perusahaan

B. TUJUAN PEDOMAN
1. Tujuan Umum
Tercapainya pelayanan Instalasi Rawat Inap sebagai instalasi yang dapat memberikan
pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan perkembangan dan kemajuan teknologi
secara efektif dan efisien agar tercapai pelayanan kesehatan yang optimal, serta dapat
dijangkau oleh masyarakat yang membutuhkan.

2. Tujuan Khusus.
1. Mengetahui standar ketenagaan di Instalasi Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Islam Ibnu
Sina Simpang Empat
2. Mengetahui standar Fasilitas di Instalasi Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Islam Ibnu
Sina Simpang Empat
3. Mengetahui Tata Laksana pelayanan di Instalasi Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Islam
Ibnu Sina Simpang Empat
4. Mengetahui penyediaan logistik di Instalasi Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Islam Ibnu
Sina Simpang Empat
5. Mengetahui Keselamatan pasien dalam pelayanan di Instalasi Instalasi Rawat Inap
Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat
6. Mengetahui Keselamatan kerja dalam pelayanan di Instalasi Instalasi Rawat Inap Rumah
Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat.
7. Mengetahui pengendalian mutu pelayanan di Instalasi

1
C. RUANG LINGKUP PELAYANAN
1. Ruang Lingkup pelayanan Instalasi Rawat Inap yang berkaitan dengan profesi lainya
terdiri dari :
a. Staf Medis
b. Staf Perawat
c. Staf Bidan
d. Staf Farmasi
e. Staf Rehabilitasi Medis
2. Ruang lingkup unit kerja yang terkait pelayanan Instalasi Rawat Inap adalah :
a. Instalasi Gawat Darurat
b. Instalasi Rawat Jalan
c. Instalasi Unit Khusus
d. Instalasi Penunjang
e. Instalasi Rawat Inap terdiri dari :
1. Ruang Perawatan Arafah (Perawatan Anak)
2. Ruang Perawatan Mina (Perawatan Penyakit Dalam)
3. Ruang Marwa (Perawatan Bedah)
4. Ruang Safa (Perawatan Kebidanan dan Penyakit Kandungan)
5. Ruang Perinatologi

D. BATASAN OPERASIONAL
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat buka selama 24 jam
non stop yang menerima pasien dari :
Rawat Jalan, IGD, Poli, rujukan dari Puskesmas, Klinik dokter, prakte Bidan serta rujukan
dokter luar yang punya SIP ( Surat Ijin Praktek ) .Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Islam
Ibnu Sina Simpang Empat sebagai pusat pelayanan Kesehatan dan rujukan wilayah Pasaman
Barat dan sekitarnya berdasarkan reputasi dan memenuhi undang undang dan peraturan yang
menyangkut keselamatan pasien yaitu:
1. Berperan serta dalam pemantapan mutu internal dan eksteral
2. Benar –benar menerapkan 6 sasaran keselamatan pasien di Rumah Sakit.
3. Dibawah tanggung jawab Kepala Instalasi Rawat Inap dan Kasi Keperawatan.
E. LANDASAN HUKUM
Sebagai dasar Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Inap ini adalah ketentuan dalam bidang
kesehatan terutama yang menyangkut hak pasien dan keluarga, serta kwajiban staf rumah sakit
yang terlibat dalam pelayanan pasien dalam memenuhi kebutuhan pasien sebagai berikut :
1. Undang Undang Republik Indonesia nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Kesehatan Nasional
2. Undang Undang Republik Indonesia nomor 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial
3. Undang Undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
4. Undang Undang no 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
6. Peraturan Mentri Dalam Negri no 61 tahun 2007 tentang Pedoman Tehknis Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah
7. Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 56 tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan
Rumah Sakit

2
8. Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 59 tahun 2014 tentang Standar Tarif Pelayanan
Kesehatan Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan
9. Keputusan Mentri Kesehatan nomor 129 tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit
10. Keputusan Mentri Kesehatan nomor 370 tahun 2007 tentang Standar Profesi Ahli
Teknologi Instalasi Rawat Inap Kesehatan

3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia

Kualifikasi Jumlah yang


No Nama Jabatan Ket
Formal Sertifikat dibutuhkan

1 Ka. Instalasi Rawat Inap S1 Ners Pelatihan 1


Manajemen
Pelayanan
Keperawatan

2 Kepala Ruangan S1 Ners Manajemen 5


(masa kerja > bangsal
5 tahun)
DIII kep
(masa kerja >
10 tahun)

3 Katim SI Ners (masa Manajemen 20


kerja > 3 bangsal
tahun) Servise
DIII Kep excelent
(masa kerja >
5 tahun)

4 Perawat pelaksana SI Ners BTCLS/PPGD 66


DIII Kep

B. Distribusi Ketenagaan
Kepala Instalasi Rawat Inap membawahi secara langsung kordinator pelayanan, Sedangkan
Kordinator pelayanan teknis membawahi secara langsung perawat pelaksana dan POS (Pembantu
Orang Sakit )
Kualifikasi Pendidikan
Jlh
Ruangan TT DIII DIII Ket
Tenaga S. Kep Ners
Kep Keb
Arafah 20 9 6 0 0 3
Mina 26 13 7 0 1 5
Marwa 27 11 10 0 0 1
Safa 24 12 2 10 0 0
Perina 9 8 6 1 0 1
Jumlah 106 53 31 11 1 10

C. Pengaturan Jaga

4
Instalasi Rawat Inap dalam pengaturan jam dinas dibagi menjadi 3 shift dimana pada shift I dinas
mulai Jam 07.30 wib s/d jam 14.30 wib, shift 2 dinas mulai Jam 14.00 wib s/d jam 21.00 wib dan
shift 3 dinas mulai 21.00 wib s/d jam 07.30 wib

BAB III

5
STANDAR FASILITAS

1. Standar Fasilitas
Instalasi Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat terletak
digedung utama lantai dua pada struktur bangunan Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat.
Unit Instalasi Rawat Inap menempati luas bangunan 94,5 meter persegi, sebagai sarana pendukung
dalam memberikan informasi diagnostik Instalasi Rawat Inap juga dilengkapi dengan sarana
prasarana alat medis yang canggih.
Tersedianya air bersih diolah dari pengolahan air PDAM di monitor secara kontinue untuk
memastikan kadar air yang digunakan untuk pemeriksaan memenuhi syarat baku mutu air.
Listrik di suplai dari PLN dengan sumber listrik yang stabil dan tegangan yang konstan
sehingga tidak ada giliran listrik terputus dengan dibantu UPS. Hal ini diperlukan supaya
pemeriksaan tidak terhenti mengingat Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang
Empat memberikan pelayanan 24 jam. Pemantauan kestabilan voltage secara kontinue dilakukan
agar alat-alat yang ada diInstalasi Rawat Inap dapat digunakan dengan baik dan hasil yang
dikeluarkan juga akurat.
2. Denah Ruangan

3. Fasilitas Prasarana Penunjang

6
1. Ruangan Arafah
 Iventaris Alat Medis
Keadaan
No Nama alat Jumlah
Baik Rusak
1 Bak Instrumen besar 4 √
2 Bak instrumen kecil 1 √
3 Kom betadin kecil 4 √
4 Kom betadin besar tutup 3 √
5 Pingset anatomi 3 √
6 Pingset cirurgi 4 √
7 Gunting verban 2 √
8 Gunting heting aff 1 √
9 Klem 1 √
10 Tong spatel 2 √
11 Nebulizer 1 √
12 Timbangan anak 1 √
13 Sterilisator 1 √
14 Korentang 1 √
15 Termometer 1 √
16 Tensi digital dewasa 1 √
17 Tensi Anak 1 √
18 Stateskop dewasa 1 √
19 Stateskop Anak 1 √
20 Nerbeken besar 3 √
21 Nierbeken kecil 1 √
22 Kursi roda 1 √
23 Troli injeksi 2 √
24 Brangkar 1 √
25 Ambu bag dewasa 1 √
26 Acu chek 1 √
27 Kom kapas alkohol 1 √
28 Troli emergensi 1 √
29 EKG 1 √
 Inventaris Alat Non Medis

Keadaan
No Nama alat Jumlah
Baik Rusak
1 Tempat tidur safety dewasa 10 √
2 Tempat tidur biasa 6 √
3 Tempat tidur Anak 4 √
4 Lemari pasien 20 √
5 Kursi tunggu keluarga pasien 12 √
6 Kulkas 1 √
7 Lemari obat 1 √
8 Box rekam medis pasien 1 √
9 Keranjang obat 1 √
10 Simpo menengah 10 √
11 Jam dinding 10 √
12 Meja portir 3 √
13 Kursi busa 1 √
14 Kursi plastik 9 √
15 Kursi kayu 1 √
7
16 HP ruangan 1 √
17 Dispenser 1 √
18 Rak galon 1 √
19 Tiang infus roda 10 √
20 Teko listrik 1 √
21 Lemari piring 1 √
22 Televisi 3 √
23 Ember laken kotor 2 √
24 Lemari high alert 1 √
25 Box 4 √
26 Kursi duduk kecil 1 √
27 Tong sampah besar 18 √
28 Tong sampah kecil 8 √
29 Lemari status pasien 1 √
30 Ember mandi pasien 1 √
31 Kotak taperware kecil 1 √
32 Kotak tupeware besar 3 √

2. Mina
 Inventaris Alat Medis

Keadaan
No Nama alat Jumlah
Baik Rusak
1 Bak Instrumen besar 1 √
2 Bak Instrumen Kecil 1 √
3 Gunting 2 1√ 1√
4 Pingset Anatomi 4 3√ 1√
5 Pingset cirurgi 7 6√ 1√
6 Nierbeken 2 √
7 Kom kecil 1 √
8 Kom sedang 1 √
9 Troly Tukar Verban 1 √
10 EKG 1 √
11 Nebulizer 1 √
12 Troly emergensi 1 √
13 UV Bahteri 1 √
14 Termometer 1 √
15 Accu Chek 1 √
16 Lampu sorot 1 √
17 Tensi digital 4 √
18 Tensi air raksa 2 1√ 1√

 Inventaris Alat Non Media

8
N Keadaan
Nama alat Jumlah
o Baik Rusak
1 Tempat tidur safety 21 √
2 Tempat tidur biasa 5 √
3 Lemari pasien 29 √
4 Kursi tunggu pasien 22 √
5 Dispenser 8 √
6 Kipas angin 15 √
7 Kulkas obat 1 √
8 Jam dinding 15 √
9 Tong sampah 18 √
10 Tiang infus 25 18 √ 7√
11 Kursi roda 1 √
12 Troli visite 1 √
13 Papan pengumuman 1 √
14 Rak dispenser 12 √
15 Meja ½ biro 3 √
16 Lemari APD 1 √
17 Kursi plastik 15 √
18 Kursi futura 3 √
19 Bantal 27 24 √ 3√
20 Rak sepatu 1 √
21 Pispot 12 √
22 Urinal 14 √
23 Kasur 26

3. Marwa
 Investasi Alat Medis

Keadaan
No Nama alat Jumlah
Baik Rusak
1 Kom menegah 2 √
2 Troli tindakan 1 √
3 Gayung 2 √
4 Urinal 15 √
5 Pispot 15 √
6 Nebulizer 1 √
7 Tensi meter digital 2 √
8 Tensi meter air raksa 1 √
9 Accu Chek 1 √
10 Kursi roda 1 √
11 Sterilisator 1 √
12 Lemari obat high Alert 1 √
13 Bak instrumen sedang 4 √
9
14 Bak instrumen kecil 1 √
15 Tromol kasa 2 √
16 Tong spatel 1 √
17 Nal holder 1 √
18 Nierbeken sedang 2 √
19 Troli tukar verban 2 √
20 Gunting verban 1 √
21 Tourniket 2 √
22 Stateskop dewasa 3 √
23 Nierbeken kecil 1 √
24 Termometer 1 √
25 Timbangan 2 √
26 Korentang 1 √
27 Kom kapas injeksi 1 √
28 Kom kasa sedang tutup 2 √
29 Kom betadin sedang 3 √
30 Kom betadin kecil 1 √
31 Gunting lurus 4 √
32 Gunting hecting aff 4 √
33 Pingset anatomi 6 √
34 Klem lurus 1 √

 Inventaris Alat Non Medis

Keadaan
No Nama alat Jumlah
Baik Rusak
1 Tempat tidur safty 30 √
2 Sofa bed 5 √
3 Kursi tamu 21 √
4 Meja bulat 14 √
5 Meja makan 27 √
6 Dispenser 17 √
7 Televisi 12 √
8 AC 19 √
9 Lemari pakaian 5 √
10 Jam dinding 19 √
11 Lemari wastafel 19 √
12 Meja rias 7 √
13 Kulkas 7 √
14 Kursi plastik 10 √
15 Lemari pasien 27 √
16 Meja portir 1 √
17 Telpon 1 √
18 Lemari kerja set 1 √
19 Simpo 1 √
20 Meja ½ biro 1 √
21 Lemari arsip 1 √
22 Lemari obat 1 √
23 Komputer 1 √
24 Kipas angin 1 √
25 Tong sampah kecil 22 √
10
26 Tong sampah besar 20 √
27 Keranjang obat 2 √
28 Ember mandi pasien 2 √
29 Ember besar tutup 2 √
30 Container plastk besar 2 √
31 Container plastik kecil 2 √
32 Simpo kecil 2 √
33 Toples bulat 5 √
34 Toples petak 4 √
35 Cermin 1 √
36 Tempat tisu gulung 19 √
37 Hp ruangan 1 √
38 Bel Pasien 1 √
39 Pelobang kertas 1 √
40 Hekter 2 √
41 Tempat plaster 1 √
42 Alqur’an 19 √
43 Gantungan hand rup 19 √
44 Keranjang kecil 2 √
45 Kasur busa 30 √
46 Bantal 25 √

4. Safa
 Investasi Alat Medis

Keadaan
No Nama alat Jumlah
Baik Rusak
1 Bak instrumen besar 5 √
2 Bak instrumen menengah 5 √
3 Bak instrumen kecil 6 √
4 Kom kapas cebok 5 √
5 Vakum karet 2 √
6 Pingcet anatomi 12 √
7 Pingcet cirurgi 4 √
8 Klem 6 √
9 Gunting episiotomi 4 √
10 Gunting tali pusat 6 √
11 Nierbeken 2 √
12 Tromol kasa dan kapas cebok 3 √
11
13 Gunting plester 7 √
14 Klen ½ khoker 8 √
15 Kom betadin 6 √
16 Kom tempat plasenta 4 √
17 Timbangan dewasa 1 √
18 Dopler 1 √
19 Kom kapas injeksi 3 √
20 Kotak plastik 18 √
21 Nald holder 5 √
22 Pencukur 1 √
23 Kaca mata APN 2 √
24 Sepatu bot 1 √
25 Ambubag dewasa 1 √
26 Tensi meter air raksa 2 √
27 Stateskop dewasa 1 √
28 Stateskop Anak 1 √
29 Regulator vakum 2 √
30 Dopler biasa 1 √
31 USG 1 √
32 Lampu sorot 2 √

 Inventaris Alat Non Medis

Keadaan
No Nama alat Jumlah
Baik Rusak
1 Tempat tidur safety 25 √
2 Bad APN 4 √
3 Meja makan pasien 7 √
4 Meja bundar (interior) 7 √
5 Televisi 6 √
6 Kulkas 4 √
7 Lemari pasien 21 √
8 Lemari kulkas 3 √
9 Jam dinding 28 √
10 Sofa bad 10 √
11 Kursi penunggu pasien 18 √
12 Kursi petugas 6 √
13 Lemari dispenser 5 √
14 Dispenser 12 √
15 Gorden 44 √
16 Tempat sampah 41 √
17 AC 15 √
18 Troli Dopler 1 √
19 Jerigen tempat benda tajam 6 √
20 Safety box 1 √
21 Ember kain kotor 2 √
22 Ember mandi pasien 2 √
23 Dayung 2 √
24 Box simpo 2 √
25 Troli air 1 √
26 Ember air 1 √
27 Simpo kecil 3 √
12
28 Meja ners station 2 √
29 Meja ½ biro 1 √
30 Jengklik 4 √
31 Senter 2 √
32 Troli obat 1 √
33 Troli APN 4 √
34 Kursi roda 1 √
35 Brangkar 1 √
36 Komputr 1 √
37 Lemari obat 3 √
38 Troli obat 1 √

5. Perina
1. Investasi Alat Medis

Keadaan
No Nama alat Jumlah
Baik Rusak
1 Arteri klem 2 √
2 Pincet cirurgi 2 √
3 Pincet anatomi 1 √
4 Gunting lurus 2 √
5 Gunting verban 2 √
6 Gunting heting aff 2 √
7 Nald holder 2 √
8 Bak instrumen besar 2 √
9 Bak instrumen kecil 2 2 √
10 Tromol kasa kecil 1 √
11 Tromol kasasedang 1 √
12 Nierbeken 2 √
13 Kom tutup kecil 7 √
14 Kom tutup sedang 8 √
15 Kom kecil 2 √
16 Stateskop baby 3 √
17 Termometer manual 1 √
18 Termometer elektrik 1 √
19 Termometer rektal 1 √
20 Inkubator 8 7√ 1√
21 Covis 2 √
22 Box transfer 1 √
23 Fototerapy 2 √
24 CPAP 1 √
25 Lampu sorot 1 √
26 Suction central 1 √
27 Regulator central 2 √
28 Timbangan 1 √
29 Dresingcar besra 2 √
30 Dresingcar kecil 1 √
31 Tiang infus 3 √
32 Ambu bag bayi 1 √
33 Nasal opsprong 2 √
34 Inkubator tranpor 1 √
35
13
2. Inventaris Alat Non Medis

Keadaan
No Nama alat Jumlah
Baik Rusak
1 Meja portir perawat 1 √
2 Lemari/loker 1 √
3 Lemari obat 1 √
4 Kursi bulat 2 √
5 Kursi sandaran 2 √
6 AC 5 √
7 Jam dinding 3 √
8 APAR 2 √
9 Ember tutup 2 √
10 Keranjang 2 √
11 Sofa bed 1 √
12 Tempat sampah 7 √
13 Dispenser 1 √
14 Safety box/jerigen benda tajam 2 √
15 Termos vaksin 1 √
16 Ember dot bayi 1 √
17 Cerek listrik 1 √
18 Kulkas obat 1 √
19 Kotak pensil 1 √
20 Alas mandi bayi 1 √
21 Handrup 4 √
22 Pelobang kertas 1 √
23 Tempat tidur dewasa 1 √
24 Meja tempat mandi bayi 1 √
25 Timbangan bayi 1 √
26 Komputer 1 √
27 Simpo kecil 4 √
28 Papan informasi gabus 1 √
29 Kotak tempak spalk 4 √
30 Lemari stainlestil 1 √

14
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. PELAKSANAAN PENERIMAAN PASIEN


1. Pasien tiba diruang perawatan diantar oleh petugas atau perawat, bidan, perawat
poliklinik/ perawat ruangan Gawat Darurat.
2. Sampai diruang perawatan perawat melakukan verifikasi pasien ( nama, tanggal lahir , No
Rekam Medis pasien ) sambil mencocokkan dengan status pasien dan gelang pasien bila
sudah terpasang .
3. Perawat melakukan asesmen keperawatan awal ( berdasarkan usia/ kelompok / kasus pasien
)
4. Perawat melakukan pengkajian awal yang terdiri dari tanda-tanda vital, pengkajian nyeri.,
pengkajian jatuh, riwayat kesehatan, untuk kasus anak ditambah riwayat tumbuh kembang,
untuk pasien kebidanan ditambah riwayat kebidanan. Sedangkan pasien yang berasal dari
IGD/poli klinik maka perawat meneruskan asesmen / pengkajian awal dari pengkajian fisik
sampai dengan masalah keperawatan yang timbul dan didokumentasikan disertai dengan
tanda tangan dan nama lengkap perawat yang mengkaji.
5. Perawat melakukan orientasi pada pasien dan keluarga tentang petugas yang akan merawat,
asuhan keperawatan dan kebidanan, waktu konsultasi dan visite dokter, hak dan kewajiban,
fasilitas ruangan, cuci tangan.
6. Dokter melakukan asesmen medis awal di lembar anamnese dan pemeriksaan fisik oleh
dokter yang terdiri dari :
1) Subyek yang terdiri dari keluhan utama pasien, anamnesa
2) Objek yang terdiri dari pemeriksaan fisik head to toe ,tanda tanda vital.
3) Assesman : diagnosis yang di dapatkan , diagnose banding bila ada
4) Planning : tindakan /pengobatan yang diberikan.
7. Perawat melakukan pengkajian sesuai dengan masalah pasien.
8. Tentukan diagnose pasien, buat rencana keperawatan / medis berdasarkan skala
a. Prioritas ( mulai dari kaedaaan umum pasien, pemeriksaan fisik dan
b. Pemeriksaan penunjang ) kolaborasikan dengan dokter spesialis lain atau yang
c. Merawat untuk tindakan medis, pemberian terapi dan tindakan pelayanan
d. Selanjutnya atau kolaborasikan dengan tim medis lain bila diperlukan.
9. Informasikan / berikan edukasi kepada keluarga/ pasien untuk ikut dalam
pengambilan keputusan untuk pelayanan selanjutnya dan didokukmentasikan

B. PELAKSANAAN ORIENTASI PASIEN


 Pasien dilakukan orientasi pada saat masuk dalam ruang perawatan yang meliputi :
a. Perkenalan terhadap perawat jaga
b. Memperkenalkan Ruang perawatan yang ditempati pasien
c. Menjelaskan dokter penanggung jawab pelayanan ( DPJP) terhadap pasien
d. Menjelaskan cara penggunaaan peralatan seperti :
 Cara operasional tempat tidur
 Jam visite dokter
 Jam berkunjung
 Jam makan pasien

15
 Jam tindakan rutin
 Cara pemasangan gelang identitas
 Tanda resiko jatuh
 Cara operasional TV dan AC
 Kamar mandi ( Air panas dan dingin)

C. PELAKSANAAN PEMBERIAN ASUHAN PASIEN


1. Melakukan asesmen pasien baik asesmen medis dan asesmen keperawatan atau asesmen
lainya sesuai kebutuhan
2. Melakukan penegakan diagnosa baik medis dan keperawatan atau kebidanan
3. Membauat NCP ( Nursing Care Plant)
4. Melaksanakan tindakan baik tindakan dependen atau independen
5. Melakukan evaluasi (SOAP)
6. Dan melakukan dokumentasi asuhan pada Rekam Medis pasien
D. PELAKSANAAN PERAWATAN PASIEN
1. Observasi kondisi pasien setiap shiif atau sesuai kebutuhan
2. Pantau in take dan out put pasien
3. Berikan penjelasan kepada pasien atau keluarga tentang kondisi maupun tindakan yang akan
dilakukan
4. Identifikasi pasien sebelum melakukan tindakan
5. Komunikasi efektif melalui metode S-BAR
6. Pengawasan penggunaan obat di ruangan
7. Pelaksanaan operasi sesuai prosedur
8. Mencegah infeksi nosokomial dengan cuci tangan sesuai standar WHO
9. Mencegah pasien jatuh
10. Kolaborasi dengan dokter dam tim kesehatan yang lain
E. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
NO JUDUL PROSEDUR TETAP
1 Memberikan oksigen
2 Melakukan resusitasi jantung paru
3 Melakukan penghisapan lendir
4 Menghisap lendir pada bayi baru lahir
5 Menyiapkan pasien dan alat untuk tindakan DC Shock
6 Menggunakan nebulizer sederhana
7 Menyiapkan dan membantu melakukan punksi pleura
8 Menyiapkan pemasangan WSD
9 Merawat pasien dengan WSD
10 Menyuapi pasien
11 Memasang pipa lambung
12 Memasang pipa lambung bayi
13 Memberi makan atau minum melalui pipa lambung
14 Memberi makan atau minum melalui gastrostomi
15 Memberikan minum bayi dengan sendok
16 Membantu ibu memberikan ASI
17 Melakukan bilasan lambung
18 Memberikan cairan infus
19 Menghitung tetesan infus
20 Melepas infus
21 Memberikan tranfusi darah
16
22 Memberikan tranfusi darah pada bayi
23 Mengukur cairan yang masuk dan keluar
24 Menimbang berat badan pada dewasa
25 Menimbang berat badan pada anak
26 Menimbang berat badan pada bayi
27 Mengukur tinggi badan
28 Menolong bab/bak pada dewasa
29 Menolong bab/bak pada anak
30 Mengeluarkan tinja secara manual
31 Merawat pasien dengan colostomy
32 Mengambil tinja untuk pemeriksaan laboratorium
33 Pemasangan kateter sementara
34 Pemasangan kateter menetap
35 Perawatan kateter
36 Memasang kondom kateter
37 Pengambilan urin untuk pemeriksaan laboratorium
38 Menghadapi kegawatan medik mendadak
39 Pemasangan skin traksi
40 Memasang traksi splint
41 Memasang traksi bohler braun
42 Melakukan skin tes
43 Mengawasi tingkat kesadaran
44 Perawatan pasien di ruang isolasi
45 Memasang torniquet pada kasus gawat darurat
46 Penanganan anafilatik syok pada pasien dewasa
47 Penanganan anafilatik syok pada pasien anak
48 Penanganan pasien dengan septik syok
49 Penanganan pasien dengan neurogenik syok
50 Penanganan pasien dengan hipovolemik syok
51 Memandikan pasien di tempat tidur
52 Memandikan pasien dengan posisi duduk
53 Memandikan anak
54 Memandikan bayi
55 Memandikan wanita nifas
56 Memasang gurita pada pasien nifas
57 Memberi bantuan merawat payu dara
58 Memelihara kebersihan vulva
59 Membersihkan kotoran pada kulit kepala bayi
60 Mengganti popok pada bayi
61 Mengganti pakaian bayi
62 Merawat tali pusat
63 Membersihkan mulut
64 Membantu menyikat gigi
65 Mencuci rambut
66 Menyisir rambut
67 Merawat gigi palsu
68 Membantu pasien istirahat
69 Memindahkan pasien dari tempat tidur ke kereta dorong
70 Membantu pasien yang dapt pindah sendiri dari tempat tidur ke kereta dorong
71 Membantu pasien pindah dari kursi roda / sebaliknya
72 Membantu pasien menggunakan tongkat dan penyangga tubuh
73 Memindahkan pasien patah tulang yang telah dibidai

17
74 Menolong pasien berjalan menuju kursi
75 Melaksanakan ambulasi dini
76 Perawatan pasien paraplegi/hemiplegi
77 Membantu pasien dalam latihan aktif
78 Membantu pasien dalam latihan pasif
79 Membantu pasien dalam latihan otot
80 Memiringkan pasien
81 Membantu pasien beribadah
82 Menerima pasien baru
83 Melaksanakan program orientasi
84 Membantu dan melayani visite dokter
85 Menyiapkan mental pasien pre operatif
86 Melaksanakan komunikasi terapeutik
87 Menyiapkan pasien keluar rumah sakit
88 Memindahkan pasien pasca operasi dari Instalasi Bedah Sentral ke ruang perawatan
89 Melaksanakan komunikasi secara langsung/lisan
90 Melaksanakan komunikasi secara tidak langsung / tertulis
91 Melaksanakan komunikasi dengan isyarat dari pasien
92 Mengukur suhu badan melalui axila
93 Mengukur suhu badan melalui anus
94 Mengukur tekanan darah
95 Mengukur tekanan darah pada bayi/anak
96 Menghitung denyut nadi
97 Menghitung denyut pernafasan
98 Mengukur lingkar kepala bayi
99 Memonitor perdarahan masa nifas
100 Observasi gerakan janin
101 Melakukan pemeriksan dalam
102 Membuat rekaman EKG lengkap 12 lead
103 Melakukan pemeriksaan gula accu cak
104 Pengambilan darah kapiler
105 Pengambilan darah vena
106 Persiapan pengambilan darah untuk pemeriksaan analisa gas darah
107 Persiapan dan persiapan pemeriksaan sputum sitologi dan sputum biakan
108 Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan radio diagnostik
109 Persiapan pasien pre operasi
110 Perawatan pasien post operasi
112 Menyiapkan pada pasien untuk tindakan pembedahan akut
113 Memberikan kompres dingin
114 Memberikan kompres hangat
115 Memberikan buli-buli panas
116 Pertolongan pada pasien muntah
117 Pemberian obat melalui jaringan tubuh
118 Pemberian obat melalui per oral
119 Pemberian obat melalui kulit
120 Pemberian obat melalui sublingual
121 Pemberian obat melalui vagina
122 Pemberian obat melalui rectum
123 Pemberian chlorahidrat melalui anus pada bayi/anak
124 Pemberian obat tetes mata
125 Pemberian obat salep mata
126 Melakukan irigasi mata

18
127 Pertolongan pertama perdarahan mata
128 Memberikan obat tetes telinga
129 Memberikan obat tetes hidung
130 Menolong bayi/anak dengan perdarahan hidung atau epitaksis
131 Menolong bayi/anak perdarahan tali pusat
132 Pertolongan pertama pasien kejang
133 Mengangkat jahitan luka
134 Pembalutan
135 Mengganti bautan luka
136 Melakukan irigari luka
137 Merawat luka yang memakai drain
138 Perawatan drainage
139 Merawat luka dekubitus
140 Mengompres luka
141 Perawatan luka bakar
142 Memberi mandi rendam pada pasien luka bakar luas
143 Memberikan rendam duduk
144 Perawatan luka gastrostomi
145 Persiapan tindakan lumbal punksi
146 Persiapan tindakan lumbal punksi bayi/anak
147 Persiapan tindakan punksi asites
148 Melakukan postural drainage
149 Melakukan postural drainage pada anak
150 Perawatan payudara pada ibu menyusui
151 Menimbang berat badan bayi
152 Pemberian ASI Eksklusif
153 Cara meneteki bayi dengan benar dan baik
154 Cara mengeluarkan ASI secara manual
155 Cara menyimpan ASI
156 Penyuluhan PPASI
157 Tehnik penyuluhan
158 Penyuluhan ibu post partum
159 Penyuluhan kesehatan bayi
160 Penanganan ibu hamil dengan emesis
161 Mendengarkan DJJ
162 Penanganan ibu hamil dengan anemi
163 Senam nifas
164 Senam pasca nifas
165 Pelayanan obstetri dan neonatal essensial komprehensip (PONEK)
166 Persalinan sungsang
167 Perawatan luka sectio
168 Perawatan kebersihan perineum
169 Persiapan tindakan sectio
170 Pelananan kebutuhan darah, obat dan cairan
171 Informasi/penjelasan tentang prosedur penanganan pada pasien dan keluarga
172 Informasi timbal balik pasien kebidanan
173 Larangan memberikan makan dan minuman pada bayi baru lahir
174 Larangan memberikan memberikan dot atau kempeng pada bayi
175 Persalinan aman
176 Rawat gabung
177 Penerimaan bayi baru lahir
178 Perawatan ibu inpartu dengan hepatitis

19
179 Pertolongan persalinan dengan solutio placenta
180 Pertolongan persalinan dengan gemeli
181 Pertolongan persalinan dengan fetal distres
182 Perawatan bayi baru lahir
183 Perawatan post partum
184 Perawatan bayi BBLR
185 Perawatan terpi sinar pada bayi
186 Perawatan pasien pasca bedah kandungan
187 Perawatan ante partum blooding
188 Persiapan pertolongan persalinan dengan vaccum ekstraksi
189 Persiapan pertolongan tindakan curetage
190 Perawatan pasien dengan pre eklamsi
191 Perawatan luka episiotomi
192 Menyeapkan alat dan membantu ibu yang akan dijahit
193 Perawatan payudara untuk ibu menyusui
194 Membimbing ibu menyusui
195 Membimbing ibu memandikan bayi
196 Metode pemberian ASI
197 Melakukan pendekatan pada pasien
198 Melalukan pendekatan pasien dengan perilaku grieving ( berkabung )
199 Pengelolaan bayi terlantar
200 Pengelolaan bayi lahir tanpa ayah
201 Pengelolaan bayi ditinggal lari orang tuanya
202 Bayi pulang sembuh
203 Bayi pulang paksa
204 Pasien pulang paksa
205 Merujik pasien ke rumah sakit lain
206 Pasien pulang sembuh
207 Pasien pulang meninggal dunia
208 Melakukan observasi 2 jam post partum
209 Inisiasi menyusui dini
210 Masage ibu post partum
211 Kunjungan rumah ibu post partum
212 Perawatan ibu hamil dengan ketuban pecah pada persalinan usia kurang dari 7
minggu
213 Perawat ibu hamil dengan letak lintang
214 Penata laksanaan kematian janin dalam kandungan
215 Perawatan ibu bersalin dengan cepalo pelvik disproportion
216 Perawatan ibu bersalin dengan riwayat kebidanan yang jelek
217 Perawatan ibu dengan grande multipara
218 Perawatan ibu dengan kehamilan kurang bulan (  37 minggu )
219 Perawatan ibu bersalin dengan tanda dan gejala infeksi
220 Perawatan ibu bersalin dengan infeksi intra partum
221 Eklamsi

20
ALUR POLIKLINIK
Pasien bpjs
Loket MR
Loket Antrian (pasien menunggu
Registrasi antrianRuangan
dan Poliklinik
Pasien menyerahkan SEP
membawa
(pasien mengambil dan BPJS)
nomor antrian poly
antrian untuk registrasi persyaratan
ke Loket MR) Petugaskepada
mencetakpetugas poliklinik
yang dituju
nomor antrian poly
Pasien Datang
dan SEP

Apotik/Farmasi
(pasien membawa
berkas/resep dari Poli)
Petugas memberikan obat

21
Pasien Pulang
KASIR
(pasien melakukan Ruang ADMISI
pembayaran obat jika ada (pasien menunjukkan
resep diluar tanggungan berkasPemeriksaan
permintaan Dokter,
Ranap Labor,
BPJS ) Rontgen
dari Poli)
Petugas mencetak SEP
Ranap

Kantor Keuangan
(Berkas/Kwitansi Pasien
BPJS dari Kasir dilakukan
pencatatan Piutangnya
oleh bagian Piutang

Rawat Inap BPJS


Kantor
Berkas Klaim diserahkan ke
Kantor BPJS paling lambat
Casemix tanggal 10 bulan
Berkas dicoding, berikutnya
diverifikasi dan
dientry

BAB V
LOGISTIK

A. PENGERTIAN
Manajemen Instalasi rawat inap dan unit pelayanan lain yang terlibat dalam penggunaan
asesmen pasien merupakan penyelenggaraan pengurusan bahan habis pakai dan formulir-formulir
pendukung terhadap kebutuhan asesmen pasien dan barang untuk memenuhi kebutuhan pelayanan
di rumah sakit secara teratur dalam kurun waktu tertentu secara cermat dan tepat dengan biaya
seefisien mungkin.

B. TUJUAN

22
1. Tujuan operasional yaitu tersedianya barang atau material dalam jumlah yang tepat dan
kualitas yang baik pada waktu yang dibutuhkan.
2. Tujuan keuangan yaitu agar tujuan operasional di atas tercapai, dengan biaya yang rendah.
3. Tujuan keutuhan yaitu agar persediaan tidak terganggu oleh gangguan yang menyebabkan
hilang atau kurang, rusak, pemborosan, penggunaan tanpa hak sehingga dapat mempengaruhi
pembukuan atau sistem akuntansi.

C. SYARAT MANAJEMEN LOGISTIK


1. Sirkulasi pengeluaran bahan atau barang berdasar metode FIFO (First In First Out).
2. Fasilitas penyimpanan terstandar (bersih dan suhu sesuai).
3. Stok bahan atau barang tersedia dalam kurun waktu tertentu
4. Menjaga kualitas bahan tetap terjamin.
5. Adanya sistem pencatatan.

D. KEGIATAN LOGISTIK DI INSTALASI


Pemesanan bahan/barang bahan habis pakai secara periodik dan sesuai dengan kebutuhan ruangan
masing-masing.

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

1. PENGERTIAN
Keselamatan pasien adalah sistim yang sudah dijalankan dirumah sakit untuk memberikan jaminan
keselamatan paien sehingga kepercayaan pasien terhadap pelayan Instalasi Rawat Inap
meningkat.Keselamatan pasien termasuk asesmen resiko,paien.Pelaporan setiap kali terjadi
insident dianalisis dan ditindak lanjuti dengan implementasi yang dapat berulangnya kembali
insident tersebut sehingga dapat meminimalkan resiko terhadap paien

2. TUJUAN

23
Tujuan sistem ini adalah mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh tindakan pelayanan
yang tidak seharusnya atau seharusnya dikerjakan tidak dilaksanakan ,Selain itu agar tercipta
budaya keselamatan pasien,

3. TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN SECARA UMUM


Dalam melaksanakan keselamatan pasien terdapat tujuh langkah menuju keselamatan pasien
rumah sakit. Adapun tujuh langkah tersebut adalah :
1. Membangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien. Menciptakan kepemimpinan dan
budaya yang terbuka dan adil.
2. Memimpin dan mendukung karyawan. Membangun komitmen dan fokus yang kuat dan jelas
tentang keselamatan pasien.
3. Mengintegrasikan aktivitas pengelolaan resiko. Mengembangkan sistem dan proses
pengelolaan resiko, serta melakukan identifikasi dan pengkajian hal potensial bermasalah.
4. Mengembangkan sistem pelaporan. Memastikan karyawan agar dengan mudah dapat
melaporkan kejadian/insiden, serta rumah sakit mengatur pelaporan kepada Komite
Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
5. Melibatkan dan berkomunikasi dengan pasien. Mengembangkan cara-cara komunikasi yang
terbuka dengan pasien.
6. Belajar dan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien. Mendorong karyawan untuk
melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana dan mengapa kejadian itu timbul.
7. Mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien. Menggunakan informasi
yang ada tentang kejadian atau masalah untuk melakukan perubahan pada sistem pelayanan.

4. TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP


a. Keselamatan pasien Instalasi Rawat Inap di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat
merupakan prioritas utama hal ini terkait dengan kepercayaan pelanggan ,adapun sistim yang
sudah berjalan di Instalasi Rawat Inap adalah :
b. Pemantapan mutu harian ; pelaksaanaan control harian dalam rangka untuk mengontrol
kelayakan reagensia maupun alat pemeriksaan
c. Pemantapan mutu Tahunan dan bulanan ;
d. Pemantapan mutu Tahunan dan bulanan dilaksanakan dengan keikutsertaan Instalasi Rawat
Inap di Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat ditingkat regional,nasionl,maupun
internasional
e. Identifikasi pasien dengan barcode
f. Sistim pemeriksaan dan pelaporan hasil denangan Laboratory Information Systim (LIS)
g. Menuliskan asal pasien dilembar hasil pemeriksaan
h. Pembedaan pengambilan hasil dari rawat inap dengan rawat Jalan

5. PELAKSANAAN STANDAR KESELAMATAN PASIEN


sebagai berikut :
a. Hak pasien
b. Mendidik pasien dan keluarga
c. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
d. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program
peningkatan keselamatan pasien.
e. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien.
f. Mendidik karyawan tentang keselamatan pasien.

24
g. Komunikasi yang merupakan kunci bagi karyawan untuk mencapai keselamatan pasien.

6. LANGKAH-LANGKAH PENERAPAN KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT.


1. Menetapkan instalasi kerja yang bertanggung jawab mengelola program keselamatan pasien
rumah sakit.
2. Menyusun program keselamatan pasien rumah sakit jangka pendek 1 – 2 th.
3. Mensosialisasikan konsep dan program keselamatan pasien rumah sakit.
4. Mengadakan pelatihan keselamatan pasien rumah sakit bagi jajaran manajemen dan karyawan.
5. Menetapkan sistem pelaporan insiden (peristiwa keselamatan pasien).
6. Menerapkan tujuh langkah menuju keselamatan pasien rumah sakit seperti tersebut di atas.
7. Menerapkan standar keselamatan pasien rumah sakit (seperti tersebut di atas) dan melakukan
self assesment dengan instrument akreditasi pelayanan keselamatan pasien rumah sakit.
8. Program khusus keselamatan pasien rumah sakit.
9. Mengevaluasi secara periodik pelaksanaan program keselamatan pasien rumah sakit dan
kejadian tidak diharapkan.

7. 6 SASARAN KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT


1. Ketepatan Identifikasi Pasien
a. Identifikasi pasien (Patient Identification) adalah prosedur pencatatan identitas diri pasien
yang masuk ke Rumah Sakit Bedah Mitra Sehat, termasuk bayi yang baru lahir, yang
dapat dilakukan dengan sistem barcode
b. Identifikasi pasien dewasa adalah pencatatan identifikasi diri pasien dan pemberian tanda
berupa gelang nama pada tangan yang memuat minimal : nama pasien, nomor rekam
medis atau tempat tanggal lahir
c. Identifikasi bayi baru lahir adalah pencatatan identitas diri bayi dan pemberian tanda
berupa gelang nama pada tangan bayi yang memuat nama ibu bayi, nomor rekam medis
bayi,tempat tanggal lahir . Disertai cap kaki bayi kiri dan kanan dan cap ibu jari tangan
kanan dari ibu bayi pada lembar identifikasi bayi.
2. Peningkatan Komunikasi Efektif Antar Perawat Dan Tenaga Kesehatan Lainnya
Komunikasi verbal antar perawat dan staf yang terkait lainnya, yang mampu mengurangi
kesalahan dan meningkatkan keselamatan pasien selama dalam perawatan di rumah sakit
melalui pemberian informasi yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas dan dipahami oleh
penerima pesan
3. Peningkatan Keamanan Obat Dengan Kewaspadaan Tinggi (High Alert Medication)
Obat dengan kewaspadaan tinggi adalah obat-obat yang secara signifikasi berisiko
membahayakan pasien bila digunakan dengan salah atau pengelolaan yang kurang tepat.
4. Kepastian Lokasi, Tepat Prosedur, Tepat Pasien Operasi
Rumah sakit harus mempunyai metodologi identifikasi dan verifikasi pemberian tanda pada
lokasi operasi (Site Marking) berdasarkan diagnosis dan tepat pasien.
5. Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan (Hand Hygiene)
a. Cuci tangan adalah menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit
dan mengurangi jumlah mikroorganisme sementara.
b. Cuci tangan antiseptik/prosedural adalah proses menghilangkan/ mematikan
mikroorganisme transient.
c. Cuci tangan bedah adalah proses menghilangkan/mematikan mikroorganisme transient
dan mengurangi flora resident.
6. Pengurangan Risiko Pasien Cidera Akibat Jatuh

25
 Pasien jatuh adalah peristiwa jatuhnya pasien dari tempat tidur ke lantai atau ke tempat
lainnya yang lebih rendah pada saat istiharat maupun pada saat terbangun yang
disebabkan oleh berbagai kondisi penyakit stroke, epilepsi, kejang, penyakit kronis
lainnya atau karena terlalu banyak aktifitas atau akibat kelalaian perawat, pemberian obat-
obatan diuretik, laksatik, sedatif, psikotropik dan obat anti depresan

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

1. KESELAMATAN KERJA
Undang-undang nomor 36 tahun 2009 pasal 164 ayat 1 menyatakan bahwa upaya kesehatan
kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan
serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Rumah sakit adalah tempat kerja yang
termasuk dalam kategori tersebut di atas, berarti wajib menerapkan upaya kesehatan dan
keselamatan kerja. Program kesehatan dan keselamatan kerja di tim pendidikan pasien dan keluarga
bertujuan melindungi karyawan dari kemungkinan terjadinya kecelakaan di dalam dan di luar
rumah sakit.

26
Dalam undang-undang dasar 1945 pasal 27 ayat 2 (dua) disebutkan bahwa “setiap warga negara
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”. Dalam hal ini yang
dimaksud pekerjaan adalah pekerjaan yang bersifat manusiawi, yang memungkinkan pekerja berada
dalam kondisi sehat dan selamat, bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja, sehingga dapat
hidup layak sesuai dengan martabat manusia.
Kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 merupakan bagian integral dari perlindungan
terhadap pekerja dalam hal ini unit gizi dan perlindungan terhadap rumah sakit. Pegawai adalah
bagian integral dari rumah sakit.
Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja akan meningkatkan produktivitas pegawai dan
meningkatkan produktivitas rumah sakit adalah :.
1. Undang-undang no 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja dimaksudkan untuk menjamin :
a. Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu berada dalam keadaan sehat
dan selamat.
b. Agar faktor-faktor produksi dapat dipakai dan digunakan secara tepat dan efisien.
c. Agar proses produksi dapat berjalan lancar tanpa hambatan.
2. Faktor-faktor yang menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat digolongkan pada
tiga kelompok, yaitu :
a. Kondisi dan lingkungan kerja
b. Kesadaran dan kualitas pekerja
c. Peranan dan kualitas manajemen
3. Dalam kaitannya dengan kondisi dan lingkungan kerja, kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat
terjadi bila :
a. Peralatan tidak memenuhi standar kualitas atau bila sudah aus
b. Alat-alat produksi tidak disusun secara teratur menurut tahapan proses produksi
c. Ruang kerja terlalu sempit, ventilasi udara kurang memadai, ruangan terlalu panas atau terlalu
dingin.
d. Tidak tersedia alat-alat pengaman.
e. Kurang memperhatikan persyaratan penanggulangan bahaya kebakaran dan lain-lain.
4. Perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja dan petugas kesehatan
a. Petugas kesehatan yang merawat pasien menular harus mendapatkan pelatihan mengenai cara
penularan dan penyebaran penyakit, tindakan pencegahan dan pengendalian infeksi yang
sesuai dengan protokol jika terpajan.
b. Petugas yang tidak terlibat langsung dengan pasien harus diberikan penjelasan umum
mengenai penyakit tersebut.
c. Petugas kesehatan yang kontak dengan pasien penyakit menular melalui udara harus menjaga
fungsi saluran pernafasan (tidak merokok, tidak minum dingin) dengan baik dan menjaga
kebersihan tangan.
5. Petunjuk pencegahan infeksi untuk petugas kesehatan.
a. Untuk mencegah transmisi penyakit menular dalam tatanan pelayanan kesehatan, petugas
harus menggunakan APD yang sesuai untuk kewaspadaan standar dan kewaspadaan isolasi
(berdasarkan penularan secara kontak, droplet atau udara) sesuai dengan penyebaran penyakit.
b. Semua petugas kesehatan harus mendapatkan pelatihan tentang gejala penyakit menular yang
sedang dihadapi.
c. Semua petugas kesehatan dengan penyakit seperti flu harus dievaluasi untuk memastikan agen
penyebab. Dan ditentukan apakah perlu dipindah tugaskan dari kontak langsung dengan
pasien, terutama mereka yang bertugas di instalasi perawatan intensif, ruang rawat anak, ruang
bayi.

27
d. Semua petugas harus menggunakan apron, penutup kepala dan pelindung kaki (sandal/sepatu
boot), sebelum masuk ruangan yang berpenyakit menular. Termasuk harus harus mengenakan
APD tersebut hal ini bertujuan untuk mengurangi kontaminasi atau penularan
6. Prinsip keselamatan kerja karyawan dalam proses penyelenggaraan pelayanan pasien
a. Pengendalian teknis mencakup
 Letak, bentuk dan konstruksi alat sesuai dengan kegiatan dan memenuhi syarat yang telah
ditentukan.
 Perlengkapan alat kesehatan yang cukup disertai tempat penyimpanan yang praktis.
 Penerapan dan ventilasi yang cukup memenuhi syarat.
 Tersedianya ruang istirahat untuk karyawan.
b. Adanya pengawasan kerja yang dilakukan oleh penanggung jawab dan terciptanya kebiasaan
kerja yang baik oleh karyawan.
c. Pekerjaan yang ditugaskan hendaknya sesuai dengan kemampuan kerja dari karyawan.
d. Volume kerja yang dibebankan disesuaikan dengan jam kerja yang telah ditetapkan.
e. Maintenance (perawatan) alat dilakukan secara rutin oleh petugas instalasi pemeliharaan
sarana sesuai jadwal.
f. Adanya pendidikan mengenai keselamatan kerja bagi karyawan.
g. Adanya fasilitas atau peralatan pelindung dan peralatan pertolongan pertama yang cukup.
7. Prosedur keselamatan kerja
a. Keamanan kerja di ruang ini meliputi :
 Menggunakan alat pembuka peti/bungkus menurut cara yang tepat.
 Barang yang berat selalu ditempatkan di bagian bawah dan angkatlah dengan alat
pengangkut yang tersedia untuk barang tersebut.
 Tidak diperkenankan merokok di ruang perawatan
 Lampu harus dimatikan bila tidak dipergunakan/diperlukan.
 Tidak mengangkat barang berat, bila tidak sesuai dengan kemampuan.
 Tidak mengangkat barang dalam jumlah yang besar, yang dapat membahayakan badan
dan kualitas barang.
 Membersihkan bahan yang tumpah atau keadaan licin di ruang perawatan

2. Keselamatan Kerja di Instalasi Instalasi Rawat Inap


Instalasi Rawat Inap harus memiliki pemahaman akan pentingnya keamanan kerja di Instalasi
Rawat Inap. Hal ini mutlak perlu diperhatikan karena mempunyai dampak kesehatan langsung
bagi petugas dan dampak tidak langsung terhadap masyarakat/lingkungan disekitar Instalasi Rawat
Inap. Oleh karena itu pentingnya mengurangi bahaya yang terjadi, Instalasi Rawat Inap harus
mempunyai sarana keamanan kerja yang sesuai dengan Pedoman keamanan Instalasi Rawat Inap
mikrobiologi dan biomedis yang sesuai dengan tandart DepKes RI :

3. Ruangan di Instalasi Rawat Inap


a. Seluruh ruangan dalam Instalasi Rawat Inap mudah dibersihkan
b. Permukaan meja kerja tidak tembus air. Juga tahan asam, alkali larutan 28olytec dan panas
yang sedang
c. Perabot yang digunakan terbuat dari bahan yang kuat
d. Ada jarak antara meja kerja, lemari dan alat sehingga mudah dibersihkan
e. Ada dinding pemisah antara ruang pasien dan Instalasi Rawat Inap
f. Penerangan Instalasi Rawat Inap sudah cukup memenuhi standart

28
g. Permukaan dinding, langit-langit dan lantai harus rata agar mudah dibersihkan, tidak tembus
cairan serta tahan terhadap desifektan.
h. Tersedianya wastafel dengan air mengalir dekat pintu keluar
i. Denah Instalasi Rawat Inap yang lengkap digantungkan ditempat yang mudah terlihat
j. Tempat sampah dilengkapi dengan kantong
k. Tempat sampah dipisahkan antara sampah medis dan non medis (sampah medis kantong
warna kuning dan sampeh non medis kantong warna hitam)
Koridor, gang dan lantai
a. Lantai Instalasi Rawat Inap harus bersih, kering dan tidak licin
b. Koridor dan gang harus bebas dari halangan
c. Penerangan dikoridor dan gang cukup
Sistem Ventilasi
a. Ventilasi Instalasi Rawat Inap harus cukup
b. Udara diruangan Instalasi Rawat Inap dibuat mengalir searah
Fasilitas Air dan Listrik
a. Tersedianya aliran listrik dan generator dengan kapasitas yang memadai
b. Tersedianya fasilitas air PAM dengan kualitas air yang memadai sesuai dengan kebutuhan
Instalasi Rawat Inap
Peralatan keamanan kerja Instalasi Rawat Inap
a. Peralatan keamanan kerja Instalasi Rawat Inap meliputi :
b. Alat olyt pipet (Pusball)
c. Otoklaf
d. Botol dengan tutup berulir
e. Jas Instalasi Rawat Inap
f. Inkas
g. Lemari asam
Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan kegiatan Instalasi Rawat Inap diperlukan dalam perencanaan,
pemantauan dan evaluasi serta pengambilan keputusan untuk peningkatan pelayanan Instalasi
Rawat Inap. Adapun bentuk pencatatan dan pelaporan Instalasi Rawat Inap Rs Semen Gresik
terangkum dalam daftar arsip sebagai berikut :

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

A. BENTUK-BENTUK PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN


Pencatatan dan pelaporan
a. Pencatatan dan Pelaporan Pengadaan Barang /alat habis pakai atau alat kesehatan
1. Bon pemesanan barang/alat habis pakai
2. Pencatatan pemesanan barang/alat habis pakai atau alat kesehatan diterima oleh bagian
umum untuk di verifikasi dan diserahkan ke bagian pengadaan.
3. Pencatatan barang/alat habis pakai atau alat kesehatan yang belum terealisasi
b. Pencatatan dan Pelaporan Tentang pelayanan pasien
1. Dokumen rekam medis pasien.

29
2. Buku laporan kegiatan harian.
c. Pencatatan dan Pelaporan Tentang Perlengkapan Peralatan di Unit pelayanan
1. Membuat inventaris peralatan di unit pelayanan
2. Dilaporkan kepada atasan langsung ( Kepala Ruangan)
d. Langkah-langkah Dalam Proses Pengendalian
Empat langkah dasar yang harus dilakukan :
1. Membuat standar untuk pelaksanaan yaitu:
a. Standar kualitas adalah suatu mutu dari bahan jadi dan pelayanan serta jasa yang
harus ditentukan atau dibuat patokan (tolok ukur).
b. Standar kuantitas adalah ukuran berat, jumlah dan volume yang diwujudkan dalam
ukuran bentuk.
c. Standar biaya adalah harga taksiran dari suatu barang atau jasa yang digunakan untuk
mengukur biaya lain.
d. Standar prosedur adalah sebagai cara yang benar untuk kegiatan sehari-hari dalam
proses penyelenggaraan pelayanan.
2. Melatih tenaga keperawatan untuk memahami dan melaksanakan standar-standar yang
telah ditetapkan.
3. Memonitor, melihat, mengukur, mengecek pelaksanaan yang dilakukan kemudian
membandingkan antara pelaksanaan kegiatan yang benar-benar dilakukan dengan standar
yang telah dibuat sebelumnya.
4. Menetapkan tindakan perbaikan/koreksi untuk mengatasi penyimpangan dengan
melaksanakan cara-cara yang telah disepakati berdasarkan data kegiatan terdahulu.

B. SISTEM PENGENDALIAN EFEKTIF


Sistem pengendalian efektif meliputi:
1. Terkoordinasi dengan arus kerja, dan dapat memberikan informasi langsung kepada atasan
langsung.
2. Terfokus pada titik strategis, sistem harus jelas dan mudah dimengerti oleh orang-orang yang
dikendalikan.
3. Objektif dan menyeluruh, sistem harus jelas dan mudah dimengerti oleh orang-orang yang
dikendalikan.
4. Fleksibel. Sistem harus dibuat mudah, sehingga mudah diterapkan.
5. Secara ekonomi realistis, untung rugi pengendalian harus diperhitungkan secara realistis.
a. Secara organisasi harus realistis, jika sistem tidak realistis (standar yang ditetapkan terlalu
tinggi), maka bawahan cenderung membuat laporan bias.
b. Akurat/tepat yaitu informasi yang dihasilkan oleh sistem harus benar.
c. Tepat waktu, informasi harus didapatkan dalam suatu waktu tertentu, sehingga dapat
dilakukan koreksi bila diperlukan.
d. Sistem harus dapat diterima oleh semua pegawai.

C. INDIKATOR KEBERHASILAN PELAYANAN


a. Kamus indikator mutu rawat inap
1) Angka kelengkapan pengisian asesmen awal medis dalam 24 jam
2) Angka ketidak lengkapan konfirmasi theread back proses
3) Angka kejadian resiko jatuh pasien rawat inap
4) Jumlah kejadian pulang paksa
5) Angka kejadian DPJP tidak visite diruangan rawat inap

30
6) Jumlah kejadian tidak terpasang CPAP pada pasien perina
7) Kesalahan pemasangan gelang pasien
8) Kepuasan pelanggan
9) Indikator mutu asuhan keperawatan

BAB IX
PENUTUP

Dengan tersusunnya Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Inap di Rumah Sakit Islam Ibnu
Sina Simpang Empat ini diharapkan :
1. Dapat memberikan pemahaman kepada semua pihak yang terkait
2. Diharapkan dengan dukungan, kerjasama dan partisipasi dari semua pihak yang terkait,
pedoman ini dapat terlaksana sesuai dengan apa yang diharapkan demi terwujudnya
peningkatan mutu pelayanan Rumah Sakit Islam Ibnu Sina Simpang Empat sesuai dengan visi
dan misi serta untuk mewujudkan Program Peningkatan Mutu Rumah Sakit Islam Ibnu Sina
Simpang Empat

31
Ditetapkan di : Simpang Empat
Pada tanggal :
Instalasi Rawat Inap
Kepala

Ns. Rendra, S. Kep

32

Anda mungkin juga menyukai