Anda di halaman 1dari 47

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Endokarditis infektif (EI) merupakan infeksi permukaan endokardium


jantung, dapat mengenai satu atau lebih katup jantung, mural endokardium, atau
defek septum. Efeknya terhadap jantung dapat berupa insufi siensi katup, gagal
jantung dan abses miokardium. Penyakit ini merupakan penyakit yang jarang
dijumpai, namun dapat memberikan komplikasi neurologis yang dekat dengan
kematian. Pada sebagian kasus, gangguan neurologis merupakan satu-satunya gejala
saat pasien datang ke rumah sakit. Gejala neurologis yang muncul dapat sangat aneh
(bizarre) ataupun terlihat sangat berat, sehingga menutupi gejala endokarditisnya.
Apabila tidak segera diobati dapat menyebabkan kematian.
Jantung yang telah mengalami kerusakan biasanya mudah terserang
endokarditis infekstif. Penyakit jantung yang mendahului endokarditis, bisa berupa
penyakit jantung bawaan, maupun penyakit jantung baru. Dahulu diduga infeksi
yang terjadi pada endokard hanya disebabkan oleh bakteri, sehingga mendapat nama
endokarditis bakterial. Namun kini diketahui infeksi ini bukan saja disebabkan oleh
bakteri tetapi bisa juga disebabkan oleh mikro-organisme lain, seperti jamur, virus
dan lain-lain.
Pertama kali endokarditis infektif dideskripsikan oleh Lazaire Riviere pada
tahun 1674 dari pemeriksaan otopsi. Pada tahun 1885, presentasi pertama dalam
bahasa Inggris dilakukan oleh William Osler menggunakan deskripsi komprehensif.
Insidens terjadinya endokarditis infektif diperkirakan 3-9 kasus per 100.000
penduduk di Negara maju. Perbandingan angka kejadian pria dan wanita sekitar 2 :
1. Pada penelitian Osler, insidens gangguan neurologis pada endokarditis infektif
terjadi pada 12,5% kasus; 3% kasus gejala primer yang dijumpai hanya gangguan
neurologis. Ditemukan 15-30% penderita endokarditis infektif mengalami gangguan
neurologis pada penelitian lainnya.
Endokarditis tidak hanya terjadi pada endokard dan katup yang telah
mengalami kerusakan, akan tetapi juga pada endokard dan katup sehat, misalnya
endokarditis yang terjadi pada penyalahgunaan narkotik intervena atau penyakit
kronik. Perjalanan penyakit ini bisa hiperakut, akut, subakut atau kronik, bergantung

ENDOKARDITIS |1
pada virulensi mikro-organisme dan daya tahan penderita. Sebelum era antibiotik,
endokarsitis infektif subakut hampir selalu fatal dalam beberapa bulan sampai dua
tahun, sedangkan endokarditis hiperakut atau akut secara klinis hampir tidak
dikenal, karena penderita telah meninggal lebih dahulu disebabkan oleh sepsis,
sebelum gejala klinis jantung yang terkena infeksi timbul, walaupun pada autopsi
jelas terlihat vegetasi infektif pada endokard atau katup jantung.
Endokarditis infektif kronik hampir tidak dapat dibuat diagnosisnya sewaktu
penderita masih hidup karena gejala yang tidak khas dan yang ditemukan hanyalah
gejala-gejala infeksi saja. Untuk itu pada makalah ini penulis tertarik untuk
membahas tentang endokarditis.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi dari endokarditis ?


2. Apa klasifikasi dari endokarditis?
3. Bagaimanakah etiologi dari endokarditis ?
4. Bagaimana patofisiologi dari endokarditis ?
5. Apa saja manifestasi klinis dari endokarditis ?
6. Apa saja komplikasi yang ditimbulkan dari endokarditis?
7. Apa saja pemeriksaan diagnostik dari endokarditis ?
8. Bagaimana penatalaksanaan dari endokarditis ?
9. Apa prognosis dari endokarditis?
10. Bagaimana WOC dari endokarditis?

1.3 TUJUAN

A. Tujuan umum :
Mengetahui secara menyeluruh mengenai konsep teori dan konsep asuhan
keperawatan dari endokarditis.

B. Tujuan khusus :
1. Mengetahui definisi dari endokarditis.
2. Mengetahui klasifikasi dari endokarditis.
3. Mengetahui etiologi dari endokarditis.
4. Mengetahui patofisiologi dari endokarditis.

ENDOKARDITIS |2
5. Mengetahui manifestasi klinis dari endokarditis.
6. Mengetahui komplikasi yang ditimbulkan endokarditis
7. Mengetahui pemeriksaan diagnostik endokarditis.
8. Mengetahui penatalaksanaan dari endokarditis.
9. Mengetahui prognosis dari endokarditis.
10. Mengetahui WOC dari endokarditis.

ENDOKARDITIS |3
BAB II
PEMBAHASAN

2. 1 DEFINISI
Endokarditis adalah inflamasi yang terjadi pada lapisan endothelial
jantung. (Marylinn E. Doengoes, 2000: 129).
Endokarditis merupakan peradangan pada katub dan permukaan jantung.
Endokarditis bisa bersifat endokarditis infeksi dan endokarditis rematik.
Penyebab terjadinya endokarditis rematik disakibatkan langsung oleh demam
rematik yang merupakan penyakit sistemik karena infeksi streptokokus.
Sedangkan endokarditis infeksi (endokarditis bakterial) adalah infeksi yang
disebabkan oleh invasi langsung bakteri atau jenis organisme lain, sehingga
menyebabkan deformitas bilah katup. ( Muttaqin. 2009 )
Endokarditis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme
pada endokard atau katub jantung. (Wajan Yuni Udjianti, keperawatan
kardiovaskuler)
Endokarditis tidak hanya terjadi pada endokard dan katub yang telah
mengalami kerusakan, tetapi juga pada endokard dan katub yang sehat, misalnya
penyalahgunaan narkotik perintravena atau penyakit kronik. Perjalanan penyakit
ini bisa; akut, sub akut, dan kronik, tergantung pada virulensi mikroorganisme
dan daya tahan penderita. Infeksi subakut hampir selalu menjadi fatal, sedangkan
hiperakut/akut secara klinis tidak pernah ada, karena penderita meninggal
terlebih dahulu yang disebabkan karena sepsis. Endokarditis kronik hampir tidak
dapat dibuat diagnosanya, karena gejalanya tidak khas (buku saku KMB burner
& suddart)
Endokarditis merupakan penyakit yang disebabkan infeksi mikroba pada
lapisan endotel jantung, ditandai oleh vegetasi yang biasanya terdapat pada katup
jantung, namun dapat terjadi pada endokardium di tempat lain (Mansjoer, 2000).
Endokarditis adalah suatu infeksi pada lapisan endokard jantung (lapisan
yang paling dalam dari otot jantung ) akibat infeksi kuman/ mikroorganisme
yang masuk. Biasanya secara normal selalu ada kuman yang komensal di
permukaan luarnya. Pada lapisan ini didapat adanya lesi spesifik, berupa

ENDOKARDITIS |4
vegetasi, yang merupakan masa dengan ukuran yang bervariasi, yang terbentuk
platelet, fibrin, mikroba, dan sel-sel inflamasi saling berkaitan satu sama lain.

2. 2 KLASIFIKASI
Endokarditis diklasifikasikan secara klinis menjadi akut dan subakut.
Dalam pembagian ini dapat diketahui rentang keparahan penyakit dan temponya,
dan untuk mengetahui penyebab dari endokarditis penderita akibat virulensi
mikroorganisme penginfeksi atau akibat adanya penyakit jantung yang
mendasari. Endokarditis akut adalah infeksi berat destruktif, biasa terjadi pada
katup yang normal, disebabkan oleh organisme virulen dan dapat mengakibatkan
kematian dalam hitungan hari sampai minggu pada lebih dari 50% pasien
meskipun telah mendapatkan terapi antibiotik maupun tindakan pembedahan.
Sedangkan organisme dengan virulensi yang rendah dapat menyebabkan
infeksi pada jantung yang sebelumnya abnormal terutama pada katup yang
mengalami deformitas. Pada kasus seperti ini, penyakit endokarditis ini muncul
secara perlahan dan bahkan tanpa terapi pengobatan yang berlangsung hingga
berminggu-minggu atau beberapa bulan. Kasus seperti ini disebut dengan
endokarditis subakut dan sebagian besar akan pulih setelah mendapatkan terapi
antibotik yang sesuai (Robbins, 2009).

2. 3 ETIOLOGI
Penyebab utama dari endokarditias infeksiosa (sekitar 80%) adalah jenis
mikroorganisme Streptococcus dan Staphylococcus. Proporsinya berbeda
tergantung katup jantung (asli atau buatan), sumber infeksi, usia, dan kondisi
premorbid. Saat ini, Staphylococcus yang paling sering diidentifikasi sebagai
penyebab, mungkin karena peningkatan proporsi kasus endokarditis infeksiosa
yang berhubungan dengan tindakan medis. Kasus endokarditias infeksiosa yang
disebabkan oleh Streptococcus dalam rongga mulut insidensnya menurun di
negara-negara maju.
Jenis Endokarditis Infektif yang berbeda memiliki penyebab yang beragam
dan melibatkan patogen yang berbeda pula. Mikroorganisme yang dapat
menimbulkan penyakit ini paling banyak adalah Streptococcus viridans untuk
endokarditis subakut, dan Staphylococcus aureus untuk endokarditis infektif akut.
Etiologi lain adalah Streptococcus faecalis, streptokok dan stafilokok lain, bakteri
ENDOKARDITIS |5
Gram negatif aerob dan anaerob, jamur, virus, dan kandida. Faktor predisposisi
endokarditis infeksiosa adalah kelainan katup jantung, terutama penyakit jantung
reumatik, katup aorta bikuspid, prolaps katup mitral dengan regurgitasi, katup
buatan, katup yang floppy pada sindrom Marfan, tindakan bedah gigi atau
orofaring yang baru, tindakan atau pembedahan pada saluran urogenital atau
saluran napas, pecandu narkotika intravena, kelainan jantung bawaan, luka bakar,
hemodialisa, penggunaan kateter vena sentral, dan pemberian nutrisi parenteral
yang lama.
Pembagian penyebab bisa juga berdasarkan jenis katup dan kondisi tertentu
seperti :

a. Endokarditis Pada Katup Buatan


Pada tahap awal endokarditis ini, (biasanya setelah pembedahan),
memiliki gambaran bakteriologis dan prognosis yang berbeda dengan
endokarditis pada katup buatan tahap akhir, yang mirip dengan gambaran
pada endokarditis subakut pada katup asli (alami/bukan buatan).
Infeksi yang terjadi pada katup buatan biasanya berhubungan dengan
abses lokal, pembentukan fistula, atau luka operasi yang membuka kembali
(eviscerasi/dishiscence). Hal ini dapat mengakibatkan syok, gagal jantung,
block jantung, pengalihan darah menuju atrium kanan, tamponade
perikardium, dan emboli perifer ke sistem saraf pusat atau tempat lainnya.
Endokarditis katup buatan tahap awal dapat disebabkan oleh beberapa
macam patogen, antara lain Staphylococcus aureus dan Staphylococcus
epidermidis. Mikroorganisme nosokomial ini biasanya resisten terhadap
methicillin (MRSA). Secara keseluruhan Coagulase-Negative
Staphylococcus adalah penyebab tersering Endokarditis pada katup prostetik
(30%). Staphylococcus aureus menyebabkan 17% Endokarditis katup buatan
tahap awal dan 12% tahap akhir. Corynebacterium, nonenterococcal
streptococci, fungi (Candida albicans, Candida stellatoidea, Aspergillus
species), Legionella, Haemophilus aphrophilus, Actinobacillus
actinomycetemcomitans, Cardiobacterium hominis, Eikenella corrodens,
Kingella kingae) merupakan mikroorganisme penyebab endokarditis katup
buatan lainnya.

ENDOKARDITIS |6
b. Endokarditis pada Katup Asli
Beberapa penyebab utama endokarditis pada katup alami antara lain :

 Penyakit Rematik Katup (30% dari kasus) utamanya melibatkan katup


mitral diikuti oleh katup aorta.
 Penyakit Jantung kongenital (15% dari kasus) antara lain patent ductus
arteriosus ventricular septal defect (VSD), tetralogi Fallot, atau lesi
bawaan atau lesi bedah beraliran tinggi.
 Prolaps katup mitral dengan murmur (pada 20% kasus)
 Penyakit Jantung degeneratif, termasuk di dalamnya stenosis aorta
terklasifikasi dikarenakan katup bikuspid, sindroma Marfan, atau
penyakit sifilitik.
 Sekitar 70% dari infeksi endokarditis jenis ini disebabkan oleh
Streptococcus sp, termasuk Streptococcus viridans, Streptococcus
bovis, dan enterococci. Staphylococcus species menjadi penyebab pada
25% dari kasus endokarditis tipe biasanya menunjukkan manisfestasi
akut yang lebih agresif.

c. Endokarditis Infektif pada Penyalahgunaan Narkoba Intravena


Penegakan diagnosis untuk endokarditis pada penyalahgunaaan obat
melalui intravena biasanya sulit dan butuh tingkat kejelian yang tinggi. Dua
dari tiga pasien tidak memiliki riwayat terdahulu akan adanya penyakit
jantung atau penemuan murmur pada pemeriksaan sebelumnya. Murmur
dapat tidak ditemukan pada pasien dengan penyakit trikuspid, yang
disebabkan pressure gradient yang relatif kecil pada katup tersebut. Gejala
paru sering ditemukan pada pasien dengan infeksi trikuspid, sepertiga kasus
memiliki nyeri dada pluera, dan 75% kasus menunjukkan kelainan
radiologis pada dada.
Staphylococcus aureus adalah penyebab paling umum (< 50% kasus)
pada pasien endokarditis jenis ini. Penemuan MRSA meningkat pada
infeksi Staphylococcus Aureus dan biasanya berhubungan dengan riwayat
opname sebelumnya, kecanduan jangka panjang, dan penggunaan antibiotik
yang tidak sesuai resep. Streptococci dan enterococci grup A, C dan G juga
ditemukan pada pasien endokarditis tipe ini. Akhir-akhir ini kuman gram

ENDOKARDITIS |7
negatif juga menjadi penyebab namun lebih jarang, contohnya P.
aeruginosa dan kuman kelompok HACEK (Haemophilus aphrophilus,
Actinobacillus actinomycetemcomitans, Cardiobacterium hominis, Eikenella
corrodens, Kingella kingae).

d. Endokarditis Infektif Nosokomial


Penanganan endokarditis tertentu biasanya dilakukan dengan
pendekatan metode-metode terbaru yang melibatkan peralatan intravaskuler
seperti kateter intravena perifer, alat pacu irama jantung seperti pacemaker,
defibrillator, kateter dan shunt hemodialysis, terapi obat dan
makanan melalui hyperalimentation. Pasien yang terindikasi melakukan
prosedur-prosedur ini biasanya memiliki penyakit penyerta yang signifikan,
umur yang lebih lanjut, dan mudah terpapar infeksi Sthaphylococcus
aureus. Angka kematian pada pasien kelompok ini tinggi.
Mikroorgansime yang paling umum menyebabkan endokarditis infektif
nosokomial (endokarditis yang terjadi saat pengobatan pada fasilitas
pelayanan kesehatan) adalah kuman coccus gram positif (Staphylococcus
aureus, Coagulase-Negative Staphylococcus, enterococci, streptococci
nonenterococcal).

e. Fungi (Jamur)
Fungal endokarditis biasanya ditemukan pada penyalahgunaan obat
melalui intravena (suntikan) dan pasien ICU (intensive care unit) yang
menerima antibiotik spektrum luas. Kultur darah biasanya negatif, dan
diagnosis kadangkala terjadi pada saat pemeriksaan mikroskopis dari emboli
yang besar. Biasanya pada kasus EI subakut. Fungi yang paling umum
menyebabkan EI dan mengenai baik katup buatan maupun katup alami
adalah Candida albicans. Fungi yang ditemukan pada Endokarditis Infektif
Penyalahgunaan obat Intravena biasanya adalah Candida parapsilosis or
Candida tropicalis. Aspergillus species juga ditemukan pada EI katup
buatan dan EI nosokomial.

ENDOKARDITIS |8
f. Faktor Risiko Endokarditis Infektif
Prinsip faktor risiko ini adalah dengan dasar pertimbangan bahwa pada
individu yang sehat, bakteremia (kuman yang masuk ke aliran darah) dapat
secara cepat tertangani tanpa dampak yang merugikan. Walaupun demikian,
jika suatu katup jantung mengalami kerusakan, bakteri dapat menempel pada
katup tersebut, yang akhirnya menyebabkan EI. Sebagai tambahan, seorang
pasien dengan sistem imun yang melemah, konsentrasi bakteri dalam darah
dapat mencapai level yang cukup tinggi untuk meningkatkan kemungkinan
beberapa menempel pada katup. Beberapa faktor risiko signifikan seperti di
bawah ini :
 Katup jantung buatan
 Alat di dalam jantung (Intracardiac) seperti pacemaker, Implantable
cardioverter-defibrillators
 Kelainan jantung sianotik kongenital
 Riwayat endokarditis infektif
 Penyakit jantung rematik kronik yang merupakan respon autoimun
terhadap infeksi Streptococcus pyogenes berulang
 Lesi valvular degeneratif yang berhubungan dengan umur
 Hemodialysis (cuci darah)
 Kondisi yang menyebabkan sistem imun menurun seperti diabetes
mellitus, alkoholik, HIV/AIDS dan penyalahgunaan obat intravena.

Keadaan lain yang menyebabkan bakteri dengan jumlah yang tinggi


memasuki aliran darah antara lain kanker kolorektal (paling banyak
Streptococcus bovis), infeksi saluran kemih berat (paling banyak
enterococci) dan injeksi obat (Staphylococcus aureus). Dengan jumlah
bakteri yang sangat tinggi, atau bakteri yang memiliki virulensi tinggi seperti
Staphylococcus aureus sebuah katup jantung yang sehat dan normal pun
dapat terinfeksi .
Pengguna obat-obatan yang disuntik (intravenous) lebih cenderung
mendapatkan infeksi pada katup-katup jantung sebelah kanan karena vena
yang diinjeksi masuk ke jantung bagian kanan. Pada penyakit jantung
rematik, infeksi terjadi pada katup aorta dan mitral pada jantung bagian kiri.

ENDOKARDITIS |9
Faktor risiko lain untuk meningkatkan kemungkinan terjadinya endokarditis
infektif adalah kadar sel darah putih yang rendah, immunodefisiensi,
immunosupresi, dan keganasan.

g. Tindakan dokter gigi


Prosedur-prosedur yang dilakukan oleh dokter gigi (biasanya karena
Streptococcus viridans, yang tinggal di dalam rongga mulut) seperti
pembersihan karang gigi, ekstraksi (pencabutan) gigi dan lain-lain sebaiknya
pasien dikonfirmasi sebelumnya apakah memiliki kelainan pada jantung.
Antibiotik diberikan pada pasien dengan kelainan jantung sebagai
pencegahan, walaupun praktek ini tidak lagi dilakukan di amerika serikat
sejak dikeluarkannya panduan oleh American Heart Association pada tahun
2007, dan di Inggris pada maret 2008 berdasarkan panduan pedoman
NICE.

2. 4 PATOFISIOLOGI
Endokarditis adalah infeksi permukaan endokardium jantung, termasuk
katup. Endokarditis infeksi adalah penyakit serius dengan angka mortalitas 20%
sampai 30%. Angka ini lebih tinggi pada individu yang berusia lebih dari 60
tahun. Diagnosis yang cepat mulainya terapi yang tepat dan identifikasi dini
komplikasi adalah kunci untuk pasien yang baik. Pada masa lalu penyakit jantung
reumatik menjadi penyebab dari sebaian besar kasus endokarditis. Saat ini
endokarditis lebih ditemukan pada pasien yang memiliki katup prostetik, mereka
yang menyalahgunakan obat-obatan intravena (IV) atau pasien yang mengalami
prolaps katup mitral atau abnormalitas nonreumatik lain. Organisme infeksius
umum adalah streptokokus, enterokokus dan staphylococcus aureus.

Perkembangan endokarditis infektif adalah proses kompleks yang


memerlukan terjadinya beberapa elemen kritis. Pertama, harus ada kerusakan
endotel yang memajankan dasar membran katup ke aliran darah turbulen.
Endokard yang memiliki permukaan tidak rata akan mudah terinfeksi oleh
bakteri. Sehingga akan mudah terjadi vegetasi atau penempelan bakteri yang
terdiri dari trombosis dan fibrin. Kedua bekuan ini atau vegetasi harus terpajan

E N D O K A R D I T I S | 10
dengan bakteri melalui transport aliran darah, seperti yang telah terjadi pada
manipulasi gigi atau prosedur urologi.

Vaskularisasi jaringan tersebut biasanya tidak baik, sehingga memudahkan


mikroorganisme berkembang biak dan akibatnya akan menambah kerusakan
katub dan endokard, kuman yang sangat patogen dapat menyebabkan robeknya
katub hingga terjadi kebocoran. Infeksi dengan mudah meluas ke jaringan
sekitarnya, menimbulkan abses miokard atau aneurisme nekrotik. Bila infeksi
mengenai korda tendinae maka dapat terjadi raptup yang mengakibatkan jantung
bocor. Bakteri berpoliferasi pada vegetasi ini untuk dua alasan yakni aliran darah
turbulen yang melintasi katup membantu mengonsentrasikan sejumlah bakteri
dekat dengan vegetasi dan vegetasi itu sendiri menutup bakteri dengan lapisan
trombosit dan fibrin yang melindungi koloni bakteri dari mekanisme pertahanan
alami tubuh. Katup yang tidak berfungsi ini pada akhirnya menyebabkan gagal
jantung berat. Partikel dari vegetasi yang terinfeksi atau katup yang rusak berat
dapat terlepas dan dapat menyebabkan emboli perifer (Nodus Osler). (Morton,
2011).

Pembentukan trombus yang mengandung kuman dan kemudian lepas dari


endokard merupakan gambaran yang khas pada endokarditis infeksi. Besarnya
emboli bermacam-macam. Emboli yang disebabkan jamur biasanya lebih besar,
umumnya menyumbat pembuluh darah yang besar pula. Tromboemboli yang
terinfeksi dapat terangkut sampai di otak, limpa, ginjal, saluran cerna, jantung,
anggota gerak, kulit, dan paru. Bila emboli menyangkut di ginjal, akan
meyebabkan infark ginjal, glomerulonepritis. Bila emboli pada kulit akan
menimbulkan rasa sakit dan nyeri tekan.

Faktor resiko endokarditis :

Endokarditis katup asli

o Prolpas katup mitral


o Lesi degeneratif katup mitral dan katup aortic
o Penyakit jantung kongenital
o Penyakit jantung reumatik
o Penyalahgunaan obat intravena (IV)

E N D O K A R D I T I S | 11
o Usia lebih dari 60 tahun (terutama pada individu yang memiliki
katup prostetik atau lesi degeneratif)
o Diabetes (karena aterosklerosis yang dipercepat dan predisposisi
infeksi)
o Kehamilan (jarang), yang berkaitan dengan penyakit jantung yang
mendasarinya, prosedur gigi, kelahiran prematur, pecah ketuban
yang lama, kala tiga persalinan yang memanjang, dan pelepasan
plasenta manual.
Endokarditis katup prostetik
Dini (dalam 60 hari pembedahan)
o Infeksi nosokomial
o Kateter IV sentral
o Kateter arteri
o Kabel pacu jantung
o Slang endotrakeal

Lambat (setelah 60 hari)

o Manipulasi gigi, geniourinari atau gastrointestinal.

2. 5 MANIFESTASI KLINIS

Endokardritis lebih sering terjadi pada jantung yang memiliki kecacatan,


penyakit timbul mendadak. Tanda-tanda infeksi lebih menonjol, seperti demam
yang tinggi dan menggigil, sering ditemukan jari tabuh atau clubbing finger dan
bercak kemerahan pada telapak tangan dan kaki atau yang biasa disebut janeway
lession. Terdapat tanda-tanda pada mata berupa petechiae pada mukosa dan
perdarahan retina atau biasa disebut roth spot. Kemudian diikuti kebutaan, tanda-
tanda endoftalmitis, dan panoftalmitis. Emboli biasanya lebih sering terjadi dan
umumnya menyangkut pada arteri yang lebih besar sehingga menimbulkan infark
atau abses paru dan sebagainya. Bising jantung baru atau perubahan murmur
jantung dapat terjadi.

Gejala timbulnya dapat lebih kurang dari 2 minggu sesudah masa inkubasi.
Keluhan umum yang sering dirasa pada penderita endokarditis adalah demam

E N D O K A R D I T I S | 12
tidak terlalu tinggi, letih, lesu, banyak keringat malam, nafsu makan berkurang,
berat badan menurun, sakit kepala dan sakit sendi. Bila terjadi emboli akan
timbul keluhan seperti paralisis, sakit dada, hematuria, sakit perut, buta
mendadak, sakit pada jari tangan, dan sakit pada kulit.

Demam dapat terjadi terus-menerus, remiten, intermiten atau sama sekali


tidak teratur, disertai menggigil dengan puncak panas 38 – 40 0
C dan terjadi
ketika sore atau malam hari. Sering disertai juga menggigil pada suhu badan
yang tinggi, kemudian muncul keringat banyak. anemia, pembesaran hati dan
limpa dapat terjadi. Gejala emboli dan vaskular dapat terjadi berupa petechiae
pada mukosa, tenggorokan, mata dan juga pada semua bagian kulit terutama di
dada.

Gejala-Gejala Dari Endokarditis :

 demam,
 kelelahan,
 petechiae (bintik-bintik merah)
 osler nodes
 janeway lesion
 clubbing finger
 takikardia
 bradikardia
 murmur jantung
 splinter hemorarghies
 sesak nafas
 takipnea
 batuk
 nafsu makan menurun

Pada endokarditis, pembiakan-pembiakan darah dapat seringkali


mendeteksi bakteri-bakteri yang menyebabkan endokarditis. Gejala-gejala juga
dapat berkembang menjadi anemia, darah dalam urin, jumlah sel darah putih
yang meningkat, dan bunyi desiran jantung yang tidak normal yang baru.

E N D O K A R D I T I S | 13
2. 6 KOMPLIKASI
Diantara berbagai manifestasi klinik dari endokarditis komplikasi neurologi
merupakan hal yang penting karena sering terjadi, merupakan komplikasi
neurologik. Dapat melalui 3 cara:
a. Penyumbatan dari pembuluh darah oleh emboli yang berasal dari vegetasi
endokardial.
b. Infeksi meningen, jaringan otak, dinding pembuluh darah karena septik
emboli atau bakterimia.
c. Reaksi immunologis.
Melalui mekanisme tersebut dapat menyebabkan:
 Infark atau infark berdarah.
 Pendarahan intra serebral, sab, perdarahan subdural.
 Proses desak ruang, seperti abses atau mycotic aneurysma.
 Perubahan fungsi otak karena berbagai faktor.
Bila terjadi emboli akan mengakibatkan :
 Gejala neurologik fokal bila mengenal hanya satu pembuluh darah.
 Lebih dari satu pembuluh darah tergantung dari istemianya apakah dapat
membaik sebelum terjadi kerusakan yang permanen maka gejalanya mirip
TIA, atau bila berlanjut menyebabkan kerusakan jaringan otak dan terjadi
proses supurasi.
Hal tersebut mengakibatkan:
 Septik atau septic meningitis.
 Abses, mikro abses otak.
 Meningoencephalitis.
Bila dinding arteri atau vasa vaserum terkena maka akan terjadi aneurisma,
yang akan mengakibatkan pecahnya pembuluh darah yang bersangkutan.
Berbagai faktor yang dapat menimbulkan kelainan neurologis yaitu: Hipoksia,
ganguan metabolisme, pengaruh obat-obatan, pengaruh toksis dari infeksi
sistemik, reaksi imunitas terhadap pembuluh darah, proliferatif endarteritis.

Komplikasi dapat terjadi disemua organ bila terjadi emboli infektif :


a. Gagal jantung
Komplikasi yang paling sering ditemukan adalah gagal jantung
sedang sampai berat dan kematian terjadi 85% dari 95 kasus.

E N D O K A R D I T I S | 14
b. Emboli
Emboli terjadi pada 13-35% endokarditis infektif subakut dan 50-
60% pada penderita endokarditis akut. Emboli arteri sering terjadi pada
otak, paru, arteri koronaria, limpa, ginjal ekstrimitas, usus, mata dll.
c. Aneurisma nekrotik
Terjadi pada 3-5% endokarditis infektif dan akan mengalami
perdarahan.
d. Gangguan neurologik
Ditemukan pada 40-50% endokarditis infektif.Gangguan bisa berupa,
gangguan kesadaran, gangguan jiwa (psikotik) meningo ensepalitis
seteril.Kelainan pada pembuluh darah otak 80% disebabkan infark dan
20% karena perdarahan otak.

2. 7 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Pemeriksaan Laboratorium

Sangatlah penting mengisolasi penyebab organisme dari aliran darah.


Hal ini tidak hanya untuk menegakkan diagnosis tetapi juga memberi
petunjuk jenis antibiotik atau kombinasi obat yang akan diperlukan untuk
menghancurkan mikroorganisme penyebab infeksi. Sewaktu melakukan
kultur darah, sangatlah penting mencegah kontaminasi bakteri kulit dari
sekelilingnya terhadap sampel darah. Melakukan sterilisasi kulit di atas vena
yang akan diambil darahnya penting dilakukan, biasanya menggunakan
antiseptik kuat seperti klorherksidin dalam 70% etanol. Sekitar seperempat
kultur darah menunjukkan pertumbuhan bakteri kulit, sehingga terjadi
kesalahan diagnosis dan pengobatan yang tidak tepat. Pembebasan bakteri
dari vegetasi mungkin dilakukan secara bertahap dalam jumlah yang sedikit.
Karenanya kultur darah yang multiple sebaiknya dilakukan setiap hari,
sampai dua atau tiga hari. Pada prakteknya pada penderita dalam keadaan
sangat sakit atau menderita, secara klinis pengobatan harus segera mungkin
dilakukan begitu dicurigai. Walaupun hasil kultur darah belum selesai
diperiksa. Pada sebagian besar penderita dengan bukti jelas adanya

E N D O K A R D I T I S | 15
endokarditis, kultur darah menunjukkan hasil negatif. Penyebab kegagalan
dapat menentukan organisme karena :

 Adanya dinding pembatas bakteri di dalam massa fibrinosa vegetasi


 Pemberian antibiotik sebelum kultur darah dilaksanakan, dimana
terjadi kondisi klinis yang tertutupi karenanya perlu penghentian
pengobatan untuk sementara waktu dan kemudian baru diambil
darahnya untuk kultur.
 Kadang-kadang organisme yang tidak biasa , seperti riketsia penyebab
demam “Q” yang tidak tumbuh pada media kultur biasa pada kasus ini
diagnosis ditegakkan berdasarkan pola tes serial antibodi.
b. Elektrokardiografi
Ekokardiografi pada saat ini merupakan alat penting yang digunakan
untuk :
 Melihat vegetasi pada katub aorta terutama vegetasi yang besar ( > 5
mm)
 Melihat dilatasi atau hipertrofi atrium atau ventrikel yang progresif
 Mencari penyakit yang menjadi predisposisi endokarditis (prolap
mitral, fibrosis, dan calcifikasi katub mitral)
 Penutupan katub mitral yang lebih dini menunjukkan adanya
destrruktif katub aorta dan merupakan indikasi untuk melakukan
penggantian katub.

c. Pemeriksaan lain
Dapat ditemukan anemia yang bersifat hemolitik. Leukositosis tidak
selalu ditemukan, pada tipe yang akut leukositosis lebih nyata daripada yang
subakut. Pada penderita dengan glomerulonefritis dapat ditemukan
hematuria dan proteinuria. Pada penderita EI juga terjadi peningkatan CRP
dan hipergamaglobulin. Pemeriksaan radiologi berupa foto torak untuk
memastikan kardiomegali pada penderita Endokarditis Infektif dengan gagal
jantung.

E N D O K A R D I T I S | 16
2. 8 PENATALAKSANAAN
Kesuksesan terapi sangat dipengaruhi oleh diagnosis dini dan penanganan
sesegera mungkin. Tujuan terapi adalah untuk membasmi mikroorganisme
infektif dan menangani seluruh komplikasi sekunder dengan strategi sebagai
berikut menangani bakterimia bila ada menghilangkan sumber infeksi
ekstrakardiak mencegah kerusakan katup lebih lanjut menangani komplikasi
kardiak seperti CHF atau aritmia dan menangani komplikasi ekstrakardiak.
Terapi dilakukan secara intensif dengan obat-obat antimikroba, dalam
waktu panjang, dan lebih baik didasarkan pada hasil uji sensitivitas. Untuk
menangani infeksi bakteri, pada penanganan awal dapat menggunakan antibiotik
parenteral (secara IV) agar konsentrasi antibiotik yang tinggi di dalam serum
dicapai dengan cepat, selama 1-2 minggu. Pada penanganan awal dapat
menggunakan antibiotik spektrum luas (ampicilin dan gentamisin atau cefalotin
dan gentamisin), kemudian dapat diganti sesuai dengan hasil uji sensitivitas.
Ampisilin atau cefalotin diberikan pada dosis 20-40.
Penderita dirawat di rumah sakit dan mendapatkan antibiotika intravena
dosis tinggi. Pemberian antibiotika saja tidak cukup pada infeksi katup buatan.
Mungkin perlu dilakukan pembedahan jantung untuk memperbaiki atau
mengganti katup yang rusak dan membuang vegetasi. Endokarditis infektif
dengan vegetasi ukuran kurang dari 1 cm biasanya akan sembuh dengan
pemberian antibiotika selama 4-6 minggu. Sedangkan untuk vegetasi yang
berukuran lebih dari 1 cm dan tidak respon terhadap pemberian antibiotika
selama 3 minggu biasanya memerlukan terapi pembedahan. Terapi dan prognosis
pada endokarditis bergantung pada keadaan yang mendasari terjadinya
endokarditis dan sensitifitas organisme terhadap jenis antibiotika tertentu
Selain beberapa hal diatas terdapat pula penatalaksanaan lainnya seperti:
a. pemberian antibiotik sesuai dengan bakteri yang menyerang pada
endokarditis (contoh : penisilin G pada streptococus)
b. pemberian obat-obatan apabila terjadi gagal jantung seperti digitalis,
diuretik, dan vasodilator
c. Pembedahan Tindakan pembedahan dilakukan apabila :
- Terjadi komplikasi gagal jantung kongestif
- Terdapat tanda-tanda disfungsi katup prostetik dari penilaian
ekokardiografi trans-esofageal
E N D O K A R D I T I S | 17
- Vegetasi yang besar
- Emboli sistemik yang berulang
- Aneurisma katup mitral
- Abses pada katup atau endokard jantung.
- Sepsis yang sulit diatasi
- Terjadi relaps setelah pemberian terapi yang adekuat

d. Sasaran pengobatan adalah eradikasi total organisme penyerang


melalui dosis adekuat agen antimicrobial yang sesuai
- isolasikan organism penyebab melalui seri kultur darah. Kultur
darah dilakukan untuk memantau perjalanan terapi
- setelah pemulihan dari proses infeksi, kerusakan katup serius
mungkin membutuhkan penggantian katup
- suhu tubuh pasien dipantau untuk keefektifan pengobatan, (Dianne,
2000).

e. Pengobatan Suporfit
Pengobatan suporfit perlu diberikan selain pengobatan pokok.
Dalam banyak kasus pengobatan suporfit ini justru sering kali sangat
menentukan keberhasilan pengobatannya. Berikut ini beberapa
pengobatan suporfit yang dapat dilakukan untuk pasien:
- Diet tinggi kalori, protein, vitamin dan mineral
- Perbaikan anemia dan penurunan laju endap darah
- Pada pemberian antibiotik dosis tinggi, perlu diperhatikan kadar
elektrolit dalam darah sehubungan dengan adanya natrium dan
kalium di dalam darah
- Bila ada gagal jantung berikan digitalis dan diuretikum
- Berikan kortikosteroid bila ada tanda hipersensitifitas terhadap
penisilin atau antibiotik lainnya dan pada komplikasi penyakit
jantung rematik aktif.
- Istirahat mutlak dilakukan sampai gejala hilang, mengingat jantung
yang hiperaktif akan memudahkan terjadinya embolus.
- Bila suhu meningkat dalam tahap pengobatan maka perlu
diperkirakan kemungkinan terjadinya :
E N D O K A R D I T I S | 18
a) Pengobatan yang tidak adekuat
b) Tromboflebitis
c) Embolus
d) metastatis dupuratis
e) Drug fever dan
f) Infeksi berulang

2. 9 PROGNOSIS
Pasien tanpa komplikasi yang berat dengan pemakaian antibiotik yang
adekuat, prognosis umumnya baik. Prognosis buruk bila ditemukan
mikroorganisme yang resisten terhadap antibiotik, payah jantung, pengobatan
terlambat, bakteremia, infeksi terjadi setelah pemasangan, pasien geriatri tanpa
disertai demam, dan keadaan umum yang buruk.
Prognosis secara besar dipengaruhi oleh apakah komplikasi berkembang
atau tidak. Jika dibiarkan tidak ditangani, EI secara umum fatal. Deteksi dini dan
penatalaksanaan yang sesuai dari penyakit ini dapat menyelamatkan nyawa.
Angka kematian penyakit ini relatif stabil di 14,5%. Angka (rate) kesembuhan
untuk EI yang ditangani secara tepat (baik dengan pengobatan maupun terapi
bedah) pada individu dengan katup asli (bawaan) adalah :

 Untuk infeksi S viridans dan S bovis , angkanya adalah 98%.


 Untuk infeksi enterococci dan S aureus pada individu dengan
penyalahgunaan obat intravena, angkanya adalah 90%.
 Untuk infeksi S aureus community-acquired pada individu yang tidak
menyalahgunakan obat terlarang intravena, angkanya adalah 60-70%.
 Untuk infeksi organisme gram-negatif aerobik angkanya adalah 40-60%.
 Untuk infeksi dengan organisme fungal angkanya adalah lebih rendah
dari 50%.

Untuk individu dengan katup buatan (prostetik), angka kesembuhan adalah


sebagai berikut :

 Angka (Rate) lebih rendah 10-15% untuk tiap kategori diatas, baik untuk
kasus awal maupun yang terjadinya lambat.

E N D O K A R D I T I S | 19
 Pembedahan lebih sering diperlukan
 Sekitar 60% dari kasus endokarditis katup buatan awal karena CoNS dan
70% kasus endokarditis katup buatan akhir karena CoNS dapat
disembuhkan.

Laporan anekdotal menunjukkan perbaikan kondisi infeksi sisi kanan yang


disebabkan infeksi S aureus pada individu yang menyalahgunakan obat intravena
hanya beberapa hari setelah pemberian antibiotik oral. Peran dari pembedahan
katup dalam mengurangi angka kematian diantara pasien EI semakin jelas. Studi
terbesar mengindikasikan bahwa pada kasus EI dengan komplikasi gagal jantung,
pembedahan katup mengurangi 1-year mortality rate . Studi lebih baru
mendokumentasikan pada pembedahan pada deteksi awal, terutama dengan
vegetasi ukuran besar, secara signifikan mengurangi risiko kematian dari
penyebab kejadian embolik.
Angka kematian pada katup bawaan alami bervariasi antara 16-27%. Angka
kematian pada pasien dengan katup prostetik buatan lebih tinggi. Lebih dari 50%
infeksi ini berlangsung kurang dari 2 bulan setelah pembedahan penggantian
katup. Fatalitas kasus endokarditis infektif pacemaker mencapai 34%.
Peningkatan angka kematian diasosiasikan dengan peningkatan umur, infeksi
yang melibatkan katup aorta, berkembangnya gagal jantung kongestif,
komplikasi sistem saraf pusat, dan penyakit penyerta seperti diabetes mellitus.

E N D O K A R D I T I S | 20
2. 10 WEB OF CAUTION (WOC)
Faktor utama

Saluran nafas, saluran pencernaan, alat


genital, pembuluh darah, kulit
Faktor predisposisi

Streptococcus Aureus, streptococcus Facealis, Streptokok dan


Stafilokok, bakteri gran negatif aerob dan anaerob, jamur, virus,
candida, streptococcus hemolitikus grub A

Pecandu narkoba Tindakan bedah gigi dan


Kelainan katup jantung Katup Buatan
intravena orofaring

Bakteri dan jamur masuk Penyakit jantung Penyakit jantung Pada bekas luka post
Pembersihan karang gigi Ektraksi gigi Prolaps Katup Mitral Jantung Reumatik
dari tubuh degeneratif kongenital operasi

Stenosis aorta Tahap awal Tahap akhir


Jumlah katup jantung Daun katup menonjol ke Infeksi Streptococcus
Menimbulkan luka
Menempel di jarum tidak normal dalam atrium kiri Hemoliticus pada Grub A

Paparan Corynebacterium
Apparan Sthapylococcus
nonenterococoal
Aureus dan Epidemis
Streptococci, fungi
Bakteri Streptococcus Tenggorokan/ Faring
Masuk ke pembuluh Katup bikuspid Syndroma Marfan Penyakit Sifilitik Ventrikel bereaksi
Viridans masuk ke
darah pembuluh darah

Abses lokal
Menjalar ke jantung
Penyempitan katup Kelainan gen Virus Sifilis
Menyerang endokard
rusak

Pembentukan fistula
Menyerang katup
Jantung menekan kuat Menyerang jantung
Permukaan endokard
tidak rata
Luka operasi membuka
Menyerang lapisan kembali
endothel
Katup aorta diserang
Mudah terinfeksi

Leukosit darah tertimbun


jaringan
Dinding aorta lemah

Membentuk nodul
Katup jantung tidak
menutup sempurna

Penebalan dan
pemendekan katup
jantung

Katup jantung bocor


(regurgitasi)

Tekanan ventrikel kiri


dan atrium kiri lebih
rendah

Kerusakan katup
endokardium

Timbulnya vegetasi

peradangan

Endokarditis : infeksi pada katup jantung atau membran


bagian dalam jantung (endokardium)

Bakteri terus hidup

MK : Resiko Syok sepsis Infeksi tersebar

fagositosis Sistem tubuh melawan

Terbentuk trombus
Pirogen endogen (gumpalan trombosit &
fibrin)

Merangsang sel-sel
hipotalamus

Stenosis aorta (katup Katup jantung tidak


emboli
Pengeluaran asam tidak membuka sempurna) menutup sempurna
arakhidonat

Darah dari dalam ventrikel Semakin membesar Regurgitasi Endokardium


Memicu keluar kiri
prostaglandin
MK : Ansietas

Aorta mengalami Jantung tidak efektif Gagal jantung


Emboli pecah
hambatan memompa
Mempengaruhi thermostat
hipotalamus kematian
Kelelahan Otot Jantung

Aliran darah ke otot Bradicardia


Resistensi meningkat seluruh tubuh berkurang
Menyebar ke pembuluh Menyebar ke pembuluh
MK : Hipetermia Suhu tubuh meningkat darah sisi kanan jantung darah sisi kiri jantung

Tekanan ventrikel kiri Kelelahan otot seluruh


Diafragma Lemah Sesak nafas MK : Ketidakefektifan
meningkat (300 mmHg) tubuh
Kecepatan metabolisme Pola Nafas
Menyebar ke seluruh
nodus sinus meningkat Katup trikuspid
tubuh

keletihan
Tekanan aorta normal
Peningkatan derajat
ekstabilitas Terhubung ke paru-paru Ke jaringan perifer MK : Resiko
Sakit pada persendian
dan Otot Kerusakan
Integritas Jaringan
Turbulensi aliran darah MK : Intoleransi
Kecepatan irama hebat Aktivitas
Penyumbatan pembuluh
meningkat Terbentuk eksudat darah

Getaran pada dinding


aorta Hingga pembuluh darah
takikardia Memenuhi rongga paru
kecil

Murmur jantung
MK : Nyeri Akut
MK : Ketidakefektifan batuk iskemia
Bersihan Jalan Nafas

MK : Penurunan
Curah Jantung

Terbentuk lesi Reaksi dengan Sel darah merah lewat


antibodi kompleks sebagian

limfa Pasokan oksigen kurang


Perdarahan ekstremitas mata otak ginjal
kulit

Penekanan Permintaan sel akan


Perdarahan
Abses otak meningitis glomeronefritis pada limfa kebutuhan oksigen
petechiae retina
meningkat
kuku jari

Roth spot Mual muntah


Takipnea
Splinter Clubbing
hemorraghies Osler nodes Jane lesson
Finger
Kebutaan Nafsu makan
menurun

MK : Ketidakseimbangan
MK : Kerusakan MK : Ketidakefektifan MK : Gangguan Nutrisi Kurang dari
Integritas Kulit perfusi jaringan Citra Tubuh Kebutuhan Tubuh

E N D O K A R D I T I S | 21
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 PENGKAJIAN
A. Keluhan Utama
Pada fase awal, biasanya penderita akan mengeluhkan sesak nafas dan nyeri
pada tenggorokan. Hal ini sesuai dengan progresifitas penyakit endokarditis
yang mengganggu katup jantung, yang membuat pasien memeriksakan
kesehatannya dikarenakan sesak nafas dan kelemahan yang dirasakan pasien.

B. Riwayat Penyakit Saat Ini


Pengkajian yang dilakukan pada pasien penderita endokarditis meliputi
terdapatkah kemungkinan pasien mengalami penurunan respon imunologis
terhadap infeksi seperti pada pasien HIV/AIDS, ataukah mengalami perubahan
proses metabolisme dikarenakan proses menua, pernah mendapat tindakan
diagnostik infasif secara intravena (IV), pernah mendapat pengobatan yang
bersifat imunosupresif, atau pernah mendapat pengobatan antibiotik jangka
panjang.

C. Riwayat Penyakit Dahulu


Pengkajian riwayat penyakit terdahulu perlu dikaji adanya infeksi tenggorokan
yang pernah dilami oleh penderita endokarditis, riwayat penggunaan narkoba
intravena, riwayat rawat gigi, riwayat minum obat, catat juga bila ada efek
samping akibat pengobatan di masa lalu. Juga pengkajian adanya riwayat alergi
terhadap obat dan tanyakan reaksi alergi yang muncul.

D. Riwayat Penyakit Keluarga


Perlu ditanyakan menegnai penyakit yang pernah dialami oleh keluarga pasien
serta apabila ada angota keluarga pasien yang meninggal perlu ditanyakan juga
penyebab kematian tersebut.

E N D O K A R D I T I S | 22
E. Pemeriksaan Fisik
Breathing
Ketika gangguan sudah mengenai katup jantung biasanya pasien akan
terlihat sesak nafas dan frekuensi nafas melebihi normal. Sesak nafas terjadi
dikarenakan jantung tidak lagi efektif memompa darah sehingga aliran darah
ke otot berkurang menyebabkan kelelahan otot seluruh tubuh, termasuk otot
diafragma sehingga terjadi sesak nafas. Penderita edokarditis biasanya juga
disertai batuk, sehingga terkadang menimbulkan suara ronkhi saat bernapas.
Biasanya didapati RR >24 x/ menit disertai dengan pergerakan otot dada yang
digunakan untuk memaksimalkan ekspansi paru.

Blood
Inspeksi
Inspeksi dilakukan terhadap adanya parut. Keluhan lokasi nyeri biasanya
pada daerah substernal atau nyeri pada perikardium. Penyebaran dapat meluas
di dada dan pasien akan sering mengalami kesulitan dalam menggerakkan
bahu badan tangan. Pada bagian ekstremitas bawah maupun atas bisa terdapat
jane way lesion, clubbing finger, splinter hemorrarghies, dan juga terdapat
osler nodes pada bagian retina mata yang dapat menimbulkan kebutaan, lalu
pada daerah mukosa tenggorokan terdapat petheciae. Hal ini diakibatkan
terjadinya iskemia sehingga aliran darah ke arteri tidak lancar. Saat suhu
pasien tinggi pasien akan mengeluarkan banyak keringat.
Palpasi
Saat dilakukan palpasi, teraba denyut nadi perifer yang melemah dan
panas tinggi (38oC – 40oC) disertai menggigil. Nadi pada penderita
endokarditis bisa kurang dari batas normal (bradikardia) juga bisa melebihi
dari batas normal (takikardia). Kadar leukosit dalam darah pada pemeriksaan
laboratorium > 10.000 mm3
Perkusi
Ketika dilakukan perkusi, batas jantung terjadi pergeseran untuk kasus
lanjut pembesaran jantung.
Auskultasi
Biasanya penderita endokarditis akan mengalami penurunan tekanan
darah akibat adanya penurunan volume sekuncup. Gejala sistemis yang terjadi
E N D O K A R D I T I S | 23
sesuai virulensi organsme yang menyerang. Apabila ditemukan adanya
murmur jantung semakin menguatkan diagnosa endokarditis. Perkembangan
murmur yang progresif sesuai perkembangan waktu dapat terjadi dan
menunjukkan adanya kerusakan katup akibat vegetasi atau perforasi katup.
Pembesaran jantung atau adanya bukti (tanda dan gejala) gagal jantung
kongestif.

Brain
Pada penderita endokarditis biasanya kesadarannya compos mentis,
merasakan nyeri pada tenggorokan disertai eksudat kemudian nyeri pada
persendian dan punggung. Manifestasi sistem saraf pusat mencakup sakit
kepala, iskemia serebral transien atau sementara dan stroke yang mungkin
diakibatkan oleh adanya emboli pada arteri serebral. Nyeri juga dirasakan
pada seluruh persendian dan otot, pasien endokarditis juga akan merasakan
lemas pada seluruh tubuhnya.

Bladder
Perlu adanya dilakukan pengukuran volume output urine karena
berhubungan dengan intake cairan. Monitoring adanya oliguria pada penderita
endokarditis karena merupakan tanda awal syok kardiogenik.

Bowel
Penderita endokarditis bisanya kehilangan nafsu makan dikarenakan rasa
mual dan muntah sehingga mengakibatkan berat badan menurun. Terdapat
pembesaran limfe dan juga nyeri tekan dan nyeri abdomen. Dan juga terdapat
nyeri pada tenggorokan yang mengakibatkan intake makanan pada penderita
endokarditis semakin berkuarang. Juga didapati turgor kulit yang menurun,
konjungtiva pucat yang menandakan adanya ciri-ciri kekurangan nutrisi.

Bone
Pengkajian terhadap aktivitas penderita endokarditis, biasanya
didapatkan gejala kelemahan dan kelelahan. Sehingga membuat pola hidup
pasien menetap dan jadwal lah raga tidak teratur. Tanda yang dapat dikenali
adalah takikardia dan takipnea pada saat aktivitas atau istirahat. Dan juga
E N D O K A R D I T I S | 24
akibat adanya iskemia yang membuat peredaran darah tidak lancar, termasuk
juga peredaran darah ke bagian persendian, yang membuat nyeri saat
beristirahat maupun saat beraktivitas ringan.

3.2 ANALISA DATA

MASALAH
NO. DATA ETIOLOGI
KEPERAWATAN
1. Data Subjektif : Trombus Ketidakefektifan Pola
Pasien mengeluh sesak Nafas
nafas, walaupun dalam Katup jantung tidak menutup
keadaan tidak beraktivitas sempurna
ataupun istirahat.
Data Objektif : Regurgitasi katup jantung
- RR : > 24x / menit
- Terlihat pergerakan Jantung tidak efektif memompa
otot nafas dada
Aliran darah berkurang ke otot
seluruh tubuh

Kelelahan otot seluruh tubuh

Otot diafragma lemah

Sesak nafas

Ketidakefektifan pola nafas


2. Data Subjektif : Stenosis aorta Penurunan Curah
Pasien mengeluh lemah Jantung
pada seluruh tubuhnya. Darah dari dalam ventrikel kiri
Data Objektif :
- TD : 80-100 mmHg Aorta mengalami hambatan
- Nadi tidak normal
- Bradikardia Resistensi meningkat

E N D O K A R D I T I S | 25
- Takikardia
- Terdengar suara Tekanan ventrikel kiri meningkat
murmur jantung
Tekanan aorta normal

Turbulensi aliran darah hebat

Getaran pada dinding aorta

Murmur jantung

Penurunan curah jantung


3. Data Subjektif : Infeksi tersebar Hipertermia
Pasien biasanya mengeluh
terjadi terus-menerus, Sistem imun tubuh melawan
remiten, intermiten atau
sama sekali tidak teratur Fagositosis
disertai menggigil ketika
malam hari atau sore hari. Pirogen endogen
Data Objektif :
- S : 38oC – 400C Merangsang sel hipotalamus
- Pengeluaran keringat
banyak. Pengeluaran asam arakhidonat

Keluarnya prostaglandin

Thermostat hipotalamus
terpengaruh

Suhu tubuh meningkat

Hipertermia
4. Data Subjektif : Trombus Nyeri Kronis

E N D O K A R D I T I S | 26
Pasien mengeluhkan nyeri
pada persendian dan otot Katup jantung tidak menutup
dan nyeri pada bagian dada. sempurna
Data Objektif :
- Kesadaran pasien Regurgitasi katup jantung
biasanya composmentis
- Nyeri berada di rentang Jantung tidak efektif memompa
skala 3-6
- takikardia Aliran darah berkurang ke otot
seluruh tubuh

Kelelahan otot seluruh tubuh

Nyeri pada persendian dan otot

Nyeri Kronis
5. Data Subjektif : Emboli pecah Ketidakseimbangan
Pasien mengeluh rasa mual nutrisi kurang dari
dan ingin muntah, dan juga Menyebar ke seluruh tubuh kebutuhan tubuh
hilangnya nafsu makan.
Data Objektif : Penyumbatan pembuluh darah
- Berat badan menurun
- Turgor kulit menurun Iskemia
- Konjungtiva pucat
- Wajah terlihat lesu. Limfa

Terjadi penekanan pada limfa

Mual muntah

Nafsu makan menurun

Ketidakseimbangan nutrisi

E N D O K A R D I T I S | 27
kurang dari kebutuhan tubuh
6. Data Subjektif : Emboli pecah Ketidakefektifan
Pasien biasanya mengeluh Bersihan Jalan Nafas
batuk berdahak Menyebar ke pembuluh sisi kanan
Data Objektif : jantung
- Terdengar suara ronkhi
saat bernafas Terhubung ke paru-paru
- Pasien sering batuk
Terbentuk eksudat

Memenuhi rongga paru

Batuk

Ketidakefektifan bersihan jalan


nafas
7. Data Subjektif : Emboli pecah Ketidakefektifan
Pasien endokarditis Perfusi Jaringan Perifer
mengeluh adanya kelainan Menyebar ke seluruh tubuh
pada ekstremitasnya seperti
adanya tanda bercak-bercak Penyumbatan pembuluh darah
merah, jari-jari tangan yang
tidak lurus dan luka lebam. Iskemia
Data Objektif :
- Terbentuk lesi pada Terbentuk lesi
kulit ekstremitas
- Petechiae pada mukosa Perdarahan pada kulit dan
tenggorokan ekstremitas
- Splinter hemorraghies
- Osler nodes Petechiae, Splinter hemorraghies,
- Jane way lesion osler nodes, jane way lesion,
- Clubbing finger clubbing finger

E N D O K A R D I T I S | 28
Ketidakefektifan perfusi jaringan
8. Data Subjektif : Bakteri, virus, jamur masuk Resiko Infeksi
Pasien mengeluh rasa tidak
nyaman dan demam. Berkembang biak dalam darah
Data Objektif :
- Kadar leukosit dalam Vegetasi
darah meningkat >
10.000 mm3 Peradangan
- S : 38oC – 400C
Resiko infeksi
9. Data Subjektif : Infeksi menyerang katup jantung Resiko Syok
Pasien mengeluh rasa tidak
nyaman pada tubuhnya. Bakteri terus hidup dan
Data Objektif : berkembang biak
- Ditemui adanya tanda-
tanda infeksi Infeksi semakin menyebar
- Kadar leukosit dalam
darah meningkat > Sepsis
10.000 mm3
Resiko syok
10. Data Subjektif : Trombus Intoleransi Aktivitas
Pasien biasanya mengeluh
lemah pada persendiannya Katup jantung tidak menutup
dan merasa kelelahan sempurna
diseluruh tubuhnya.
Data Objektif : Regurgitasi katup jantung
- TD : 80-100 mmHg
- Wajah pasien terlihat Jantung tidak efektif memompa
lesu dan lemah
- Kesulitan dalam Aliran darah berkurang ke otot
menggerakkan seluruh tubuh
ektremitas atas dan
bawah. Kelelahan otot seluruh tubuh

E N D O K A R D I T I S | 29
Keletihan

Intoleransi aktivitas
11. Data Subjektif : Emboli pecah Kerusakan Integritas
Pasien endokarditis Kulit
mengeluh adanya kelainan Menyebar ke seluruh tubuh
pada ekstremitasnya seperti
adanya tanda bercak-bercak Penyumbatan pembuluh darah
merah, jari-jari tangan yang
tidak lurus dan luka lebam. Iskemia
Data Objektif :
- Terbentuk lesi pada Terbentuk lesi
kulit ekstremitas
- Petechiae pada mukosa Perdarahan pada kulit dan
tenggorokan ekstremitas
- Splinter hemorraghies
- Osler nodes Petechiae, Splinter hemorraghies,
- Jane way lesion osler nodes, jane way lesion,
- Clubbing finger clubbing finger

Kerusakan integritas kulit


12. Data Subjektif : Trombus Resiko Kerusakan
Pasien mengeluhkan nyeri Integritas Jaringan
pada persendian dan otot Katup jantung tidak menutup
dan merasa lemas ketika sempurna
akan melakukan aktivitas.
Data Objektif : Regurgitasi katup jantung
- Kesadaran pasien
composmentis Jantung tidak efektif memompa
- Terlihat lemah dan lesu
- Kesulitan dalam Aliran darah berkurang ke otot
menggerakkan tangan seluruh tubuh

E N D O K A R D I T I S | 30
dan kaki
Kelelahan otot seluruh tubuh

Nyeri pada persendian dan otot

Resiko kerusakan integritas


jaringan
13. Data Subjektif : Trombus Ansietas
Pasien biasanya akan
ketakutan tentang Katup jantung tidak menutup
perjalanan penyakitnya sempurna
karena dekat dengan
kematian. Regurgitasi katup jantung
Data Objektif :
- Gelisah Jantung tidak efektif memompa
- Peningkatan keringat
- Gemetar Aliran darah berkurang ke otot
- Wajah tegang seluruh tubuh
- Kesedihan yang
mendalam Kelelahan otot seluruh tubuh
- Suara bergetar
Kelelahan otot jantung

Gagal jantung

Ancaman kematian

Ansietas
14. Data Subjektif : Emboli pecah Gangguan Citra Tubuh
Pasien merasa malu dengan
adanya kelainan pada Menyebar ke seluruh tubuh
ekstremitasnya seperti
adanya tanda bercak-bercak Penyumbatan pembuluh darah

E N D O K A R D I T I S | 31
merah, jari-jari tangan yang
tidak lurus dan luka lebam. Iskemia
Lalu dirasakan keburaman
pada penglihatannya, dan Terbentuk lesi
bisa berakibat kebutaan.
Pasien bias menarik diri Perdarahan pada kulit dan
dari interaksi orang lain. ekstremitas
Data Objektif :
- Terbentuk lesi pada Petechiae, Splinter hemorraghies,
kulit ekstremitas osler nodes, jane way lesion,
- Petechiae pada mukosa clubbing finger, roth spot
tenggorokan
- Splinter hemorraghies Gangguan citra tubuh
- Osler nodes
- Jane way lesion
- Clubbing finger
- Roth spot

3.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan kelelahan otot nafas.
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan frekuensi jantung.
3. Hipertermia berhubungan dengan penyakit.
4. Nyeri kronis berhubungan dengan gangguan iskemik.
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan makan.
6. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan infeksi.
7. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang proses penyakit.
8. Resiko infeksi ditandai dengan supresi respons inflamasi.
9. Resiko syok ditandai dengan infeksi.
10. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen.
11. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan gangguan sirkulasi

E N D O K A R D I T I S | 32
12. Resiko kerusakan integritas jaringan ditandai dengan gangguan sirkulasi.
13. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian.
14. Gangguan citra tubuh berubungan dengan perubahan persepsi diri.

E N D O K A R D I T I S | 33
No Diagnosa NOC NIC Rasional
1. Ketidakefektifan pola Setelah dilakukan tindakan asuhan Pengkajian
nafas berhubungan keperawatan selama 15 menit atau  Dapatkan informasi  Mengetahui kebiasaan-
dengan kelelahan otot kurang. mengenai pola hidup kebiasaan yang dilakukan
nafas . Menunjukkan status pernafasan yang harian pasien. pasien sehari-harinya.
Definisi : dibuktikan oleh indikator berikut : Monitor Pernafasan
Inspirasi dan/atau 1. Gangguan ekstrim  Monitor kecepatan, irama,  Mengetahui kendala yang
ekspirasi yang tidak 2. Berat kedalaman dan kesulitan dirasakan pasien saat
memberi ventilasi 3. Sedang bernafas. bernapas.
adekuat. 4. Ringan  Monitor kelelahan otot-  Mengetahui keefektifan
Faktor yang 5. Tidak ada gangguan otot diafragma dengan pergerakan otot diafragma
berhubungan : pergerakan parasoksial. pasien.
- Keletihan otot Indikator 1 2 3 4 5  Monitor saturasi oksigen  Mengetahui kadar oksigen
pernapasan Frekuensi pada klien. dalam tubuh pasien.
o √
- Keletihan pernafasan  Palpasi kesimetrisan  Mengetahui fungsi kedua
- nyeri Irama ekspansi paru. paru.
o √
pernafasan  Monitor kelelahan sesak  Mengetahui aktifitas yang
Penggunaan nafas klien, kegiatan yang dapat mempengaruhi
otot bantu o √ meningkatkan atau tingkat sesak nafas pada
nafas memperburuk sesak nafas pasien.

E N D O K A R D I T I S | 34
Dipsnea saat tersebut.
beraktivitas o √  Libatkan pasien dan  Keluarga dapat mengetahui
ringan keluarga untuk selalu aktifitas yang dapat
Jari tabuh/ memonitor aktifitasnya menimbulkan sesak nafas.
clubbing o √ Manajemen jalan nafas
finger  Posisikan pasien untuk  Memudahkan pasien dalam
Pasien akan : memaksimalkan ventilasi menghirup oksigen.
 Frekuensi pernafasan dalam  Posisikan pasien untuk  Mengurangi sesak
batas normal mengurangi dipsnea (semi napasyang dialami pasien.
 Memiliki irama nafas yang fowler)
normal  Auskultasi suara nafas,  Mengetahui area gangguan
 Tidak mengalami henti nafas catat area yang nafas pada pasien dan
saat beraktivitas ringan ventilasinya menurun atau penyebabnya.
 Penggunaan otot bantu nafas tidak ada dan adanya suara
tidak ada tambahan.
 Clubbing finger berkurang  Ajarkan teknik pernapasan  Memudahkan pasien dalam
dengan mengerucutkan menghirup oksigen dengan
bibir dengan tepat. maksimal.
Manajemen Obat
 Kolaborasikan dengan  Memberikan terapi obat

E N D O K A R D I T I S | 35
dokter apakah obat, dosis, untuk mengurangi sesak
rute pemberian, atau nafas pasien.
perubahan interval
dibutuhkan buat
rekomendasi khusus
berdasarkan prinsip
analgesik.
2. Penurunan curah Setelah dilakukan tindakan asuhan Pengkajian  Mengetahui adanya
jantung berhubungan keperawatan selama 31 - 45 menit.  Lakukan pemeriksaan fisik gangguan akibat
dengan perubahan Menunjukkan sirkulasi di dalam tubuh sistem kardiovaskular yang kardiovaskular yang dapat
frekuensi jantung. paien yang dibuktikan oleh indicator komprehensif pada berpengaruh terhadap
Definisi : berikut : sirkulasi perifer. sirkulasi perifer.
Ketidakadekuatan darah 1. Gangguan ekstrim  Lakukan penilaian secara  Mengetahui seberapa besar
yang dipompa oleh 2. Berat komprehensif terhadap gangguan yang ditimbulkan
jantung untuk 3. Sedang status jantung termasuk kardiovaskular terhadap
memenuhi kebutuhan 4. Ringan didalamnya adalah sirkulasi perifer.
metabolik tubuh. 5. Tidak ada gangguan sirkulasi perifer.
Faktor yang  Inspeksi kulit adanya luka  Mengetahui adanya luka
berhubungan : Indikator 1 2 3 4 5 pada arteri atau kerusakan akibat adanya iskemia.
 Perubahan irama Tekanan nadi o √ jaringan.

E N D O K A R D I T I S | 36
jantung Saturasi  Secara rutin mengecek  Mencegah terjadinya stress
o √
 Perubahan oksigen pasien baik secara fisik dan pada pasien yang dapat
frekuensi jantung. kelelahan o √ psikologis sesuai kebijakan memicu kejadian buruk.
Suara jantung yang berlaku.
o √
abnormal  Pastikan tingkat aktivitas  Menghindari komplikasi
Dipsnea tidak membahayankan yang dapat terjadi akibat
dengan curah jantung pasien atau jantung yang memburuk.
o √
aktivitas memprovokasi serangan
ringan jantung.
Monitor  Mengetahui vital sign
Pasien akan :  Monitor tanda-tanda vital pasien.
 Tekanan nadi dalam batas  Monitor EKG  Mengidentifikasi adanya
normal. sebagaimana mestinya, gangguan dari system
 Kadar oksigen dalam tubuh apakah terdapat perubahan listrik jantung.
berada pada batas normal. segmen ST.
 Kelelahan dalam melakukan  Monitor sesak nafas,  Mengidentifikasi tanda-
aktivitas berkurang. kelelahan, takipnea, da tanda dari adanya
 Suara jantung normal. orthopnea. gangguan.
 Dipsnea saat melakukan  Monitor irama jantung dan  Mengidentifikasi
aktivitas ringan berkurang. kecepatan denyut jantung. pergerakan jantung pasien.

E N D O K A R D I T I S | 37
 Monitor toleransi aktivitas  Mengetahui aktivitas yang
pasien. dapat dilakukan pasien.
 Monitor tanda dan gejala  Mengantisipasi keparahan
penurunan curah jantung. terjadi.
 Monitor nilai-nilai  Mengetahui vital sign
laboratorium (darah pasien dalam darah.
lengkap dengan
diferesiansi, profil
pembekuan darah, AGD,
nilai laktat, kultur dan
kimia darah).
Perawatan jantung  Menentukan suara jantung
 Auskultasi suara jantung pasien.
 Cegah pembentukan  Menghindari adanya
trombus perifer (perubahan komplikasi yang terjadi
posisi tiap 2 jam dan kelola akibat trombus.
antikoagulan dosis ringan).
 Kelola obat-obatan untuk  Mengurangi terjadinya
membebaskan atau iskemia dan nyeri yang
mencegah nyeri dan berakibat komplikasi lain.

E N D O K A R D I T I S | 38
iskemia sesuai dengan
kebutuhan.
 Instruksikan pada pasien  Menangani dengan cepat
dan keluarga untuk segera bila terdapat nyeri yang
melaporkan bila merasakan muncul.
nyeri dada.
3. Hipertermia Setelah dilakukan tindakan asuhan Perawatan demam
berhubungan dengan keperawatan selama 16 – 30 menit.  Pantau suhu dan tanda-  Mengetahui suhu tubuh
penyakit. Menunjukkan suhu tubuh yang tanda vital lainnya. pasien terkini.
Definisi : dibuktikan oleh indikator berikut :  Monitor warna kulit dan  Mengetahui temperatur
Suhu inti tubuh di atas 1. Gangguan ekstrim suhu. suhu pasien.
kisaran normal diurnal 2. Berat  Anjurkan pasien  Mempercepat proses
karena kegagalan 3. Sedang menggunakan pakaian dan pertukaran udara panas
termogulasi. 4. Ringan selimut yang ringan. dalam tubuh pasien.
Faktor yang 5. Tidak ada gangguan  Dorong konsumsi cairan.  Mengurangi dehidrasi.
berhubungan :  Tingkatkan sirkulasi udara.  Melancarkan proses
- Iskemia Indikator 1 2 3 4 5  Fasilitasi istirahat terapkan pertukaran udara panas.
- Sepsis Suhu tubuh o √ pembatasan aktivitas jika  Menghindari pengeluaran
Menggigil o √ diperlukan. energi berlebihan.
Perlindungan infeksi

E N D O K A R D I T I S | 39
Pasien akan :  Monitor adanya tanda dan  Skrining adany infeksi yang
 Suhu tubuh dalam batas normal gejala infeksi sistemik dan dapat menimbulkan syok.
 Menggigil saat malam hari lokal.
berkurang.  Batasi jumlah pengunjung  Menghindari terjadinya
yang sesuai. kontaminasi dari luar.
Pengaturan suhu
 Monitor suhu paling tidak  Mengetahui pergerakan
setiap 2 jam, sesuai termostat tubuh pasien.
kebutuhan.
 Tingkatkan intake cairan  Menghindari terjadinya
dan nutrisi secara adekuat. dehidrasi.
 Informasikan pasien  Mengetahui penanganan
mengenai indikasi adanya yang tepat bila terjadi hal
kelelahan akibat panas dan emergensi.
penanganan emergensi
yang tepat sesuai
kebutuhan.
 Berikan medikasi yang  Mengetahui penanganan
tepat untuk mencegah atau yang tepat bila pasien
mengontrol menggigil. mengigil.

E N D O K A R D I T I S | 40
 Berikan pengobatan  Menurunkan suhu tubuh
antipiretik sesuai pasien.
kebutuhan.
 Sesuaikan suhu lingkungan  Mencegah terjadinya
untuk kebutuhan pasien. abnormal suhu pada pasien.
4. Nyeri kronis Setelah dilakukan tindakan asuhan Pemberian analgesik
berhubungan dengan keperawatan selama 31 - 45 menit.  Tentukan lokasi,  Mengetahui tingkat nyeri
gangguan iskemik. Menunjukkan suhu tubuh yang karakteristik, kualitas dan yang dirasakan pasien.
Definisi : dibuktikan oleh indikator berikut : keparahan nyeri sebelum
Pengalaman sensori dan 1. Gangguan ekstrim mengobati pasien.
emosional tidak 2. Berat  Cek perintah pengobatan  Mengidentifikasi
menyenangkan dengan 3. Sedang meliputi obat, dosis, dan kesesuaian obat untuk
kerusakan jaringan 4. Ringan frekuensi obat analgesik pasien.
aktual atau potensial, 5. Tidak ada gangguan yang diresepkan.
atau digambarkan  Cek adanya riwayat alergi  Mengantisipasi terjadinya
sebagai suatu kerusakan Indikator 1 2 3 4 5 obat. alergi akibat obat.
(International Nyeri yang  Berikan kebutuhan  Kenyamanan pasien dapat
o √
Association for the dilaporkan kenyamanan dan aktivitas menurunkan intesitas nyeri.
Study of Pain); awitan Ekspresi nyeri lain yang dapat membantu
o √
yang tiba-tiba atau wajah relaksasi untuk

E N D O K A R D I T I S | 41
lambat dengan intesitas Mengeluarkan memfasilitasi penurunan
o √
dari ringan hingga berat, keringat nyeri.
terjadi berat konstan Tekanan nadi o √ Terapi latihan : mobilitas sendi
atau berulang tanpa Mobilitas  Tentukan batasan  Mengetahui fungsi sendi
o √
akhir yang dapat sendi pergerakan sendi dan dan pergerakan yang masih
diantisipasi atau efeknya terhadap fungsi bisa dilakukan pasien.
diprediksi dan Pasien akan : sendi.
berlangsung lebih dari  Nyeri yag dirasakan berkurang  Kolaborasikan dengan ahli  Menentukan program
tiga (>3) bulan.  Ekspresi wajah yang terapi fisik dalam latihan untuk perbaikan
Faktor yang menandakan rasa nyeri mengembangkan dan fungsi sendi pasien.
berhubungan : berkurang. menerapkan sebuah
 Agens cedera  Pengeluaran keringat dalam program latihan.
biologis (infeksi, batas wajar.  Monitor lokasi dan  Mengidentifikasi letak
iskemia)  Tekanan nadi dalam batas kecenderungan adanya nyeri dan ketidaknyamanan
normal. nyeri dan akibat pergerakan sendi.

 Penggunaan sendi dapat ketidaknyamanan selama

kembali normal. pergerakan/ aktivitas.


 Jelaskan pada pasien dan  Keluarga dan pasien
keluarga manfaat dan mengetahui manfaat latihan
tujuan melakukan latihan pergerakan sendi.

E N D O K A R D I T I S | 42
sendi.
 Bantu untuk melakukan  Memudahkan pasien dalam
pergerakan sendi yang melakukan latihan
ritmis dan teratur sesuai pergerakan sendi.
kadar nyeri yang bisa
ditoleransi, ketahanan dan
pergerakan sendi.
5. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan asuhan Manajemen nutrisi
nutrisi kurang dari keperawatan selama 16 – 30 menit.  Tentukan status gizi pasien  Mengidentifikasi kebutuhan
kebutuhan tubuh Menunjukkan suhu tubuh yang untuk memenuhi gizi pasien.
berhubungan dengan dibuktikan oleh indikator berikut : kebutuhan gizi.
ketidakmampuan 1. Gangguan ekstrim  Identifikasi adanya alergi  Mencegah terjadinya alergi
makan. 2. Berat atau intoleransi makanan akibat konsumsi makanan.
Definisi : 3. Sedang yang dimiliki pasien.
Asupan nutrisi tidak 4. Ringan  Tentukan jumlah kalori  Menentukan jumlah kalori
cukup untuk memenuhi 5. Tidak ada gangguan dan jenis nutrisi yang yang tepat untuk pasien
kebutuhan metabolik. dibutuhkan untuk sesuai kenutuhan.
Faktor yang Indikator 1 2 3 4 5 memenuhi persyaratan
berhubungan : Hasrat/keinginan gizi.
o √
 Ketidakmampuan untuk makan  Monitor kalori dan asupan  Mengetahui asupan

E N D O K A R D I T I S | 43
makan Intake makanan o √ makanan. makanan yang masuk.
Mual o √ Monitor nutrisi
Muntah o √  Timbang berat badan  Mengontrol berat badan
pasien. pasien.
Pasien akan :  Monitor turgor kulit dan  Mengidentifikasi indeks
 Keinginan untuk makan pasien mobilitas. kekurangan nutrisi.
meningkat.  Monitor adanya mual  Mengidentifikasi adanya
 Intake makanan meningkat. muntah. mual muntah.
 Mual yang dirasakan berkurang.  Monitor adanya pucat,  Mengidentifikasi indeks
 Muntah yang dirasakan kemerahan dan jaringan kekurangan nutrisi.
berkurang. konjungtiva yang kering.

6. Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan asuhan Kontrol infeksi


Definisi : keperawatan selama lebih dari 1 jam.  Bersihkan lingkungan  Meminimalisir pajanan
Rentan mengalami Menunjukkan pasien jauh dari tanda- dengan baik setelah infeksi disekitar pasien.
invasi dan multiplikasi tanda infeksi : digunakan untuk pasien.
organisme patogenik 1. Gangguan ekstrim  Batasi jumlah pengunjung.  Mengurangi kontaminasi
yang dapat mengganggu 2. Berat  Lakukan tindakan-tindakan dari luar
kesehatan. 3. Sedang pencegahan yang bersifat  Menghindari besarnya
4. Ringan universal. terpajan infeksi.

E N D O K A R D I T I S | 44
5. Tidak ada gangguan  Ganti IV perifer dan tempat  Menghindari terpajan
Indikator 1 2 3 4 5 saluran penghubung serta infeksi melalui IV perifer.
Kadar leukosit balutannya sesuai dengan
o √
normal pedoman CDC saat ini.
Suhu tubuh  Pastikan penanganan  Meminimalisir terjadinya
o √
normal antiseptik dari semua infeksi.
Mengetahui saluran IV.
tanda-tanda o √  Berikan anttibiotik  Menghambat pertumbuhan
infeksi Daptomycin sesuai bakteri penyebab
Mengetahui kebutuhan. endokarditis.
cara  Anjurkan pasien untuk  Mencgah perkembangan
o √
menghindari meminum antibiotik bakteri sthapylococcus
infeksi Daptomycin sesuai resep. menjadi besar.
 Ajarkan pasien dan  Keluarga dan pasien
Pasien akan : keluarga mengenai tanda mengetahui penanganan
 Kadar leukosit normal dan gejala infeksi dan cepat bila ada gejalan
 Suhu tubuh normal kapan harus infeksi.

 Mengetahui tanda gejala dari melaporkannya kepada


proses infeksi penyedia perawatan
 Mengetahui cara-cara kesehatan.

E N D O K A R D I T I S | 45
meminimalisir terjadinya  Ajarkan pasien dan  Keluarga dan pasien
infeksi keluarga mengenai mengetahui cara
bagaimana cara meminimalisir terjadinya
menghindari infeksi. infeksi.

Keterangan indikator :
√ : skala setelah dilakukan intervensi
O : skala sebelum dilakukan intervensi

E N D O K A R D I T I S | 46
BAB IV
PENUTUP

4. 1 Kesimpulan
Endokarditis merupakan peradangan pada katub dan permukaan
jantung. Endokarditis bisa bersifat endokarditis infeksi dan endokarditis
rematik. Penyebab terjadinya endokarditis rematik disakibatkan langsung
oleh demam rematik yang merupakan penyakit sistemik karena infeksi
streptokokus. Sedangkan endokarditis infeksi (endokarditis bakterial) adalah
infeksi yang disebabkan oleh invasi langsung bakteri atau jenis organisme
lain, sehingga menyebabkan deformitas bilah katup.
Endokarditis tidak dapat dideteksi secara dini, penyakit ini sering
terdeteksi pada level yang lebih parah. Intervensi yang dapat dilakukan
dengan pengobatan Daptomycin untuk mencegah perkembangan bakteri
streptococcus untuk menghindari vegetasi yang lebih parah.

4. 2 Saran
Perlu adanya identifikasi khusus dalam mendeteksi penyakit
endokarditis, dikarenakan gejala yang muncul pada endokarditis hampir sama
dengan penyakit yang lain. Dan apabila tidak ditangani dengan baik akan
menimbulkan hal yang fatal.
Perawat hendaknya selalu menjalin hubungan kerjasama yang baik
atau kolaborasi terhadapa pengobatan pasien endokarditis agar tujuan yang
diharapkan dapat tercapai.

E N D O K A R D I T I S | 47

Anda mungkin juga menyukai