Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses membaca jurnal adalah teknik pembaca dalam menilai secara rasional
karya penulis. Pembaca harus mengandalkan teknik analisa yang tepat. Pada Blok Nifas
dan Menyusui ibu ini mahasiswa dalam mengkritisi jurnal harus mampu memilih jurnal
yang sesuai dengan topik pembahasaan saat itu. Topik pada 29 September 2014 adalah
Pelayanan Kebidanan dalam Masa Nifas Berbasis Terbukti. Dimana dalam makalah ini
jurnal yang dipilih adalah Socio-Economic Inequalities in the Use of Postnatal Care in India.
Jurnal tersebut bertemakan pelayanan postnatal yang sesuai dengan topik yaitu
pelayanan kebidanan dalam masa nifas. Di dalam jurnal akan dibahas tentang
keberhasilan pelayanan postnatal dihubungkan dengan tingkat sosial dan ekonomi.
Dari pernyataan sebelumnya dapat kita lihat persamaan topik dengan jurnal yaitu
pelayanan kebidanan masa nifas berbasis terbuki. Berbasis terbukti relevan dengan
keberhailan pelayanan postnatal ditinjau dari tingkat sosial dan ekonomi.
Makalah ini akan berisikan dari sisi kualitas jurnal, ringkasan jurnal setiap
bagian jurnal mulai dari pendahuluan hingga kesimpulan dan saran, kemudian pada
bagian akhir akan dibahas tentang jurnal yang telah dikritisi berintikan topik dan
argumen penulis.

1
BAB II

RINGKASAN JURNAL

A. Identitas Jurnal
Jurnal Socio-Economic Inequalities in the Use of Postnatal Care in India merupakan
jurnal volume ke-7 yang ditulis oleh Abhishek Singh, Sabu S. Padmadas, Udaya S.
Mishra, Saseendran Pallikadavath, Fiifi A. Johnson, dan Zoe Matthews. Mereka adalah
para ilmuwan yang ahli dibidangnya sehingga mereka mampu untuk menulis karya ini
yang sesuai dengan pekerjaan mereka, berikut penjelasannya:
Nama Penulis Lembaga Penulis

Department of Public Health and


1. Abhishek Singh
Mortality Studies, International
Institute for Population Sciences,
Mumbai, India

Centre for Global Health, Population,


2. Sabu S. Padmadas
Poverty ; Policy and Division of Social
Statistics and Demography, University
of Southampton, Southampton, United
Kingdom
Center for Development Studies,
3. Udaya S. Mishra
Thiruvanathpuram, India
Global Health and Social Care Unit,
4. Saseendran Pallikadavath
School of Health Sciences and Social
Work, University of Portsmouth,
Portsmouth, United Kingdom

Centre for Global Health, Population,


5. Fiifi A. Johnson
Poverty ; Policy and Division of Social
Statistics and Demography, University
of Southampton, Southampton, United
Kingdom

2
Centre for Global Health, Population,
6. Zoe Matthews
Poverty ; Policy and Division of Social
Statistics and Demography, University
of Southampton, Southampton, United
Kingdom

Socio-Economic Inequalities in the Use of Postnatal Care in India dipublikasikan pada


bulan Mei tahun 2012 yang merupakan terbitan PLoS ONE yang merupakan situs
publikasi online internasional. PloS ONE adalah buatan PLoS yaitu organisasi non-profit
dari para ilmuwan dan dokter yang berkomitmen untuk membuat literatur ilmiah dan
medis di dunia dengan sumber daya publik yang tersedia secara bebas.
B. Ringkasan Jurnal
1. Pendahuluan
Lebih dari dua pertiga dari kematian bayi baru lahir terjadi dalam minggu pertama
setelah lahir dan sebagian besar kematian terjadi dalam 24 jam pertama setelah
kelahiran. Ini juga merupakan kasus dengan kematian ibu di mana hampir dua
pertiga terjadi pada periode postnatal. Hal itu juga terjadi di India. 39% kematian
neonatal terjadi pada hari pertama kehidupan di India, sekitar 57% selama tiga hari
pertama dan sebagian besar kematian ibu terjadi antara trimester ketiga dan akhir
minggu pertama setelah kelahiran. Dari pedoman WHO, untuk menerima pelayanan
postnatal secara rutin sangatlah penting bagi semua ibu dan bayi seusai kelahiran,
khususnya untuk bayi dengan berat lahir rendah sangatlah butuh perawatan ekstra,
dan identifikasi atau deteksi komplikasi sejak dini dan sistem rujukan atau
manajemen kondisi keadaan darurat. Setidaknya kunjungan pada postnatal 6 sampai
12 jam setelah kelahiran kemudian 3 sampai 6 hari, 6 minggu, dan kemudian pada
bulan ke 6. Pedoman diatas bertujuan untuk menurunkan angka kematian neonatal
dan maternal. Namun pada kenyataannya ibu-ibu akan mendatangi fasilitas
pelayanan postnatal apabila ada komplikasi yang menyertainya saja. Faktor
penyebabnya yaitu kemiskinan, kurangnya pendidikan dan pengetahuan serta
pelayanan tindak lantut yang tidak memadai sehingga mengakibatkan perempuan
kesulitan menerima pelayanan postnatal. Sampai saat ini belum ada penelitian

3
hubungan antara kesenjangan tingkat sosial ekonomi dengan penerimaan pelayanan
postnatal di India.

2. Kajian Teori
Tahun 2005-2006 tingkat angka kematian bayi adalah sekitar 57 per 1000 kelahiran
hidup. Di Kerala setidaknya mencapai angka 15 dan 73 di Uttar Pradesh. Tingkat
kematian pada ibu adalah 212 per 100.000 kelahiran hidup, dan sangat bervariasi
secara luas di seluruh negara bagian di India. Pemerintah India memperkenalkan
beberapa langkah-langkah kebijakan untuk mengurangi angka kematian neonatal
dan maternal akibat faktor sosial maupun ekonomi. Akan tetapi kebijakan diatas
tidak memfokuskan pada pelayanan postnatal (PNC) hanya memperkuat pada
pelayanan antenatal (ANC). Menurut National Family Health Survey (NFHS-3) 42%
perempuan menerima pelayanan postnatal pada dua hari pertama seusai kelahiran
mereka. Survey tersebut dari wanita hamil yang bersalin pada tempat fasilitas saja,
tidak untuk ibu bersalin di kediamannya sendiri. Makalah ini mengkuantifikasi
tingkat kesenjangan sosial-ekonomi dalam penggunaan berbagai komponen
perawatan postnatal (PNC) di India. Pertama, studi ini meneliti kesenjangan dalam
penggunaan PNC dibandingkan dengan orang-orang yang menerima atau
memanfaatkan perawatan saat lahir dan perawatan antenatal. Kedua, data survei dan
besar sampel baru diberikan dikumpulkan pada 2007-2008 yang mengajukan
pertanyaan spesifik pada PNC sehingga dapat membandingkan ketidaksetaraan
dalam penggunaan PNC antara kelahiran di fasilitas Rumah Sakit dan kelahiran di
rumah. Selain itu, diperkirakan kesenjangan sosial ekonomi pada kasus kelahiran
yang berisiko dengan tindakan sesar dan kelahiran dengan komplikasi maternal.

3. Metodologi
Data yang digunakan adalah data dari DLHS-3 yaitu District Level Household
Survey pada tahun 2007-2008 di 601 kabupaten dari 34 n3gara dan wilayah persatuan
di India. Total 643.944 perempuan menikah pada usia 15-49 tahun dan 166.260
perempuan belum menikah diusia 15-24 tahun. Data wanita yang telah bersalin
dikumpulkan dalam lima tahun terakhir. Kemudian dipantau wanita yang telah
mendapat pelayanan postnatal. DLHS-3 juga menganalisis dalam jenis waktu serta
tempat kelahiran, komplikasi selama kelahiran dan kelahiran sesar. Variabel yang

4
penting adalah status ekonomi keluarga. Dihitung dari aset rumah dan barang-
barang yang mereka miliki. Data pendapatan perbulan tidak ditinjau sehingga hal ini
yang akan membuat data ini bias. Data juga dilengkapi dengan pendidikan, tempat
dan wilayah tempat tinggal, urutan kelahiran, dan jenis kelamin anak.

4. Pembahasan
Dari metode diatas ada beberapa hasil yang ditarik yaitu pertama adalah
perbandingan penggunaan jasa Postnatal Care (PNC) dengan Antenatal Care (ANC),
dimana sebanyak 44% dari ibu yang diwawancarai menerima PNC dalam 2 hari
setelah kelahiran mereka. 45% bayi baru lahir juga telah dipantau dalam 24 jam
setelah kelahiran mereka. Dan 62% bayi menerima PNC sebanyak dua atau lebih
pelayanan dalam 10 hari setelah kelahiran mereka. 55% mereka menerima pelayanan
dari fasilitas pribadi dan bukan pemerintahan. Sebagai catatan 58% ibu mengalami
komplikasi selama melahirkan. 8% diantaranya bersalin dengan seksio sesarea.
Sisanya bersalin pervaginam. Hasilnya orang kaya empat kali lebih besar telah
menerima dan memanfaatkan ANC dibanding yang miskin dan orang kaya tiga kali
lebih besar akan memanfaatkan PNC dibandingkan dengan yang miskin. Bayi dari
rumah tangga orang kaya lebih sering mendapat fasilitas pelayanan empat kali lebih
besar karena mereka menggunakan fasilitas pribadai, dan yang miskin tidak
memanfaatkan fasilitas pemerintah untuk mendapatkan PNC. Bayi dan Ibu dengan
latar belakang keluarga kaya akan lebih sering untuk dikunjungi petugas dari pada
latar belakang miskin. Hasil diatas juga berlaku untuk fasilitas swasta. Keluarga
miskin lebih sering menerima fasilitas pemerintah. Latar belakang kaya juga lebih
baik dalam menerima ANC dibanding orang miskin. Sedangkan PNC tidak sama
dibanding layanan lain. Orang kaya akan lebih diterima di fasilitas swasta
dibandingkan dengan yang miskin. Sehingga kesenjangan antara terkaya dan
termiskin sangat jauh karena fasilitas pribadi dan kelahiran di rumah.
Ketidaksetaraan PNC pada komplikasi ibu dengan resikoi tinggi dihubungkan
dengan sosial ekonomi. Namun hal ini ditinjau hanya dari ibu yang melahirkan
dengan sesar dan ibu dengan komplikasi. Hasilnya berbeda dengan perkiraan para
penulis karena yang kaya tetap akan menerima fasilitas PNC dibanding yang miskin.
Sehingga hasil didapatkan pada kasus kelahiran sesar tidak ada hubungannya

5
dengan PNC. Hasil itu berbeda dengan keyakinan penulis bahwa ibu dengan
komplikasi harus lebih sering mendapat PNC.
5. Kesimpulan dan Saran
Pemanfaatan PNC di India sangat rendah, mengingat risiko kematian ibu dan bayi
segera setelah kelahiran itu tinggi. Namun, ada bukti yang menunjukkan bahwa
penggunaan PNC efektif mengatasi masalah diatas. Ada juga kesenjangan sosial
ekonomi yang signifikan dalam akses penggunaan PNC. PNC tidak memadai pada
ibu-ibu rumah tangga yang kurang beruntung secara ekonomi. Sehingga layanan
PNC harus diperkuat bukan saja pada ANC.

6
BAB III
PEMBAHASAN

Jurnal Socio-Economic Inequalities in the Use of Postnatal Care in India membahas


kesenjangan sosial ekonomi di India sehingga mempengaruhi pelayanan postnatal.
Penulis jurnal ini sangatlah ahli dibidangnya, sehingga mereka mampu untuk
melakukan riset ini. Abhishek Singh yang latar belakangnya dari Department of Public
Health and Mortality Studies, International Institute for Population Sciences
berpartisipasi dalam pengumpulan data riset dan hubungannya dengan tingkat
kematian neonatal dan maternal. Sabu S. Padmadas, Fiifi A. Johnson, dan Zoe Matthews
yang latar belakangnya dari Centre for Global Health, Population, Poverty and Policy
and Division of Social Statistics and Demography, University of Southampton,
Southampton, United Kingdom berpartisipasi dalam pengumpulan survey dan data
riset. Udaya S. Mishra dari Center for Development Studies, Thiruvanathpuram, India
dan Saseendran Pallikadavath dari Global Health and Social Care Unit, School of Health
Sciences and Social Work, University of Portsmouth, Portsmouth, United Kingdom
sangat berkontribusi dari persediaan alat bahan dan analisis. Dapat dilihat diatas bahwa
latar belakang penulis rata-rata dari departemen yang kompeten dan sesuai topik jurnal
yang berhubungan dengan kependudukan dan sistem pelayanan kesehatan.

Penulis juga membahas argumen-argumen mereka pada bagian pendahuluan.


Dimana mereka menyatakan mempromosikan perawatan antenatal dan persalinan oleh
tenaga terlatih pada saat lahir saja tidak cukup untuk meningkatkan kesehatan ibu dan
anak. Selain itu penulis uga menyatakan meskipun ada inisiatif dari WHO dan upaya
kebijakan pemerintah, mereka tetap berfokus pada pelayanan antenatal dan reproduksi
saja tidak pada pelayanan tindak lanjut kelahiran atau postnatal. Penulis mengatakan
penelitian seperti ini belum ada dimana penulis bermain dengan analisis data
kependudukan untuk memahami tingkat sosial dan perbedaan ekonomi dalam
pemanfaat pelayanan postnatal. Penulis mengungkapkan bahwa India memiliki
masalah tentang malnutrisi dan kemiskinan sehingga mempengaruhi kesehatan mereka
dan anak-anak sangatlah rentan terpengaruh kesehatannya sehingga mampu berakibat
pada pemanfaatan peraatan selama kehamilan dan postpartum. Penulis sangat
menekankan argumen mereka pada pedoman WHO dan kebijakan pemerintah yang

7
kurang memperkuat pelayanan postnatal dan hanya memandang pelayanan antenatal
dalam reproduksi pelayanan kesehatan.

Pada kajian teori penulis menyertakan pedoman WHO yaitu menerima


pelayanan postnatal secara rutin sangatlah penting bagi semua ibu dan bayi seusai
kelahiran, khususnya untuk bayi dengan berat lahir rendah sangatlah butuh perawatan
ekstra, dan identifikasi atau deteksi komplikasi sejak dini dan sistem rujukan atau
manajemen kondisi keadaan darurat. Setidaknya kunjungan pada postnatal 6 sampai 12
jam setelah kelahiran kemudian 3 sampai 6 hari, 6 minggu, dan kemudian pada bulan
ke 6. Pedoman diatas bertujuan untuk menurunkan angka kematian neonatal dan
maternal. Tahun 2005-2006 tingkat angka kematian bayi adalah sekitar 57 per 1000
kelahiran hidup. Di Kerala setidaknya mencapai angka 15 dan 73 di Uttar Pradesh.
Tingkat kematian pada ibu adalah 212 per 100.000 kelahiran hidup, dan sangat
bervariasi secara luas di seluruh negara bagian di India. Pemerintah India
memperkenalkan beberapa langkah-langkah kebijakan untuk mengurangi angka
kematian neonatal dan maternal akibat faktor sosial maupun ekonomi. Akan tetapi
kebijakan diatas tidak memfokuskan pada pelayanan postnatal (PNC) hanya
memperkuat pada pelayanan antenatal (ANC). Menurut National Family Health Survey
(NFHS-3) 42% perempuan menerima pelayanan postnatal pada dua hari pertama seusai
kelahiran mereka. Survey tersebut dari wanita hamil yang bersalin pada tempat fasilitas
saja, tidak untuk ibu bersalin di kediamannya sendiri. Makalah ini mengkuantifikasi
tingkat kesenjangan sosial-ekonomi dalam penggunaan berbagai komponen perawatan
postnatal (PNC) di India.

Diatas merupakan ringkasan kajian teori dalam jurnal. Jurnal ini sangatlah erat
dengan analisa data kependudukan dan pelayanan yang mereka terima. Sehingga
dalam kajian teori pasti akan dipilih pembasan tentang analisa data kependudukan
berupa atingkat angka kematian dan kehidupan di India. Selain itu jurnal ini membahas
tentang tingkatan sosial dan ekonomi kependudukan. Maka dapt dilihat pada kaian
teori tentang tingkatan status sosial dan ekonomi ditinjau dari kepemilikan aset
penduduknya untuk memilah status kaya dan miskin.

Pada bagian pembahasan ditemukan bukti temuan jelas bahwa PNC tidak
digunakan dengan adil di India. Ada bukti bahwa akses pelayanan dan faktor biaya

8
menentukan pelayanan antenatal dan perawatan melahirkan di India termasuk
transportasi yang buruk, biaya tidak langsung yang tidak dapat dicapai rakyat miskin
serta pengeluaran yang berkaitan dengan pelayanan dan lebih penting lagi kualitas
pelayanan kesehatan ibu yang kurang beruntung status ekonominya. Sebab itu
dibutuhkan jalan keluar dimana sistem perawatan kesehatan ibu di India harus dirubah
agar efisien dalam penyediaan layanannya tanpa ada bentuk diskriminasi dan juga
seharusnya disesuaikan dengan kebutuhan klien. Pada jurnal juga ditemukan
ketimpangan sosial-ekonomi dalam pelayanan postnatal pada kasus kelahiran sesar.
Hal ini cukup mengejutkan mengingat fakta bahwa perempuan setelah sesar harus
tinggal lebih lama di fasilitas persalinan setelah operasi sesar. Perempuan latar
belakangnya beruntung pada status ekonomi secara khusus lebih mungkin mendapat
pelayanan postnatal memadai dibandingkan orang yang rendah status ekonominya.
Rakyat yang ekonominya rendah akan terpinggirkan dari penggunaan layanan PNC. Di
sisi lain yang dapat mereka andalkan adalah fasilitas kesehatan pemerintah.

Kesimpulan dari jurnal yaitu, India sangat membutuhkan paket kesehatan ibu
yang komprehensif untuk perawatan bayi baru lahir demi mensukseskan Tujuan
Pembangunan Milenium PBB. Promosi kesehatan dan kampanye kesehatan diperlukan
untuk memperkuat komponen perawatan postnatal dalam sistem perawatan kesehatan
ibu dan bayi. Agar efisien maka perlu adanya pemantauan dan analisis indikator
kesehatan seperti keberhasilan perawatan postnatal. Selanjutnya analisis
dikelompokkan berdasarkan wilayah geografis tempat tinggal.

Terdapat bias pada jurnal ini yaitu data dari DLHS-3 tidak memuat data pendapatan
perbulan sehingga hal ini yang akan membuat data ini bias. Bila diingat bahwa jurnal
ini membahas tingkat ekonomi dari sampel. Penelitian ini tidak bisa menggabungkan
efek geografis karena analisis secara eksplisit difokuskan untuk membangun bukti di
tingkat nasional. Mengingat sosio-ekonomi dan keragaman geografis di India, survei
skala besar seperti DLHS harus mengumpulkan informasi lebih lanjut tentang
perawatan postnatal untuk memungkinkan analisis terperinci seusai kelahiran di
tingkat negara bagian dan regional. Kurangnya informasi dari data DLHS apakah ibu
yang melahirkan dengan sesar mendapat PNC sebelum atau setelah keluar dari fasilitas

9
tersebut. Sebagai kesimpulan yaitu pemanfaatan PNC di India sangat rendah,
mengingat risiko kematian ibu dan bayi segera setelah kelahiran itu tinggi.

10
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Jurnal Socio-Economic Inequalities in the Use of Postnatal Care in India membahas
kesenjangan sosial ekonomi dalam penggunaan perawatan postnatal (PNC)
dibandingkan dengan perawatan antenatal. Kedua, ingin membandingkan kesenjangan
dalam penggunaan PNC antara kelahiran pada fasilitas kesehatan dan kelahiran di
rumah dan yang ketiga untuk menentukan kesenjangan dalam penggunaan PNC antara
ibu dengan risiko tinggi kelahiran. Pemanfaatan PNC di India sangat rendah, mengingat
risiko kematian ibu dan bayi segera setelah kelahiran itu tinggi. Hasilnya ditemukan
kesenjangan yang signifikan pada ketiga hal diatas bahwa keluarga dengan latar
belakang beruntung secara ekonomi akan lebih menerima perawatan PNC dari pada
keluarga dengan latar belakang ekonomi yang rendah. Sehingga layanan PNC harus
diperkuat bukan saja pada ANC.
Penelitian ini berkontribusi besar bahwa selama ini perawatan postnatal tidak
merata akibat faktor sosial dan ekonomi yang lebih condong ke arah diskriminasi dalam
pemberian pelayanan di lahan. Akibat adanya penelitian ini maka India harus merubah
sistem pelayanannya aga efisien, merata dan adil. Kelemahan jurnal ini yaitu data
DLHS-3 itu dikumpulkan tahun 2007-2008 kemudian penelitian selesai pada tahun 2011
dan baru dipublikasikan pada Mei 2012. Data juga tidak meninjau pendapatan perbulan
untuk memilah tingkat ekonomi dari sampel yang berefek bias. Selain itu data juga tidak
meninjau sampel dari kehamilan dengan risiko tinggi. Terakhir pada jurnal ini terdapat
40 referensi dan 8 diantaranya referensi sudah terlalu lama.

B. Saran

India sangat membutuhkan paket kesehatan ibu yang komprehensif untuk


perawatan bayi baru lahir demi mensukseskan Tujuan Pembangunan Milenium PBB.
Promosi kesehatan dan kampanye kesehatan diperlukan untuk memperkuat komponen
perawatan postnatal dalam sistem perawatan kesehatan ibu dan bayi. Agar efisien maka
perlu adanya pemantauan dan analisis indikator kesehatan seperti keberhasilan

11
perawatan postnatal. Selanjutnya analisis dikelompokkan berdasarkan wilayah
geografis tempat tinggal.

12

Anda mungkin juga menyukai