A. Tumbuhan Beracun
A.1. Definisi Tumbuhan Beracun
Racun adalah zat atau senyawa yang dapat masuk ke dalam tubuh dengan
berbagai cara yang menghambat respon pada sistem biologis sehingga dapat
berbagai bahan kimia yang mempunyai sifat berbahaya atau bersifat racun, telah
diketahui. Namun tidak demikian halnya dengan beberapa jenis hewan dan
mengandung racun alami, walaupun dengan kadar yang sangat rendah. Tanaman
dan mineral yang berguna bagi kesehatan manusia serta merupakan komponen
penting untuk diet sehat. Meskipun demikian, beberapa jenis sayuran dan buah-
manusia. Racun alami adalah zat yang secara alami terdapat pada tumbuhan, dan
digunakan oleh manusia atau hewan yang dapat menerima dampaknya. Syahputra
(2001) pernah meneliti lebih kurang 700 spesies tumbuhan yang beracun dan
masih banyak lagi yang belum diketahui. Tumbuhan yang digolongkan ke dalam
14
tumbuhan tinggi
manusia. Namun ada beberapa yang jarang bahkan tidak dimanfaatkan oleh
tanaman yang dibeli ataupun didapat dari teman-teman merupakan tanaman yang
belum ada penawar. Jadi sebaiknya diusahakan jangan sampai terpapar racun
Terdapatnya racun atau anti nutrisi pada tumbuhan pada umumnya terjadi
karena faktor dalam (faktor intrinsik) yaitu suatu keadaan dimana tumbuhan
tersebut secara genetik mempunyai atau mampu memproduksi anti nutrisi tersebut
dalam organ tubuhnya. Zat-zat anti nutrisi alkaloid, asam amino toksik, saponin
dan lain-lain adalah beberapa contohnya. Faktor lainnya adalah faktor luar (faktor
unsur anti nutrisi tersebut, tetapi karena pengaruh luar yang berlebihan
ataumendesak, zat yang tidak diinginkan mungkin masuk dalam organ tubuhnya.
radioaktif yang masuk dalam rantai metabolik unsur yang kemudian terdeposit
15
(Ardianto, 2013).
mengandung zat-zat atau senyawa kimia yang berbeda-beda. Senyawa racun yang
bersifat alami dalam tumbuhan beracun belum sepenuhnya diketahui dan belum
mengandung dua atau lebih senyawa racun yang berbeda komponen kimianya
kimia yang dihasilkan tumbuhan beracun melalui metabolit sekunder terbagi atas
A.2.1. Alkaloid
ditimbulkan hanya dalam dosis kecil. Kadar alkaloid pada tumbuhan berbeda-
tumbuhan. Efek terkontaminasi alkaloid adalah pupil yang membesar, kulit terasa
16
Hanya sebagian polipeptida dan asam amino yang bersifat racun. Bila
A.2.3. Glikosida
hidrolisis, yang biasa disebut aglikon. Glikosida adalah senyawa yang paling
apabila terkontaminasi glikosida adalah iritasi pada mulut dan perut, diare hingga
menyebabkan overdosis.
Kadar asam oksalat pada tumbuhan tergantung dari tempat tumbuh dan
iklim, yang paling banyak adalah saat akhir musim panas dan musim gugur.
Karena oksalat dihasilkan oleh tumbuhan pada akhir produksi, yang terakumulasi
dan bertambah selama tumbuhan hidup. Gejala yang ditimbulkan adalah mulut
kehilangan suara selama dua hari, dan hingga menyebabkan kematian jika
terhirup.
A.2.5. Resin
penol, alkohol dan zat-zat netral lainnya yang mempunyai karakteristik fisis
tertentu. Efek keracunan yaitu iritasi langsung terhadap tubuh atau otot tubuh.
17
A.2.6. Phytotoxin
sebagian kecil tumbuhan dan memiliki tingkat keracunan yang tinggi. Akibat
A.2.6. Saponin
dipermukaan air bila dicampurkan atau diaduk, yang telah dikenal serta diakui
sebagai sabun alami dan telah menyebabkan beberapa tanaman seperti soapwort
(Saponaria officinalis) umum digunakan sebagai sabun untuk waktu yang lama.
Saponin ketika dikonsumsi dalam jumlah yang lebih besar dari pada yang
diizinkan, senyawa ini menjadi tergolong beracun. Gejala yang ditimbulkan bagi
darah, senyawa ini dapat merusak ginjal dan hati serta mempengaruhi sistem saraf
A.2.7. Tanin
terhadap seranga eksternal dari predator yang memiliki rasa pahit atau kelat. Jika
terkonsumsi lebih dari 100 mg bisa menghsilkan masalah pada saluran pencernaan
18
dan lain-lain.
B. Pestisida
bahasa sehari-hari. Nama ini berasal dari pest (hama) dan memiliki akhiran – cide
(pembasmi).
akar), ovisida (telur), pedukulisida (kutu atau tuma), piscisida (ikan), rodentisida (
Atraktan (zat kimia pembau sebagai penarik serangga dan menangkapnya dengan
kedelai), desiccant (zat yang digunakan untuk mengeringkan daun atau bagian
19
penolak atau penghalau serangga atau hama yang lainnnya; contohnya kamper
untuk penolak kutu, minyak sereb untuk penolak nyamuk), sterilan tanah (zat
yang berfungsi untuk mensterilkan tanah dari jasad renik atau biji gulma),
berguna sebagai perekat pestisida supaya tahan terhadap angin dan hujan),
Inhibitor (zat unuk menekan pertumbuhan batang dan tunas) dan Stimulan
harus tersedia antidote untuk pestisida tersebut, sebisa mungkin aman bagi
lingkungan fisik dan biota, relatif aman bagi pemakai (LD 50 dermal dan oral
C. Biopestisida
Tanaman atau juga disebut dengan pestisida hayati. Biopestisida merupakan salah
satu solusi ramah lingkungan dalam rangka menekan dampak negatif akibat
penggunaan pestisida non hayati yang berlebihan. Saat ini Biopestisida telah
20
biopestisida ini telah lama dikenal dan diterapkan oleh nenek moyang kita sebagai
salah satu kearifan lokal. Sangat disayangkan bahwa kearifan lokal ini sudah
dan relatif murah, bahkan terkadang melimpah di alam. Dalam kaitannya dengan
salah satu komponen teknologi yang direkomendasikan oleh banyak ahli. Bahan-
bahan yang digunakan untuk pembuatan biopestisida berasal dari bahan hidup
nimbi, dll) dan mikroba (cendawan, bakteri, virus dan protozoa). Berdasarkan
serangga.
untuk jamur atau fungi disebut biofungisida, dan untuk gulma disebut dengan
21
Cagar Alam Dolok Saut ditetapkan menjadi cagar alam berdasarkan GB.
kawasan hutan Dolok Saut tetap dipertahankan sebagai kawasan suaka alam. Dan
Penunjukan Luas Kawasan Hutan Propinsi Sumatera Utara, Cagar Aalam Dolok
hutan lindung Dolok Saut register 17. Pada bagian barat batas cagar alam dengan
hutan lindung Aek Raut. Letak geografis Cagar Alam Dolok Saut berada di
koordinat 99o11’10” Bujur Timur dan 01o54’45” Lintang Utara dan pada
ketinggian 1.280 s/d 1.360 mdpl. Secara administrasi pemerintah Cagar Alam
langsung di lapangan adalah sepanjan 1,4 km. Berdasarkan informasi dari balai
pemantapan kawasan hutan wilayah I medan dan dari dokumen yang ada di
kawasan ini belum dilakukan penataan batas. Berdasarkan data yang diperoleh
dari dinas kehutanan tapanuli utara bahwa proses verbal tentang pengumuman
batas-batas hutan yang telah dibuat diatur berdasaekan kebulatan mufakat pada
tangal 25 oktober 1935 dengan catatan bahwa terdapat 5 buah pal yaitu NM. 5,
22